Anda di halaman 1dari 41

Kode Modul

MGK. OTO 226 - 03

Fakultas Teknik UNY


Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif
KARAKTERISTIK PENGEREM AN
DAN JARAK BERHENTI KENDAR AAN

Y
Ra

ha

Wsin T
W.a/g

h
Rrf B
Wf

l1

Fb

Wcos T
L

Rrr
l2
W

Rd
hd

A


Wr

Penyusun :
Martubi, M.Pd., M.T.

Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2004

KATA PENGANTAR

Modul dengan MGK.OTO 226 03 dengan judul Karakteristik


Pengereman dan Jarak Berhenti

ini digunakan sebagai panduan dalam

kegiatan kuliah untuk membentuk salah satu kompetensi, yaitu: Memahami dan
dapat menggunakan

konsep mekanika pengereman dalam menentukan gaya

pengereman, efisiensi pengereman dan jarak berhentinya kendaraan. Modul ini


dapat digunakan untuk semua peserta kuliah Mekanika Gerak Kendaraan di
semester IV pada Program Studi Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas
Negeri Yogyakarta.
Pada modul ini disajikan konsep-konsep dasar tentang pengereman kendaraan,
contoh-contoh soal beserta penyelesaiannya, latihan-latihan / tugas dan tes
formatif serta evaluasi seperlunya untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
Modul ini terdiri atas tiga kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1 membahas tentang:
Karakteristik pengereman kendaraan penumpang, Kegiatan belajar 2 membahas
tentang: Karakteristik pengereman tractor-semitrailer, dan Kegiatan belajar 3
membahas tentang : Efisiensi dan jarak pengereman.
Untuk bisa mempelajari modul ini dengan mudah, diharapkam mahasiswa
telah memiliki pengetahuan awal yang memenuhi, terutama konsep analisis
matematis tentang gerak, konsep momen dan juga teori kesetimbangan benda.
.
Yogyakarta, Juli

2004

Penyusun

Martubi, M.Pd., M.T.

DAFTAR ISI MODUL

Halaman
HALAMAN SAMPUL ................................................................................ 1
KATA PENGANTAR .................................................................................. 2
DAFTAR ISI ................................................................................................ 3
PERISTILAHAN / GLOSSARY ................................................................. 5
I . PENDAHULUAN..................................................................................... 6
A. Deskripsi Judul ...................................................................................... 6
B. Prasyarat .................................................................................................. 6
C. Petunjuk Penggunaan Modul .................................................................. 7
1. Petunjuk bagi mahasiswa ................................................................... 7
2. Petunjuk bagi dosen ............ .............................................................. 7
D. Tujuan Akhir ........................................................................................ 8
E. Kompetensi ............................................................................................ 8
F. Cek Kemampuan .................................................................................... 10
II. PEMBELAJARAN ................................................................................. 11
A. Rencana Belajar Mahasiswa ................................................................ 11
B. Kegiatan Belajar .................................................................................... 12
1. Kegiatan Belajar 1 : Karakteristik Pengereman
Kendaraan Penumpang .................................... 12
a. Tujuan kegiatan belajar 1 ............................................................ 12
b. Uraian materi 1 ............................................................................. 12
c. Rangkuman 1 ................................................................................. 19
d. Tugas 1 .......................................................................................... 21
e. Tes formatif 1 ................................................................................ 21
f. Kunci jawab tes formatif 1 ... ....................................................... 22
3

Halaman

2. Kegiatan Belajar 2 : Karakteristik Pengereman


Tractor-Semitrailer ............................................. 22
a. Tujuan kegiatan belajar 2 ............................................................. 22
b. Uraian materi 2 .............................................................................. 22
c. Rangkuman 2 ................................................................................. 27
d. Tugas 2 ........................................................................................... 28
e. Tes formatif 2 ................................................................................. 29
f. Kunci jawab tes formatif 2 ... .......................................................... 29
3. Kegiatan Belajar 3 : Efisiensi Pengereman
dan Jarak Berhenti Kendaran ............................. 29
a. Tujuan kegiatan belajar 3 .............................................................. 29
b. Uraian materi 3 .............................................................................. 30
c. Rangkuman 3 ................................................................................. 34
d. Tugas 3 ........................................................................................... 36
e. Tes formatif 3 ................................................................................. 36
f. Kunci jawab tes formatif 2 ... ....................................................... 36
III. EVALUASI ........................................................................................... 37
A. Pertanyaan ........................................................................................... 37
B. Kunci Jawaban .................................................................................... 38
C. Kriteria Kelulusan ................................................................................ 39
IV. PENUTUP ............................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 41

PERISTILAHAN / GLOSSARY

Faktor massa ekuivalen : adalah sebuah sebuah besaran yang dibutuhkan untuk
membuat keseimbangan terhadap suatu massa yang sedang bergerak.
Hambatan Aerodinamis : adalah hambatan angin yang bekerja pada bagian depan
mobil (kendaraan).
Hambatan draw bar : adalah hambatan angin yang bekerja pada bagian belakang
mobil (kendaraan).
Hitch point : adalah titik tempat sambungan antara tractor dengan semitrailer.
Koefisien adhesi : adalah sebuah besaran yang menunjukkan adanya hambatan
akibat gaya tarik menari antatar ban mobil dengan permukaan jalan.
Slope : adalah sudut kemiringan jalan dibandingkan permukaan air laut.
Wheel base: adalah jarak antara sumbu roda depan dengan sumbu roda belakang
sebuah mobil pada posisi lurus.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Modul yang berjudul Karakteristik Pengereman

Kendaraan

i ni

membahas beberapa konsep dasar yang terkait dengan sistem perencanaan


tenaga penggerak kendaraan. Adapun cakupan materi yang dipelajari dalam
modul ini meliputi : (1) Karakteristik pengereman kendaraan penumpang, dan
(2) Karakteristik pengereman

tractor-semitrailer,

dan

(3) Efisiensi

pengereman dan jarak berhentinya kendaraan.


Modul ini terdiri atas tiga kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1 membahas
tentang: Karakteristik pengereman kendaraan penumpang, Kegiatan belajar 2
membahas tentang: Karakteristik pengereman tractor-semitrailer, dan
Kegiatan belajar 3 membahas tentang : Efisiensi dan jarak pengereman. Pada
setiap kegiatan belajar selalu dilengkapi dengan contoh soal dan
pembahasannya beserta latihan-latihan/tugas, tes formatif dan evaluasi
seperlunya untuk membantu mahasiswa dalam mencapai kompetensi yang
diharapkan.
Setelah selesai mempelajari modul ini secara keseluruhan mahasiswa
diharapkan

Memahami dan dapat menggunakan

konsep mekanika

pengereman dalam menentukan gaya pengereman, efisiensi pengereman dan


jarak berhentinya kendaraan .
B. Prasyarat
Modul ini merupakan modul awal bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan
Teknik Otomotif Jenjang S1 maupun D3, yang berisi materi-materi penunjang
/ pengayaan dari matakuliah-matakuliah keahlian di bidang otomotif yang
seharusnya sudah dipelajari sebelumnya
Sistem Pengendali.

terutama

adalah

matakuliah

Dengan demikian materi-materi yang terkait dengan isi modul ini akan
merupakan pendukung yang sangat penting dalam rangka mencapai
kompetensi yang diharapkan dalam modul ini, meskipun statusnya tidak
secara resmi sebagai prasyaratnya.

C. Petunjuk Penggunaan Modul


1. Petunjuk bagi Mahasiswa
Agar diperoleh hasil belajar yang maksimal, maka dalam menggunakan
modul ini ada beberapa prosedur yang perlu diperhatikan, dan dilaksanakan
antara lain :
a. Bacalah dan fahami dengan seksama uraian konsep-konsep teoritis yang
disajikan pada modul ini, kemudian fahami pula penerapan konsepkonsep tersebut dalam contoh-contoh soal beserta cara penyelesaiannya.
Bila terpaksa masih ada materi yang

kurang jelas dan belum bisa

difahami dengan baik para mahasiswa dapat menanyakan kepada dosen


yang mengampu kegiatan perkuliahan.
b. Coba kerjakan setiap tugas (soal latihan) secara mandiri, hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah
dimiliki setiap mahasiswa terhadap materi-materi yang dibahas pada
setiap kegiatan belajar.
c. Apabila dalam kenyataannya mahasiswa belum menguasai materi pada
level yang diharapkan, coba ulangi lagi membaca dan mengerjakan lagi
latihan-latihannya dan kalau perlu bertanyalah kepada dosen yang
mengampu kegiatan perkuliahan yang bersangkutan. Kalau materi yang
bersangkutan memerlukan pemahaman awal (prasyarat) maka yakinkan
bahwa prasyarat yang dimaksud benar-benar sudah dipenuhi.
2. Petunjuk bagi Dosen
Dalam setiap perkuliahan, dosen mempunyai tugas dan peran untuk :
a. Membantu mahasiswa dalam merencanakan proses belajar.
7

b. Membimbing mahasiswa melalui tugas-tugas atau latihan-latihan yang


dijelaskan dalam tahab belajar.
c. Membantu mahasiswa dalam memahami konsep baru dan menjawab
pertanyaan mahasiswa apabila diperlukan.
d. Membantu mahasiswa untuk mengakses sumber belajar lain yang
diperlukan.
e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli/dosen pendamping jika diperlukan.
g. Mengadakan evaluasi terhadap pencapaian kompetensi mahasiswa yang
telah ditentukan.

D. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari seluruh materi kegiatan belajar dalam modul ini
mahasiswa diharapkan :
1. Menggunakan konsep, sifat dan aturan pengereman kendaraan penumpang
dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan konsep, sifat dan aturan pengereman tractor-semitrailer
dalam pemecahan masalah
3. Menggunakan konsep, sifat dan aturan dari effisiensi dan jarak pengereman
dalam pemecahan masalah.
E. Kompetensi
Modul MGK.OTO 226-03 ini disusun dalam rangka membentuk
kompetensi Memahami dan dapat menggunakan

konsep mekanika

pengereman dalam menentukan gaya pengereman, efisiensi pengereman dan


jarak berhentinya kendaraan. Untuk mencapai kompetensi tersebut, terlebih
dahulu harus dapat dicapai sub-sub kompetensi beserta kriteria unjuk kerjanya
melalui lingkup belajar dengan materi pokok pembelajaran sebagai berikut :

Sub

Kompetensi

Kriteria
Unjuk Kerja

1.Konsep persaMemahami
maan pengedan dapat
reman kendamenggunaraan penumkan konsep
pang difahami
mekanika
dengan benar
pengerem-an
sesuai teori.
dalam
2. Beban normal

menentukan
gaya pengereman,

efisiensi

pengereman

dan jarak
berhentinya
kendaraan.

pada poros
kendaraan
penumpang
selama pengereman dihitung
dengan benar
sesuai teori.
3. Gaya pengereman maksimum kendaraan penumpang dihitung
dengan benar
sesuai teori.
pengereman.
4.Proporsi total
gaya pengereman pada
setiap poros
kendaraan
penumpang
dihitung dengan
benar sesuai
teori.
6.Konsep mekanika pengereman tractorsemi trailer
difahami dengan
benar sesuai
teori.
7. Beban normal
pada setiap
poros tractorsemi trailer
selama penge
reman dihitung
dengan benar
sesuai teori
8. Gaya
pengereman
maksimum
tractor-semi
trailer dihitung
dengan benar
sesuai teori.

Materi Pokok Pembelajaran

Lingkup
Belajar

Sikap

1 .Konsep
persamaan
pengereman
kendaraan
penumpang.
2. Beban normal
pada poros
kendaraan
penumpang
selama
pengereman.

Kritis,
teliti dan
cermat
dalam
menulis
lambang
dan melakukan perhitungan.

Pengetahuan

Ketrampilan

1 .Konsep
persamaan
pengereman
kendaraan
penumpang.

Menghitung
dengan
prosedur dan
hasil yang
benar

2. Beban normal
pada poros
kendaraan
penumpang
selama pengereman.

3. Gaya pengereman
maksimum
kendaraan
penumpang.

3. Gaya pengereman
maksimum
kendaraan
penumpang.

4. Proporsi total
gaya
pengereman
pada setiap
poros
kendaraan
penumpang.

4. Proporsi total
gaya
pengerem-an
pada setiap
poros
kendaraan
penumpang.

6. Konsep
mekanika
pengereman
tractorsemitrailer.

6. Konsep
mekanika
pengerem-an
tractorsemitrailer.

7. Beban normal
pada setiap
poros tractorsemi trailer
selama
pengereman

7. Beban
normal pada
setiap poros
tractor-semi
trailer
selama pengereman
8. Gaya pengereman
maksimum
tractorsemitrailer

8. Gaya
pengereman
maksimum
tractorsemitrailer

Sub

Kompetensi
Memahami
dan dapat
mengguna-kan
konsep
mekanika
pengereman
dalam menen
tukan gaya
pengereman,
dan jarak
berhentinya
kendaraan.

Kriteria
Unjuk Kerja
9. Konsep efisiensi
pengereman
dapat difahami
dengan benar
sesuai teori.
10. Jarak total
berhentinya
kendaraan dapat
dihitung dengan
benar sesuai
teori.

Lingkup
Belajar
9. Konsep
efisiensi
pengereman
10.Jarak total
pengereman

Materi Pokok Pembelajaran


Sikap

Pengetahuan

Kritis, teliti 9. Konsep


efisiensi
dan cermat
pengerem-an
dalam
menulis
lambang 110.Jarak total
pengerem-an
dan melakukan perhitungan.

Ketrampilan

Menghitung
dengan
prosedur dan
hasil yang
benar

F. Cek Kemampuan
Sebelum mempelajari Modul MGK.OTO 226 ini, isilah dengan tanda cek
( ) pertanyaan yang menunjukkan kompetensi yang telah dimiliki oleh setiap
mahasiswa dengan jujur dan dapat dipertanggungjawabkan :
Sub
Kompetensi

Memahami
dan dapat
menggunakan konsep
mekanika
pengerem-an
dalam

menentukan
gaya pengereman,

efisiensi

pengereman

dan jarak
berhentinya
kendaraan.

Jawaban

Pertanyaan

Ya

Tidak

1. Saya memahami konsep persamaan


pengereman kendaraan penumpang.
2. Saya dapat menghitung beban normal pada
poros selama pengereman kendaraan
penumpang
3. Saya dapat menghitung gaya pengereman
maksimum kendaraan penumpang
4. Saya dapat menghitung proporsi total gaya
pengereman pada setiap poros kendaraan
penumpang
5. Saya dapat menentukan roda mana
yang berhenti dulu
6. Saya memahami konsep mekanika
pengereman pada tractor-semitrailer.
7. Saya dapat menghitung beban normal
pada setiap poros tractor-semitrailer
selama pengereman .
8. Saya dapat menghitung gaya pengereman maksimum tractor-semitrailer.
9. Saya memahami konsep efisiensi
pengereman.
10. Saya dapat menghitung jarak total
berhentinya kendaraan .

