Anda di halaman 1dari 3

TUGAS TUTORIAL III

1. Strategi penanganan disiplin kelas dibagi menjadi 3 yaitu penanganan gangguan ringan,
penanganan gangguan berat dan penanganan perilaku agresif. untuk menangani kategori
gangguan ringan strategi apa yang dapat anda lakukan sebagai guru?

2. Pemberian hukuman masih juga diperlukan dalam menerapkan disiplin kelas, namun ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan hukuman yaitu ?

3. Terbentuknya kebiasaan mendisiplinkan diri sendiri merupakan tujuan dari penanaman


disiplin. Cobalah anda cari 5 contoh perbuatan yang menunjukkan kemampuan untuk
mendisiplinkan diri sendiri. terutama yang anda anggap sebagai hasil dari penanaman disiplin
di kelas.

Jawaban:

1. STRATEGI PENANGANAN DISIPLIN KELAS


Banyak strategi dan teknik penanganan disiplin yang dipelajari dan diterapkan.
Strategi ini dibagi menjadi 3 bagian sesuai dengan berat ringannya gangguan yang terjadi.
1. Menangani Gangguan Ringan
Gangguan-gangguan ringan yang tidak sampai mengganggu kelas secara keseluruhan tentu
sering terjadi. Gangguan ini jika dibiarkan akan berkembang menjadi gangguan berat.
Winzer (1995) menguraikan beberapa strategi yang dapat digunakan guru untuk mengatasi
gangguan ringan, antara lain:
a. Mengabaikan
b. Menatap agak lama terhadap siswa yang melanggar.
c. Menggunakan tanda nonverbal (gerakan tubuh; menggeleng, menunjuk, menaruh telunjuk
diatas bibir, dll)
d. Mendekati siswa yang melakukan pelanggaran.
e. Memanggil nama untuk memulihkan disiplin kelas secara bijaksana.
f. Mengabaikan secara sengaja, tidak menegurnya, mendekati atau menatapnya. (menganggap
tidak ada)
2. Menangani Gangguan Berat
Gangguan berat atau besar adalah pelanggaran yang dilakukan siswa yang dapat mempengaruhi
siswa lain atau mengganggu jalannya pelajaran.
Winzer (1995) mengemukakan strateginya :
a. Memberi hukuman
Dalam member hukuman, perhatikan hal-hal berikut ini:
1) Gunakan hukuman hanya jika dianggap perlu saja.
2) Mulailah dengan hukuman yang ringan seperti teguran
3) Berikan hukuman secara adil sesuai tingkat pelanggaran
4) Ketika memberikan hukuman, ajarkan dan contohkan apa yang semestinya dilakukan siswa
5) Berhati-hati dalam memberikan hukuman, pertimbangkan dampaknya bagi siswa, orang tua,
kepsek juga pengawas.
Sebaiknya hindari pemberian hukuman terutama hukuman badan. Jika terpaksa melakukan
hukuman, pilihlah hukuman yang mendidik yang sesuai dengan tingkat pelanggaran dan
kemampuan siswa.
b. Melibatkan orang tua.
Untuk melibatkan orang tua, ada baiknya guru membuat laporan secar teratur kepada orang tua
tentang kemajuan anaknya. Laporan ini bisa berupa buku penghubung antara orang tua dan guru.
Jika siswa melakukan pelanggaran, guru dapat memberikan laporan khusus dan meminta orang tua
ikut menangani masalah tersebut. Dan jika kemajuan/perbaikan sudah terjadi pada diri siswa, orang
tua juga hendaknya diberi laporan.
3. Menangani Perilaku Agresif
Perilaku agresif adalah perilaku menyerang yang ditunjukkan oleh siswa di dalam kelas. Misalnya
ada siswa yang berteriak atau menyerang/menyakiti temannya atau bahkan menyerang guru. Atau
mungkin ada siswa yang melontarkan kata-kata yang tidak senonoh sambil memukul-mukul meja.
Ada beberapa cara menangani perilaku yang demikian yang dikemukakan oleh Winzer (1995),
yaitu:
a. Mengubah/menukar teman duduk
b. Jangan terjebak dalam konfrontasi atau perselisihan yang tidak perlu
c. Jangan melayani siswa yang agresif ketika hati sedang panas
d. Hindarkan diri dari mengucapkan kata-kata yang kasar atau bersifat menghina
e. Konsultasi dengan pihak lain
2. Prinsip pokok dalam mengaplikasikan pemberian hukuman, yaitu bahwa hukuman adalah jalan
