Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KAPITA SELEKTA PEMBELAJARAN

“Penerapan Model Blended Learning Dalam Pembelajaran Abad 21”

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Profesi Keguruan yang diampu oleh:

Kendid Mahmudi, S. Pd, M.PFis

Disusun Oleh:

Adinda Ratu Salsadilla (190210204003)

KELAS A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

202
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Profesi Keguruan yang
berjudul “Penerapan Model Blended Learning Dalam Pembelajaran Abad 21”. Shalawat serta
salam semoga juga tetap terlimpahkan kepada baginda tercinta yaitu Nabi Muhammad SAW
yang kita nanti-nantikan syafaatnya di akhirat nanti.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Kapita Selekta Pembelajaran. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Penulis mengucapkan terimakasih kepada
Bapak Kendid Mahmudi, S. Pd, M.PFis selaku dosen pengampu mata kuliah Kapita Selekta
Pembelajaran yang telah memberikan tugas ini, sehingga penulis dapat menambah wawasan dan
pengetahuan sesuai dengan bidang studi yang ditekuni. Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna dan banyak kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sehingga makalah ini dapat menjadi
laporan yang lebih baik lagi.

Jakarta, 21 September 2021

Adinda Ratu Salsadilla

i
DAFTAR ISI

BAB 1. PENDAHULUAN.........................................................................................................................1
1.1 latar belakang............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................2
1.3 Tujuan dan Manfaat..................................................................................................................2
BAB 2. PEMBAHASAN............................................................................................................................3
2.1 pengertian model pembelajaran blended learning..................................................................3
2.2 pembelajaran abad 21...............................................................................................................5
2.3 penggunaan Model Pembelajaran Blended Learning.............................................................6
2.4 Penerapan Model Blended Learning Pada Pembelajaran Abad 21.......................................8
BAB 3. PENUTUP.....................................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................9
3.2 Saran...........................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................11

ii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
Pada era saat ini yaitu abad ke 21 dimana penggunaan teknologi dilakukan pada
kehidupan sehari-hari termasuk dalam pendidikan. Dimana pendidikan saat ini dituntut untuk
melek terhadap teknologi yang semakin canggih. Selain itu, para siswa juga sudah merasakan
kejenuhan atau kebosanan pada pembelajaran tatap muka secara langsung dan juga tidak
efektif sehingga para siswa lebih tertarik dalam memanfaatkan teknologi yang ada untuk
proses pembelajaran yaitu dengan e-learning. Dimana e-learning sendiri merupakan
penggunaan computer dan teknologi yang disertai oleh pembelajaran inovatif dalam rangka
memberikan pengetahuan dan kemampuan para siswa untuk lebih mencari pengetahuan baru
dan juga memperoleh keterampilan baru.
Pendidikan merupakan aspek penting dalam menghadapi perkembangan zaman
yang penuh dengan tantangan dan perubahan. Melalui Pendidikan diharapkan membentuk
peserta didik sebagai generasi penerus bangsa yang memiliki karakter yang kreatif, inovatif,
komunikatif, dan terampil. Dalam proses pembelajaran untuk mengembangkan kreativitas
peserta didik, kemampuan berpikir kritis peserta didik merupakan salah satu hal yang sangat
penting karena dengan berpikir kritis peserta didik dapat menggunakan potensi akal secara
maksimal untuk memecahkan suatu permasalahan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-
hari (Rahmadani, 2019).
Pembelajaran blended learning merupakan program pendidikan formal yang
memungkinkan siswa belajar (paling tidak sebagian) melalui konten dan petunjuk yang
disampaikan secara daring (online) dengan kendali mandiri terhadap waktu, tempat, urutan,
maupun kecepatan belajar (Staker, 2012). Lebih lanjut, John Merrow (2012) menyatakan
“blended learning is some mix of traditional classroom instraction (which in itself varies
considerably) and instraction mediated by technology”. Dengan kata lain, pembelajaran
Blended learning merupakan perpaduan pembelajaran kelas tradisional dengan pembelajaran
berbasis teknologi (modern).
Pembelajaran abad ke 21 bisa menggunakan model pembelajaran blended
learning dikarenakan model tersebut dapat dilakukan online maupun offline/tatap muka
secara langsung. Dimana abad ke 21 lebih ditekankan kepada teknologi yang semakin
canggih, sehingga dalam model blended learning menggunakan teknologi ataupun internet

1
dalam pembelajarannya yaitu dengan menggunakan WhatssApp group ataupun zoom
meeting yang dimana guru dapat melakukan pembelajaran dengan mengirimkan video,
maupun audio.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran blended learning?
2. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran abad 21?
3. Mengapa model pembelajaran blended learning yang digunakan?
4. Bagaimana Penerapan Model Blended Learning dalam pembelajaran abad 21?

1.3 Tujuan dan Manfaat


1. Untuk mengetahui pengertian dari model pembelajaran blended learning
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan pembelajaran abad 21
3. Untuk mengetahui alasan penggunaan model pembelajaran blended learning
4. Untuk mengetahui penerapan model blended learning dalam pembelajaran abad 21

2
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 pengertian model pembelajaran blended learning


Model pembelajaran Blended Learning pada saat ini ramai dibicarakan karena
perubahan kelas yang membosankan dan juga teknologi yang semakin canggih, dimana
pendidikan pun dituntut untuk terus mengikuti perkembangan zaman yang ada. Selain itu,
dengan kondisi pada saat ini yaitu adanya pandemic Covid 19 yang mengharuskan
seluruh kegiatan baik pekerjaan maupun pendidikan dilakukan secara online atau work
from home.
Para pakar pendidikan menggunakan model pembelajaran blended learning
sebagai salah satu program dalam memperbaiki pendidikan di Indonesia dikarenakan era
pandemic covid-19 yang belum reda maka model pembelajaran blended learning dapat
digunakan dalam pembelajaran sekolah ataupun kuliah dengan menggabungkan konsep
antara tatap muka dengan menggunakan platform media online seperti WhatsApp group,
zoom meeting, google meet, dan aplikasi media online lainnya. Model pembelajaran
blended learning ini juga hal yang baik untuk mengatasi masalah pembelajaran yang
terkendala oleh jarak dan tempat, karena ketika seorang guru dan siswa yang tidak berada
di sekolah disebabkan oleh jarak dan juga tempat maka penggunaan media online sangat
diperlukan untuk berinteraksi ataupun melangsungkan sebuah pembelajaran. Guru juga
dapat memberikan materi dalam bentuk video, audio, maupun audio visual dalam media
online tersebut, sehingga pembelajaran akan tetap berjalan atau berlangsung sesuai
dengan waktunya walaupun tidak berada di sekolah.
Menurut Semler (2014:11) bahwa blended learning adalah menggabungkan
keunggulan e-learning, keunggulan face-to-face, dan praktiknya. Sedangkan menurut
Moebs dan Weibelzahl (2014:12) bahwa blended learning sebagai gabungan online dan
face-to-face pada kegiatan pembelajaran. Kemudian menurut Graham (2014:127) bahwa
blended learning yang adalah pembelajaran yang menggabungkan dengan media
pembelajaran, pembelajaran yang menggabungkan model-model pembelajaran dan teori-
teori pembelajaran, dan pembelajaran yang menggabungkan pembelajaran tatap
muka (face-to-face)dengan pembelajaran online.

3
Berdasarkan pengertian blended learning dari beberapa ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran blended learning adalah pembelajaran dengan
menggabungkan antara pembelajaran online dan juga pembelajaran offline. Dimana
pembelajaran online sendiri dapat menggunakan media online yang telah tersedia dan
juga melakukan pembelajaran tatap muka (face to face) sehingga pembelajaran tetap
berlangsung dan berjalan dengan maksimal.
Menurut Catlin R.Tucker (2012) dalam Blended Learning secara umum terdapat 6 model,
yaitu:
1. Face-to-Face Driver Model
Melibatkan siswa tidak hanya sekedar tatap muka di ruang kelas atau
laboratorium, melainkan melibatkan siswa dalam kegiatan di luar kelas dengan
mengintegrasikan teknologi web secara online.
2. Rotation Model
Mengintegrasikan pembelajaran online sambil bertatap muka di dalam kelas
dengan pengawasan guru atau pendidik.
3. Flex Model
Memanfaatkan media internet dalam penyampai pembelajaran kepada peserta.
Dalam hal ini peserta dapat membentuk kelompok diskusi.
4. Online Lap Model
Pembelajaran yang berlangsung di dalam ruang laboratorium computer dengan
semua materi pembelajaran di sediakan secara softcopy, di mana para peserta
berinteraksi dengan guru secara online. Dalam hal ini guru dibantu oleh pengawas
agar disiplin dalam belajar tetap terjaga.
5. Self Blend Model
Dalam hal ini peserta mengikuti kursus online, hal ini sebagai pelengkap kelas
tradisional yang dilakukan tidak mesti di dalam ruang kelas akan tetapi bisa di luar
kelas.
6. Online Driver Model
Merupakan pembelajaran secara online, di mana dalam hal ini seorang guru bisa
mengupload materi pembelajaran di internet, sehingga peserta dapat

4
mendownload/mengunduhnya dari jarak jauh agar peserta bisa belajar mandiri di luar
kelas dan dilanjutkan dengan tatap muka berdasarkan waktu yang telah disepakati.

2.2 pembelajaran abad 21


Dalam berkembangnya teknologi yang semakin canggih, khususnya pada era 21
ini menyebabkan pembelajaran tatap muka (face to face) semakin mengalami penurunan
daya tarik dikarenakan para siswa yang semakin bosan dengan pembelajarannya.
Sebagian siswa merasa bahwa pembelajaran tatap muka langsung ini tidak efektif
sehingga para siswa lebih tertarik dalam memanfaatkan teknologi yang ada untuk proses
pembelajaran yaitu dengan e-learning. Dimana e-learning sendiri merupakan penggunaan
computer dan teknologi yang disertai oleh pembelajaran inovatif dalam rangka
memberikan pengetahuan dan kemampuan para siswa untuk lebih mencari pengetahuan
baru dan juga memperoleh keterampilan baru.
Menurut Pujiriyanto (2019), Bishop mengemukakan orientasi-orientasi
pembelajaran abad 21 dalam bentuk berbagai keterampilan abad 21 yang penting
dikuasai peserta didik untuk menjadi warga negara dan insan yang kreatif produktif di
abad 21. Keterampilan abad 21 menjadi orientasi pembelajaran di Indonesia, antara lain
sebagai berikut:
1. Berpikir kritis dan penyelesaian masalah (critical thinking and problem solving).
Berpikir kritis merupakan keterampilan yang diperlukan para siswa untuk
menghadapi kompleksitas dari permasalahan yang besar. Para siswa perlu dibiasakan
untuk berpikir analitis, membandingkan berbagai kondisi, dan menarik kesimpulan
untuk dapat menyelesaikan masalah yang telah diberikan sehingga siswa dapat
menentukan sendiri pemecahan masalah yang ada
2. Kreatifitas dan inovasi (creativity and innovation).
Kreatifitas dan inovasi merupakan kunci pertumbuhan bagi negara berkembang.
Kurikulum 2013 memiliki tujuan mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi yang beriman, produktif, kreatif, inovatif dan
afektif yang nantinya tidak mudah menyerah dan dapat mengembangkan suatu
gagasan baru dalam setiap aspeknya.
3. Pemahaman lintas budaya (cross-cultural understanding).

5
Keragaman budaya di Indonesia sangat penting dipahami oleh para siswa selain
pengenalan keragaman budaya lintas negara. Para siswa harus memiliki sikap
toleransi dan mengakui eksistensi dan keunikan dari setiap suku dan daerah yang ada
di Indonesia sehingga nantinya diharapkan tidak terjadi diskriminasi antara teman
yang memiliki perbedaan suku dan daerahnya masing-masing.
4. Komunikasi, literasi informasi dan media (media literacy, information, and
communication skill).
Keterampilan komunikasi dimaksudkan agar peserta didik dapat menjalin
hubungan dan menyampaikan gagasan dengan baik secara lisan, tulisan maupun non
verbal. Literasi informasi dimaksudkan agar peserta didik dapat mempergunakan
informasi secara efektif yakni memahami kapan informasi diperlukan, bagaimana
cara mengidentifikasi, bagaimana cara menentukan kredibilitas dan kualitas
informasi. Literasi media dimaksudkan agar peserta didik mampu memahami,
menganalisis, dan adanya dekonstruksi pencitraan media, ada kesadaran cara media
dibuat dan diakses sehingga tidak menelan mentah-mentah berita dari media.
5. Komputer dan literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (computing and ICT
literacy)
Literasi TIK mengandung kemampuan untuk memformulasikan pengetahuan,
mengekpresikan diri secara kreatif dan tepat, serta menciptakan dan menghasilkan
informasi bukan sekedar memahami informasi.
6. Karir dan kehidupan (life and career skill)
Peserta didik akan berkarya dan berkarir di masyarakat dimana dunia kerja
memerlukan orang-orang yang mandiri, suka mengambil inisiatif, pandai mengelola
waktu, dan berjiwa kepemimpinan.

