Anda di halaman 1dari 1

Portal Dunia Pareza

Disini adalah tempat dimana aku dan kisahku


kuceritakan dalam bentuk tulisan, kalau mau
dengerin cerita aslinya langsung saja ya kalau
ntar ketemu...hehehe. Huruf demi huruf
terangkai menjadi kalimat yang menjadi alur
cerita kisahku....baca dulu....trus coment
ya.....#peace

Rabu, 14 Januari 2015

MAKALAH ASAS-ASAS
BIMBINGAN KONSELING

MAKALAH
BIMBINGAN KONSELING
STAIN2 COLOR

Disusun Oleh:
Pareza Nasari
Nim: 13531058
Dwi Jayanti
Nim: 13531055
M.Ade Stiawan
Nim:13531038
PRODI PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
NEGERI
(STAIN)CURUP
2013

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya,
sehingga dengan keridaan-Nya pula dan kerja
keras penulis makalah tentang ASAS-ASAS
BIMBINGAN DAN KONSELING ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Dengan adanya makalah ini, penulis
mengharapkan kita dapat ikut adil dalam
memanfaatkan ilmu yang ada. Karena
kebanyakan dari kita ada yang menganggap
sepele mengenai asas-asas bimbingan konseling.
Penulis tetap menerima apa bila ada kritik
dan saran dari para pembaca guna
penyempurnaan makalah ini. Penulis sadar
bahwa penulis hanya manusia biasa yang tak
luput dari kesalahan.
Semoga makalah ini dapat digunakan dan
memberi manfaat bagi kita semuademi
menambah pengetahuan kita.

Curup,23 september 2013

Penulis,

DAFTAR ISI
Kata
Pengantar.................................................................... i
Daftar
Isi.............................................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN.........................................................
........... iii
Latar
Belakang......................................................................
iv
a.Rumusan
masalah..............................................................
b.Tujuan
penulisan................................................................
c.Manfaat
penulisan.............................................................
BAB II
PEMBAHASAN...........................................................
............ 1
1.1 Pengertian Asas Bimbingan dan
Konseling....................... 2
2.2 Asas-asas Bimbingan dan
Konseling................................. 3
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan...................................................................
......... 4
Saran..............................................................................
....... 5
DAFTAR PUSTAKA
ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan dan Konseling merupakan
pekerjaan pelayanan yang professional, yang
menguraikan pemahaman, penanganan dan
penyikapan tentang keadaan seseorang yang meliputi
unsur kognisi, afeksi, dan psikomotori.Pekerjaan ini
sangat penting sekali dalam dunia pendidikan, agar
tercipta keserasian atau keharmonisan antara guru
dengan siswa. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 1 Ayat 1 dan 6 :Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Pendidik adalah
tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor,
instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai
dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan.
Keberhasilan pelaksanaan bimbingan dan
konseling sangat ditentukan oleh kaidah-kaidah yang
berlaku atau dalam kata lain disebut “asas”. Asas-asas
bimbingan dan konseling adalah merupakan rukun
yang harus dipegang teguh dan dikuasai oleh seorang
guru pembimbing/ konselor dalam menjalankan
pelayanan atau kegiatan bimbingan dan konseling.
Asas-asas tersebut adalah sebagai jiwa dan nafas dari
seluruh kehidupan layanan bimbingan dan konseling.
Apabila asas-asas ini tidak dijalankan dengan baik,
maka penyelenggaraan bimbingan dan konseling akan
berjalan tersendat-sendat atau bahkan terhenti sama
sekali.

iii

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka
rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah
ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan asas bimbingan dan
konseling?
2. Apa saja asas-asas dalam pelayanan bimbingan dan
konseling?
3. Bagaimana Deskripsi asas-asas bimbingan dan
konseling tersebut?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian asas bimbingan dan
konseling
2. Untuk mengetahui asas-asas dalam pelayanan
bimbingan dan konseling
3. Untuk dapat memahami asas-asas bimbingan dan
konseling

D. Manfaat
Dari uraian tujuan di atas maka dapat diketahui
manfaat dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Sebagai bahan bacaan untuk menambah
pengetahuan tentang pengertian asas bimbingan dan
konseling.
2. Meningkatkan kualitas peserta didik dalam
mengembangan potensi yang ada dalam dirinya.
3. Sebagai refrensi dalam berdiskusi.

iv

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Asas Bimbingan dan Konseling


Dalam kamus besar bahasa Indonesia asas
berarti “Dasar”. Tetapi asas dalam pengertian disini
adalah bukan dasar tetapi “Rukun”.Jadi asas
bimbingan dan konseling berarti “Rukun yang harus
dipegang teguh dan dikuasai oleh seorang guru
pembimbing atau konselor dalam menjalankan
pelayanan atau kegiatan bimbingan dan konseling”.
(hasil diskusi kelas : 25-03-2012).Setiap kegiatan
kadang-kadang ada asas yang dijadikan pegangan
dalam melaksanakan kegiatan tersebut.Demikian pula
dalam layanan/ kegiatan bimbingan dan konseling, ada
asas yang dijadikan pegangan dalam menjalankan
kegiatan itu.Menurut Prayitno ada dua belas asas yang
harus menjadi dasar pertimbangan dalam kegiatan
pelayanan bimbingan dan koseling.

B. Asas – Asas Bimbingan Konseling


Pelayanan bimbimngan dan konseling adalah
pekerjaan profesional sesuai dengan makna apeksi,
dan perlakuan konselor terhadap kasus, pekerjaan
profesional itu harus di laksanakan dengan mengikuti
kaidah –kaidah yang menjamin efisien dan efektivitas
proses dan lainnya. Kaidah – kaidah tersebut di
dasarkan atas tuntutan keilmuan layanan di satu segi (
antara lain bahwa layanan harus di dasarkan atas data
dan tingkat perkembangan klien ), dan tuntunan
oktimalisasi proses peyelenggaraan pelayanan di segi
lain ( yaitu antara lain suasana konseling di tandai oleh
adanya kehangatan, pemahaman, penerimaan,
kebebasan, dan keterbukaan, serta sebagai sumber
daya yang perlu di aktifkan.
Dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan
dan konseling kaidah – kaidah tersebut di kenal
dengan asas bimbingan dan konseling, yaitu ketentuan
– ketentuan yang harus di terapkan dalam
peyelenggaraan pelayanan itu.
Asas – asas yang di maksud adalah asas
kerahasian, kesukarelaan, keterbukaan, kekinian,
kemandirian, kegiatan, kedinamisan, keterpaduan,
kenormatifan, keahlian, alih tangan, dan tutwuri
hadayani ( prayitno,1987 )

1. Asas Kerahasiaan
Asas-asas kerahasian yaitu menuntun
dirahasiakanya segenap data dan keterangan peserta
didik yang menjadi sasaran layanan , yaitu data atau
keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui
oleh orang lain .

Sebagaimana telah diketahui bahwa dalam


kegiatan bimbingan dan koseling, kadang-kadang
konseli harus menyampaikan hal-hal yang sangat
pribadi/ rahasia kepada konselor.Oleh karena itu
konselor harus menjaga kerahasiaan data yang
diperolehnya dari konselinya.
Sebgai konselor berkewajiban untuk menjaga
rahasia data tersebut, baik data yang diperoleh dari
hasil wawancara atau konseling, karena hubungan
menolong dalam bimbingan dan konseling hanya
dapat berlangsung dengan baik jika data informasi
yang dipercayakan kepada konselor atau guru
pembimbing dapat dijamin kerahasiaannya. Asas ini
bisa dikatakan sebagai “Asas Kunci” dalam kegiatan
pelayanan bimbingan dan konseling, karena dengan
adanya asas kerahasiaan ini dapat menimbulkan rasa
aman dalam diri konseli.
Berdasarkan apa yang dikemukakan di atas,
maka apa yang terjadi saat pelayanan bimbingan dan
konseling yang dilakukan oleh konselor dan konseli
baik itu isi pembicaraan atau pun sikap konseli,
kerahasiaanya perlu dihargai dan dijaga dengan baik.
Demikian pula catatan-catatan yang dibuat sewaktu
atau pun sesudah wawancara atau konseling perlu
disimpan dengan baik dan kerahasiaanya dijaga
dengan cermat oleh konselor.
Contoh asaa kerahasian :ada seorang konseli
yang menceritakan kepada konselor bahwa seorang
konseli itu memiliki penyakit HIV yang didapatnya
sejak lama maka seorang konselor harus bisa menjaga
kerahasian tersebut agar penyakit konseli itu tidak di
ketahui oleh orang banyak .

2. Asas Kesukarelaan
Asas kesukarelaan yaitu assa BK yang
menghendaki adanya kesukaaan dan kerelaan peserta
didik mengikuti atau menjalankan layanan atau
kegiatan yang di peruntukan baginya . Telah
dikemukakan bahwa bimbingan merupakan proses
membantu individu.
Perkataan membantu disini mengandung arti
bahwa bimbingan bukan merupakan suatu paksaan,
akan tetapi merupakan suatu binaan. Oleh karena itu
dalam kegiatan bimbingan dan konseling diperlukan
adanya kerjasama yang demokratis antara konselor/
guru pembimbing dengan konselinya. Kerjasama akan
terjalin bilamana konseli dapat dengan suka rela
menceritakan serta menjelaskan masalah yang
dialaminya kepada konselor.
Contoh asas kesukarelaan : ada seorang peserta
didik yang selalu tidak masuk dikarenakan tidak suka
pada pada salah satu mata pelajaran di sekolahnya ,
sebagai guru konselor seharusnya kita harus mengubah
sikap/perilaku konseli tersebut agar dapat suka pada
mata pelajaran tersebut dengan selalu membina dan
mengembangkanya.
3. Asas Keterbukaan
Asas keterbukaan yaitu asas BK yang
menghendaki agar peserta didik yang menjadi sasaran
layanan atau kegiataan bersikap terbuka dan tidak
berpura-pura, baik di dalam memberikan keterangan
tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima
berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna
bagi pengembangan dirinya .
Asas keterbukaan merupakan asas yang sangat
penting bagi konselor/ guru pembimbing, karena
hubungan tatap muka antara konselor dan konseli
merupakan pertemuan bathin tanpa tedeng aling-
aling.Dengan adanya keterbukaan ini dapat
ditumbuhkan kecenderungan pada konseli untuk
membuka dirinya, untuk membuka kedok hidupnya
yang menjadi penghalang bagi perkembangan
psikisnya.Konselor yang sukses adalah konselor yang
bisa memudahkan konseli untuk membuka dirinya dan
berusaha memahami lebih jauh tentang dirinya
sendiri.Truax dan Carkhuff menyimpulkan bahwa
“ada hubungan yang erat antara keterbukaan konselor
dan kemampuan klien membuka diri (self
exploration).”
Asas ini menghendaki agar konseli bersifat
terbuka dan tidak berpura-pura dalam memberikan
keterangan maupun informasi.Dalam hal ini konselor/
guru pembimbing berkewajiban mengembangkan
keterbukaan konseli.Agar konseli dapat terbuka, guru
pembimbing terlebih dahulu harus bersikap terbuka
dan tidak berpura-pura. Hal demikian akan mendorong
konseli mengekspresikan pengalaman pribadinya.
Keterusterangan dan kejujuran si terbimbing
akan terjadi jika si terbimbing tidak lagi
mempersoalkan asas kerahasiaan dan kesuka relaan ;
maksudnya , si terbimbing telah betul-betul telah
mempercayai konselornya lebih jauh, keterbukaan
akan semakin berkembang apabila klien tahu bahwa
kinselornya terbuka.
Keterbukaan di sini di tinjau dari dua arah.
Dari pihak klien di harapkan pertama-tama mau
membuka diri sendiri sehingga apa yang ada pada
dirinya dapat di ketahui oleh orang lain, dan kedunya
mau membuka diri dalam arti mau menerima saran-
saran dan masukan lain lainya dari pihak luar.
Contoh asas keterbukaan : ada seorang konseli
yang memiliki sifat tertutup sebagai konselor kita
harus dapat mengubah konseli untuk bicara secara
terbuka dan tidak berpura-pura dalam menceritakan
maslah pribadinya sendiri ,sehingga konseli dapat
berbicara jujur dan merasa nyaman dalam
menyampaikan masalahhnya.

4. Asas Kekinian
Asas kekinian yaitu asas bimbingan yang
mengkehendaki agar obyek sasaran layanan BK ialah
permasalahan peserta didik dalam kondisi masa
sekarang. Layanan yang berkenan dengan masa depan
atau masa lamoau dilihat dampak atau kaitan dengan
kondisi yang ada dan apa yang dapat diperbuat
sekarang .Pada umumnya pelayanan bimbingan dan
konseling bertitik tolak dari masalah yang dirasakan
konseli saat kini atau sekarang, namun pada dasarnya
pelayanan bimbingan dan konseling itu sendiri
menjangkau dimensi waktu yang lebih luas, yaitu
masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang.
Permasalahan yang dihadapi oleh konseli
sering bersumber dari rasa penyesalannya terhadap apa
yang terjadi pada masa lalu, dan kekhawatiran dalam
menghadapi apa yang akan terjadi pada masa yang
akan datang, sehingga ia lupa dengan apa yang harus
dan dapat dikerjakannya pada saat ini.
Sesuai apa yang terkemukan di atas, maka
diharapkan konselor dapat mengarahkan konseli untuk
memecahkan masalah yang sedang dihadapinya
sekarang. Sebagaimana firman Allah SWT
Artinya :
“Demi masa.Sesungguhnya manusia itu benar-benar
dalam kerugian.Kecuali orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati
supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati
supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al Ashr : 1-3).
Contoh asaa kekinian ; konselor tidak banyak
fokus pada masalah yang telah di hadapi , tetapi
konselor harus terus memantau perkembangan konseli
baik fisik dan psikisnya.
5. Asas Kemandirian
Asas kemandirian yaitu asas BK yang
menunjuk pada tujuan umum BK,yaitu : peserta didik
sebagai sasaran layanan BK diharapkan menjadi
individu –individu yang mandiri dengan ciri-ciri
mengenal dan menerima diri sendiri dan
lingkungannya, mampu mengambil keputusan
,mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri.
Salah satu tujuan pemberian layanan
bimbingan dan konseling adalah agar konselor
berusaha menghidupkan kemandirian di dalam diri
konseli.Ciri-ciri kemandirian tersebut yaitu mengenal
dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu
mengambil keputusan, mengarahkan serta
mewujudkan diri sendiri. Guru pembimbing
hendaknya mampu mengarahkan segenap pelayanan
bimbingan dan konseling yang diselenggarakannya
bagi berkembangnya kemandirian konseli. Agar dapat
tumbuh sikap kemandirian tersebut, maka konselor
harus memberikan respon yang cermat terhadap
konseli atas keluhan-keluhan yang
diungkapkan.Individu yang terbimbing setelah dibantu
diharapkan dapat mandiri dengan ciri-ciri pokok
mampu:
(a).mengenal diri sendiri dan lingkungan
sebagaimana mestinya.
(b).menerima diri sendiri dan lingkungan
secara positif dan dinamis.
(c).mengambil keputusan untuk dan oleh diri
sendiri.
(d).mengarahkan diri sesui dengan keputusan
itu.
(e).mewujudkan diri secara optimal sesuai
dengan potensi,minat dan kemampuan-
kemampuan yang di miliki.
Kemandirian dengan ciri-ciri umum di atas
haruslah disesuikan dengan tingkat perkembangan dan
peranan klien dalam kehidupan sehari-hari.
Kemandiran sebagai hasil konseling menjadi arah dari
keseluruhan proses konseling, dan hal itu didasari baik
oleh konselor maupun klien.
Contoh asaa kemandirian : ada seorang konseli
yang cacat fisik datang pada kita dia menceritakan
bahwa dia tidak memiliki semangat untuk meluruskan
hidupnya, sebagai konselo yang profesional kita harus
bisa menumbuhkan rasa semangat hidup dengan cara
memberikan pemahaman agar konseli tersebut
mengenal dan menerima dirinya dan lingkungan ,dan
mampu mengambil sebuah keputusan agar konseli
tersebut menjadi diri yang mandiri .

