BAB II
pernyataan tersebut.62
oleh individu untuk suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari
62
Nana Syaodih, Pengembangan Kurikulum Praktek dan Teori, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2015), hal.17
63
Ibid, Nana syaodih... hal. 131
40
adalah suatu proses, dan bukan suatu hasil. Karena itu belajar
memuat tentang ide, konsep, prosedur dan prinsip yang terdiri dari satu
atau lebih variable yang saling berhubungan satu sama lainnya dan
Satu ciri teori yang penting ialah bahwa teori itu membebaskan
waktu dan tempat untuk digantikan dengan suatu dunia yang lebih
luas.65
a. B.F. Skiner
64
Wasty Sumanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2012), hal. 104
65
Hamzah uno, OrientasiBarudalamPsikologPembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara,
2012) hal.4
66
Suyono, Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2011)
hal. 63.
41
67
Ibid, Hamzah Uno... hal. 9
42
lain-lain. 68
b. Pavlov
68
Abu Ahmadi, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2013),
hal.114
69
Ibid, Suyono, Hariyanto... hal. 61
43
c. Guthrie
suatu respons akan lebih kuat (dan bahkan menjadi kebiasaan) jika
terhadap rangsang-rangsang.
70
Hamzah uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara,
2012), hal.8.
71
Hendry Hermawan, Teori Belajar dan Motivasi (Bandung : CV Citra Praya, 2010),
hal.4
44
atas keburukannya.
d. E.L. Thorndike
adalah salah satu hal yang menjadi obsesi semua penganut aliran
merespon situasi itu. Dalam hal itu, objek mencoba berbagai cara
e. Clark C. Hul
berupa motif, maksud, ambisi, atau aspirasi. Dalam hal ini efisiensi
74
Wasty Sumanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2012), hal 124
75
Suyono, Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2011)
hal. 63
46
f. Piaget
76
Eveline Siregar, Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor : Ghalia
Indonesia, 2014), hal. 30
77
Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2015),
hal.13
78
Ibid, Suyono, Hariyanto... hal. 83
47
g. Jerome S Bruner
h. Robert M Gagne
Salah satu teori belajar yang berasal dari psikologi kognitif adalah
79
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : Kencana, 2015), hal.248
80
Hamzah uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara,
2012), hal.12
81
Ibid, Wasty Sumanto.. hal. 134
48
belajar yaitu tiga bersifat kognitif, satu bersifat afektif, dan satu
1) Kemampuan/keterampilan intelektual
82
Eveline Siregar, Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor : Ghalia
Indonesia, 2014), hal. 31
83
Ibid, Eveline Siregar, Hartini Nara... hal. 32
84
Suyono, Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung : remaja rosdakarya, 2011),
hal 74.
49
3) Keterampilan motorik
i. David Ausubel
Menurut Ausubel, siswa akan belajar dengan baik jika isi pelajaran
85
Ibid, Eveline Siregar, Hartini Nara... hal. 33
50
pernyataan spontan aha atau oh, see now. 87 Apabila insight telah
86
Hamzah uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara,
2012), hal.12.
87
Ibid, Wasty Sumnto... hal. 128
88
Ibid, Wina Sanjaya... hal. 243
51
2. PEMBELAJARAN
belajar peserta didik (learning style) dan gaya mengajar guru (teacing
and Teaching).90
89
Munif Chatib, Gurunya Manusia, (Bandung : Kaifa, 2013), hal 128.
90
Cucu suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung : Refika Aditama, 2014), hal.
37
52
kepribadian kita.91
lingkungannya. 93
1) Teori Behaviouristik
yang berupa stimulus dan keluaran atau out put yang berupa
91
Bruce Joyce, Models of Teaching, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011), hal 449
92
Afifuddin, Irfan Ahamd Zain, perencanaan pembelajaran,(Bandung : Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN SGD, 2010) hal. 16
93
Syamsu Yusuf, Nani M.Sugandhani, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta : Rajawali
Pers, 2014), hal. 69
53
Serikat sendiri, yaitu dalam bentuk aliran yang sudah direvisi : Neo
perubahan perilaku yang dapat diamati dan diukur. Teori ini tidak
terjadi di dalam diri peserta didik. Tetapi teori ini hanya membahas
94
Ibid,Afifudin... hal. 7
95
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rajawali Pers, 2014), hal. 271
54
2) Teori Kognitif
yang dapat diamati dan dapat diukur. Asumsi teori ini adalah
Proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran atau
dimiliki seseorang.98
96
Herpratiwi, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta : Media Akademi, 2016),
hal. 1
97
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2012), hal. 44
98
Ibid, Herpratiwi... hal.23
55
3) Teori Konstruktivistik
99
Ibid, hal. 10
56
4) Teori Humanistik
memanusiakan manusia.101
5) Teori Sibernetik
100
Ibid, Afifudin, Irfan A Zaeni.... hal. 11
101
Ibid, Herpratiwi... hal. 33
57
1) Pengertian Akidah
102
Ibid, Herpratiwi... hal. 42
103
Ibid, Herpratiwi... hal. 40
104
A. Zainudin dan M. Jamhari I, Akidah dan Ibadah, (Bandung : Pustaka Setia, 1999),
hal. 49
58
Allah adalah salah satu dari tiga oknum Tuhan (trinitas). 105
105
Rosihon Anwar, Akidah Akhlak, (Bandung : Pustaka Setia, 2008), hal. 13
106
Ibid,Rosihon... hal. 14
59
2) Pengertian Akhlak
sebagai berikut :
a) Ibn Miskawaih
b) Imam Al-Ghazali
107
A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung : CV Pustaka Setia, 2014), hal. 11
108
Beni Ahmad Saebani, Abdul Hamid, Akhlak Tasawuf, (Bandung : CV Pustaka Setia,
2012), hal. 14
60
dahulu).109
c) Hamzah Yaqub
akhlak yang baik) atau pihak yang jahat (dalam hal akhlak yang
jahat).111
tidak semua amal yang baik atau buruk itu dapat dikatakan
109
Ibid, A. Mustofa... hal. 12
110
Ibid, Beni Ahmad.... hal. 25
111
Ibid, A Mustofa... hal. 14
61
tindakan yang dinilai baik dan buruk, hanya pola yang digunakan
112
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, (Jakarta : Rajawali Pers, 2015), hal.
5
113
Ibid, A Mustofa.... hal. 15
62
masyarakat.114
1) Sumber Akhlak
114
Ibid, Beni Ahmad... hal.33
115
Suprapta, Pengantar Teori dan Aplikasi Pengembangan Kurikulum PAI, (Jakarta :
Rajawali Pers, 2016), hal. 21
63
agama. 117
116
Ibid, Ahmad Mustofa... hal. 149
117
Bambang Syamsul Arifin, Psikologi Agama, (Bandung : CV Pustaka Setia, 2015), hal.
243-244
64
umatnya.
118
Ibid, A Mustofa... hal. 149
65
2) Macam-Macam Akhlak
bermuamalah. 119
119
Ibid, Beni Ahmad Saebani.., hal. 195
66
120
Ibid, Rosihon Anwar... hal. 212
67
fitrah ketuhanan.
121
A. Zainuddin dan Muhammad Jamhari, Al-Islam 2 : Muamalah dan Akhlak, (Bandung
: CV Pustaka Setia, 1999), hal. 77-78
68
manusia. Oleh karena itu, ilmu ini pantas untuk dipelajari dan
122
Ibid, Zainudin... hal. 50-52
69
dijalani. 124
123
Ibid, Bani Ahmad Saebani... hal. 201
124
Ibid, A Mustofa... hal. 26
70
bersangkutan.125
ikhlas.
125
Ibid, Abudin Nata... hal. 147
71
kebodohannya. 126
j) Menghilangkan kesulitan.
126
Ibid, Bani Ahmad Saebani... hal. 202-203
127
Ibid, Abudin Nata...hal. 148-150
128
Ibid, A Mustofa.... hal. 26
72
dan bermuara pada manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat
ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam
bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik
pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada belajar
seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam dunia
129
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2012), hal. 45
73
dapat tercapai.130
ajar bagi peserta didik. Untuk itu, dalam realisasinya kurikulum dapat
kosong akan tetapi sudah memiliki berbagai potensi dasar yang siap
130
Hamzah uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran,(Jakarta : Bumi
Aksara,2012), hal. 13
131
Ibid, Suprapta... hal. 22
132
Henriyk Misiak, Virginia Staud Sexton, Psikologi Fenomenologi, Eksistensial dan
Humanistik, (Bandung: Refika Aditama, 2009), hal. 143.
74
untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan
mereka. 135
133
Ibid, hal. 132
134
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah,
dan Perguruan Tinggi, (Jakarta : Rajawali Pers, 2012), hal. 142
135
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah,
Madrasah, dan Perguruan Tinggi,(Jakarta : Rajawali Pers, 2012) hal. 149.
75
136
Henriyk Misiak, Virginia Staud Sexton, Psikologi Fenomenologi, Eksistensial dan
Humanistik, (Bandung: Refika Aditama, 2009), hal. 132.
76
ولقد كرمنا بنى ءادم وحملنهم فى البر والبحر ورزقنهم من الطيبت وفضلنهم على
137
Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2014),
hal. 21
138
Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : Kementrian Agama RI, 1998), hal. 435
77
proses belajar serta melakukan proses belajar itu dalam dimensi yang
lebih luas, jika kita mampu menempatkannya pada konteks yang tepat.
tepat secara lebih sadar dan terarah, tidak semata-mata tergantung pada
intuisi. 139
kognisi.
139
Eveline Siregar, Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor : Ghalia
Indonesia, 2014), hal. 38
78
campuran antara motivasi yang lebih rendah atau lebih tinggi. Hal ini
bahwa yang dilihat adalah perilaku manusia, bukan spesies lain. Akan
140
Munif Chatib, Gurunya Manusia, (Jakarta : Kaifa, 2013), hal. 82
141
Wasty Sumanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2012), hal. 136.
79
alami untuk berkembang, untuk lebih baik, dan juga belajar. Jadi
memaksakan anak belajar sesuatu sebelum mereka siap. Jadi bukan hal
yang benar apabila anak dipaksa untuk belajar sesuatu sebelum mereka
siap secara fisiologis dan juga punya keinginan. Dalam hal ini peran
142
Ibid, Munif Chatib... hal. 75
80
pentingnya isi dari proses belajar, dalam kenyataannya teori ini lebih
bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik
Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu. Guru tidak bisa
143
Hendy Hermawan, Teori Belajar dan Motivasi, (Bandung : CV Citra Praya, 2010), hal.
14
81
baginya. 144
144
Herpratiwi,Teori Belajar dan Pembelajaran (Yogyakarta : Media Akademi, 2016),
hal.27
82
memahami orang lain, kita harus melihat dunia orang lain seperti ia
kelihatanya aneh bagi kita, mungkin saja tidak aneh bagi orang
memetik arti dan makna yang terkandung di dalam bahan ajar itu.
145
Wasty Sumanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2012), hal. 137-138.
83
berhasil. 146
149
Ibid, Herpratiwi... hal.28
85
ialah :
maksudnya sendiri.
untuk ditolaknya.
150
Ibid, Herpratiwi... hal. 29
86
itu.151
151
Wasty Sumanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2012), hal. 139-140
87
belajar.152
oleh Aspy dan Roebuck pada tahun 1975. Model ini mengenai
152
Ibid, Herpratiwi... hal. 30
88
berikut :
dan Behaviorisme.
bayi, di mana diri terdiri dari 2 sub sistem yaitu konsep diri
menyebabkan psikotik.
153
Abdul Hadis, Psikologi dalam Pendidikan. (Bandung: Alfabeta, 2006),hal. 72.
89
sendiri. 154
dirinya.
memperoleh cara.
yang mendalam.
154
Ibid, Herpratiwi... hal. 30-31
90
luas.155
tatkala kita mendidik seseorang, seringkali yang kita didik adalah otak
155
Ibid, Henry Misiak... hal. 131
91
terampil. 156
dapat diserahkan begitu saja kepada siswa. pada tipe ini, guru
telah disiapkan dengan baik, materi yang tersusun dengan logis, dan
instrinsik pada diri peserta didik. Peserta didik harus diberi kesempatan
156
Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2014),
hal. 27
157
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta :Rineka Cipta, 2013),
hal. 239
92
berfikir pasif akan tetapi justru guru harusberperan aktif dalam suatu
yang tidak kaku. Kejadian belajar bermakna didorong oleh hasrat dan
bidang studi tersebut. Guru harus aktif dan paham betul atas keunikan
158
Ibid, Herpratiwi... hal.31
93
proses belajarnya.
kecepatannya.
siswa. 159
C. ACTIVE LEARNING
LEARNING)
sifat yang aktif, gesit, giat, bersemangat dan learning berasal dari
dan Mudjiono, konsep active learning atau cara belajar siswa aktif,
159
Ibid, Herpratiwi... hal. 32-33
94
160
Dimyanti dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : PT Rineka Cipta,
2015), hal. 115.
