Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

INOVASI PEMBELAJARAN

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL TAI (Team Assisted Individualization)

Dosen Pengampu : Ariestika Damayanti, S.Pd. M.Pd

Kelas 4i

Disusun Oleh Kelompok 6:

Mega Rensi Wijayanti (13120377)

Arif Yuliadi (13120373)

Rizqi Manshuroh (13120388)

Risky Yulianti (13120400)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI SEMARANG

2015

1
PRAKATA

Alhamdulillah kami telah menyelesaikan sebuah makalah yang sederhana ini.


Makalah yang berkaitan dengan model pembelejaran TAI yang digunakan dalam proses
belajar mengajar. Terima kasih kami sampaikan kepada Allah SWT yang telah memberikan
kesempatan kepada kami dalam menulis makalah ini, kami selaku pembuat makalah ini
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan penulisan makalah
kami selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca terima kasih atas perhatiannya.

Semarang, 17 April 2015

penyusun

2
DAFTAR ISI

PRAKATA...........................................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I

PENDAHULUAN .........................................................................................1

A. Latarbelakang................................................................................1
B. RumusanMasalah...........................................................................1
C. Tujuan............................................................................................1

BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Belajar................................................................................2
B. Model Pembelajaran....................................................................3
C. Unsur karakteristik model...........................................................4
1. Sintak Matik....................................................................5
2. Sistem Sosial...................................................................6
3. Prinsip Reaksi..................................................................6
4. Sistem pendukung...........................................................7
5. Dampak instruksional dan pengiring...............................7

BAB III

PENUTUP......................................................................................................9

1. Simpulan.......................................................................................9
2. Saran.............................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

ii

3
BAB I

A. Latar Belakang
Team Assisted Individualization (TAI) memiliki dasar pemikiranyaitu untuk
mengadaptasi pembelajaran terhadap perbedaan individual berkaitan dengan
kemampuan siswa maupun pencapaian prestasi siswa. Team Assisted
Individualization (TAI) termasuk dalam pembelajaran kooperatif. Model
pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Robert E. Slavin dalam
karyanya Cooperatine Learning: Theory, Research and Practice. Slavin (2005: 187)
memberikan penjelasan bahwa dasar pemikiran di balik individualisasi pembelajaran
adalah bahwa para siswa memasuki kelas dengan pengetahuan, kemampuan, dan
motivasi yang sangat beragam. Ketika guru menyampaikan sebuah pelajaran kepada
bermacam-macam kelompok, besar kemungkinan ada sebagian siswa yang tidak
memiliki syarat kemampuan untuk mempelajari pelajaran tersebut dan akan gagal
memperoleh manfaat dari metode tersebut. Siswa lainnya mungkin malah sudah tahu
materi itu, atau bisa mempelajarinya dengan sangat cepat sehingga waktu
pembelajaran yang dihabiskan bagi mereka hanya membuang waktu.

B. Permasalahan
1. Bagaimana teori belajar dengan model TAI?
2. Apa itu pembelajaran dengan model TAI?
3. Bagaimana unsur karakteristik model TAI?
 Sintak matik
 Sistem sosial
 Prinsip reaksi
 Sistem pendukung
 Dampak instruksional dan pengiring

C. Tujuan
1. Agar dapat mengetahui teori belajar dari model TAI
2. Agar dapat mengetahui pengertian dari pembelajaran model TAI
3. Agar dapat memahami karakteristik model TAI (sintakmatik, sistem sosial,
prinsip reaksi, sistem pendukung, dampak instruksional dan pengiring

4
BAB II

A. Teori Belajar
TAI dirancang untuk memperoleh manfaat yang sangat besar dari potensi
sosialisasi yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif. (www. docstop.com) Tipe
ini mengkombinasikan keunggulan model pembelajaran kooperatif dan model
pembelajaran individual, model pembelajaran ini dirancang untuk mengatasi kesulitan
belajar siswa secara individual, oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih
banyak digunakan untuk pemecahan masalah. Ciri khas pada model pembelajaran
TAI ini adalah: setiap siswa secara individual belajar model pembelajaran yang sudah
dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompokkelompok untuk
didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota
kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab
bersama.
Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) adalah salah satu tipe
atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan, aktivitas
seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor
sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dalam
model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) melibatkan pengakuan
tim dan
tanggungjawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota. (Suyitno, 2007: 20).
Bebrapa teori belajar yang sesuai diantaranya:
1. Teori belajar Behaviorisme

Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner
tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu
berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah
pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai
aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak
sebagai hasil belajar.

Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang


yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan
menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan

5
semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.

2. Teori  Belajar kognitivisme

Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap
teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki
perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui
upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara
pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan
pada bagaimana informasi diproses.

Peneliti yang mengembangkan teori kognitif  ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne.
Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel
menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama
terhadap belajar.Bruner bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk
konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh informasi
dari lingkungan.

3. Teori Belajar Konstruktivisme

Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat


diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang
berbudaya modern.

Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual


yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya
diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.

B. Model Pembelajaran
Team Assisted Individualization (TAI) memiliki dasar pemikiran yaitu untuk
mengadaptasi pembelajaran terhadap perbedaan individual berkaitan dengan
kemampuan siswa maupun pencapaian prestasi siswa. Team Assisted
Individualization (TAI) termasuk dalam pembelajaran kooperatif. Dalam model
pembelajaran TAI, siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil (4 sampai 5

6
siswa) yang heterogen dan selanjutnya diikuti dengan pemberian bantuan secara
individu bagi siswa yang memerlukannya. Dengan pembelajaran kelompok,
diharapkan para siswa dapat meningkatkan pikiran kritisnya, kreatif, dan
menumbuhkan rasa sosial yang tinggi. (Suyitno, 2007: 10).
Model pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Robert E.
Slavin dalam karyanya Cooperatine Learning: Theory, Research and Practice. Slavin
(2005: 187) memberikan penjelasan bahwa dasar pemikiran di balik individualisasi
pembelajaran adalah bahwa para siswa memasuki kelas dengan pengetahuan,
kemampuan, dan motivasi yang sangat beragam. Ketika guru menyampaikan sebuah
pelajaran kepada bermacam-macam kelompok, besar kemungkinan ada sebagian
siswa yang tidak memiliki syarat kemampuan untuk mempelajari pelajaran tersebut
dan akan gagal memperoleh manfaat dari metode tersebut. Siswa lainnya mungkin
malah sudah tahu materi itu, atau bisa mempelajarinya dengan sangat cepat sehingga
waktu pembelajaran yang dihabiskan bagi mereka hanya membuang waktu.

C. Unsur Karakteristik Model


TAI singkatan dari Team Assisted Individualization, TAI termasuk
kategori pembelajaran kooperatif, dalam model pembelajaran TAI, siswa
ditempatkan dalam kelompok-kelomkpok kecil (4 sampai 5 siswa) yang
heterogen serta diikuti dengan pemberibantuan secara individu bagi siswa
yang memerlukannya. Dengan pembelajaran kelompok diharapkan para
siswa dapat meningkatkan pikiran kritisnya, kreatif, dan menumbuhkan rasa sosial
yang tinggi. Sebelum dibentuk kelompok, siswa diajarkan bagaimana bekerja sama
dalam suatu kelompok, siswa diajarkan menjadi pendengar yang baik, dapat
memberikan penjelasan kepada teman sekelompok, berdiskusi, mendorong teman lain
untuk bekerjasama, menghargai pendapat teman lain, dan sebagainya. Salah satu ciri
pembelajaran kooperatif adalah kemampuan siswa untuk bekerjasama dalam
kelompok kecil yang heterogen. Masing-masing anggota dalam kelompok memiliki
tugas yang setara, karena pada pembelajaran kooperatif keberhasilan kelompok sangat
diperhatikan, maka siswa yang pandai ikut bertangung jawab membantu temannya
yang lemah dalam kemampuan dan keterampilannya, sedangkan siswa yang lemah
akan terbantu dalam memahami permasalahan yang diselesaikan dalam kelompok
tersebut.

7
Model pembelajaran TAI memiliki delapan komponen. Kedelapan komponen
tersebut adalah sebagai berikut: (1) Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen
yang terdiri atas 4 sampai 5 siswa, (2) Placement Test, yakni pemberian pre-test
kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui
kelemahan siswa pada bidang tertentu, (3) Student Creative, melaksanakan tugas
dalam suatu kelompok dengan menciptakan situasi di mana keberhasilan individu
ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya, (4) Team Study, yaitu
tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru
memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang membutuhkannya, (5)
Team Scores and Team Recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja
kelompok dan pemberian kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil
secara cemerlang dan memberikan dorongan semangat kepada kelompok yang
dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas, (6) Teaching Group, yakni
pemberian materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok, (7)
Facts Test, yaitu pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa,
dan (8) Whole-Class Units, yaitu pemberian materi kembali di akhir waktu
pembelajaran oleh guru dengan strategi pemecahan masalah.

1. Sintakmatik ( langkah-langkah / tahap model pembelajaran)

a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi


pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru.
b. Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan
skor dasar atau skor awal.
c. Guru membentuk beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5
siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda, baik tingkat
kemampuan (tinggi, sedang, rendah) jika mungkin anggota kelompok
berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda-beda serta kesetaraan
gender.
d. Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok.
Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa
jawaban teman satu kelompok.
e. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan,
dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah

8
dipelajari.
f. Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual.
g. Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai
peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis.
2. Sistem Sosial
Tentang manfaat dirancangnya TAI dalam pembelajaran adalah
sebagai tambahan terhadap penyelesaian masalah manajemen dan motivasi
dalam program-program pembelajaran individual. TAI dirancang untuk
memperoleh manfaat yang sangat besar dari potensi sosialisasi yang
terdapat dalam pembelajaran kooperatif. (www. docstop.com)

Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) adalah salah


satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan,
melibatkan, aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status,
melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur
permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dalam model pembelajaran Team
Assisted Individualization (TAI) melibatkan pengakuan tim dan
tanggungjawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota. (Suyitno,
2007: 20).

Pada dasarnya model TAI ini lebih menekankan pada evaluasi siswa,
setiap peseta didik mengerjakan tugas secara individu pada saat evaluasi,
tetapi nilainya akan disumbangkan untuk kelompok. (Slavin, 2005: 199).

3. Prinsip Reaksi
a. Tes Penempatan
Tes penempatan merupakan langkah dalam pembelajaran TAI yang
membedakannya dengan model-model pembelajaran yang lain. Pada
tahap ini guru akan memberikan tes awal sebagai pengukur untuk
menempatkan pada kelompoknya. Anak yang mempunyai nilai tinggi
dalam tes penempatannya akan dikelompokkan dengan anak yang
sedang dan rendah, sehingga kelompok yang terbentuk merupakan
kelompok yang heterogen tingkat kemampuannya.
b. Pembentukan kelompok.
Kelompok ini terdiri dari 4-5 siswa yang dipilih berdasarkan tes

9
penempatan.
c. Belajar Secara Individu
Setiap siswa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh guru secara individu.
d. Belajar Kelompok
Masing-masing siswa saling mengoreksi hasil pekerjaan teman satu
kelompoknya dan mencari penyelesaian yang benar.
e. Perhitungan Nilai Kelompok Perhitungan nilai kelompok dilaksanakan
setelah para siswa diberikan
tes akhir, masing-masing siswa mengerjakan tes secara individu
kemudian nilainya akan dirata-rata menurut kelompoknya, nilai itulah
yang menjadi nilai kelompok.
f. Pemberian Penghargaan Kelompok
Kelompok dengan nilai tertinggi pada setiap akhir siklus akan
mendapatkan penghargaan, penghargaan ini bisa berupa pemberian
sertifikasi, hadiah, atau pujian.

4. Sistem Pendukung
a. Guru sebagai pendukung atau fasilitaor peserta didik dalam diskusi kelompok
b. Kelompok harus saling bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan oleh
guru
c. Buku dapat digunakan sebagai referensi jika informasi yang disampaikan guru
kurang dipahami
d. Teman sekelompok yang mengetahui lebih banyak dari materi yang
disampaikan dapat dijadikan informan bagi yang lainnya yang belum paham
dengan materi atau tugas yang didapat sehingga satu kelompok dapat
memahaminya meskipun dalam penilaiannya tetap ada penilaian individual.

5. Dampak instruksional dan pengiring

Dengan pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa dapat


belajar bersama, saling membantu, mengintegrasikan pengetahuan
baru dengan pengetahuan yang telah ia miliki, dan menemukan

10
pemahamannya sendiri lewat eksplorasi, diskusi, menjelaskan,
mencari hubungan dan mempertanyakan gagasan-gagasan baru
yang muncul dalam kelompoknya. Dan jika suatu proses belajar mengajar dapat
dikatakan berhasil apabila:
a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai
prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran telah dicapai oleh
peserta didik, baik secara individual maupun klasikal. (Djamarah,
2010: 106).

11
BAB III

KESIMPULAN

Team Assisted Individualization (TAI) memiliki dasar pemikiran yaitu untuk


mengadaptasi pembelajaran terhadap perbedaan individual berkaitan dengan kemampuan
siswa maupun pencapaian prestasi siswa. Team Assisted Individualization (TAI) termasuk
dalam pembelajaran kooperatif. Dalam model pembelajaran TAI, siswa ditempatkan dalam
kelompok-kelompok kecil (4 sampai 5 siswa) yang heterogen dan selanjutnya diikuti dengan
pemberian bantuan secara individu bagi siswa yang memerlukannya. Dengan pembelajaran
kelompok, diharapkan para siswa dapat meningkatkan pikiran kritisnya, kreatif, dan
menumbuhkan rasa sosial yang tinggi. (Suyitno, 2007: 10).
Suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil apabila:
a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai
prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran telah dicapai oleh
peserta didik, baik secara individual maupun klasikal. (Djamarah,
2010: 106)

SARAN

Kami perlu saran dan kritik yang membangun untuk makalah kami ini yang mungkin bagi
pembaca masih kurang atau belum sesuai dengan yang diharapkan untuk itu kami mohon
sekali kritikan maupun sararn dari pembaca sekalian.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.walisongo.ac.id/110/2/badruzaman_tesis_bab2.pdf

http://eprints.uny.ac.id/1999/1/skripsi.pdf

https://mathamatika.wordpress.com/2013/01/20/model-pembelajaran-tai/

http://visiuniversal.blogspot.com/2014/03/pengertian-belajar-dan-macam-
macam.html#sthash.CTWxIJ7T.dpuf

13

Anda mungkin juga menyukai