Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MERANGKUM

MATA KULIAH STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD


Modul 11 dan 12

Dosen : Amini Ari Purwati,S.Pd, M.Pd

Di susun Oleh
KELOMPOK B

1. Muhammad Jazuli (855875051)


2. Yulia Aini (855871735)
3. Wiwin Ratnasari (855871656)
4. SulviaYuliVirdianti (855871323)
5. PipinDwiMaretnowati (855871212)
6. Tatik Rustin RahayuNingsih (855871269)

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ SURABAYA
Tahun 2021
MODUL 11
DISIPLIN KELAS

KB 1: HAKIKAT DISIPLIN KELAS


A. DISIPLIN DAN DISIPLIN KELAS
1. Disiplin
Kata disiplin dapa tdisimpulkan sebagai ketaatan terhadap aturan. Berkaitan
dengan disiplin, pemerintah telah mencanangkan Gerakan Disiplin Nasional
(GDN). Pemerintah berupaya meningkatkan ketaatan masyaraka tterhadap aturan
yang ada dalam segala bidang. Disiplin berlalulintas, menunggu giliran,
membayar pajak, membuang sampah, bekerja dan sebagainya.
2. Disiplin Kelas
Turney & Cairns (1980) mengkaji ulang defenisi disiplin kelas berasal dari para
pakar yang bervariasi sebagai berikut:
Pertama, disiplin diartikan tingkat keteraturan yang terdapat pada satu kelompok.
Kedua,disiplin kelas diartikan sebagai teknik yang digunakan oleh guru untuk
membangun atau memelihara keteraturan di dalam kelas.
Ketiga, ada pakar yang menyamakan disiplin dengan hukuman.
Dari ketiga pengertian di atas, dapat disimak bahwa disiplin kelas dilandasi oleh
adanya hubungan guru dengan siswa dalam kelas. Kohn (1996) mengemukakan
disiplin kelas bagian daripengelolaan kelas terutama berusaha dalam penanganan
perilaku yang menyimpang.

B. DISIPLIN KELAS
Ada beberapa alasan mengapa disiplin harus diajarkan dan diterapkan pada siswa
yakni:
1) Disiplin perlu diajarkan serta dihayati oleh siswa agar siswa mampu
mendisiplinkan dirinya sendiri. Siswa mampu mengendalikan dirisendiri, tanpa
perlu dikontrol oleh guru (Winzer, 1992). Tanpa diajarkan atau dipelajari, disiplin
tidak akan tumbuh dan berkembang karena disiplin buka nmerupakan factor
bawaan, tetapi sesuatu yang harus dipelajari dan dihayati (Winzer, 1992).
2) Disiplin, merupakan titik pusat berputarnya kehidupan sekolah (Turney & Cairns,
1980) keteraturan kehidupan sekolah dan ketaatan setiap orang pada aturan
tersebut sangat berperan dalam keberhasilan, meskipun masih banyak faktor lain
yang mempengaruhi keberhasilan.
3) Tingkat ketaatan siswa yang tinggi terhadap aturan kelas, tumbuh dari diri
sendiri, bukan dipaksakan akan terciptanya iklim belajar yang kondusif, sehingga
siswa terpacu untuk belajar.
4) Sebaliknya, tingkat ketaatan yang rendah terhadap aturan kelas akan membua
tiklim belajar yang tidak kondusif, tidak menyenangkan. Guru akan lebih banyak
berurusan dengan perilaku siswa yang menyimpang sehingga pelajaran
terbengkalai. Danielson (1996) menyatakan “belajar tidak mungkin terjadi jikap
erilaku siswa tidak terken dalia tau diluar kontrol”.
5) Jumlah siswa adalam satu kelas, lebih-lebih di negeri kita, satukelasbisa 40-50
orang siswa. Kelas yang besar ini jika dilihat oleh aturan yang ditaati bersama
akan menimbulkan kekacauan.
6) Kebiasaan untuk menaati aturan dalam kelas akan memberi dampak yang lebih
luas bagi kehidupan siswa di dalam masyarakat. Siswa yang terbiasa menaati
aturan di dalam kelas, akan terdorong pula menaati aturan yang ada di dalam
masyarakat.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DISIPLIN KELAS


