Nama : Wasirah
Judul Modul : Teori Belajar Behavioristik dan Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran
TEORI BEHAVIORISTIK
Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi
antara stimulus dan respon.
Menurut pandangan teori ini belajar merupakan proses pembentukan
shaping, yaitu membawa siswa menuju atau mencapai target sasaran
tertentu,sehingga tidak bebas berkreasi dan berimajinasi.
Yang terpenting adalah:
Masukan atau input yang berupa stimulu
Keluaran atau output yang berupa respons
Peta Konsep Faktor penguatan (reinforcement) baik ditamabahkan ditambahkan
(Beberapa (positive reinforcement) ataupun dikurangi (negative reinforcement).
istilah dan Teori Behavioristik ini berangkat dari aliran behaviorisme yang
1
definisi) di menyatakan bahwa perilaku manusia itu bisa dibentuk menjadi baik atau
modul bidang buruk oleh lingkungan.
studi Tokoh-tokoh aliran behavioristic diantaranya :
TEORI KOGNITIF
Belajar tidak sekedar melibatkan hubungan stimulus dan respon, tetapi juga
melibatkan proses berpikir yang komplek.
Model belajar kognitif mengatakan => tingkah laku seseorang ditentukan
oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan
dengan tujuan belajarnya.
Tokoh-tokoh aliran kognitif:
Jean Piaget
Perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik, yaitu suatu proses
yangdidasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem syaraf.
Piaget tidak melihat perkembangan kognitif sebagai sesuatu yang dapat
didefinisikan secara kuantitatif.
Ia menyimpulkan bahwa daya pikir atau kekuatan mental anak yang
berbeda usia akan berbeda pula secara kualitatif.
Proses adaptasi mempunyai dua bentuk dan terjadi secara simultan,
yaitu:
Asimilasi adalah proses perubahan apa yang dipahami sesuai dengan
struktur kognitif yang ada sekarang
Akomodasi adalah proses perubahan struktur kognitif sehingga dapat
dipahami.
Asimilasi danakomodasi akan terjadi apabila seseorang mengalami konflik
kognitif atau suatuketidakimbangan antara apa yang telah diketahui dengan
apa yang dilihat atau dialaminya sekarang.
Menurut Piaget, proses belajar akan terjadi jika mengikuti tahap-tahap
asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrasi (penyeimbangan).
Asimilasi merupakan proses pengintegrasian atau penyatuan informasi
baru ke dalam struktur kognitif yang telah dimiliki oleh individu.
Akomodasi merupakan proses penyesuaian struktur kognitif ke dalam
situasi yang baru.
Ekuilibrasi adalah penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan
akomodasi.
Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kognitif ini menjadi empat
yaitu:
▪ Tahap sensorimotor (umur 0-2 tahun)
Tampak dari kegiatan motorik dan persepsinya yang
sederhana.
▪ Tahap preoperasional (umur 2-7/8 tahun)
Tampak pada penggunaan simbol atau bahasa tanda, dan
mulai berkembangnya konsep-konsep intuitif.
Tahap ini dibagi menjadi 2:
Preoperasional (umur 2-4 tahun).
Tahap intuitif (umur 4-7 atau 8 tahun).
▪ Tahap operasional konkrit (umur 7 atau 8-11 atau 12
tahun)
Anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas
dan logis, dan ditandai adanya reversible dan kekekalan.
▪ Tahap Operasional formal (umur 11/12-18 tahun).
Anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis dengan
menggunakan pola berpikir “kemungkinan”.
Jerome Bruner
Teorinya dikenal dengan free discovery learning.
proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu
konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang
dijumpai dalam kehidupannya.
Jerome Bruner menandai perkembangan kognitif manusia sebagai berikut:
Perkembangan intelektual ditandai dengan adanya kemajuan dalam
menanggapi suatu rangsangan.
Peningkatan pengetahuan tergantung pada perkembangan sistem
penyimpanan informasi secara realis.
Perkembangan intelektual meliputi perkembangan kemampuan berbicara
pada diri sendiri atau pada orang lain melalui kata-kata atau lambang
tentang apa yang telah dilakukan dan apa yang akan dilakukan. Hal ini
berhubungan dengan kepercayaan pada diri sendiri.
Interaksi secara sistematis antara pembimbing, guru atau orang tua
dengan anak diperlukan bagi perkembangan kognitifnya.
Bahasa adalah kunci perkembangan kognitif, karena bahasa merupakan
alat komunikasi antara manusia. Untuk memahami konsep-konsep yang
ada diperlukan bahasa. Bahasa diperlukan untuk mengkomunikasikan
suatu konsep kepada orang lain.
Perkembangan kognitif ditandai dengan kecakapan untuk mengemukakan
beberapa alternatif secara simultan, memilih tindakan yang tepat, dapat
memberikan prioritas yang berurutan dalam berbagai situasi.
Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap
yang ditentukan oleh caranya melihat lingkungan, yaitu; enactive, iconic,
dan symbolic.
Tahap enaktif, seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam upayanya
untuk memahami lingkungan sekitarnya. Artinya, dalam memahami dunia
sekitarnya anak menggunakan pengetahuan motorik. Misalnya, melalui
gigitan, sentuhan, pegangan, dan sebagainya.
Tahap ikonik, seseorang memahami obyek-obyek atau dunianya melalui
gambar-gambar dan visualisasi verbal. Maksudnya, dalam memahami
duniasekitarnya anak belajar melalui bentuk perumpamaan (tampil) dan
perbandingan (komparasi).
Tahap simbolik, seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau gagasan-
gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam
berbahasa dan logika.
Bruner memandang bahwa suatu konsep memiliki 5 unsur, dan seseorang
dikatakan memahami suatu konsep apabila mengetahui semua unsur dari
konsep itu, meliputi:
1) Nama,
2) Contoh-contoh baik yang positif maupun yang negatif,
3) Karakteristik, baik yang pokok maupun tidak,
4) Rentangan karakteristik, dan
5) Kaidah.
David Ausubel
Menekankan pada belajar asosiatif atau belajar menghafal.
Menurut Ausubel belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua dimensi.
Dimensi
Pertama berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran yang
disajikan pada siswa melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi
Kedua menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu
pada struktur kognitif yang telah ada yang meliputi fakta, konsep, dan
generalisasi yang telahdipelajari dan diingat oleh siswa
Gagne
Menurut Gagne belajar konsep merupakan suatu bagian dari suatu hierarki
delapan bentuk belajar, yaitu:
1) Belajar tanda sinyal (signal learning)
2) Belajar stimulus respon (stimulus response learning)
3) Belajar merangkai tingkah laku (behaviour chaining learning)
4) Belajar asosiasi verbal (verbal chaining learning)
5) Belajar diskriminasi (discrimination learning)
6) Belajar konsep (concept learning)
7) Konsep terdefinisi
8) Belajar memecahkan masalah (problem solving)
Daftar materi
yang sering
mengalami
3 1. Strategi kognitif dan metakognitif
miskonsepsi
dalam
pembelajaran