Anda di halaman 1dari 28

Suplemen Teknik-teknik Konseling

Guidance and Counseling Dept


Universitas Negeri Semarang
 Beberapa individu sering/pernah mengalami
situasi (neurotik) yang tidak ia inginkan dan
menimbulkan respon baik psikis/fisik .
 Respon psikis dapat berupa
kecemasan/ketakutan , emosi tdk stabil
 Bentuk respon fisik: tekanan darah,
kecepatan jantung, ketegangan otot, tangan
basah.
 Dikembangkan oleh Jacobson (1938)
 Relaksasi: kembalinya otot kepada keadaan
semula setelah adanya kontraksi.
 Cormier & Nurius (2003) Upaya untuk
mengajari indiv untuk relaks, dengan menjadi
indiv sadar ttg perasaan tegang & perasaan
relaks.
 Merileksasi otot
 Merileksasi mental
 Mengurangi kecemasan
 Mengontrol stress
 Menjaga pikiran saat cemas.
 Jangka Panjangagar tubuh dapt memonitor
sesegera mungkin respon terhadap stimulus yg
menyebabkan ketegangan/kecemasan & sec
otomatis meredakan kecemasan tsb
 Muscle relaxation training
 Mental Relaxation
 Breathing relaxation

 Pada dasarnya relakasasi dapat bersifat


untuk merelaksasi respon tubuh (otot) dan
merelaksasi respon psikis (neurotic)
 Pernafasan perut
 Relaksasi otot progresif
 Konstraksi simultan/bersamaan
 Isyarat pengendali rileksasi
 Visualisasi
 Tempat/lokasi yg nyaman
 Rasional
 Instruksi (pengkondisian)
 Menciptakan lingkungan yang nyaman
 Konselor memberikan contoh latihan
relaksasi itu
 Instruksi-instruksi untuk relaksasi otot
 Penilaian setelah latihan
Pekerjaan rumah dan Tindak Lanjut
 Pada situasi tertentu manusia dapat
mengalami situasi yang mengancam dirinya
yng menimbulkan rasa takut/cemas
 Takut:respon emosi yg sangat kuat &
dihubungkan dgn rasa kuatir. (reaksi motorik
& reaksi kognitif)
 Seringkali manusia mengalami ketakutan
yang tidak masuk akal/tdk dapat dijelaskan
alasannyaphobia
 Pengurangan sensitivitas emosional dengan
 Asumsi dari teknik DS bhw respon ketakutan
mrpk perilaku yg dipelajari & dapat dicegah
dg mengantikan aktivitas yg berlawanan dg
respon ketakutan tsb.
 Pengurangan keresposifan emosional thd
rangsangan yang menakutkan dengan
mengenalkan suatu aktivitas yg
bertentangan dengan respon yg
menakutkan.
Identifikasi situasi
Merancang hirarki
Rasional yg menimbulkan
(kecemasan)
emosi (SUD)

Pemilihan &
Melakukan
Penyajian adegan latihan coping
penilaian imajiner
respon

Pekerjaan rumah
& tindak lanjut
 Langkah awal
“reaksi-reaksi emosi yang kamu alami adalah hasil
pengalamanmu sebelumnya dengan berbagai orang
dan keadaan;reaksi-reaksi tsb sering menimbulkan
perasaan kuatir, tegang, yang sangat berlebihan.
Karena persepsi tentang keadaan tsb dapt muncul
dgn sendirinya maka sangat mungkin utk perasaan
tersebut di ruang BK ini…dengan memintamu
membayangkan situasi-situasi tsb,”
1. Indiv diminta utk mengidentifikasi situasi yg
berhubungan dg ketekutan/kecemasan.
2. Indiv diminta memilah kecemasan tsb dari skala 0-
100 (100=kecemasan tertinggi)hierarki
kecemasan pertama
3. Ko’r memandu utk menyelesaikan hirarki &
menambahkan masukan ttg demi terciptanya
gradasi yg mewakili situasi riil (mudah
dibayangkan oleh indiv) hierarki kecemasan
akhir
4. Konselor menentukan apa yg dipahami k’li
ttg gambaran tenang yg berarti itu skala 0
pd hierarki/control scene. Contoh control
scene:
Berbaring di sofa empuk dan melihat film yg
bagus di TV (atau beberapa hal/keadaan yg
paling nyaman menurut k’li)
TAKUT MENINGGALKAN RUMAH
10. Keluar rumah melalui pintu depan menuju mobil saya untuk
pergi ke toko
20. Masuk ke mobil dan mulai menghidupkan mesin
30. Kemudian mulai menjalankannya
40. Meninggalkan rumah
50. Dua blok dari rumah menuju ke toko
60. Tiba di toko dan taman
70. Memasuki toko
80. Berbelanja menggunakan kereta barang & mulai melihat-
lihat barang sesuai daftar belanja
90. Pergi ke kasir
100. Menunggu antrian panjang di kasir
Teknik Spesifik Konseling:
Desensitisasi Sistematis

Mulawarman, Ph.D
Universitas Negeri Semarang
Pengantar Teknik Desensitisasi Sistematis

• Pada situasi tertentu manusia dapat


mengalami situasi yang mengancam
dirinya yng menimbulkan rasa
takut/cemas
• Takutrespon emosi yg sangat kuat
& dihubungkan dgn rasa kuatir.
(reaksi motorik & reaksi kognitif)
• Seringkali manusia mengalami
ketakutan yang tidak masuk akal/tdk
dapat dijelaskan alasannyaphobia
Konsep Dasar Desensitisasi Sistematis

• Usaha menghilangkan suatu kompleks emosi


(kecemasan, kemarahan, fobia dll) secara
sistematis.
• Suatu bentuk pengkondisian klasik (classical
conditioning) di mana situasi-situasi yang
membangkitkan kecemasan dipasangkan jika suatu respons rileks
dengan respons-respons penghambat dipasangkan dengan suatu
stimulus yang membangkitkan
• Asumsi respon ketakutan mrpk perilaku yg kecemasan, maka akan
dipelajari & dapat dicegah dg mengantikan berkembang suatu pertalian
aktivitas yg berlawanan dg respon baru antara keduanya
ketakutan tsb. (reciprocal inhibitation)
Variasi Desensitisasi Sistem
Desensitisasi in vivo (real live)
Klien merasakan kecemasan pada situasi nyata secara bertahap
• Lebih effektif bagi klien, karena akan memberikan pengalaman
langsung bagi klien.

• Desensitisasi in vitro (imagine)


klien membayangkan kecemasan yang dihadapi secara
bertahap
• Konselor lebih mudah mengontrol kecemasan yang
dihasilkan dari ekspresi imajnasi klien.
PROSEDUR DESENSITISASI SISTEMATIS
1. Rasional Perlakuan

2. Identifikasi Situasi yang Menimbulkan Kecemasan

3. Melatih Relaksasi

4. Merancang Hierarki

5. Seleksi dan Pelatihan Koping Respon

6. Penilaian Secara Imajiner

7. Sajian Adegan Item Hierarkis

8. Tugas Rumah daan Tindak Lanjut


Pernyataan Awal DS

“reaksi-reaksi emosi yang kamu alami adalah hasil


pengalamanmu sebelumnya dengan berbagai orang
dan keadaan;reaksi-reaksi tsb sering menimbulkan
perasaan kuatir, tegang, yang sangat berlebihan.
Karena persepsi tentang keadaan tsb dapt muncul dgn
sendirinya maka sangat mungkin utk perasaan
tersebut muncul di ruang BK ini…dengan memintamu
membayangkan situasi-situasi tsb,”
Melatih Relaksasi

• Relaksasi Upaya untuk


mengajari indiv untuk relaks,
dengan menjadi indiv sadar ttg
perasaan tegang & perasaan
relaks.
• Dapat dilakukan 20-25 menit
selama latihan relaksasi
• Sasarannya adalah agar otot-otot
menjadi kendor dan mental
menjadi rileks/santai
Tahap – Tahap Relaksasi

1. Rasional

2. Petunjuk Berpakaian

3. Menciptakan Suasana yang Nyaman

4. Pemodelan oleh konselor

5. Petunjuk Melakukan Relaksasi

6. Penilaian Pascarelaksasi

7. PR dan Tindak Lanjut


Merancang Hirarki Kecemasan

1. Indiv diminta utk mengidentifikasi situasi yg berhubungan dg


ketekutan/kecemasan.
2. Indiv diminta memilah kecemasan tsb dari skala 0-100
(100=kecemasan tertinggi)hierarki kecemasan pertama
3. Ko’r memandu utk menyelesaikan hirarki & menambahkan
masukan ttg demi terciptanya gradasi yg mewakili situasi riil
(mudah dibayangkan oleh indiv) hierarki kecemasan akhir
4. Konselor menentukan apa yg dipahami k’li ttg gambaran tenang yg
berarti itu skala 0 pd hierarki/control scene. Contoh control scene:
Berbaring di sofa empuk dan melihat film yg bagus di TV (atau
beberapa hal/keadaan yg paling nyaman menurut k’li)
Contoh Rancangan Hirarki
TAKUT LABA-LABA

Rating Perilaku
10 Berpikir tentang laba-laba
25 Melihat foto laba-laba
50 Melihat laba-laba riil di kotak tertutup
60 Memegang kotak yang terdapat laba-laba
70 Membiarkan laba-laba merayap di mejamu
80 Membiarkan laba-laba merayap di sepatumu
90 Membiarkan laba-laba merayap di pahamu
95 Membiarkan laba-laba merayap di lengan bajumu
100 Membiarkan laba-laba merayap di kulit lengan
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai