Anda di halaman 1dari 14

“MAKALAH PRINSIP-PRINSIP DAN AZAZ-AZAZ BIMBINGAN

KONSELING”
(MATA KULIAH:BIMBINGAN KONSELING)

Dosen Pengampu:DR.SITI AMINAH M.Pd,Kons

Oleh Kelompok: 4

Sonya Arvita Sari A1D120022


Resti Larhifah A1D120078
Fatimah Zahara A1D120100
Rizka Tanti A1D120163
Fikri Nur Syahroni A1D120155

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-
Nya, sehingga dengan keridaan-Nya pula dan kerja keras penulis makalah tentang
PRINSIP-PRINSIP DAN ASAS-ASAS BIMBINGAN KONSELING ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Dengan adanya makalah ini, penulis mengharapkan kita dapat ikut adil dalam
memanfaatkan ilmu yang ada. Karena kebanyakan dari kita ada yang menganggap
sepele mengenai prinsip-prinsip dan asas-asas bimbingan konseling.
Penulis tetap menerima apa bila ada kritik dan saran dari para pembaca guna
penyempurnaan makalah ini. Penulis sadar bahwa penulis hanya manusia biasa yang
tak luput dari kesalahan.Semoga makalah ini dapat digunakan dan memberi manfaat
bagi kita semuademi menambah pengetahuan kita.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................... 2
Daftar Isi.............................................................................. 2
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................... 3
Latar Belakang...................................................................... 3
a.Rumusan masalah..............................................................3
b.Tujuan penulisan................................................................3
c.Manfaat penulisan.............................................................3
BAB II
PEMBAHASAN....................................................................... 4
A.Pengertian prinsip bimbingan konseling...................4
B.Macam-Macam prinsip bimbingan konseling..............5
C.Prinsip bimbingan konseping berkenaan dengan produck
Layanan................................................................................................6
D.Pengertian Asas Bimbingan dan Konseling....................... 10
E. Asas-asas Bimbingan dan Konseling................................. 14
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan............................................................................ 16
Saran..................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan dan Konseling merupakan pekerjaan pelayanan yang professional, yang
menguraikan pemahaman, penanganan dan penyikapan tentang keadaan seseorang
yang meliputi unsur kognisi, afeksi, dan psikomotori.Pekerjaan ini sangat penting
sekali dalam dunia pendidikan, agar tercipta keserasian atau keharmonisan antara guru
dengan siswa. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 1 dan 6 :Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,
konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain
yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan.
Keberhasilan pelaksanaan bimbingan dan konseling sangat ditentukan oleh kaidah-
kaidah yang berlaku atau dalam kata lain disebut “prinsip dan asas bimbingan dan
konseling adalah merupakan rukun yang harus dipegang teguh dan dikuasai oleh
seorang guru pembimbing/ konselor dalam menjalankan pelayanan atau
kegiatan bimbingan dan konseling.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini adalah :
1. Apa yang di maksud dengan prinsip bimbingan konseling?
2. Apa saja macam-macam prinsip bimbingan konseling?
3. Apa prinsip BK berkenaan dengan produck layanan?
4. Apa yang dimaksud dengan asas bimbingan dan konseling?
5. Apa saja asas-asas dalam pelayanan bimbingan dan konseling?
6. Bagaimana Deskripsi asas-asas bimbingan dan konseling tersebut?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian prinsip bimbingan konseling
2. Untuk mengetahui macam-macam prinsip bimbingan konseling
3. Untuk mengetahui apa prinsip bk berkenaan dengan produck layanan
4. Untuk mengetahui pengertian asas bimbingan dan konseling
5. Untuk mengetahui asas-asas dalam pelayanan bimbingan dan konseling
6. Untuk dapat memahami asas-asas bimbingan dan konseling

D. Manfaat
Sebagai refrensi dalam berdiskusi.
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling


Prinsip yang berasal dari asal kata ” PRINSIPRA” yang artinya permulan dengan
sautu cara tertentu melhirkan hal –hal lain , yang keberadaanya tergantung dari
pemula itu, prisip ini merupakam hasil perpaduan antara kajian teoriitik dan teori
lapangan yang terarah yang digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan yanh
dimaksudkan.( Halaen,2002,: 63 )
Prinsip bimbingan dan Konseling memnguraikan tentang pokok – pokok dasar
pemikiran yang dijadikan pedoman program pelaksanaan atau aturan main yanh harus
di ikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan dapat juga dijadikan
sebagai seperangkat landassan praktis atau aturan main yang harus diikuti dalam
pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Prayitno mengatakan : ” Bahwa prinsip merupaka hasil kajian teoritik dan telaah
lapangan yanh digunakan sebgai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan”
jadi dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip – prinsip bimbingan dan
konseling merupakan pemaduan hasil – hasil teori dan praktek yang dirumuskan dan
dijadikan pedoman sekaligus dasar bagi peyelengaran pelayanan.

B.Macam – macam prinsip bimbingan dan konseling


Dalam pelayanan bimbuingasn dan konseling prisip yang digunakan bersumber dari
kajian filosofis hasil dari penelitian dan pengalama praktis tentang hakikat manusia,
perkembangan dan kehidupan manusia dalam konteks sosial budayanya, pegertian,
tujuan, fungsi, dan proseses, penyelenggaraan bimbingan dan konseling.

Ada beberapa prinsip pelaksanaan bimbingan dan konseling diantaranya :


a.Bimbingan adalah suatu proses membantu individu agar mereka dapat membantu
dirinya sendiri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
b. Hendaknya bimbingan bertitik tolak (berfokus) pada individu yang dibimbing
c. Bimbingan diarahkan pada individu dan tiap individu memiliki karakteristik
tersendiri.
d. Masalah yang dapat diselesaikan oleh tim pembimbing di lingkungan lembaga
hendaknya diserahkan kepada ahli atau lembaga yang berwenang menyelesaikannya.
e. Bimbingan dimulai dengan identifikasi kebutuhan yang dirasakan oleh individu
yang akan dibimbing.
f. Bimbingan harus luwes dan fleksibel sesuai dengan kebutuhan individu dan
masyarakat.
g. Program bimbingan di lingkungan lembaga pendidikan tertentu harus sesuai dengan
program pendidikan pada lembaga yang bersangkutan.
h. Hendaknya pelaksanaan program bimbingan dikelola oleh orang yang memiliki
keahlian dalam bidang bimbingan, dapat bekerja sama dan menggunakan sumber-
sumber yang relevan yang berada di dalam ataupun di luar lembaga penyelenggara
pendidikan.
i. Hendaknya melaksanakan program bimbingan di evaluasi untuk mengetahui hasil
dan pelaksanaan program (Nur Ihsan, 2006 : 9)
Rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling pada umumnya ialah berkenaan
dengan sasaran pelayanan, masalah klien, tujuan dan proses penanganan masalah,
program pelayanan, penyelenggaraan pelayanan.
Diantara prinsip-prinsip tersebut adalah :

C.Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran pelayanan


Sasaran pelayanan bimbingan dan konseling adalah individu-individu baik secara
perorangan aupun kelompok yang menjadi sasaran pelayanan pada umumnya adalah
perkembangan dan perikehidupan individu, namun secara lebih nyata dan langsung
adalah sikap dan tingkah lakunya yang dipengaruhi oleh aspek-aspek kepribadian dan
kondisi sendiri, serta kondisi lingkungannya, sikap dan tingkah laku dalam
perkembangan dan kehidupannya itu mendorong dirumuskannya prinsip-prinsip
bimbingan dan konseling sebagai berikut :
➢ BK melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku, agama
dan status sosial ekonomi.
➢ BK berurusan dengan pribadi dan tingkah laku individu yang unik dan dinamis.
➢ BK memperhatikan sepenuhnya tahap-tahap dan berbagai apek perkembangan
individu.
➢ BK memberikan perhatian utama kepada perbedaan individual yang menjadi
orientasi pokok pelayanannya.
a..Prinsip-prinsip berkenaan dengan masalah individu
Berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kehidupan individu tidaklah
selalu positif, namun faktor-faktor negatif pasti ada yang berpengaruh dan dapat
menimbulkan hambatan-hambatan terhadap kelangsungan perkembangan dan
kehidupan individu yang berupa masalah. Pelayanan BK hanya mampu menangani
masalah klien secara terbatas yang berkenaan dengan:
➢ BK berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi mental atau fisik
individu terhadap penyesuaian dirinya dirumah, disekolah serta dalam kaitannya
dengan kontak sosial dan pekerjaan, dan sebaliknya pengaruh lingkungan terhadap
kondisi mental dan fisik individu.
➢ Kesenjangan sosial, ekonomi dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya
masalah pada invidu yang kesemuanya menjadi perhatian utama pelayanan BK.

