Anda di halaman 1dari 37

TEORI BELAJAR

Pengertian Teori
 Teori merupakan perangkat prinsip2 yg
terorganisasi mengenai peristiwa2
tertentu dlm lingkungan.
 Teori juga diartikan sebagai hubungan
kausalitas dari proposisi2 (dalil, usul,
saran, rencana, masalah, hal atau soal).
 Fungsi teori dlm konteks belajar adalah:
o Memberikan kerangka kerja konseptual utk
suatu informasi belajar
o Memberi rujukan utk menyusun rancangan
pelaksanaan pembelajaran
o Mendiagnosis masalah2 dlm kegiatan belajar
mengajar
o Mengkaji kejadian belajar dlm diri seseorang
o Mengkaji faktor eksternal yg memfasilitasi
proses belajar
Teori Belajar Kognitif
o Pengertian Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif merupakan perubahan
kemampuan berpikir dan intelektual.

Intelek adalah kemampuan jiwa atau psikis yang


relatif menetap dalam proses berpikir untuk
membuat hubungan-hubungan tanggapan, serta
kemampuan memahami, menganalisis,
mensintesiskan, dan mengevaluasi.
Intelektual berfungsi dalam pembentukan konsep
yang dilakukan melalui pengindraan pengamatan,
tanggapan, ingatan dan berpikir.
okognitif individu (struktur kognitif)
didefinisikan sebagai segala pengalaman individu
sejak lahir yang membentuk kerangka pikirannya.
Proses perkembangan fungsi-fungsi dan perilaku
kognitif individu dibagi menjadi 4 tahapan yang
secara kualitatif setiap tahapan memunculkan
karakteristik yang berbeda-beda, yakni:
Umur
Tahap Ciri Pokok Perkembangan
(tahun)

Berdasarkan tindakan langkah


Sensori Motorik 0–2
demi langkah

Penggunaan simbol/bahasa, tanda,


Pra-operasional 2–7
konsep intuitif

Pakai aturan jelas/logis, reversibel


Operasional
7 – 12 (dpt dipahami dlm dua arah) dan
Konkret
kekekalan

Hipotesis, abstrak, deduktif dan


Operasional Formal 12 - ke atas
induktif, logis dan probabilitas
Dinamika perkembangan kognitif individu mengikuti 3 proses:

a)Asimilasi = Proses kognitif di mana seseorang mengintegrasikan


persepsi, konsep, atau pengalaman baru ke dalam struktur kognitif
yang sudah ada di dalam pikirannya. Dalam proses asimilasi
rangsangan atau pengalaman baru ditempatkan atau diklasifikasikan
sesuai dengan struktur kognitif yang sudah ada. Asimilasi tidak
menyebabkan perubahan struktur kognitif tetapi
memperkembangkannya.
Misal: seorang anak SD mempunyai konsep tentang “guru”.
Contoh di atas mengandung dua prinsip, yakni;
meletakkan dasar struktur kognitif yang tepat tentang suatu
konsep pada kognisi anak
memperkaya struktur kognitif menjadi semakin lengkap dan
mendalam.
b) Akomodasi = Adakalanya individu tidak dapat
mengasimilasikan rangsangan atau pengalaman baru
yang dihadapinya dengan struktur kognitif yang ia
miliki. Ketidakmampuan ini terjadi karena rangsangan
atau pengalaman baru itu sama sekali tidak cocok dengan
struktur kognitif yang telah ada. Dalam keadaan seperti
ini individu akan melakukan akomodasi. Ada dua
kemungkinan yang akan dilakukan individu pada situasi
ini, yakni:
 membentuk struktur kognitif baru yang cocok dengan
rangsangan atau pengalaman baru
 memodifikasi struktur kognitif yang ada sehingga cocok
dengan rangsangan atau pengalaman baru
c) Ekuilibrium = Pengaturan diri secara mekanis
(mechanical self-regulation) yang perlu untuk
mengatur keseimbangan proses asimilasi dan
akomodasi.
Pentingnya asimilasi dan akomodasi pada diri
individu adalah agar individu mampu
beradaptasi dengan lingkungan di mana ia
berada.
Teori Belajar Gestalt
 Manusia itu adalah individu yang merupakan
kebulatan jasmani-rohani. Sebagai individu
manusia bereaksi (berinteraksi) dengan dunia luar
dengan kepribadiannya dan dengan caranya yang
unik pula.
 Manusia adalah makhluk yang mempunyai
kebebasan. Ia bebas memilih cara bagaimana ia
bereaksi dan stimuli yang mana diterimanya dan
mana yang ditolaknya.
 Belajar menurut teori gestalt ialah :
o Dalam belajar faktor pemahaman atau pengertian
(insight) merupakan faktor yang penting. Dengan
belajar dapat memahami atau mengerti hubungan
antara pengetahuan dan pengalaman.
o Dalam belajar, pribadi atau organisme memegang
peranan yang paling sentral. Belajar tidak
dilakukan secara reaktif-mekanistis belaka, tetapi
dilakukan dengan sadar, bermotif dan bertujuan.
o Bagi kognisi manusia keseluruhan akan lebih berarti
dari pada bagian-bagian. Oleh karena itu, proses
pembelajaran harus dimulai dari gestalt (keseluruhan)
dahulu, setelah itu baru menganalisis bagian-
bagiannya atau unsur-unsurnya.
Misalnya, membaca permulaan bagi anak usia SD
lebih baik dari kalimat secara keseluruhan terlebih
dahulu, setelah itu baru dianalisis per kata, per suku
kata, dan per huruf.
ini ibu budi ini – ibu – budi
i–ni i–bu bu-di i-n-i i-b-u b-u-d-i
Teori Belajar Konstruktivisme

