Anda di halaman 1dari 20

Kode Etik Bimbingan Dan Konseling

Diposting oleh Abdul Rohman | | Selasa, 27 September 2011


di 19.55 | Label: Bimbingan Konseling, BK, Makalah, Materi Kuliah

Kode etik adalah pola ketentuan / aturan / tata cara yang menjadi pedoman menjalani
tugas dan aktivitas suatu profesi. Di samping rumusan kode etik bimbingan dan konseling
yang dirumusakan oleh ikatan petugas bimbingan Indonesia, yaitu:
1. Pembimbing menghormati harkat klien.
2. Pembimbing menempatkan kepentingan klien diatas kepentingan pribadi.
3. Pembimbing tidak membedakan klien.
4. Pembimbing dapat menguasai dirinya, dalam arti kata kekurangan-kekurangannya dan
perasangka-prasangka pada dirinya.
5. Pembimbing mempunyai sifat renda hati sederhana dan sabar.

6. Pembimbing terbuka terhadap saran yang diberikan pada klien.


7. Pembimbing memiliki sifat tanggung jawab terhadab lembaga ataupun orang yang
dilayani.
8. Pembimbing mengusahakan mutu kerjanya sebaik ungkin.
9. Pembimbing mengetahui pengetahuan dasar yang memadai tentang tingkah laku orang ,
serta tehnik dan prosedur layanan bimbingan guna memberikan layanan sebaik-baiknya.
10. Seluruh catatan tentang klien bersifat rahasia.
11. Suatu tes hanya boleh diberikan kepada petugas yang berwenang menggunakan dan
menafsirkan hasilnya.
Beberapa rumusan kode etik bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:
1. Pembimbing yang memegang jabatan harus memegang teguh prinsip-prinsip bimbingan
dan kinseling.
2. Pembimbing harus berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai hasil yang baik.
3. Pekerjaan pembimbing harus harus berkaitan dengan kehidupan pribadi seseorang maka
seorang pembimbing harus:
a. Dapat menyimpan rahasia klien
b. Menunjukkan penghargaan yang sama pada berbagai macam klien.
c. Pembimbing tidak diperkjenan menggunakan tena pembantu yang tidak ahli.
d. Menunjukkan sikap hormat kepada klien
e. Meminta bantuan alhi diluar kemampuan stafnya.
.

Artikel Terkait:
Bimbingan Konseling

 Makalah BK (Bimbingan Konseling)


 Orientasi Layanan bimbingan dan Konseling
 Asas-Asas Bimbingan dan Konseling
 Prinsip-prinsip Operasional Bimbingan dan Konseling Sekolah
 Landasan Bimbingan dan Konseling
 Peranan Bimbingan dan Konseling Dalam Pembelajaran Siswa
 Tujuan Bimbingan Di Sekolah
 Peranan bimbingan dan konseling dalam pendidikan di sekolah.
 Pengertian Bimbingan dan Konseling

Makalah BK (Bimbingan Konseling)
 Diposting oleh Abdul Rohman | | Selasa, 17 Januari 2012
di 00.32 | Label: Artikel, Beni Prasetyo, Bimbingan
Konseling, BK, Makalah, Materi Kuliah, Materi Pelajaran

 (DataFileCom:~ Makalah ini adalah salah satu makalah kiriman dari sahabat Admin
yang dikirimkan ke email saya (akhiabdul@yahoo.co.id), dan bagi teman-teman
sekalian yang berkeinginan untuk mengirimkan makalah atau artikelnya ke blog ini
untuk kemudian dipublikasikan silahkan kirimkan ke email: akhiabdul@yahoo.co.id.

 A. Pengertian Bimbingan Dan Konseling
 Bila ditinjau dari sejarah perkembangan ilmu bimbingan dan
konseling di Indonesia,maka sebenarnya istilah Bimbingan dan Konseling
pada awalnya dikenal dengan istilah bimbingan dan penyuluhan yang
merupakan terjemahan dari istilah guidance and conseling. Penggunaan
istilah bimbingan dan penyuluhan sebagai terjemahan dari kata guidance
and conseling ini dicetuskan oleh Tatang Mahmud,MA seorang pejabat
Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia pada tahun 1953.
 Akan tetapi dalam perkembangan Bahasa Indonesia
selanjutnya,pada tahun 1970 sebagai awal dari masa pembangunan Orde
Baru, istilah penyuluhan yang merupakan terjemahan dari kata conseling
dan mempunyai konotasi psychological-counseling, banyak pula dipakai
dalam bidang-bidang lain,seperti Penyuluhan Gizi,Penyuluhan
Hukum,Penyuluhan KB,Penyuluhan Agama dan lain sebagainya.
Menyadari perkembangan pemakaian istilah yang demikian maka
sebagiab para ahli bimbingan dan penyuluhan Indonesia yang tergabung
dalam organisasi profesi IPBI (Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia)
mulai meragukan ketepatan penggunaan istilah penuluhan sebagai
terjemah dari counseling tersebut.

 Oleh karena itu sebagian dari mereka berpendapat,sebaiknya
istilah penyuluhan itu dikembalikan ke istilah aslinya yakni
counseling,sehingga saat ini dipopulerkan dengan istilah bimbingan dan
konseling untuk ilmu ini. Tetapi ada juga sebagian dari para ahli
bimbingan dan penyuluhan berpendapat kalau istilah guidance
diterjemahkan dalam bahsa Indonesia dengan istilah bimbingan,istilah
counseling harus pula diartikan Bahasa Indonesianya. Berdasarkan
pemikiran yang demikian maka para ahli itu ada yang menggunakan
istilah bimbingan dan wawanwuruk, bimbingan dan wawan
muka,bimbingan dan wawancara untuk member nama dengan nama ilmu
ini. Namun dengan sekian banyak istilah tersebut saat ini yang paling
popular adalah Bimbingan dan Konseling.[1]
 Pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan dari manusia,untuk
manusia dan oleh manusia. Dari manusia artinya pelayanan itu diselenggarakan
berdasarkan hakikat keberadaan manusia dengan segenap dimensi
kemanusiaanya. Untuk manusia dimaksudkan bahwa pelayanan tersebut
diselenggarakan demi tujuan-tujuan yang agung,mulia dan positif bagi kehidupan
kemanusiaan menuju manusia seutuhnya baik manusia sebagai individu maupun
kelompok. Oleh manusia mengandung pengertian penyelnggara kegiatan itu adalah
manusia dengan segenap derajat,martabat dan keunikan masing-masing yang
terlibat di dalamnya.
 Bentuk nyata dari gerakan bimbingan dan konseling yang formal berasal
dari Amerika Serikat yang telah dimulai pengembanganya sejak Frank Parson
mendirikan sebuah bimbingan yang disebut vocational bureau di boston pada tahun
1908. Badan itu selanjutnya di ubah namanya vocational guidance bureau,usaha
personal inilah yang menjadi cikal bakal pengembangan gerakan bimbingan dan
konseling.[2]
 1. Pengertian Bimbingan
 Secara etimologi kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata
“guidance” berasal dari kata kerja “to guide” yang berarti “menunjukan,membimbing,
menuntun, ataupun membantu. Sesuai dengan istilahnya ,maka secara umum
bimbingan dapat diartikan sebagai suatu bantuan atau tuntunan adalah bimbingan.
Namun,tidak semua bentuk bantuan ataupun tuntunan adalah bimbingan.[3]
 Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu dari
seorang yang ahli, namun tidak sesederhana itu untuk memahami pengertian dari
bimbingan. Pengertian tetang bimbingan formal telah diusahakan orang setidaknya
sejak awal abad ke-20, yang diprakarsai oleh Frank Parson pada tahun 1908. Sejak
itu muncul rumusan tetang bimbingan sesuai dengan perkembangan pelayanan
bimbingan, sebagai suatu pekerjaan yang khas yang ditekuni oleh para peminat dan
ahlinya. Pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli memberikan
pengertian yang saling melengkapi satu sama lain.

