Anda di halaman 1dari 10

Nama : Fadilah Nur Kamilah

NIM : 1222010052
Resume Mata Kuliah Bimbingan Konseling

A. WAWASAN BIMBINGAN KONSELING

Bimbingan Konseling menjadi bagian integral dalam dunia Pendidikan. Sebagaimana dikatakan
bahwa perkembangan individu yang optimal dan mandiri dihasilkan dari Pendidikan yang bermutu
dan efektif yaitu apabila terdapat Leadership, pengajaran serta layanan bantuan kepada siswa atau
lebih dikenal dengan layanan bimbingan dan konseling. Bimbingan mempunyai arti yaitu proses
pemberian bantuan (process of helping) kepada individu agar mampu memahami dan menerima
diri dan lingkungannya, mengarahkan diri, dan menyesuaikan diri secara positif dan konstruktif
terhadap tuntutan norma kehidupan (agama dan budaya) sehingga mencapai kehidupan yang
bermakna berbahagia, baik secara personal maupun sosial)”. Sedangkan Konseling sendiri
mempunyai arti proses interaksi antara konselor dengan klien baik secara langsung (tatap muka)
atau tidak langsung (melalui media : internet, atau telepon) dalam rangka membantu klien agar
dapat mengembangkan potensi dirinya atau memecahkan masalah yang dialaminya.
Prinsip pada Bimbingan Konseling:

• Bimbingan merupakan bagian integral pendidikan

• Bimbingan for all


• Bimbingan diorientasikan kepada pengembangan potensi siswa (fisik, psikis, sosial, moral-
spiritual) individu

• Bimbingan merupakan usaha bersama (team work) pimpinan, wali siswa, dan guru
pembimbing, guru mata pelajaran, & ortu
• Bimbingan berlangsung dalam berbagai setting (sekolah, keluarga, industri, dan
masyarakat)

Fungsi dari BK adalah:

1. Pemahaman: Memahami Karakteristik/Potensi perkembangan Peserta didik dan membantu


mereka untuk memahaminya secara objektif/realistik
2. Preventif: Memberikan layanan orientasi dan informasi mengenai berbagai aspek
kehidupan yang patut dipahami peserta didik agar mereka tercegah dari masalah
3. Pengembangan: Memberikan layanan Bimbingan untuk membantu peserta didik mampu
mengembangkan potensi dirinya
4. Kuratif: Membantu para peserta didik agar mereka dapat memecahkan masalah yang
dihadapi-Nya (pribadi, sosial, belajar, atau karir)
Komponen program BK:

1. Layanan dasar
Strategi layanan: 1. Bimbingan Klasikal 2. Bimbingan Kelompok

2. Layanan perencanaan individual


Strategi layanan: 1. Penilaian Individual 2. Penasihatan Individu/Kelompok

3. Layanan responsif
Strategi pelayanan: 1. Konsultasi 2. Konseling Individual/Kelompok 3. Referal 4.
Bimbingan teman sebaya

4. Dukungan sistem
Strategi pelayanan: 1. Pengembangan professional 2. Konsultasi dan Kolaborasi 3.
Manajemen Program

B. LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

Konsep dan Praktik Konseling di Sekolah

• Praktik Konseling oleh Konselor melalui Pelayanan Konseling


• Praktik Konseling oleh Guru dalam Proses Belajar Mengajar

Bidang Pelayanan Konseling

1. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat,
serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara
realistik.
2. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang
sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial
yang lebih luas.
3. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan
sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri.
4. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam
memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.

Pelaksanaan Kegiatan
• Di dalam jam pembelajaran sekolah/madrasah:
• Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan
informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, kegiatan instrumentasi, serta
layanan/kegiatan lain yang dapat dilakukan di dalam kelas.
• Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 (dua) jam per kelas per minggu dan
dilaksanakan secara terjadwal
• Kegiatan tidak tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan
konsultasi, kegiatan konferensi kasus, himpunan data, kunjungan rumah, pemanfaatan
kepustakaan, dan alih tangan kasus.

C. SEJARAH BIMBINGAN DAN KONSELING


• 1900s
Jesse B. Davis mengembangkan program bimbingan secara sistematis di sekolah umum di
Michigan
Frank Parsons (Father of Guidance)
o Mengembangkan Boston Vocational Bureau untuk membantu remaja mengambil
keputusan karir
o Menulis Choosing A Vocation
o National Vocational Guidance Association (NVGA) berdiri; National Vocational
Guidance Bulletin dipublikasikan → embrio Journal of Counseling and
Development
o UU yang mengatur disediakannya dana bagi sekolah umum untuk menyediakan
pendidikan karir
o Gerakan bimbingan karir mendukung berkembangnya psikometri setelah PD I
• 1930s
o E.G. Williamson dan koleganya mengembangkan counselor-centered trait-factor
approach
o John Brewer
o Mempublikasikan buku Education as Guidance
o Setiap guru adalah konselor
o Bimbingan masuk dalam kurikulum sekolah
o Publikasi Dictionary of Occupational Titles
• 1940
o E.G. Williamson dan koleganya mengembangkan counselor-centered trait-factor
approach
o John Brewer
o Mempublikasikan buku Education as Guidance
o Setiap guru adalah konselor
o Bimbingan masuk dalam kurikulum sekolah
o Publikasi Dictionary of Occupational Titles
• 1950s
o American Personnel and Guidance Association (APGA) didirikan → cikal bakal
American Counseling Association
o Divisi 17 (Counseling Psychology) dibentuk di APA
o National Defense Education Act (NDEA) didukung, dipicu peluncuran Sputnik I
o Teori baru mulai muncul (analisis transaksional, rational-emotive therapy).
Bersaing dengan teori lama (psikoanalisis, behaviorisme, trait-factor, client-
centered)

Perkembangan Konseling di Indonesia


• Awal tahun 1950-an: Prof. Dr. Slamet Imam Santoso mengembangkan Psikologi di
Universitas Indonesia
• Semula konseling dikembangkan di Sekolah Menengah
• Kemudian diterapkan di pusat rehabilitasi sosial, lembaga sosial, industri

D. STRATEGI BIMBINGAN DAN KONSELING


Jenis-jenis Pelayanan
• Pelayanan dasar : Pelayanan Responsif
• Perencanaan individual : dukungan system

Pendekatan bimbingan dan konseling adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seorang konselor
untuk mendekati kliennya sehingga klien mau menceritakan masalahnya.

• Pendekatan krisis
• Pendekatan remedial
• Pendekatan preventif
• Pendekatan perkembangan

E. PRINSIP, ASAS, PENDEKATAN DAN TEKNIK BIMBINGAN DAN KONSELING


1. Prinsip BK
a) Bimbingan dan konseling diperuntukan bagi semua konseli
b) Bimbingan dan konseling sebagai proses individualisasi
c) Bimbingan menekankan hal yang positif
d) Bimbingan dan konseling merupakan usaha Bersama
e) Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan dan konseling
f) Bimbingan dan konseling berlangsung dalam berbagai setting (adegan) kehidupan.
2. Asas-asas Bimbingan dan konseling
• Asas kerahasiaan • Asas kedinamisan
• Asas kesukarelaan • Asas keterpaduan
• Asas keterbukaan • Asas keharmonisan
• Asas kegiatan • Asas keahlian
• Asas kemandirian • Asas alih tangan kasus
3. Pendekatan-pendekatan Bimbingan dan konseling
a) Konseling realitas
Terapi Realitas merupakan suatu bentuk hubungan pertolongan yang praktis, relatif
sederhana dan bentuk bantuan langsung kepada konseli, yang dapat dilakukan oleh
guru atau konselor di sekolah
b) Teknik-teknik Konseling
Teknik yang dianggap tepat untuk diterapkan dalam pendekatan ini yaitu teknik client
centered counseling, sebagaimana dikembangkan oleh Carl R. Rogers. meliputi: (a)
acceptance (penerimaan); (b) respect (rasa hormat); (c) understanding (pemahaman); (d)
reassurance (menentramkan hati); (e) encouragementlimited questioning (pertanyaan
terbatas; dan (f) reflection (memantulkan pernyataan dan perasaan). (memberi dorongan);

F. LANDASAN AGAMA DAN PSIKOLOGIS DALAM MELAKSANANKAN BK


1. Landasan Agama
Dalam landasan religius BK diperlukan penekanan pada 3 hal pokok
a. Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam adalah mahluk Tuhan
b. Sikap yang mendorong perkembangan dan perikehidupan manusia berjalan kearah dan
sesuai dengan kaidah-kaidah agama
c. Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal suasana
dan perangkat budaya serta kemasyarakatan yang sesuai dengan kaidah-kaidah agama
untuk membentuk perkembangan dan pemecahan masalah individu.
2. Landasan Psikologis
Dalam jiwa manusia walaupun memiliki Fitrah beragama namun dalam
perkembangannya untuk membentuk mental yang sehat tidak terjadi otomatis atau
berkembang dengan sendirinya tetapi memerlukan bantuan orang lain. Jadi amat
tergantung pada kehidupan, pendidikan dan lingkungan beragama dimana manusia itu
tinggal, bila kondisinya kondusif/memberikan ajaran, bimbingan serta pemberian
dorongan (motivasi) yang tepat juga mempunyai model/ketauladan yang baik (uswah
hasanah) dari orang sekitarnya terutama orang tua dalam mengamalkan nilai-nilai agama,
anak akan berkembang menjadi manusia berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur.

G. PELAKSANAAN BIMBINGAN KARIR BAGI SISWA SMA SEBAGAI PERSIAPAN


AWAL MEMASUKI DUNIA KERJA
Sampai dengan sekarang ini bimbingan karir tetap masih merupakan salah satu bidang
bimbingan. dalam konsteks Kurikulum Berbasis Kompetensi, dengan diintegrasikannya
Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill Education) dalam kurikulum sekolah, maka peranan
bimbingan karier sungguh menjadi amat penting, khususnya dalam upaya membantu siswa
dalam memperoleh kecakapan vokasional (vocational skill). Terkait dengan penjabaran
kompetensi dan materi layanan bimbingan dan konseling di SMA, bidang bimbingan karir
diarahkan untuk :
a. Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karir yang hendak
dikembangkan.
b. Pemantapan orientasi dan informasi karier pada umumnya dan karir yang hendak
dikembangkan pada khususnya.
c. Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
d. Pengenalan berbagai lapangan kerja yang dapat dimasuki tamatan SMA.
e. Orientasi dan informasi terhadap pendidikan tambahan dan pendidikan yang lebih
tinggi, khususnya sesuai dengan karir yang hendak dikembangkan. Khusus untuk
Sekolah Menengah Kejuruan; pelatihan diri untuk keterampilan kejuruan khusus pada
lembaga kerja (instansi, perusahaan, industri) sesuai dengan program kurikulum
sekolah menengah kejuruan yang bersangkutan.

H. PROGRAM BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH/MADRASAH


Tugas Perkembangan Peserta Didik
a. Masa Kanak-kanak (TK-SD)
Usia rata-rata anak Indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6 tahun dan selesai pada usia
12 tahun. Anak-anak usia ini masih senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam
berkelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung.
Menurut Havigurst, tugas-tugas perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi:
1) Menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan aktivitas fisik.
2) Membina hidup sehat.
3) Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok.
4) Belajar menjalankan peran sosial sesuai dengan jenis kelamin.
5) Belajar membaca, menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat.
6) Memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif.
7) Mengembangkan kata hati, moral, dan nilai-nilai.
8) Mencapai kemandirian pribadi.

b. Masa Remaja (SMP)


Dilihat dari tahapan yang disetujui oleh para ahli, usia SMP memasuki tahap pubertas.
Adapun tugas perkembangannya sebagai berikut:
1. Terjadinya ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan.
2. Mulai tumbuh atau timbul ciri-ciri seks sekunder.
3. Kecenderungan sikap bimbang, antara keinginan menyendiri dengan keinginan bergaul,
serta keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari
orangtua.
4. Senang membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau norma dengan kenyataan
yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa.
5. Mulai mempertanyakan secara tidak yakin akan keberadaan dan sifat kemurahan dan
keadilan Tuhan.
6. Reaksi dan ekpresi emosi masih labil.
7. Mulai mengembangkan standar dan harapan terhadap perilaku diri sendiri yang sesuai
dengan dunia sosial.
8. Kecenderungan minat dan pilihan karir relatif sudah lebih jelas.
9. Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
10. Mengenal kemampuan bakat, dan minat serta arah kecenderungan karir dan apresiasi seni.

c.Masa Remaja Akhir (SMA/SMK)


• Memiliki sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa.
• Mencapai hubungan sosial yang lebih matang dengan teman sebaya
• Memiliki peran sosial sebagai pria dan wanita
• Menerima keadaan diri dan menggunakannya secara efektif
• Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
• Mencapai kemandirian perilaku ekonomis
• Memiliki pilihan dan persiapan untuk suatu pekerjaan
• Memiliki persiapan untuk perkawinan dan hidup berkeluarga
• Memiliki keterampilan intelektual dan konsep yang diperlukan sebagai anggota
masyarakat yang baik
• Memiliki perilaku sosial yang bertanggungjawab
• Memiliki seperangkat nilai dan sistem etis sebagai pedoman berperilaku (Juntika Nurihsan,
1998;80-84)

d. Masa Anak Usia Dewasa Awal (PT)


1) Memiliki sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa.
2) Memperoleh perangkat nilai sebagai pedoman berperilaku
3) Menerima keadaan diri dan menggunakannya secara efektif
4) Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita
5) Memiliki keterampilan intelektual, emosional, dan perilaku ekonomis
6) memiliki kemapuan memilih dan mempersiapkan pekerjaan
7) Memiliki sikap positif terhadap pernikahan dan hidup berkeluarga
8) Memiliki kriteria calon pasangan hidup yang sesuai dengan keadaan dirinya
9) Menemukan kelompok sosial yang bermakna (Dwi Yuwono PS, 1998:98-114)

