Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TUTON ( SESI 7 )

TUGAS III

MATA KULIAH : STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD


JURUSAN : PGSD
NAMA : FAUZIAH EKA PUTRI RUSTAM
NIM : 859425816

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
2023
1. Sebutkan 6 alasan disiplin kelas perlu diajarkan atau ditanamkan pada siswa?
Jawaban :
a) Disiplin perlu diajarkan dan perlu dipelajari serta dihayati oleh siswa, agar siswa
mampu mendisiplinkan dirinya sendiri. Inilah yang merupakan tujuan utama
penanaman disiplin. Siswa mampu mengendalikan diri sendiri tanpa perlu
dikontrol oleh guru.
b) Disiplin, sebagaimana diakui oleh pakar sejak dahulu, merupakan titik pusat
berputarnya kehidupan sekolah (Turney & Cairns, 1980). Keberhasilan dan
kegagalan sekolah tergantung dari tingkat ketercapaian dalam menerapkan
disiplin yang sempurna.
c) Tingkat ketaatan siswa yang tinggi terhadap aturan kelas, lebih - lebih jika
ketaatan tersebut tumbuh dari diri sendiri, bukan dipaksakan akan memungkinkan
terciptanya iklim belajar yang kondusif yaitu iklim belajar yang menyenangkan
sehingga siswa terpacu untuk belajar.
d) Sebaliknya, tingkat ketaatan yang rendah terhadap aturan kelas akan membuat
iklim belajar yang tidak kondusif, tidak menyenangkan. Guru akan lebih banyak
berurusan dengan perilaku siswa yang menyimpang sehingga pelajaran
terbengkalai. Situasi yang seperti ini, tentu membuat siswa jadi frustasi yaitu
kesal karena keinginannya untuk belajar terhalang oleh situasi yang tidak
menyenangkan.
e) Jumlah siswa dalam satu kelas, lebih - lebih di negeri kita, cukup banyak. Di kota
- kota besar, satu kelas bisa terdiri 40 - 50 orang siswa. Kelas yang besar ini, jika
tidak diikat oleh aturan yang ditaati bersama akan dapat menimbulakn kekacauan.
Lebih - lebih jika jumlah siswa yang banyak diimbangi lagi oleh perabotan/alat -
alat yang banyak pula seperti meja, kursi, papan tulis, gambar atau alat peraga lain
sehingga kelas sering terkesan penuh sesak. Oleh karena itu, agar kelas yang
penuh sesak ini dapat menjadi tempat belajar yang menyenangkan disiplin kelas
sangat diperlukan.
f) Kebiasaan untuk menaati aturan dalam kelas akan memberi dampak yang lebih
luas bagi kehidupan siswa dalam masyarakat. Siswa yang terbiasa menaati aturan
dalam kelas akan terdorong pula menaati aturan yang ada dalam masyarakat. Oleh
karena itu, kelas haruslah diperlakukan sebagai masyarakat kecil, yang
memungkinkan siswa sebagai anggota masyarakat berinteraksi dengan teman -
temannya atau guru sesuai dengan aturan yang telah disepakati.
2. Identifikasi berbagai strategi dalam menanamkan/menangani disiplin kelas !
Jawaban :
1) Menangani gangguan ringan
Kelas merupakan masyarakat kecil yang penuh dengan interaksi. Oleh karena itu,
seorang guru tidak mengharapkan kelas nya sepi dan tertib terus - menerus.
Gangguan - gangguan ringan yang tidak sampai mengganggu kelas secara
keseluruhan tentu sering terjadi. Gangguan ringan ini jika dibiarkan akan
berkembang menjadi gangguan berat.
Untuk mengatasi gangguan ringan berbagai strategi dapat diterapkan. (Winzer,
1995) menguraikan beberapa strategi yang dapat digunakan guru untuk mengatasi
gangguan ringan, sebagai berikut :
a. Mengabaikan
Gangguan kecil yang ringan yang anda anggap tidak akan mempengaruhi
yang lain dapat diabaikan saja.
b. Menatap agak lama
Cara lain yang dapat digunakan dalam mengatasi gangguan ringan adalah
dengan menatap siswa yang membuat gangguan.
c. Menggunakan tanda nonverbal
Tanda nonverbal adalah tanda - tanda berupa gerakan tubuh, seperti
mengangkat tangan, menggeleng atau menaruh tangan (telunjuk) diatas
bibir.
d. Mendekati
e. Gerak mendekati yang dilakukan guru akan menyebabkan siswa yang
melakukan pelanggaran sadar bahwa perbuatannya sudah ketahui guru.
f. Memanggil nama
Memanggil nama siswa yang sedang melakukan pelanggaran kecil akan
dapat membantu memulihkan disiplin kelas asal dilakukan secara
bijaksana.
g. Mengabaikan secara sengaja
Seorang guru mungkin pernah mempunyai siswa yang suka mencuri
perhatian. Jika yakin bahwa siswa tersebut memang suka menarik
perhatian, sebaiknya secara sengaja anda mengabaikan siswa tersebut.
Artinya tidak menegurnya, tidak menatap atau mendekatinya. Anggap
perbuatan itu tidak ada. Tindakan ini didasarkan pada asumsi bahwa
tingkah anak yang suka menarik perhatian akan menjadi - jadi jika ia
mendapat perhatian.
2) Menangani gangguan berat
Gangguan berat atau besar adalah pelanggaran yang dilakukan siswa yang dapat
mempengaruhi siswa lain atau mengganggu jalannya pelajaran. Adapun strategi
yang dikemukakan oleh Winzer (1995) sebagai berikut;
a) Memberi hukuman
Hukuman merupakan alat pendidikan yang masih sering diperdebatkan.
Banyak yang menganggap memberi hukuman lebih banyak segi
negatifnya daripada segi positifnya. Namun, terlepas dari berbagai
pendapat yang tidak setuju akan penggunaan hukuman, ternyata hukuman
masih diperlukan.oleh karena itu, para ahli pendidikan diantaranya Winzer
(1995) mengingatkan agar dalam menggunakan hukuman, guru hendaknya
memperhatikan hal - hal berikut:
1) Gunakan hukuman, hanya jika menganggap itu sangat perlu.
Dengan kata lain hindari penggunaan hukuman jika mungkin.
2) Mulailah dengan hukuman yang ringan, misalnya teguran yang
halus, sebelum memutuskan memberi hukuman yang keras.
3) Hukuman harus diberikan secara adil sesuai dengan tingkat
pelanggaran.
4) Ketika memberikan hukuman, ajarkan juga atau contohkan apa
yang semestinya dilakukan oleh siswa.
5) Berhati hatilah dalam memberikan hukuman, pertimbangkan
dampaknya bagi siswa, dan mungkin bagi orang tua dan
administrator (Kepala Sekolah dan Pengawas).
b) Melibatkan orang tua
Pendidikan anak merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua,
masyarakat, dan sekolah. Oleh karena itu, wajar jika guru melibatkan
orang tua dalam menangani masalah pelanggaran disiplin. Untuk
melibatkan orang tua, sebaiknya guru membuat laporan secara teratur
kepada orang tua tentang kemajuan anaknya. Jika siswa melakukan
pelanggaran guru dapat memberikan laporan khusus dan meminta orang
tua ikut menangani masalah itu. Jenis pelanggaran yang layak
disampaikan kepada orang tua tentu saja pelanggaran yang tak mungkin
ditangani sendiri oleh guru.
3) Menangani perilaku agresif
Perilaku agresif adalah perilaku menyerang yang ditunjukkan oleh siswa di dalam
kelas. Namun, jika perilaku agresif itu sampai muncul di dalam kelas, seorang
guru harus berusaha mengatasinya. Adapun beberapa cara untuk menangani
perilaku yang demikian yang dikemukakan oleh Winzer (1995) yautu;
a) Mengubah/menukar teman duduk.
b) Jangan terjebak dalam konfrontasi atau perselisihan yang tidak perlu.
c) Jangan melayani siswa yang agresif ketika sedang panas.
d) Hindarkan diri dari mengucapkan kata - kata yang kasar atau bersifat
menghina.
e) Konsultasi dengan pihak lain.
3. Bagaimana memilih strategi yang tepat jika menghadapi masalah disiplin kelas ?
Jawaban :
- Mengamati perilaku siswa dalam kelas
- Memperhatikan situasi dalam kelas, jika ada siswa yang membuat gangguan saat
berada di dalam kelas maka langkah selanjutnya mengidentifikasi gangguan
tersebut.
- Setelah mengidentifikasi jenis gangguan yang terjadi dalam kelas yang
disebabkan oleh siswa tersebut.
- Kemudian pilih dan gunakan strategi yang sesuai dengan pelanggaran/gangguan
yang disebabkan oleh siswa tersebut jika gangguan nya masih kategori ringan
dapat maka strategi yang dilakukan dapat dengan cukup mengabaikan atau
menggunakan strategi lain untuk mengatasi gangguan ringan namun jika sudah
termasuk gangguan berat dan perilaku agresif maka harus dilakukan penanganan
yang berlebih.
4. Tingkat ketaatan siswa atau disiplin siswa dipengaruhi oleh faktor-faktor yang cukup
kompleks dan saling berkaitan, yang dapat dibedakan atas faktor fisik, sosial dan
psikologis. Jelaskan tentang faktor-faktor tersebut ?
Jawaban :
1) Faktor Fisik
Disiplin kelas dilandasi oleh adanya interaksi guru - siswa dalam konteks
(hubungan) kelas maka faktor fisik yang mempengaruhi disiplin kelas juga
mencakup guru, siswa dan ruang kelas. Kondisi fisik guru antara lain tampak
dalam penampilannya akan mempengaruhi ketaatan siswa pada aturan. Guru yang
penampilannya rapi, sehat, dan tampak bersemangat akan lebih mudah mengatur
siswanya daripada guru yang tampak lusuh dan lesu.
Kondisi fisik siswa yang prima seperti tampak pada penampilannya serta panca
indra yang sehat akan mempengaruhi ketaatan siswa pada aturan. Siswa yang
sakit atau kelaparan atau yang indranya tidak berfungsi dengan sempurna akan
sulit memusatkan perhatian pada pelajaran.
Kondisi fisik ruangan kelas yang mencakup keamanan dan susunan peralatan,
serta cara penggunaan alat - alat pelajaran juga mempengaruhi tingkat
kedisiplinan siswa. Kelas yang berantakan atau yang kondisinya sudah rusak
sehingga dapat membahayakan siswa akan dapat mengurangi ketaatan siswa pada
aturan.
2) Faktor Sosial
Hubungan antara guru - siswa dan tentunya siswa dengan siswa terjadi dalam
kelas. Kualitas interaksi sosial ini, yaitu kualitas hubungan guru - siswa- siswa
juga dapat mempengaruhi disiplin kelas. Hubungan yang akrab dan sehat, saling
mempercayai akan mampu meningkatkan disiplin kelas. Sebaliknya, hubungan
yang tidak akrab, tidak sehat serta saling mencurigai akan mengurangi ketaatan
siswa pada aturan kelas.
Disamping interaksi sosial guru-siswa-siswa, latar belakang sosial siswa yaitu
lingkungan dan orang - orang yang berada di sekitar siswa juga mempengaruhi
tingkat kedisiplinan siswa. Siswa yang biasa bergaul dengan teman - teman di
sekitarnya akan lebih mudah menerima aturan kelas daripada mereka yang selalu
menutup diri, dan tidak pernah bergaul dengan anak - anak di sekelilingnya. Anak
yang kurang bergaul merasa dirinyalah yang paling hebat sehingga jika ia
dihadapkan pada suatu aturan kelas, ia akan merasa kebebasannya dikurangi.
3) Faktor Psikologis
Faktor psikologis atau kejiwaan juga dianggap berpengaruh pada tingkat
kedisiplinan siswa. Faktor psikologis mencakup antara lain perasaan dan
kebutuhan. Siswa yang merasa sedih, marah atau bosan mungkin akan berbeda
tingkat kepatuhannya dibandingkan dengan mereka yang sedang bergembira.
Rasa kecewa karena berbagai hal yang terjadi di rumah maupun di sekolah akan
mempengaruhi disiplin.

Anda mungkin juga menyukai