yang terakhir dan harus dilakukan secara terbatas dan tidak menyakiti anak didik. Tujuan utama
dari pendekatan ini adalah untuk menyadarkan peserta didik dari kesalahan-kesalahan yang ia
lakukan. Karena itu, agar pendekatan ini tidak terjalankan dengan leluasa, maka setiap pendidik
hendaknya memperhatikan guru harus memeperhatikan hal-hal berikut dalam pemberian hukuman,
yaitu:
 Gunakan hukuman jika menganggap itu sangat perlu, dengan kata lain hindari hukuman jika
mungkin.
 Mulailah dengan hukuman yang ringan misalnya teguran halus, sebelum memutuskan memberi
hukuman
 Hukuman harus diberikan secara adil dan sesuai dengan tingkat pelanggaran
 Ketika memberikan hukuman ajarkan juga atau contohkan juga apa yang semestinya dilakukan
siswa.
 Berhati-hatilah dalam memeberikan hukuman pertimbangkan dampaknya bagi siswa, dan
mungkin bagi orang tua dan administrator (kepala sekolah dan pengawas)
Selain itu kita juga sebagi guru syarat hukuman harus kita pertimbangkan juga, berikut adalah
syarat hukuman:
1) Pemberian hukuman harus tetap dalam jalinan cinta, dan kasih sayang. 2) Harus didasarkan pada
alasan keharusan. 3) Harus menimbulkan kesan di hati anak. 4) Harus menimbulkan keinsyafan dan
penyesalan kepada anak didik. 5) Diikuti dengan pemberian maaf dan harapan serta kepercayaan.
3. Dalam penananman disiplin kelas, manfaat yang diperoleh tidak hanya hasil belajar yang
berkualitas, namun penanaman disiplin kelas juga bertujuan untuk membentuk peserta didik yang
berkepribadian santun dan berkarakter, yang mampu menghargai dan memanfaatkan waktu dengan
baik, taat pada peraturan serta dapat mempertanggung jawabkan segala tindakannya. Dalam
pelaksaan disiplin kelas, harus berdasarkan dalam diri siswa. Karena tanpa sikap kesadaran dari diri
sendiri, maka apa pun usaha yang dilakukan oleh orang disekitarnya hanya akan sia-sia.Contoh
pelaksanaan disiplin kelas :
 Datang ke sekolah tepat waktu. Jika ingin anak-anak tidak terlambat guru harus
mencontohkannya terlebih dahulu dengan cara datang tepat waktu. Hal ini membuat anak
merasa gurunya sangat menghargai waktu dan akan menimbulkan kebiasaan dalam diri anak
untuk datang tepat waktu.
 Meminta izin saat akan keluar dan masuk ke dalam kelas. Jika ingin siswa izin saat masuk dan
keluar kelas kita harus mencontohkannya terlebih dahulu dengan cara izin kepada mereka jika
kita akan meninggalkan kelas misalnya, “teman-teman ibu akan pergi ke kantor sebentar,
teruskan membacanya ya.”. Saat akan masuk kelas juga ucapkan salam terlebih dahulu. Hal ini
membuat anak merasa gurunya sangat menghargai menghargai mereka dan menimbulkan
kebiasaan dalam diri anak untuk meminta izin saat meninggalkan kelas serta masuk kelas.
 Memakai seragam sesuai hari dan selalu rapi dan bersih saat datang ke sekolah. Jika ingin
anak-anak rapi dalam berpakaian guru harus mencontohkannya terlebih dahulu dengan cara
selalu tampil rapi, bersih, dan wangi. Tanamkan kepada siswa bahwa kebersihan sebagian dari
iman dan akan menimbulkan kebiasaan dalam diri anak untuk berpakaian rapi dan bersih.
 Mengikuti upacara dengan tertib. Jika ingin anak-anak tertib dalam mengikuti upacara guru
harus mencontohkannya terlebih dahulu dengan tertib saat upacara. Hal ini membuat anak
merasa gurunya mengikuti upacara dengan khidmat dan akan menimbulkan kebiasaan dalam
diri anak untuk tertib.
 Melaksanakan dan mengumpulkan tugas dengan baik dan tepat waktu. Jika ingin anak-anak
mengumpulkan tugas tepat waktu guru harus mencontohkannya terlebih dahulu dengan cara
mengoreksinya tepat waktu juga. Hal ini membuat anak merasa gurunya sangat menghargai
waktu dan akan menimbulkan kebiasaan dalam diri anak untuk selalu mengumpulkan tugas
dan PR mereka tepat waktu.

Anda mungkin juga menyukai