6. Asas Kegiatan
Asas kegiatan yaitu asa BK yang
mengkehendaki agar peserta didik yang menjadi
sasaran layanan berpartisipasi secara aktif di dalam
penyelenggaraan layanan atau kegiatan BK.
Dalam proses pelayanan bimbingan dan
konseling kadang-kadang konselor memberikan
beberapa tugas dan kegiatan pada konslinya. Dalam
hal ini konseli harus mampu melaksanakan sendiri
kegiatan-kegiatan tersebut dalam rangka mencapai
tujuan bimbingan dan konseling yang telah
ditetapkan.Asas ini menghendaki agar konseli bisa
berpartisipasi secara aktif atas kegiatan yang
diselenggarakan oleh konselor. Di pihak lain konselor
harus berusaha/ mendorong agar konseli mampu
melaksanakan kegiatan yang telah ditetapkan tersebut.
Asas ini merujuk pada pola
konseling”multidimensional” yang tidak hanya
mengandalkan transaksi perbal antara klien dan
konselor. Dalam selenggara, yaitu klien aktif
menjalani proses konseling dan aktif pula
melaksanakan/menerapkan hasil-hasil konseling.
Contoh asas kegiatan : seorang konselor harus
bisa membuat suatu program kegiatan seperti ospek
maupun MOS (siswa baru ) agar konseli /peserta didik
dapat mengenali lingkungan yang baru serta mampu
untuk mnyesuaikan dirinya dengan lingkungan yang
baru.

7. Asas Kedinamisan
Asas kedinamisan yaitu asas BK yang
mengkehendaki agar isi layanan terhadap sasaran
layanan yang sama kehendaknya selalu bergerak
maju,tidak monoton,dan terus berkembang serta
berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap
perkembanganya dari waktu ke waktu .
Keberhasilan usaha pelayanan bimbingan dan
konseling ditandai dengan terjadinya perubahan sikap
dan tingkah laku konseli ke arah yang lebih baik.
Untuk mewujudkan terjadinya perubahan
sikap dan tingkah laku itu membutuhkan proses dan
waktu tertentu sesuai dengan kedalaman dan
kerumitan masalah yang dihadapi konseli. Isi layanan
bimbingan dan konseling dari asas ini adalah selalu
bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang
serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap
perkembangannya dari waktu ke waktu.Konselor dan
pihak-pihak lain diminta untuk memberikan kerjasama
sepenuhnya agar pelayanan bimbingan dan konseling
yang diberikan dapat dengan cepat menimbulkan
perubahan dalam sikap dan tingkah laku konseli.Asas
kedinamisan mengacuh pada hal-hal baru yang
hendaknya terdapat pada dan menjadi ciri-ciri dari
proses konseling dan hasil-hasil nya.
Contoh asas kedinamisan :seorang konselor
harus mampu mengikuti pergerakan zaman , agar
konselor dapat menyelesaikan suatu permasalahn yang
pada seorang konseli yang semakin kompleks
misalnya keluarga broken serta pergaulan bebas
dikalangan pemuda ..
8. Asas Keterpaduan
Asas keterpaduan yaitu asas BK yang
mengkenhendaki agar berbagai layanan dan kegiatan
BK , baik yang di lakuakn oleh guru BK/konselor
maupun pihak lain ,saling menunjang ,harmonis dan
terpaduan .
Pelayanan bimbingan dan konseling
menghendaki terjalin keterpaduan berbagai aspek dari
individu yang dibimbing. Untuk itu konselor perlu
bekerja sama dengan orang-orang yang diharapkan
dapat membantu penanggulangan masalah yang
dihadapi konseli. Dalam hal ini peranan guru, orang
tua, dan siswa-siswa yang lain sering kali sangat
menentukan. Konselor harus pandai menjalin kerja
sama yang saling mengerti dan saling membantu demi
terbantunya konseli yang mengalami masalah.
Untuk terselenggaranya asas keterpaduan,
konselor perlu memiliki wawasan yang luas tentang
perkembangan klien dan aspek-aspek lingkungan
klien, serta berbagai sumber yang dapat diaktifkan
untuk menangani masalah klien. Kesemuanya itu
dipadukan dalam keadaan serasi dan saling menunjang
dalam upaya bimbingan dan konseling .
Contoh asas keterpaduan : seorang konseli
melakuakn kerjasama dengan seorang psikologi seks
mupun dokter kandungan ,dan mengundang kesekolah
untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik
di sekolah agar konseli/peserta didik memiliki
pengetahuan dan pemahaman yang lebih jelas tentang
seks, upayah mereka tidak terjerat dalam pergaulan
besar.