 Prayitno dan Erman Amti (2004:99) mengemukakan bahwa bimbingan
adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada
seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa
agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan
mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat
dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.[4]
 Maka untuk memahami pengertian dari bimbingan perlu
mempertimbangkan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli sebagai
berikut :
 Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus
dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian
dalam pemahaman diri,penerima diri dan perwujudan dalam mencapai tingkat
perkembangan yang optimal dan pentesuaian diri dengan lingkungan (DR. Moh
Surya,1986).
 Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang
dilakukan serta berkesinambungan,supaya individu tersebut dapat memahami
dirinya,sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara
wajar,sesuai dengan tuntunan dan keadaan lingkungan sekolah,kelurga dan
masyarakat serta kehidupan umunya. Dengan demikian dia dapat mengecap
kebahagiaan hidup dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bag kehidupan
masyarakat umumnya. Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri
secara optimal sebagai makhluk social (DR. Rachman natawidjaja,1988 :7)[5]
 Bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat
memilih,mempersiapkan diri dan memangku suatu jabatan dan mendapat kemajuan
dalam jabatan yang dipilihnya” (Frank Parson ,1951). Frank Parson merumuskan
pengertian bimbingan dalam beberapa aspek yakni bimbingan diberikan kepada
individu untuk memasuki suatu jabatan dan mencapai kemajuan dalam jabatan.
Pengertian ini masih sangat spesifik yang berorientasi karir.
 “Bimbingan membantu individu untuk lebih mengenali berbagai informasi
tentang dirinya sendiri” (Chiskolm,1959). Pengertian bimbingan yang dikemukan
oleh Chiskolm bahwa bimbingan membantu individu memahami dirinya sendiri,
pengertian menitik beratkan pada pemahaman terhadap potensi diri yang dimiliki.
 “Bimbingan merupakan kegiatan yang bertujuan meningkatkan realisasi
pribadi setiap individu” (Bernard & Fullmer ,1969).Pengertian yang dikemukakan
oleh Bernard & Fullmer bahwa bimbingan dilakukan untuk meningkatakan
pewujudan diri individu.Dapat dipahami bahwa bimbingan membantu individu untuk
mengaktualisasikan diri dengan lingkungannya.[6]

 “Bimbingan sebagai pendidikan dan pengembangan yang menekankan
proses belajar yang sistematik” (Mathewson,1969).Mathewson mengemukakan
bimbingan sebagai pendidikan dan pengembangan yang menekankan pada proses
belajar. Pengertian ini menekankan bimbingan sebagai bentuk pendidikan dan
pengembangan diri, tujuan yang diinginkan diperoleh melalui proses belajar.

 Jones: guidance is the help given by one person to another in making
choice and justment and in solving problems. Pengertian ini mengandung maksud
bahwa pembimbing hanya bertugas membantu agar individu mampu membantu
dirinya sendiri dan keputusan terakhir tergantung pada individu yang
bersangkutan.[7]

 Bimo Walgito: bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan
kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi
kesulitan di dalam kehidupannya agar dapat menyesuaikan kesejahteraan hidupnya.

 Dari beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli maka
dapat diambil kesimpulan tentang pengertian bimbingan yang lebih luas, bahwa
bimbingan adalah :
 “Suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara berkelanjutan dan
sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus
untuk itu, dimaksudkan agar individu dapat memahami dirinya, lingkunganya serta
dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk dapat
mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk kesejahteraan dirinya dan
kesejahteraan masyarakat”.[8]
 Definisi di atas disimpulkan bahwa bimbingan merupakan (a) proses yang
berkesinambungan, (b) proses membantu individu, (c) bertujuan agar individu dapat
mengarahkan dan mengembangkan dirinya secara optimal sesuai kemampuannya
dan (d) tujuan utamanya agar individu memahami diri dan menyesuaikan dengan
lingkungannya.[9]
 2. Pengertian Konseling


 Istilah konseling berasal dari bahasa Inggris “to counsel” yang
secara etimologis berarti “to give advice” (Homby: 1958:246) atau memberi saran
dan nasihat.

 Konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan
dimana proses pemberian bantuan itu berlangsung melalui wawancara dalam
serangkaian pertemuan langsung dan tatap muka antara guru/konselor dengan klien
itu mampu memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya, mampu
memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu mengarahakn dirinya untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki ke arah perkembangan yang optimal,
sehingga ia dapat mencapai kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.[10]
 Sedangkan dalam Bahasa Anglo Saxon istilah konseling berasal dari
“sellan” yang berarti”menyerahkan” atau “menyampaikan”.Konseling meliputi
pemahaman dan hubungan individu untuk mengungkapkan kebutuhan-
kebutuhan,motivasi,dan potensi potensi yang yang unik dari individu dan membantu
individu yang bersangkutan untuk mengapresiasikan ketige hal tersebut. (Berdnard
& Fullmer ,1969).
 Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang
ahli (disebut konselor) kepada individu yang mengalami sesuatu masalah (disebut
konsele) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Istilah ini
pertama kali digunakan olehFrank Parsons di tahun 1908 saat ia melakukan
konseling karir. Selanjutnya juga diadopsi oleh Carl Rogers yang kemudian
mengembangkan pendekatan tetapi yang berpusat pada klien (client centered).

 . Sedangkan konseling menurut Prayitno dan Erman Amtidalam buku Dasar-
Dasar Bimbingan Konseling (2004:105) adalah proses pemberian bantuan yang
dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada
individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara
pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Sejalan dengan itu, Winkel
mendefinisikan konseling sebagai serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan
dalam usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien
dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau
masalah khusus.

 Berdasarkan pengertian konseling di atas dapat dipahami bahwa konseling
adalah usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien
dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau
masalah khusus. Dengan kata lain, teratasinya masalah yang dihadapi oleh
konseli/klien.
 Pengertian Konseling menurut ahli adalah:
 Menurut British Association of Counselling (1984) yang dikutip oleh
Mappiare (2004) konseling merupakan suatu proses bekerja dengan orang banyak,
dalam suatu hubungan yang bersifat pengembangan diri, dukungan terhadap krisis,
psikoterapis, bimbingan atau pemecahan masalah.
 Menurut Burk dan Stefflre (1979) yang dikutip Latipun (2001) konseling
mengindikasikan hubungan profesional antara konselor terlatih dengan klien,
hubungan yang terbentuk biasanya bersifat individu ke individu, kadang juga
melibatkan lebih dari satu orang suatu misal keluarga klien. Konseling didesain
untuk menolong klien dalam memahami dan menjelaskan pandangan mereka
terhadap suatu masalah yang sedang mereka hadapi melalui pemecahan masalah
dan pemahaman karakter dan perilaku klien.

 Menurut Pietrofesa, Leonard dan Hoose (1978) yang dikutip oleh Mappiare
(2004) konseling merupakan suatu proses dengan adanya seseorang yang
dipersiapkan secara profesional untuk membantu orang lain dalam pemahaman diri
pembuatan keputusan dan pemecahan masalah dari hati kehati antar manusia dan
hasilnya tergantung pada kualitas hubungan.

 Menurut Palmer dan McMahon (2000) yang dikutip oleh Mc leod (2004)
konseling bukan hanya proses pembelajaran individu akan tetapi juga merupakan
aktifitas sosial yang memiliki makna sosial. Orang sering kali menggunakan jasa
konseling ketika berada di titik transisi, seperti dari anak menjadi orang dewasa,
menikah ke perceraian, keinginan untuk berobat dan lain-lain. Konseling juga
merupakan persetujuan kultural dalam artian cara untuk menumbuhkan kemampuan
beradaptasi dengan institusi sosial.[11]
 Rumusan (Pepinsky & Pepinsky,dalam Shertzer & Stone,1974)
 1. Konseling adalah suatu proses interaksi antara dua orang individu,masing-masing
disebut konselor dan klien.
 2. Dilakukan dalam suasana yang profesional Bertujuan dan berfungsi sebagai alat
(wadah) untuk memudahkan perubahan tingkah laku klien.
 Rumusan (Smith,dalam Shertzer & Stone,1974)
 1. Konseling merupakan suatu proses pemberian bantuan
 2. Bantuan diberikan dengan menginterprestasikan fakta-fakta atau data,baik
mengenai individu yang dibimbing sendiri maupun lingkungannya,khususnya
menyangkut pilihan-pilihan,dan rencana-rencana yang dibuat.
 Rumusan (Division of Conseling Psychologi)
 1. Konseling merupakan proses pemberian bantuan
 2. Bantuan diberikan kepada individu-individu yang sedang mengalami hambatan
atau gangguan dalam proses perkembangan.
 Rumusan (Mc. Daniel,1956)
 1. Konseling merupakan rangkaian pertemuan antara konselor dengan klien.
 2. Dalam pertemuan itu konselor membantu klien mengatasi kesulitan-kesulitanyang
dihadapi.
 3. Tujuan pemberian bantuan itu adalah agar klien dapat menyesuaiaknnya
dirinya,baik dengan diri maupun dengan lingkungan.
 Berdasarkan Rumusan diatas maka yang dimaksud dengan Konseling
adalah:“Proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara Konseling
oleh seorang ahli (disebut Konselor) kepada individu yang sedang mengalami
masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dialami oleh
klien.
 Bimbingan dan Konseling, “Proses interaksi antara konselor dengan
klien/konselee baik secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung (melalui
media : internet, atau telepon) dalam rangka mem-bantu klien agar dapat
mengembangkan potensi dirinya atau memecahkan masalah yang dialaminya”.[12]
 3. Pengertian Bimbingan Dan Konseling Islami
 Bimbingan islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar
mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah,sehingga dapat
mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Artinya bimbingan tidak
menentukan atau mengharuskan membantu,individu dibantu dibimbing agar mampu
hidup selaras dengan ketentuan Allah maksudnya sebagai berikut :
 a. Hidup selaras dengan ketentuan Allah artinya sesuai dengan kodrat yang
ditentukan Allah,sesuai dengan sunatullah.
 b. Hidup selaras dengan petunjuk Allah artinya sesuai dengan pedoman yang
telah ditentukan Allah melalui RasulNya.
 c. Hidup selaras dengan ketentuan Allah berarti menyadari eksistensi sebagai
makhluk yang diciptakan dan diperintahkan untuk mengabdi kepadaNya.[13]