Gagasan konstruktivisme mengenai pengetahuan ialah:


oPengetahuan adalah factum (apa yg dibuat), et verum
(apa yg diketahui), convertuntur (konvertibel satu
terhadap lainnya).
oPengetahuan itu dikonstruksikan (dibangun), bukan
dipersepsi langsung oleh indra. Semua pengetahuan
terbentuk di dalam otak manusia, dan subjek yg berpikir
tidak memiliki alternatif selain mengkonstruksi apa yg
diketahuinya berdasarkan pengalaman sendiri.
Konstruktivisme Tradisional
Kegiatan belajar bersandar pada materi Kegiatan belajar bersandar pada text-books
hands-on

Presentasi materi dimulai dgn Presentasi materi dimulai dgn bagian-


keseluruhan kemudian pindah kebagian- bagian kemudian pindah keseluruhan
bagian
Menekankan pada ide-ide besar Menekankan pada keterampilan2 dasar

Guru mengikuti pertanyaan peserta didik Guru mengikuti kurikulum yg pasti

Guru menyiapkan lingkungan belajar Guru mempresentasikan informasi kepada


dimana peserta didik dpt menemukan peserta didik
pengetahuan
Guru berusaha membuat peserta didik Guru berusaha membuat peserta didik
menggunakan sudut pandang & memberikan jawaban yang “benar”
pemahaman mereka sehingga mereka dpt
memahami pembelajaran mereka
Assesmen diintegrasikan dgn belajar Assesmen adalah kegiatan tersendiri dan
mengajar melalui portofolio & observasi terjadi melalui testing
Teori Belajar Behaviourism
 Teori perilaku yang mementingkan input
berupa stimulus dan output berupa respon (S-
R). Aliran yg menekankan pada terbentuknya
perilaku yg tampak sebagai hasil belajar atau
pengalaman.
 Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika
dia dapat menunjukkan perubahan
perilakunya baik yg berwujud konkrit maupun
tidak konkrit.
Teori Belajar Conditioning
Ivan Pavlov, Watson, Guthrie, Skinner, Hull

