Disusun Oleh:
2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT, saya panjatkan puja dan puji syukur atas
rahmat, nikmat dah hidayahnya sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini
dengan baik. Saya ucapkan terima kasih kepada diri sendiri yang sudah
menyelesaikan penelitian ini dan tidak lupa kepada Ibu Dr. Hj. Tatu Hilaliyah, M.
Pd.yang telah memberikan arahan sekait dengan penyusunan penelitian ini.
Peneliti
BAB I
PENDAHULUAN
KAJIAN TEORITIK
1. Hasil Belajar
Pengertian hasil belajar secara umum adalah sesuatu yang dicapai
atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal
tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan
dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada
diri indivdu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan, kecakapan
dasar dan perubahan tingkah laku secara kuantitatif.Hasil belajar juga dapat
didefinisikan sebagai prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dalam proses
kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan
pembentukan tingkah laku seseorang dalam sebuah sistem pendidikan
tertentu.
Menurut Blom (2009) hasil belajar mencakup kemampuan kognitf,
afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge
(pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan,
meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan,
menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan,
membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain efektif
adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respons),
valuing (nilai), organitation (organisasi), characterization (karakterisasi).
Sedangkan domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan
rountinized serta keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial,
dan intelektual
Menurut Sudjana (2004) Pengertian hasil belajar menurut Sudjana
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajarnya. Menurut W. Winkel (1989) Definisi hasil belajar
adalah keberhasilan yang dicapai oleh siswa, yakni prestasi belajar siswa di
sekolah yang mewujudkan dalam bentuk angka.
Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar siswa juga dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya
adalah faktor internal dan faktor eksternal. Berikut merupakan penjelasan
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa.
1) Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar yang mempengaruhi hasil belajar. Faktor internal ini
meliputi faktor jasmaniah dan faktor psikologis pada diri masing-
masing siswa.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu yang turut
mempengaruhi hasil belajar. Faktor eksternal ini meliputi faktor
keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.
2. Materi
Keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan sangat tergantung
pada keberhasilan guru merancang materi pembelajaran. Materi
Pembelajaran pada hakekatnya merupakan bagian tak terpisahkan dari
Silabus, yakni perencanaan, prediksi dan proyeksi tentang apa yang akan
dilakukan pada saat Kegiatan Pembelajaran. Secara garis besar dapat
dikemukakan bahwa Materi pembelajaran (instructional materials) adalah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik
dalam rangka memenuhi standarkompetensi yang ditetapkan.
Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari
keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan
pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai dengan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh peserta
didik. Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran
hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar
kompetensi dan kompetensi dasar, serta tercapainya indikator .
Materi pembelajaran dipilih seoptimal mungkin untuk membantu
peserta didik dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan pemilihan materi
pembelajaran adalah jenis, cakupan, urutan, dan perlakuan (treatment)
terhadap materi pembelajaran tersebut. Agar guru dapat membuat persiapan
yang berdaya guna dan berhasil guna, dituntut memahami berbagai aspek
yang berkaitan dengan pengembangan materi pembelajaran, baik berkaitan
dengan hakikat, fungsi, prinsip, maupun prosedur pengembangan materi
serta mengukur efektivitas persiapan tersebut.
Jenis-Jenis Materi Pembelajara
Jenis-jenis materi pembelajaran dapat diklasifikasi sebagai berikut :
1) Fakta yaitu segala hal yang bewujud kenyataan dan kebenaran, meliputi
nama -nama objek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama
orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya.
Contoh dalam mata pelajaran Sejarah: Peristiwa sekitar Proklamasi 17
Agustus 1945 dan pembentukan Pemerintahan Indonesia.
2) Konsep yaitu segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang
bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri
khusus, hakikat, inti /isi dan sebagainya. Contoh, dalam mata pelajaran
Biologi: Hutan hujan tropis di Indonesia sebagai sumber plasma nutfah,
Usaha-usaha pelestarian keanekargaman hayati Indonesia secara in-situ
dan ex-situ, dsb.
3) Prinsip yaitu berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi
terpenting, meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma,
teorema, serta hubungan antarkonsep yang menggambarkan implikasi
sebab akibat. Contoh, dalam mata pelajaran Fisika: Hukum Newton
tentang gerak, Hukum 1 Newton, Hukum 2 Newton, Hukum 3 Newton,
Gesekan Statis dan Gesekan Kinetis, dsb.
4) Prosedur merupakan langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam
mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem. Contoh, dalam
mata pelajaran TIK: Langkah-langkah mengakses internet, trik dan
strategi penggunaan Web Browser dan Search Engine, dsb.
5) Sikap atau Nilai merupakan hasil belajar aspek sikap, misalnya nilai
kejujuran, kasih sayang, tolongmenolong, semangat dan minat belajar
dan bekerja, dsb. Contoh, dalam mata pelajaran Geografi: Pemanfaatan
lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan, yaitu pengertian
lingkungan, komponen ekosistem, lingkungan hidup sebagai
sumberdaya, pembangunan berkelanjutan
Prinsip-Prinsip Pengembangan Materi
1. Perbandingan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata
perbandingan adalah perbedaan (selisih) kesamaan. Perbandingan adalah
membandingkan dua nilai atau lebih dari suatu besaran yang sejenis dan
dinyatakan dengan cara yang sederhana.
2. Efektivitas
Efektivitas adalah serapan dari bahasa Inggris “effective” yang
artinya berhasil dengan baik. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
menjelaskan, efektivitas adalah wujud dari keefektifan. Secara umum,
pengertian efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan tingkat
keberhasilan atau pencapaian suatu tujuan yang diukur dengan kualitas,
kuantitas, dan waktu, sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya.
3. Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan
bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu
dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan
sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran
adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Salah satu pengertian pembelajararan dikemukakan oleh Gagne
(1977) yaitu pembelajaran adalah seperangkat peristiwa -peristiwa eksternal
yang dirancang untuk mendukung beberapa proses belajar yang bersifat
internal. Lebih lanjut, Gagne (1985) mengemukakan teorinya lebih lengkap
dengan mengatakan bahwa pembelajaran dimaksudkan untuk menghasilkan
belajar, situasi eksternal harus dirancang sedemikian rupa untuk
mengaktifkan, mendukung, dan mempertahankan proses internal yang
terdapat dalam setiap peristiwa belajar. Jadi pembelajaran merupakan
aktivitas yang paling utama. Hal ini berarti bahwa keberhasilan suatu
individu dalam pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada
bagaimana pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.
4. Pembelajaran Sinkronus
Pembelajaran sinkron terjadi langsung, dalam waktu nyata. Guru
dan siswa dapat berbicara satu sama lain melalui media online. Ini tidak
dapat terjadi di mana pun dan pada waktu tertentu karena semua harus hadir
pada saat interaksi berlangsung. Metode ini paling mendekati pengalaman
kelas tradisional.
Ada beberapa metode yang memungkinkan pembelajaran sinkron,
seperti konferensi video, obrolan langsung, atau streaming langsung.
Contoh alat yang dapat digunakan adalah Zoom. semua dapat menonton
melalui tautan, melihat satu sama lain melalui webcam dan berbagi atau
mengambil alih layar.
Kelebihan Pembelajaran Sinkronus
1) Interaktif: guru dan siswa dapat melakukan diskusi aktif dan masukan
langsung secara pribadi, berdasarkan kecepatan belajar siswa.
2) Motivasi: Saat bersama guru dan siswa, maka siswa terdorong untuk
bekerja dengan cara yang lebih fokus dan produktif.
Kekurangan Pembelajaran Sinkronus
1) Satu kerangka waktu: Karena pembelajaran sinkron mengharuskan
semua orang untuk mendengarkan pada waktu yang sama, seluruh kelas
harus online pada waktu yang sama.
2) Persyaratan teknis: Untuk mendapatkan pengalaman belajar sinkronis
yang sukses, guru dan siswa harus memiliki koneksi Internet yang tepat
dan baterai yang telah diisi. Ini berarti semua harus berada di rumah,
terhubung ke WiFi. Jika sedang dalam perjalanan, ini mungkin menjadi
masalah.
5. Pembelajaran Ansinkronus)
Pembelajaran asinkron merupakan metode pembelajaran yang tidak terjadi
secara langsung dan tidak interaktif. Itu bisa terjadi kapan pun, di mana pun.
Ada banyak cara untuk menyediakan pembelajaran asinkron. Contohnya
termasuk video online, modul pelajaran mandiri, dan artikel atau makalah
yang diposting. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, MIT
menyediakan banyak kursus online. Ini adalah contoh sempurna dari konten
pembelajaran asinkron.
Kelebihan Pembelajaran Asinkronus
1) Fleksibilitas: guru dan siswa dapat mengakses konten kapan pun dan di
mana pun. tidak perlu berada di ruangan yang tenang dengan kondisi
yang sempurna.
2) Belajar dengan kemampuan siswa sendiri
3) Banyak sekali pilihan: Ada banyak sekali pilihan konten di luar sana.