1. Faktor Fisik
Disiplin kelas dilandasi oleh adanya interaksi guru-siswa dalam konteks
(hubungan) kelas maka factor fisik yang mempengaruhi disiplin kelas juga
mencakup guru, siswa, dan ruan gkelas.
Kondisi fisik guru, antara lain penampilannya, akan mempengaruhi
ketaatansiswa pada aturan. Guru yang rapi, sehat dan tampak bersemangat
akanlebih mudah mengatur siswanyad aripada guru yang tampak lusuh dan lesu.
Kondisi fisik siswa yang prima, seperti tampak pada penampilannya serta
pancaindra yang sehat akanmempengaruhi ketaatan siswa pada aturan. Siswa yang
saki tatau yang kelaparan atau yang indranya tidak berfungsi dengan sempurna
akan sulit memusatkan perhatian pada pelajaran.
Kondisi fisik ruang kelas, yang mencakup keamanan dan susuna peralatan,
serta carapenggunaan alat-alat pelajaran juga mempengaruhi tingkat kedisiplinan
siswa. Kelas yang berantakan atau yang kondisinya sudah rusak dapat
membahayakan siswa akan dapat mengurangi ketaatan siswa pada aturan.

2. Faktor Sosial

Hubungan yang sehat dan akrab, saling mempercayai akan mampu


meningkatkan disiplin kelas. Sebaliknya hubungan yang tidak akrab, tidak sehat
(misalnya muncul rasa iri, cemburu), serta saling mencurigai akan mengurangi
ketaatan siswa pada aturan kelas.
Ballard (1925) dikutip oleh Turney & Cairns (1980) menegaska nbahwa
“hanya dalam iklim yang saling mempercayai, saling mengerti dan saling
menghormati, siswa dapat tumbuh dan berkembang”.
Latar belakang social siswa, yaitu lingkungan dan orang-orang yang berada
disekitar siswa juga mempengaruhi tingkat kedisiplinan siswa. Siswa yang biasa
bergaul dengan teman-teman disekitarnya mungkin akan lebih mudah menerima
aturan kelas daripada mereka yang selalu menutup diri, tidak perna hbergaul
dengan anak-anak sekelilingnya.

3. Faktor Psikologis

Faktor psikologi satau kejiwaan juga dianggap sangat berpengaruh pada


tingkat kedisiplinan siswa. Faktor psikologis mencakup antara lain perasaan
(sedih, senang, marah, bosan, bencidsb), dan kebutuhan  (seperti keinginan untuk
dihargai, diakui dan disayangi)
Siswa yang merasa sedih, marah atau bosan, mungkin akan berbeda
tingkat kepatuhannya dibandingkan denga nmereka yang sedang bergembira.

KB 2: STRATEGI PENANAMAN DAN PENANGANAN DISIPLIN KELAS

A. PANDANGAN TERHADAP PENANAMAN DAN PENANGANAN DISIPLIN


KELAS
Pandangan terhadap disiplin kelas akan menentukan cara guru dalam menanamkan dan
menangani disiplin kelas. Pandangan tersebut, antara lain sebaga iberikut.
1) Pandangan yang berfokus pada guru, beranggapan bahwa siswa harus mengerjakan
apa yang diinginkan gurunya
2) Pandangan yang berfokus pada kepentingan siswa. Siswa hendaknya diberi
kesempatan untuk ikut bertanggungjawab atau disiplin kelas
3) Pandangan yang berfokus pada kebutuhan siswa ini tampakny asenada dengan
pandangan yang diulas oleh Winzer (1995), yang menyatakan bahwa pendekatan
yang berhasil dalam membangun disiplin adalah pendekatan yang menghormati
hak individu, mendorong peningkatan konsep diri siswa, serta memupuk
kerjasama.
4) Pandangan humanistic yaitu pandangan yang menekankan kemanusiaan.
Pandangan ini mengemukakan perlunya komunikasi yang terbuka dan jujur antara
orang tua dan anak-anak ataua ntara guru dan siswa
5) Pandangan terakhir yang perlu kita simaka dalah pandangan kaum behaviorism,
yang berpen dapat bahwa perilaku dapat dipelajari dan dikontrol.

B. STRATEGI PENANAMAN DISIPLIN KELAS


Penanaman disiplin dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain:
1) Modelkan tata tertib yang sudah ditetapkan oleh sekolah
2) Mengadakan pertemuan kelas secara berkala
3) Menerapkan aturan secara fleksibel (luwes)
4) Menyesuaikan aturan dengan tingka tperkembangan anak;
5) Libatkan siswa dalam membuat aturan kelas

C. STRATEGI PENANGANAN DISIPLIN KELAS


Strategi ini akan kitakelompokkan menjadi 3 bagian, sesuai berat ringannya gangguan
yang terjadi:
1. Menaggapi Gangguan Ringan
Cara-cara penanganan disiplin kelas dapat dikelompokkan sebgai
berikut. Gangguan ringan dapat diatasi, antara lain dengan cara:
a) Mengabaikan
b) Menatapagak lama
c) Menggunakan isyarat nonverbal
d) Mendekati
e) Memanggilnama
f) Mengabaikan secara sengaja.
2. Menanggapi Gangguan Berat
Gangguan berat dapat diatasi, antara lain dengan cara:
a. Memberi hukuman secara bijaksana;
b. Melibatkan orang tua.
3. Menangani Perilaku Agresif
Perilaku agresif dapat diatasi, antara lain dengan cara:
a) Menukar teman duduk
b) Jangan terjebak dalamn konfrontasi atau perselisihan yang tidak perlu
c) Jangan melayanis iswa yang agresif Ketika hati sedang panas
d) Hindarkan diri dari kata-kata kasar atau yang bersifat menghina
e) Konsultasi dengan pihak lain
MODUL 12    : PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

KB 1               : Perencanaan pembelajaran yang efektif

A.    Pengertian perencanaan pembelajaran


Perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rangkaian yang saling berhubungan
dan saling menunjang antara berbagai unsur atau komponen yang ada di dalam pembelajaran
atau dengan pengertian lain suat proses mengatur,  mengkoordinasikan,  dan menetapkan
unsur-unsur atau komponen-komponen pembelajaran

B.    Komponen perencanaan pembelajaran


Ralph W. Tyler (1975) mengemukakan bahwa prinsip dasar dalam pengembangan
pembelajaran mengikuti empat komponen yang disebut sebagai four step model dalam
bentuk pertanyaan-pertanyaan mendasar yang harus dijawab :
1.    What Educational purposes should the school seek to attain ?
3.    How can these Educational experiences be effectively organized ?
4.    How can we determine wether these purposes are being attained ?
Berdasarkan pertanyaan tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa komponen
perencanaan pembelajaran mencakup :
a.    Arah dari suatu program pembelajaran yang berupa standar kompetensi mata pelajaran,
kompetensi dasar, dan indikator-indikatornya
b.    Isi atau materi yang harus diberikan untuk mencapai kompetensi tersebut
c.    Strategi pelaksanaan
d.    Penilaian yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran

C.    Prinsip perencanaan pembelajaran


1.    Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan kondisi siswa.
2.    Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan kurikulum yang berlaku.
3.    Perencanaan pembelajaran harus memperhitungkan  waktu yang tersedia.
4.    Perencanaan pembelajaran harus merupakan urutan kegiatan belajar mengajar yang
  sistematis.
5.    Perencanaan pembelajaran dilengkapi dengan lembaran kerja/tugas dan atau lembar
  observasi.
6.    Perencanaan pembelajaran harus bersifat fleksibel.
7.    Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan pada pendekatan sistem yang
menggunakan keterpaduan antara tujuan/kompetensi, materi, kegiatan belajar dan
  evaluasi.
D.    Prosedur Perencanaan Pembelajaran
1.    Penyusunan Silabus
Silabus merupakan produk utama dari pengembangan kurikulum sebagai suatu
rencana tertulis yang harus memiliki keterkaitan denganproduk
pengembangankurikulum lainnya, yaitu proses pembelajaran
Prinsip-prinsip pengembangan silabus :
a.    Ilmiah
b.    Memperhatikan perkembangan dan kebutuhan siswa
c.    Sistematis
d.    Konsisten
e.    Akurat
2.    Penyusunan rencana pembelajaran
Unsur-unsur pokok rencana pembelajaran :
a.    Identitas mata pelajaran
b.    Kompetensi dasar dan indikator-indikator yang hendak dicapai
c.    Materi pokok beserta uraiannya
d.    Strategi pembelajaran
e.    Alat dan media yang digunakan
f.    Penilaian dan tindak lanjut

MODUL 12    : PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

KB 2               : Pembelajaran yang efektif 

A.    Hakikat pembelajaran yang efektif


Pembelajaran yang efektif di mulai dari sebuah perencanaan pembelajaran karena
perencanaan pembelajaran akan membantu guru dalam mengorganisasikan,
mengimplementasikan dan mengevaluasi hasil pembelajaran. 

