Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH KIMIA FISIKA 1

KESETIMBANGAN KIMIA

Oleh:

Kelompok : 1&2
Kelas /BP : Pendidikan Kimia C/2018
Prodi : Pendidikan Kimia
Anggota Kelompok : 1. Aprilia Ninda (18035058)
2. Diana Hanifa (18035060)
3. Haura Habiba (18035063)
4. Hendriko (18035064)
5. Intan Irawan (18035048)
6. Muhammad Iqbal (18035067)
7. Rola Rias Kania (18035051)
8. Syafriffah Jaslin (18035042)
Dosen : Dr.Yerimades, S.Pd, M.Si
Asisten Dosen : 1. Agnes Basa Prolina Silaban
2. Efwah Yuli Fitri

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
PERCOBAAN 7
KESETIMBANGAN KIMIA
A. TUJUAN PRAKTIKUM

Menentukan tetapan kesetimbangan reaksi I2 + I-↔I3-

B. WAKTU DAN TEMPAT PRAKTIKUM

Hari/Tanggal : Rabu/6 November 2019


Pukul : 13.20 – 15.50 WIB
Tempat : Laboratorium Kimia Fisika, Lantai 3, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Padang.
C. TEORI DASAR

Kelarutan Iod atau I2 sangat kecil dalam air dan akan besar dalam karbon tetraklor (CCl4),
sedangkan kedua pelarut tidak dapat bercampur tetapi membentuk dua lapisan, air di lapisan atas
dan CCl4 di lapisan bawah. Jika larutan I2 dalam CCl4 ditambah air dan dikocok maka akhirnya
kedua pelarut akan terpisah kembali. Hasilnya, I2 terpecah (terdistribusi) dalam dua pelarut
dengan perbandingan tertentu (Gambar 1). Pada suhu tetap maka angka banding

Gambar 1. Distribusi I2 dalam air dan CCl4

konsentrasi pada kedua pelarut juga juga tetap dan angka itu merupakan suatu konstanta
yang disebut kooefisien distribusi atau koefisien partisan, KD

[ I 2 ]CCl 4
KD 
[ I 2 ]H 2O

Nilai KD dapat ditentukan dengan mengukur jumlah I2 dalam CCl4 dan dan jumlah I2 dalam
air.

Walaupun I2 suka sekali larut dalam air, tetapi dapat diperbanyak bila air mengandung kalium
iodide (KI) karena terbentuknya ion kompleks triiodida (I3-). Reaksi pembentukan itu adalah
reaksi bolak balik sehingga akhirnya membentuk kesetimbangan
I2 + I-↔I3-

dengan tetapan kesetimbangan (KC)


[I3 ]
KC 
[ I 2 ][ I  ]

Nilai KC sangat besar yang berarti kesetimbangan sangat condong ke kanan sehingga [I3-]
>> [I2]. Kesetimbangan ini dapat dibuat dengan menambahkan larutan KI kedalam larutan I2
dalam CCl4. Setelah itu dikocok dan dibiarkan sehingga kedua pelarut memisah kembali,
Hasilnya adalah jumlah atau konsentrasi I2 dalam pelarut air lebih besar dari dalam CCl4
(Gambar 2).

Gambar 2 Kesetimbangan I2 + I- I3- dalam lapisan air

Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan nilai Kc kesetimbangan di atas, maka kita
harus menentukan konsentrasi [I2], [I-] dan [I3-]. Konsentrasi I3- dapat ditentukan melalui metode
titrasi dengan larutan Na2S2O3 sehingga terjadi reaksi

I3- + 2S2O3-2 → S4O6-2 + 3I-

Jumlah mol I3- akan setara dengan jumlah S2O3-2 yang terpakai. Indikator yang dipakai adalah
larutan amilum karena ion I3- dengan amilum berwarna biru. Molekul-molekul I3- di antara
molekul-molekul amilum (Gambar 2).
Gambar 2 Ion I3- dalam amilum

Konsentrasi I2 tidak dapat ditentukan langsung dari sistem kesetimbangan, tetapi dihitung dari
KD. Jadi untuk menentukan nila KC maka diperlukan nilai KD terlebih dulu.

Cara menentukan KD.

A. Buat larutan I2 dalam CCl4, ditambah air dan dikocok sehingga I2 terdistribusi dalam lapisan
CCl4 dan air seperti Gambar 1.
B. Untuk menentukan jumlah I2 dalam CCl4

− Ambil sejumlah tertentu lapisan bawah dengan pipet.


− Larutan ini ditambah padatan KI, air dan dikocok agar I2 dalam CCl4 bereaksi
dengan I- menjadi I3- dan tertarik kedalam air.
− Campuran ini dititrasi dengan larutan Na2S2O3 sehingga terjadi reaksi:
I3- + 2S2O3-2 →S4O6-2 + 3I-

Catat volume larutan Na2S2O3 yang habis (V1).

Gambar 3 Titrasi I3- dengan S2O32-


− Jumlah Na2S2O3 yang terpakai setara dengan konsntrasi I2. Titik akhir titrasi
ditentukan dengan hilangnya warna biru.
C. Untuk menentukan jumlah I2 dalam air diambil lapisan atas dengan pipet.
− Larutan ini ditambah padatan KI, air dan dikocok agar homogen.
− Campuran ini dititrasi dengan larutan Na2S2O3 seperti di atas.
− Catat volume larutan Na2S2O3 yang habis (V2) d. Nilai KD akan setara dengan
v1/v2.

Cara menentukan KC
A. Buat larutan I2 dalam CCl4, ditambah larutan KI dan dikocok sehingga I2 terdistribusi dalam
CCl4 dan air seperti Gambar 2.
B. Untuk menentukan jumlah I2 dalam CCl4 .

− Ambil sejumlah tertentu lapisan bawah dengan pipet.


− Larutan ini ditambah padatan KI, air dan dikocok agar I2 dalam CCl4 bereaksi
dengan I-menjadi I3- dan tertarik kedalam air.
− Campuran ini dititrasi dengan larutan Na2S2O3 sehingga terjadi reaksi
I3- + 2S2O3-2 → S4O6-2 + 3I-
− Catat volume larutan Na2S2O3 yang habis (V3)
− Jumlah I2 dalam CCl4 setara dengan Na2S2O3 yang habis (V3 ) sehingga didapat
[I2]CCl4 = p mol/L
C. Untuk menentukan jumlah I2 dalam lapisan air adalah sebagai berikut.

− Ambil sejumlah tertentu lapisan air dengan pipet.


− Larutan ini ditambah sejumlah KI padat dan air. Dikocok!
− Campuran ini dititrasi dengan larutan Na2S2O3 seperti di atas.
− Catat volume larutan Na2S2O3 yang habis (V4) sehingga didapat [I2]H2O = x mol/L
− Ingat bahwa I2 dalam lapisan air bereaksi dengan I- dari KI membentuk
kesetimbangan

I2 + I-↔I3-
Ini berarti bahwa I2 dalam air sebagian bereaksi dengan I- menjadi I3- dan sebagian tinggal
sebagai I2 bebas. Dengan demikian:
[I2]total = [I2]bebas + [I3-] = x mol/L (1)

D. Jumlah [I2]bebas dalam air dapat dihitung dari nilai KD.

[ I 2 ]CCl 4
KD 
[ I 2 ]H 2O
[I2]bebas = KD/ [I2]CCl4 = (v1/v2)/ p = y mol/L (2)
E. Jumlah I3- dalam air didapat dari persamaan (1) dan (2), sehingga

[I3-] = (x – y) mol/L

F. Jumlah I- dalam lapisan air berasal dari larutan KI


Jika dimisalkan [KI] adalah c mol/L, maka [I-] mula-mula = c mol/L. Tetapi sebagian I-telah
bereaksi dengan I2 menjadi I3- sehingga yang tinggal adalah
[I-]bebas = c – (x – y) mol/L.
G. Akhirnya didapat nilai KC

[I3 ]
KC 
[ I 2 ][ I  ]

KC 
x  y 
y c  x  y 

(Tim Kimia Fisika, 2019).

Kesetimbangan kimia adalah keadaan dimana 2 reaksi yang tepat berlawanan terjadi pada
laju reaksi yang sama. Ketika produk terbentuk, produk ini akan kembali bereaksi membentuk
reaktan awalnya. Jika kondisi pada sistem kesetimbangan diubah, akan terjadi beberapa reaksi
berikutnya. Meskipun demikian, sistem tersebut akan segera mencapai kesetimbangan baru pada
sejumlah kondisi yang baru. Prinsip Le Chatelier menyatakan bahwa jika sebuah aksi diterapkan
pada suatu sistemyang berada dalam kesetimbangan, kesetimbangan itu akan bergeser untuk
engurangi aksi yang terjadi. Aksi adalah suatu yang dikerjakan terhadap sistem. Misalnya
peningkatan reaksi suatu reaktan atau produk akan menyebabkan kesetimbangan itu bergeser dan
berusaha untuk mengurangi konsentrasi zat yang meningkat itu (Goldberg,2004:107).

Tercapainya kesetimbangan kimia bila kecepatan reaksi ke kanan kearah pembentukan


molekul produk telah sama dengan kecepatan reaksi ke kiri kearah pembentukan molekul reaktan
dan konsentrasi reaktan maupun konsentrasi produk tidak berubah-ubah lagi. Kesetimbangan
kimia merupakan proses yang dinamis. Jika a,b,c dan d adalah angka koefisien zat-zat yang
bereaksi A,B,C dan D maka secara umum kesetimbangan rumusan matematik dari hukum aksi
massa yang pembilangnya diperoleh dengan mengalikan konsentrasi produk paa kesetimbangan,
masing-masing dipangkatkan dengan angka koeisiennya, sedangkan penyebut diperoleh dengan
cara yang sama dari reaktan (Purwoko,2006: 171).

Sistem reaksi yang berada dalam kesetimbangan dapat diganggu dari luar dengan cara
mengubah konsentrasi,tekanan atau temperatur sistem. Suatu reaksi yang berada dalam suatu
kesetimbangan dapat diganggu apabila terhadap sistem itu dilakukan penambahan atau
pengurangan salah satu pereaksi atau produk reaksi. Jika suhu dari sistem raeksi kesetimbangan
diubah, maka sistem akan berusaha mereduksi pengaruh perubahan suhu. Dampak dari perubahan
suhu tiak seperti pada perubahan konsentrasi zat, tetapi akan berdampak pada tetapan
kesetimbangan tersebut. Pada sistem yang melibatkan gas perubahan volume sistem pada suhu
tetap menyebabkan tekanan sistem berubah. Besarnya tekanan berbanding langsung dengan
jumlah molekul. Makin banyak jumlah molekul semakin besar pula tekanan yang terjadi.
Peningkatan tekanan menyebabkan gas-gas berusaha memperkecil jumlah molekul dengan cara
menggeser molekul kearah yang memiliki koefisien reaksi paling kecil (Sunarya,2010:264).