2.3 penggunaan Model Pembelajaran Blended Learning


Menurut Noer dalam Husamah (2014) bahwa pembelajaran online mempunyai
kendala interaksi langsung antara peserta didik dengan pengajar bagaimanapun pengajar
perlu feedback dari peserta didik dan peserta didik juga butuh feedback dari
pengajar. Alasan mengapa pembelajaran online kurang memuaskan karena para siswa
juga butuh berinteraksi langsung dengan pengajar. Walaupun pembelajaran online

6
dilengkapi dengan pengembangan video conference dan webchat siswa dengan siswa
dan juga siswa dengan guru. Sehingga Blended learning merupakan solusi dari
kelemahan-kelemahan pembelajaran online karena menggabungkan antara pembelajaran
online dan juga pembelajaran offline/tatap muka secara langsung.
Menurut Suastika (2015) implikasi globalisasi dalam dunia pendidikan setidaknya
membawa pendidikan Indonesia kedalam 4 (empat) prinsip, yaitu:
1. liberalisasi (kebebasan).
2. Privatisasi(kepemilikan personal).
3. Komersialisasi (perdagangan).
4. Standarisasi (pengelompokkan).
Pada era saat ini juga lebih menggunakan teknologi yang semakin canggih,
bahkan dapat digunakan untuk melakukan sebuah pembelajaran. Teknologi dalam
pembelajaran secara konseptual telah terbukti memberikan kontribusi pada kegiatan
belajar dalam bentuk
pengetahuan pemecahan masalah belajar, penyediaan tenaga profesi yang dapat
membangkitkan pebelajar untuk belajar, aneka sumber belajar, dan keperluan informasi
terbaru yang dapat diakses secara cepat (Susila: 2015, 4).
Berbagai penelitian mengatakan bahwa blended learning lebih efektif
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional dengan sistem tatap muka maupun
dengan sistem e-learning atau
pembelajaran online. Tingkat efektifitas tersebut ditunjang dengan kelebihan yang
dimiliki oleh pembelajaran dengan sistem pembauran (blended learning), sebagai berikut:
1. Penyampaian pembelajaran dapat dilaksanakan kapan saja dan dimana saja dengan
memanfaatkan sistem jaringan internet.
2. Para siswa memiliki keleluasan untuk mempelajari materi atau bahan ajar secara
mandiri dengan memanfaatkan bahan ajar yang tersimpan secara online.
3. Kegiatan diskusi berlangsung secara online/offline dan berlangsung diluar jam
pelajaran, kegiatan diskusi berlangsung baik antara para siswa dengan guru maupun
antara antar siswa itu sendiri.
4. Pengajar dapat mengelola dan mengontrol pembelajaran yang dilakukan siswa diluar
jam pelajaran peserta didik.

7
5. Pengajar dapat meminta kepada para siswa untuk mengkaji materi pelajaran sebelum
pembelajaran tatap muka berlangsung dengan menyiapkan tugastugas pendukung.
6. Target pencapaian materi-materi ajar dapat dicapai sesuai dengan target yang
ditetapkan.
7. Pembelajaran menjadi lebih leluasa dan tidak kaku.

2.4 Penerapan Model Blended Learning Pada Pembelajaran Abad 21


Pada model pembelajaran abad ke 21 bukanlah suatu hal yang baru. Dalam
kurikulum 2013 para siswa dikondisikan dalam suasana pembelajaran yang dapat
mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah, kreativitas dan
inovasi, kolaborasi, dan komunikasi. Keempat keterampilan ini merupakan keterampilan
abad ke-21 yang dimana para siswa juga perlu menguasai pengetahuan konten dan sikap
ilmiah, memiliki literasi informasi, literasi media, dan literasi teknologi informasi dan
komunikasi.
Pembelajaran abad ke 21 bisa menggunakan model pembelajaran blended
learning dikarenakan model tersebut dapat dilakukan online maupun offline/tatap muka
secara langsung. Dimana abad ke 21 lebih ditekankan kepada teknologi yang semakin
canggih, sehingga dalam model blended learning menggunakan teknologi ataupun
internet dalam pembelajarannya yaitu dengan menggunakan WhatssApp group ataupun
zoom meeting yang diman guru dapat melakukan pembelajaran dengan mengirimkan
video, maupun audio.
Penerapan blended learning pada proses pembelajaran akan membantu siswa
untuk mengakomodasi gaya belajar mereka masing-masing (Surahman dan
Surjono2017). Para siswa yang memiliki gaya belajar visual dan audio akan diberikan
kesempatan memperoleh ilmu yang tidak hanya didapatkan pada saat pembelajaran di
kelas secara tatap muka dengan guru, akan tetapi mereka dapat memperoleh ilmu saat
berada di luar kelas secara online baik melalui internet maupun berkomunikasi dengan
guru melalui WhatssApp. Kemudian untuk siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik
akan dapat memperoleh ilmu pula saat pembelajaran di kelas secara tatap muka (face-
to-face). Oleh karena itu, menerapkan blended learning untuk strategi pengorganisasian
pengajaran, penyampaian pengajaran, dan kualitas pengajaran sangat membantu guru

8
untuk meningkatkan daya tarik pembelajaran di era 21 ini dengan para siswa yang
telah siap berkompetisi untuk dapat hidup di era digital.
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bahwa pembelajaran abad 21 ini sangat penting dalam memperhatikan teknologi.
Dalam berkembangnya teknologi yang semakin canggih, khususnya pada era 21 ini
menyebabkan pembelajaran tatap muka (face to face) semakin mengalami penurunan
daya tarik dikarenakan para siswa yang semakin bosan dengan pembelajarannya.
Sebagian siswa merasa bahwa pembelajaran tatap muka langsung ini tidak efektif
sehingga para siswa lebih tertarik dalam memanfaatkan teknologi yang ada untuk proses
pembelajaran yaitu dengan e-learning. Dimana e-learning sendiri merupakan penggunaan
computer dan teknologi yang disertai oleh pembelajaran inovatif dalam rangka
memberikan pengetahuan dan kemampuan para siswa untuk lebih mencari pengetahuan
baru dan juga memperoleh keterampilan baru.
Sehingga model pembelajaran blended learning sebagai salah satu program dalam
memperbaiki pendidikan di Indonesia dikarenakan era pandemic covid-19 yang belum
reda maka model pembelajaran blended learning dapat digunakan dalam pembelajaran
sekolah ataupun kuliah dengan menggabungkan konsep antara tatap muka dengan
menggunakan platform media online seperti WhatsApp group, zoom meeting, google
meet, dan aplikasi media online lainnya. Model pembelajaran blended learning ini juga
hal yang baik untuk mengatasi masalah pembelajaran yang terkendala oleh jarak dan
tempat, karena ketika seorang guru dan siswa yang tidak berada di sekolah disebabkan
oleh jarak dan juga tempat maka penggunaan media online sangat diperlukan untuk
berinteraksi ataupun melangsungkan sebuah pembelajaran. Guru juga dapat memberikan
materi dalam bentuk video, audio, maupun audio visual dalam media online tersebut,
sehingga pembelajaran akan tetap berjalan atau berlangsung sesuai dengan waktunya
walaupun tidak berada di sekolah.

3.2 Saran

9
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai kalangan,
yaitu untuk pihak sekolah bisa digunakan sebagai pertimbangan evaluasi dalam
peningkatan pembelajaran pada abad 21. Untuk pembaca diharapkan dapat menjadi
inspirasi dan bisa menambah wawasan terkait model pembelajaran blended learning.

10
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Ahmad Kholiqul. 2017. Kajian Konseptual Model Pembelajaran Blended Learning

berbasis Web untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Motivasi Belajar. Jurnal Pendidikan

Edutama, Vol 4, No 2, Hal 59.

Wardani, Deklara Nandiya., Anselmus. J. E, dan Agus Wedi. 2018. Daya Tarik Pembelajaran di

Era 21 Dengan Blended Learning. JKTP Volume 1, Nomor 1, hal 14.

Arissandi, Nopi. 2020. Analisis Model Problem Based Learning dalam Pembelajaran Abad 21

dari Segi Karakteristik Peserta Didik. SHEs: Conference Series 3 (4) (2020) 800 – 804

Widiara, I Ketut. 2018. Blended Learning Sebagai Alternatif Pembelajaran di Era Digital.

Purwadita, Vol 2, No.2.

Redhana, I Wayan. 2019. Mengembangkan Keterampilan Abad Ke-21 Dalam Pembelajaran

Kimia. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 13, No 1, Hal 2239 – 2253

Husamah, Pembelajaran Bauran (Blended Learning), (Jakarta :prestasi Pustaka Publisher, 2014),

13.

Abdullah, Walib. 2018. Model Blended Learning Dalam Meningkatkan Efektifitas

Pembelajaran. Jurnal Pendidikan dan Manajemen Islam Volume 7, Nomor 1.

11

Anda mungkin juga menyukai