Anda di halaman 1dari 6

kkkTUGAS MATA KULIAH: ARTICLE REVIEW

“Using Video as Media Teaching in English Language Classroom: Expressing


Congratulations and Hopes”
(MINGGU 14)

INOVASI DAN PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA


(APLIKASI VIDEO DALAM PEMBELAJARAN BAHASA)

KODE MK IKB1. 92. 2030


2 SKS

DOSEN PENGAMPU

Prof. Dr. M. Zaim. M.Hum


Prof. Dr. Harris Effendi Thahar, M. Pd

ERNA NAWIR
NIM. 20326003

JENJANG STUDI S3
PROGRAM STUDI ILMU KEGURUAN BAHASA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM

JUDUL Using Video as Media Teaching in English


Language Classroom: Expressing
Congratulations and Hopes
PENULIS Kamelia
JURNAL PUBLIKASI Journal of Ultimate Research and Trends in
Education Available online at:
http://ojs.journal.unilak.ac.id/index.php/utamax
Vol. 1, No. 1, March 2019, pp. 34-38
TAHUN PUBLIKASI March 2019

1. PENDAHULUAN
Penelitian dalam artikel yang akan diulas ini memberikan bukti bahwa
efektifitas penggunaan media video bagi siswa khususnya kelas EFL yang
menunjukkan bahwa dengan menggunakan video bisa memberikan suasana santai
siswa dalam belajar bahasa Inggris. Selain itu juga dapat membuat siswa lebih aktif
dan mudah memahami materi karena video berisi gambar dan audio yang
menyebabkan siswa untuk melihat materi secara langsung. Studi terbaru ini juga
berbagi ajaran prosedur yang digunakan peneliti / guru saat melakukan pengajaran
dan kegiatan belajar di kelas yang dibagi menjadi tiga langkah, misalnya, Pra
kegiatan, kegiatan utama, dan kegiatan posting terakhir. Analisis
merekomendasikan guru, sebagai model harus memiliki perencanaan sistematis
seperti apa yang mengharuskan guru lakukan selama proses belajar mengajar untuk
menyampaikan materi dengan baik.
Selain itu, guru yang merancang pembelajaran kegiatan yang dapat membuat
siswa menjadi pembelajar yang aktif. Dalam hal ini, guru ditantang melibatkan siswa
secara aktif selama proses belajar mengajar kegiatan menggunakan video. Untuk
menggunakan video sebagai alat yang ampuh selama kegiatan belajar mengajar,
persiapan adalah salah satu cara utama untuk membuatnya lebih bermakna
sebelum menerapkan beberapa cara lain untuk mendorong siswa untuk menjadi
pembelajar aktif. Harmer (2006) menyatakan tentang beberapa teknik yang dapat
diterapkan saat menggunakan video di kelas EFL, seperti; Teknik Melihat (Maju
Cepat), Melihat Diam, Pembingkaian Pembingkaian, Penayangan Parsial) dan
Mendengarkan (dan campuran) Teknik (Gambar kurang mendengarkan, gambar
pidato). Kemudian, Çakir (2006) juga menambahkan beberapa cara lain; Tampilan
Aktif, Pembekuan, Pembingkaian dan Prediksi, Visi senyap, Suara aktif dan Vision off
Activity, Repetition and Role-Play, kegiatan reproduksi, Kegiatan Dubbing, dan
Kegiatan Tindak Lanjut.