 B. Tujuan Bimbingan Konseling


 a.Tujuan Umum

 Tujuan umum dari layanan Bimbingan dan Konseling adalah sesuai dengan
tujuan pendidikan sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional (UUSPN) Tahun 1989 (UU No. 2/1989), yaitu terwujudnya
manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman, dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri
serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Depdikbud, 1994 : 5).
 b. Tujuan Khusus
 Secara khusus layanan Bimbingan dan Konseling bertujuan untuk
membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek
pribadi, sosial, belajar dan karier. Bimbingan pribadi sosial dimaksudkan untuk
mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi sosial dalam mewujudkan pribadi
yang taqwa, mandiri, dan bertanggung-jawab. Bimbingan belajar dimaksudkan untuk
mencapai tujuan dan tugas perkembangan pendidikan. Bimbingan karier
dimaksudkan untuk mewujudkan pribadi pekerja yang produktif.
 Tujuan umum bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu
memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan
predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakat yang
dimilikinya),berbagai latar belakang yang ada ( social,ekonomi, pendidikan) serta
tuntutan positif lingkunganya. Bimbingan dan konseling membantu individu untuk
menjadi insan yang berguna dalam kehidupanya yang memiliki berbagai wawasan,
pandangan, pilihan dan penyesuaian, ketrampilan yang tepat yang berkenaan
dengan diri sendiri dan lingkunganya. Insan seperti ini adalah insan yang
mandiri yang memiliki kemampuan untuk memahami diri sendiri dan lingkunganya
secara tepat dan bijaksana serta akhirnya mampu mewujudkan diri sendiri secara
optimal.
 Adapun tujuan khusus bimbingan dan konseling merupakan penjabaran
umum tersebut yand dikaitkan secara langsung dengan permasalahan yang dialami
oleh individu yang bersangkutan sesuai dengan kompleksitas permasalahan itu.
Masalah individu bermacam ragam jenis, dan sangkut pautnya. Oleh karena itu
tujuan khusus bimbingan dan konseling untuk masing-masing individu,tujuan
individu seseorang individu berbeda dari ( dan tidak boleh disamakan dengan )
tujuan bimbingan dan konseling lainya.[14]
 Dalam hubungan ini pelayanan bimbingan dan konseling diberikan kepada
siswa “dalam rangka upaya agar siswa dapat menemukan pribadi, mengenal
lingkungan, dan merencanakan masa depan”. (Prayitno. 1997:23).
 Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi, ditujukan agar peserta didik
mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri serta menerimanya secara positif
dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut. Sebagai manusia yang
normal di dalam setiap diri individu selain memiliki hal-hal yang positif tentu ada
yang negatif. Pribadi yang sehat ialah apabila ia mampu menerima dirinya
sebagaimana adanya dan mampu mewujudkan hal-hal positif sehubungan dengan
penerimaan dirinya itu.
 Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan ditujukan agar peserta
mengenal lingkungannya secara objektif, baik lingkungan sosial dan ekonomi,
lingkungan budaya yang sangat sarat dengan nliai-nilai dan norma-norma, maupun
lingkungan fisik dan menerima berbagai kondisi lingkungan itu secara positif dan
dinamis pula.
 Sedangkan bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan ditujukan
agar peserta didik mampu mempertimbangkan dan mengabil keputusan tentang
masa depan dirinya, baik yang menyangkkut bidang pendidikan, bidnag karir,
maupun bidnag budaya, keluarga dan masyarakat (Prayito, 1998: 24). Melalui
perencanaan masa depan ini individu diharapkan mampu mawujudkan dirinya
sendiri dengan bakat, minat, intelegensi dan kemungkinan-kemungkinan yang
dimilikinya. Dan perlu pula diingat bahwa diri haruslah sejalan dengan norma-norma
dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Apabila kemampuan mewujudkan diri
ini benar-benar telah ada pada diri seseorang, maka akan mampu berdiri sendiri
sebagai pribadi yang mandiri, bebas dan mantap.
 Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu manusia agar dapat
mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan
karier. Tujuan bimbingan di sekolah ialah membantu siswa dalam : 1) mengatasi
kesulitan belajar, 2) mengatasi kebiasaan yang tidak baik pada saat kegiatan belajar
maupun dalam hubungan sosial, 3) mengatasi kesulitan yang berhubungan dengan
kesehatan jasmani, 4) hal yang berkaitan dengan kelanjutan studi, 5) kesulitan yang
berhubungan dengan perencanaan dan pemilihan pekerjaan dan 6) mengatasi
kesulitan masalah sosial-emosional yang berasal dari murid berkaitan dengan
lingkunga sekolah, keluarga dan lingkungan yang lebih luas.
 Dalam bahasa lain Downing mengemukakan bahwa tujuan bimbingan di
sekolah sama dengan pendidikan terhadap diri sendiri yaitu membantu siswa agar
dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologis, merealisasikan keinginan serta
mengembangkan kemampuan dan potensinya.
 Sejalan dengan perkembangan konsepsi bimbingan dan konseling,maka
tujuan bimbingan dan konseling mangalami perubahan dari yang sederhana menuju
yang lebih komperhensif,perkembanganya dapat dilihat di bawah ini:
 Untuk membantu individu membuat pihan-pilihan,penyesuaiain,dan
interpretasi-interpretasi dalamnhubunganya dengan situasi tertentu (hamrin & cliford
dalam Jones,1951).Untuk memperkuat fungsi-fungsi pendidikan (bradshow, dalam
McDaniel, 1956), untuk membantu orang-orang yang menjadi insane yang
berguna,tidak hanya sekedar mengikuti kegiatan-kegiatan yang berguna saja (
tiedeman, dalam Bernard & Fullmer,1969 ).

 d. Tujuan Bimbingan Dan Konseling Islam
 Secara garis besar atau seara umum,tujuan bimbingan dan konseling Islam
dapat dirumuskan sebagai “ membantu individu mewujudkan dirinya sebagai
manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat”.
Bimbingan dan konseling Islam berusaha membantu mencegah jangan sampai
individu menghadapai atau memenuhi masalah,dengan kata lain membantu individu
mencegah timbulnya masalah bagi dirinya.
 Manakala klien atau yang dibimbing telah bias menyelesaikan masalah yan
dihadapinya,bimbingan dan konseling Islami masih tetap membantunya, yakni
dengan membantu individu dari mengalami kembali menghadapi masalah tersebut
sekaligus dengan membantu mengembangkan segi-segi positif yang dimiliki dan
mungkin dimiliki individu.
 Dengan demikian secar singkat tujuan bimbingan dan konseling Islam
adalah :
 1. Tujuan umum : membantu individu mewujudkan dirinya menjadi manusia
seuthnya agar mencapai kebahagian hidup di dunia dan di akhirat.
 2. Tujuan khusus : membantu individu agar tidak menghadapi
masalah,membantu individu mengatasi masalah yang sedang dihadapinya,
membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang baik
atau yang telah baik aagar tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak akan
menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain.[15]








 [1] Hallen, Bimbingan Dan Konseling, Ciputat Press, Jakarta, 2002 h 1
 [2] Prayitno Dan Amti,Emran, Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling, Rineka Cipta,
Jakarta 1999 Hal 92
 [3] Ibid hal 3
 [4] Www.Konselingindonesia.Com
 [5] opcit hal 5
 [6] Ibid hal 94
 [7] www.kosmaext2010.com
 [8] Www.El-Nashfi.Blogspot.Com
 [9]Opcit
 [10] Hallen, Bimbingan Dan Konseling, Ciputat Press, Jakarta, 2002 H 7
 [11] duniakamudanaku.wordpress.com
 [12] aadesanjaya.blogspot.com
 [13] Aunur Rahim Faqih, Bimbingan Dan Konseling Dalam Islam, UII Press,
Yogyakarta, 2004 H 4
 [14] Prayitno Dan Amti,Emran, Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling, Rineka
Cipta, Jakarta 1999 H 114
 [15] Opcit hal 37
 ========================================================
 ARTIKEL: Data File Com
 Penulis : Beni Prasetyo (FB) Abu Abdirrahman Beni Al-Maetrowy
 Orientasi Layanan bimbingan dan Konseling
 Diposting oleh Abdul Rohman | | Selasa, 27 September 2011
di 19.54 | Label: Bimbingan Konseling, BK, Makalah, Materi Kuliah

 1. Orientasi individual
 Pada hakekatnya setiap individu itu mempunyai perbedaan satu sama
lainnya. Perbedaan itu dapat bersumber dari latar belakang pengalamannya,
pendidikan, sifat-sifat kepribadian yang dimiliki an sebagainya. Menurut Willer
Man (1979) anak kembar satu telur pun juga mempunyai perbedaan apalagi
dibesarkan dalam lingkungan berbeda. Ini dibuktikan bahwa kondisi
lingkungan juga ikut andil terjadinya perbedaan individu. Taylor (1956) juga
menyatakan kelas sosial dapat menimbulkan perbedaan individu.

 Perbedaan latar belakang kehidupan individu ini dapat mempengaruhi dalam
cara berpikir, cara berperasaan dan cara menganalisis masalah dalam
layanan bimbingan dan konseling hal ini harus menjadi perhatian besar.
 2. Orientasi perkembangan
 Masing-masing individu berada pada usia perkembangannya. Setiap usaha
perkembangan yang bersangkutan mampu mewujudkan tugas-tugas
perkembangan itu. Sebagai contoh dapat dikemukakan tugas-tugas masa
remaja menurut Havighurts yang dikutip oleh Hurlock (1980) antara lain :
 a. Mampu mengadakan hubungan-hubungan baru dan lebih matang dengan teman
sebaya baik laki-laki maupun perempuan
 b. Dapat berperan sosial yang sesuai, baik peranannya sebagai laki-laki atau sebagai
perempuan
 c. Menerima keadaan fisik serta dapat memanfaatkan kondisi fisiknya dengan baik
 d. Mampu menerima tanggung jawab sosial dan bertingkah laku sesuai dengan
tanggung jawab sosial.
 e. Tidak tergantung secara emosional pada orang tua atau orang dewasa lainnya.
 3. Orientasi masalah
 Pelayanan bimbingan dan konseling harus menekankan penanganannya pada
masalah yang sedang dihadapi oleh klien. Konselor jangan sampai
terperangkap kepada masalah-masalah lain yang tidak dikeluhkan oleh klien.
Hal ini identik dengan ‘asas kekinian’ (Priyatno, 1985). Artinya pembahasan
masalah difokuskan pada masalah yang saat ini (saat berkonsultasi)
dirasakan oleh klien.
 Orientasi Layanan bimbingan dan Konseling
 Diposting oleh Abdul Rohman | | Selasa, 27 September 2011
di 19.54 | Label: Bimbingan Konseling, BK, Makalah, Materi Kuliah

 1. Orientasi individual
 Pada hakekatnya setiap individu itu mempunyai perbedaan satu sama
lainnya. Perbedaan itu dapat bersumber dari latar belakang pengalamannya,
pendidikan, sifat-sifat kepribadian yang dimiliki an sebagainya. Menurut Willer
Man (1979) anak kembar satu telur pun juga mempunyai perbedaan apalagi
dibesarkan dalam lingkungan berbeda. Ini dibuktikan bahwa kondisi
lingkungan juga ikut andil terjadinya perbedaan individu. Taylor (1956) juga
menyatakan kelas sosial dapat menimbulkan perbedaan individu.

 Perbedaan latar belakang kehidupan individu ini dapat mempengaruhi dalam
cara berpikir, cara berperasaan dan cara menganalisis masalah dalam
layanan bimbingan dan konseling hal ini harus menjadi perhatian besar.
 2. Orientasi perkembangan
 Masing-masing individu berada pada usia perkembangannya. Setiap usaha
perkembangan yang bersangkutan mampu mewujudkan tugas-tugas
perkembangan itu. Sebagai contoh dapat dikemukakan tugas-tugas masa
remaja menurut Havighurts yang dikutip oleh Hurlock (1980) antara lain :
 a. Mampu mengadakan hubungan-hubungan baru dan lebih matang dengan teman
sebaya baik laki-laki maupun perempuan
 b. Dapat berperan sosial yang sesuai, baik peranannya sebagai laki-laki atau sebagai
perempuan
 c. Menerima keadaan fisik serta dapat memanfaatkan kondisi fisiknya dengan baik
 d. Mampu menerima tanggung jawab sosial dan bertingkah laku sesuai dengan
tanggung jawab sosial.
 e. Tidak tergantung secara emosional pada orang tua atau orang dewasa lainnya.
 3. Orientasi masalah
 Pelayanan bimbingan dan konseling harus menekankan penanganannya pada
masalah yang sedang dihadapi oleh klien. Konselor jangan sampai
terperangkap kepada masalah-masalah lain yang tidak dikeluhkan oleh klien.
Hal ini identik dengan ‘asas kekinian’ (Priyatno, 1985). Artinya pembahasan
masalah difokuskan pada masalah yang saat ini (saat berkonsultasi)
dirasakan oleh klien.

Asas-Asas Bimbingan dan Konseling
 Diposting oleh Abdul Rohman | | Selasa, 27 September 2011
di 19.52 | Label: Bimbingan Konseling, BK, Makalah, Materi Kuliah

 Asas Kerahasiaan
 Sebagian keberhasilan layanan bimbingan banyak ditentukan oleh asas ini,
sebab klien akan mau membukakan keadaan dirinya sampai dengan masalah
–masalah yang sangat pribadi, apabila ia yakin bahwa konselor dapat
menyimpan rahasianya. Dengan adanya keterbukaan dari klien akan
memberikan kemudahan-kemudahan bagi konselor menemukan sumber
penyebab timbulnya masalah.
 Asas Keterbukaan

 Konselor harus berusaha untuk menciptakan suasana keterbukaan dalam
membahas masalah yang dialami klien. Klien terbuka menyampaikan
perasaan pikiran dan keinginannya yang diperkirakan sebagai sumber
timbulnya permasalahan. Namun demikian suasana keterbukaan ini sulit
terwujud bilamana asas kerahasiaan tidak dapat dilaksanakan dengan baik.
Oleh karena itu, asas kerahasiaan akan sangat mendukung terciptanya
keterbukaan klien dalam menyampaikan persoalannya.
 Asas Kesukarelaan
 Koselor mempunyai peran utama dalam mewujudkan asas kesukarelaan ini
konselor harus mampu mencerminkan asas ini dalam menerima kehadiran
klien. Bilamana konselor tidak siap menerima kehadiran klien karena satu
dari lain hal, seperti tidak cukup waktu untuk berkonsultasi yang disebabkan
oleh waktu yang lain, badan yang tidak enak, sedang punya masalah yang
agak serius.
 Asas Kegiatan
 Usaha layanan bimbingan dan konseling yaitu terwujudnya perubahan dalam
diri klien, yaitu perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik sesuai dengan
sifat keunikanya manusia maka konselor harus memberikan layanan seirama
dengan perubahan-perubahan yang ada pada diri klien. Perubahan itu tidak
hanya sekedar berupa pengulangan-pengulangan yang monoton, melainkan
perubahan menuju suatu kemajuan.
 Asas Kedinamisan
 Asas layanan bimbingan dan konseling yaitu terwujudnya perubahan dalam
diri klien, yaitu perubahan tingkah laku kearah yang baik. Sesuai dengan sifat
keunikannya manusia maka konselor harus memberikan layanan seirama
dengan perubahan-perubahna yang ada pada diri klien. Perubahan itu tidak
hanya sekedar berupa pengulangan-pengulangan yang monoton, melainkan
perubahan menuju suatu kemajuan.
 Asas Keterpaduan
 Kepribadian klien merupakan suatu organisasi dari berbagai macam aspek.
Dalam memberikan layanan pada klien, hendaknya selalu memperhatikan
aspek-aspek kepribadian klien yang diarahkan untuk mencapai keharmonisan
atau keterpaduan.
 Asas kenormatifan
 Maksud dari asas ini adalah usaha layanan bimbingan dan konseling yang
dilakukan itu hendaknya tidak bertentangan dengan norma-norma yang
berlaku, sehingga tidak terjadi penolakan bagi individu-individu yang bimbing
baik penolakan dalam prosesnya maupun saran-saran atau keputusan yang
bahas dalam konseling.
 Asas konseling
 Pelayanan bimbingan konseling adalah bersifat profesional, oleh karena itu,
tidak mungkin dilaksankana oleh orang-orang yang tidak didik atau dilatih
atau dipersiapkan untuk itu. Pelayanan konseling menuntut suatu
keterampilan khusus, maka konselor harus benar-benar terlatih untuk itu,
sehingga layanan tersebut benar-benar profesional
 Asas alih tangan
 Bila ditemukan masalah-masalah klien tersebut diluar bidang keahliannya.
Maka konselor hendaknya segera mengalihtangankan kepada yang lain.
setiap masalah hendaknya ditangani oleh ahli yang berwenang untuk itu.
 Asas Tutwuri Handayani
 setelah klein mendapatkan layanan, hendaknya klien merasakan bahwa
layanan tersebut tidak hanya pada saat klien mengemukakan persoalannya
diluarlayanan pun hendaknya makna bimbingan dan konseling tetap
dirasakan, dan terciptalah hubungan yang harmonis antara konselor dan
klien. Klien hendaknya merasa terbantu dan merasa aman atas pemberian
layanan.