Jika ingin mengetahui lebih banyak tentang topik tertentu, cukup
telusuri web untuk mendapatkan jawabannya.
Kekurangan Pembelajaran Asinkronus
1) Impersonal: Meskipun pembelajaran asinkron memiliki banyak
keuntungan, ia tidak memiliki sentuhan personal yang dibutuhkan
banyak siswa. Ini kurang kolaboratif, memotivasi, dan siswa tidak dapat
langsung menerima umpan balik.
2) Membutuhkan disiplin: siswa jauh lebih mudah untuk menyerah dalam
belajar jika tidak ada yang membimbing.
Perbedaan utama antara pembelajaran sinkron dan asinkron adalah bahwa
yang pertama bersifat langsung dan interaktif sedangkan yang kedua tidak.
Kedua metode ini berharga dalam hal pendidikan online.
Pembelajaran Pembelajaran
Sinkronus (X1) Asinkronus (X2)
METODOLOGI PENELITIAN
a. Tempat Penelitian
b. Waktu Penelitian
Desan penelitian komperatif pada dasarnya adalah terdapat dua veriabel bebas
dan variabel terikat. Variabel bebas (X1 dan X2) dalam penelitian ini adalah
pembelajaran sinkronus dan pembelajaran asinkronus, sedangkan variabel
terikat adalah (Y) hasil pembelajaran pada materi Menyusun teks prosedur.
Pembelajaran Sinkronus
(X1)
Hasil Pembelajaran
Pada Materi Menyusun
Pembelajaran Asinkronus Teks Prosedur (Y)
(X2)
• Pembelajaran
Sinkronus
• Pembelajaran
Asinkronus
TEMUAN HASIL ANALISIS
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah sekelompok subjek atau data dengan karakteristik tertentu.
Dalam populasi dijelaskan secara spesifik tentang siapa atau golongan mana
yang menjadi sasaran penelitian tersebut. Jadi, populasi yaitu keseluruhan
sasaran yang seharusnya diteliti dan pada populasi ini hasil penelitian ini
diberlakukan. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA N
1 Kota Jambi
2. Sampling Penelitian
Sampling adalah Teknik pengambilan sampel dalam metode tertentu.
Teknik pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik
simple random sampling. Teknik simple random sampling menurut karliger
(2006: 188) adalah metode penarikan dari sebuah populasi atau semesta
dengan cara tertentu sehingga setiap anggota populasi atau semesta tadi
memiliki peluang yang sama untuk terpilih atau terambil. Jadi setiap
anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk menjadi sempel.
Cara menentukan siapa saja yang bisa menjadi sempel adalah dilakukan
dengan cara acak tanpa ada stratifikasi, kluster atau teknis secara sistematis.
2) Test
Tes yaitu pertanyaan atau Latihan yang digunakan untuk mengukur hasil
belajar pada materi menyusun teks prosedur siswa kelas XI SMA N 1 Kota
Jambi. Tes yang digunakan adalah jenis tes subjektif. Berikut teks kisi-kisi
yang akan digunakan sebagai salah satu instrument dalam penelitian ini.
Keterangan :
Rpbi = validitas item yang dicari
Mp = rerata skor tester yang menjawab benar
Mt = rerata skor total
St = standar deviasi
P = rerata siswa yang menjawab benar
q = rerata siswa yang menjawab salah
Hasil dari penggunaan rumus biserial kemudian ditafsirkan ke
dalam (rtabel) untuk mengetahui valid atau tidaknya item dengan taraf
signifikan 95% dan derajat kebebasan (dk) n-1. Jika hasil yang diperoleh
rhitung lebih besar dari rtabel berarti soal tersebut dikatakan valid.
Sebaliknya, jika hasil yang diperoleh rhitung lebih kecil dari rtabel,
berarti soal tersebut dikatakan tidak valid.
2) Reliabilitas
Reabilitas sama dengan konsistensi atau keajekan. Instrumen yang
reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa untuk mengukur
obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,
2010:173). Reliabilitas tes dalam penelitian dapat ditentukan dengan
teknik belah dua (split half method) jika diujikan satu kali dan jumlah
item genap. Rumus yang digunakan adalah rumus product moment dan
Spearman-Brown :
𝑁∑𝑋𝑌 − (∑𝑋)(∑𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑁∑𝑋 2 − (∑𝑋)2 } {𝑁∑𝑌 2 − (∑𝑌)2 }
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X = skor ganjil
Y = skor genap
N = jumlah subjek penelitian
ΣX = jumlah perkalian X dan Y
ΣX2 = jumlah kuadrat dari X
ΣY2 = jumlah kuadrat dari X