Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MATA KULIAH: ARTICLE REVIEW

“Integrating Blended Learning in the Oral Presentation Classroom”


(MINGGU 12)

INOVASI DAN PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA


(PEMILIHAN TEKNOLOGI UNTUK KELAS BAHASA)

KODE MK IKB1. 92. 2030


2 SKS

DOSEN PENGAMPU

Prof. Dr. M. Zaim. M.Hum


Prof. Dr. Harris Effendi Thahar, M. Pd

ERNA NAWIR
NIM. 20326003

JENJANG STUDI S3
PROGRAM STUDI ILMU KEGURUAN BAHASA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM

JUDUL Integrating Blended Learning in the Oral


Presentation Classroom
PENELITI 1. Siti Noraini binti Hamzah
2. Norhanim binti Abdul Samat
JURNAL PUBLIKASI JOURNAL OF CRITICAL REVIEWS
ISSN- 2394-5125 VOL 7, ISSUE 15,
2020
TAHUN PUBLIKASI Juni 2020

A. PENDAHULUAN
Artikel ini membahas penelitian tentang penerapan model
pembelajaran campuran yang biasa dikenal dengan blended learning
yang memadukan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran
melalui tatap muka. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui
efek yang ditimbulkan oleh penerapan metode pembelajaran blended
learning pada pembelajaran bahasa Inggris komunikatif yang dipelajari
sebagai bahasa kedua pada sebuah universitas di Malaysia, khususnya
pada hasil belajar. Dengan menggunakan metode eksperimental dengan
memanfaatkan MOOC (Massive Open Online Coure) yang merupakan
sebuah kursus online. Pembelajar yang dijadikan sampel pada penelitian
tersebut adalah 52 mahasiswa jurusan Politeknik pada Universitas
Teknologi Malaysia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan
penerapan blended learning melalui platform MOOC tersebut
memberikan pandangan yang positif terhadap model pembelajaran
secara keseluruhan. Dan yang dapat juga disimpulkan bahwa model
pembelajaran blended learning terbuki efektif dalam meningkatkan
kemampuan berkomunikasi pembelajar walaupun model ini idak
memberikan hasil yang signifikan elemen delivery pada saat pembelajar
melakukan presentasi oral di dalam kelas.
B. DISKUSI
Sebagai pengulas artikel ini yang ada dalam benak saya pada saat
membaca hasil penelitian dari artkel yang dipilih ini dan juga
berdasarkan pada hasil-hasil penelitian yang menunjukkan kelebihan
dari model pembelajaran blended learning ini sebagai salah model
pembelajaran yang timbul dari adanya perubahan dan kemajuan
teknologi dewasa ini, Menurut Tucker (2012) mengatakan bahwa
Blended Learning adalah penggabungan atau pemaduan pembelajaran
tatap muka yang tradisional dengan komponen-komponen yang bersifat
online yang dapat dilihat perangkat atau media pembelajaran yang
digunakan adalah media-based technology. Saya melihat pada kondisi
sekitar saya terutama pada kondisi riil dimana pembelajaran online ini
telah menjadi satu kebutuhan dan juga sekaligus menjadi tuntutan
pada aspek pendidikan khususnya. Pada kenyataannya saya melihat,
bahwa masih terdapatnya paradigma yang salah yang beranggapan
bahwa dengan meletakkan bahan ajar secara online maka telah
diterapkannya dengan baik sebuah model pembelajaran online. Karena
pada dasarnya pembelajaran secara online tidak hanya sekedar
menyediakan konten pembelajaran secara online tapi juga
mengembangkan berbagai aktifitas yang dapat dilakukan siswa untuk
meningkatkan komptensinya sesuai dengan capaian pembelajaran.

Perancangan pembelajaran model blended learning sangat tergantung


juga pada capaian yang diharapkan. Bloom taxonomy menjadi salah
satu standarisasi yang digunakan untuk menyesuaikan antara capaian

pembelajaran dan rancangan pembelajaran (Handoko & Waskito, 2018).


Dalam mengimplementasikan blended learning, taksonomi Bloom
bisamenjadi acuan dalam pengembangan bahan ajar dan aktifitas
pembelajaran. Berikut contoh penerapan taksonomi Bloom dalam
perancangan capaian pembelajaran dan aktifitas yang bisa diterapkan
pada platform blended learning.
Seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, perencanaan dan
strategi pengembangan sangat penting dalam implementasi
pembelajaran blended learning. Disain blended learning yang baik harus
memperhatikan pemilihan dan pengaturan aktifitas-aktifitas dan tugas-
tugas yang dapat memaksimalkan luaran pembelajaran dan mengatasi
kendala-kendala yang ada pada pembelajaran tatap muka. Setelah
membuat capian pembelajaran, selanjutnya Anda juga harus
menentukan alokasi waktu yang akan digunakan untuk aktifitas online
dan aktifitas tatap muka. Terdapat beberapa model yang dapat
digunakan dalam mengalokasikan aktifitas pembelajaran berbasis
blended learning. Tentunya model tersebut dikembangkan sesuai
dengan tujuan dari implementasi model blended learning itu sendiri.
Misalnya jika dosen/guru ingin berfokus pada pembelajaran online,
maka alokasi aktifitas dan tugas online diperbanyak. Begitu juga
sebaliknya, jika fokus pembelajaran adalah pembelajaran tatap muka,
maka aktifitas dan tugas online berfungsi untuk mempertajam
pemahaman siswa tentang topik yang diberikan pada saat tatap muka.

C. KESIMPULAN
Keluaran teknologi yang bermacam-macam seperti halnya dalam
bidang pendidikan yang berupa teknologi informasi dan komunikasi
yang dimanfaatkan, harus diperhatikan juga kekurangannya, sehingga
peningkatan tiap aspek dari pembelajar bisa dimaksimalkan yang tidak
hanya berfokus pada keahlian berbahasa akan tetapi keterampilan yang
lain yang pada akhirnya efektifitas penggunaan dari media-based
technology tersebut diperoleh secara maksimal.

REFERENSI

Handoko & Waskito. (2018). Blended Learning: Teori dan Penerapannya.


Padang: UNAND Press.

Heize & Procter. (2004). Reflection on the Use of Blended Learning


Education in a Changing Environment. Conference Preceedings,
Heimze, 13 -14 September 2004.

Tucker, C. R. (2012). Blended Learning in Grades 4-12. London: Corwin


Press

Anda mungkin juga menyukai