161
Melvin L Silberman, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung :
Nuansa Cendikia, 2014), hal.9.
162
Warsono, Hariyanto, Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2013), hal. 5
95
agar apa yang dipelajari di bangku sekolah tidak menjadi suatu hal
163
Warsono, Hariyanto, Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2013), hal. 4
164
Ibid, Suprapta... hal. 23-24
96
“What I hear and see, I remember a little” (apa yang saya dengar
dan lihat, saya ingat sedikit atau hanya sebentar, lama kelamaan
semakin lupa lagi).
“What I hear and see and ask question about or discuss with
someone else, I begin to understand” (apa yang saya dengar, lihat
dan tanyakan atau diskusikan dengan orang atau teman lain, maka
saya mulai mengerti).
“What I hear and see, and discuss and do, I acquire knowledge and
skill”(apa yang saya dengar, saya lihat dan diskusikan, dan saya
lakukan maka saya memperoleh pengetahuan dan ketrampilan)
kedua peserta didik masih belum paham dengan apa yang disampaikan
oleh guru karena siswa pasif, akan tetapi ketika sudah melakuan
seperti pada bagian tiga empat dan lima maka peserta didik sudah
165
Ibid, Suprapta... hal 24
97
sangat dibutuhkan oleh setiap siswa. Ketika siswa cenderung pasif atau
166
Mulyasa, E, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Konsep, Karakteristik dan
Implementasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 241
167
Warsono,Hariyanto, Pembelajaran Aktif, (Bandung : PT Rosdakarya, 2013), hal. 12
98
hanya menerima dari guru, siswa akan cepat melupakan tentang apa
berada pada siswa, bukan guru. 3) Siswa belajar secara aktif, serta,
(competency-based learning).
mempengaruhi satu dengan yang lain. Hal ini, berarti guru tidak
168
Hosnan, Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21 Kunci
Suksesi Implementasi Kurikulum 2013, (Bogor : Ghalia Indonesia: 2014), hal. 208.
169
Jamal Ma’mur Asmani, Tips Efektif Cooperative Learning, (Yogyakarta : DIVA Pers,
2006), hal. 31-32
99
diharapkan. 170
170
Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2015), hal.
132
171
Syamsu Yusuf, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta : Rajawali Pers, 2014), hal. 70
172
Ibid, Abu Ahmadi, Widodo Supriyono... hal. 213
100
belajar mengajar, dan (b) modus kegiatan belajar mengajar. Dari sudut
3. BELAJAR EFEKTIF
a. Aspek Internal
173
Warsono, Hariyanto, Pembelajaran Aktif, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2013),
hal. 7
174
Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung : PT Refika Aditama, 2014),
hal. 59
101
b. Aspek Eksternal
LEARNING)
tujuan akhir dari belajar aktif (active learning). Untuk dapat mencapai
175
Ibid, Eveline Siregar, Hartini Nara... hal106
102
diri siswa serta menggali potensi siswa dan guru untuk sama-sama
pengalaman. 176
aktif menuntut keaktifan guru dan juga siswa, belajar aktif juga
176
Ibid, Eveline Siregar, Hartini Nara... hal. 108
177
Ibid, Eveline Siregar, Hartini Nara... hal. 109
103
menunjukkan cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu untuk bisa
menyerap sebuah informasi dari luar dirinya. Jika kita bisa memahami
lebih mudah bagi kita jika suatu ketika, misalnya, kita harus memandu
sendiri. Kemudian pada awal abad XX yang lalu, Jhon Dewey sebagai
180
Warsono, Hariyanto, Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2013), hal. 4
181
Abu Ahmadi, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2013)
hal. 214
182
Munif Chatib, Gurunya Manusia, (Bandung : Kaifa, 2013), hal. 64