Anda di halaman 1dari 4

BULEN SAFFAR TACIN MERA POTE

NAMA : JUMIATIK
DALAM PERSPEKTIF : ADAT ISTIADAT SUKU MADURA

Aduhai betapa cantiknya gambar mozaik


Sungguh lebih cantik dibandingkan bulu domba
Perkenalkan nama saya jumiatik yang cantik dan baik
Dari kelas 5 E yang luar biasa

Bunga mawar Bunga melati


Indah mereka ku pandangi
Ini kisah untuk UAS nanti
Insyaallah mendapat nilai tinggi

Pagi hari di gigit lele


Malam malam makan tape
Ini kisah jangan dianggap sepele
Kisah tentang tajin Mera pote

Jalan-jalan ke pasar raya


Beli jambu Bersama sasa
Jangan lagi bertanya-tanya
Mari dengar ini kisahnya

PADA AWAL KISAH

Kisah ini menceritakan seorang janda dan anak perempuan satu2nya. Dari desa
mereka tinggal di parit madura, dusun karya Bersama, kabupaten kubu raya, kalimantan
barat. Mereka sangat ramah sekali kepada warga sekitar, warga sekitar juga ramah2 kepada
ibu dan anak itu. disuatu ketika anak itu ingin mengetahui tentang asal muasal tajin Mera
pote yang setiap satu tahun sekali ibunya selalu membuat tajin mera pote tersebut.
Teman-teman yang berbahagia dan yang mendengar kan kisah ini, di dalam kisah ini
diperankan oleh Maryana dan ibu bagaimana kisahnya, mari kita dengarkan bersama.

Tokoh :
1. Maryana sebagai anak (bersuara cempreng)
2. Embu’ (bersuara lembut)
01. NARATOR : Pada suatu ketika di sebuah pedesaan hidup lah seorang anak gadis
yang cantik solehah yang selalu menuruti perintah ibu nya Dia adalah
anak dari keturunan orang madura Dia berada di lingkungan yang
hampir rata-rata orang madura Sebut saja namanya maryana Pada
suatu hari saat itu dia lagi asik melipat baju nya di dalam kamar. Dia
lipat kain demi kain yg ada di depan nya itu Dengan di sertai angin
sepoy yg masuk dari celah dinding rumah yg terbuat dari kayu Dia
terus melipat kain itu hingga Pada lipatan terakhir dia mendengar suara
orang yang sedang memanggil nya. Suara tersebut berasal dari dinding
sebelah ruangan nya. Suara yang didengar itu memanggil nya.

02. EMBU’ : (suara lembut) … “nik oo nik “

03. NARATOR : maryana langsung berhenti melipat baju dia tau bahwa yang
memanggil nya itu tak lain dan tak bukan adalah ibu nya yg berada di
dalam dapur.

04. MARYANA : (suara cempreng) … “engkhi bu’ ”. (ucap maryana).

05. EMBU’ : (suara lembut) … “ dennak sekeccek nik” (kata sang ibu)

06. NARATOR : Maryana pun menyelesaikan pekerjaan nya dan langsung bergegas
untuk menemui ibu nya, Sesampainya di hadapan ibu nya dia langsung
di sodor kan sebuah talam yg berisi piring kecil yang sudah ada
lembaran daun pisang dan bubur merah putih di atas piring ituu seraya
mengatakan

07. EMBU’ : (suara lembut) … “yak nik teraki Kon empukah”. (Kata sang ibu).

08. MARYANA : (suara cempreng) .“ joh mong embu’ engkok erosoro ettok huh Ceng
engkok sengkah lah”. (Ucap maryana sambil nengeluh)

09. EMBU’ : (suara lembut) “Teraki sekeccek rakah nik Kon empukah mong
erosoro bik reng tuah pas aserroh ettok kakeh jiah “.(ucap ibu sambil
menyodorkan talam berisi bubur merah putih)

10. MARYANA : (suara cempreng) … “iyeh rakah bu’”. (Kata maryana).


11. NARATOR :Tanpa berbicara lagi maryana pun langsung bergegas mengangkat
talam dan menaruh nya di atas kepala, setelah maryana selesai
mengantar bubur tersebut maryana pun langsung pulang kerumah, dan
setelah sampai dirumahnya Maryana bertanya kepada ibu nya asal
muasal ada nya tajin merah pote atau bubur merah putih

12 MARYANA : (suara cempreng) “bu’ arapah Ariah mik ekebele tajin merah pote?”
(Maryana bertanya sambil memakan tajin merah pote itu)

13. NARATOR :Lalu ibunya menjawab sambil memasukan tajin merah pote itu ke
dalam piring untuk dibagikan ke tetangga yang belum dikirim bubur
tersebut.
14.EMBU’ : ( suara lembut)“enca’ang oreng be’lambek eng jiah nik tacin riah
asalah dari kisah sayyidina hasan bin ali bin abi thalib kompoyyah
baginda nabi Muhammad seepate’in bik yazid bin muawiyah,
sayyidina hasan jiah nik entarrah ke irak tapeh eperjalanan pas depak e
karbala sayyidina hasan jiah epatek in. ben ontok ngenang akinah
sejarah riah mangkanah kite jiah atacin mera pote mong le bedeh e
bulan saffar ben ngebegiin tacin ke tetangkeh”. (ucap ibu yang
menjelskan)
15. NARATOR : maryana mengangguk sambil memakan bubur tersebut.tidak berselag
lama maryana bertanya kenapa bubur tersebut mempunyai dua warna
yaitu warna merah dan warna putih.
16. MARYANA : (suara cempreng) “bu’ arapah ariah mik awarna mera ben pote?”
(tanya maryana)
17. EMBU’ : (suara lembut) “se abernah mera jiah nik artenah pembanding dari
sesuatu setak bise epesa dari kehidupan contonah bedeh tekkih bedeh
rende, bedeh rajah bedeh kenik. Terros sepote jiah symbol rasa syukur
de’ lancengah omor, kesehatan, ben makmurrah odik. (ucap ibu yang
menjelaskan)
18.MARYANA. : “ooh deyyeh ye bu’ “.
19. EMBU’ : (suara lembut) “ mangkanah kakeh cek loppah ontok asokkor ke
pengeran”
20. NARATOR : Dia pun melanjutkan memakan bubur tersebut, dan ibunya pun
melanjutkan memasukkan bubur tersebut untuk dibagikan ke tetangga
yang lain.

Amanat dari kisah ini adalah kita sebagai anak jangan malas-malas jika disuruh oleh
orang tua dan juga kita harus mencari tahu asal mula tradisi yang ada saat ini karna kita tidak
tau kedepannya apakah anak cucu kita masih melestarikan tradisi ini atau tidak, maka dari itu
kita sebagai generasi muda sekarang harus belajar tentang tradisi yang ada di kalangan atau
kehidupan kita agar kita bisa mengajarkan anak cucu kita nanti.

Membuat manisan dari buah cempedak


Dijual dengan berbagai harga
Jadi anak berbakti pada ibu bapak
Agar kelak bisa masuk surga

Si Riska pergi ke sawah


Di sawah ada ikan
Berbagi itu indah
Berbagi itu membahagiakan

Jangan lelah untuk berdoa


Tuhan itu maha kuasa
Adat ada untuk dijaga
Sudah tugas kewajiban kita

Ibu kepasar membeli buah naga


Ayah kepasar membeli buah blewah
Sekian dongeng dari saya
Wassalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh

TAMAT

MATA KULIAH : SBDP Mendongeng


DOSEN PENGAMPU : Eno Sanusi
NAMA : JUMIATIK
NIM : 12010125
KELAS : 5 E PGMI
SUMBER : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tajin_mera

Anda mungkin juga menyukai