Reaksi kesetimbangan kimia melibatkan zat-zat yang berbeda untuk reaktan dan
produknya. Kesetimbangan dari 2 fase dari zat yang sama dinamakan kesetimbangan fisis karena
perubahan yang terjadi hanyalah proses fisis. Penguapan air didalam wadah tertutup merupakan
contoh kesetimbangan fisis. Persamaan yang menghubungkan konsentrasi reaktan dan produk
pada kesetimbangan yang dinyatakan dalam suatu kuantitas yang disebut konstanta
kesetimbangan. Kesetimbangan dinyatakan sebagai hasil bagi dengan pembilangnya adalah hasil
kali antara konsentrasi-konsentrasi kesetimbangan produk, masing-masing dipangkatkan dengan
koefisien stoikiometrinya dalam persamaan setara. Kesetimbangan homogen berlaku untuk reaksi
yang semua spesi bereaksinya berada sefase. Kesetimbangan heterogen adalah reaksi reversibel
yang melibatkan reaktan dan produknya yang berbeda. Ada satu aturan umum yang membantu
kita mempediksi kearah mana reaksi kesetimbangan bergerak bila terjadi perubahan konsentrasi,
tekanan, volume dan suhu.aturan ini dikenal sebagai asas Le Chatelier (Chang,2001:69).

Reaksi ini berlangsung sangat lambat,tetapi dapat dikatalisis oleh ion H+. Walaupun
telah dikatalisis, untuk mencapai keseimbangan masih dibutuhkan beberapa hari. karena reaksi
berlangsung sangat lambat. Konsentrasi reaktan maupun produk dapat ditentukan dengan titrasi
yang dilakukan dengan cepat. Titrasi yang dilakukan dengan cepat diharapkan tidak mengganggu
keseimbangan secara nyata. Konstanta keseimbangan dapat dicari dengan menggunakan
persamaan:
Perhatikan bahwa subskrib dalam Kc menyatakan bahwa konsentrasi spesi yang bereaksi
dinyatakan dalam mol perliter. Konsentrasi reaktan dan produk dalam reaksi gas juga dapat
dinyatakan dalam tekanan parisalnya. Dari persamaan diatas terlihat bahwa pada suhu tetap,
tekanan p dari suatu gas berbanding lurus dengan konsentrasi dalam mol perliter gas tersebut:
artinya p = (N/N) (Bird, 1986:44).

Banyak reaksi-reaksi kimia yang berjalan tidak sempurna artinya reaksi-reaksi tersebut
berjalan sampai pada suatu titik dan akhirnya berhenti dengan meninggalkan zat-zat yang tidak
bereaksi. Pada temperatur, tekanan dan konsentrasi tertentu, titik pada saat reaksi tersebut
berhenti sama. Hubungan antara konsentrasi peraksi dan hasil reaksi tetap. Pada saat ini reaksi
dalam keadaan setimbang. Pada saat setimbang, kecepatan reaksi ke kanan sama dengan
kecepatan reaksi ke kiri. Kesetimbangan disini merupakan kesetimbangan dinamis, bukan
kesetimbangan statis. Jadi sebenarnya reaksi masih ada tetapi karena kecepatannya sama, seakan-
akan reaksi berhenti. Atas dasar ini dapat dianggap hampir semua reaksi berhenti pada
kesetimbangan. Untuk reaksi sempurna, kesetimbangan sangat berat disebelah kanan. (Sukardjo,
1997:220).

Kebanyakan reaksi kimia berlangsung secara reversible (dua arah). Ketika reaksi itu baru
mulai, proses reversible hanya berlangsung kearah pembentukan produk, namun ketika molekul
produk telah terbentuk maka proses sebaiknya yaitu pembentukan molekul reaktan dari molekul
produk mulai berjalan. Kesetimbangan kimia tercapai bila kecepatan reaksi tekanan (molekul
produk) telah sama dengan kecepatan reaksi ke kiri (pembentukan molekul reaktan) dan
konsentrasi reaktan maupun konsentrasi produk tidak berubah-rubah lagi (konstan). Jadi,
kesetimbangan kimia merupakan proses yang dinamis. Kesetimbangan kimia adalah suatu
keadaan sewaktu konsentrasi reaktan dan produk tidak berubah terhadap waktu (Sujana, 2002).

Salah satu alat yang digunakan untuk memperoleh data kesetimbangan antara fase liquid
dan fase gas adalah Glass Othmer Still. Adapun hal-hal yang berpengaruh dalam system
kesetimbangan, yaitu tekanan (P), suhu (T), konsentrasi komponen A dalam fase liquid(x),
konsentrasi komponen A dalam fase uap (y) (Sari, 2002).