b.Prinsip-prinsip berkenaan dengan program pelayanan


Adapun prinsip-prinsip yang berkenaan dengan pelayanan layanan BK itu adalah
sebgaai berikut :
➢ BK merupakan bagian integrasi dari proses pendidikan dan pengembangan, oleh
karena itu BK harus diselaraskan dan dipadukan dengan program pendidikan serta
pengembangan peserta didik.
➢ Program BK harus fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat
dan kondisi lembaga.
➢ Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang
pendidikan terendah sampai tertinggi.
c.Prinsip-prinsip berkenaan dengan pelaksanaan pelayanan
Pelaksanaan pelayanan BK baik yang bersifat insidental maupun terprogram, dimulai
dengan pemahaman tentang tujuan layanan, dan tujuan ini akan diwujudkan melalui
proses tertentu yang dilaksanakan oleh tenaga ahli dalam bidangnya, yaitu konselor
profesional.
Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan hal tersebut adalah :
➢ BK harus diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu
membimbing diri sendiri dalm menghadapi permasalahannya.
➢ Dalam proses BK keputusan yang diambil dan akan dilakukan oleh individu
hendaknya atas kemauan individu itu sendiri bukan karena kemauan atau desakan dari
pihak lain.
➢ Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan
dengan permasalahan yang dihadapi.
➢ Kerja sama antara guru pembimbing, guru-guru lain dan orang tua anak amat
menentukan hasil pelayanan bimbingan.
➢ Pengembangan program pelayanan BK ditempuh melalui pemanfaatan yang
maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam
proses pelayanan dan program bimbingan dan konseling itu sendiri (Hanen, 2002).

d.Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling disekolah dalam lapangan


operasional bimbingan dan konseling.
Sekolah merupakan lembaga yang wajah dan sosoknya sangat jelas. Disekolah
pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan dapat tumbuh dan berkembang
dengan amat baik mengingat sekolah merupakan lahan yang secara potensial sangat
subur, sekolah memiliki kondisi dasar yang justru menuntut adanya pelayanan ini
pada kadar yang tinggi. Pelayanan BK secara resmi memang ada disekolah, tetapi
keberadaannya belum seperti dikehendaki. Dalam kaitan ini Belkin (dalam Prayitno
1994) menegaskan enam prinsip untuk menumbuh kembangkan pelayanan BK
disekolah.

D.Pengertian Asas Bimbingan dan Konseling


Dalam kamus besar bahasa Indonesia asas berarti “Dasar”. Tetapi asas dalam
pengertian disini adalah bukan dasar tetapi “Rukun”.Jadi asas bimbingan dan
konseling berarti “Rukun yang harus dipegang teguh dan dikuasai oleh seorang guru
pembimbing atau konselor dalam menjalankan pelayanan atau kegiatan bimbingan
dan konseling”. (hasil diskusi kelas : 25-03-2012).Setiap kegiatan kadang-kadang ada
asas yang dijadikan pegangan dalam melaksanakan kegiatan tersebut.Demikian pula
dalam layanan/ kegiatan bimbingan dan konseling, ada asas yang dijadikan pegangan
dalam menjalankan kegiatan itu.Menurut Prayitno ada dua belas asas yang harus
menjadi dasar pertimbangan dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan koseling.

E.Asas – Asas Bimbingan Konseling


Pelayanan bimbimngan dan konseling adalah pekerjaan profesional sesuai
dengan makna apeksi, dan perlakuan konselor terhadap kasus, pekerjaan profesional
itu harus di laksanakan dengan mengikuti kaidah –kaidah yang menjamin efisien dan
efektivitas proses dan lainnya. Kaidah – kaidah tersebut di dasarkan atas tuntutan
keilmuan layanan di satu segi ( antara lain bahwa layanan harus di dasarkan atas data
dan tingkat perkembangan klien ), dan tuntunan oktimalisasi proses peyelenggaraan
pelayanan di segi lain ( yaitu antara lain suasana konseling di tandai oleh adanya
kehangatan, pemahaman, penerimaan, kebebasan, dan keterbukaan, serta sebagai
sumber daya yang perlu di aktifkan.
Dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling kaidah – kaidah tersebut
di kenal dengan asas bimbingan dan konseling, yaitu ketentuan – ketentuan yang
harus di terapkan dalam peyelenggaraan pelayanan itu.
Asas – asas yang di maksud adalah asas kerahasian, kesukarelaan,
keterbukaan, kekinian, kemandirian, kegiatan, kedinamisan, keterpaduan,
kenormatifan, keahlian, alih tangan, dan tutwuri hadayani ( prayitno,1987

1.Asas Kerahasiaan
Asas-asas kerahasian yaitu menuntun dirahasiakanya segenap data dan keterangan
peserta didik yang menjadi sasaran layanan , yaitu data atau keterangan yang tidak
boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain Sebagaimana telah diketahui bahwa
dalam kegiatan bimbingan dan koseling, kadang-kadang konseli harus menyampaikan
hal-hal yang sangat pribadi/ rahasia kepada konselor.Oleh karena itu konselor harus
menjaga kerahasiaan data yang diperolehnya dari konselinya.
Sebgai konselor berkewajiban untuk menjaga rahasia data tersebut, baik data yang
diperoleh dari hasil wawancara atau konseling, karena hubungan menolong dalam
bimbingan dan konseling hanya dapat berlangsung dengan baik jika data informasi
yang dipercayakan kepada konselor atau guru pembimbing dapat dijamin
kerahasiaannya. Asas ini bisa dikatakan sebagai “Asas Kunci” dalam kegiatan
pelayanan bimbingan dan konseling, karena dengan adanya asas kerahasiaan ini dapat
menimbulkan rasa aman dalam diri konseli.
Berdasarkan apa yang dikemukakan di atas, maka apa yang terjadi saat pelayanan
bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh konselor dan konseli baik itu isi
pembicaraan atau pun sikap konseli, kerahasiaanya perlu dihargai dan dijaga dengan
baik. Demikian pula catatan-catatan yang dibuat sewaktu atau pun sesudah wawancara
atau konseling perlu disimpan dengan baik dan kerahasiaanya dijaga dengan cermat
oleh konselor.
Contoh asaa kerahasian :ada seorang konseli yang menceritakan kepada konselor
bahwa seorang konseli itu memiliki penyakit HIV yang didapatnya sejak lama maka
seorang konselor harus bisa menjaga kerahasian tersebut agar penyakit konseli itu
tidak di ketahui oleh orang banyak .

2.Asas Kesukarelaan
Asas kesukarelaan yaitu assa BK yang menghendaki adanya kesukaaan dan kerelaan
peserta didik mengikuti atau menjalankan layanan atau kegiatan yang di peruntukan
baginya . Telah dikemukakan bahwa bimbingan merupakan proses membantu
individu.
Perkataan membantu disini mengandung arti bahwa bimbingan bukan merupakan
suatu paksaan, akan tetapi merupakan suatu binaan. Oleh karena itu dalam kegiatan
bimbingan dan konseling diperlukan adanya kerjasama yang demokratis antara
konselor/ guru pembimbing dengan konselinya. Kerjasama akan terjalin bilamana
konseli dapat dengan suka rela menceritakan serta menjelaskan masalah yang
dialaminya kepada konselor.
Contoh asas kesukarelaan : ada seorang peserta didik yang selalu tidak masuk
dikarenakan tidak suka pada pada salah satu mata pelajaran di sekolahnya , sebagai
guru konselor seharusnya kita harus mengubah sikap/perilaku konseli tersebut agar
dapat suka pada mata pelajaran tersebut dengan selalu membina dan
mengembangkanya.
3.Asas Keterbukaan
Asas keterbukaan yaitu asas BK yang menghendaki agar peserta didik yang menjadi
sasaran layanan atau kegiataan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik di dalam
memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai
informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya .
Asas keterbukaan merupakan asas yang sangat penting bagi konselor/ guru
pembimbing, karena hubungan tatap muka antara konselor dan konseli merupakan
pertemuan bathin tanpa tedeng aling-aling.Dengan adanya keterbukaan ini dapat
ditumbuhkan kecenderungan pada konseli untuk membuka dirinya, untuk membuka
kedok hidupnya yang menjadi penghalang bagi perkembangan psikisnya.Konselor
yang sukses adalah konselor yang bisa memudahkan konseli untuk membuka dirinya
dan berusaha memahami lebih jauh tentang dirinya sendiri.Truax dan Carkhuff
menyimpulkan bahwa “ada hubungan yang erat antara keterbukaan konselor dan
kemampuan klien membuka diri (self exploration).”
Asas ini menghendaki agar konseli bersifat terbuka dan tidak berpura-pura dalam
memberikan keterangan maupun informasi.Dalam hal ini konselor/ guru pembimbing
berkewajiban mengembangkan keterbukaan konseli.Agar konseli dapat terbuka, guru
pembimbing terlebih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. Hal
demikian akan mendorong konseli mengekspresikan pengalaman pribadinya.
Keterusterangan dan kejujuran si terbimbing akan terjadi jika si terbimbing tidak lagi
mempersoalkan asas kerahasiaan dan kesuka relaan ; maksudnya , si terbimbing telah
betul-betul telah mempercayai konselornya lebih jauh, keterbukaan akan semakin
berkembang apabila klien tahu bahwa kinselornya terbuka.
Keterbukaan di sini di tinjau dari dua arah. Dari pihak klien di harapkan pertama-tama
mau membuka diri sendiri sehingga apa yang ada pada dirinya dapat di ketahui oleh
orang lain, dan kedunya mau membuka diri dalam arti mau menerima saran-saran dan
masukan lain lainya dari pihak luar.
Contoh asas keterbukaan : ada seorang konseli yang memiliki sifat tertutup sebagai
konselor kita harus dapat mengubah konseli untuk bicara secara terbuka dan tidak
berpura-pura dalam menceritakan maslah pribadinya sendiri ,sehingga konseli dapat
berbicara jujur dan merasa nyaman dalam menyampaikan masalahhnya.

