Bimbingan dan konseling adalah sebuah proses tolong menolong antara individu dengan individu lain untuk
memahami diri mereka sendiri. Secara etimologis bimbingan dan konseling terdiri atas dua kata, yaitu “ bimbingan” dan
konseling. Keduanya merupakan satu kesatuan kegiatan yang tidak dapat terpisahkan. Bimbingan merupakan terjemahan
dari kata “guidance” yang berart menunjukkan jalan, memimpin, memberikan petunjuk, mengarahkan dan memberi
nasehat. Konseling berasal dari kata “conseling” yang berarti nasihat, anjuran, dan pembicaraan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa bimbingan konseling adalah proses bantuan atau pertolongan yang diberikan pembimbing kepada
individu(konseli) melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanta, agar konseli memiliki
kemampuan atau kecakapan melihat dan menemukan masalahnya serta mampu memecahkan masalahnya sendiri.
Agar dapat berdiri tegak sebagai sebuah layanan yang dapat diandalkan dan dapat memberikan manfaat bagi
kehidupan, maka layanan bimbingan dan konseling perlu dibangun di atas landasan. Landasan-landasan dalam bimbingan
dan konseling terdiri atas:
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis bimbingan dan konseling adalah asumsi filosofis yang dijadikan titik tolak dalam rangka studi
dan praktek bimbingan dan konseling, asumsi tersebut adalah jawaban menyangkut pertanyaan tentang apakah
makna hidup itu? Dari mana asal manusia dan ke mana perginya?, Siapa manusia itu? Dan pertanyaan sulit
lainnya. Landasan filosofis memberikan pemikiran-pemikiran tentang hakikat dan tujuan hidup manusia untuk
menemukan hakikat manusia secara utuh mengingat bimbingan konseling akan selalu berkaitan dengan manusia
sebagai objeknya
2. Landasan Religius
Landasan agama dalam bimbingan dan konseling merupakan dasar pijakan yang paling penting yang harus
dipahami secara menyeluruh dan komprehensif bagi seorang konselor. Karena konselor tidak hanya sekedar
menuangkan pengetahuan ke otak saja atau pengarahan kecakapannya saja tetapi agama penting untuk
menumbuhkembangkan moral, tingkah laku, serta sikap siswa yang sesuai dengan ajaran agamanya. Oleh karena
itu disinilah posisi keagamaan menjadi semakin penting untuk mengatasi kegelisahan-kegelisahan jiwa yang
dialami setiap manusia.
3. Landasan Psikologis
Landasan psikologis dalam bimbingan dan konseling memberikan pemahaman tentang tingkah laku
individu yang menjadi sasaran layanan. Hal ini diperlukan karena ruang lingkup bimbingan dan
konseling adalah ruang lingkup klien, yang perlu diubah atau dikembangkan.
Tingkah laku individu tidak terjadi dalam keadaan kosong, melainkan mengandung latar belakang, latar
depan, sangkut paut dan isi tertentu. Tingkah laku berlangsung dalam lingkungan tertentu yang
didalamnya terdapat unsur waktu, tempat, dan berbagai kondisi lain. Tingkah laku merupakan
perwujudan hasil interaksi antara keadaan intern dan ekstern.
Landasan landasan ilmiah dan teknologi merupakan dasar dari penyelenggaraan proses bimbngan dan
konseling yang dituntut untuk menyediakan pelayanan secara ilmiah. Landasan ilmiah dan teknologi
bimbingan dan konseling berkaitan dengan kesanggupan konselor untuk melakukan pelayanan bimbingan
konseling yang professional.
6. Landasan Paedagogis
Paedagogis merupakan ilmu yang membahas pendidikan, yaitu ilmu pendidikan anak-anak. Landasan
paedagogis adalah salah satu bagian dari pendidikan yang amat penting dalam memberi bantuan motivasi agar
peserta didik dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.