D. ALAT DAN BAHAN

NO ALAT DAN BAHAN FUNGSI


1 Erlemenyer 250mL Alat ini biasa digunakan
dalam proses titrasi untuk
menampung larutan yang akan
dititrasi

2 Labu ukur (10,25,50)mL Untuk mengencerkan suatu zat


3 Gelas ukur Sebagai alat ukur volume
cairan yang tidak memerlukan
ketilitian tinggi

4 Kaca arloji Untuk menguapkan cairan dan


menutup beaker selama
percobaan

Untuk meletakkan zat pada


saat ditimbang

5 Aluminium foil Untuk menutup tabung agar


tidak terjadi penguapan
6 Corong Untuk memasukkan zat kimia
agar tidak tumpah

7 Statif Untuk menjepit buret dalam


proses titrasi

8 Alat penghisap Untuk menghisap zat


9 Pipet tetes Untuk mengambil zat dalam
ukuran kecil

10 Batang pengaduk Untuk menghomogenkan


larutan

11 Thermometer Untuk mengukur suhu


E. PROSEDUR KERJA

Cara Kerja Reaksi Pengamatan


Erlenmeyer A dan B, (+) 20
ml larutan jenuh I2 dalam
CCl4

Menentukan KD
Erlenmeyer A, (+) aquades H2O+I2(CCl4)→ tidak bereaksi V1 = 218 ml

I3- + 2S2O3-2 →S4O6-2 + 3I- V2 = 2,5 ml

I2 + I-↔I3-

Kocok dan diamkan sampai


suhu ruang, catat suhu

Ambil 5 ml lapisan CCl4 +


kristal KI
+

Titrasi dengan larutan standar


natrium tiosulfat

Catat volume tiosulfat yang


terpakai (v1)

Ambil lapisan air, dan titrasi


dengan larutan tiosulfat.

Catat volume tiosulfat yang


terpakai (v2)

Menentukan Kc

(+)larutan I2 + I ↔I3
- - V3 = 30 ml
Erlenmeyer B,
standar KI
V4 = 90 ml
I3- + 2S2O3-2 →S4O6-2 + 3I-
Diamkan saampai mencapai
suhu ruang, catat suhu

Ambil 5 ml lapisan CCl4 +


padatan Kristal KI

Titrasi dengan larutan standar


KI + amilum
Catat v3

Ambil 50 ml lapisan air, titrasi


dengan larutan tiosulfat

Catat v4

Menentukan nilai Kc

F. TABEL PENGAMATAN

Erlenmeyer A
Erlenmeyer B
Volume
Lapisan air Lapisan CCl4 Lapisan air Lapisan CCl4
Volume yang 25 ml 5 ml 25 ml 5 ml
dipipet
Volume yang 100 ml 10 ml 100 ml 10 ml
dititrasi
Volume 218 ml 2.5 ml 30 ml 90 ml
Na2S2O3
30° 30° 30° 30°
Suhu

G. PERHITUNGAN

Menentukan nilai KD

Erlen meyer A :

V Na 2S2 O 3 (CCl4 )
KD 
V Na 2S2 O 3 (H 2 O)
218 ml
KD   87,2
2,5 ml
Menentukan nilai KC
Erlen meyer B :

V3=90 ml
V4=30 ml
I2 + I-↔I3-
[I2]total = [I2]bebas + [I3-] = x mol/L
[I2]bebas = KD/ [I2]CCl4 = (v1/v2)/ p = y mol/L
P= jumlah I2 dalam CCl4 setara dengan Na2S2O3 yang habis (V3)
Sehingga
I3- + 2S2O3-2 →S4O6-2 + 3I-

[I2] dalam CCl4 . V CCl4=2.[S2O3-2].VNa2S4O

[I2] dalam CCl4 = 2(0,02M).90 ml/5ml= 0,72M (P)

Sehingga :

[I2]bebas = KD/ [I2]CCl4 = 87,2/0,72 M = 121,11/M


=1M/121,11=8,25X10-3M (Y)

Selanjutnya :
I3- + 2S2O3-2 →S4O6-2 + 3I-
[I2] dalam H2O . VH2O=2.[S2O3-2].VNa2S4O6

[I2] dalam H2O = 2(0,02M).30 ml/25ml= 0,048M (X)

[KI]=0,1 M =[I-]=0,1M (C)

[I3-] = X-Y=0,048M-8,25X10-3M=0,03975M
[I2]total = X = 0,048M
[I-] bebas =c-x+y= 0,01225
KC 
x  y   0,048M  0,00825M
8
yc  x  y  0,00825M 0,1M  0,048M  0,00825M 


[I3 ] 0,03975M
KC  
 8
[ I 2 ]bebas[ I ] 0,00825M .0,06025M

H. PEMBAHASAN

Pada pratikum yang kami laksanakan pada Rabu 6 November 2019,kami melaksanakan
pratikum yang berjudul Kesetimbangan Kimia.Pratikum yang dilaksanakan di Laboratorium
Kimia Fisika lantai III,FMIPA, UNP ini bertujuan untuk menentukan tetapan kesetimbangan
reaksi I2+I- ↔I3-
Kesetimbangan kimia adalah suatu proses yang terjadi dalam larutan yang meliputi
perubahan fisika seperti dalam peleburan, penguapan, dan perubahan kimia seperti elektrokimia.
Reaksi kimia yang sering digunakan dalam pemeriksaan kimia yaitu reaksi yang bergantung pada
keadaan luar seperti kadar zat yang bereaksi, suhu, tekanan dan sebagainya. Reaksi terjadinya
kesetimbangan yaitu sampai Tidak terlihat perubahan susunan kimia sistem itu kearah mana
suatu reaksi akan berjalan.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia. Seperti perubahan


konsentrasi,Perubahan konsentrasi dapat mempengaruhi posisi keadaan kesetimbangan, atau
lebih tepatnya jumlah relatif reaktan dan produk. Selain itu Perubahan tekanan dan volume juga
memberikan pengaruh yang sama terhadap sistem gas dalam kesetimbangan. Hanya perubahan
suhu yang dapat mengubah nilai konstanta kesetimbangan.Katalis dapat mempercepat
tercapainya keadaaan kesetinbangan dengan cara mempercepat laju reaksi maju dan laju reaksi
balik. Tetapi katalis tidak dapat mengubah posisi kesetimbangan atau konstanta kesetimbangan.

