Anda di halaman 1dari 21

MODEL PEMBELAJARAN

(COOPERATIVE ELEARNING,STEM,STEAM,PROBLEM BASED


ELEARNING)

Dosen Pembimbing : An-nisa Apriani, S.Pd.,M.Pd.

Disusun oleh :

1. Aida Fitri Puspitasari (221300289)

2. Dira Ayu Actaviana (221300287)

3. Tazkiyatun Nafsi (221300286)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ALMA ATA

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah tentang Model
Pembelajaran dengan lancer tanpa hambatan suatu apapun, serta dapat
menyelesaikannya dengan waktu yang telah di tentukan.

Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini, sehingga dapat diselesaikan
dengan baik. Ucapan terima kasih tersebut penyusun sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. dr. H. Hamam Hadi, Ms.,Sc.D.,Sp.GK selaku Rektor


Universitas Alma Ata.
2. Ibu An-nisa Apriani, S.Pd.,M.Pd., selaku Dosen Pengampu Mata
Kuliah Perencanaan pembelajaran.
3. Teman-teman Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Alma Ata Yogyakarta angkatan 2022.
4. Semua pihak yang turut membantu baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam kelancaran pembuatan makalah yang tidak
dapat penyusun sebutkan satu per satu.

Kami menyadari akan segala kekurangan pada penulisan riset ini. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala kritik dan saran demi kesempurnaan
penulisan riset yang akan datang. Kami berharap riset ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.Aamiin ya Rabbal ‘Alamin.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. 2

DAFTAR ISI ................................................................................................. 3

BAB I : PENDAHULUAN .......................................................................... 4

1.1 Latar Belakang.................................................................................. 4

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………… 5

1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………....5

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................6

A. Model Pembelajaran Cooperative Elearning .....................................6

B. Model Pembelajaran STEM………….…………………….............. .9

C. Model Pembelajaran STEAM………………………………………13

D. Problem Based Elearning…………………………………………...17

BAB III

PENUTUP………………………………………………….........….............20

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................21

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Model pembelajaran terdiri dari dua kata yaitu model dan pembelajaran.
Model adalah rencana, representasi, atau deskripsi yang menjelaskan suatu
objek, sistem, atau konsep, yang seringkali berupa penyederhanaan atau
idealisasi. Bentuknya dapat berupa model fisik (maket, bentuk prototipe),
model citra (gambar rancangan, citra komputer), atau rumusan matematis,
Menurut KBBI model adalah pola (contoh, acuan, ragam,
dan sebagainya) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan. Menurut
penjelasan di atas, model adalah pola untuk menjelaskan suatu objek,
system atau konsep, guna member kemudahan transformasi pemahaman.
Jika model pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan untuk
memberi kemudahan proses transformasi pembelajaran.
Dengan model pembelajaran kita bisa mencapai sebagian besar
tujuan dan sasaran sekolah. Model pembelajarn diciptakan untuk
membantu siswa memperoleh informasi, gagasan, keterampilan, nilai, cara
berpikir dan cara untuk mengekspresikan diri mereka, cara belajarnya,
sehingga siswa memiliki kemampuan untuk belajar lebih mudah dan
efektif. Setiap model pembelajaran memiliki alasan mengapa suatu model
diciptakan. Model yang dipilih dilakukan , setelah disempurnakan melalui
ujicoba di kelas, sehingga bisa digunakandengan nyaman dan efisien,
melalui kajian teori dan praktik lapangan.Model pembelajaran yang akan
kami bahas adalah cooperative elearning,stem,steam,dan problem based
elearning.

