Anda di halaman 1dari 5

MATA KULIAH : STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD

RANGKUMAN

MODUL 11

DISIPLIN KELAS

Kegiatan belajar 1
Hakikat disiplin kelas

A. DISIPLIN DAN DISIPLIN KELAS


1. Disiplin
    Kata disiplin pasti sudah sering kita dengar, namun pengertian istilah ini
masihperlu kita sepakati.Untuk mangkaji pengerertian ini mari kita ingat
pengalaman kita sehari-hari yang juga pernah ditayangkan ditelevisi. Jika kita
rajin menonton tv,barangkali peristiwa berikut akrab dengan kita.

2. Disiplin Kelas
    Turney &cairns (1980) mengkaji ulang definisi disiplin kelas yang berasal dari
para pakar. Dalam kajian tersebut, antara lain diungkap definisi disiplin yang
bervariasi sebagai berikut :
-    Pertama, disiplin diartikan tingkat keteraturan yang terdapat pada suatu
kelompok.
-    Kedua, disiplin kelas diartikan sebagai teknik yang digunakan oleh guru unuk
membangun atau memelihara keteraturan didalam kelas. Misalnya,ibu Ita
meggunakan hukuman untuk menertibkan anak-anak.
-    Ketiga, adapakar yang menyamakan kata disiplin dengan hukuman.

Dari ketiga pengertian diatas disepakati oleh beberapa pakar, yang mendifinisikan
disiplin sebagai bagian pengelolaan kelas yang terutama berurusan dengan
penanganan prilaku yang menyimpang(kohn, 1996).

B. DISIPLIN KELAS
Sebagai  guru, anda tentu perlu memahami alasan dari tindakan Anda didalam kelas.
Ada beberapa alasan penting siswa perlu diajajrkan disiplin diantaranya :
1. Disiplin perlu diajarkan dan perlu dipelajari serta dihayati oleh siswa, agar siswa
mampu mendisiplinkan dirinya sendiri. Inilah yang merupakan tujuan utama  
penanaman disiplin. Siswa mampu mengendalikan diri sendiri, tanpa perlu
dikontrol oleh guru (Winzer,1992).
2. Disiplin, sebagaimana diakui oleh oleh para pakar sejak dahulu, merupakan pusat
berputarnya kehidupan sekolah (turney &cairns, 1980).
3. Tingkat ketaatan siswa yang tinggi terhadap aturan kelas,lebih-lebih jika ketaatan
tersebut tumbuh dari diri sendiri, bukan dipaksakan, akan memungkinkan
terciptanya iklim belajar yang kondusif.
4. Tingkat ketaatan siswa rendah terhadap aturan kelas akan membuat iklim belajar
yang tidak kondusif.
5. Jumlah siswa dalam satu kelas
6. Kebiasaan untuk menaati aturan dalam kelas akan memberi dampak yang lebih
luas bagi kehidupan siswa didalam masyarakat.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DISIPLIN KELAS


Faktor yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan siswa sebenarya sangat kompleks,
dan sering sukar untuk diidentifikasi. Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan
menjadi 3 bagian, yaitu faktor fisik, sosial, dan psikologis.
1. Faktor  fisik.
Faktor fisik yang mempengaruhi disiplin kelas juga mencakup guru, siswa, dan
ruang kelas. Kondisi fisik guru, antara lain tampak dalam penampilannya, akan
mempengaruhi ketaatan siswa pada aturan. Kondisi fisik siswa yang prima, seperti
tampak pada penampilannyaserta panca indra yang sehat akan mempengaruhi
ketaatan siswa pada aturan. Kondisi fisik ruang kelas, mencakup keamanan dan
susunan peralatan, serta cara penggunaan alat-alat pelajaran juga mempengaruhi
tingkat kediplinan siswa.

2. Faktor Sosial
    Dikutip oleh turney & cairns (1980). kutipan tersebut antara lain menegaskan
bahwa “hanya dalam iklim yang saling mempercayai, saling mengerti, dan saling
menghormati siswa dapat tumbuh dan berkembang”.

3. Faktor Psikologis
    Faktor psikologis atau kejiwaan juga dianggap sangat berpengaruh pada tingkat
kedisiplinan siswa. Faktor psikologis mencakup, antara lain perasaan (seperti
sedih, senang,marah, bosan, benci,dan sebagainya), Dn kebutuhan (seperti
keinginan untuk dihargai, diakui, dan disayangi).

Kegiatan belajar  2
Strategi  penanaman dan  penanganan disiplin kelas

A. PANDANGAN TERHADAP PENANAMAN DAN PENANGANAN DISIPLIN


KELAS
Sebagaimana halnya dengan berbagai aspek pendidikan,  penanaman dan
penanganandisiplin kelas juga disikapi bervariasi oleh para pakar. Sikap atau
pandangan ini akan berpengaruh terhadap cara-cara guru menangani disiplin kelas.
Berbagai pandangan tersebut antara lain :
1. Pandangan yang menyatakan bahwa guru harus berusaha siswa mengerjakan tugas
yang diinginkan oleh guru. Siswa tidak perlu tahu mengapa dia harus mengerjakan
tugas atau siswajuga tidak perlu tahu apakah yang dikerjakannya tersuai dengan
krbutuhannya. Pandangan ini secara keras dikritik oleh kohn (1996), yang
menginginkan adanya perubahan dalam cara memandang disiplin kelas.
2. Kohn (1996) menegaskan bahwa guru seharusnya memulai dengan pertanyaan
“apa yang diperlukan oleh anank-anak, dan bagaimana cara saya memenuhi
kebutuhan tersebut?” Cara pandang ini jelas-jelas berfokus pada siswa, bukan
kepentingan guru.
3. Pandangan yang berfokus pada kebutuhan siswa ini tampaknya senada dengan
pandangan yang diulas oleh Winzer (1995), yang menyatakan bahwa pendekatan
yang berhasil dalam membangun disiplin adalah pendekatan yang menghormati
hak individu, mendorong peningkatan konsep diri siswa serta memupuk
kerjasama.
4. Pandangan lain yang sejalan dengan 2 dan 3 tersebut adalah pandangan
humanistik, yaitu pandangan yang menekankan kemanusiaan.
5. Pandangan terakhir yang perlu kita simak adalah pandangan kaum behaviorisme,
yang berpendapat bahwa perilaku dapat dipelajari dan dikontrol. Hukuman dan
penguatanmerupakan dua hal yang dianjurkan untuk digunakan dalam menegakan
disiplin.

B. STRATEGI PENANAMAN DISIPLIN KELAS


Berikut ini dapat anda simak beberapa cara yang dapat Anda coba dalam
menanamkan disiplin dikelas, sekaligus dapat Anda gunakan sebagai rambu-rambu 
dalam memilih cara yang tepat/sesuai dengan kelas anda.
1. Modelkan tata tertib yang sudah di tetapkan sekolah. Contoh nyata merupakan alat
mengajar /mendidik yang terbaik, terutama bagi anak-anak SD. Sebagaimana
dinyatakan oleh Elias , et al (1997),melalui model atau contoh yang diperlihatkan
oleh guru,anak-anak melihat langsung perilaku, keterampilan, dan sikap yang
dianjurkan.
2. Adakan pertemuan kelas secara berkala, terutama jika ada aturan yang perlu
ditinjau kembali. Pertemuan kelas dianggap oleh beberapa pakar (diantaranya
glasser ) sebagai salah satu alternatif yang efektif untuk menanamkan dan
menangani disiplin kelas.
3. Terapkan aturan secara fleksibel (luwes) sehingga siswa tidak merasa tertekan.
4. Sesuaikan penerapan aturan dengan tingkat perkembangan anak.
5. Libatkan siswa dalam membuat aturan kelas.
C. STRATEGI PENANGANAN DISIPLIN KELAS
    Strategi penanganan disiplin kelas dibedakan menjadi 3 bagian sesuai dengan berat
ringannya gangguan yang terjadi.

1. Menangani Gangguan Ringan.


Gangguan-gangguan ringan yang tidak sampai mengganggu kelas secara
keseluruhan tentu sering terjadi. Gangguan ini jika dibiarkan akan berkembang
menjadi gangguan berat.Winzer (1995) menguraikan beberapa strategi yang dapat
digunakan guru untuk mengatasi gangguan ringan, antara lain:
a. Mengabaikan
b. Menatap agak lama terhadap siswa yang melanggar.
c. Menggunakan tanda nonverbal (gerakan tubuh; menggeleng, menunjuk,
menaruh telunjuk diatas bibir, dll)
d. Mendekati siswa yang melakukan pelanggaran.
e. Memanggil nama untuk memulihkan disiplin kelas secara bijaksana.
f. Mengabaikan secara sengaja, tidak menegurnya, mendekati atau menatapnya.
(menganggap tidak ada)

2. Menangani Gangguan Berat


Gangguan berat atau besar adalah pelanggaran yang dilakukan siswa yang dapat
mempengaruhi siswa lain atau mengganggu jalannya pelajaran.
Winzer (1995) mengemukakan strateginya :

a. Memberi hukuman
Dalam memberi hukuman, perhatikan hal-hal berikut ini:
1) Gunakan hukuman hanya jika dianggap perlu saja.
2) Mulailah dengan hukuman yang ringan seperti teguran
3) Berikan hukuman secara adil sesuai tingkat pelanggaran
4) Ketika memberikan hukuman, ajarkan dan contohkan apa yang
semestinya dilakukan siswa
5) Berhati-hati dalam memberikan hukuman, pertimbangkan dampaknya
bagi siswa, orang tua, kepsek juga pengawas.
Sebaiknya hindari pemberian hukuman terutama hukuman badan. Jika
terpaksa melakukan hukuman, pilihlah hukuman yang mendidik yang
sesuai dengan tingkat pelanggaran dan kemampuan siswa.

b. Melibatkan orang tua


Untuk melibatkan orang tua, ada baiknya guru membuat laporan secar teratur
kepada orang tua tentang kemajuan anaknya. Laporan ini bisa berupa buku
penghubung antara orang tua dan guru. Jika siswa melakukan pelanggaran,
guru dapat memberikan laporan khusus dan meminta orang tua ikut
menangani masalah tersebut. Dan jika kemajuan/perbaikan sudah terjadi pada
diri siswa, orang tua juga hendaknya diberi laporan.
3. Menangani Perilaku Agresif
Perilaku agresif adalah perilaku menyerang yang ditunjukkan oleh siswa di dalam
kelas. Misalnya ada siswa yang berteriak atau menyerang/menyakiti temannya
atau bahkan menyerang guru. Atau mungkin ada siswa yang melontarkan kata-
kata yang tidak senonoh sambil memukul-mukul meja.
Ada beberapa cara menangani perilaku yang demikian yang dikemukakan oleh
Winzer (1995), yaitu:
a. Mengubah/menukar teman duduk
b. Jangan terjebak dalam konfrontasi atau perselisihan yang tidak perlu
c. Jangan melayani siswa yang agresif ketika hati sedang panas
d. Hindarkan diri dari mengucapkan kata-kata yang kasar atau bersifat menghina
e. Konsultasi dengan pihak lain

Anda mungkin juga menyukai