Prinsip-prinsip Operasional Bimbingan dan
Konseling Sekolah
 Diposting oleh Abdul Rohman | | Selasa, 27 September 2011
di 19.51 | Label: Bimbingan Konseling, BK, Makalah, Materi Kuliah

 1. Prinsip-prinsip umum
 Dalam prinsip umum ini dikemukakan beberapa acuan umum yang mendasari semua
kegiatan bimbingan dan konseling. Prinsip-prinsip umum ini antara lain:
 1. Karena bimbingan itu berhubungan dengan sikap dan tingkah laku dan individu,
perlu diingat bahwa sikap dan tingkah laku individu itu terbentuk dari segala aspek
kepribadian yang unik dan ruwet, sikap dan tingkah laku tersebut dipengaruhi oleh
pengalaman-pengalamannya. Oleh karena itu dalam pemberian layanan perlu dikaji
kehidupan masa lalu klien yang diperkirakan mempengaruhi timbulnya masalah
tersebut.

 2. Perlu dikenal dan dipahami perbedaan individual daripada individu-individu


 3. Bimbingan diarahkan kepada bantuan yang diberikan supaya individu yang
bersangkutan mampu membantu atau menolong dirinya sendiri dalam
menghadapi kesulitan-kesulitannya
 2. Prinsip-prinsip yang berhubung dengan individu yang dibimbing
(siswa)
 1. Program bimbingan harus berpusat pada siswa. Program yang disusun
harus berdasarkan kebutuhan siswa. Oleh sebab itu sebelum penyusunan
program bimbingan perlu dilakukan analisis kebutuhan siswa tersebut.
 2. Pelayan bimbingan harus dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu
yang bersangkutan secara serba ragam dan serba luas
 3. Keputusan terakhir dalam proses bimbingan ditentukan oleh individu yang
dibimbing. Dalam pelaksanaan bimbingan, pembimbingan tidak boleh
memaksakan kehendaknya kepada individu yang dibimbing. Peranan
pembimbing hanya memberikan arahan-arahan serba berbagai
kemungkinannya, dan keputusan mana yang akan diambil diserahkan
sepenuhnya kepada individu yang dibimbing. Dengan demikian klien
mempunyai tanggung jawab penuh keputusan yang diambilnya itu
 4. Individu yang mendapat bimbingan harus berangsur-angsur dapat
membimbing dirinya sendiri. Hasil pemberian layanan diharapkan tidak hanya
berguna pada waktu pemberian layanan itu saja, tetapi jika individu
mengalami masalah yang sama di kemudian hari ia akan dapat mengatasinya
sendiri, sehingga tingkat ketergantungan individu kepada pembimbing
semakin berkurang.
 3. Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan individu yang
memberikan bimbingan
 Konselor di adalah dipilih atas dasar kualifikasi kepribadian, pendidikan,
pengalaman dan kemampuannya. Karena pekerjaan bimbingan itu tidak
dapat dilakukan oleh semua orang dengan demikian orang yang bertugas
sebagai pembimbing di sekolah harus dipilih atas dasar-dasar tertentu,
misalnya kepribadian, pendidikan, pengalaman dan kemampuannya di
kualifikasi tersebut dapat mendukung keberhasilan pembimbing dalam
melaksanakan tugasnya baik masalah-masalah yang dalam pemecahannya
memerlukan dukungan pengalaman pembimbing, keluasan wawasan maupun
kemampuan lainnya.

Landasan Bimbingan dan Konseling


Diposting oleh Abdul Rohman | | Selasa, 27 September 2011
di 19.50 | Label: Bimbingan Konseling, BK, Makalah, Materi Kuliah

Pemberian layanan bimbingan dan konseling pada hakekatnya selalu di


didasarkan atas landasang-landasan utama dan prinsip-prinsip dasar. Hal ini berupa
keyakinan-keyakinan yang pada akhirnya dapat mewarnai seluruh kegiatan
bimbingan dan konseling. Menurut Winkel (1991) landasan-landasan itu adalah
sebagai berikut:
1. Bimbingan selalu memperhatikan perkembangan siswa sebagai individu yang mandiri dan
mempunyai potensi untuk berkembang
2. Bimbingan berkisar pada dunia subyektif masing-masing individu
3. Kegiatan bimbingan dilaksanakan atas dasar kesepakatan antara bimbingan dengan yang
dibimbing
4. Bimbingan berdasarkan pengakuan akan martabat dan keluhuran individu yang dibimbing
sebagai manusia yang mempunyai hak-hak asasi (human rights).
5. Bimbingan adalah suatu kegiatan yang bersifat ilmiah yang mengintegrasikan bidang-
bidang ilmu yang berkaitan dengan pemberian bantuan psikologis
6. Pelayanan ditujukan kepada semua siswa, tidak hanya untuk individu yang bermasalah
saja.
7. Bimbingan merupakan suatu proses, yaitu berlangsung secara terus menerus,
berkesinambungan, berurutan dan mengikuti tahap-tahap perkembangan anak.
Peranan Bimbingan dan Konseling Dalam
Pembelajaran Siswa
Diposting oleh Abdul Rohman | | Selasa, 27 September 2011
di 19.48 | Label: Bimbingan Konseling, BK, Makalah, Materi Kuliah

Dalam proses pembelajaran siswa setiap guru mempunyai keinginan agar


semua siswanya dapat memperoleh hasil belajar yang baik dan memuaskan.
Harapan tersebut seringkali kandas dan tidak bisa terwujud, karena banyak siswa
tidak seperti yang diharapkan. Maka sering mengalami berbagai macam kesulitan
dalam belajar. Sebagai petanda bahwa siswa mengalami kesulitan dalam belajar
dapat diketahui dari berbagai jenis gejalanya seperti dikemukakan Abu Ahmadi
(1977) sebagai berikut :

1. Hasil belajarnya rendah, dibawah rata-rata kelas


2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukannya.
3. Menunjukkan sikap yang kurang wajar, suka menentang, dusta, tidak mau menyelesaikan
tugas-tugas dan sebagainya.
4. Menunjukkan tingkah laku yang berlainan seperti suka membolos, suka mengganggu dan
sebagainya.
Dalam kondisi sebagaimana dikemukakan diatas, maka bimbingan dan
konseling dapat memberikan layanan dalam (1) bimbingan belajar, (2) bimbingan
sosial, (3) bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah pribadi.

Bimbingan belajar
Bimbingan ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah-masalah yang
berhubungan dengan kegiatan belajar baik di sekolah maupun di luar
sekolah. Bimbingan ini antara lain meliputi:
1. Cara belajar, baik secara kelompok ataupun individual
2. Cara bagaimana merencanakan waktu dan kegiatan belajar
3. Efisiensi dalam menggunakan buku-buku pelajaran
4. Cara mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan mata pelajaran tertentu
5. Cara, proses dan prosedur tentang mengikuti pelajaran
Di samping itu Winkel (1978) mengatakan bahwa layanan bimbingan dan
konseling mempunyai peranan penting untuk membantu siswa, antara lain dalam
hal:
1. Mengenal diri sendiri dan mengerti kemungkinan-kemungkinan yang terbuka lagi mereka,
baik sekarang maupun yang akan datang
2. Mengatasi masalah pribadi yang mengganggu belajarnya. Misalnya masalah hubungan
muda-mudi, masalah ekonomi, masalah hubungan dengan orang tua/keluarga dan
sebagainya.

Bimbingan sosial
Dalam proses belajar dikelas siswa juga harus mampu menyesuaikan diri
dengan kehidupan kelompok. Bimbingan sosial ini dimaksudkan untuk membantu
siswa dalam memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan
masalah sosial, sehingga terciptalah suasana belajar mengajar yang kondusif.
Menurut Abu Ahmadi (1977) bimbingan sosial ini dimaksudkan untuk :
1. Memperoleh kelompok belajar dan bermain yang sesuai
2. Membantu memperoleh persahabatan yang sesuai
3. Membantu mendapatkan kelompok sosial untuk memecahkan masalah tertentu

Bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah pribadi


Bimbingan dimaksudkan untuk membantu siswa dalam mengatasi masalah-
masalah pribadinya, yang dapat mengganggu kegiatan belajarnya. Siswa yang
mempunyai masalah dan belum dapat diatasi/ dipecahkannya, akan cenderung
mengganggu konsentrasinya dalam belajar, akibatnya prestasi belajar yang dicapai
rendah. Dalam kurikulum SMA tahun 1975 buku III C tentang pedoman bimbingan
dan penyuluhan. Menurut Ibu St. Raf’ah ada beberapa masalah pribadi yang
memerlukan bantuan konseling yaitu masalah akibat konflik antara lain :
1. Perkembangan intelektual dengan emosionalnya
2. Bakat dengan aspirasi lingkungannya
3. Kehendak siswa dengan orang tua atau lingkungannya
4. Kepentingan siswa dengan orang tua atau lingkungannya
5. Situasi sekolah dengan situasi lingkungan
6. Bakat pendidikan yang kurang bermutu dengan kelemahan/keengganan mengambil pilihan.
Masalah-masalah pribadi ini juga sering ditimbulkan oleh hubungan muda-
mudi. Selanjutnya juga dikemukakan oleh Downing (1968) bahwa layanan
bimbingan di sekolah sangat bermanfaat, terutama membantu :
1. Menciptakan suasana hubungan sosial yang menyenangkan
2. Menstimulasi siswa agar mereka meningkatkan partisipasinya dalam kegiatan belajar
mengajar
3. Siswa agar dapat menciptakan atau mewujudkan pengalaman belajarnya itu penuh arti
4. Meningkatkan motivasi belajar siswa
5. Menciptakan dan menstimulasi tumbuhnya minat belajar.
A. QS. AN-NISA [4]: 8
  



 
   