4.Asas Kekinian
Asas kekinian yaitu asas bimbingan yang mengkehendaki agar obyek sasaran layanan
BK ialah permasalahan peserta didik dalam kondisi masa sekarang. Layanan yang
berkenan dengan masa depan atau masa lamoau dilihat dampak atau kaitan dengan
kondisi yang ada dan apa yang dapat diperbuat sekarang .Pada umumnya pelayanan
bimbingan dan konseling bertitik tolak dari masalah yang dirasakan konseli saat kini
atau sekarang, namun pada dasarnya pelayanan bimbingan dan konseling itu sendiri
menjangkau dimensi waktu yang lebih luas, yaitu masa lalu, sekarang, dan masa yang
akan datang.
Permasalahan yang dihadapi oleh konseli sering bersumber dari rasa penyesalannya
terhadap apa yang terjadi pada masa lalu, dan kekhawatiran dalam menghadapi apa
yang akan terjadi pada masa yang akan datang, sehingga ia lupa dengan apa yang
harus dan dapat dikerjakannya pada saat ini.
Sesuai apa yang terkemukan di atas, maka diharapkan konselor dapat mengarahkan
konseli untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapinya sekarang. Sebagaimana
firman Allah SWT
Artinya :
“Demi masa.Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian.Kecuali orang-
orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya
mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al
Ashr : 1-3).
Contoh asaa kekinian ; konselor tidak banyak fokus pada masalah yang telah
di hadapi , tetapi konselor harus terus memantau perkembangan konseli baik fisik dan
psikisnya.

5.Asas Kemandirian
Asas kemandirian yaitu asas BK yang menunjuk pada tujuan umum BK,yaitu : peserta
didik sebagai sasaran layanan BK diharapkan menjadi individu –individu yang
mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya,
mampu mengambil keputusan ,mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri.
Salah satu tujuan pemberian layanan bimbingan dan konseling adalah agar konselor
berusaha menghidupkan kemandirian di dalam diri konseli.Ciri-ciri kemandirian
tersebut yaitu mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu
mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri. Guru pembimbing
hendaknya mampu mengarahkan segenap pelayanan bimbingan dan konseling yang
diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian konseli. Agar dapat tumbuh
sikap kemandirian tersebut, maka konselor harus memberikan respon yang cermat
terhadap konseli atas keluhan-keluhan yang diungkapkan.Individu yang terbimbing
setelah dibantu diharapkan dapat mandiri dengan ciri-ciri pokok mampu:
(a).mengenal diri sendiri dan lingkungan sebagaimana mestinya.
(b).menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis.
(c).mengambil keputusan untuk dan oleh diri sendiri.
(d).mengarahkan diri sesui dengan keputusan itu.
(e).mewujudkan diri secara optimal sesuai dengan potensi,minat dan
kemampuan- kemampuan yang di miliki.
Kemandirian dengan ciri-ciri umum di atas haruslah disesuikan dengan tingkat
perkembangan dan peranan klien dalam kehidupan sehari-hari. Kemandiran sebagai
hasil konseling menjadi arah dari keseluruhan proses konseling, dan hal itu didasari
baik oleh konselor maupun klien.
Contoh asaa kemandirian : ada seorang konseli yang cacat fisik datang pada
kita dia menceritakan bahwa dia tidak memiliki semangat untuk meluruskan
hidupnya, sebagai konselo yang profesional kita harus bisa menumbuhkan rasa
semangat hidup dengan cara memberikan pemahaman agar konseli tersebut mengenal
dan menerima dirinya dan lingkungan ,dan mampu mengambil sebuah keputusan agar
konseli tersebut menjadi diri yang mandiri .

