Disusun oleh :
HENDRI WIJAYA (19011034)
AZMIL UMUR (19011035)
MUHAMMAD ERZAN ANGGI P (19011036)
RILO WAHYU AL-HAIDAR (19011037)
MUHAJIR (19011038)
ZUR MAYANGSARI (19011039)
TINTO TRI HARMOKO (19011040)
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan tepat waktu.
Makalah ini berjudul “ Tiga Model Pembelajran IPA Terpadu” yang berisikan
tentang pengertian dari masing-masing model, tujuan, kelebihan, kekurangan, dan
contoh dari masing-masing mdel.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Kesimpulan 16
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi
siswa. Melalui pembelajaran terpadu ini siswa dapat memperoleh pengalaman langsung
hal-hal yang dipelajarinya. Siswa akan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai
terhadap kebermaknaan belajar bagi para siswa sekolah dasar. Bermakna disini
memberikan arti bahwa, pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami
konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang
menghubungkan antar konsep dalam intra maupun antar mata pelajaran. Dalam
pembelajaranterpadu.
Untuk itu, dalam makalah ini akan dijelaskan apa saja yang perlu dipelajari
bermakna bagi peserta didik.Selain itu, perlu dipelajari pula mengenai model-model dari
pembelajaran terpadu, sehingga guru dapat memilih model yang tepat pada saat
tertuang disetiap mata pelajaran mempunyai keterkaitan konsep yang dipelajari oleh
siswa.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
6. Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas ktifitas yang sudah
dijalankan.
Peran guru dalam pembelajaran berbasis proyek ini adalah sebagai fasilitaor,
pelatih, penasehat dan perantara untuk menghasilkan hasil yang optimal sesuai dengan
daya imaginasi, kreasi dan inovasi dari siswa.
Discovery Learning memiliki prinsip yang sama dengan inquiry dan problem
solving . tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah tersebut, pada Discovery
Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya
tidak diketahui. Perbedaanya dengan Discovery ialah bahwa pada discovery masalah
yang dihadapka kepada siswa adalah masalah yang direkayasa oleh guru, sedangkan
pada inquiry masalahnya bukan hasil rekayasa, sehingga siswa harus mengerahkan
seluruh pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan didalam
masalah itu melalui proses penelitian, sedangkan problem solving lebih memberikan
tekanan pada kemampuan menyelesaikan masalah. Akan tetapi, prinsip belajar yang
nampak jelas dalam Discovery Learning adalah materi atau bahan pelajaran yang akan
disampaikan dalam bentuk final akan tetapi siswa sebagai peserta didik didorong untuk
mengidentifikasi apa yang ingin dikatahui yang kemudian dilanjutkan dengan mencari
informasi sendiri selanjutnya mengorganisasi atau membentuk apa yang mereka ketahi
dan yang mereka pahami dalam suatu bentuk akhir.
Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam
menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain :
d. Memonitor Peserta Didik dan Kemajuan Proyek (Monitor the student and
the progress of the project)
Pada akhir proses pembelajaran, pengajara dan peserta didik melakukan refleksi
terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan
baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk
mengungkapkan perasaan dan pengalamannya ketike menyelesaikan proyek. Pengajarar
dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama
proses pembelajaran, sehingga pada kahitnya ditemukan suatu temuan baru untuk
menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
6) Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok.
2) Belajara akan semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik
berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan.
2) Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh
karena menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer.
1) Metode ini menimbilkan asumsi bahwa ada kesipan pikiran untuk belajar.
Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami keslutian abstrak atau
berfikir dengan mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang
tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi.
Setelah itu tugas guru adalah meransang peserta didik untuk berpikir kritis
dalam memecahkan masalah yang ada. Tugas guru adalah mengarahkan peserta didik
untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan pendapat yang berbeda dari
mereka.
Penugasan yang diberikan oleh guru memberikan kesempatan bagi peserta didik
untuk belajar diluar kelas. Peserta didik diharapkan dapat memperoleh pengalaman
langsung tentang apa yang sedang dipelajari. Pengalaman belajar merupakan aktivitas
belajar yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka mencapai penguasaan standar
kompetensi, kemampuan dasar dan materi pembelajaran.
Tahapan-Tahapan Model PBL
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kami sebagai penyusun sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan karena
kami memiliki kekurangan dan keterbatasan yang tidak dapat dipungkiri, untuk itu kami
harapkan kritik dan saran yang membangun dari dosen pengampu dan para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA