Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MATA KULIAH: ARTICLE REVIEW

“The Implementation of Contextual Teaching Learning (CTL) to Improve the Students’


Speaking Ability in Islamic Studies Course”
(MINGGU 3)

INOVASI DAN PENGEMBANGAN METODE DAN TEHNIK PEMBELAJARAN


BAHASA
(CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

KODE MK IKB1. 92. 2031


3 SKS

DOSEN PENGAMPU

Prof. Dr. Atmazaki. M. Pd


Prof. Dr. M. Zaim. M.Hum
Prof. Dr. Hermawati Syarif . M. Hum

ERNA NAWIR
NIM. 20326003

JENJANG STUDI S3
PROGRAM STUDI ILMU KEGURUAN BAHASA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM

JUDUL The Implementation of Contextual Teaching


Learning (CTL) to Improve the Students’
Speaking Ability in Islamic Studies Course
PENELITI 1. Ahmad Subhan Roza
2. Zainal Rafli
3. Aceng Rahmat
JURNAL PUBLIKASI International Journal of Applied Linguistics &
English Literature E-ISSN: 2200-3452 & P-ISSN:
2200-3592 www.ijalel.aiac.org.au
TAHUN PUBLIKASI June 2019

1. PENDAHULUAN
Penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah pembelajaran kontekstual dapat
meningkatkan kemampuan berbicara mahasiswa jurusan Bahasa Inggris yang terdapat
pada jurusan studi Islam yang terdapat pada artikel yang berjudul “The Implementation of
Contextual Teaching Learning (CTL) to improve the Students’ Speaking Ability in Islamic
Studies Course” yang dilakukan oleh para peneliti yaitu Ahmad Subhan Roza, Zainal rafli
dan Aceng rahmat. Penelitian tersebut dilakukan melalui penelitian tindakanyang terdiri
empat siklus. Strategi atau tehnik belajar dari pendekatan CTL tersebut yang diterapkan
dalam penelitian adalah Story Telling, Speech, News casting dan Drama. Hasil yang diperoleh
dari penelitian tersebut adalah bahwa CTL dapat meningkatkan kemampuan berbicara
pembelajar karena kecenderungan yang begitu antusias untuk belajar dalam kelompok dan
juga mendorong mereka untuk berpikir secara kritis dalam proses pembelajaran. Jadi, para
pembelajar mampu menghubungkan pemahaman mereka akan konsep sebuah bahasa
terutama Bahasa Inggris yang disesuaikan dengan konteks bahasa tersebut selama dalam
proses kelas berbicara yang dilakukan. Dan melalui hasil penelitian tersebut, disimpulkan
bahwa pendekatan Communicative Language Teaching dapat diterapkan sebagai salah satu
metode yang efektif dalam pembelajaran berbicara.
Penelitian yang terdapat dalam artikel ini menjadi bahan ulasan penugasan mata
kuliah yang bersangkutan kali ini dengan sub topik Communicative Language Teaching.
Berikut ulasan artikel yang ada pada penugasan laporan ulasan article kali ini.
2. DISKUSI
Tiap pembelajaran dirancang untuk mencapai tujuan tertentu dan tiap model
pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Sebelum penulis
melanjutkan inti diskusi mengenai ulasan artikel ini, penulis ingin terlebih dahulu
memaparkan kelebihan dan kelemahan model Contextual Teaching and Learning atau CTL
ini. Menurut Suejadi (2000) kelebihan dari CTL adalah:
1. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil yang berarti pembelajar dituntut untuk
dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar dengan kehidupan nyata.
2. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep pada
pembelajar karena model pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme, dimana
pembelajar dituntut untuk menemukan pengetahuannya sendiri.
3. Pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan serta terbentuk sikap kerja
sama yang baik antar individu maupun kelompok.

Sedangkan kelemahan dari model pembelajaran CTL ini adalah sebagai berikut:

1. Pengajar lebih intensif dalam membimbing, karena tugas pengajar adalah sebagai
pengelola.
2. Pengajar memberikan kesempatan kepada pembelajar untuk menemukan sendiri
konsepnya. Dengan demikian, pengajar memerlukan bimbingan dan perhatian yang
ekstra terhadap pembelajar agar tujuan pembelajar sesuai dengan harapan yang
semula.

Menurut Supratno (2008) kelebihan pembelajaran kontekstual ini adalah sebagai berikut:

1. Pemahaman pembelajar tentang suatu konsep adalah tinggi.


2. Pembelajar terlibat aktif dalam memecahkan dan memiliki keterangan berfikir yang
lebih tinggi.
3. Pengetahuan tentang materi pembelajaran tertanam berdasarkan skema yang dimiliki
pembelajar.
4. Pembelajar dapat merasakan masalah yang konteks
5. Pembelajar menjadi mandiri
6. Pencapaian ketuntasan belajar dapat diharapkan

Sedangkan kekurangan dari model pembelajaran CTL ini adalah sebagai berikut:
1. Waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan kelompok amat banyak sehingga waktu
banyak dihabiskan pada tahap awal ini.
2. Tidak semua komponen pembelajaran CTL ini dapat diterapkan pada semua subjek
3. Sulit untuk menerima paradigm bahwa pengajar sebagai mitra belajar
Bagaimanapun, kekurangan pasti akan terdapat dalam setiap model pembelajaran
termasuk CTL ini. Hal yang mendasar yang mendasari pendekatan Contextual Teaching and
Learning ini harus selalu menjadi bahan dasar pijakan setiap macam tehnik atau strategi
yang dterapkan dalam proses pembelajaran, karena proses dan hasil dari penerapan dari
model pembelajaran ini akan sangat terpengaruh oleh sejauh mana seorang pengajar
memahami hakikat atau konsep-konsep yang mendasari. Terdapat beberapa teori nyang
mendasari atau yang melandasi pendekatan model pembelajaran ini adalah sebagai berikut
(Muchsin&Saekhan, 2008):
1) Teori belajar Jerome Bruner dengan teori belajar penemuannya.
2) Teori belajar Sosial yang merupakan perluasan dari teori prilaku tradisional
(behaviristik).
3) Teori motivasi sebagai salah satu unsur penting yang diajukan oleh Slavin (Mukhusiyah,
2008).
4) Teori belajar Piaget dan Vgotsky tentang perubahan kognitif (David & Danier, 2008)
Melalui teori-teori ini, landasan dalam melaksanakan model pembelajaran kontekstual
menjadi kuat dikarenakan teori-teori tersebutlah yang membangun atau menciptakan
sebuah pendekatan, terutama pendekatan dalam pembelajaran. Kesemua teori ini banyak
menjelaskan cara dan proses belajar yang terbaik dari sisi pembelajar. Hal ini sangat
penting karena sebuah rancangan pembelajaran pasti tentunya kan memperhitungkan
kebutuhann pembelajar dan cara belajar mereka. Tujuan akhir dari pertimbangan ini semua
adalah untuk mencapai ketercapaian tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Berkaitan dengan kebutuhan pembelajar sebagai sosok manusia Abraham Maslow
dalam bukunya Motivation and Personality mengatakan manusia memiliki lima kebutuhan,
yaitu (Hefni, 2015):
1. Physiological Needs yaitu sandang, pangan, papan. Merupakan kebutuhan primer untuk
memenuhi kebutuhan primer untuk mememnuhi kebutuhan psikologis dan biologis.
2. Safety Needs yaitu kebutuhan akan keamanan jiwa dimanapun manusia berada,
kebutuhan keamanan harta, perlakuan yang adil, pension, jaminan hari tua.
3. Social Needs yaitu tampak pada kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain,
kebutuhan untuk maju dan tidak gagal, kekuatan untuk berperan serta atau
berpartisipasi.
4. Esteem Needs adalah semakin tinggi status maka semakin tinggi pula prestige yang
dimanifestasikan dalam banyak hal, yaitu tongkat komando, mobil mercy, kamar kerja
yang full AC, dan lain-lain.
5. Self Actualization tampak pada keinginan mengembangkan kapasitas mental dan
kapasitas kerja melalui on the job training, of the job training, seminar, konferensi,
pendidikan akademis, dan lain-lain.
Mengetahui jenis kebutuhan pembelajar, bagi pengajar sangatlah penting karena akan
mempengaruhi jenis atau strategi pembelajaran melalui pendekatan yang sesuai seperti apa
yang akan dipilih dan digunakan oleh pengajar dalam rancangan proses pembelajaran yang
akan dilakukannya.

3. KESIMPULAN
Maka disimpulkan pemilihan pendekatan model pembelajaran yang baik
hendaklah mempertimbangan kebutuhan belajar dari pembelajar dan harusnya
dipahami konsep-konsep dasar yang menjadi acuan untuk kelancaran penerapan
model pembelajaran ini. Dua hal ini sangat penting untuk mendasari keputusan
seorang pengajar atau guru dalam merancang segala factor yang terlibat dalam
pelaksanaan proses pembelajaran yang akan dilakukannya. Hal ini semata-mata
beujung pada usaha ketercapaian tujuan pembelajaran itu sendiri.
REFERENCES

Hakiki, M., Menrisal., & Radyuli, P. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Contextual Teaching
and Learning terhadap Hasil Belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi Siswa Kelas XII
SMA Negeri 3 Padang. Padang: Skripsi Tidak Diterbitkan.

Hefny. (2015). Manajemen Pondok Pesantren. Jurnal Pendidikan Pedagogi, 2(2):21-31.

Muchsin., & Saekhan, M. (2008). Pembelajaran Kontekstual. Semarang: Ra Sail.

Mukhusiyah. (2008). Penerapan Pendekatan Pembelajaran (CTL) pada Materi Penjumlahan.


Surabaya: Pasca Unesa.

David, R., & Danier, M. (2008). Effcetive Teaching. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Suejadi, R. (2000). Kiat Pendidikan Matematika Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal


Pendidikan Tinggi.

Supratno, H. (2008). Pendidikan dan Pelatihan Guru. Surabaya: Unesa

Anda mungkin juga menyukai