Pada percobaan kali ini kami menentukan nilai KC dan KD suatu zat.KC adalah tetapan
kesetimbangan konsentrasi yang mana dalam penentuan KC ini,semua komponen satuannya
adalah molar,artinya jumlah mol tiap zat yang ada dalam kesetimbangan itu di bagi dengan
volume wadah yang digunakan untuk reaksi tersebut.Sedangkan KD adalah angka banding
konsentrasi dalam kedua pelarut yang mana pelarut yang digunakan yaitu CCL4 dan H2O
.sedangkan pada Kc pelarut yang digunakan adalah larutan KI 0,1 M.Pada percobaan kali ini nilai

[I3 ]
KC dapat di tentukan dengan rumus K C  Sedangkan KD Dapat ditentukan dengan
[ I 2 ][ I  ]
[ I 2 ]CCl 4
rumus K D 
[ I 2 ]H 2O

Setelah memepersiapkan alat dan bahan yang akan dilakukan ,dimasukan masing masing 10
ml larutan jenuh I2 dalam CCl4 kedalam erlemnyer A dan B,dimana erlemenyer A untuk
menentukan nilai KD sedangkan erlemenyer B untuk menentukan nilai KD ,dengan menggunakan
larutan jenuh tersebut nantinya dapat diketahui nilai KC dan KD pada reaksi I2+I- ↔I3-

Langkah pertama yang kami lakukan adalah menentukan nilai KD.labu erlemneyer A
ditambahkan dengan Aquades 100 ml,lalu di guncangkan kuat kuat Tujuan pengguncangan agar
Iod terdistribusi sempurna ke dalam 2 fasa yaitu fasa polar dan fasa non polar sehingga pada suhu
tetap angka perbandingan konsentrasinya konstan. Lalu didiamkan selama 30-20 menit.. Tujuan
iod didiamkan yaitu untuk menstabilkan kembali mo lekul-molekul iod yang sudah terganggu
pada saat diguncangkan atau biasa disebut dengan pengaturan diri, sehingga akan mencapai
kesetimbangan fasa polar dan fasa non polar.

Dalam pengamatan, terbentuk dua lapisan yaitu lapisan air dan lapisan CCl4 Ini
menunjukkan bahwa air dan CCl4 tidak saling melarutkan. Hal ini disebabkan karena perbedaan
sifat kimia dari air dan CCl4, dimana air bersifat polar sedangkan CCl4, bersifat nonpolar. Selain
itu Massa jenis senyawa yang bersifat polar lebih kecil dibandingkan senyawa non polar.
Sehingga kedua senyawa ini tidak bercampur membentuk suatu larutan melainkan hanya
bercampur sesaat dan kemudian membentuk dua lapisan dimana CCl 4pada lapisan bawah dan air
berada pada lapisan atas.

Setelah itu diambil 5 ml larutan dari lapisan CCl4 dengan pipet setelah itu tambahkan
padatan kristal KI sebanyak 0,2 gr dan 20 ml H2O,dan di aduk. penambahan kristal KI sebanyak
2 gr dan 20 ml H2O, yang bertujuan untuk membentuk proses pengeluaran I2 yang larut dalam
CCl4..

Mengingat bahwa iod mudah menguap, zat baku utama yaitu natrium tiosulfat 0,02M
melalui proses titrasi.Larutan natrium tiosulfat berfungsi sebagai larutan standard.setelah di titrasi
butuh 218 ml natrium tiosulfat untuk mengubah larutan menjadi kuning pudar,setelah itu di
tambahkan dengan larutan amilum 1% yang bertujuan untuk mengidentifikasi adanya iod.

Setelah itu diambil 25 ml larutan dari lapisan H2O dengan pipet Dan kemudian langsung
dititrasi dengan natrium tiosulfat sehingga volume titrasi yang di butuhkan adalah 2,5 ml.
Sehingga dari percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui nilai K D.pada labu erlemneyer A
yaitu 87,2.

Selanjutnya adalah menentukan nilai Kc .labu erlemneyer B yang kemudian ditambahkan


dengan KI 0,01 M 100 ml,Cara kerjanya sama dengan menentukan nilai KD.labu erlemneyer A
hanya saja berbeda dengan penambahan zat pertama.tujuan dari penambahan larutan KI 0,01 M
adalah untuk memngetahui tetapan kesetimbangan konsentrasi.Kelarutan iod dalam KI ini
sangatlah rendah..Dalam pencampurannya dengan KI, iod akan membentuk ion kompleks
triiodida. Dengan reaksi:
I2+I- ↔I3-

Sama halnya prosedur dalam menentukan nilai Kc,Mengingat bahwa iod mudah menguap,
zat baku utama yaitu natrium tiosulfat 0,02M melalui proses titrasi.Larutan natrium tiosulfat
berfungsi sebagai larutan standard.setelah dititrasi dibutuhkan 30 ml natrium tiosulfat untuk
mengubah larutan menjadi kuning pudar,setelah itu di tambahkan dengan larutan amilum 1%
yang bertujuan untuk mengidentifikasi adanya iod.

Setelah itu diambil 25 ml larutan dari lapisan H2O dengan pipet Dan kemudian langsung
dititrasi dengan natrium tiosulfat sehingga volume titrasi yang di butuhkan adalah 90 ml.
Sehingga dari percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui nilai Kc .pada labu erlemneyer B
yaitu 8.
I. JAWABAN PERTANYAAN

1. Jelaskan mengapa konsentrasi iod yang terlarut dalam air tidak dapat ditentukan secara
Langung?
Jawab :
Karena kelarutan iod sangat real dalam air dan pada air iod membentuk kesetimbangan
reaksi I2 + I- membentuk I3- sehingga terlebih dahulu harus ditentukan Kc dan Kp nya. Hal ini
dapat dilakukan dengan penambahan KI dalam air.

2. Mengapa air dan CCl4 tidak dapat bercampur?


Jawab :
Karena air bersifat polar sedangkan CCl4 bersifat nonpolar sehingga CCl4 tidak dapat
larut dalam air

3. Mengapa I2 tidak dapat larut dalam air?


Jawab :
Karena I2 merupakan non polar sedangkan air polar sehingga I2 tidak dapat larut dalam
air

4. Bagaimana cara melarutkan I2 dalam air dan apa yang terjadi?


Jawab :
Dengan menambahkan KI yang mana nantinya I2 akan bereaksi dengan I- dan KI
membentuk I2 + I- menghasilkan I3-

5. Apa yang dimaksud dengan koefisien distribusi?


Jawab :
Koefisien distribusi adalah angka banding konsentrasi pada kedua pelarut.

J. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah praktikan lakukan tentang kesetimbangan kimia dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Praktikan dapat memahami apa itu kesetimbangan kimia. Kesetimbangan kimia adalah suatu
proses yang terjadi dalam larutan yang meliputi perubahan fisika (peleburan dan penguapan)
serta laju terbentuknya produk sama dengan laju terurainya produk.
2. Praktikan dapat menentukan tetapan kesetimbangan reaksi I2 + I- membentuk I3-.
DAFTAR PUSTAKA

Bird, Tony. 1986. Kimia fisik untuk Universitas. Jakarta : Gramedia


Chang, Raymond.2001. Kimia Dasar Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Goldberg, David E. 2004. Kimia Untuk Pemula. Jakarta : Erlangga.
Purwoko, Agus A. 2006. Kimia Dasar 1.Mataram : University Press.
Sari. 2012. Kimia Fisik untuk Universitas. Jakarta : Gramedia.
Sujana. 2002. Kimia untuk Universitas. Bandung : ITB.
Sukardjo. 1997. Kimia Fisika. Yogyakarta : Rineka Cipta.
Sunarya, Yayan. 2010. Kimia Dasar 1. Bandung : Yrama Widya.
Tim Kimia Fisika. 2019. Penuntun Pratikum Kimia Fisika. Padang : UNP Press.
MSDS
1. LARUTAN KI
Sifat Fisika dan Kimia
Keadaan fisik dan penampilan: Cairan.
Bau : pedas. Iritasi (Strong.)
Warna: tak berwarna menyala kuning.
pH (1% soln / air): Asam.

Identifikasi Bahaya
Sangat berbahaya jika terjadi kontak kulit (korosif, iritan, permeator), kontak mata
(iritan, korosif), tertelan,. sedikit berbahaya jika tertelan (paru sensitif). Non korosif untuk
paru-paru. Cairan dapat menghasilkan kerusakan jaringan terutama pada selaput lendir mata,
mulut dan saluran pernapasan. Kontak kulit dapat menghasilkan luka bakar. Menghirup
Cairan dapat menghasilkan iritasi parah pada saluran pernapasan, yang ditandai dengan
batuk, tersedak, atau sesak napas.
Paling parah dapat mengakibatkan kematian. Radang mata ditandai dengan
kemerahan, berair, dan gatal-gatal. peradangan Kulit ini ditandai dengan gatal, scaling,
kemerahan, atau kadang-kadang, terik.
Cairan mungkin beracun untuk ginjal, hati, selaput lendir, saluran pernafasan, kulit,
mata, Sistem peredaran darah, gigi. Paparan yang berkepanjangan dapat menghasilkan
kerusakan organ. Berulang atau berkepanjangan kontak dengan semprotan dapat
menghasilkan iritasi mata kronis dan iritasi kulit yang parah. Berulang atau kontak yang
terlalu lama dengan semprotan dapat menghasilkan iritasi saluran pernafasan menyebabkan
infeksi bronkial. Paparan berulang bahan yang sangat beracun dapat menghasilkan kerusakan
umum kesehatan oleh akumulasi dalam satu atau banyak organ manusia.

Penanganan
1. Kontak Mata:
Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera siram
mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat digunakan.
Dapatkan perawatan medis dengan segera.
2. Kontak Kulit :
Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya selama
15 menit dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu. Tutupi kulit yang
teriritasi dengan yg sesuatu melunakkan. Air dingin mungkin dapat digunakan pakaian.cuci
sebelum digunakan kembali. benar-benar bersih sepatu sebelum digunakan kembali.
Dapatkan perawatan medis dengan segera.
3. Kulit Serius :
Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim anti-
bakteri. Mencari medis segera
4. Inhalasi:
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan
buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera perhatian medis.
Serius Terhirup:
Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang ketat
seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. jika sulit bernapas, beri oksigen. Jika
korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke mulut.

2. Larutan Na2S2O8
Sifat fisika dan kimia

Keadaan fisik dan penampilan: Padat.


Bau: Tidak tersedia Rasa : Pahit
Berat Molekul: 238.1 g / mol Warna: Putih
pH (1% soln / air): Tidak tersedia. Titik Didih: Tidak tersedia.
Titik lebur: 120 ° C (248 ° F) Suhu kritis: Tidak tersedia.
Gravitasi Spesifik: 2.6 (Air = 1) Tekanan Uap: Tidak ditentukan. Kepadatan Uap: Tidak
tersedia. Volatilitas: Tidak tersedia.
Ambang Bau: Tidak tersedia.
Air / Minyak Dist. Coeff .: Tidak tersedia. Ionicity (dalam Air): Tidak tersedia.
Properti Dispersi: Lihat kelarutan dalam air.
Kelarutan : Sangat larut dalam air (Panas dan Dingin). Tidak larut dalam metanol, dietil eter,
n-oktanol

Identifikasi bahaya
Potensi Efek Kesehatan Akut:Sangat berbahaya jika terjadi kontak kulit (iritan, sensitizer),
kontak mata (iritan), terhirup. Berbahaya jika terjadiproses menelan. Sedikit berbahaya jika
terjadi kontak kulit (permeator). Kontak yang terlalu lama dapat menyebabkan luka bakar dan
bisul pada kulit.Paparan berlebihan oleh penghirupan dapat menyebabkan iritasi pernapasan.
Peradangan mata ditandai dengan kemerahan, penyiraman,dan gatal. Peradangan kulit ditandai
dengan gatal, kerak, memerah, atau, terkadang, melepuh.

Penanganan
Kontak mata:
Periksa dan lepaskan semua lensa kontak. Jika terjadi kontak, segera basuh mata dengan
banyak air untuk
setidaknya 15 menit. Air dingin dapat digunakan. Air HANGAT HARUS digunakan. Dapatkan
perhatian medis segera.
Kontak kulit:
Jika terkena, segera basuh kulit dengan banyak air selama minimal 15 menit saat melepas
pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Tutupi kulit yang teriritasi dengan emolien. Cuci
pakaian sebelum digunakan kembali.
Bersihkan sepatu secara menyeluruh sebelum digunakan kembali. Dapatkan perhatian medis
segera.
Kontak Kulit Serius:
Cuci dengan sabun desinfektan dan tutupi kulit yang terkontaminasi dengan krim anti-
bakteri. Cari medis
perhatian.
Inhalasi:
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernafas, berikan pernapasan buatan. Jika
sulit bernafas, berikan oksigen.
Dapatkan perhatian medis.
Inhalasi serius:
Evakuasi korban ke tempat yang aman sesegera mungkin. Longgarkan pakaian ketat seperti
kerah, dasi, ikat pinggang atau
emban. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Jika korban tidak bernapas, lakukan dari mulut ke
mulut
resusitasi. PERINGATAN: Mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan bantuan untuk
memberikan resusitasi dari mulut ke mulut
ketika bahan yang dihirup beracun, menular atau korosif. Mencari perhatian medis segera.
Proses menelan:
JANGAN memaksakan muntah kecuali jika diarahkan untuk melakukannya oleh tenaga
medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada seorang
orang yang tidak sadar. Longgarkan pakaian ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat
pinggang. Dapatkan bantuan medis jika
gejala muncul

3. Larutan I2

Sifat kimia dan fisika


Keadaan fisik dan penampilan : Solid.
Bau : Karakteristik Tajam. (Kuat.)
Rasa : Tidak tersedia.
Berat molekul : 253,81 g / mol
Warna : Ungu solid dengan kilau logam. (Gelap.)
pH (1% soln / air) : Tidak tersedia.
Titik didih : 184,4 ° C (363,9 ° F)
Titik lebur : 113,7 ° C (236,7 ° F)