2. DISKUSI
Pembelajaran berbasis video adalah metode yang ampuh dan efektif untuk
mempelajari konsep-konsep baru. Jika diterapkan dengan benar, solusi
pembelajaran berbasis video memiliki dampak yang tepat di benak peserta didik.
Video memiliki kekuatan untuk memikat, memikat, dan mendidik pelajar. Cuplikan
pembelajaran berbasis video yang dibuat dengan benar, yang berarti video
berukuran tepat dengan grafik, visual, dan narasi yang menarik membantu
penonton terhubung dengan baik ke subjek yang diajarkan dan mengarah pada
pengambilan keputusan yang lebih baik. Pembelajaran berbasis video dalam
pembelajaran meningkatkan retensi konsep karena daya tariknya dan pada
gilirannya meningkatkan keatifan pembelajar dalam proses belajar sehingga akan
menuai beberapa manfaat.
Pembelajaran berbasis video jika dibangun dengan hati-hati dan memiliki
elemen yang tepat seperti narasi yang menarik, elemen grafis dapat menarik
perhatian peserta didik dalam durasi waktu yang lebih lama serta dapat
menciptakan pengalaman belajar yang lebih baik. Menurut Riyana (2007) ada dua
jenis utama video, video berbasis tutor / instruktur (manusia) dan animasi. Di
bagian pertama, strategi dan skrip perlu dibuat dan diberikan kepada tutor untuk
memerankan dan merekam serta merekam video. Di sisi lain, video animasi dibuat
berdasarkan skrip dan visualisasi. Beberapa menggunakan layar hijau untuk
merekam pidato tutor dan kemudian menambahkan elemen latar belakang selama
proses pengeditan. Video menarik yang mengarah ke tindakan dan implementasi.
Saat mengembangkan video, kita harus bertanya pada diri sendiri, "akankah solusi
ini memberikan hasil pembelajaran yang lebih baik?", "Apakah video ini akan
mengarahkan penonton untuk mengambil tindakan nyata?", Atau "akankah video ini
memberdayakan pelajar untuk membuat pilihan yang lebih baik?". Penting untuk
fokus pada tindakan yang akan dilakukan peserta saat mengikuti tutorial
pembelajaran berbasis video. Fokusnya ada pada visual dan teks yang
menyampaikan pesan. Pendekatan ini membantu pelajar tampil lebih baik.
Pada artikel yang dibahas ini memfokuskan pada pembelajaran bahasa yang
memfokuskan pada ranah afektif pembelajar bahasa dengan menunjukkan
bagaimana cara mengungkapkan ekpresi ‘congratulations dan hope’ dengan
menggunakan bahasa target. Salah satu kekuatan terbesar televisi dan video adalah
kemampuannya untuk berkomunikasi dengan pemirsa pada tingkat emosional,
serta kognitif. Karena kemampuan ini untuk menjangkau emosi pemirsa, video
dapat memiliki efek positif yang kuat pada motivasi dan pembelajaran afektif. Tidak
hanya komponen pembelajaran penting ini sendiri-sendiri, tetapi mereka juga dapat
memainkan peran penting dalam menciptakan kondisi yang lebih baik
pembelajaran kognitif dapat terjadi. 7
Marshall (2002) merinci tiga teori yang menjelaskan bagaimana
pembelajaran dapat terjadi melalui video yang dipilih dengan baik "berdasarkan
kemampuan media hiburan untuk melibatkan pelajar aktifkan keadaan emosi,
mulailah minat pada suatu topik, dan biarkan penyerapan dan pemrosesan
informasi ”(hlm. 7). Teori gairah berhubungan dengan bagaimana komunikasi
pesan-pesan membangkitkan berbagai tingkat gairah emosional yang
digeneralisasikan dan bagaimana secara bersamaan perilaku dapat terpengaruh
saat seseorang berada dalam keadaan ini. Teori Gratifikasi Jangka Pendek dengan
komponen afektif dan motivasi seperti antusiasme, ketekunan dan konsentrasi.
Terakhir, Teori Stimulasi Minat menyatakan bahwa hiburan mempromosikan
belajar dan kreativitas dengan memicu minat dan imajinasi siswa tentang suatu
topik. Pesan visual multimedia diproses di bagian otak yang berbeda daripada yang
memproses pembelajaran tekstual dan linguistik, dan sistem limbik merespons
untuk gambar-gambar ini dengan memicu naluri, emosi dan impuls (Bergsma, 2002,
seperti dikutip dalam CPB, 2004). Ingatan, pada gilirannya, sangat dipengaruhi oleh
emosi, akibatnya video pendidikan memiliki kemampuan yang kuat untuk
menyampaikan pengalaman dan mempengaruhi kognitif belajar (Noble, 1983,
seperti dikutip dalam CPB, 2004).

3. KESIMPULAN

Aapapun media pembelajaran yang dipilih sebaiknya juga


mempertimbangkan segala domain atau ranah yang terdapat pada diri pebelajar.
hal ini bertujuan agar pencapaian belajar dapat diraih sesuai dengan yang telah
ditaretkan dan direncanakan. Selain ketiga domain kyang ada pada pembelajar yaitu
kognitif, afektif dan psikomotor, karateristik lain dari pembelajar juga dapat
menjadi bahan pertimbangan alternative lain misalnya gaya belajar dan latar
belakang budaya pembelajar sehingga media yang akan dikembangkan khususnya
yang berbasis video, akan menghasilkan sebah aplikasi yang lebih adaptable dan
sesuai dengan target pengguna atau pembelajar itu sendiri sesuai dengan local
wisdom yang ada disekitar mereka.
REFERENSI

Cakir, I. (2006). The Use of Video as An Audio-Visual Material in Foreign Language


Teaching Classroom. Turkish Online Journal of Educational Technology-TOJET, 5
94), 67 – 72.

Corporation for Public Broadcasting. (2004). Television goes to school: The impact of
video on student learning in formal education. Available:
http://www.cpb.org/stations/reports/tvgoestoschool/

Harmer, J. (2006). The Practice of English Language Teaching. Harlow: Longman.

Marshall, J.M. (2002). Learning with technology: Evidence that technology can, and
does, support learning. White paper prepared for Cable in the Classroom.

Riyana, C. (2007). Pedoman Pengembangan Media Video. Bandung: Universitas


Pendidikan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai