Anda di halaman 1dari 29

TEORI BELAJAR

 Aliran Tingkah Laku  Aliran Humanistik


Thorndike Bloom & Krathwohl
Kolb
Watson
Honey & Mumford
Clark Hull
Habermas
Edwin Guthrie
Skinner
 Aliran Kognitif
 Aliran Sibernetik  Piaget
Landa  Ausubel
 Bruner
Pask & Scott
 Gagne
1
Dua Aliran Psikologi yg berpengaruh dalam
model pembelajaran

Behaviorisme(Tingakah Laku) Konstruktivisme

Humanisme(Personal) Kognitivisme

TEORI BELAJAR
TEORI BELAJAR KOGNITIF

TEORI PERKEMBANGAN PIAGET


1. Proses Belajar : terjadi menurut tahap-tahap perkembangan
sesuai umur

2. Tahap-Tahap :
 Tahap Sensori Motor (perkiraan usia 0-2 tahun yang memiliki
ciri-ciri kecerdasan motorik(gerak) dunia(benda) yang ada
adalah yang tampak tidak ada bahasa pada tahap awal)
 Tahap Pre-operasional (perkiraan usia 2-7 tahun ciri-ciri
berfikir secara egosentris alasan-alasan didominasi oleh
persepsi lebih banyak intuisi daripada pemikiran logis belum
cepat melakukan konservasi)
3
Lanjutan tahap piaget…
Tahap Konkret Operasional (perkiraan usia 7-11 atan 12 tahun ciri-ciri
dapat melakukan konservasi logika tentang kelas dan hubungan
pengetahuan tentang angka berfikir terkait dengan yang nyata)

Tahap Formal Operasional (perkiraan usia 7-11 atau 12-15 tahun ciri-
ciri pemikiran yang sudah lengkap pemikiran yang proporsional
kemampuan untuk mengatasi hipotesis perkembangan idealism yang
kuat)
KOGNITIVISME : BRUNER

Seorang ahli psikologi pendidikan kognitif.

Lahir di NY, 1915

Inti penting dari teori bruner adalah “


langkah-langkah bagaimana orang memilih,
mempertahankan dan mentransformasi
secara efektif. (penemuan)
KATEGORI BELAJAR MENURUT BRUNER…

Tahap enaktif; dalam tahap ini peserta didik di dalam belajarnya menggunakan


atau memanipulasi obyek-obyek secara langsung.

Tahap ikonik; pada tahap ini menyatakan bahwa kegiatan anak-anak mulai


menyangkut mental yang merupakan gambaran dari obyek-obyek. Dalam tahap
ini, peserta didik tidak memanipulasi langsung obyek-obyek, melainkan sudah
dapat memanipulasi dengan menggunakan gambaran dari obyek. Pengetahuan
disajikan oleh sekumpulan gambar-gambar yang mewakili suatu konsep (Sugandi,
2004:37).

Tahap simbolik; tahap ini anak memanipulasi simbol-simbol secara langsung dan


tidak ada lagi kaitannya dengan objek-objek. Anak mencapai transisi dari
pengguanan penyajian ikonik ke penggunaan penyajian simbolik yang didasarkan
pada sistem berpikir abstrak dan lebih fleksibel.
Jerome Bruner membagi alat instruksional dalam
empat macam menurut fungsinya antara lain:
Alat untuk menyampaikan pengalaman “vicaorus” (sebagai pengganti pengalaman yang
langsung) yaitu menyajikan bahan yang tidak dapat mereka peroleh secara langsung di
sekolah. Hal ini dapat dilakukan melalui film, TV, rekaman suara dan sebagainya;

Alat model yang dapat memberikan pengertian tentang struktur atau prinsip suatu
gejala misalnya model molekul, model bangun ruang;

Alat dramatisasi, yakni mendramatisasikan sejarah suatu peristiwa atau tokoh, film
tentang alam, untuk memberikan pengertian tentang suatu idea atau gejala;

Alat automatisasi seperti teaching machine atau pelajaran berprograma yang


menyajikan suatu masalah dalam urutan teratur dan memberikan balikan
ataufeedback tentang respon siswa (Nasution, 2003:15).
Discovery Learning Bruner
Manfaat Teori Bruner bagi siswa :
1. Pengetahuan yang diperoleh akan dapat
bertahan lama dan lebih mudah diingat
dibandingkan dengan cara mendengarkan
dengan ceramah.
2. Hasil belajar yang dapat mempunyai efek
transfer yang lebih baik dari hasil belajar
lainnya.
3. Dengan metode ini, nalar si pembelajar akan
aktif bekerja dan memiliki peningkatan .
Karena si pembelajar dituntut berfikir secara
bebas
Robert M.Gagne
belajar merupakan proses yang memungkinkan
manusia mengubah tingkah laku secara
permanen, sedemikian sehingga perubahan yang
sama tidak akan terjadi pada keadaan yang baru. .
LEVEL BELAJAR MENURUT ROBERT
M.GAGNE

Level 1 : Tanda-tanda belajar


“tanpa bantuan tindakan terhadap emosi, ketakutan, dll”
Level 2 : Stimulus-Response (S-R)
“bantuan belajar”
Level 3 : Merangkai (chaining)
“menggabungkan bersama tingkah laku S-R sederhana untuk
membentuk tahap tindakan individu
Level 4 : Verbal Chaining
“menamai benda”
Lanjutan level belajar
Level 5 : Beragam perbedaan belajar
“menempatkan objek dan kejadian satu/lebih sifat-sifat umum”
Level 6 : Konsep Belajar
“Mengidentifikasi objek dan kejadian”
Level 7 : Prinsip belajar
“Mengkombinasikan konsep-konsep yang telah dimiliki”
Level 8 : Problem Solving
“Memecahkan permasalahan sendiri"
5 Macam Hasil Belajar Gagne
1. Informasi Verbal
Informasi verbal diperoleh secara lisan, membaca buku dan sebagainya.
Kapabilitas informasi verbal merupakan kemampuan untuk
mengkomunikasikan secara lisan pengetahuannya tentang fakta-fakta.
2. Keterampilan Intelektual
Kapabilitas keterampilan intelektual merupakan kemampuan untuk
dapat membedakan, menguasai konsep aturan, dan memecahkan
masalah.
Gagne mengelompokkan Keterampilan Intelektual menjadi 8 tipe belajar,
yaitu :
Lanjutan Keterampilan Intelektual
Belajar Isyarat
belajar yang tidak diniati atau tanpa kesengajaan, timbul sebagai akibat
suatu rangsangan (stimulus) sehingga menimbulkan suatu respon
emosional pada individu yang bersangkutan.
Belajar Stimulus Respon
Belajar stimulus respon adalah belajar untuk merespon suatu isyarat,
berbeda dengan pada belajar isyarat pada tipe belajar ini belajar yang
dilakukan diniati atau sengaja dan dilakukan secara fisik.
Lanjutan Keterampilan Intelektual
Belajar Rangkaian Gerak
Belajar rangkaian gerak merupakan perbuatan jasmaniah terurut dari
dua kegiatan atau lebih stimulus respon. Setiap stimulus respon dalam
suatu rangkaian berhubungan erat dengan stimulus respon yang lainnya
yang masih dalam rangkaian yang sama.
Belajar Rangkaian Verbal
belajar rangkaian verbal adalah perbuatan lisan terurut dari dua
kegiatan atau lebih stimulus respon. Setiap stimulus respon dalam satu
rangkaian berkaitan dengan stimulus respon lainnya yang masih dalam
rangkaian yang sama.
Lanjutan Keterampilan Intelektual
Belajar Membedakan
belajar membedakan hubungan stimulus respon sehingga bisa
memahami bermacam-macam objek fisik dan konsep, dalam merespon
lingkungannya, anak membutuhkan keterampilan-keterampilan
sederhana sehingga dapat membedakan suatu objek dengan objek
lainnya, dan membedakan satu simbol dengan simbol lainnya.

Belajar Pembentukan Konsep


belajar mengenal sifat bersama dari benda-benda konkret, atau peristiwa
untuk mengelompokkan menjadi satu.
Lanjutan Keterampilan Intelektual
Belajar Pembentukan Aturan
Aturan terbentuk berdasarkan konsep-konsep yang sudah dipelajari.
Aturan merupakan pernyataan verbal, dalam matematika misalnya
adalah: teorema, dalil, atau sifat-sifat.

Belajar Memecahkan Masalah


Belajar memecahkan masalah adalah tipe belajar yang lebih tinggi
derajatnya dan lebih kompleks daripada tipe belajar aturan (rule
learning). Pada tiap tipe belajar memecahkan masalah, aturan yang telah
dipelajari terdahulu untuk membuat formulasi penyelesaian masalah.
Lanjutan Hasil Belajar Gagne
3. Strategi kognitif
Kapabilitas strategi kognitif adalah kemampuan untuk mengkoordinasikan
serta mengembangkan proses berpikir dengan cara merekam, membuat
analisis dan sintesis.
4. Sikap
Kapabilitas Sikap adalah kecenderungan untuk merespon secara tepat
terhadap stimulus atas dasar penilaian terhadap stimulus tersebut.
5. Keterampilan Motorik
Untuk dapat mengetahui seseorang memiliki kapabilitas ketrampilan
motorik dapat dilihat dari segi kecepatan, ketepatan, dan kelancaran
gerakan otot-otot serta anggota badan yang diperlihatkan orang tersebut.
Kejadian Instruksi
1. Mengaktifkan Motivasi
2. Memberitahu Tujuan Belajar
3. Mengarahkan Perhatian
4. Merangsang Ingatan
5. Menyediakan bimbingan belajar
6. Meningkatkan Retensi
7. Melancarkan Transfer Belajar
8. Mengeluarkan Penampilan dan memberikan umpan balik
Ausubel

Menurut Ausubel belajar dapat dibagi menjadi 2 dimensi:


a. Dimensi pertama / Tingkat Pertama
b. Dimensi kedua / Tingkat Kedua
Dimensi Pertama (Penerimaan):
informasi dapat dikomunikasikan pada siswa baik dalam bentuk belajar
penerimaan yang menyajikan informasi itu dalam bentuk final,
maupaun dengan bentuk belajar penemuan yang mengharuskan siswa
untuk menemukan sendiri sebagian atau seluruh materi yang akan
diajarkan
Dimensi Kedua (Hafalan/bermakna) :

Belajar Bermakna
siswa menghubungkan atau mengaitkan informasi
itu pada pengetahuan (berupa konsep-konsep atau
lain-lain) yang telah dimilikinya
Belajar Hafalan
siswa itu dapat juga hanya mencoba-coba
menghafalkan informasi baru itu, tanpa
menghubungkan pada konsep-konsep yang telah ada
dalam struktur kognitifnya
Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Menentukan tujuan Pembelajaran
2. Menentukan Identifikasi karakteristik siswa
3. Memilih materi pelajaran sesuai karakteristik siswa dan
mengaturnya dalam bentuk konsep-konsep inti
4. Menentukan topik-topik dan menampilkannya dalam bentuk
Anvance Organizer yang akan dipelajari Siswa
5. Mempelajari konsep inti tersebut dan menerapkannya dalam
bentuk nyata
6. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa
TEORI BERMAKNA AUSUBEL
• Proses Belajar terjadi bila mahasiswa mampu mengasimilasikan
pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan baru
• Proses Belajar terjadi melalui tahap-tahap:
 memperhatikan stimulus yang diberikan
 memahami makna stimulus
 menyimpan dan menggunakan informasi
yang sudah dipahami
• Konsep penting : “Advance Organizer”, yang merupakan gambaran singkat
isi pelajaran baru, yang berfungsi sebagai (1) kerangka konseptual sebagai
titik tolak proses belajar, (2) penghubung antara ilmu yang baru dengan
apa yang sudah dimiliki mahasiswa, (3) fasilitator yang mempermudah
mahasiswa belajar

23
Faktor Utama pengaruh belajar bermakna
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi belajar bermakna menurut
Ausubel (1963), ialah struktur kognitif yang ada, stabilitas, dan
kejelasan pengetahuan dalam suatu bidang studi tertentu dan pada
waktu tertentu
Kelebihan dari Teori Ausubel
1. Informasi yang dipelajari secara bermakna lebih lama dapat diingat.
2. Informasi yang tersubsumsi berakibatkan peningkatan diferensiasi
dari subsumer-subsumer, jadi memudahkan proses belajar berikutnya
untuk materi pelajaran yang mirip.
3. Informasi yang dilupakan sesudah subsumsi obliteratif, meninggalkan
efek residual pada subsume, sehingga mempermudah belajar hal-hal
yang mirip, walaupun telah terjadi “lupa”.
Indikator Fokus
Konsep yang dimiliki siswa
Informasi baru untuk siswa
Kemampuan siswa dalam mengaitkan konsep
Penerapan
Pengatur Awal
Pengatur awal mengarahkan para siswa ke materi yang akan mereka
pelajari, dan menolong mereka untuk mengingat kembali informasi yang
berhubungan yang dapat digunakan untuk membantu menanamkan
pengetahuan baru.
Diferensiasi Progresif
Selama belajar bermakna berlangsung, perlu terjadi pengembangan dan
elaborasi konsep. Pengembangan konsep berlangsung paling baik,bila
unsur-unsur yang paling umum diperkenalkan terlebih dulu, baru
kemudian hal-hal yang lebih khusus dan detail dari konsep tersebut.
Lanjutan
Belajar Superordinat
Belajar superordinat terjadi, bila konsep-konsep yang telah dipelajari
sebelumnya dikenal sebagai unsur-unsur dari suatu konsep yang lebih
luas, lebih inklusif.
Penyesuaian Integratif
Memperlihatkan secara eksplisit bagaimana arti-arti baru dihubungkan
dan dipertentangkan dengan arti-arti sebelumnya yang lebih sempit
dan bagaimana konsep-konsep yang tingkatnya lebih tinggi sekarang
mengambil arti baru
DISKUSI PEMB.IPA
• Modul 2 dan 3 kelompok 1 (pilih 1 pendekatan dan 1 metode)
• Modul 4 kelompok 2
• Modul 5 kelompok 3 (buatlah media dan alat peraga)
• Modul 6 dan 7 kelompok 4
• Modul 8 kelompok 5
• Modul 9 kelompok 6 (pilih RPP dari jaman dahulu kala sampai yang
terbaru)

Anda mungkin juga menyukai