6.Asas Kegiatan
Asas kegiatan yaitu asa BK yang mengkehendaki agar peserta didik yang menjadi
sasaran layanan berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan layanan atau
kegiatan BK.
Dalam proses pelayanan bimbingan dan konseling kadang-kadang konselor
memberikan beberapa tugas dan kegiatan pada konslinya. Dalam hal ini konseli harus
mampu melaksanakan sendiri kegiatan-kegiatan tersebut dalam rangka mencapai
tujuan bimbingan dan konseling yang telah ditetapkan.Asas ini menghendaki agar
konseli bisa berpartisipasi secara aktif atas kegiatan yang diselenggarakan oleh
konselor. Di pihak lain konselor harus berusaha/ mendorong agar konseli mampu
melaksanakan kegiatan yang telah ditetapkan tersebut.
Asas ini merujuk pada pola konseling”multidimensional” yang tidak hanya
mengandalkan transaksi perbal antara klien dan konselor. Dalam selenggara, yaitu
klien aktif menjalani proses konseling dan aktif pula melaksanakan/menerapkan hasil-
hasil konseling.
Contoh asas kegiatan : seorang konselor harus bisa membuat suatu program
kegiatan seperti ospek maupun MOS (siswa baru ) agar konseli /peserta didik dapat
mengenali lingkungan yang baru serta mampu untuk mnyesuaikan dirinya dengan
lingkungan yang baru.

7.Asas Kedinamisan
Asas kedinamisan yaitu asas BK yang mengkehendaki agar isi layanan terhadap
sasaran layanan yang sama kehendaknya selalu bergerak maju,tidak monoton,dan
terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap
perkembanganya dari waktu ke waktu .
Keberhasilan usaha pelayanan bimbingan dan konseling ditandai dengan terjadinya
perubahan sikap dan tingkah laku konseli ke arah yang lebih baik.
Untuk mewujudkan terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku itu membutuhkan
proses dan waktu tertentu sesuai dengan kedalaman dan kerumitan masalah yang
dihadapi konseli. Isi layanan bimbingan dan konseling dari asas ini adalah selalu
bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai
dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.Konselor dan
pihak-pihak lain diminta untuk memberikan kerjasama sepenuhnya agar pelayanan
bimbingan dan konseling yang diberikan dapat dengan cepat menimbulkan perubahan
dalam sikap dan tingkah laku konseli.Asas kedinamisan mengacuh pada hal-hal baru
yang hendaknya terdapat pada dan menjadi ciri-ciri dari proses konseling dan hasil-
hasil nya.
Contoh asas kedinamisan :seorang konselor harus mampu mengikuti
pergerakan zaman , agar konselor dapat menyelesaikan suatu permasalahn yang pada
seorang konseli yang semakin kompleks misalnya keluarga broken serta pergaulan
bebas dikalangan pemuda ..
8.Asas Keterpaduan
Asas keterpaduan yaitu asas BK yang mengkenhendaki agar berbagai layanan dan
kegiatan BK , baik yang di lakuakn oleh guru BK/konselor maupun pihak lain ,saling
menunjang ,harmonis dan terpaduan .
Pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjalin keterpaduan berbagai aspek
dari individu yang dibimbing. Untuk itu konselor perlu bekerja sama dengan orang-
orang yang diharapkan dapat membantu penanggulangan masalah yang dihadapi
konseli. Dalam hal ini peranan guru, orang tua, dan siswa-siswa yang lain sering kali
sangat menentukan. Konselor harus pandai menjalin kerja sama yang saling mengerti
dan saling membantu demi terbantunya konseli yang mengalami masalah.
Untuk terselenggaranya asas keterpaduan, konselor perlu memiliki wawasan yang luas
tentang perkembangan klien dan aspek-aspek lingkungan klien, serta berbagai sumber
yang dapat diaktifkan untuk menangani masalah klien. Kesemuanya itu dipadukan
dalam keadaan serasi dan saling menunjang dalam upaya bimbingan dan konseling .
Contoh asas keterpaduan : seorang konseli melakuakn kerjasama dengan
seorang psikologi seks mupun dokter kandungan ,dan mengundang kesekolah untuk
memberikan pemahaman kepada peserta didik di sekolah agar konseli/peserta didik
memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih jelas tentang seks, upayah mereka
tidak terjerat dalam pergaulan besar.

9.Asas Kenormatifan
Asas kenormatifan yaitu asas BK yang mengkehendaki agar segenap layanan dan
kegiatan BK didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma-
norma yang ada, yaitu norma agama, hukum dan peraturan ,adat istiadat ilmu
pengetahuan ,dan kebiasaan yang berlaku .
Pelayanan bimbingan dan konseling yang dilakukan hendaknya tidak bertentangan
dengan norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat dan lingkungannya. Dalam
kegiatan bimbingan dan konseling,
konselor tentu akan menyertakan norma-norma yang dianutnya ke dalam hubungan
konseling, baik secara langsung atau tidak langsung. Tetapi harus diingat bahwa
konselor tidak boleh memaksakan nilai atau norma yang dianutnya itu kepada
konselinya. Seluruh layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling ini adalah
didasarkan pada norma-norma yang berlaku yaitu norma agama, hukum, peraturan,
adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan
kebiasaan-kebiasaan yang berlaku. Bahkan lebih jauh lagi, layanan/ kegiatan
bimbingan dan konseling ini harus dapat meningkatkan kemampuan siswa/ konseli
dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan norma-norma tersebut.

Contoh asas kenormatifan : seorang konselor dalam menjalankan tugasnya ,


harus sesui dengan norma, hukum , adat istiadat sehingga terciptanya suasana yang
harmonis diantara konseli dan konselor karena seorang konselor yang profesional
harus bisa menciptakan suasana yang nyaman bagi seorang konseli.
10. Asas Keahlian
Asas keahlian yaitu asas BK yang mengkehendaki agar layanan dan kegiatan BK
diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional .
Untuk menjamin keberhasilan usaha bimbingan dan konseling, para petugas harus
mendapatkan pendidikan dan latihan yang memadai. Pengetahuan, keterampilan,
sikap dan kepribadian yang ditampilkan oleh konselor/ guru pembimbing akan
menunjang hasil konseling. Pendek kata bahwa para pelaksana layanan bimbingan dan
konseling ini harus benar-benar ahli dibidang bimbingan dan konseling, atau dalam
istilah lain adalah profesional.
Contoh asas keahlian : apabila ada seorang peserta didik/konselor yang datang pada
seorang konselor , seorang harus bersikap seprti konselor bukan bersikap seprti dokter
maupun yang lainya yaitu memberikan sepenuhnya semua keputusan pada konseli .
11. Asas Alih Tangan
Asas alih tangan yaitu asas BK yang mengkehendaki agar pihak –pihak yang tidak
mampu menyelenggarakan layanan BK secara tepat dan tuntas atas suatu
permasalahan peserta didik mengalih tangankan permasalahan itu kepada pihak yang
lebih ahli.
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesional yang menangani masalah-
masalah yang cukup pelik. Berhubung hakekat masalah yang dihadapi konseli adalah
unik (kedalamannya, keluasannya, dan kedinamisannya), disamping pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki oleh konselor adalah terbatas, maka ada kemungkinan
suatu masalah belum dapat diatasi setelah proses konseling berlangsung. Dalam hal ini
konselor perlu mengalih tangankan (referal) konseli pada pihak lain (konselor) yang
lebih ahli untuk menangani masalah yang sedang dihadapi oleh konseli tersebut.
Contoh asas alih tangan :ada seorang peserta didik/konseli yang mengalami tidak lulus
sekolah , seorang konselor tidak dapat bertindak sendiri dalam konteks ini ,seorang
konselor harus melakuakn kerjasama dengan pihak yang lebih kompeten dalam kasus
ini seperti membawa konseli tersebut pada seorang psikiater maupun dokter.

12. Asas Tut Wuri Handayani


Asas tutwuri handayani yaitu asas BK yang mengkehendaki agar pelayanan BK secara
keseluruhan dapat menciptakan suasana yang mengayomi (memberi rasa
aman),mengembangkan keteladanan , memberikan ransangan dan dorongan serta
kesempataan yang seluas-luasnya kepada peserta didik untuk maju
Sebagaimana yang telah dipahami dalam pengertian bimbingan dan konseling bahwa
bimbingan dan konseling itu merupakan kegiatan yang dilakukan secara sistematis,
sengaja, berencana, terus menerus, dan terarah kepada suatu tujuan.Oleh karena itu
kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling tidak hanya dirasakan adanya pada saat
konseli mengalami masalah dan menghadapkannya kepada konselor/ guru
pembimbing saja.Kegiatan bimbingan dan konseling harus senantiasa diikuti secara
terus menerus dan aktif sampai sejauh mana konseli telah berhasil mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.Asas ini menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling
secara keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayomi (memberikan rasa aman),
mengembangkan keteladanan, dan memberikan rangsangan dan
dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada konseli untuk maju.(Anas
Salahudin.
Contoh asas tut wuri handayani : seorang konselor harus menjadi guru teladan ,dan
menyenangkan agar peserta didik/ konseli tidak takut menceritakan masalahnya
kepada kita dan mampu mengayomi pasaerta didik
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Prinsip-prinsip BK merupakan pemanduan hasil-hasil teori dan praktek yang
dirumuskan dan dijadikan pedoman dan dasar bagi penyelenggaraan pelayanan.
a. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan :
b. Prinsip yang berkenaan dengan permasalahan individu
c. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program pelayanan
d. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan tujuan pelaksanaan pelayanan
e. Prinsip bimbingan dan konseling disekolah
Asas-asas bimbingan dan konseling adalah merupakan subuah dasar yang dijadikan
pedoman dalam melaksanakan pelayanan/ kegiatan bimbingan dan konseling.
Menurut Prayitno ada dua belas asas yang mendasari layanan dan kegiatan bimbingan
dan konseling, asas-asas tersebut sesuai dengan apa yang sudah dikemukakan di atas.
Kedua belas asas bimbingan dan konseling tersebut pada dasarnya menegaskan bahwa
para konselor merupakan para ahli yang memiliki kemampuan untuk membimbing
konselinya, baik secara ikhlas maupun profesional sehingga mereka mampu
meningkatkan taraf kehidupannya yang lebih baik, terutama berkaitan dengan
persoalan mentalitas konseli, baik dalam menghadapi lingkungannya maupun orang-
orang yang ada di sekelilingnya.

B.Saran
Dari uraian tersebut di atas prinsip dan asas bimbingan dan konseling merupakan hal
yang sangat penting yang harus dipegang teguh oleh para konselor/ guru pembimbing
dalam memberikan pelayanan pada konseli/ siswa.Maka dari itu penulis dapat
memberikan saran kepada semua pihak yang terlibat sebagai pelaksana pendidikan
atau bisa disebut sebagai seorang guru (pembimbing) dan calon guru (mahasiswa
jurusan pendidikan), agar tetap selalu bertanggungjawab atas keberhasilan siswa
dalam rangka mencetak kepribadian yang luhur. Dan bagi calon guru diharapkan
mencari refrensi lain yang berkaitan dengan bimbingan dan konseling, karena kami
(penulis) merasa isi makalah ini ada kekurangan.

DAFTAR PUSTAKA
Hallen, 2002. Bimbingan dan Konseling. Liputan Press : Jakarta

Nurihsan Juntika. 2006. Bimbingan dan Koseling dalam Berbagai Latar


Kehidupan. PT RFIKA ADITAMA : Bandung

Prayitno dan Erman Amfi. 1995. Dasar-dasar Bimbingan Konseling. Reneka

http://clambitez.blogspot.com/2011/05/prinsip-prinsip-bimbingan-konseling.html

Anda mungkin juga menyukai