I. PERAN PERSONAL BIMBINGAN KONSELING DALAM PELAKSANAAN


BIMBINGAN KONSELING
a. Tugas Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor
• Pengembangan kehidupan pribadi
• Pengembangan kehidupan social
• Pengembangan kemampuan belajar
• Pengembangan karir

b. Jenis layanan adalah sebagai berikut:


• Layanan orientasi
• Layanan informasi
• Layanan penempatan dan penyaluran
• Layanan penguasaan konten
• Layanan konseling perorangan.
• Layanan bimbingan kelompok
• Layanan konseling kelompok
• Layanan konsultasi
• Layanan mediasi

c. Kegiatan – kegiatan tersebut didukung oleh


Aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, tampilan
kepustakaan, alih tangan kasus.
d. Beban Kerja Minimum Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor
mengampu bimbingan dan konseling paling sedikit 150 peserta didik dan paling banyak
250 peserta didik per tahun, Sedangkan beban kerja guru yang diberi tugas tambahan
sebagai kepala sekolah/madrasah membimbing 40 peserta didik dan guru yang diberi tugas
tambahan sebagai wakil kepala sekolah/madrasah membimbing 80 peserta.

e. Tugas pengawas Bimbingan dan konseling


• Penyusunan program pengawasan Bimbingan dan konseling
• Melaksanakan pembinaan, pemantauan dan penilaian
• Menyusun laporan pelaksaan program pengawasan
• Melaksanaka pembimbingan dan pelatihan profesionalitas guru BK

J. PROBLEMATIKA DALAM BIMBINGAN KONSELING


Kesalahpahaman dalam BK
• Bimbingan koseling disamakan saja dengan atau dipisahkan sama sekali dari Pendidikan
• Konselor di sekolah dianggap sebagai polisi sekolah
• Bimbingan dan konseling dianggap semata-mata sebagai proses pemberian nasehat
• Bimbingan dan konseling dibatasi hanya menangani masalah yang bersifat indental
• Bimbingan dan konseling dibatasi hanya untuk klien-klien tertentu saja
• Bimbingan konseling melayani orang sakit/kurang normal

Masalah siswa di sekolah dan madrasah


a. Perkembangan individu
b. Perbedaan individu, dalam hal: kecerdasan, kecakapan, hasil belajar, bakat, sikap,
kebiasaan, pengetahuan, kepribadian, cita-cita, kebutuhan, minat, pola-pola dan tempo
perkembangan, cirri-ciri jasmaniyah dan latar belakang lingkungan.
c. Kebutuhan individu, dalam hal: memperoleh kasih sayang, harga diri, penghargaan yang
sama, prestasi dan posisi, ingin dikenal, untuk dibutuhkan orang lain, merasa bagian dari
kelompok, rasa aman dan perlindungan, dan unruk memperoleh kemerdekaan diri.
d. Penyesuaian diri dan kelainan tingkah laku.
e. Masalah belajar.

Petugas Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah


1. Profesional
Petugas bimbingan dan konseling professional adalah mereka yang secara khusus dididik
dan dipersiapkan untuk melaksanakan tugas khusus sebaga guru BK dan tidak dibebani tugas
mengajar.Mereka diangkat sesuai klasifikasi keilmuannya dan latar belakang sarjana S1, S2
dan atau S3 jurusan bimbingan dan konseling.Mereka mencurahkan semua waktunya pada
pelayanan bimbingan dan konseling atau disebut juga full time guidance and counseling.
2. Nonprofesional
Petugas BK non professional adalah mereka yang dipilih dan diangkat tidak berdasarkan
keilmuan atau latar belakan gpendidikan profesi.

Masalah Konselor
Ada beberapa hal yang harus dihindari oleh konselor, di antaranya adalah:
• Bicara satu arah dari konselor/mendominasi konseling sibuk dengan penggalian
masalah/peristiwa traumatis.
• Tidak menunjukkan empati & kepedulian
• Terkesan menasehati, menggurui, mengarahkan konseli.
• Terkesan menyalahkan dan menyudutkan konseli
• Menentukan jalan keluar pada permasalah konseli
• Mengambil jarak dan memperlakukan konseli seperti pasien dengan menggunakan bahasa
yang sulit dimengerti
• Menampilkan sikap/gerak tubuh yang membuat konseli tidak nyaman, seperti cemberut,
ngantuk, jaga jarak, acuh tak acuh dll.
• Menganggap konseli sebagai individu yang tidak berdaya
• Menciptakan ketergantungan konseli pada konselor, dll.

Anda mungkin juga menyukai