Bila Jawaban Ya
Kerjakan

Tes Formatif 1
Tes Formatif 1
Tes Formatif 1
Tes Formatif 1
Tes Formatif 1
Tes Formatif 2
Tes Formatif 2
Tes Formatif 2
Tes Formatif 3
Tes Formatif 3

Apabila mahasiswa menjawab Tidak maka pelajari modul ini


Sesuai materi yang dijawab Tidak ersebut.

10

BAB II
PEMBELAJARAN

A. Rencana Belajar Mahasiswa


Buatlah rencana kegiatan belajar dengan mengisi tabel di bawah ini dan
mintalah bukti kepada dosen setelah kegiatan belajar selesai.
Jenis Kegiatan

Tanggal

1. Konsep mekanika
pengereman kendaraan
penumpang
2. Beban normal pada
poros kendaraan
penumpang selama
pengereman
3. Gaya pengereman
maksimum kendaraan
penumpang.
4 . Proporsi gaya pengereman pada kendaraan
penumpang dan roda
yang berhenti dulu
5. Konsep mekanika
pengereman tractorsemitrailer
6. Beban normal pada
poros tractor-semitrailer
selama pengereman
7. Menentukan gaya
pengereman maksimum
pada tractor-semitrailer
8. Efisiensi pengereman
9. Jarak pengereman

11

Waktu

Tempat
Belajar

Alasan
Perubahan

Paraf
Dosen

B. Kegiatan Belajar.
1. Kegiatan Belajar 1: Karakteristik Pengereman Kendaraan Penumpang
a. Tujuan Kegiatan Belajar 1 :
1). Menentukan beban normal

pada poros

kendaraan

penumpang

selama proses pengereman.


2). Menentukan gaya pengereman maksimum kendaraan penumpang.
3). Menentukan proporsi gaya pengereman total kendaraan penumpang.
b. Uraian Materi 1 :
1). Pendahuluan
Untuk menjamin agar laju kendaraan dapat dikendalikan, dikurangi
kecepatannya atau bahkan diberhentikan sama sekali pada setiap saat,
maka pada setiap kendaraan perlu dipasang sistem rem yang dapat
bekerja sebagaimana mestinya.

Untuk itulah maka kemampuan

pengereman kendaraan harus merupakan salah satu kajian yang


cukup penting jika ingin dicapai keamanan dan keselamatan dalam
berkendara. Lebih-lebih bila melihat kepadatan lalu lintas di jalan
raya pada waktu akhir-akhir ini, terutama di kota-kota apalagi pada
jalan-jalan di sekitar lampu lalu lintas. Oleh karena itulah akhir-akhir
ini juga telah dikenalkan oleh banyak industri otomotif adanya
berbagai macam dan tipe sistem rem, misalnya rem hidrolik, rem gas
buang dan jenis-jenis yang lain.
Pada bab ini tidak akan dibahas bagaimana sistem rem itu
bekerja, karena sudah ada matakuliah tersendiri yang membahasnya,
yaitu matakuliah Sistem Pengendali.

Salah satu kriteria untuk

mengevaluasi kemampuan kerja rem adalah karakteristik pengereman,


terutama ditinjau dari adanya gaya-gaya luar yang bekerja pada
kendaraan.

12

Gaya-gaya luar utama yang bekerja menghambat kendaraan


untuk jenis kendaraan dua poros (kendaraan penumpang) ditunjukkan
pada Gambar 1 di bawah ini :

Ra
W.a/g

ha

Wsin T

h
Rrf B

Wf

l1

Rd

Fbf

hd
l2 Rrr A

Wcos T
L

Wr

Fbr T

Gambar 1

2). Mekanika Pengereman :


Ketika gaya pengereman berada di bawah batas adhesi antara
ban dan jalan maka besarnya gaya pengereman adalah :
Mb 6I .D an
Fb = -----------------r
Mb = momen pengereman
Fb = gaya pengereman ( braking force )
I

= inersia putaran selama perlambatan

D an = perlambatan angular
r

= radius putar (gelinding) ban.


Disamping itu gaya pengereman juga dipengaruhi oleh

beberapa faktor seperti tahanan gelinding ban, tahanan aerodinamik,


tahanan trasmisi dan tahanan tanjakan (untuk kendaraan yang
berjalan naik). Dengan demikian gaya hambat total ( resultan gaya
hambat ) dapat dihitung sebagai berikut :
13

Fres = Fb + fr W cos T + Ra + Rt r W sin T


Keterangan :
f r = koefisien tahanan gelinding roda
W = berat kendaraan
T = sudut slope jalan
Ra = tahanan aerodinamik
Rt = tahanan transmisi
W sin T diberi tanda ( + ) jika kendaraan naik.
Dalam keadaan normal, tahanan transmisi sangat kecil, sehingga
dapat diabaikan.
3). Beban Normal pada Poros Selama Pengereman :
Selama proses pengereman terjadilah transfer beban dari poros
belakang ke poros depan kendaraan. Menurut persamaam momen di
titik kontak ban dengan jalan baik di depan maupun belakang, maka
besarnya beban normal pada poros depan (Wf) dan beban normal
pada poros belakang (Wr) dapat dihitung dengan persamaan :
1
W
Wf = ---- { W l2 + h ( ---- a Ra r W sin T ) }
L
g
1
W
Wr = ---- { W l1 h ( ---- a Ra r W sin T ) }
L
g
Dalam persamaan di atas, a adalah perlambatan.
Ketika kendaraan berjalan naik maka W sin T bertanda ().
Dianggap tahanan aerodinamik bekerja pada pusat berat kendaraan,
dan di sana tidak ada beban drawbar (Rd)
Selanjutnya menurut persamaan gaya-gaya dalam arah horisontal
( searah sumbu memanjang kendaraan ) diperoleh :
14

W
Fb + fr W = Fbf + Fbr + fr W = --- a Ra r W sin T
g
Dalam persamaan di atas Fbf dan Fbr berturut-turut adalah gaya
pengereman pada poros depan dan belakang.
Dengan mensubstitusikan persamaan tersebut ke dalam Wf dan Wr
akan didapat harga-harga beban normal pada poros-poros selama
proses pengereman :
1
Wf = ---- { W l2 + h ( Fb + fr W ) }
L

Beban Normal Poros Depan :

1
Beban Normal Poros Belakang: Wr = --- { W l1 h ( Fb + fr W ) }
L
4). Gaya Pengereman Maksimum
Gaya pengereman maksimum pada kendaraan dua poros yang
dapat didukung oleh kontaknya ban dengan jalan ditentukan oleh
beban normal dan koefisien adhesi jalan ( ). Jika gaya pengereman
maksimum untuk poros depan dan belakang masing-masing
dinyatakan dengan Fbf maks dan Fbr maks maka besarnya masing-masing
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Fbf maks = .Wf

dan

Fbr maks = .Wr

Jika Wf dan Wr disubstitusikan ke dalam rumus ini diperoleh :


Fbf maks

P W { l2 + h ( P + fr ) }
= --------------------------L

P W { l1 h ( P + fr ) }
Fbr maks = --------------------------L
15

5). Proporsi Gaya Total Pengereman :


Proporsi gaya

pengereman total pada poros depan maupun

poros belakang kendaraan dapat ditentukan dengan membandingkan


kedua Gaya Pengereman Maksimum , yaitu :
Kbf
Fbf maks
l2 + h ( P + fr )
----- = ---------- = -----------------Kbr
Fbr maks
l1 h ( P + fr )
Catatan : Kbf + Kbr = 100 % = 1
Selanjutnya untuk menentukan apakah roda depan atau
belakang yang akan terkunci (mengerem) lebih dahulu, maka perlu
diketahui harga dari angka perlambatan pada kedua roda (poros)
yang dinyatakan dalam satuan g (grafitasi).
a
P l2 / L + Kbf . fr
--= ---------------------g f
Kbf P h / L

a
P l1 / L + Kbr . fr
--= -------------------g r
Kbr + P h / L
Roda depan akan mengunci ( berhenti ) lebih dahulu jika :
a
--<
g f

a
---g
r

Roda belakang akan mengunci ( berhenti ) lebih dahulu jika :


a
--g

<

a
---g f
16

Contoh soal:
Sebuah kendaraan penumpang (dua poros) mempunyai wheel base =
200 cm, pusat beratnya berada 90 cm di belakang poros depan dan
60 cm diatas permukaan jalan

datar. Berat kendaraan =12 kN

dengan koefisien tahanan gelinding = 0,5 dan koefisien adhesi jalan


dengan ban = 0,7. Kendaraan tersebut sedang berjalan di atas jalan
datar dengan kecepatan tertentu, tetapi karena sesuatu tiba-tiba
dilakukan pengereman sampai berhenti. Tentukanlah :
a). Gaya pengereman maksimum pada setiap poros kendaraan.
b). Beban yang diderita oleh setiap poros kendaraan selama
proses pengereman.
c). Proporsi gaya pengereman total di setiap poros kendaraan.
d). Roda mana yang mengunci lebih dahulu.
Penyelesaian :
Diketahui: Sebuah kendaraan penumpang sedang berjalan di atas
jalan datar tiba-tiba direm sampai berhenti.
L = 200 cm

W = 12 kN

l1 = 90 cm

l2 = L l1 = 200 90 = 110 cm

h = 60 c m

fr = 0,5 dan P = 0,7

Ditanyakan: a). Fbf maks dan Fbr maks


b). Wf dan Wr selama pengereman
c). Kbf dan Kbr
d). Roda mana yang berhenti dulu.
Jawab :

P W { l2 + h ( P + fr ) }
a). Fbf maks = ----------------------------L

0,7.12 {110 + 60 (0,7 + 0,5)}


= -----------------------------------200
= 7,644 kN

17

P W { l1 h ( P + fr ) }
Fbr maks = ----------------------------L
0,7.12 {90 60 (0,7 + 0,5)}
= ---------------------------------- = 0,756 kN
200
b). Wf = Fbf maks / P = 7,644 / 0,7 = 10,92 kN
Wr = Fbr maks / P = 0,756 / 0,7 =
Kbf
Fbf maks
c). ----- = ---------- =
Kbr
Fbr maks

1,08 kN

7,644 kN
------------ = 10,11
0,756 kN

Kbf = 10,11. Kbr Kbf = 1 Kbf


Kbf = 10,11. (1 Kbf) = 10,11 10,11.Kbf
Kbf + 10,11. Kbf = 10,11
11,11 Kbf = 10,11
Kbf

10,11
= -------- = 0,91 Kbr = 1 0,91 = 0,09
11,11

atau Kbf =
91%

d).

dan Kbf = 9
%

a
P l2 / L + Kbf . fr
--= --------------------g f
Kbf P h / L
0,7. 110 / 200 + 0,91 .0,5
= -------------------------= 1,2
0,91 0,7.60 / 200

.
a
--g

P l1 / L + Kbr . fr
= --------------------r
Kbr + P h / L
0,7. 90 / 200 + 0,09 . 0,5
= ------------------------------ = 1,2
0,09 + 0,7. 60 / 200

Karena

a
a
--= ---g f
g r
18

maka kedua roda


berhenti bersama

c. Rangkuman 1:
1). Kendaraan penumpang atau kendaraan dua poros adalah salah satu
jenis kendaraan yang banyak digunakan, maka lajunya harus dapat
dikendalikan sehingga perlu adanya sistem rem yang bekerja baik.
2). Salah satu kriteria untuk mengevaluasi kemampuan kerja rem adalah
karakteristik pengereman, terutama ditinjau dari adanya gaya-gaya
luar yang bekerja pada kendaraan.
3). Resultan gaya hambat pada kendaraan penumpang yang berjalan di
atas jalan dengan slope T dapat dihitung dengan rumus :
Fres = Fb + fr W cos T + Ra + Rt r W sin T

4). Besarnya beban normal pada poros depan (Wf) dan

belakang (Wr)

selama pengereman dapat dihitung dengan rumus :


Pada Poros Depan :

1
Wf = ---- { W l2 + h ( Fb + fr W ) }
L

1
Pada Poros Belakang: Wr = --- { W l1 h ( Fb + fr W ) }
L
5). Gaya pengereman maksimum pada poros depan dan belakang masingmasing dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Fbf maks = .Wf
Atau

dan

Fbr maks = .Wr

P W { l2 + h ( P + fr ) }
Fbf maks = --------------------------L
P W { l1 h ( P + fr ) }
Fbr maks = --------------------------L
19

6). Proporsi gaya

pengereman total pada poros depan maupun poros

belakang kendaraan dapat ditentukan dengan membandingkan kedua


gaya pengereman maksimum, yaitu :
Kbf
Fbf maks
l2 + h ( P + fr )
----- = ---------- = -----------------Kbr
Fbr maks
l1 h ( P + fr )
Catatan : Kbf + Kbr = 100 % = 1
7). Untuk menentukan apakah roda depan atau belakang yang akan
terkunci (mengerem) lebih dahulu, maka perlu diketahui harga dari
angka perlambatan pada kedua roda (poros) yang dinyatakan dalam
satuan g (grafitasi).
a
P l2 / L + Kbf . fr
--= ---------------------g f
Kbf P h / L
a
P l1 / L + Kbr . fr
--= --------------------g r
Kbr + P h / L
Roda depan akan mengunci ( berhenti ) lebih dahulu jika :
a
--<
g f

a
---g
r

Roda belakang akan mengunci ( berhenti ) lebih dahulu jika :


a
--g

<

a
---g f

20

d. Tugas 1 :
Sebuah kendaraan penumpang (dua poros) mempunyai wheel base =
210 cm, pusat beratnya berada 110 cm di depan poros belakang dan
50 cm diatas permukaan jalan datar. Berat kendaraan =15 kN dengan
koefisien tahanan gelinding = 0,2 dan koefisien adhesi jalan dengan ban
= 0,75. Kendaraan tersebut sedang berjalan di atas jalan datar dengan
kecepatan tertentu, tetapi karena sesuatu tiba-tiba dilakukan pengereman
sampai berhenti. Tentukanlah :
1). Gaya pengereman maksimum pada setiap poros kendaraan.
2). Beban yang diderita oleh setiap poros kendaraan selama
proses pengereman.
3). Proporsi gaya pengereman total di setiap poros kendaraan.
4). Roda mana yang mengunci lebih dahulu.
e. Tes formatif 1 :
Sebuah mobil penumpang (dua poros) mempunyai wheel base =
240 cm, pusat beratnya berada 125 cm di depan poros belakang dan
55 cm diatas permukaan jalan datar. Berat kendaraan = 22 kN dengan
koefisien tahanan gelinding = 0,2 dan koefisien adhesi jalan dengan ban
= 0,7. Kendaraan tersebut sedang berjalan di atas jalan datar dengan
kecepatan tertentu, tetapi karena sesuatu tiba-tiba dilakukan pengereman
sampai berhenti. Jika percepatan grafitasi = 9,81 m/det.2, tentukanlah :
1). Gaya pengereman maksimum pada poros depan.
2). Gaya pengereman maksimum pada poros belakang
3). Beban normal pada poros depan selama pengereman.
4). Beban normal pada poros belakang selama pengereman.
5). Proporsi gaya pengereman total pada poros depan.
6). Proporsi gaya pengereman total pada poros belakang.
7). Roda mana yang mengunci lebih dahulu.

21

f. Kunci Jawab Tes Formatif 1 :


1). Fbf maks = 11,20 kN

5). Kbf = 0,73

2). Fbr maks = 4,20 kN

6). Kbr = 0,27

3). Wf = 16 kN

7). Roda Depan

4). Wr = 6 kN
2. Kegiatan Belajar 2: Karakteristik Pengereman Tractor-semitrailer
a. Tujuan Kegiatan Belajar 2 :
1). Menentukan beban normal pada poros tractor-semitrailler selama
proses pengereman.
2). Menentukan gaya pengereman maksimum pada tractor-semitrailler
b. Uraian Materi 2 :
1). Pendahuluan
Karakteristik

pengereman

pada

tractor-semitrailer

lebih

kompleks dibanding dengan kendaraan penumpang. Untuk tractorsemitrailer pemindahan beban selama pengereman disamping
tergantung kecepatan perlambatan juga tergantung gaya pengereman
dari trailernya.

Ra2

Whi
h a1

Ra1

d1

W1

W2

d2
W2.a/g

Fhi

ha1

h2
h3

l1

Fbf
L1

Wf

Fbr
Wr

L2
Gambar 2.

22

Fbs
Ws

2). Mekanika Pengereman


Gambar 2 menunjukkan gaya - gaya utama yang bekerja pada
tractor semitrailer selama pengereman. Untuk memudahkan dalam
menganalisisnya, maka tahanan aerodinamik ( Ra ) dan tahanan
gelinding ( Rr ) diabaikan pengaruhnya.
Persamaan beban yang berlaku pada proses pengereman tractor
semitrailer adalah :
a). Untuk tractor :
Wf + Wr = W1 + Whi
Cf W f + Cr W r =

a
W1 + Fhi
g

a
W1h1 + Fhi h3 + W1 (L1 l1 d1 ) + Wr.d1 = Wf ( l1 d1 )
g

b). Untuk semitrailer :


Whi + Ws = W2

a
W2
g
a
W2 d2 + Fhi.h3 =
W2 h2 + Ws.L2
g
Fhi + Cs.Ws =

c). Untuk kombinasi tractor - semitrailer :


Wf + Wr + Ws = W1 + W2
a
Cf .Wf + Cr.Wr + Cs.Ws =
( W1 + W2 )
g
a
a
W1.h1+
W2.h2 + Wr.L1 +Ws (L1- d1+ L2) = Wl l1 + W2 ( L1 - d1 + d2)
g
g
dalam persamaan persamaan diatas :
Whi = beban vertikal pada hitch point
Fhi

= beban horisontal pada hitch point

a = perlambatan kendaraan

23

Cf, Cr, dan Cs berturut-turut adalah rasio gaya pengereman


terhadap beban normal pada poros depan tractor , poros
belakang tractor, dan poros semitrailer.
3). Beban Normal
Dari persamaan-persamaan di atas, maka beban normal untuk masingmasing poros dapat ditentukan sebagai berikut :
a). Untuk poros depan tractor :
Wf =

W1 {L1 l1 + (a/g) h1 + (Cr a/g) h3}


--------------------------------------------- +
L1 + (Cr Cf) h3
W2 {L2 d2 + (Cs a/g) h3 + (a/g) h2} (d1 + Cr h3)
---------------------------------------------------------(L2 + Csh3) {L1 + (Cr Cf) h3}

b). Untuk poros belakang tractor :


W1 {l1 (a/g) h1 + (a/g Cf) h3}
Wr = ------------------------------------------- +
L1 + (Cr Cf) h3
W2 { (L2 d2) + (Cs a/g) h3 + (a/g) h2}{ (L1 d1) Cf h3}
----------------------------------------------------------------------(L2 + Csh3) {L1 + (Cr Cf) h3}
c). Untuk poros semitrailer :
W2 {d2 + (h3 h2) a / g }
Ws = -----------------------------Cs h3 + L2
Dari persamaan-persamaan di atas tampak bahwa untuk menentukan
beban normal ternyata angka dan koefisien gaya pengereman pada
poros semitrailer Cs harus terlebih dahulu ditentukan.
Jika angka perlambatan dan gaya pengereman pada poros
semitrailer diketahui, maka beban normal pada poros semitrailer dapat
dihitung dengan rumus Ws di atas, begitu juga beban horizontal dan
24

vertikal pada hitch point dapat dihitung dengan persamaan-persamaan


yang telah dituliskan pada halaman 63 sub bab 2) nomor b). Dengan
harga-harga Whi dan Fhi tersebut dapat juga dihitung besarnya beban
normal pada poros depan dan belakang tractor melalui persamaanpersamaan pada halaman 63 sub bab 2) nomor a).
Selanjutnya agar diperoleh kondisi pengereman yang optimum
dimana gaya pengereman di semua poros dapat mencapai harga
maksimum, maka angka perlambatan dalam satuan g harus mendekati
(sama) dengan koefisien adhesi jalan P ,

Cf = Cr = Cs = a e g = P .

Beban normal pada poros-poros tersebut selama pengereman dapat


disederhanakan menjadi :

W1 (L1 l1 + P h1) W2 (L2 d2 + P h2 ) ( d1 + P h3)


Wf = ----------------------- + --------------------------------------L1
L1(L2 + P . h3 )
W1 (l1 - P . h1 )
Wr = -------------------L1

W2 (L2 d2 + . h2) (L1 - d1 - . h3)


--------------------------------------------L1(L2 + . h3)

W2 { d2 + .( h3 h2 )}
Ws = ----------------------------. h3 + L2

4). Gaya pengereman maksimum :


Dari persamaan beban normal pada kondisi pengereman yang
optimum tersebut terakhir maka dapat ditentukan juga harga dari gaya
pengereman maksimum, yaitu
Fbf maks = .Wf
Fbr maks = . Wr
Fbs maks = .Ws

25

Fbmaks = .W

sehingga :

Contoh soal:
Sebuah kendaraan tractor-semitrailer mempunyai : berat tractor 67 kN,
semitrailer 267 kN, wheelbase tractor = 381 cm, poros

berat

semitariler berada 711 cm di belakang tractor, hitch point berada


61 cm di depan poros belakang tractor dan 162 cm di atas jalan.
Pusat grafitasi tractor berada 203 cm di belakang poros depan tractor
dan

di atas jalan, sedang pusat grafitasi semitrailer berada

97 cm

330 cm di depan poros semitrailer dan 178 cm diatas permukaan jalan.


Kendaraan tersebut sedang berjalan di atas jalan yang datar, tetapi
karena sesuatu tiba-tiba direm sampai berhenti. Jika ditentukan
koefisien adhesi ban dengan jalan = 0,8. Tentukanlah :
a). Beban normal pada poros-poros kendaraan kombinasi tersebut
selama proses pengereman.
b). Gaya pengereman maksimum pada setiap poros kendaraan
Penyelesaian :
Diketahui : Sebuah kendaraan kombinasi tractor-semitriler
W1 = 67 kN

l1 = 203 cm

W2 = 267 kN

h1 = 97 cm

L1 = 381 cm

h2 = 178 cm

L2 d1 = 711 cm

L2 d2 = 330 cm

d1 = 61 cm

h3

= 162 cm

P = 0,8
Ditanyakan a). Wf , Wr dan Ws
b). Fbf mak, Fbr mak, Fbs maks
Jawab :

L2 = 711 + d1 = 711 + 61 = 772 cm


d2 = L2 330 = 772 330 = 442 cm

.
W1 (L1 l1 + P h1)
W2 (L2 d2 + P h2 ) ( d1 + P h3)
a). Wf = ----------------------- + --------------------------------------L1
L1(L2 + P . h3 )

26

67 (381 203 + 0,8. 97 )

267 (772 442 + 0,8.178 ) ( 61 + 0,8. 162)

Wf = -------------------------- + -------------------------------------------381

381(772 + 0,8 . 162 )

= 44,95 + 60,95 = 105,90 kN


W1 (l1 P . h1 )
Wr = -------------------L1
67 (203 0,8 . 97 )

W2 (L2 d2 + . h2) (L1 d1 . h3)


+ --------------------------------------------L1(L2 + . h3)
267 (772 442 + 0,8 . 178) (381 61 0,8 . 162)

Wr = --------------------- + ----------------------------------------------------381

381 (772 + 0,8 . 162)

= 22,05 + 69,91 = 91,96 kN

W2 { d2 + .( h3 h2 )}
Ws = ----------------------------. h3 + L2
267 { 442 + 0,8 (162 178)}

Ws = ------------------------------0,8. 162 + 772

= 127,10 kN

b). Fbf maks = Wf maks . = 105,90 . 0,8 = 84,72 kN


Fbr maks = Wr maks . = 91,96 . 0,8 = 73,57 kN
Fbs maks = Ws maks . = 127,10 . 0,8 = 101,68 kN

c. Rangkuman 2:
1). Karakteristik pengereman pada tractor-semitrailer lebih kompleks
dibanding dengan kendaraan dua poros karena gaya - gaya utama
yang bekerja pada tractor semitrailer selama pengereman lebih
banyak, namun untuk memudahkan dalam menganalisisnya, maka
tahanan aerodinamik (Ra) dan tahanan gelinding ( Rr ) diabaikan
pengaruhnya karena sangat kecil artinya dibanding tahanan lainnya.
2). Beban normal yang ditahan pada poros-poros tractor semitrailer
selama pengereman dapat dihitung dengan rumus :
27

W1 (L1 l1 + P h1 W2 (L2 d2 + P h2 ) ( d1 + P h3)


Wf = --------------------- + -------------------------------------L1
L1(L2 + P . h3 )
W1 (l1 - P . h1 )
W2 (L2 d2 + . h2) (L1 - d1 - . h3)
Wr = ------------------- + --------------------------------------------L1
L1(L2 + . h3)
W2 { d2 + .( h3 h2 )}
Ws = ----------------------------. h3 + L2

4). Gaya pengereman maksimum setiap porosnya dihitung dengan rumus :


Fbf maks = .Wf
Fbr maks = . Wr
Fbs maks = . Ws
d. Tugas 2 :
Sebuah kendaraan tractor-semitrailer mempunyai : berat tractor 60
kN, berat

semitrailer 240 kN, wheelbase tractor = 370 cm, poros

semitariler berada 700 cm di belakang tractor, hitch point berada 55


cm di depan poros belakang tractor dan 120 cm di atas jalan. Pusat
grafitasi tractor berada 190 cm di belakang poros depan tractor dan
100 cm di atas jalan, sedang pusat grafitasi semitrailer berada 300 cm
di depan poros semitrailer dan 165 cm diatas permukaan jalan.
Kendaraan tersebut sedang berjalan di atas jalan yang datardengan
kecepatan 90 km/jam, tetapi karena sesuatu tiba-tiba direm sampai
berhenti. Jika ditentukan koefisien adhesi ban dengan jalan = 0,8.
Tentukanlah :
1). Beban normal pada poros-poros kendaraan kombinasi tersebut
selama proses pengereman.
2). Gaya pengereman maksimum pada setiap poros kendaraan

28

e. Tes formatif 2 :
Sebuah kendaraan tractor-semitrailer mempunyai: berat tractor 50 kN,
berat semitrailer 240 kN, wheelbase tractor = 350 cm, poros semitariler
berada

690 cm di belakang poros belakang tractor,

hitch point

berada 52 cm di depan poros belakang tractor dan 140 cm di atas jalan.


Pusat grafitasi tractor berada 180 cm di belakang poros depan tractor
dan 95 cm di atas jalan, sedang pusat grafitasi semitrailer berada 310
cm di depan poros semitrailer dan 160 cm diatas permukaan jalan.
Kendaraan tersebut sedang berjalan di atas jalan yang datar, tetapi karena
sesuatu tiba-tiba direm sampai berhenti. Jika ditentukan koefisien adhesi
ban dengan jalan = 0,6. Tentukanlah :
1). Beban normal pada poros-poros kendaraan kombinasi tersebut
selama proses pengereman.
2). Gaya pengereman maksimum pada setiap poros kendaraan.
f. Kunci Jawab Tes Formatif 2 :

1). Wf = 78,27 kN
Wr = 83,30 kN
Ws = 122,03 kN
2). Fbf maks = 46,96 kN
Fbr maks = 49,98 kN
Fbs maks = 73,22 kN

3. Kegiatan Belajar 3: Efisiensi dan Jarak Pengereman


a. Tujuan Kegiatan Belajar 3 :
1). Memahami konsep efisiensi pengereman
2). Menentukan jarak pengereman/jarak pengereman minimal .
3). Menentukan jarak pengereman tambahan.
4). Menentukan jarak pengereman total.

29

b. Uraian Materi 3 :
1). Efisiensi Pengereman
Mengingat sangat pentingnya efek dan fungsi sistem rem bagi
suatu kendaraan, maka perlu dikaji lebih jauh tentang dinamika
pengereman. Karena dengan mengetahui hal-hal yang mungkin masih
terkait dengan sistem pengereman dengan segala dinamikanya
diharapkan dalam perencanaan kendaraan dapat diperoleh hasil yang
maksimal, artinya dapat memenuhi kenyamanan, kestabilan dan yang
utama dapat menjamin keselamatan pengendara kendaraan tersebut.
Untuk lebih mengetahui tentang karakteristik pengereman suatu
kendaraan, maka perlu juga dipelajari masalah efisiensi pengereman
kendaraan secara rinci, termasuk dalam hal ini adalah faktor-faktor
yang mempengaruhinya.
Efisiensi

pengereman

dapat

didefinisikan

sebagai

suatu

perbandingan antara angka perlambatan maksimum yang dapat


dicapai sebelum kendaraan berhenti dengan koefisien adhesi jalan.
Secara matematis efisiensi pengereman dapat ditulis sebagai berkut :
a/g
K b = ------P
a = angka perlambatan
g = kecepatan grafitasi bumi
P = koefisien adhesi jalan
a
Dari rumusan di atas tampak bahwa jika --- < P maka Kb < 1
g
2). Jarak Pengereman / Jarak Berhenti :
Jarak pengereman merupakan parameter lain yang harus
dipertimbangkan
kendaraan

darat.

dalam
Untuk

meninjau

karakteristik

memperhitungkan

pengereman

harga

dari

jarak

pengereman (jarak berhentinya kendaraan), maka dapat digunakan


prinsip-prinsip dasar dalam Mekanika / Dinamika Teknik.
30

Hubungan antara jarak pengereman, gaya pengereman, berat


kendaraan dan kecepatan kendaraan dapat dinyatakan dalam bentuk
deferensial adalah :
a.ds =

V.dV

Fb+R
-------- ds = V.dV
Jb W/g
dalam hal ini : Jb = faktor massa ekuivalen.
( biasanya diambil Jb = 1,04 )
Persamaan tersebut jika diintegralkan dari kecepatan awal V1
sampai kecepatan akhir V2 maka diperoleh harga jarak pengereman S :
V1 Jb W

V dV

S = ------- -V2 g
Fb + 6R
Dengan mensubstitusikan persamaan Fres pada pokok bahasan
terdahulu dan mengabaikan tahanan transmisi didapat :
Jb W

V1

V .dV

S = ------- ------------------------------------g V 2 Fb + frw cos T r W sin T + Ra


Tahanan aerodinamik proporsional terhadap kuadrat dari kecepatan,
yang dapat dirumuskan :
U
Ra = --- CD Af V2 = Cae V2
2
Dengan subtitusi harga Ra dan mengintegralkannya maka harga jarak
pengereman :
Jb W
Fb + fr W cos T r W sin T + Cae V12
S = -------- ln ( --------------------------------------------- )
2g Cae
Fb + fr W cos T r W sin T + Cae V22

31

Untuk kecepatan akhir V2 = 0 maka :


Jb W
Cae V12
S = -------- ln ( 1 + ----------------------------------- )
2g Cae
Fb + fr W cos T r W sin
Jika pada kendaraan yang bersangkutan distribusi gaya
pengereman dan kondisi jalan sedemikian rupa sehingga pada semua
roda depan dan belakang terjadi gaya pengereman maksimum pada
saat yang sama, maka efisiensi pengeremannya Kb=100  sehingga
dapat dicapai jarak pengereman minimum .Dalam hal ini momen
pengereman yang dihasilkan sudah dapat mengatasi inersia bagian
bagian yang berputar dari roda, oleh karena itu faktor massa Jb =1 ,
Karena Fb= P.W, maka diperoleh :
Cae V12

Smin = ---------- ln (1 + -------------------------------------- )


2g Cae
P.W + fr W cos r W sin
Selanjutnya jika efisiensi pengereman kurang dari 100  maka
jarak pengereman akan lebih besar dari pada Smin, yaitu dapat
dihitung dengan rumus : ( dalam hal ini Fb= Kb .P.W )
W
Cae V12
S = --------- ln (1 + ----------------------------------------- )
2g Cae
Kb P W + fr Wcos r W sin
3). Jarak Pengereman Tambahan dan Jarak Pengereman Total :
Dalam praktek ternyata selalu ada keterlambatan waktu bekerjanya
gaya pengereman karena pengaruh reaksi dari sistem rem. Hal

ini

menyebabkan jarak pengereman yang sesungguhnya lebih panjang dari


pada hasil perhitungan dengan rumus di atas .Besarnya jarak
pengereman tambahan adalah :

Sa = td .V1

V1 = kecepatan awal kendaraan


td = waktu reaksi sistem rem , biasanya diambil td = 0,3 detik.
32

Selanjutnya jarak pengereman total ( Stot ) dapat dihitung dengan rumus:

a ta u

Stot = S + Sa

jika Kb z 100 %

Stot = Smin + Sa

jika Kb = 100 %

Contoh soal:
Sebuah mobil penumpang

dengan penggerak roda belakang

mempunyai berat 18 KN yang terpusat pada titik : 100 cm di depan


poros belakang dan 65 cm di atas jalan mendatar. Wheel base mobil =
2,05 m. Mobil tersebut semula melaju di jalan mendatar dengan
kecepatan : 120 km/jam, tetapi karena sesuatu tiba-tiba direm sampai
kecepatannya menjadi 30 km/jam. Jika ditentukan koefisien adhesi ban
dengan jalan 0,8; kosefisien tahanan gelinding roda 0,3; koefisien
aerodinamis 0,35; efisiensi pengereman 80 % ; faktor massa ekuivalen
2

1,04 dan percepatan grafitasi 9,8 m/s , tentukanlah !


a). Jarak pengereman total sampai kecepatan 30 km/jam tersebut.
b). Misalnya diharapkan mobil sampai berhenti sama sekali, berapakah
jarak pengereman totalnya ?
Penyelesaian :
Diketahui : Sebuah mobil penumpang dengan PRB di jalan datar.
W = 18 kN
l2 = 100 cm ........................
h = 65 cm

l1 = L 100
= 205 100 = 105 cm

L = 2,05 m = 205 cm
V1 = 120 km/jam = 120. 1000/3600 = 33,33 m/det.
V2 = 30 km/jam = 30.1000/3600 = 8,33 m/det.
P = 0,8

Kb = 80 % = 0,8

fr = 0,3

Jb = 1,04

Cae = 0,35

33

= 9 ,8 m/det.2

Ditanyakan a). Stot dari V1 = 120 km/jam sampai V2 = 30 km/jam


b). Stot sampai kendaraan berhenti.
Jawab : Jalan mendatar berarti T = 0
Jb W
Fb + fr W + Cae V12
a). S = -------- ln ( ------------------------- ) Fb= Kb .P.W
2g Cae
Fb + fr W + Cae V22
1,04. 18
0,8.0,8.18 + 0,3. 18 + 0,35. 33,332
= ------------- ln ( ---------------------------------------- )
2.9,8.0,35
0,8.0,8.18 + 0,3. 18 + 0,35. 8,332
= 6,24 m
Sa = td .V1 = 0,3. 33,33 = 10 m
Stot = S + Sa =

6,24 + 10 = 16,24 m

b). Jika V2 = 0
Jb W
Cae .V12
S = -------- ln ( 1 + --------------- )
2g Cae
Fb + fr W
1,04. 18
0,35 .33,332
S = ------------ ln ( 1 + ----------------------- ) = 8,67 m
2.9,8.0,35
0,8.0,8.18 + 0,3. 18
Stot = S + Sa = 8,67 + 10 = 18,67 m

c. Rangkuman 3:
1). Efisiensi Pengereman adalah : perbandingan antara angka perlambatan maksimum yang dapat dicapai sebelum kendaraan berhenti
dengan koefisien adhesi jalan. Secara matematis efisiensi pengereman
dapat ditulis sebagai berkut :
a/g
K b = ------P
2). Jarak Pengereman / Jarak Berhenti : adalah jarak tempuh kendaraan
sejak mulai dilakukan pengereman sampai kecepatan tertentu.

34

3). Hubungan antara jarak pengereman, gaya pengereman, berat kendaraan dan kecepatan kendaraan dapat dinyatakan dalam bentuk
deferensial, yaitu :
a.ds =

V.dV

Fb + R
----------- ds = V.dV
Jb W/g

4). Jarak Pengereman / Jarak Berhenti suatu kendaraan yang berjalan


dengan kecepatan V1 kemudian dilakukan pengereman sampai
kecepatannya V2 dapat dihitung dengan persamaan :
Jb W
Fb + fr W cos T r W sin T + Cae V12
S = -------- ln ( --------------------------------------------- )
2g Cae
Fb + fr W cos T r W sin T + Cae V22
Dalam hal ini Fb= Kb .P. W dan jika Kb = 100 % maka Jb = 1
5). Jarak Pengereman / Jarak Berhenti suatu kendaraan yang berjalan
dengan kecepatan V1 kemudian dilakukan pengereman sampai
berhenti ( V2 = 0 ) dapat dihitung dengan persamaan :
Jb W
Cae V12
S = -------- ln ( 1 + ------------------------------------- )
2g Cae
Fb + fr W cos T r W sin
6). Jika Kb = 100 % maka diperoleh jarak pengereman minimum

Smin

W
Cae V12
= -------- ln ( 1 + ---------------------------------------- )
2g Cae
P. W + fr W cos T r W sin

6). Karena keterlambatan reaksi sistem rem, maka dikenal ada jarak
pengereman tambahan, yaitu : Sa = td. V1 ( biasanya td = 0,3 det )
7). Jarak pengereman total

Stot = S + Sa
35

a ta u

Stot = Smin + Sa

d. Tugas 3 :
Sebuah mobil penumpang

dengan penggerak roda depan

mempunyai berat 15 KN yang terpusat pada titik: 110 cm di depan


poros belakang dan 50 cm di atas jalan mendatar. Wheel base mobil =
210 cm. Mobil tersebut semula melaju di jalan mendatar dengan
kecepatan : 160 km/jam, tetapi karena sesuatu tiba-tiba direm sampai
kecepatannya menjadi 20 km/jam. Jika ditentukan koefisien adhesi ban
dengan jalan 0,75; kosefisien tahanan gelinding roda 0,2; koefisien
aerodinamis 0,35; efisiensi pengereman 90 % ; faktor massa ekuivalen
2

1,04 dan percepatan grafitasi 9,81 m/s , tentukanlah !


1). Jarak pengereman total sampai kecepatan 20 km/jam tersebut.
2). Misalnya diharapkan mobil sampai berhenti sama sekali, berapakah
jarak pengereman totalnya ?
e. Tes formatif 3 :
Sebuah mobil penumpang

dengan penggerak roda depan

mempunyai berat 21 KN yang terpusat pada titik : 110 cm di belakang


depan poros depan dan 65 cm di atas jalan mendatar. Wheel base mobil
= 230 cm. Mobil tersebut sedang berjalan di jalan mendatar dengan
kecepatan : 120 km/jam, tetapi karena sesuatu tiba-tiba direm sampai
berhenti. Jika ditentukan koefisien adhesi ban dengan jalan 0,6;
kosefisien tahanan gelinding roda 0,2; koefisien aerodinamis 0,35;
2

dan percepatan grafitasi 9,81 m/s , tentukanlah !


1). Jarak pengereman total

jika

efisiensi pengeremannya 85 %, dan

faktor massa ekuivalen 1,04


2). Jarak pengereman total jika efisiensi pengeremannya 100 %.
f. Kunci Jawab Tes Formatif 3 :
1). Jika Kb = 85 % = 0,85 dan Jb = 1,04

Stot = 20,49 m

2). Jika Kb = 100 % = 1 maka Jb = 1

Stot = 19,74 m

36

BAB III
EVALUASI

A. Pertanyaan
1. Sebuah mobil penumpang (dua poros) mempunyai wheel base = 220 cm,
pusat beratnya berada 115 cm di belakang poros depan dan 45 cm diatas
permukaan jalan datar. Berat kendaraan = 16 kN dengan koefisien tahanan
gelinding = 0,25 dan koefisien adhesi jalan dengan ban = 0,65. Kendaraan
tersebut sedang berjalan di atas jalan datar dengan kecepatan tertentu, tetapi
karena sesuatu tiba-tiba dilakukan pengereman sampai berhenti.

Jika

percepatan grafitasi = 9,81 m/det.2, tentukanlah :


a. Gaya pengereman maksimum pada poros depan.
b. Gaya pengereman maksimum pada poros belakang
c. Beban normal pada poros depan selama pengereman.
d. Beban normal pada poros belakang selama pengereman.
e. Proporsi gaya pengereman total pada poros depan.
f. Proporsi gaya pengereman total pada poros belakang.
g. Roda mana yang mengunci lebih dahulu.
2. Sebuah kendaraan tractor-semitrailer mempunyai: berat tractor 60 kN, berat
semitrailer 220 kN, wheelbase tractor = 340 cm, poros semitariler berada
660 cm di belakang poros belakang tractor, hitch point berada 48 cm di
depan poros belakang tractor dan 130 cm di atas jalan. Pusat grafitasi
tractor berada 170 cm di belakang poros depan tractor dan 80 cm di atas
jalan, sedang pusat grafitasi semitrailer berada 300 cm di depan poros
semitrailer dan 150 cm diatas permukaan jalan. Kendaraan tersebut sedang
berjalan di atas jalan yang datar, tetapi karena sesuatu tiba-tiba direm
sampai berhenti. Jika ditentukan koefisien adhesi ban dengan jalan = 0,5.
Tentukanlah :
37

a. Beban normal pada poros-poros kendaraan kombinasi tersebut selama


proses pengereman.
b. Gaya pengereman maksimum pada setiap poros kendaraan.
3. Sebuah mobil penumpang dengan penggerak roda depan mempunyai berat
18 kN yang terpusat pada titik : 105 cm di belakang depan poros depan dan
65 cm di atas jalan mendatar. Wheel base mobil = 205 cm. Mobil tersebut
sedang berjalan di jalan mendatar dengan kecepatan : 100 km/jam, tetapi
karena sesuatu tiba-tiba direm sampai berhenti. Jika ditentukan koefisien
adhesi ban dengan jalan 0,8; kosefisien tahanan gelinding roda 0,3;
2

koefisien aerodinamis 0,35; dan percepatan grafitasi 9,81 m/s , tentukanlah!


a. Jarak pengereman total jika efisiensi pengeremannya 80 %, dan faktor
massa ekuivalen 1,04
b. Jarak pengereman total jika efisiensi pengeremannya 100 %.
B. Kunci Jawaban
1. a. Fbfmaks =

6,878 kN

b. Fbrmaks = 3,522 kN
c. Wf

= 10,582 kN

d. Wr

= 5,418 kN

e. Kbf

= 0,661

f. Kbr

= 0,339

g. Kedua roda berhenti bersama-sama.


2. a. Wf = 72,530 kN

b. Fbf maks =

36,265 kN
47,099 kN

Wr

= 94,197 kN

Fbr maks =

Ws

= 113,273 kN

Fbs maks = 56,637 kN

3. a. Stot

= 16,05 m

b. Stot

= 15,37 m

38

C. Kriteria Kelulusan
Kriteria
Kognitif ( soal nomor 1 sd. 3)

Skor
(1 10)

Bobot
1

Ketepatan prosedur

Ketepatan formula jawaban

Ketepatan waktu

39

Keterangan

Ketelitian menulis notasi

NILAI AKHIR

Nilai

Syarat lulus
nilai minimal
56

BAB IV
PENUTUP

Demikianlah mudul MGK.OTO 226 03 dengan judul Karakteristik


Pengereman dan Jarak Berhenti Kendaraan ini telah selesai disusun dengan
dilengkapi beberapa latihan/tugas, tes formatif maupun evaluasi akhir beserta
kunci jawabannya. Dengan bantuan modul ini diharapkan para mahasiswa dapat
memantau sendiri perkembangan kompetensinya, apakah mereka telah benarbenar memiliki kompetensi sebagaimana tercermin pada tujuan yang diharapkan
pada setiap kegiatan belajar atau belum.
Bagi para mahasiswa yang telah mencapai syarat kelulusan minimal maka
mereka sudah dapat menghentikan kegiatan belajarnya pada matakuliah ini.
Sebaliknya jika belum dapat memenuhi kelulusan minimal, maka mereka harus
mengulang kembali belajarnya terutama pada bagian materi-materi yang belum
dikuasainya (belum lulus) dan sebaiknya mereka harus lebih sungguh-sungguh
dalam belajar dengan memanfaatkan fasilitas yang ada termasuk bantuan dari
dosen sebagai fasilitator matakuliah ini.

40

DAFTAR PUSTAKA

Arnold & Champion. 1970. Motor Vehicle Calculation and Science. Norwich:
Great Britain by Fletcher and Sons, Ltd.
Cole, D.E.. 1971. Elementary Vehicle Dynamics. Departement of Mechanical
Engineering University of Michigan Ann Arbor, M.I.
Martin. 1977. Science and Calculation for Motor Vehicles Technicions. London :
The English University Press Ltd
Sutantra, Njoman. 2001. Teknologi Otomotif Teori dan Aplikasinya. Surabaya :
Penerbit Guna Widya.
Wong, J.Y. 1978. Theory of Ground Vehicles. New York: John Wiley & Sons.

41

Anda mungkin juga menyukai