B. Faktor-faktor yang berkaitan dengan tugas belajar


1.    Isi pelajaran
2.    Bahan pelajaran
3.    Strategi pembelajaran
4.    Perilaku guru
5.    Menstrukturkan pelajaran
6.    Lingkungan belajar
7.    Pebelajar
8.    Durasi pembelajaran
9.    Lokasi pembelajaran

C. Karakteristik guru
Adapun karakterisitik guru yang mempengaruhi Keputusan perencanaan pembelajaran
adalah :
1.    Banyaknya pengalaman mengajar guru
2.    Filosofi belajar mengajar
3.    Pengetahuan tentang isi pembelajaran
4.    Gaya guru dalam mengorganisasikan pembelajaran
5.    Harapan-harapan menata kelas
6.    Perasaan aman dan kontrol pembelajaran

D.    Guru yang efektif


1.    Melakukan reviu harian
2.    Menyiapkan materi baru
3.    Melakukan praktik terbimbing
4.    Menyediakan balikan dan koreksi
5.    Melaksanakan praktik mandiri
6.    Reviu mingguan dan bulanan
E.    Pendekatan pembelajaran yang efektif
1.    Belajar mandiri (independent learning)
a.    Prinsip-prinsip belajar mandiri
1)    Pebelajar belajar untuk dirinya sendiri
2)    Pebelajar mempunyai ukuran untuk mengontrol atas kegiatan belajarnya sendiri
3)    Pebelajar memiliki tanggung jawab untuk menentukan konteks belajar
4)    Pebelajar mungkin mengembangkan rencana kegiatan belajarnya sendiri
5)    Kebutuhan individu yang berbeda dikenal dengan respons yang tepat
6)    Kegiatan belajar pebelajar disesuaikan dengan sumber-sumber belajar dan
panduan belajar
7)    Peranan belajar berubah dari guru sebagai penyampai informasi ke pengelola
proses belajar.
b.    Manfaat belajar mandiri
1)    Belajar aktif
2)    Memenuhi kebutuhan individu pebelajar
3)    Memberikan motivasi pebelajar
4)    Mengembangkan peranan pengajar.

2.    Pembelajaran terpadu
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan pembelajaran untuk mencapai
keterampilan-keterampilan belajar sepanjang hayat. Keterpaduan merupakan strategi
pembelajaran yang berorientasi kepada pebelajar.
Pendekatan pembelajaran terpadu membantu pebelajar melalui :
o    Belajar aktif
o    Menilai diri sendiri
o    Individualisasi
o    Belajar mandiri

a.    Kelebihan pembelajaran terpadu


1)    Memberikan gambaran hubungan  antarpengetahuan
2)    Mempermudah belajar
3)    Memungkinkan kesatuan penyajian suat problem
4)    Menghindari pengulangan dalam kurikulum
5)    Mempermudah kerja sama antardisiplin
6)    Memotivasi pebelajar

b.    Keterpaduan kurikulum dapat membantu pebelajar


1)    Menguasai perubahan-perubahan dalam pengetahuan.
Keterpaduan memungkinkan kurikulum diorganisasikan sekitar konsep-konsep dan
prinsip-prinsip kunci, serta meningkatkan taraf berfikir yng lebih tinggi.
2)    Menghadapi pengetahuan yang telah berlalu
Apabila pengetahuan menjadi kadaluarsa, tidak mungkin struktur kognitif dasar
yang dapat dikecam, teapi isinya faktual.
3)    Memahami pengetahuan
Keterampilan bidang pengetahuan yang berbeda dapat menjadi sukar bagi
pembelajaran dan secara tradisional diasumsikan dapat dilakukan dengan cara yang
khusus.
3.    Belajar berbasis masalah  (problem based learning)
Belajar berbasis masalah (BBM) adalah  belajar yang berpusat pada pebelajar dan juga
menggambarkan metode belajar inti atau suplemen pembelajaran.
Ciri-ciri Kelompok Belajar Berbasis Masalah yang efektif adalah kelomok yang
bersatu padu, termotivasi, saing mendukung, dan ikut serta beljar secara aktif, anggota
kelompok memahami dan mengikuti tugas-tugas tersebut dengan penuh semangat.

Anda mungkin juga menyukai