JURUSAN : PGSD NAMA : FAUZIAH EKA PUTRI RUSTAM NIM : 859425816
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA 2023 1. Sebutkan 6 alasan disiplin kelas perlu diajarkan atau ditanamkan pada siswa? Jawaban : a) Disiplin perlu diajarkan dan perlu dipelajari serta dihayati oleh siswa, agar siswa mampu mendisiplinkan dirinya sendiri. Inilah yang merupakan tujuan utama penanaman disiplin. Siswa mampu mengendalikan diri sendiri tanpa perlu dikontrol oleh guru. b) Disiplin, sebagaimana diakui oleh pakar sejak dahulu, merupakan titik pusat berputarnya kehidupan sekolah (Turney & Cairns, 1980). Keberhasilan dan kegagalan sekolah tergantung dari tingkat ketercapaian dalam menerapkan disiplin yang sempurna. c) Tingkat ketaatan siswa yang tinggi terhadap aturan kelas, lebih - lebih jika ketaatan tersebut tumbuh dari diri sendiri, bukan dipaksakan akan memungkinkan terciptanya iklim belajar yang kondusif yaitu iklim belajar yang menyenangkan sehingga siswa terpacu untuk belajar. d) Sebaliknya, tingkat ketaatan yang rendah terhadap aturan kelas akan membuat iklim belajar yang tidak kondusif, tidak menyenangkan. Guru akan lebih banyak berurusan dengan perilaku siswa yang menyimpang sehingga pelajaran terbengkalai. Situasi yang seperti ini, tentu membuat siswa jadi frustasi yaitu kesal karena keinginannya untuk belajar terhalang oleh situasi yang tidak menyenangkan. e) Jumlah siswa dalam satu kelas, lebih - lebih di negeri kita, cukup banyak. Di kota - kota besar, satu kelas bisa terdiri 40 - 50 orang siswa. Kelas yang besar ini, jika tidak diikat oleh aturan yang ditaati bersama akan dapat menimbulakn kekacauan. Lebih - lebih jika jumlah siswa yang banyak diimbangi lagi oleh perabotan/alat - alat yang banyak pula seperti meja, kursi, papan tulis, gambar atau alat peraga lain sehingga kelas sering terkesan penuh sesak. Oleh karena itu, agar kelas yang penuh sesak ini dapat menjadi tempat belajar yang menyenangkan disiplin kelas sangat diperlukan. f) Kebiasaan untuk menaati aturan dalam kelas akan memberi dampak yang lebih luas bagi kehidupan siswa dalam masyarakat. Siswa yang terbiasa menaati aturan dalam kelas akan terdorong pula menaati aturan yang ada dalam masyarakat. Oleh karena itu, kelas haruslah diperlakukan sebagai masyarakat kecil, yang memungkinkan siswa sebagai anggota masyarakat berinteraksi dengan teman - temannya atau guru sesuai dengan aturan yang telah disepakati. 2. Identifikasi berbagai strategi dalam menanamkan/menangani disiplin kelas ! Jawaban : 1) Menangani gangguan ringan Kelas merupakan masyarakat kecil yang penuh dengan interaksi. Oleh karena itu, seorang guru tidak mengharapkan kelas nya sepi dan tertib terus - menerus. Gangguan - gangguan ringan yang tidak sampai mengganggu kelas secara keseluruhan tentu sering terjadi. Gangguan ringan ini jika dibiarkan akan berkembang menjadi gangguan berat. Untuk mengatasi gangguan ringan berbagai strategi dapat diterapkan. (Winzer, 1995) menguraikan beberapa strategi yang dapat digunakan guru untuk mengatasi gangguan ringan, sebagai berikut : a. Mengabaikan Gangguan kecil yang ringan yang anda anggap tidak akan mempengaruhi yang lain dapat diabaikan saja. b. Menatap agak lama Cara lain yang dapat digunakan dalam mengatasi gangguan ringan adalah dengan menatap siswa yang membuat gangguan. c. Menggunakan tanda nonverbal Tanda nonverbal adalah tanda - tanda berupa gerakan tubuh, seperti mengangkat tangan, menggeleng atau menaruh tangan (telunjuk) diatas bibir. d. Mendekati e. Gerak mendekati yang dilakukan guru akan menyebabkan siswa yang melakukan pelanggaran sadar bahwa perbuatannya sudah ketahui guru. f. Memanggil nama Memanggil nama siswa yang sedang melakukan pelanggaran kecil akan dapat membantu memulihkan disiplin kelas asal dilakukan secara bijaksana. g. Mengabaikan secara sengaja Seorang guru mungkin pernah mempunyai siswa yang suka mencuri perhatian. Jika yakin bahwa siswa tersebut memang suka menarik perhatian, sebaiknya secara sengaja anda mengabaikan siswa tersebut. Artinya tidak menegurnya, tidak menatap atau mendekatinya. Anggap perbuatan itu tidak ada. Tindakan ini didasarkan pada asumsi bahwa tingkah anak yang suka menarik perhatian akan menjadi - jadi jika ia mendapat perhatian. 2) Menangani gangguan berat Gangguan berat atau besar adalah pelanggaran yang dilakukan siswa yang dapat mempengaruhi siswa lain atau mengganggu jalannya pelajaran. Adapun strategi yang dikemukakan oleh Winzer (1995) sebagai berikut; a) Memberi hukuman Hukuman merupakan alat pendidikan yang masih sering diperdebatkan. Banyak yang menganggap memberi hukuman lebih banyak segi negatifnya daripada segi positifnya. Namun, terlepas dari berbagai pendapat yang tidak setuju akan penggunaan hukuman, ternyata hukuman masih diperlukan.oleh karena itu, para ahli pendidikan diantaranya Winzer (1995) mengingatkan agar dalam menggunakan hukuman, guru hendaknya memperhatikan hal - hal berikut: 1) Gunakan hukuman, hanya jika menganggap itu sangat perlu. Dengan kata lain hindari penggunaan hukuman jika mungkin. 2) Mulailah dengan hukuman yang ringan, misalnya teguran yang halus, sebelum memutuskan memberi hukuman yang keras. 3) Hukuman harus diberikan secara adil sesuai dengan tingkat pelanggaran. 4) Ketika memberikan hukuman, ajarkan juga atau contohkan apa yang semestinya dilakukan oleh siswa. 5) Berhati hatilah dalam memberikan hukuman, pertimbangkan dampaknya bagi siswa, dan mungkin bagi orang tua dan administrator (Kepala Sekolah dan Pengawas). b) Melibatkan orang tua Pendidikan anak merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua, masyarakat, dan sekolah. Oleh karena itu, wajar jika guru melibatkan orang tua dalam menangani masalah pelanggaran disiplin. Untuk melibatkan orang tua, sebaiknya guru membuat laporan secara teratur kepada orang tua tentang kemajuan anaknya. Jika siswa melakukan pelanggaran guru dapat memberikan laporan khusus dan meminta orang tua ikut menangani masalah itu. Jenis pelanggaran yang layak disampaikan kepada orang tua tentu saja pelanggaran yang tak mungkin ditangani sendiri oleh guru. 3) Menangani perilaku agresif Perilaku agresif adalah perilaku menyerang yang ditunjukkan oleh siswa di dalam kelas. Namun, jika perilaku agresif itu sampai muncul di dalam kelas, seorang guru harus berusaha mengatasinya. Adapun beberapa cara untuk menangani perilaku yang demikian yang dikemukakan oleh Winzer (1995) yautu; a) Mengubah/menukar teman duduk. b) Jangan terjebak dalam konfrontasi atau perselisihan yang tidak perlu. c) Jangan melayani siswa yang agresif ketika sedang panas. d) Hindarkan diri dari mengucapkan kata - kata yang kasar atau bersifat menghina. e) Konsultasi dengan pihak lain. 3. Bagaimana memilih strategi yang tepat jika menghadapi masalah disiplin kelas ? Jawaban : - Mengamati perilaku siswa dalam kelas - Memperhatikan situasi dalam kelas, jika ada siswa yang membuat gangguan saat berada di dalam kelas maka langkah selanjutnya mengidentifikasi gangguan tersebut. - Setelah mengidentifikasi jenis gangguan yang terjadi dalam kelas yang disebabkan oleh siswa tersebut. - Kemudian pilih dan gunakan strategi yang sesuai dengan pelanggaran/gangguan yang disebabkan oleh siswa tersebut jika gangguan nya masih kategori ringan dapat maka strategi yang dilakukan dapat dengan cukup mengabaikan atau menggunakan strategi lain untuk mengatasi gangguan ringan namun jika sudah termasuk gangguan berat dan perilaku agresif maka harus dilakukan penanganan yang berlebih. 4. Tingkat ketaatan siswa atau disiplin siswa dipengaruhi oleh faktor-faktor yang cukup kompleks dan saling berkaitan, yang dapat dibedakan atas faktor fisik, sosial dan psikologis. Jelaskan tentang faktor-faktor tersebut ? Jawaban : 1) Faktor Fisik Disiplin kelas dilandasi oleh adanya interaksi guru - siswa dalam konteks (hubungan) kelas maka faktor fisik yang mempengaruhi disiplin kelas juga mencakup guru, siswa dan ruang kelas. Kondisi fisik guru antara lain tampak dalam penampilannya akan mempengaruhi ketaatan siswa pada aturan. Guru yang penampilannya rapi, sehat, dan tampak bersemangat akan lebih mudah mengatur siswanya daripada guru yang tampak lusuh dan lesu. Kondisi fisik siswa yang prima seperti tampak pada penampilannya serta panca indra yang sehat akan mempengaruhi ketaatan siswa pada aturan. Siswa yang sakit atau kelaparan atau yang indranya tidak berfungsi dengan sempurna akan sulit memusatkan perhatian pada pelajaran. Kondisi fisik ruangan kelas yang mencakup keamanan dan susunan peralatan, serta cara penggunaan alat - alat pelajaran juga mempengaruhi tingkat kedisiplinan siswa. Kelas yang berantakan atau yang kondisinya sudah rusak sehingga dapat membahayakan siswa akan dapat mengurangi ketaatan siswa pada aturan. 2) Faktor Sosial Hubungan antara guru - siswa dan tentunya siswa dengan siswa terjadi dalam kelas. Kualitas interaksi sosial ini, yaitu kualitas hubungan guru - siswa- siswa juga dapat mempengaruhi disiplin kelas. Hubungan yang akrab dan sehat, saling mempercayai akan mampu meningkatkan disiplin kelas. Sebaliknya, hubungan yang tidak akrab, tidak sehat serta saling mencurigai akan mengurangi ketaatan siswa pada aturan kelas. Disamping interaksi sosial guru-siswa-siswa, latar belakang sosial siswa yaitu lingkungan dan orang - orang yang berada di sekitar siswa juga mempengaruhi tingkat kedisiplinan siswa. Siswa yang biasa bergaul dengan teman - teman di sekitarnya akan lebih mudah menerima aturan kelas daripada mereka yang selalu menutup diri, dan tidak pernah bergaul dengan anak - anak di sekelilingnya. Anak yang kurang bergaul merasa dirinyalah yang paling hebat sehingga jika ia dihadapkan pada suatu aturan kelas, ia akan merasa kebebasannya dikurangi. 3) Faktor Psikologis Faktor psikologis atau kejiwaan juga dianggap berpengaruh pada tingkat kedisiplinan siswa. Faktor psikologis mencakup antara lain perasaan dan kebutuhan. Siswa yang merasa sedih, marah atau bosan mungkin akan berbeda tingkat kepatuhannya dibandingkan dengan mereka yang sedang bergembira. Rasa kecewa karena berbagai hal yang terjadi di rumah maupun di sekolah akan mempengaruhi disiplin.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu