Anda di halaman 1dari 7

INOVASI DAN PENGEMBANGAN MANAJEMEN PEMBELAJARAN

BAHASA

SELECT AND ARGUE


(“Classroom Management”)

KODE MK IKB1. 92. 1029


2 SKS

DOSEN PENGAMPU
PROF. YENNI ROZIMELA, M. Ed., Ph. D

ERNA NAWIR
NIM. 20326003

JENJANG STUDI S3
PROGRAM STUDI ILMU KEGURUAN BAHASA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM

INSTRUKSI:

Dari 20 strategi yang ditawarkan pada artikel, pilih 5 yang menurut Anda paling
penting diterapkan pada siswa Sekolah Menengah Atas. Setiap poin yang dipilih
berikan alasan yang menyakinkan dan disertai contoh kasus yang menunjukkan
point penting tersebut (SELECT AND ARGUE).

Lima (5) strategi yang dipilih yang menurut saya penting diterapkan pada siswa Sekolah
Menengah Atas (SMA) adalah:

1. Let Students Help Establish Guidelines


Strategi ini melibatkan murid dalam menentukan aturan-aturan dalam kelas yang
akan diterapkan. Strategi ini juga termasuk yang paling penting karena tujuan
utama dari strategi ini untuk dapat membantu mengontol perilaku belajar dari
murid dengan meminta komitmen bersama antara guru dan murid selama proses
belajar mengajar berjalan sehingga proses pembelajaran lebih berkualitas.
Guru yang aktif akan ikut terlibat dengan memberikan penjelasan yang perlu dari
aturan-aturan atau ketentuan yang telah dibuat bersama karena hal ini akan lebih
memperkuat pemahaman murid dasar pembuatan aturan itu sehingga murid akan
merasa lebih bertanggungjawab atas input-input yang mereka berikan dalam
menyusun aturan kelas tersebut.
Contohnya aturan yang menunjukkan tidak diperbolehkannya penggunaan
handphone dengan tidak mengaktifkannya selama proses belajar berlangsung,
begitu juga sama berlaku bagi sang guru. Satu contoh aturan dapat membantu para
siswa untuk dapat selalu dan lebih focus terhadap materi yang sedang disampaikan
guru, dan begitu juga sebaliknya, guru juga menjadi lebih focus dalam
menyampaikan materi dan memastikan bahwa para siswanya memahami materi
yang telah diajarkan. Dan jika melanggar, siswa akan menjalankan konsekwensinya .
Misalnya pada kasus problem pada SMAN 1 Muara Pinang XI IPA dimana adanya
gangguan terhadap kedisplinan selama kegiatan belajar sehingga minat belajar
siswa menjadi rendah (Mirzontoni, 2016) . Ketidakdisiplinan siswa ini sering
ditandai dengan kedatangan siswa yang sering terlambat adalah salah satu contoh
pelanggaran yang sudah tidak sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Disinilah
diperlukan strategi manajemen kelas yang tepat. Salah catu contoh strateginya
adalah dengan melibatkan siswa2 yang sering melanggar aturan sekolah tersebut
untuk terlibat dalam menyusun kode etik disiplin sebagai siswa yang bisa
diterapkan kedepannya.

2. Offer Praise
Strategi ini menunjukkan pentingnya reward berupa pujian yang bisa diberikan
sang guru apabila muridnya telah menyelesaikan sebuah tugas dalam proses
belajar. Pujian ini memiliki dampak positif bagi siswa karena dapat meningkatkan
rasa percaya diri siswa sehingga bisa lebh memotivasi mereka untuk selalu belajar,
dapat menjadi inspirasi bagi siswa yang lain.
Memberikan pujian adalah satu alat yang paling sederhana akan tetapi sebagai
sarana yang sangat efektif untuk mempertahankan dan meningkatkan motivasi
belajar siswa sehingga perilaku belajar yang diharap dari siswa dapat diperoleh.
Karena menumbuhkan dan mempertahankan motivasi belajar sanat penting dalam
pencapaian tujuan pembelajaran (Amatembun, 1989; Nurhadi, 1983) Inilah
alasannya mengapa strategi ini sangat penting untuk diterapkan.
Guru yang biasa menggunakan strategi ini pada umumnya memiliki kedekatan atau
hubungan yang lebih baik dengan siswanya (Goleman, 1995).
Adanya hubungan ini juga merupakan pendekatan sosio-emosional antara baik
antara guru dengan muridnya maupun kedekatan antar murid.
Guru sebenarnya kunci dari pengembangan hubungan semacam ini. Oleh karena itu,
guru mampu mengembangkan iklim kelas yang yang baik melalui pemeliharaan
yang baik didalam kelas.
Contoh strategi dalam memenej kelas melalui pemberian pujian ini misalnya
sebagai keberlanjutan dari penerapan aturan kelas yang dibuat bersama. Pemberian
pujian dapat meningkatkan kesadaran siswa untuk lebih mematuhi aturan kelas
sehingga dampak positif akan kepatuhan akan berefek baik pada hasil belajar
mereka karena mereka akan lebih belajar dlm kondisi belajar yg lebih kondusif dan
tujuan pembelajaran tercapai.

3. Offer Different Types of Free Study Time


Strategi ini menawarkan berbagai macam aktivitas yang bisa dilakukan dalam
waktu luang yang digunakan untuk belajar untuk siswa. Strategi ini juga sangat
penting karena melihat karateristik siswa sebagai pebelajar tidak pernah bisa
disamakan, satu sama lainnya memiliki ciri atau karakter unik yang berbeda dimana
hal ini sangat mempengaruhi kesuksesan mereka dalam proses belajar. Kegiatan-
kegiatan belajar tersebut bisa dkelompokkan oleh guru baik secara individu
maupun dalam kelompok. Jadi, tujuan dari strategi ini untuk membantu
menyalurkan kebutuhan siswa yang memiliki cara belajar yang berbeda dengan
murid kebanyakan yang lainnya dalam satu kelas. Oleh karena itu sebagai guru,
harus memiiliki sifat antisipatif untuk tetap mampu menyampaikan materi belajar
kepada seluruh siswanya. Terdapat beberapa hal yang bisa dipertimbangkan oleh
guru, misalnya melalui penyedian media yang sesuai untuk siswa tersebut sesuai
dengan materi ajar dan tetap memonitor kegiatan belajar mereka atau menciptakan
satu kegiatan yang bisa memfasilitasi keberlancaran keberhasilan proses belajar
mereka baik secara individu maupun kelompok.
Strategi ini dapat memberikan kontribusi yang baik dalam melancarkan usaha guru
untuk menciptakan kondisi belajar yang kondusif untuk murid-muridnya sehingga
manajemen kelas yang baik tercipta.
Contohnya jika dalam satu kelas terdapat berbagai jenis gaya belajar yang dimiliki
oleh murid-murid yang diajar. Bagi siswa yang cenderung belajar dalam kondisi
yang lebih tenang dan sendiri tidak dapat ikut bekerja dalam mengerjakan tugas
kelompok yang diberikan oleh guru sehingga murid tersebut cenderung untuk
melakukan aktivitas lain selama proses belajar kelompok berlangsung, dan alhasil
nilai kelompoknya dikarenakan diangggap tidak memberikan kontribusi dalam
proses belajar kelompok tersebut,
Disini nampak adanya manajemen kelas yang kurang efektif karena tidak
terakomodirnya semua murid dlm penerapan strategi belajar yang dipilih oleh guru
sehingga ada hasil belajar siswa ada yg tidak maksimal.
Maka melalui salah satu strategi memenej kelas ini, guru dapat mengakomodir
kebutuhan belajar siswa yang memiliki hasil belajar yang kurang tersebut.

4. Interview Students
Strategi ini menunjukkan bahwa apa yang dibutuhkan oleh siswa sebagai pebelajar
sangat penting untuk diidentifikasi oleh guru. Jadi, harus sedetail dan sekreatif
mungkin untuk mampu memenuhi semua kebutuhan belajar tiap siswa yang
diajarnya. Inilah alasan mengapa strategi ini juga merupakan strategi yang sangat
penting dalam memenej kelas, karena pada hakikatnya pengelolaan kelas adalah
keterampilan guru dalam menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang
optimal dan mengembalikan manakala terjadi hal-hal yang dapat memgganggu
suasana pembelajaran (Sanjaya, 2008).
Melakukan wawancara terhadap siswa apabila siswa tidak dapat focus pada apa
yang disampaikan oleh guru atau secara pasif terlibat dalam proses pembelajaran.
Guru dapat menanyakan hal-hal seperti hal-hal apa yang bisa membantu siswa yang
bermasalah dalam belajar itu untuk mampu focus kepada pembelajaran, kemudian
menanyakan dengan siapa siswa tersebut dapat diajak kerjasama dalam rangka
usaha memhami materi ajar atau terlibat aktif dalam proses, kemudian strategi atau
topic seperti apa yang sekiranya menarik minat siswa tersebut untuk lebih terlibat
dlm proses pembelajaran sesuai dengan relevansi materi ajar.
Contoh kasus misalnya terdapatnya siswa yang perkembangannya terganggu
khususnya kemampuan untuk berkomunikasi dan berinteraksi. Siswa yang memiliki
latar belakang masalah perkembangan ini biasanya dikenal anak dengan masalah
autis. Jika guru menemukan masalah pada anak didik SMA yang cenderung
mengalami masalah perkembangan seperti ini, maka strategi ini akan sangat
bermanfaat dan efektif agar sang guru dapat mengelola kelasnya dengan baik.
Karena tidak tertutup kemungkinan, siswa dengan latar belakangan masalah
perkembangan semacam ini amlllkan melakukan hal-hal yang disruptif dan
repetitive dan ini akan menghambat terciptanya kondisi kelas yang kondusif.

5. Address Bad Behavior Quickly


Strategi ini dapat dikatakan sebagai strategi yang menunjukkkan konsekwensi yang
harus dilakukan seorang guru terhadap muridnya akan aturan kelas yang dilanggar
yang telah dibuat sesuai dengan kesepatan bersama.
Strategi ini sangat penting karena penanaman disiplin adalah salah satu bagian
terpenting dari manajemen kelas. Setiap siswa harus memiliki disiplin, terlebih lagi
siswa SMA. Disipilin ini bukan berarti adanya kekerasan, akan tetapi disipilin yang
berlandaskan pada kesadaran diri siswa itu sendiri bahwa belajar disipilin itu
penting (Djamarah&Bahri, 2002).
Contoh kasus misalnya perilaku yang terjadi pada siswa yang tidak mengikuti salah
satu strategi pembelajaran yang disebut moving class pada kasus yang ditunjukkan
melalui skripsi penelitian yang dilakukan oleh Wuriana (2013). Pada penelitian
tersebut, terdapat beberapa siswa yang tidak mengikuti prosedur pelaksanaan
kegiatan strategi belajar tersebut. Penerapan strategi ini telah berjalan beberapa
waktu di kelas tersebut sebelum penelitian tersebut dilakukan, kemudian tentunya
si peneliti telah infokan terlebih dahulu mengenai strategi ini dan telah ada
kesepakatan sebelumnya antara si peneliti, guru kelas tentunya dan para siswa
tersebut.
Namun kenyataannya, masih ada beberapa siswa yang tidak mengikuti kesepakatan
aturan kelas tentang pelaksanaan srategi belajar tersebut, dan hal ini perlu
dicarikan solusinya agar proses pembelajaran dengan mengaplikasikan strategi
belajar moving class bisa efektif dan efisien sehingga tujuan pembelajaran dengan
menerapkan strategi tersebut bisa tecapai.
Strategi interview the students dapat dijadikan sebagai salah strategi dalam
mengelola siswa2 yang tidak mendukung berjalannya strategi belajar tersebut
dengan menanyakan hal-hal yang menjadi kendala bagi siswa-siswa tersebut dalam
berpartipisapi menjalankan strategi belajar moving class itu.
REFERENSI

Amatembun, (1989). Manajemen Kelas Penuntun bagi Guru dan Calon Guru. Bandung: FIF
IKIP Bandung.

Djamarah&Bahri. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Mirzontoni. (2016). Implementasi Manajemen Kelas Berbasis kedisiplinan untuk Meningkatkan


Motivasi Belajar Siswa. Manajer Pendidikan, 10 (6), 554-558.

Nurhadi, M. A. (1983). Administrasi Pendidikan di Sekolah. Yogyakarta: Andi Offset

Sanjaya, W. (2005). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:


Kencana Prenada Media Group.

Wuriana (2013). Skripsi: Implementasi Manajemen Kelas dalam Meningkatkan Efektivitas


Pembelajaran Kelas X di SMK Negeri 6 Yogyakarta. Sumber: http://www.digilib.uin-
suka.ac.id/11950/1/BAB%20%20IV%2C%20DAFTAR%PUSTAKA.pdf

Anda mungkin juga menyukai