Anda di halaman 1dari 8

PENGELOLAAN KELAS

OLEH KELOMPOK: 8

1. YOHANES SUWANTO
2. ADAM NATAL

ROGPRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN ST. PAULUS
RUTENG 2018/2019
TEKNIK-TEKNIK PENANGANAN SISWA BERMASALAH
DI DALAM KELAS.

A. Strategi Pengelolaan Perilaku Bermasalah di Dalam Kelas


a. Pengertian perilaku bermasalah adalah tingakah laku siswa yang
menyimpang dari kebiasaan-kebiasaan temannya. Lebih lanjut
dikatakan apabila anak tiba-tiba dapat melakukan apa-apa juga
merupakan indikasi bahwa anak mengalami masalah yang segera
ditangani gurunya. Salah satu kesulitan memahami perilaku
bermasalah ialah karena perilaku tersebut tampil dalam perilaku
menghindar atau mempertahankan diri. Dalam psikologi perilaku
ini disebut “mekasnisme pertahanan diri” karena dengan perilaku
tersebut individu dapat mempertahankan diri atau menghindar dari
situasi yang menimbulkan keteganagan. Penggunaan mekanisme
pertahanan diri dalam diri anak sebenarnya dikatakan normal
apabila dalam taraf yang tidak berlebihan (apabila mekanisme
pertahan diri dalam taraf berlebihan tersebut neurotic). Sebab
tujuan dari mekanisme pertahanan diri adalah untuk melindungi
ego dan mengurangi kecemasan yang setiap saat diperlukan setiap
orang terutama pada anank-anak.
b. Strategi pengelolaan perilaku bermasalah
Salah satu perinsip umum yang bermanfaat dalam memilih sebuah
strategi adalah mengunakan sebuah pendekatan yang efektif dalam
menghentikan perilaku yang tidak pantas dengan segera dan yang
memiliki dampak negatif paling sedikit.
1. Intevensi kecil
a) Penggunaaan Isyarat Noll, Terkadang menyentuh
dengan lembut dilengan atau bahau dari siswa tersebut
membantu mengisyaratkan keberadaan anda dan
memiliki efek menyenangkan.
b) Teruskan Kegiatan yang Sedang berlangsung, Sering
kali perilaku siswa sangat menggangu selama masa
transisi di antara kegiatan atau selama waktu kosong
ketika tidak ada fokus yang dikhususkan bagi
pengawasan waktu kosong
c) Gunakan kedekatan, Menggabungkan kedekatan
dengan isyarat non-verbal untuk menghentikan perilaku
yang tidak pantas tanpa menggangu pelajaran.
d) Gunakan Kelompok Fokus, Gunakan peringatan,
pertanggungjawaban grup, atau format partisipasi yang
lebih tinggi lagi untuk menggambilkan perhataian siswa
pada mata pelajaran ketika perhatian telah mulai tidak
fokus atau ketika para siswa sudah tidak aktif lagi
dalam jangka waktu yang lama.
e) Berlaku Penghentian sejenak, beritahukan kepada para
siswa untuk menghentikan perilaku yang tidak
diharapkan.
2. Intervensi Sedang
a. Menahan Sebuah Hak Istimewa, para siswa yang
menyalahgunakan sebuah hak istimewa (misalnya, yang
diperbolehkan bekerja bersama dalam kelompok dalam
sebuah proyek, duduk didepan teman-teman, atau memiliki
kebebasan keliling ruang kelas tanpa izin) dapat kehilangan
hak istimewa tersebut dan diwajibkan mendapatkannya
kembali dengan menerapkan perilaku yang pantas.
b. Mengisolasi atau Memindahkan siswa, para siswa yang
menggangu sebuah kegiatan dapat dipindahkan ke tempat
lainnya dari ruangan tersebut, jauh dari pada siswa lainnya.
c. Gunakan Sebuah Hukuman, sebagai contoh; dalam
pendidikan jasmani, para siswa mungkin diharuskan untuk
berlari sebanyak satu putaran tambahan atau melakukan
pushup.
3. Intervensi yang Lebih Besar
a) Gunakan prosedur intervensi lima langkah, yaitu:
 Gunakan sebuah tanda non-verbal untuk
mengisyaratkan pada siswa tersebut agar berhenti.
 Jika perilaku tersebut tidak berhenti, mintalah siswa
tgersebut untuk menaati peraturan yang diinginkan.
 Jika ganguan tersebut masih berlanjut, berikan
pilihan kepada siswa berupa menghentikan perilaku
tersebut atau memilih mengembangkan sebuah
rencana.
 Jika siswa tersebut masih juga belum berhenti,
wajibkan kepada siswa tersebut agar berpindah
kewilayah yang sudah ditunjuk dalam ruangan
untuk menuliskan sebuah rencana.
 Jika siswa tersebut menolak mematuhi langkah 4,
kirimkan siswa tersebut ke lokasi lainnya (misalnya
kantor sekolah) untuk menyelesaiakn rencana.
b) Gunakan Strategi “saatnya Berpikir”, menyingkirkan
siswa yang tidak mau patuh ke ruang kelas dari guru
lainnya untuk memberikan waktu bagi siswa tersebut untuk
mendapatkan fokusnya dan masuk kembali ke ruang kelas
setelah melakukan komitmen untuk mengubah perilaku.
c) Gunakan Model Terapi Realitas
1. Membentuk keterlibatan denagan para siswa
2. Fokus pada masalah
3. Siswa harus menerima tanggung jawab bagi perilaku
tersebut
4. Siswa sebaiknya mengevaluasi perilaku tersebut
5. Kembangkan sebuah rencana
6. Siswa harus membuat sebuah komitmen untuk menaati
rencana
7. Tindak lanjuti dan laksanakan.

B. Solusi atau Giat Menangani Siswa Bermasalah di Dalam Kelas


1. Pendekatan Siswa Bermasalah
Upaya untuk menangani siswa bermasalah, khususnya yang
terkait dengan pelanggaran disiplin sekolah dapat dilakukan
melalui dua pendekatan yaitu melalui pendekatan disiplin dan
pendekatan bimbingan dan koseling. Penanganan siswa
bermasalah melalui pendekatan disiplin merujuk pada aturan dan
ketentuan (tata tertib) yang berlaku di sekolah beserta sanksinya.
Sebagai salah satu komponen organisasi sekolah, aturan (tata
tertib) siswa beserta sanksinya memang perlu ditegakan untuk
memecah sekaligus mengatasi terjadinya berbagai penyimpangan
perilaku siswa.
2. Mekanisme Penanganan Siswa Bermasalah
Kita dapat memahami bahwa diantara kedua pendekatan
penanaganan siswa bermasalah tersebut, meski memiliki cara yang
berbeda tetapi jika dilihat dari segi tujuannya pada dasarnya sama
yaitu tercapainya penyesuaian dari atau perkembangan yang
optimal pada siswa yang bermasalah. Oleh karena itu, kedua
pendekatan tersebut dapat berjalan sinergis dan saling melengkapi.
3. Tingkatan Masalah Siswa Berserta Mekanisme Penanganannya
Mengemukakan tingkatan masalah berserta mekanisme dan
petugas yang menanganinya, yaitu:
a. Masalah (kasus) ringan, seperti: Membolos, malas, kesulitan
belajar pada bidang tertentu, berkelahi dengan teman
dekolah,bertengkar, minum-minuman keras tahap awal,
berpacaran, mencuri kelas ringan.
b. Masalah (kasus) sedang, seperti: gangguan emosional,
berpacaran, dengan perbuatan menyimpang, berkelahi antar
sekolah, kesulitan belajar, karena gangguan di keluaarga,
minum-minuman keras tahap pertengahan, mencuri kelas
sedang, melakukan gangguan sosialdan asusila.
c. Masalah (kasus) berat, seperti: gangguan emosional berat,
kecanduaan alcohol dan narkotika, pelaku kriminalitas, siswa
hamil, percobaan bunuh diri, perkelahian dengan senjata tajam
atau senjata api.
4. Penyebab dan Cara mengatasi Anak yang Malas belajar
Dlam mengatasi masalah pada anak, seorang guru juga harus
menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua siswa. Guru
hanya mampu mengontrol anak tersebut apabila berada di sekolah.
Oleh sebab itu guru diharapkan untuk menjelaskan upaya-upaya
yang harus dilakukan untuk mendidik anak di lingkungan rumah.
Faktor-faktor yang dapat menjadi penyebab utama siswa untuk
malas belajar yaitu:
a. Faktor intrinsik (dalam diri anak sendiri)
 Kurangnya waktu yang disediaakan untuk bermain
 Kelelahan dalamberaktivvitas (missal, terlalu banyak
bermain)
 Sedang sakit
 Sedang sedih (missal, bertengkar dengan teman
sekolah).
b. Faktor ekstrinsik
 Sikap orang tua yang tidak memperhatikan anak dalam
belajar atau sebaliknya.
 Sedang punya masalah di rumah
 Bermasalah disekolah (phobia sekolah, sehingga
apapun yang berhubungan dengan sekolah jadi enggan
untuk dikerjakan).
 Tidak mempunyai sarana yang menunjang belajar
 Suasana rumah penuh dengan kegaduhan, keadaan
rumah yang yang berantakan ataupun kondisi udara
yang pengap.
DAFTAR PUSTAKA

Evertson, Carolyn.M., Emmer, Edmund T.2011. Manajemen kelas


untuk guru Sekolah Dasar. Jakarta: kencana prenada media group.
Imron, Ali.2011. Manajemen Perserta Didik Berbasis Sekolah.
Jakarta: Bumi Aksara.
Fandi. 2011. “Bimbingan Bagi Anak yang Berperilaku Masalah”.
http://www.m- edukasi web.id /2013/07/penanganan siswa-
bermasalah.htm
http://www.m.e- psikologi.com /anak/060502.htm

Anda mungkin juga menyukai