1. Classical Conditioning (Pavlov dan Watson)


 Belajar adalah suatu proses perubahan yang terjadi
karena adanya syarat-syarat (conditions) yang
kemudian menimbulkan reaksi (response). Untuk
menjadikan seseorang itu belajar haruslah kita
memberikan syarat-syarat tertentu. Yang terpenting
dalam belajar ialah adanya latihan-latihan yang
kontinyu, sehingga belajar terjadi secara otomatis
 Segala tingkah laku manusia adalah hasil daripada
conditioning, yakni hasil daripada latihan-latihan
atau kebiasaan-kebiasaan mereaksi terhadap syarat-
syarat atau perangsang-perangsang tertentu yang
dialaminya di dalam kehidupannya.
 Kelemahan teori ini ialah bahwa belajar itu hanyalah
terjadi secara otomatis, keaktifan dan penentuan
pribadi dalam tidak dihiraukannya.
 Pada manusia teori ini dapat diterima dalam hal-hal
belajar yang mengenai skill (kecekatan) tertentu dan
mengenai pembiasaan pada anak kecil.
2. Conditioning Guthrie
 Bahwa tingkah laku manusia secara keseluruhan
dapat dipandang sebagai deretan-deretan tingkah
laku yang terdiri dari unit-unit. Suatu unit
(stimulus) tertentu dapat diubah dengan unit yang
lain.

 Untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan yang tidak


baik, harus dilihat dalam rentetan deretan unit-unit
tingkah lakunya, kemudian kita usahakan untuk
menghilangkan unit yang tidak baik itu atau
menggantinya dengan yang seharusnya.
 Memandang bahwa belajar merupakan kaitan asosiatif
antara stimulus dan respon tertentu. Guthrie juga
mengemukakan bahwa hukuman memegang peran
penting dalam proses belajar. Menurutnya suatu
hukuman yang diberikan pada saat yang tepat akan
mampu mengubah kebiasaan seseorang.
 Ada 3 motode yang digunakan oleh Guthrie untuk
mengubah tingkah laku atau kebiasaan-kebiasaan pada
manusia, yakni :
a) Metode Reaksi Berlawanan (Incompatible Response
Method)
Jika suatu reaksi terhadap stimulus-stimulus telah
menjadi suatu kebiasaan, maka cara untuk
mengubahnya ialah dengan jalan menghubungkan
perangsang (stimulus) dengan reaksi (respon) yang
berlawanan dengan reaksi buruk yang hendak
dihilangkannya.
b) Metode Membosankan (Exchaustion Method)
Asosiasi antara perangsang dan reaksi pada tingkah
laku yang buruk dibiarkan saja sampai lama
mengalami keburukan itu, sehingga menjadi bosan.
c) Metode Mengubah Lingkungan (Change of
Environment Method)
Suatu metode yang dilakukan dengan jalan
memutuskan atau memisahkan hubungan antara
S dan R yang buruk yang akan dihilangkannya.
Yakni menghilangkan kebiasaan-kebiasaan
buruk yang disebabkan oleh suatu perangsang
dengan mengubah perangsangnya itu sendiri.
3. Operant Conditioning (Skinner)
Skinner juga mempercayai bahwa tingkah laku ialah
hubungan antara perangsang dan respon. Hanya saja
Skinner membedakan respon menjadi dua macam,
yakni :
 Respondent Response; respon yang timbul dari
perangsang-perangsang tertentu.
 Operant Response; respon yang timbul dan
berkembang karena diikuti oleh perangsang-
perangsang tertentu. Artinya perangsang itu
memperkuat respon yang telah dilakukan oleh
organisme.
 Melalui operant response, melakukan/menimbulkan,
mengembangkan, dan memodifikasi tingkah laku dalam
belajar atau dalam pendidikan bisa dilakukan dengan
menggunakan urutan komponen-komponen yang telah
disusun.