4
1.2 Rumusan Masalah

1.Mengidentifikasi mengenai model pembelajaran cooperative elearning


2.Mengidentifikasi mengenai model pembelajaran STEM
3.Mengidentifikasi mengenai model pembelajaran STEAM
4.Mengidentifikasi mengenai model pembelajaran Problem based elearning

1.3 Tujuan
1. Memberikan penjelasan kepada para pembaca apa itu model pembelajaran
2. Agar pembaca mampu mengetahui dan memahami tentang cooperative
elearning.
3. Agar pembaca mampu mengetahui dan memahami tentang STEM
4. Agar pembaca mampu mengetahui dan memahami tentang STEAM
5. Agar pembaca mampu mengetahui dan memahami tentang problem based
elearning.

5
BAB II

PEMBAHASAN

Model pembelajaran merupakan bagian penting dalam perencanaan dan


penyampaian instruksional. Model digunakan guna membantu memperjelas
prosedur pada saat guru mengajar, untuk menciptakan hubungan serta keadaan
keseluruhan dari apa yang didesain dalam pembelajaran.Didalam model
pembelajaran terdapat beber apa model yang dapat digunakan yaitu model
pembelajaran cooperative elearning,STEM,STEAM,dan problem based elearning.

A. MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE ELEARNING

Cooperative learning adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja


mengembangkan interaksi yang saling asuh antara siswa untuk
menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat
menimbulkan permusuhan. Model pembelajaran ini akan membekali
kemandirian, kreatif serta keterlibatan lasing siswa dalam proses
pembelajaran. Kooperatif berasal dari kata cooperative yang artinya
mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu
sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim.

6
Ciri – Ciri Model Pembelajaran Kooperatif :
Menurut Stahl (dalam Tukiran Taniredja, dkk, 2011:55) ciri – ciri model
pembelajaran kooperatif adalah:
1. Belajar bersama dengan teman
2. Selama proses belajar terjadi tatap muka antar teman
3. Saling mendengarkan pendapat di antara anggota kelompok
4. Belajar dari teman sendiri dalam berkelompok
5. Belajar dalam kelompok kecil
6. Produktif berbicara atau saling mengemukakan pendapat
7. Keputusan tergantung pada siswa sendiri
8. Siswa aktif

Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif

Unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut


(Lungdren, 1994) :

1. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau


berenang bersama.”
2. Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau
peserta didik lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab
terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi.
3. Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab di antara para
anggota kelompok.
4. Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut
berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.

Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Menurut Slavin (dalam Tukiran Taniredja, dkk, 2011:55) tujuan


pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok tradisional yang
menerapkan sistem kompetisi, di mana keberhasilan individu

7
diorientasikan pada kegagalan orang lain. Sedangkan tujuan dari
pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi di mana keberhasilan
individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya.

Nurhadi (2003) memandang bahwa pembelajaran kooperatif secara sadar


menciptakan interaksi yang silih asah, sehingga sumber belajar peserta
didik bukan hanya guru dan buku ajar, tetapi juga sesama peserta didik.

Menurut Depdiknas (dalam Tukiran Taniredja, dkk, 2011:55) Model


Pembelajaran Kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan
pembelajaran penting yaitu:

Meningkatkan hasil akademik, dengan meningkatkan kinerja siswa dalam


tugas – tugas akademiknya. Siswa yang lebih mampu akan menjadi
narasumber bagi siswa yang kurang mampu, yang memiliki orientasi dan
bahasa yang sama.

Memberi peluang agar siswa dapat menerima teman – temannya yang


mempunyai berbagai perbedaan latar belajar. Perbedaan itu tersebut
antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik dan tingkat
sosial.

Mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan sosial siswa


yang dimaksud antara lain, berbagi tugas, aktif bertanya, mengemukakan
pendapat dan lain sebagainya.

8
B. MODEL PEMBELAJARAN STEM

Pendidikan dasar adalah pendidikan yang bertujuan untuk


mengembangkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan
yang terarah, terencana, dan berkesinambungan. Di sekolah dasar
diberikan konsep pengetahuan yang diselaraskan dengan tingkat usia
siswa. Pada jenjang Sekolah Dasar, peserta didik belajar berbagai hal
yang dapat mengembangkan tiga ranah kompetensi yaitu kognitif,
afektif, dan psikomotor. Peserta didik dibimbing dan diarahkan
untuk menemukan dan memahami konsep, menemukan dan
mengembangkan potensi, bersikap dan bersosialisasi dengan
lingkungannya. Berbagai hal yang harus dipelajari peserta didik
terkandung dalam beberapa mata pelajaran yang ada. Sekolah Dasar
dalam proses belajar mengajar memerlukan media pembelajaran yang
konkret berguna untuk membantu pendidik dalam proses penyampaian
materi pelajaran agar peserta didik memperoleh pesan yang
disampaikan pendidik, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

9
STEM merupakan singkatan dari Science, Technology,
Engineering dan Mathematic. STEM ini memungkinkan peserta
didik untuk mempelajari konsep akademik secara tepat dengan
menerapkan empat disiplin ilmu yang berbeda. Dengan
megintegrasikan empat disiplin ilmu ini, diharapkan kemampuan 4C:
(1) Critical Thinking and Problem Solving; (2) Creativity and Innovation;
(3) Communication; and (4) Collaboration
Pembelajaran STEM ini sangatlah dini untuk para guru Sekolah Dasar,
masih banyaknya atau minimnya pengetahuan mengenai STEM
ini. Pembelajaran STEM beberapa tahun terakhir ini telah banyak
diterapkan di beberapa negara maju seperti Finlandia yang notabene
mendidik siswa menjadi produktif (Musnindar, 2018). Namun di
Indonesia, untuk pembelajaran STEM masih kurang dikenali oleh
guru khususnya guru SD (Bunyamin, 2016). Konsep dari STEM ini
adalah menerapkan pembelajaran terintegrasi tematik model dengn
pendekatan ilmiah. Pembelajaran STEM ini sangat cocok untuk
diterapkan di SD karena sesuai dengan kurikulum merdeka.

Tujuan dan karakteristik kurikulum merdeka yang dipakai saat


ini selaras dengan pembelajaran STEM yang mulai dikenal.
Pembelajaran STEM ini mengarahkan peserta didik untuk dapat
mengembangkan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu,
kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan
psikomotorik. Selain itu STEM juga mampu membuat pembelajaran
ini dikemas dengan tujuan dan karakteristik kurikulum merdengan
melibatkan peserta didik dalam pembelajaran serta mengintegrasikan
beberapa pengetahuan.

a.) Kelebihan STEM


1) Menumbuhkan pemahaman tentang hubungan antara prinsip, konsep,
dan keahlian suatu disiplin ilmu tertentu.

10
2) Membangkitkan rasa ingin tahu siswa dan mengaktifkan imajinasi
kreatif dan berpikir kritis.
3) Membantu siswa untuk memahami dan bereksperimen dengan proses
ilmiah.
4) Mendorong kolaborasi pemecahan masalah dan salingketergantungan
dalam kerja kelompok
5)Membangun pengetahuan aktif dan ingatan melalui pembelajaran
mandiri
6) Mengembangkan hubungan antara berpikir, bertindak dan belajar
7) Mengembangkan kemampuan siswa untuk menerapkan ilmu yang telah
dipelajarinya.

b.)Kekurangan STEM
1) Membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan masalah.
2) Siswa yang lemah dalam eksperimen dan pengumpulan informasi akan
mengalami kesulitan.
3) Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja
kelompok.
4) Jika topik setiap kelompok berbeda, siswa mungkin tidak dapat
memahami topik secara keseluruhan.

c.) Penerapan STEM di sekolah dasar

Penerapan pembelajaran berbasis STEM akan lebih memotivasi peserta


didik untuk berprestasi dan memperoleh nilai terbaik serta dapat memotivasi
peserta didik untuk lebih aktif dalam diskusi. Penerapan pembelajaran
berbasis STEM akan lebih memotivasi peserta didik untuk berprestasi dan
memperoleh nilai terbaik serta dapat memotivasi peserta didik untuk lebih
aktif dalam diskusi. Penerapan Pembelajaran Berbasis STEM untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPA pengalaman belajar yang berorientasi pada
pengembangan keterampilan berpikir kritis.penerapan Pembelajaran
Berbasis STEM dapat meningkatkan hasil belajar IPA peserta. Dipilihnya

11
pembelajaran berbasis STEM karena untuk memecahkan masalah secara
sistematis, diperlukan krativitas dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmiah.
Hal tersebut hanya dapat dipecahkan jika kita dapat mengubah pola pikir
kita sesuai dengan perkembangan keterampilan abad 21 dengan membuat
suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun
pendidik menikmati proses pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis penerapan pembelajaran berbasis STEM.Contoh penerapanya
adalah:

Salah satu materi yang diajarkan di sekolah dasar adalah energi dan
perubahannya. Energi merupakan kemampuan atau usaha untuk melakukan
kerja, seperti untuk menggerakkan sepeda motor, untuk memanaskan dan
mendinginkan ruangan, menjalankan komputer dan sebagainya. Matahari
merupakan salah satu contoh sumber energi terbesar di bumi, sangat banyak
manfaat dari matahari misalnya untuk pertumbuhan tanaman dan proses
siklus air. Begitu juga energi yang terdapat dalam makanan yang kita
konsumsi alam sehari-hari bisa menghasilkan energi bagi tubuh untuk
melakukan pekerjaan seperti memasak, berjalan, olahraga, belajar dan saat
tidurpun manusia membutuhkan energi.

12
d.) Langkah langkah pembelajaran STEM

(1). mengajukan pertanyaan dan mejelaskan masalah;


(2) mengembangkan dan menggunakan model;
(3) merancang dan melaksanaan penelitian,
(4) menginterpretasi dan menganalisis data;
(5) menggunakan pemikiran matematika dan komputasi,
(6) membuat evaluasi
(7) mengomunikasikan dan merefleksi.

C. MODEL PEMBELAJARAN STEAM

1. Pengertian steam
Seiring dengan perkembangan dan kebutuhan pada zaman sekarang,
pendekatan STEM berkembang menjadi STEAM dengan menambahakan
aspek arts atau seni di dalamnya. Denganpembelajaran STEAM
diharapkan peserta didik dapat lebih mudah memahami konsep yang
akan disampaikan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
serta dapat menggali potensi yang ada dalam dirinya.
Steam adalah pendekatan pembelajaran guna mengembangkan
keterampilan abad-21. Pembelajaran berbasis STEAM adalah sebuah
pendekatan pembelajaran yang menekankan pada hubungan pengetahuan

13
dan keterampilan science, technology, engineering. Art. Dan
mathematics (STEAM) untuk mengatasi masalah.
Science Technology Engineering Art Mathematics (STEAM)
merupakan pendekatan dalam proses pembelajaran yang
mengombinasikan sains, teknologi, teknik, matematik, dan seni dalam
proses pembelajaran. Adapun kelima disiplin ilmu dari STEAM.
Diantaranya:
 SCIENCE: Menguasai teknologi pengetahuan.
 TECHNOLOGY: Kemampuan menerapkan pengetahuan dan teknlogi
dalam kehidupan praktis.
 ENGINEERING: Kemampuan menerapkan penegtahuan dan teknologi
dalam kehidupan praktis
 ARTS: Mengolah atau menyajikannya dalam bentuk dan rupa lain yang
menarik dan indah.
 MATHEMATICS: Cakap dalam berhitung dan pengetahuan sejenis.
2. Tujuan STEAM

Tujuan pembelajaran berbasis STEAM adalah agar pemahaman dan


pengetahuan peserta didik mengenai science, technology, engineering,
art, dan mathematics dapat meningkat, sehingga pemahaman tersebut
dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dan membuat suatu
keputusan untuk kemajuan manusia.
Selain meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis, kreatif,
dan berkomunikasi, pembelajaran STEAM juga memiliki tujuan yang
lain, yaitu:
 Membiasakan siswa menyelesaikan masalah dengan cara yang kreatif.
 Membantu mempersiapkan generasi selanjutnya dalam menghadapi
perkembangan zaman.
 Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan siswa terhadap science,
technology, engineering, art, dan mathematics.

14
 Mendorong siswa agar dapat berpikir lebih luas, mendalam, dan tajam
terhadap permasalahan yang terjadi di kehidupan nyata.

3. Langkah Penerapan STEAM


Bagi calon guru kita perlu memahami terlebih dahulu langkah-langkah
model pembelajaran STEAM sehingga apabila sarana dan prasarana
sekolah sudah tersedia, kita sebagai guru dapat dengan mudah
menerapkan pembelajaran STEAM di kelas dan tidak kesulitan dikelas.
Adapun langkah-langkah penerapan pembelajaran STEAM di kelas
adalah sebagai berikut.

1. Ask (Menemukan masalah dan solusi)


Langkah pertama penerapan pembelajaran STEAM di kelas adalah
siswa harus mampu menemukan masalah dan solusi. Untuk menemukan
masalah, siswa harus mampu mengidentifikasi permasalahan atau
kebutuhan di lingkungan sekitarnya.
Setelah menemukan permasalahan, siswa harus menetapkan kriteria
dan batasan yang akan digunakan untuk merancang solusi yang tepat
sebagai upaya mengatasi permasalahan tersebut.

2. Image (Membayangkan produk)


Langkah selanjutnya adalah image atau membayangkan produk.
Dalam langkah ini, siswa dapat membayangkan produk yang dapat
digunakan untuk mengatasi permasalahan atau kebutuhan yang sudah
ditemukan sebelumnya.
Untuk merancang atau menciptakan produk tersebut dapat dilakukan
secara berkelompok. Dengan begitu, mereka bisa saling berdiskusi dan
mencurahkan ide atau gagasan yang dimiliki. Misalnya, bagaimana
desain produknya, cara kerja produk tersebut, dan cara membuatnya.

3. Plan (Perencanaan produk)

15
Setelah membayangkan produk, pada langkah ini siswa sudah
dapat mewujudkan produk yang akan digunakan sebagai solusi dari
permasalahan yang sudah diidentifikasi sebelumnya. Siswa dapat
menuangkan wujud dari produk tersebut dalam bentuk sketsa atau
gambar yang lengkap, mulai dari bentuk, ukuran, label, hingga bahan-
bahan yang dibutuhkan untuk mewujudkan produk tersebut secara
nyata.

4. Create dan improve (Membuat dan melakukan uji coba produk)

Langkah terakhir, siswa dapat membuat produk yang sudah


direncanakan sebelumnya. Jika sudah selesai, lakukan uji coba produk
apakah sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan atau belum. Jika
ternyata ditemukan kekurangan pada produk, siswa dapat melakukan
perbaikan dan penyempurnaan produk hingga sesuai dengan standar
yang ditetapkan.

4. Contoh Pembelajaran STEAM

Berikut ini merupakan contoh penerapan model pembelajaran STEAM:

 Contoh pada pelajaran Biologi.


Bu Fitri merupakan seorang guru Biologi. Saat ini, pelajaran Biologi
yang diajarkan oleh Bu Fitri memasuki materi tentang Pencemaran
Lingkungan, khususnya pencemaran pada tanah.
Bu Fitri ingin menerapkan model pembelajaran STEAM pada
pembelajaran kali ini. Untuk mengarahkan siswa agar dapat
menemukan permasalahan di lingkungan sekitar, Bu Fitri memberikan
pertanyaan pemantik, seperti apa saja kegiatan yang dapat mencemari
tanah?
Setelah diberikan pertanyaan pemantik, siswa mulai berdiskusi
mengenai kegiatannya yang dapat mencemari tanah hingga mengurangi
kesuburan tanah. Salah satunya adalah penggunaan zat kimia, seperti
pestisida dan pupuk kimia secara berlebihan.

16
Setelah menemukan masalah, Bu Fitri mengarahkan siswa untuk
berdiskusi mengenai solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Selanjutnya, siswa diminta untuk menggambarkan produk yang akan
digunakan sebagai solusi dari masalah pencemaran tanah. Misalnya,
dengan menambahkan pupuk kompos.
Siswa menuliskan apa saja bahan-bahan yang digunakan untuk
membuat pupuk kompos dan bagaimana cara mengaplikasikannya ke
tanah agar kembali subur.
Setelah itu, siswa dapat membuat dan melakukan uji coba terhadap
efektivitas pupuk kompos dalam mengatasi pencemaran tanah akibat
penggunaan pupuk kimia dan pestisida secara berlebihan.
Di tahap akhirnya, Bu Fitri meminta siswa untuk mempresentasikan
produk yang diciptakan siswa, yakni pupuk kompos dalam mengatasi
ketidaksuburan tanah, mulai dari bahan yang digunakan untuk membuat
pupuk kompos, cara menggunakannya, hingga cara kerjanya.

D.) PROBLEM BASED LEARNING

Problem Based Learning (PBL) adalah kepentingan pendidikan tingkat


tinggi (Sherwood,2004) mengacu pada pendekatan pembelajaran yang
berfokus pada proses pemecahan masalah dengan yang peserta didik
memperoleh pengetahuan yang diperlukan. PPL adalah metode
pembelajaran dimana Siswa belajar dengan inspirasi, pemikiran kelompok,
dan menggunakan informasi terkait. Untuk mencoba memecahkan

17
masalah Baik yang nyata maupun hipotesis, siswa dilatih untuk
mensintesis pengetahuan dan keterampilan sebelum mereka
menerapkannya ke masalah ( Kuan-nien, Lin & Chang, 2011).
PBL juga bermanfaat untuk mempersiapkan para pemimpin sekolah untuk
berkontribusi terhadap kemampuan berfikir analitis dan
strategis(Schechter, 2011). Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu
pendekatan untuk penataan kurikulum yang melibatkan menghadapi siswa
dengan masalah dari praktek yang memberikan stimulus untuk belajar
model ini mendorong siswa untuk menggunakan pengalaman masa lalu
untuk memecahkan masalah yang dihadapi (Werth, 2009).
Sintaks atau langkah kerja model problem Based Learning dalam
pembelajaran mengikuti tahapan sebagai berikut
1. Orientasi peserta didik pada masalah.
Menyajikan masalah yang menarik.
2. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar.
Guru memberikan instruksi agar siswa secara kolaboratif menyusun
strategi pemecahan masalahnya.
3. Pembimbing penyelidikan individu maupun kelompok.
Guru memonitor dan memastikan solusi setiap kelompok dapat
memecahkan masalah.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
Kelompok mempresentasikan gagasan penyelesaian masalahnya.
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Barangkali kelompok, siswa lain dan guru mengevaluasi gagasannya.
Kelebihan model Problem Based Learning
- Pembelajaran berpusat pada peserta didik.
- Mengembangkan pengendalian diri peserta didik
- Memungkinkan peserta didik mempelajari peristiwa secara multidimensi
dan mendalam.
- Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah.
- Mendorong peserta didik mempelajari materi dan konsep baru ketika
memecahkan masalah.
- Mengembangkan keterampilan berpikir ilmiah tingkat tinggi.

18
Tujuan model Problem Based Learning untuk peserta didik terutama anak
SD :

1. Dapat membantu siswa mengembangkan ketrampilan berfikir


dalam mengatasi masalah.
2. Mengajak siswa untuk dewasa dan menjadi pelajar yang mandiri.
3. Memberikan arahan kepada siswa pentingnya kolaborasi dan kerja
dalam tim.

19
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Pada Makalah ini dapat di simpulkan bahwa di dalam sebuah pembelajaran
atau proses pembelajaran itu memiliki beberapa model pembelajaran yang
dapat kita gunakan khususnya yaitu model pembelajaran cooperatif learning,
STEM, STEAM, dan problem based learning. Masing-masing model memiliki
ciri khas dan juga definisi yang berbeda. Seperti halnya untuk model
pembelajaran cooperatif learning ini adalah pembelajaran yang dikerjakan
secara bersama-sama untuk meningkatkan kreativitas dan kolaborasi antar
siswa. Model pembelajaran kooperative learning ini juga memiliki unsur-unsur,
ciri-ciri dan tujuan yang sangat mempengaruhi tingkat belajar siswa. Adapun
model pembelajaran STEM adalah model pembelajaran yang menganut Sains,
Technology, Engineering, Mathematic. Pembelajaran STEM ini mengarahkan
peserta didik untuk dapat mengembangkan sikap spiritual dan sosial,
kreativitas tanda rasa ingin tahu dan sikap psikomotorik. Tentu saja
pembelajaran STEM ini juga memiliki kelebihan dan juga kekurangan yang
dapat mempengaruhi proses belajar. Selanjutnya ada model pembelajaram
STEAM yaitu model pembelajaran yang menganut Sains, Technology,
Engineering, Arts, Mathematic. Sama halnya dengan STEM bedanya STEAM
ini memiliki tambahan di bidang arts yang mana membantu siswa mengolah
dan menyajikannya dalam bentuk rupa atau bentuk sebagai keindahannya.
Model pembelajaran STEAM ini juga memiliki langkah-langkah yang dapat
diterapkan atau diajarkan oleh guru kepada peserta didik. Selanjutnya ada
model pembelajaran problem based learning yaitu pembelajaran yang mengacu
kepada sebuah masalah atau cara menyelesaikan sebuah masalah. Model
pembelajaran problem Based Learning ini juga membantu siswa untuk menjadi
siswa yang lebih mandiri dan pandai dalam menyelesaikan masalah
menggunakan cara-cara ilmiah.

B.) Saran
Makalah ini disusun secara kerjasama dan saling bertukar pendapat dari
kelompok kami.Apabila masih banyak kekurangan kami mohon maaf, Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan banyak manfaat bagi penulis maupun
pembaca.Kritik dan saran dari pembaca sangat kami butuhkan untuk
menyelesaikan kesempurnaan makalah kedepanya.

20
DAFTAR PUSTAKA

Estriyanto, Yuyun. (2020). MENANAMKAN KONSEP PEMBELAJARAN


BERBASIS STEAM (SCIENCE, TECHOLOGY, ENGINEERING, ART, AND
MATHEMATHICS) PADA GURU-GURU SEKOLAH DASAR DI PACITAN.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Kejuruan (JIPTEK), vol. 13 No.2, 2020. Diakses
27 Februari 2023, dari ReSearchGate.
Juniardi, Wilman. (2023). Pembelajaran STEAM: Pengertian, Tujuan, dan
Contoh Penerapannya.
Sukmana, R. W. (2017). Pendekatan Science, Technology, Engineering and
Mathematics (STEM) sebagai Alternatif dalam Mengembangkan Minat Belajar
Peserta Didik. Pendas: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, II, 191–199.
Musnidar, L. (2018). Pengaruh Penerapan Pembelajaran Stem ( Science ,
Technology , Engineering , Mathematics ) Terhadap Keterampilan Creatif
Problem Solving Dan Komunikasi Siswa. Prosiding SEMNAS MIPA IV, 174–
179.
Sherwood, A.L (2004). Problem-Based Learning In Management Education :
A Framework for Designing Context. Management Education ,28(5), 536-557.
Werth, E. P. (2009). Student Perception of Learning Through A Problem-
Based LearningExercise: An Exploratory Study. Policing: An International
Journal of Police Strategies & Management , 32(1), 21-37.

21

Anda mungkin juga menyukai