SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN ST. PAULUS RUTENG 2018/2019 TEKNIK-TEKNIK PENANGANAN SISWA BERMASALAH DI DALAM KELAS.
A. Strategi Pengelolaan Perilaku Bermasalah di Dalam Kelas
a. Pengertian perilaku bermasalah adalah tingakah laku siswa yang menyimpang dari kebiasaan-kebiasaan temannya. Lebih lanjut dikatakan apabila anak tiba-tiba dapat melakukan apa-apa juga merupakan indikasi bahwa anak mengalami masalah yang segera ditangani gurunya. Salah satu kesulitan memahami perilaku bermasalah ialah karena perilaku tersebut tampil dalam perilaku menghindar atau mempertahankan diri. Dalam psikologi perilaku ini disebut “mekasnisme pertahanan diri” karena dengan perilaku tersebut individu dapat mempertahankan diri atau menghindar dari situasi yang menimbulkan keteganagan. Penggunaan mekanisme pertahanan diri dalam diri anak sebenarnya dikatakan normal apabila dalam taraf yang tidak berlebihan (apabila mekanisme pertahan diri dalam taraf berlebihan tersebut neurotic). Sebab tujuan dari mekanisme pertahanan diri adalah untuk melindungi ego dan mengurangi kecemasan yang setiap saat diperlukan setiap orang terutama pada anank-anak. b. Strategi pengelolaan perilaku bermasalah Salah satu perinsip umum yang bermanfaat dalam memilih sebuah strategi adalah mengunakan sebuah pendekatan yang efektif dalam menghentikan perilaku yang tidak pantas dengan segera dan yang memiliki dampak negatif paling sedikit. 1. Intevensi kecil a) Penggunaaan Isyarat Noll, Terkadang menyentuh dengan lembut dilengan atau bahau dari siswa tersebut membantu mengisyaratkan keberadaan anda dan memiliki efek menyenangkan. b) Teruskan Kegiatan yang Sedang berlangsung, Sering kali perilaku siswa sangat menggangu selama masa transisi di antara kegiatan atau selama waktu kosong ketika tidak ada fokus yang dikhususkan bagi pengawasan waktu kosong c) Gunakan kedekatan, Menggabungkan kedekatan dengan isyarat non-verbal untuk menghentikan perilaku yang tidak pantas tanpa menggangu pelajaran. d) Gunakan Kelompok Fokus, Gunakan peringatan, pertanggungjawaban grup, atau format partisipasi yang lebih tinggi lagi untuk menggambilkan perhataian siswa pada mata pelajaran ketika perhatian telah mulai tidak fokus atau ketika para siswa sudah tidak aktif lagi dalam jangka waktu yang lama. e) Berlaku Penghentian sejenak, beritahukan kepada para siswa untuk menghentikan perilaku yang tidak diharapkan. 2. Intervensi Sedang a. Menahan Sebuah Hak Istimewa, para siswa yang menyalahgunakan sebuah hak istimewa (misalnya, yang diperbolehkan bekerja bersama dalam kelompok dalam sebuah proyek, duduk didepan teman-teman, atau memiliki kebebasan keliling ruang kelas tanpa izin) dapat kehilangan hak istimewa tersebut dan diwajibkan mendapatkannya kembali dengan menerapkan perilaku yang pantas. b. Mengisolasi atau Memindahkan siswa, para siswa yang menggangu sebuah kegiatan dapat dipindahkan ke tempat lainnya dari ruangan tersebut, jauh dari pada siswa lainnya. c. Gunakan Sebuah Hukuman, sebagai contoh; dalam pendidikan jasmani, para siswa mungkin diharuskan untuk berlari sebanyak satu putaran tambahan atau melakukan pushup. 3. Intervensi yang Lebih Besar a) Gunakan prosedur intervensi lima langkah, yaitu: Gunakan sebuah tanda non-verbal untuk mengisyaratkan pada siswa tersebut agar berhenti. Jika perilaku tersebut tidak berhenti, mintalah siswa tgersebut untuk menaati peraturan yang diinginkan. Jika ganguan tersebut masih berlanjut, berikan pilihan kepada siswa berupa menghentikan perilaku tersebut atau memilih mengembangkan sebuah rencana. Jika siswa tersebut masih juga belum berhenti, wajibkan kepada siswa tersebut agar berpindah kewilayah yang sudah ditunjuk dalam ruangan untuk menuliskan sebuah rencana. Jika siswa tersebut menolak mematuhi langkah 4, kirimkan siswa tersebut ke lokasi lainnya (misalnya kantor sekolah) untuk menyelesaiakn rencana. b) Gunakan Strategi “saatnya Berpikir”, menyingkirkan siswa yang tidak mau patuh ke ruang kelas dari guru lainnya untuk memberikan waktu bagi siswa tersebut untuk mendapatkan fokusnya dan masuk kembali ke ruang kelas setelah melakukan komitmen untuk mengubah perilaku. c) Gunakan Model Terapi Realitas 1. Membentuk keterlibatan denagan para siswa 2. Fokus pada masalah 3. Siswa harus menerima tanggung jawab bagi perilaku tersebut 4. Siswa sebaiknya mengevaluasi perilaku tersebut 5. Kembangkan sebuah rencana 6. Siswa harus membuat sebuah komitmen untuk menaati rencana 7. Tindak lanjuti dan laksanakan.
B. Solusi atau Giat Menangani Siswa Bermasalah di Dalam Kelas
1. Pendekatan Siswa Bermasalah Upaya untuk menangani siswa bermasalah, khususnya yang terkait dengan pelanggaran disiplin sekolah dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu melalui pendekatan disiplin dan pendekatan bimbingan dan koseling. Penanganan siswa bermasalah melalui pendekatan disiplin merujuk pada aturan dan ketentuan (tata tertib) yang berlaku di sekolah beserta sanksinya. Sebagai salah satu komponen organisasi sekolah, aturan (tata tertib) siswa beserta sanksinya memang perlu ditegakan untuk memecah sekaligus mengatasi terjadinya berbagai penyimpangan perilaku siswa. 2. Mekanisme Penanganan Siswa Bermasalah Kita dapat memahami bahwa diantara kedua pendekatan penanaganan siswa bermasalah tersebut, meski memiliki cara yang berbeda tetapi jika dilihat dari segi tujuannya pada dasarnya sama yaitu tercapainya penyesuaian dari atau perkembangan yang optimal pada siswa yang bermasalah. Oleh karena itu, kedua pendekatan tersebut dapat berjalan sinergis dan saling melengkapi. 3. Tingkatan Masalah Siswa Berserta Mekanisme Penanganannya Mengemukakan tingkatan masalah berserta mekanisme dan petugas yang menanganinya, yaitu: a. Masalah (kasus) ringan, seperti: Membolos, malas, kesulitan belajar pada bidang tertentu, berkelahi dengan teman dekolah,bertengkar, minum-minuman keras tahap awal, berpacaran, mencuri kelas ringan. b. Masalah (kasus) sedang, seperti: gangguan emosional, berpacaran, dengan perbuatan menyimpang, berkelahi antar sekolah, kesulitan belajar, karena gangguan di keluaarga, minum-minuman keras tahap pertengahan, mencuri kelas sedang, melakukan gangguan sosialdan asusila. c. Masalah (kasus) berat, seperti: gangguan emosional berat, kecanduaan alcohol dan narkotika, pelaku kriminalitas, siswa hamil, percobaan bunuh diri, perkelahian dengan senjata tajam atau senjata api. 4. Penyebab dan Cara mengatasi Anak yang Malas belajar Dlam mengatasi masalah pada anak, seorang guru juga harus menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua siswa. Guru hanya mampu mengontrol anak tersebut apabila berada di sekolah. Oleh sebab itu guru diharapkan untuk menjelaskan upaya-upaya yang harus dilakukan untuk mendidik anak di lingkungan rumah. Faktor-faktor yang dapat menjadi penyebab utama siswa untuk malas belajar yaitu: a. Faktor intrinsik (dalam diri anak sendiri) Kurangnya waktu yang disediaakan untuk bermain Kelelahan dalamberaktivvitas (missal, terlalu banyak bermain) Sedang sakit Sedang sedih (missal, bertengkar dengan teman sekolah). b. Faktor ekstrinsik Sikap orang tua yang tidak memperhatikan anak dalam belajar atau sebaliknya. Sedang punya masalah di rumah Bermasalah disekolah (phobia sekolah, sehingga apapun yang berhubungan dengan sekolah jadi enggan untuk dikerjakan). Tidak mempunyai sarana yang menunjang belajar Suasana rumah penuh dengan kegaduhan, keadaan rumah yang yang berantakan ataupun kondisi udara yang pengap. DAFTAR PUSTAKA
Evertson, Carolyn.M., Emmer, Edmund T.2011. Manajemen kelas
untuk guru Sekolah Dasar. Jakarta: kencana prenada media group. Imron, Ali.2011. Manajemen Perserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. Fandi. 2011. “Bimbingan Bagi Anak yang Berperilaku Masalah”. http://www.m- edukasi web.id /2013/07/penanganan siswa- bermasalah.htm http://www.m.e- psikologi.com /anak/060502.htm
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu