Anda di halaman 1dari 2

Penyajian konsep materi

Kegiatan yang dilakukan adalah melalui model pembelajaran discovery learning dimana pada proses
penyajian konsep materi siswa melewati tahapan stimulation/ pemberian rangsangan dan
pernyataan/ identifikasi masalah (problem statement) sehingga tersampaikan dengan sangat baik
tidak ada miskonsepsi, diberikan contoh dan non contoh dengan benar, dan materi dipaparkan
kembali oleh guru melalui kegiatan ceramah dengan tujuan menggunakan materi untuk
mengembangkan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi masalah.

Pembelajaran materi secara urut, lengkap dan logis

Guru mampu menjelaskan materi secara urut dan jelas serta memberikan contoh-contoh logis yang
kontekstual kepada siswa, terutama pada lingkungan keluarga para siswa dalam bentuk kejadian-
kejadian dan cerita menarik sehingga para siswa tertarik untuk mendengarkan pembelajaran serta
contoh-contohnya

Menanamkan karakter, pesan moral, sikap positif terkait materi

Selalu menjadi harapan Kegiatan mampu menanamkan karakter, pesan moral, sikap positif terkait
materi.

Menerapkan pendekatan/model/metode yang mengintegrasikan TPACK

Masih Kurang menerapkan pendekatan/model/metode namun tidak yang mengintegrasikan TPACK.

Menerapkan Pembelajaran Aktif

Pengajar Cukup banyak menerapkan pembelajaran aktif namun belum seluruh siswa terlibat aktif
dalam pembelajaran

Menerapkan pembelajaran berbasis Saintifik

Kegiatan telah menerapkan pembelajaran berbasis saintifik dengan 1-2 komponen dengan tepat

Menerapkan pendekatan Konstruktivistik

Pengajar mampu memfasilitasi siswa baik secara berkelompok maupun individu sehingga potensi
siswa kurang dapat dioptimalkan

Menerapkan proses pembelajaran berbasis HOTS

Sangat disayangkan pengajar kurang memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kemampuan berfikir
HOTs

Memanfaatkan media pembelajaran

Pengajar telah menggunakan media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran, namun tidak
bervariasi. Hanya menggunakan satu media berupa buku pelajaran yang para peserta didik gunakan
saat ini untuk mata pelajaran tersebut. Pengajar telah menggunakan media pembelajaran dalam
kegiatan pembelajaran, namun tidak bervariasi.

Sarana dan prasarana maupun media pembelajaran yang digunakan masih sangat terbatas
contohnya buku paket ada sebagian siswa yang tidak memiliki buku akan tetapi siswa malas untuk
bergabung dengan siswa lain yang memiliki buku sehingga dapat menghambat siswa dalam
menerima materi yang disampaikan oleh guru.
Memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK

Pengajar tidak memanfaatkan media berbasis TIK dalam kegiatan pembelajaran, melainkan hanya
menggunakan satu media pembelajaran berupa buku pelajaran yang para peserta didik gunakan saat
ini untuk mata pelajaran tersebut, sayang sekali jika manfaat yang ada tidak dirasakan siswa yang
antara lain dapat

(1) Menarik perhatian siswa,

(2) Pembelajaran menjadi menyenangkan,

(3) Pembelajaran menjadi lebih mudah,

(4) Memberikan pengetahuan lebih kepada siswa dan

(5) Mempermudah komunikasi.

Menggunakan forum diskusi/kuis/ice-breaking melalui platform online

Cukup disayangkan pengguanaan fosum diskusi/kuis/ice breaking melalui platform online belum
dilirik oleh pengajar padahal dengan penggunaan yang praktis dan fleksibel Misalnya, ketika kita
sedang berada di rumah kerabat di luar kota, kita tetap bisa belajar selama koneksi internet tersedia
Serta juga dapat belajar dengan berbagai format media, seperti foto, video atau audio. Selain itu,
tersedia juga kuis, e-book, dan bahkan forum diskusi online.

Menggunakan sumber belajar yang bervariasi

Guru tampak sangat baik dalam menggunakan sumber belajar ini tampak pada kegiatan belajar yang
menggunakan sumber belajar bervariasi, memanfaatkan buku ajar siswa, sumber belajar
online/offline, lingkungan sekitar yang relevan dengan tujuan pembelajaran.

Penyimpulkan materi pelajaran

Pengajar membuat proses penyimpulan materi pembelajaran menjadi aktif dan kolaboratif karena
melibatkan penalaran siswa dan diakhir terlengkapi oleh adanya penguatan.

Pelaksanaan penilaian otentik berbasis HOTs

Sayangnya tidak ditemukan pelaksanaan penilaian otentik padahal Penilaian autentik memungkinkan
guru melakukan penilaian secara komprehensif mencakup aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik
(Masrukin, 2014: 724). Keunggulan praksisnya yaitu (1) mencerminkan kondisi nyata pembelajaran di
kelas; (2) menggunakan jenis alat penilaian seperti rubrik penskoran, portofolio, penilaian diri,
interview, proyek (Enggarwati, 2015: 3). Penilaian autentik selalu memberi kesempatan kepada siswa
menunjukkan pengetahuan dan keterampilannya (Moon, 2016: 89).

Anda mungkin juga menyukai