Npm : 0412
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
Menurut bimo walgito, bimbingan dan penyuluhan yang kemudian saat ini lebuh dikenal
sebagai bimbingan dan konseling mulai timbul di Amerika, yang dipelopori oleh tokoh-tokoh
seperti Frank Parsons, Jesse B. Davis, Eli Wever, John Brewer, dan sebagainya.
Pada tahun 1908 di Boston, Frank Parsons mendirikan suatu biro yang dimaksudkan untuk
mencapai efisiensi kerja. Jesse Davis yang bertugas sebagai konselor sekolah di Central High
School di Detroit. Pada tahun 1910 -191, dia memberikan kuliah mengenai bimbingan dan
konseling.
Setelah perang Dunia kedua, bimbingan dan konseling ini lebih menampakkan manfaatnya
bagi masyarakat. Dengan demikian, jelaslah bagi kita bahwa bimbingan dan konseling yang
kita dapati sekarang ini merupakan perkembangan lebih lanjut yang dirintis oleh Frank
Parsons.
pada awal perkembangan ilmu ini lebih dikenal dengan istilah bimbingan
bahasa Indonesia selanjutnya, pada tahun 1970 sebagai awal dari masa
BAB 3
Asas kerahasiaan, asas kesukarelaan, asas keterbukaan, asas kegiatan, asas kemandirian, asas
kekinian, asas kedinamisan, asas keterpaduan, asas kenormatifan, asas keahlian, asas alih
tangan kasus, dan asas tut wuri handayani.
Dalam menguraikan prinsip bimbingan konseling, imron fauzi menyatakan bahwa manusia
adalah makhluk filosofis, artinya manusia mempunyai pengetahuan dan berpikir. Pada
dasarnya, bimbingan dan konseling merupakan upaya bantuan untuk menunjukkan
perkembangan manusia secara optimal.
Dasar/ landasan
Landasan kode etik konselor adalah pancasila, mengingat bahwa profesi konseling
merupakan usaha layanan terhadap sesama manusia dalam rangka ikut membina warga
negara yang bertanggung jawab.
Dalam buku Bimbingan dan Konseling, disebutkan bahwa program bimbingan dan konseling
merupakan kegiatan layanandan kegiatan pendukung yang dilaksanakan pada periode
tertentu. Terkait dengan proses dan langkah-langkah pelaksanaan, terdapat berbagai program
sesuai dengan waktu yang tersedia yaitu:
a) Jenis prograam
b) Materi program
c) Rincian program.
d) Tahap pelaksanaan progdam satuan kegiatan
Adapun metode yang dapat dipergunakan untuk memperoleh data dalam Bimbingan dan
Konseling yaitu:
a) Observasi
b) Questionnaire
c) Interview
d) Sosiometri
e) Tes
f) Case Studi (Studi kasus)
g)
a) Wawancara
b) Fakta yang diperoleh dari anak di catat secara teratur dalam buku catatan.
c) Metode group-guidance (bimbingan kelompok)
d) Metode Nondirektif
e) Metode psikoqnalistis
f) Metode direktif
g) Metode yang berkaitan dengan sikap sosial dalam hubungan dengan pergaulan anak
bimbing sering dipakai metode sosiometri
Bimbingan Kelompok
Konselinh merupakan salah satu cara pemberian bantuan secara perseoranga dengan secara
langsung.pemberian dilaksanakan secara face to face relationship, atau hubungan empat
maya antara konselor dan anak.
BAB 5
Agama dan Psikologi sebagai Landasan dalam melaksanakan Bimbingan dan
Konseling
Pendidikan Agama islam berperan membentuk manusia indonesia yang terpercaya dan takwa
kepada Allah. Menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya dalam kehdiupan sehari hari,
baik dalam kehidupan pribadi maupun masyarakat, mempertinggi budi pekerti, memperkuat
kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air.
Dengan hal ini, islam memberi perhatian pada proses bimbingan. Allah menunjukkan adanya
bimbingan, nasihat ,atau petunjuk bagi manusia yang beriman dalam melakukan perbuatan
terpuji.
Ahmad sudrajat memaparkan bahwa landasan psikologis merupakan landasan yang dapat
memberikan pemahaman bagi konselor tentang perilaku individu yang menjadi sasaran klien.
Berikut beberapa kajian psikologi yang perlu dikuasai oleh konselor adalah:
Tes adalah kegiatan mengamati atau mengumpulkan sampel tingkah laku yang dimiliki
individu secara sistematis dan terstandar.
BAB 6
Secara umum , tujuan bimbingan karir dan konseling adalah sebgai berikut:
Menuruy Donald Super, perkembangan karir manusia dalat dibagi menjadi lima fase yaitu :
a) Bersama pendidik dan personal sekolah lainnya, konselor berpartisipasi secara aktif
dapam kegiatan bimbingan karir dan konseling yang bersifat rutin, insidental, dan
keteladanan.
b) Program bimbingan karir dan kknseljnh yang direncanakan dalam bentuk satuan
layanan (SATLAN) dan satuan pendukung (SATKUNG) dilaksanakan sesuai dengan
sasaran, subtansu, jenus keguatan, waktu, tempat dan pihak- pihak yang terkait.
BAB 7
Uman suhermab menyatakan bahwa secara umum fungsu bimbingan konseling dapat di
uraikab sebagai berikut :
a) Fungsi pemahaman
b) Fungsi preventif
c) Fungsi pengembangan
d) Fungsi penyembuha
e) Fungsi penyaluran
f) Fungsi adaptasi
g) Fungsi penyesuaian
h) Fungsi perbaikan
i) Fungsi fasilitasi
j) Fungsi pemeliharaan
a) Sasaran layanan
b) Berkenaan dengan yang dialami individu
c) Program pelayanan bimbingan dan konseling
d) Berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan layanan
Untuk membantu siswa dalam mengatasi masalah belajar, antara lain dilakukan beberapa
upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah belajar yaitu :
1. Peningkatan motivasi belajar
2. Peningkatan keterampilan belajar
3. Pengembangan sikap dabn kebiasaan belajar yang baik
4. Pengajaran perbaikan
5. Kegiatan pengayaan
Fasilitas
Kelengkapan administrasi
BAB 8
Organisasi adalah sarana untuk melakukan kerja sama antara orang orang daalam rangka
mencapai tujuan bersaama, dengan mendayagunakan sumber daya yang dimiliki.
Struktur
Personal
Layanan bimbingan dan konseling dilakaanakan dibawah tanggung jawab kepala sekolah dan
seluruh staf. Koodinator dan konseling bertanggung jawab dalam menyelenggarakan
bimbingan dan konseling secara operasional. Personal lain yang mencakup wakil kepala
sekolah, guru pembibmbing, guru bidang studi, dan wali kelas.
BAB 9
Kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai peran sangat besar dalam
mengembangkan mutu pendidikan disekolah.
1. Mampu menolong stafnya untuk memahami tujuan bersama yang akan dicapai
2. Mampu membangkitkan semangat kerja yang tinggi
3. Bisa mengatur lingkungan sekolah dengan baik
4. Memiliki kewajiban untuk mengisi instrumen data sekolah serta instrumen tenaga
kependidikan atau guru.
Bab 10
Peranan guru yang begitu besar dapat ditinjau dalam arti luas dan dalam arti sempit
Dalam arti luas, guru mengemban peranan- peranan sebagai ukuran kognitif, sebagai agrn
moral, inovator dan kooperatif.