Identifikasi bahaya
Potensi Efek Kesehatan Akut:Sangat berbahaya jika terjadi kontak kulit (iritan, sensitizer),
kontak mata (iritan), terhirup. Berbahaya jika terjadiproses menelan. Sedikit berbahaya jika
terjadi kontak kulit (permeator). Kontak yang terlalu lama dapat menyebabkan luka bakar dan
bisul pada kulit.Paparan berlebihan oleh penghirupan dapat menyebabkan iritasi pernapasan.
Peradangan mata ditandai dengan kemerahan, penyiraman,dan gatal. Peradangan kulit ditandai
dengan gatal, kerak, memerah, atau, terkadang, melepuh.
penanganan
Kontak mata:
Periksa dan lepaskan semua lensa kontak. Jika terjadi kontak, segera basuh mata dengan
banyak air untuk
setidaknya 15 menit. Air dingin dapat digunakan. Air HANGAT HARUS digunakan. Dapatkan
perhatian medis segera.
Kontak kulit:
Jika terkena, segera basuh kulit dengan banyak air selama minimal 15 menit saat melepas
pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Tutupi kulit yang teriritasi dengan emolien. Cuci
pakaian sebelum digunakan kembali.
Bersihkan sepatu secara menyeluruh sebelum digunakan kembali. Dapatkan perhatian medis
segera.
Kontak Kulit Serius:
Cuci dengan sabun desinfektan dan tutupi kulit yang terkontaminasi dengan krim anti-
bakteri. Cari medis
perhatian.
Inhalasi:
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernafas, berikan pernapasan buatan. Jika
sulit bernafas, berikan oksigen.
Dapatkan perhatian medis.
Inhalasi serius:
Evakuasi korban ke tempat yang aman sesegera mungkin. Longgarkan pakaian ketat seperti
kerah, dasi, ikat pinggang atau
emban. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Jika korban tidak bernapas, lakukan dari mulut ke
mulut
resusitasi. PERINGATAN: Mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan bantuan untuk
memberikan resusitasi dari mulut ke mulut
ketika bahan yang dihirup beracun, menular atau korosif. Mencari perhatian medis segera.
Proses menelan:
JANGAN memaksakan muntah kecuali jika diarahkan untuk melakukannya oleh tenaga
medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada seorang
orang yang tidak sadar. Longgarkan pakaian ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat
pinggang. Dapatkan bantuan medis jika
gejala muncul

4. Larutan amilum

Sifat fisika dan kimia

Keadaan fisik dan penampilan: Padat.


Bau: Tidak tersedia Rasa : Pahit
Berat Molekul: 238.1 g / mol Warna: Putih
pH (1% soln / air): Tidak tersedia. Titik Didih: Tidak tersedia.
Titik lebur: 120 ° C (248 ° F) Suhu kritis: Tidak tersedia.
Gravitasi Spesifik: 2.6 (Air = 1) Tekanan Uap: Tidak ditentukan. Kepadatan Uap: Tidak
tersedia. Volatilitas: Tidak tersedia.
Ambang Bau: Tidak tersedia.
Air / Minyak Dist. Coeff .: Tidak tersedia. Ionicity (dalam Air): Tidak tersedia.
Properti Dispersi: Lihat kelarutan dalam air.
Kelarutan : Sangat larut dalam air (Panas dan Dingin). Tidak larut dalam metanol, dietil eter,
n-oktanol

Identifikasi bahaya
Potensi Efek Kesehatan Akut:Sangat berbahaya jika terjadi kontak kulit (iritan, sensitizer),
kontak mata (iritan), terhirup. Berbahaya jika terjadiproses menelan. Sedikit berbahaya jika
terjadi kontak kulit (permeator). Kontak yang terlalu lama dapat menyebabkan luka bakar dan
bisul pada kulit.Paparan berlebihan oleh penghirupan dapat menyebabkan iritasi pernapasan.
Peradangan mata ditandai dengan kemerahan, penyiraman,dan gatal. Peradangan kulit ditandai
dengan gatal, kerak, memerah, atau, terkadang, melepuh.

Penanganan
Kontak mata:
Periksa dan lepaskan semua lensa kontak. Jika terjadi kontak, segera basuh mata dengan
banyak air untuk
setidaknya 15 menit. Air dingin dapat digunakan. Air HANGAT HARUS digunakan. Dapatkan
perhatian medis segera.
Kontak kulit:
Jika terkena, segera basuh kulit dengan banyak air selama minimal 15 menit saat melepas
pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Tutupi kulit yang teriritasi dengan emolien. Cuci
pakaian sebelum digunakan kembali.
Bersihkan sepatu secara menyeluruh sebelum digunakan kembali. Dapatkan perhatian medis
segera.
Kontak Kulit Serius:
Cuci dengan sabun desinfektan dan tutupi kulit yang terkontaminasi dengan krim anti-
bakteri. Cari medis
perhatian.
Inhalasi:
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernafas, berikan pernapasan buatan. Jika
sulit bernafas, berikan oksigen.
Dapatkan perhatian medis.
Inhalasi serius:
Evakuasi korban ke tempat yang aman sesegera mungkin. Longgarkan pakaian ketat seperti
kerah, dasi, ikat pinggang atau
emban. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Jika korban tidak bernapas, lakukan dari mulut ke
mulut
resusitasi. PERINGATAN: Mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan bantuan untuk
memberikan resusitasi dari mulut ke mulut
ketika bahan yang dihirup beracun, menular atau korosif. Mencari perhatian medis segera.
Proses menelan:
JANGAN memaksakan muntah kecuali jika diarahkan untuk melakukannya oleh tenaga
medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada seorang
orang yang tidak sadar. Longgarkan pakaian ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat
pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul
LAMPIRAN

Gambar Keterangan
Erlenmeyer A + 100 ml aquades
Erlenmeter B + 100 ml KI 0,1 M

Tutup erlenmeyer A dan B, guncangkan

Ambil 5 ml lapisan CCl4, utk erlenmeyer A dan


B

+ 2 gr Kristal KI + 20 ml air, utk erlemeyer A


dan B

Titrasi dgn larutan standar natrium tiosulfat,


erlenmeyer A dan B

Anda mungkin juga menyukai