Dikutip dari (Irwan, 2017) Perilaku berasal dari kata “peri” dan “laku”. Peri berarti cara berbuat
kelakuan perbuatan, dan laku berarti perbuatan, kelakuan, cara menjalankan. . Belajar dapat
didefinisikan sebagai satu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat
pengalaman. Skinner membedakan perilaku menjadi dua, yakni perilaku yang alami (innate
behaviour), yaitu perilaku yang dibawa sejak organisme dilahirkan yang berupa refleks-refleks
dan insting-insting. Perilaku operan (operant behaviour) yaitu perilaku yang dibentuk melalui
proses belajar. Pada manusia, perilaku operan atau psikologis inilah yang dominan. Sebagian
terbesar perilaku ini merupakan perilaku yang dibentuk, perilaku yang diperoleh, perilaku yang
Domain Perilaku
Dikutip dari buku (Irwan, 2017), domain perilaku dibagi menjadi 3, yaitu pengetahuan,
1) Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk
mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi. Ada empat
yang ada dalam suatu disiplin ilmu tertentu. Pengetahuan faktual pada umumnya merupakan
Mencakup pengetahuan tentang label atau simbol tertentu baik yang bersifat verbal maupun non
verbal.
(2) Pengetahuan tentang bagian detail dan unsur-unsur (knowledge of specific details and
element)
Mencakup pengetahuan tentang kejadian, orang, waktu dan informasi lain yang sifatnya sangat
spesifik.
b) Pengetahuan Konseptual
Pengetahuan yang menunjukkan saling keterkaitan antara unsurunsur dasar dalam struktur yang
lebih besar dan semuanya berfungsi bersama - sama. Pengetahuan konseptual mencakup skema,
model pemikiran, dan teori baik yang implisit maupun eksplisit. Ada tiga macam pengetahuan
konseptual, yaitu pengetahaun tentang kelasifikasi dan kategori, pengetahuan tentang prinsip dan
c) Pengetahuan Prosedural
Pengetahuan tentang bagaimana mengerjakan sesuatu, baik yang bersifat rutin maupun yang
baru. Seringkali pengetahuan prosedural berisi langkah-langkah atau tahapan yang harus diikuti
d) Pengetahuan Metakognitif
Mencakup pengetahuan tentang kognisi secara umum dan pengetahuan tentang diri sendiri.
perkembangannya siswa menjadi semakin sadar akan pikirannya dan semakin banyak tahu
tentang kognisi, dan apabila siswa bisa mencapai hal ini maka mereka akan lebih baik lagi dalam
Menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang. Mengingat
merupakan proses kognitif yang paling rendah tingkatannya. Untuk mengkondisikan agar
“mengingat” bisa menjadi bagian belajar bermakna, tugas mengingat hendaknya selalu dikaitkan
dengan aspek pengetahuan yang lebih luas dan bukan sebagai suatu yang lepas dan terisolasi.
Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif: mengenali (recognizing) dan mengingat
(recalling).
Mengkonstruk makna atau pengertian berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, mengaitkan
informasi yang baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki, atau mengintegrasikan
pengetahuan yang baru ke dalam skema yang telah ada dalam pemikiran siswa. Karena
penyususn skema adalah konsep, maka pengetahuan konseptual merupakan dasar pemahaman.
Oleh karena itu mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural. Namun tidak
berarti bahwa kategori ini hanya sesuai untuk pengetahuan prosedural saja. Kategori
(implementing).
Menguraikan suatu permasalahan atau obyek ke unsur unsurnya dan menentukan bagaimana
saling keterkaitan antar unsur-unsur tersebut dan struktur besarnya. Ada tiga macam proses
(5) Mengevaluasi
Membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada. Ada dua macam proses
kognitif yang tercakup dalam kategori ini: memeriksa (checking) dan mengritik (critiquing).
Menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu bentuk kesatuan. Ada tiga macam proses
kognitif yang tergolong dalam kategori ini, yaitu: membuat (generating), merencanakan
wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
2) Sikap (Attitude)
Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap suatu stimulus atau objek, baik yang bersifat
intern maupun ekstern sehingga manifestasinya tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat
ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup tersbeut. Sikap secara realitas
menunjukkan adanya kesesuaian respons Pengukuran sikap dapat dilakuan secara langsung atau
tidak langsung, melalui pendapat atau pertanyaan responden terhadap suatu objek secara tidak
Menurut Notoatmodjo (2005), sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap juga merupakan kesiapan atau kesediaan
untuk bertindak dan juga merupakan pelaksanaan motif tertentu. Menurut Gerungan (2002),
sikap merupakan pendapat maupun pendangan seseorang tentang suatu objek yang mendahului
tindakannya. Sikap tidak mungkin terbentuk sebelum mendapat informasi, melihat atau
mengalami sendiri suatu objek. Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai
tingkatan, yaitu:
a) Menerima (receiving)
Diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).
b) Merespon (responding)
Memberikan jawaban bila ditanya, mengerjakan atau menyelesaikan tugas yang diberikan adalah
c) Menghargai (valuing).
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan
Tindakan adalah realisasi dari pengetahuan dan sikap suatu perbuatan nyata. Tindakan juga
merupakan respon seseorang terhadap stimilus dalam bentuk nyata atau terbuka (Notoatmodjo,
2003). Suatu rangsangan akan direspon oleh seseorang sesuai dengan arti rangsangan itu bagi
orang yang bersangkutan. Respon atau reaksi ini disebut perilaku, bentuk perilaku dapat bersifat
sederhana dan kompleks. Dalam peraturan teoritis, tingkah laku dapat dibedakan atas sikap, di
dalam sikap diartikan sebagai suatu kecenderungan potensi untuk mengadakan reaksi (tingkah
laku). Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan untuk terwujudnya sikap agar
menjadi suatu tindakan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi fasilitas yang
memungkinkan. Menurut Notoatmodjo (2005), tindakan adalah gerakan atau perbuatan dari
tubuh setelah mendapat rangsangan ataupun adaptasi dari dalam maupun luar tubuh suatu
lingkungan. Tindakan seseorang terhadap stimulus tertentu akan banyak ditentukan oleh
bagaimana kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut. Secara biologis, sikap dapat
dicerminkan dalam suatu bentuk tindakan, namun tidak pula dapat dikatakan bahwa sikap
tindakan memiliki hubungan yang sistematis. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas
dalam bentuk tindakan atau praktek (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat
oleh orang lain. Oleh karena itu disebut juga over behavior. Menurut Notoatmodjo (2005), empat
a) Persepsi (Perception)
Mengenal dan memiliki berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang diambil.
c) Mekanisme (Mechanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu
merupakan kebiasaan.
d) Adaptasi (Adaptation)
Suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan itu sudah
Perilaku kesehatan adalah tanggapan seseorang terhadap rangsangan yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan lingkungan. Respons atau reaksi
organisme dapat berbentuk pasif (respons yang masih tertutup) dan aktif (respons terbuka,
tindakan yang nyata atau practice/psychomotor). Menurut Notoatmodjo (2003), rangsangan yang
terkait dengan perilaku kesehatan terdiri dari empat unsur, yaitu sakit dan penyakit, sistem
Menurut Green dalam buku Notoatmodjo (2003), menganalisis bahwa perilaku manusia dari
tingkatan kesehatan. Tingkat kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor
pokok yakni faktor perilaku (behaviour causer) dan faktor dari luar perilaku (non behaviour
causer). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor yaitu :
1. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap,
2. Faktor-faktor pendukung (enabling factors), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia
atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan misalnya Puskesmas, obat-
3. Faktor-faktor pendorong (reinforcing factors), yang terwujud dalam sikap dan perilaku
petugas kesehatan atau petugas yang lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku
masyarakat.
Di simpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh
pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dan sebagainya dari orang atau masyarakat yang
bersangkutan. Di samping itu ketersediaan fasilitas, sikap dan perilaku para petugas kesehatan
terhadap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku. Menurut
Leavel dan Clark yang disebut pencegahan adalah segala kegiatan yang dilakukan baik langsung
maupun tidak langsung untuk mencegah suatu masalah kesehatan atau penyakit. Pencegahan
berhubungan dengan masalah kesehatan atau penyakit yang spesifik dan meliputi perilaku
Menurut Green yang dikutip oleh Notoatmodjo (2002), factor-faktor yang merupakan penyebab
perilaku menurut Green dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor predisposisi seperti
pengetahuan, sikap keyakinan, dan nilai, berkanaan dengan motivasi seseorang bertindak. Faktor
pemungkin atau faktor pendukung (enabling ) perilaku adalah fasilitas, sarana, atau prasarana
yang mendukung atau yang memfasilitasi terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat.
Terakhir faktor penguat seperti keluarga, petugas kesehatan dan lain-lain. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh
pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dan sebagainya dari orang atau masyarakat yang
bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap dan perilaku para petugas kesehatan
terhadap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku. Seperti halnya
(1) Persepsi, yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sesuai dengan tindakan yang akan
dilakukan
(2) Respons terpimpin, yaitu individu dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar sesuai
contoh.
(3) Mekanisme, individu dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sudah
menjadi kebiasaan.
(4) Adaptasi, adalah suatu tindakan yang sudah berkembang dan dimodifikasi tanpa mengurangi
kebenaran.