ABSTRAK
Makalah ini membahas permasalahan yang umum terjadi di beberapa sekolah
menengah yakni pasifnya siswa pada pembelajaran daring. Tujuan makalah ini
adalah menunjukkan solusi untuk mengatasi persoalan kurangnya keaktifan
siswa pada pembelajaran daring dengan jalan strategi, teknik, dan tindak lanjut
supervisi. Deskripsi masalah yang ditemukan pada beberapa sekolah rata-rata
hampir sama yakni kurangnya minat siswa dalam belajar, siswa kurang disiplin,
guru yang kurang melek teknologi, dan banyaknya jam belajar. Hasil telaah
permasalahan diketahui bahwa terdapat siswa pasif dalam mengikuti kegiatan
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Oleh sebab itu strategi yang dilakukan adalah
perencanaan, penyiapan instrument supervisi, perlengkapan. Teknik supervisi
yang dapat dilakukan dapat berupa perekaman pembelajaran daring atau
observasi dalam kelas. Tindak lanjut yang dipilih dapat berupa pemberian
konsultasi, pelatihan pengelolaan kelas, pendampingan dalam program
pengembangan kompetensi dan pembebasan refleksi guru.
.Kata Kunci: supervisi, guru, siswa, dan pasif
1. Kajian Teoretis
1.1 Strategi dan Teknik Supervisi Pembelajaran
Secara umum strategi ialah perencanaan yang dipersiapkan
supervisor sebelum melakukan supervisi. Strategi biasanya berupa
kiat yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan dengan
memerhatikan konteksnya. Berkaitan dengan ini supervisor harus
mempersiapkan supervisinya menyesuaikan dengan konteks
pembelajaran jarak jauh. Langkah awal untuk meningkatkan
kemampuan pedagogi bergantung pada persiapan strategi untuk
mengidentifikasi dan memfokuskan pada kelebihan dan kelemahan
pedagogi guru (Marzano, 2011: 55). Langkah awal yang bisa
diambil dalam penentuan strategi agar dapat diterapkan dalam
konteks ini adalah kelebihan dan kekurangan kegiatan belajar
mengajar jarak jauh. Bailey (2006: 108) memberikan contoh dalam
proses observasi kelas, ia menggunakan strategi menambahkan
nama beberapa siswa saat perkenalan atau memanggil nama
temannya dalam uraian bagan yang selanjutnya digunakan untuk
bahan diskusi bersama guru mengenai karakter tiap individu.
Strategi dapat diartikan sebagai kiat-kiat atau pengakalan suatu
pendekatan dan prosedur tertentu dihadapan satu pihak yang
diterapkan sesuai konteksnya. Artinya dilakukan penerapan sesuai
dengan ruang lingkupnya. Sedangkan Menurut Freeman (dalam
Bailey, 2006: 86) strategi diartikan sebagai cara untuk mencampuri
urusan guru dalam pembelajaran. Jika sudah memiliki tujuan
strategi, supervisor akan lebih mudah menerapkan dengan
menyelipkan intervensi dan pengaruh. Pencampuran tersebut
dianggap sebagai bentuk nyata kesungguhan supervisor untuk
membantu guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
Berbeda dengan Stronge (2007: 55) yang memandang strategi
dan teknik sebagai cara unik yang dilakukan guru untuk
memaksimalkan mutu pembelajaran. tidak hanya itu, penyesuaian
serta modifikasi dilakukan tanpa menghilangkan karakteristik dari
suatu pendekatan aksiomatis tertentu yang terjabar dalam
prosedur supervisi dengan pertimbangan konteks. Secara nyata
dapat dilihat dari supervisor yang menggunakan strategi
mekanistis seperti mesin yang tidak sesuai dengan peruntukkanya,
sehingga hal tersebut akan menyebabkan kekeliruan dalam
supervisi. Reeves (2004: 19) menyatakan bahwa teknik ampuh
untuk meningkatkan kemampuan siswa terletak pada ketepatan
umpan balik dan persyaratan yang konsisten untuk
mengintegrasikan ide yang kompleks dalam cara yang berbeda.
Teknik dapat dicirikan sebagai hal yang spesifik idiografik yang
berkarakteristik terikat dengan personal dan kondisional tertentu
dengan strategi yang dipilih. Jadi seorang supervisor dapat
memakai teknik yang berbeda dengan supervisor yang lain sebab
teknik dapat dipilih berdasarkan kemauan supervisor dan kondisi
di lapangan. Bailey berpandangan dari strategi untuk mengetahui
karakter siswa, Stronge berpandangan dari strategi dan teknik yang
diambil guru dalam efektivitas pembelajaran, sedangkan Reeves
mengacu pada strategi dan teknik sebagai cara untuk
memvariasikan pembelajaran. kesimpulannnya strategi ialah suatu
perencanaan yang berasal dari banyak pertimbangan, sedangakan
teknik ialah aktualisasi atau bentuk konkretisasi dari perencaan
yang dilakukan sebelumnya. Kesimpulannya strategi dan teknik
ialah suatu bentuk pemodifikasian cara pada situasi tertentu yang
nantinya dikonkretisasikan sesuai dengan situasi dan kondisi
dalam pertemuan individu atau observasi.
Sumber: Tirto.id
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa
deskripsi masalah yang ditemukan pada beberapa sekolah rata-rata
hampir sama yakni kurangnya minat siswa dalam belajar, siswa kurang
disiplin, guru yang kurang melek teknologi, dan banyaknya jam belajar.
Hasil telaah permasalahan diketahui bahwa terdapat siswa pasif dalam
mengikuti kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Oleh sebab itu strategi
yang dilakukan adalah perencanaan, penyiapan instrument supervisi,
perlengkapan. Teknik supervisi yang dapat dilakukan dapat berupa
perekaman pembelajaran daring atau observasi dalam kelas. Tindak lanjut
yang dipilih dapat berupa pemberian konsultasi, pelatihan pengelolaan
kelas, pendampingan dalam program pengembangan kompetensi dan
pembebasan refleksi guru.
Daftar Acuan
Bailey, Kathleen M. 2006. Language Teacher Supervision: A Case-Based
Approach. New York: Cambridge University Press.
Epstein, Debbie. dkk. 2005. Teaching and Supervision. London: SAGE
Publications Ltd.
Marzano, Robert J. dkk. 2011. Effective Supervision: Supporting the Art and
Science of Teaching.
Reeves, Douglas B. 2004. Accountability for Learning: How Teachers and
School Leaders Can Take Charge. Virginia: Association for Supervision
and Curriculum Development.
Stronge, James H. 2007. “Qualities of Effective Teachers”. Amerika Serikat:
ASCD