 Kalau komponen pertama telah dilakukan, maka


hadiahnya diberikan; hal ini akan mengakibatkan
komponen tersebut cenderung untuk sering dilakukan.
Kalau ini sudah terbentuk dilakukan komponen kedua
yang kemudian diberi hadiah pula (komponen pertama
tidak lagi memerlukan hadiah); demikian berulang-
ulang sampai komponen kedua itu terbentuk.
4. Systematic Behaviour (Hull)
 Mengemukakan teorinya bahwa suatu
kebutuhan atau motive (tujuan, maksud,
aspirasi, ambisi) harus ada pada seseorang
sebelum belajar itu terjadi; dan bahwa apa
yang dipelajari itu harus diamati oleh orang
yang belajar sebagai sesuatu yang dapat
mengurangi kebutuhannya atau memuaskan
kebutuhannya.
 Guru harus merencanakan kegiatan belajar
berdasarkan pengamatan yg dilakukan
terhadap motivasi belajar yg terdapat pada
siswa.
Teori Belajar Connectionism
Thorndike
 Belajar dpt dilakukan dgn trial and error utk memberikan
respons atas sesuatu masalah yg dihadapi
 Ada 3 hukum ttg belajar, yakni:
o Hukum Kesiapan (law of Readiness): jika seseorang siap
melakukan sesuatu, ketika ia melakukannya maka ia puas.
o Hukum Latihan (law of Exercise): jika respons terhadap
stimulus diulang-ulang, maka akan memperkuat hubungan
antara respons dgn stimulus.
o Hukum Akibat (law of Effect); jika hubungan antara respons
dan stimulus menimbulkan kekuatan, maka tingkat
penguatannya makin besar.
Teori Belajar Humanism
Gardner, David Ausubel, dan Maslow
 Merupakan teori yang sangat mementingkan isi yang
dipelajari daripada proses belajar itu sendiri. Teori
belajar ini lebih banyak berbicara ttg konsep2
pendidikan utk membentuk manusia yg dicita-
citakan.
 Teori humanistik berpendapat bahwa teori belajar
apapun dapat dimanfaatkan asal tujuannya untuk
memanusiakan manusia yaitu untuk mencapai
aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri
orang yang belajar secara optimal.
1. Teori Multiple Intelegences
Gardner, mengemukakan bahwa pandangan klasik percaya
inteligensi merupakan kapasitas kesatuan dari penalaran logis,
dimana kemampuan abstraksi sangat bernilai. Jenis-jenis
intelegensi diantaranya:
1) Kecerdasan Spasial
2) Kecerdasan logis matematik
3) Kecerdasan verbal
4) Kecerdasan Musikal
5) Kecerdasan Kinestetik
6) Kecerdasan Naturalis
7) Kecerdasan Interpersonal
8) Kecerdasan Intrapersonal
2. Teori Meaningful Learning
David Ausable, mengemukakan teori belajar bermakna adalah proses
mengaitkan informasi baru dgn konsep2 yang relevan dan terdapat
dalam struktur kognitif seseorang. David, mengajukan 4 prinsip
pembelajaran, yaitu:
a. Pengatur awal (advance organizer)
Pengatur awal atau bahan pengait dapat digunakan guru dalam
membantu mengaitkan konsep lama dgn konsep baru yang lebih
tinggi maknanya. Pemggunaan pengatur awal yg tepat dapat
meningkatkan pemahaman berbagai macam materi.
n Diferensiasi progresif
Dalam proses belajar bermakna perlu ada pengembangan dan
kolaborasi konsep2. Caranya unsur yg paling umum dan inklusif
dipekenalkan dahulu kemudian baru yang lebih mendetail, berarti
proses pembelajaran dari umum ke khusus.
c. Belajar superordinat
Belajar superordinat adalah proses struktur kognitif yang
mengalami petumbuhan kearah deferensiasi, terjadi sejak
perolehan informasi dan diasosiasikan dengan konsep dalam
struktur kognitif tersebut.
d. Penyesuaian Integratif
Pada suatu saat siswa kemungkinan akan menghadapi
kenyataan bahwa dua atau lebih nama konsep digunakan untuk
menyatakan konsep yang sama atau bila nama yg sama
diterapkan pada lebih satu konsep. Utk mengatasi pertentangan
kognitif itu Ausable, mengajukan konsep pembelajaran
penyesuaian integrative. Caranya materi pelajaran disusun
sedemikian rupa, sehingga guru dpt menggunakan hierarki2
konseptual ke atas dan ke bawah selama informasi disajikan.
3. Teori Kebutuhan (Maslow)
Semua kebutuhan dasar itu adalah instinctoid, setara dengan
naluri pada hewan. Manusia mulai dengan disposisi
yang sangat lemah yang sepenuhnya tumbuh (kuno) sbg
orang. Bila lingkungannya benar, orang akan tumbuh
lurus dan indah. Maslow telah membentuk sebuah
hirarki dari lima tingkat kebutuhan dasar:
a. Kebutuhan Fisiologis
b. Kebutuhan Keamanan
c. Kebutuhan Cinta, sayang dan kepemilikan
d. Kebutuhan Esteem (harga diri)
e. Kebutuhan Aktualisasi Diri
4. Teori Belajar Metakognisi
Metakognisi adalah fungsi eksekutif yang mengurus dan mengawal bagaimana
seseorang menggunakan pikirannya. Merupakan proses kognitif yang
paling tinggi dan canggih. Metakognisi adalah suatu kemampuan
individu “berdiri” di luar kepalanya dan berusaha merenungkan cara dia
berfikir atau merenungkan proses kognitif yang dilakukan. Variabel2
penting dalam Metakognisi:
n Variabel individu
mengandung makna bahwa manusia itu adalah organism kognitif atau
pemikir. Artinya segala tindak tanduk kita adalah akibat dari cara kita
berfikir.
 Variabel universal
adalah pengetahuan yang diperoleh dari unsur2 yg ada di dalam system
budaya sendiri.
 Varibel tugas
adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu atau
mengatasi kesulitan yang timbul. Ini dilakukan dgn cara yang disebut
“pemantauan kognitf”.
Teori Belajar Sosial
Bandura dan Vigotsky