9. Asas Kenormatifan
Asas kenormatifan yaitu asas BK yang
mengkehendaki agar segenap layanan dan kegiatan
BK didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan
dengan nilai dan norma-norma yang ada, yaitu norma
agama, hukum dan peraturan ,adat istiadat ilmu
pengetahuan ,dan kebiasaan yang berlaku .
Pelayanan bimbingan dan konseling yang
dilakukan hendaknya tidak bertentangan dengan
norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat dan
lingkungannya. Dalam kegiatan bimbingan dan
konseling,
konselor tentu akan menyertakan norma-
norma yang dianutnya ke dalam hubungan konseling,
baik secara langsung atau tidak langsung. Tetapi harus
diingat bahwa konselor tidak boleh memaksakan nilai
atau norma yang dianutnya itu kepada konselinya.
Seluruh layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling ini adalah didasarkan pada norma-norma
yang berlaku yaitu norma agama, hukum, peraturan,
adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan
kebiasaan-kebiasaan yang berlaku. Bahkan
lebih jauh lagi, layanan/ kegiatan bimbingan dan
konseling ini harus dapat meningkatkan kemampuan
siswa/ konseli dalam memahami, menghayati, dan
mengamalkan norma-norma tersebut.

Contoh asas kenormatifan : seorang konselor


dalam menjalankan tugasnya , harus sesui dengan
norma, hukum , adat istiadat sehingga terciptanya
suasana yang harmonis diantara konseli dan konselor
karena seorang konselor yang profesional harus bisa
menciptakan suasana yang nyaman bagi seorang
konseli.
10. Asas Keahlian
Asas keahlian yaitu asas BK yang
mengkehendaki agar layanan dan kegiatan BK
diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional .

Untuk menjamin keberhasilan usaha


bimbingan dan konseling, para petugas harus
mendapatkan pendidikan dan latihan yang memadai.
Pengetahuan, keterampilan, sikap dan kepribadian
yang ditampilkan oleh konselor/ guru pembimbing
akan menunjang hasil konseling. Pendek kata bahwa
para pelaksana layanan bimbingan dan konseling ini
harus benar-benar ahli dibidang bimbingan dan
konseling, atau dalam istilah lain adalah profesional.
Contoh asas keahlian : apabila ada seorang
peserta didik/konselor yang datang pada seorang
konselor , seorang harus bersikap seprti konselor
bukan bersikap seprti dokter maupun yang lainya yaitu
memberikan sepenuhnya semua keputusan pada
konseli .
11. Asas Alih Tangan
Asas alih tangan yaitu asas BK yang
mengkehendaki agar pihak –pihak yang tidak mampu
menyelenggarakan layanan BK secara tepat dan tuntas
atas suatu permasalahan peserta didik mengalih
tangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih

Anda mungkin juga menyukai