Artinya : “Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin, Maka
berilah mereka dari harta itu (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang
baik”. (QS. An-Nisa : 8)
B. Penafsiran Ayat
Pada Q.S An-Nisa yang lebih tepatnya pada ayat yang ke 8 ini menjelaskan tentang
pembagian hak harta warisan, yang dimana pada saat pembagian harta warisan itu hadir
kerabat atau kaum lemah seperti anak yatim dan orang miskin yang membutuhkan uluran
tangan.
Dalam tafsir Al-Mishbah[1], dijelaskan bahwasannya dalam ayat ini berisikan hal-hal
pokok yang meliputi; apabila sewaktu pembagian (harta warisan) itu hadir, yakni diketahui
oleh kerabat yang tidak berhak mendapatkan harta warisan, baik mereka dewasa maupun
anak-anak, atau hadir anak yatim dan orang miskin, baik mereka kerabat atau bukan, bahkan
baik mereka hadir atau tidak, selama diketahui oleh yang menerima adanya orang-orang yang
butuh, maka berilah mereka sebagian, yakni walau sekedarnya dari harta itu, dan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik, yang menghibur hati mereka karena
sedikitnya yang diberikan kepada mereka atau bahkan karena tidak ada yang dapat diberikan
kepada mereka.
Ayat yang memerintahkan pemberian sebagian harta warisan kepada kerabat dan
orang-orang lemah tidak harus dipertentangkan dengan ayat-ayat kewarisan, karena ini
merupakan anjuran dan yang itu adalah hak yang tidak dapat dilebihkan atau dikurangi.
Ibnu Al Jauzi[2] menukil dari kebanyakan ahli ilmu bahwa yang dimaksud ‘kerabat’
adalah mereka yang tidak mewarisi, dan makna ‫ار ًزقً ْو ًه ْْم‬ ْ َ‫(ف‬berilah rezeki kepada mereka) yakni
berikan harta kepada mereka. Ulama lain berkata “berilah mereka makan”. Namun sifatnya
hanyalah sebagai anjuran. Pendapat terakhir inilah yang kuat, karena jika seandainya perintah
tersebut adalah wajib konsekuensinya mereka memiliki hak mutlak pada warisan dan
bersekutu dengan para ahli waris dari pihak yang tidak diketahui. Dengan demikian akan
menimbulkan pertengkaran dan permusuhan. Bagi mereka yang mengatakan perintah ini
hanya sebagai anjuran, maka dikatakan hal yang melakukan itu adalah wali bagi anak yatim
yang ada di dalam asuhan. Pendapat lain mengatakan tidak demikian, bahkan yang benar
adalah mengatakan “harta bukanlah milik ku tetapi untuk anak yatim”, dan inilah maksud
firman-Nya, ‫( َوقُ ْولُ ْوالُ ُه ْم ْقَ ْو ًًل َّم ْع ُر ْوفًا‬dan katakan kepada mereka perkataan yang ma’ruf). Atas
dasar ini maka hurufwaw (‫ )و‬pada firman-Nya, ‫ َوقُ ْولُ ْوا‬berfungsi untuk perincian kalimat.
Sementara dari Ibnu Sirin dan sekelompok ulama disebutkan, “maksud firman-
Nya, ‫ار ًزقً ْو ًه ْْم‬
ْ َ‫( ف‬berikan mereka rezeki kepada mereka) ُ‫( ِم ْن ْه‬darinya), yakni buatlah makanan
untuk mereka. Hal ini berlaku secara umum, baik pada harta mereka yang mahjur (dilarang
untuk membelanjakan hartanya) maupun selainnya.
Pada ayat ini terdapat kata (‫ )قوًلْمعروفا‬yakni kalimat-kalimat yang baik sesuai dengan
kebiasaan dalam masing-masing masyarakat, selama kalimat tersebut tidak bertentangan
dengan kalimat-kalimat ilahi. Ayat ini mengamanatkan agar pesan hendaknya disampaikan
dalam bahasa yang sesuai dengan adat kebiasaan yang baik menurut ukuran setiap
masyarakat.
C. Relasi Isi Kandungan Ayat dengan BKI
Kegiatan konseling merupakan hubungan timbal balik antara dua orang yaitu konselor
dan konseli, yang dalam penerapan kegiatannya tidak lepas dari hubungan komunikasi.
Seorang konselor harus berkopetensi atau mempunyai kecakapan dan terampil dalam
berkomunikasi dengan kliennya, karena itu merupakan syarat terpenting bagi seorang
konselor yang berkenaan dengan kemampuan. Tanpa memiliki kopentinsi dalam bidang
komunikasi, tidak mungkin seorang konselor dapat melaksanakan tugasnya secara baik.
Tanpa komunikasi yang baik konselor sulit untuk memahami masalah yang dihadapi klien,
tentunya sulit juga untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien itu juga. Kemampuan
komunikasi yang baik yang dimiliki oleh seorang konselor merupakan hal yang menentukan
tinggi atau rendahnya mutu pelayanan profesional dan dapat menguntungkan atau merugikan
klien.
Dari ayat ke delapan QS. An-Nisa, dalam korelasinya dengan bahasan konseling yang
menjadi sasaran utamanya adalah pada kata ‫(قوًل ْمعروفا‬perkataan yang baik). Berbicara
tentang ukuran kebaikan sifatnya ialah relatif. Baik dan benar itu merupakan dua hal yang
berbeda, setiap manusia berbeda cara pandangnya dalam mengukur kebaikan, karna kebaikan
ialah yang sesuai dengan kebiasaan dalam masing-masing masyarakat. Seorang konselor
sebelum melakukan konsultasi maka terlebih dahulu harus memahami kliennya terlebih
dahulu, baik memahami permasalahan yang dihadapinya, latar belakang sosial budayanya,
dan aspek lainnya dari klien yang menyangkut dengan psikologinya.
Seorang konselor terlebih dahulu harus membuang prasangka-prasangka yang tidak
baik yang ada didalam dirinya terhadap klien. Karena hal ini dapat mempengaruhi
hubungannya dengan kliennya. Seorang konselor tidak boleh melontarkan ungkapan-
ungkapan yang bersifat destruktif, yang seharusnya memberikan ungkapan-ungkapan yang
bersifats konstruktif kepada klien. Kita ketahui bahwasannya setiap klien yang datang kepada
seorang konselor ialah orang yang mengalami gangguan psikis yang membutuhkan bantuan
untuk pemecahan masalah oleh konselor, dan tentunya memiliki perasaan yang sensitif dan
pesimis. Untuk itu konselor harus menganggap klien itu adalah orang yang mampu mengatasi
masalahnya, bukan menjastifikasi klien sebagai orang yang buruk yang tidak bisa
menghadapi masalahnya.
Mengenai penjelasan ini sangat erat sekali kaitannya dengan salah satu model konseling
yaitu model konseling rasional emotif behavior terapi (rational emotive behaviortherapy
/ REBT). Yang dimana pada penerapan teori ini banyak didominasi oleh teknik-teknik yang
menggunakan pengolahan verbal. Yakni pada teori ini seorang konselor diharapkan memiliki
kemampuan berbahasa yang baik, dan harus memiliki ketrampilan untuk membangun
hubungan konseling. Pandangan teori ini mengenai permasalahan individu adalah
bahwasannya permasalahan atau gangguan emosional pada individu merupakan akibat dari
persepsi-persepsi induvidu terhadap lingkungannya yang irasional. Yakni emosi-emosi
adalah produk dari pemikiran manusia. Untuk itu seorang konselor dalam model konseling
ini harus mempunyai kopetensi dalam berbahasa yang baik, karena teknik-teknik yang
digunakan menggunakan pengolahan verbal. Konselor pada model konseling rasional emotif
terapi harus terus-menerus mengkonfrontasi pikiran irasional konseli secara langsung, serta
mengajak konseli untuk mengatasi masalahnya dengan kekuatan berpikir, bukan emosi.
Dari penjelasan diatas jelaslah bahwasannya perkataan, berbahasa, atau berkomunikasi
dengan baik merupakan bagian yang terpenting dalam melakukan kegiatan atau operasional
konseling. Menggunakan perkataan yang baik adalah kunci utama dalam pelaksanaan
konseling untuk pencapaian tujuan konseling, karena berkomunikasi dengan baik adalah
salah satu kode etik bimbingan konseling. Adapun kode etik bimbingan konseling yang
menyebutkan bahwa konselor diwajibkan memiliki kualifikasi yang terdiri dari nilai, sikap,
keterampilan, pengetahuan dan wawasan, diantaranya adalah:[3]
1. Konselor wajib terus menerus berusaha mengembangkan dan menguasai dirinya. Ia wajib
mengerti kekurangan-kekurangan dan prasangka-prasangka pada dirinya sendiri, yang dapat
mempengaruhi hubungannya dengan orang lain dan mengakibatkan rendahnya mutu
pelayanan profesional serta merugikan konseli.
2. Konselor wajib memperlihatkan sifat-sifat sederhana, rendah hati, sabar, menepati janji,
dapat dipercaya, jujur, tertib dan hormat.
3. Konselor wajib memiliki rasa tanggung jawab terhadap saran ataupun peringatan yang
diberikan kepadanya.
4. Konselor wajib mengusahakan mutu kerja yang setinggimungkin dan tidak mengutamakan
kepentingan pribadi, termasuk keuntungan material, finansial, dan popularitas.
5. Konselor wajib memiliki ketrampilan menggunakan teknik dan prosedur khusus yang
dikembangkan atas dasar wawasan yang luas dan kaidah-kaidah ilmiah.

[1] Muhammad Quraish Sihab, Tafsir Al-Mishbah, Volume 2, (Jakarta: Lentera


Hati, 2000), hlm. 337.
[2] Ibnu Hajar Al Asqalani, Fathul Baari, jilid 22, pembahasan tafsir (Jakarta:
Pustaka Azzam, 2007), hlm. 318.
[3] Ditetapkan oleh Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia (ABKIN) No: 010
tahun 2006. Gantina Komalasari,dkk, teori dan teknik konseling, (Jakarta: Indeks,
2011), hlm. 10.

Anda mungkin juga menyukai