1. Albert Bandura
 Bandura memandang tingkah laku manusia bukan
semata reflek otomatis atas stimulus (S-R bond),
melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil
interaksi antara lingkungan dengan skama kognitif
manusia itu sendiri.
 Konsep Bandura menempatkan manusia sebagai pribadi
yg dapat mengatur diri sendiri, mempengaruhi tingkah
laku dengan cara mengatur lingkungan, menciptakan
dukungan kognitif, mengadakan konsekuensi bagi
tingkah lakunya sendiri.
 Pendekatan teori belajar sosial terhadap proses
perkembangan sosial dan moral siswa ditekankan pada
perlunya conditioning (pembiasaan merespon) dan
imitation (peniruan).
 Menurut Albert Bandura tahap-tahap belajar meliputi
o Tahap perhatian (attentional phase)
o Tahap penyimpanan dalam ingatan (retention phase)
o Tahap reproduksi (reproduction phase)
o Tahap motivasi (motivation phase)
 Hubungan antara lingkungan, faktor internal dan tingkah
laku menetapkan bahwa proses kognitif dan faktor-faktor
pribadi yang lain itu berpengaruh pada tingkah laku dan
dalam teori belajar sosial, belajar dibedakan untuk
perbuatan.
2. Teori belajar Vygotsky
Konstruktivisme sosial berasal dari Vygotsky. Asumsi
Vygotsky adalah bahasa merupakan aspek sosial.
Menurutnya pembicaraan egosentrik merupakan
permulaan dari pembentukan inner speech
(kemampuan bicara yang pokok) yang akan
digunakan sebagai alat dalam berpikir.
Menurut Vygotsky, inner speech berperan dalam
pembentukan pengertian spontan. Pengertian
spontan adalah pengertian yang didapatkan dari
pengalaman sehari-hari.
Dalam proses belajar terjadi perkembangan dari
pengertian spontan ke ilmiah. Pengertian ilmiah
adalah pengertian yang didapat dari kelas.
Menurut Vygotsky pengertian ilmiah tidak
datang dalam bentuk yang jadi pada seorang anak.
Pengertian itu mengalami perkembangan. Ini
tergantung pada tingkat kemampuan anak untuk
menangkap suatu model pengertian yang lebih ilmiah.
Dalam proses belajar, kedua pengertian tersebut
saling berelasi dan seling mempengaruhi.
Prinsip-prinsip Belajar
Dari berbagai prinsip belajar terdapat beberapa prinsip yang
dapat kita pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi
siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun guru
dalam upaya meningkatkan mengajarnya.
1.Perhatian dan motivasi
2.Keaktifan
3.Keterlibatan langsung atau berpengalaman
4.Pengulangan
5.Tantangan
6.Balikan dan penguatan
7.Perbedaan individual

Anda mungkin juga menyukai