LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas selesainya penyusunan
Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai salah satu tugas dalam materi PTK dalam
rangka Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan Tahun 2020 Angkatan 2 di Universitas
Negeri Jakarta. Laporan PTK ini merupakan hasil dari Perencanaan Tindakan Kelas yang telah
dilakukan oleh penyusun selaku Peneliti.
Pada kesempatan ini saya ucapkan terima kasih dan penghargaan atas bimbingan,
masukan dan koreksi dari para Dosen pembimbing dan Guru Pamong yang terlibat di
dalam penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini. Semoga keberadaan Laporan
Proposal ini dapat membantu para pembaca pada umumnya dan Guru Program Keahlian
Tata Boga khususnya dalam melaksanakan pembelajaran.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................... 5
1.2 Identifikasi Masalah........................................................................................ 10
1.3 Pembatasan Masalah........................................................................................ 11
1.4 Perumusan Masalah..........................................................................................11
1.5 Tujuan Penelitian............................................................................................. 12
1.6 Manfaat Penelitian............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................78
LAMPIRAN....................................................................................................... 80
4
DAFTAR TABEL
Hal
DAFTAR GAMBAR
Hal
BAB 1
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh
peserta didik. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu bagian
timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar serta dapat
mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia usaha dan dunia kerja.
Peserta didik lulusan SMK diharapkan mampu bekerja dan mengembangkan diri
secara profesional dan mandiri sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Hal ini
menjadi perhatian karena sebagai bangsa yang sedang berkembang dengan diiringi
Salah satu tujuan yang diharapkan dari lulusan SMK yaitu dapat
menciptakan lapangan kerja baru. Lulusan SMK seharusnya tidak bergantung pada
pekerjaan formal yang ada, tetapi dengan bekal pengetahuan dan keterampilan
yang dimiliki dapat menciptakan lapangan kerja, baik untuk untuk diri sendiri
maupun orang lain. kenyataannya yang ditemui saat ini, banyak lulusan SMK
khususnya di SMK Negeri 1 Cilimus lebih memilih menjadi tenaga kerja pada
mampu dan kurang percaya diri untuk membuka usaha sendiri. Kurangnya
Soemahamidjaja (1997:10) yaitu: (1) minat, (2) rasa percaya diri, (3)
kepemimpinan, (4) berorientasi ke masa depan, (5) berorientasi tugas dan hasil
yang mencakup ruang lingkup makanan, mulai dari persiapan pengolahan sampai
nutrisi dan gizi, teknik penyajiannya yang benar dan sesuai dengan pendekatan
yang digunakan dalam kurikulum 2013, siswa diberanikan untuk mencari dari
sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Peran guru
sangat penting untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap peserta didik.
Guru dapat memperkaya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yang
sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan sosial dan alam.
yang berada di wilayah Kabupaten Kuningan Jawa Barat memilki Visi dan Misi
yang berisikan: Visi: mewujudkan SMK Negeri 1 Cilimus sebagai lembaga diklat
yang unggul dalam menghasilkan tamatan dibidang keahlian Tata Boga, Tata
mampu bersaing di pasar global, selanjutnya dengan Misi: Menyiapkan SDM yang
sebagian besar masih menoton yaitu guru hanya memberikan model konvensional
(ceramah) dan mencatat dipapan tulis serta mendiktekan. Proses belajar mengajar
di kelas masih berpusat kepada guru di mana peserta didik hanya menulis dan
sekolah, dan banyak guru mata pelajaran lain yang membutuhkan infokus tersebut.
Oleh karena itu penggunaan infokus harus menunggu daftar antrian atau “Waiting
List” oleh setiap guru mata pelajaran. Hal ini sungguh disayangkan karena
membuat peserta didik kurang begitu mengerti dalam mengenal berbagai nama dan
bentuk dari macam-macam Kue Indonesia. Peserta didik hanya mengetahui materi
dari penjelasan yang diberikan oleh guru dengan metode ceramah dan beberapa
pertemuan dengan infokus, selebihnya peserta didik mencari tahu sendiri tentu hal
ini tidak efektif karena tidak semua peserta didik mempunyai keinginan untuk
mencari tahu jenis-jenis kue Indonesia yang tidak pernah didengar maupun
dilihatnya.
peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dapat diukur dari peningkatan
peserta didik, membimbing peserta didik untuk memperoleh hasil yang lebih baik
lagi, dan mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam mengajar. Menurut Syah
banyak sekali dijumpai berbagai tingkat prestasi belajar yang diraih oleh peserta
didik, ada yang berprestasinya tinggi dan juga ada yang prestasinya rendah. Hal ini
maupun psikomotor yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah mengikuti
belajar.
meningkatkan hasil belajar peserta didik, (2) untuk membuat keputusan kenaikan
kelas berdasarkan ketentuan yang berlaku, (3) untuk penempatan peserta didik
sesuai dengan tingkat kemampuan dan potensi yang dimilikinya (Dimyati dan
Mudjiono, 2006:200)
Memperoleh prestasi yang baik bukanlah hal yang mudah, banyak sekali
faktor yang mempengaruhi, faktor-faktor tersebut meliputi peserta didik itu sendiri,
orang tua dan guru. peserta didik mempunyai peran penting dalam pencapai
prestasi belajar, karena peserta didik yang melakukan kegiatan belajar, belajar
10
perlu dimiliki minat untuk belajar, ketekunan dalam belajar, dan berprestasi dalam
menimbulkan rasa minat peserta didik untuk terus belajar sehingga peserta didik
Metode pembelajaran adalah salah satu komponen yang harus ada dalam
sistematis. Proses pembelajaran tidak dapat berlangsung tanpa suatu model, oleh
karena itu setiap guru dituntut menguasai berbagai model dalam rangka memproses
teknik, yaitu pelaksanaan apa yang sesungguhnya terjadi (dilakukan guru) untuk
hasil belajar atau prestasi peserta didik. Hasil belajar merupakan perubahan prilaku
Hasil belajar tidak hanya dilihat dari nilai yang didapatkan oleh peserta didik tetapi
meningkatkan keberhasilan peserta didik dalam belajar dan sekaligus sebagai salah
satu indikator peningkatan kualitas pendidikan. Dari latar belakang tersebut di atas,
sebagai sarana untuk menyampaikan pelajaran Tata Boga peserta didik secara
efektif.
mandiri serta terciptanya kondisi pembelajaran yang kondusif bagi peserta didik
untuk belajar. Atas dasar latar belakang di atas, mendorong penulis melaksanakan
Hasil Belajar Kue Indonesia Pada Peserta Didik Kelas XI Tata Boga SMK
Assisted-Individualization (TAI)”.
penyebab kurangnya kompetensi sosial dan hasil belajar Kue Indonesia pada Peserta
1.2.1 Model pembelajaran belum sesuai dengan materi yang disampaikan, sehingga
1.2.2 Peserta didik merasa bosan dalam belajar, karena model pembelajaran yang
1.2.3 Peserta didik kurang fokus terhadap pembelajaran sehingga materi yang
membatasi masalah pada ”Meningkatkan Hasil Belajar Kue Indonesia Pada Peserta Didik
1.4.1 Bagaimana respon Peserta Didik Kelas XI Tata Boga SMK Negeri 1 Cilimus
1.4.2 Bagaimana Hasil Belajar Tata Boga Peserta Didik Kelas XI Tata Boga SMK
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan
1.5.1 Menganalisis gambaran respon Peserta Didik Kelas XI Tata Boga SMK Negeri 1
1.5.2 Menganalisis Hasil Belajar Kue Indonesia Peserta Didik Kelas XI Tata Boga
1.5.3 Menganalisis apakah penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team-
TAI (Team-Assisted-Individualization).
14
Assisted-Individualization).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar
Seseorang yang hasil belajarnya tinggi dapat dikatan bahwa dia telah berhasil dalam
hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak
mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi peserta didik, hasil
belajar merupakan kemampuan peserta didik setelah menerima proses interaksi tindak
belajar dan tindak mengajar. Hasil belajar dapat diketahui melalui kegiatan evaluasi
yang bisa membuktikan data yang menunjukan kemampuan peserta didik dalam
dilakukan melalui tes hasil belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, tes hasil
1) Tes Formatif, penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok
bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gamabaran daya serap siswa
2) Tes Sumatif, penilaian ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap
bahan pokok-pokok bahasan yang telah diadakan selama satu semester. Atau satu
belajar siswa dalam satu periode belajar tertentu. Hasil dari tes sumatif ini
Demikian melihat data yang terdapat dalam format pembelajaran dan presensi
Menurut Nana Sudjana (2011:3) menjelaskan bahwa fungsi dan tujuan hasil
pembelajaran.
dalam hal tujuan intruksional, kegiatan belajar peserta didik, strategi mengajar
3) Sebagai dasar dalam menyususn kemajuan belajar siswa pada wali murid.
dalam berbagai bidang studi dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang dicapainya.
murid.
menjadi tiga macam, yaitu keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan, dan pengertian,
serta sikap dan cita-cita. Sedangkan Gagne (Nana Sudjanan, 2011:22) membagi hasil
hasil belajar ke tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.
18
Ketiga ranah ini menjadi objek dalam hasil belajar, adapun penjabaran mengenai tiap
1) Ranah Kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang berkaitan dengan hasil belajar intelektual.
masalah tersebut.
Dari ketiga ranah yang disebutkan, ranah kognitif menjadi ranah paling banyak
dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa
menyatakan bahawa ranah kognitif terdiri dari enam tingkatan yang berbeda-beda,
yaitu:
a) Mengingat (Remember)
memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan
kembali (recalling).
b) Memahami/mengerti (Understand)
membandingkan (comparing).
tertentu.
c) Menerapkan (Apply)
apa saja yang harus dilakukan. Jika siswa tidak mengetahui prosedur yang
ditetapkan.
d) Menganlisis (Analyze)
tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat
e) Mengevaluasi (Evaluate)
berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang biasanya
standar ini dapat pula ditentukan sendiri oleh siswa. Perlu diketahui bahwa
evaluasi adalah pada standar dan kriteria yang dibuat oleh siswa. Jika standar
21
atau kriteria yang dibuat mengarah pada keefektifan hasil yang didapatkan
f) Menciptakan (Create)
beberapa unsur menjadi bentuk atau pola yang berbeda dari sebelummya.
kreatif, namun tidak secara total berpengaruh pada kemampuan siswa untuk
melaksanakan dan menghasilkan karya yang dapat dibuat oleh semua siswa.
2) Ranah Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai,
sehingga sukar dalam mengukur hasil belajarnya jauh lebih sulit dibandingkan
dengan hasil belajar ranah kognitif. Karakteristik ranah afektif yang penting
diantaranya mencakup watak prilaku seperti sikap, minat, konsep diri, nilai dan
moral yang menunjukan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. Sikap yang
22
dapat diamatai untuk menilai hasil belajar siswa pada ranah afektif meliputi
belajar, kerajinan, tenggang rasa, ramah dengan teman, hormat pad orang tua,
menurut Nana Sudjana (2011:30) ada lima kategori tingkatan hasil belajar ranah
afektif, yaitu:
menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam
bentuk maslah, situasi, gejala, dan lain-lain. Dalam tipe ini termasuk kesadaran,
terhadap stimulasi yang datang adri luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi,
terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk didalammya
kesediaan menerima nilai, latar belakng atau pengalaman untuk menerima nilai
organisasi, termasuk hubungan nilai satu dengan nilai lain, pemantapan, dan
3) Ranah Psikomotor
tubuh, atau tindakan (action) yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otot.
bertindak individu. Ada enam aspek tingkatan keterampilan yang dapat dinilai
Dalam penelitian ini peneliti memilih untuk aspek kognitif saja dengan
pertimbangan aspek kognitif paling banyak disorot dan oleh masyarakat sering
1) Faktor Internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu yang sedang
belajar
2) Faktor Eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu yang sedang
belajar
Keadaan keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi anggota keluarga,
siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, dan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
mempunyai arti yang bervariasi namun dapat dilihat suatu benang merahnya. Menurut
bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu
bekerja pada suatu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang-
bidang pekerjaan lainnya. Dengan pengertian bahwa setiap bidang studi adalah
pendidikan kejuruan sepanjang bidang studi tersebut dipelajari lebih mendalam dan
yang berisi rancangan pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan yang disebut
terdapat dalam mata pelajaran kue Indonesia dibagi menjadi dua yaitu teori dan
praktikum.
Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran kue Indonesia ini di berikan pada siswa
kelas XI semester 1 dan semester 2 dengan alokasi waktu 4 kali pertemuan dengan
setiap pertemuan 5@45 menit dengan total 9 Kompetensi Dasar yang dibagi menjadi 5
Kue Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang dimaksudkan untuk
pembuatan kue Indonesia agar dapat diterapkan dalam sehari-hari. Sehingga dengan
diberikannya bekal dari mata pelajaran kue Indonesia akan dapat mengaplikasikan
Indonesia.
3.3 Menganalisis kue Indonesia 4.3 Membuat kue Indonesia dari umbi-
dari umbi-umbian umbian
3.4 Menganalisis kue Indonesia 4.4 Membuat kue Indonesia dari hunkue
dari hunkue dan agar-agar dan agar-agar
3.6 Menganalisis kue Indonesia dari 4.6 Membuat kue Indonesia dari kacang-
kacang-kacangan kacangan
3.7 Mengevaluasi Indonesian 4.7 Membuat Indonesian cake
cake (misalnya lapis legit, lapis
surabaya)
3.8 Menganalisis kue Indonesia dari 4.8 Membuat kue Indonesia dari terigu
terigu
3.9 Menerapkan bahan pengisi 4.9 Membuat bahan pengisi kue
27
kue
Berdasarkan Kompetensi Dasar diatas bahwa Kue Indonesia yang dimaksud pada
penelitian ini berada pada Kompetensi Dasar 3.5 yaitu Menganalisis kue Indonesia dari
Kue di Indonesia dapat diartikan dengan segala macam yang dapat disantap dan dimakan
di samping makanan utama nasi, lauk-pauk dan buah-buahan. Di samping itu kue
Indonesia juga dapat diartikan sebagai penganan atau makanan kecil yang terdapat di
Indonesia. Makanan kecil ini dapat dikonsumsi sebagai makanan selingan pada suatu
hidangan pesta atau selamatan, dapat pula sebagai pengiring minum teh disajikan kepada
tamu atau sebagai bekal ke kantor atau ke sekolah. Setiap Negara mempunyai kekhasan
makanan kecil atau kue-kuenya, seperti “English cake” adalah kue yang berasal dari
Inggris, kue donat berasal dari Amerika, sedangkan dodol dari Indonesia. Kue tradisional
Indonesia sangat banyak jenisnya, yang masing-masing berbeda sesuai dengan daerah
asalnya dan mempunyai ciri khas masing-masing daerah. dari jenisnya, kita bisa
mengenal kue tersebut berasal dari daerah mana. Contohnya wingko dari Jawa Tengah
disebut juga dengan wingko babat, kerak telor berasal dari Jakarta/Betawi, dodol berasal
dari Garut, bika ambon dari Medan, dan bolu koja dari Palembang (Ari Farida, dkk :
2008).
Ada juga kue yang terdapat hampir di setiap daerah Nusantara, seperti kue mangkok
namun memiliki nama yang berbeda walaupun mempunyai bentuk, rupa, rasa yang sama.
Dodol juga termasuk kue yang terdapat di seluruh daerah di Indonesia, namun namanya
Di samping perbedaan nama, kue Indonesia dapat juga berbeda dari segi fungsi atau
kegunaannya. Misalnya kue cucur di daerah tertentu mempunyai arti yang penting karena
digunakan sebagai suatu hidangan pada upacara selamatan atau syukuran. Berdasarkan
karakteristiknya kue Indonesia ada dua macam yaitu kue basah dan kue kering. Bila
basah/lembab. Karakteristik kue kering yaitu mempunyai tekstur kering dan umumnya
dengan teknik pengolahan digoreng dan dibakar (Ari Farida, dkk : 2008).
Sehingga mata pelajaran kue Indonesia adalah mata pelajaran yang mempelajari tentang
kue Indonesia dari asal kue, bahan dasar, alat-alat, teknik pengolahan serta teknik
Negara Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki beraneka ragam suku bangsa
sehingga mendapat sebutan zamrud khatulistiwa. Banyaknya jumlah daerah yang terdapat
di Indonesia memunculkan banyak ragam makanan daerah yang bervariatif, salah satunya
yaitu kue tradisional. Setiap daerah mempunyai jenis kue spesifik, yang membedakan
tidak dimiliki oleh daerah lain. Keragaman kue Indonesia di sebabkan oleh banyaknya
suku bangsa yang tinggal di Indonesia, dan juga oleh sejarah yang membentuk Indonesia.
Pada dasarnya kue Indonesia terbagi atas dua jenis kue menurut asalnya, yakni kue
Indonesia asli, dan kue Indonesia serapan. Kue Indonesia asli merupakan kue yang benar
– benar original dan tidak dapat di temukan di negara lain sedangkan kue Indonesia
serapan merupakan kue Indonesia hasil modifikasi dari budaya lain diluar Indonesia,
29
contohnya campuran dari negara Cina, Jepang Belanda, Perancis dan Spanyol, ini
disebabkan karena negara Indonesia pernah dikunjungi oleh negara-negara tersebut, baik
karakteristiknya kue Indonesia terbagi menjadi kue basah dan kue kering.
Banyak sekali produk Kue Indonesia yang terbuat dari berbagai macam bahan dasar,
seperti dari beras, ketan , tepung beras, tepung ketan, umbi-umbian, kanji atau sagu,
Salah satu contoh kue Indonesia yaitu kue Indonesia yang terbuat dari bahan dasar kanji
atau sagu. Ciri khas dari Kue Indonesia bahan dasar kanji atau sagu yaitu mempunyai
tekstur lembut dan kenyal apabila dikukus atau direbus, dan mempunyai tekstur renyah
a) Tepung Kanji
Tepung Kanji adalah tepung dari pati umbi kayu (singkong). Tepung kanji juga sering
disebut tepung tapioka atau aci dalam bahasa Sunda. Tepung kanji atau tapioka sekilas
mirip dengan tepung sagu karena memang keduanya bahan substitutif. Tepung kanji
memiliki sifat -sifat yang mirip dengan tepung sagu. Keduanya mampu merekatkan bahan-
bahan sehingga banyak digunakan sebagai perekat pada makanan dan dijadikan lem.
Tepung kanji memiliki bentuk serbuk berwarna putih. Tepung kanji berbeda bila dirasakan
dengan jari tangan sebab memiliki tekstur yang kesat, ringan, dan mudah melekat. Tepung
kanji mudah ditemui di pasaran. Tepung kanji dijual dalam plastik atau sesuai takaran.
Tepung kanji banyak digunakan di masakan Asia seperti bakso. Pilih tepung kanji yang
Secara tekstur, tepung tapioka lebih lembut, tepung tapioka juga terasa sangat licin di
tangan, sehingga susah untuk dipegang. Biasanya tepung tapioka memiliki warna putih
bersih. Sebagai tepung yang tergolong tepung pati, tepung tapioka mengandung sangat
sedikit protein dan tidak mengandung gluten. Oleh karena itu, tepung tapioka aman untuk
dikonsumsi bagi orang-orang yang menderita celiac disease (gluten intolerance). Secara
umum, tepung tapioka digunakan sebagai pengental tumisan, karena sifatnya yang bening
dan mengental ketika dipanaskan. Selain itu, tepung ini juga digunakan sebagai pengenyal
dalam pembuatan cireng, ronde, dan pempek. Tepung tapioka biasanya tidak cocok
digunakan untuk melapisi gorengan, karena tepung ini menyerap minyak dan akan
mengeras
b) Tepung Sagu
Tepung sagu adalah jenis tepung yang terbuat dari saripati batang pohon sagu. Warna dan
tekstur tepung sagu sangat mirip dengan tepung tapioka, sehingga orang sering tertukar
antara keduanya. Namun, tepung sagu biasanya terasa lebih garing dan kesat di tangan
dibanding tepung tapioka. Layaknya tepung tapioka, tepung sagu sering digunakan sebagai
pengental dan pengenyal dalam memasak. Namun biasanya, tepung sagu lebih digunakan
dalam pembuatan bakso, bubur sagu, bubur sumsum, kerupuk, dan batagor. Selain itu,
tepung sagu juga merupakan bahan dasar dalam pembuatan kue semprit dan kue bagea,
kue kering yang biasanya popular di hari-hari besar. Kue tradisional umumnya tidak hanya
dibuat dari tepung sagu. Umumnya di digunakan sebagai bahan tambahan yang
melengkapi bahan tepung lainnya karena masyarakat kita senang kue yang agak kenyal.
Sagu Aren (Ponggok) diambil dari pati pohon aren, dijual dalam bentuk kering atau basah.
Pilih sagu aren yang berwarna putih bersih karena kualitasnya jauh lebih baik daripada
31
yang berwarna kecoklatan. Jika tidak ada yang kering, untuk disimpan sagu basah dicetak,
lalu dipanggang seperti yang lazimnya dilakukan oleh penduduk Maluku. Sebelum
digunakan, sagu direndan dahulu sampai lunak. Sagu aren kering yang sudah dicetak,
dijual dengan sebutan sagu Ambon. Tepung sagu memiliki karakteristik fisik yang mirip
dengan tepung tapioka. Dalam resep masakan, tepung sagu yang relatif sulit diperoleh
sering diganti dengan tepung tapioka sehingga namanya sering kali dipertukarkan,
Sagu merupakan makanan pokok bagi masyarakat di Maluku dan Papua yang tinggal di
pesisir. Sagu dimakan dalam bentuk papeda, semacam bubur, atau dalam olahan lain. Sagu
sendiri dijual sebagai tepung curah maupun yang dipadatkan dan dikemas dengan daun
pisang. Selain itu, saat ini sagu juga diolah menjadi mi. Sebagai sumber karbohidrat, sagu
memiliki keunikan karena diproduksi di daerah rawa-rawa (habitat alami rumbia). Kondisi
Salah satu bahan utama dalam pembuatan kue Indonesia yang cukup populer dan banyak
dipergunakan adalah dari tepung kanji atau sagu, karena bahan tepung kanji atau sagu
merupakan bahan pangan lokal dan mudah didapat. Bahan utama ini tidak dapat berdiri
sendiri begitu saja, memerlukan bahan-bahan lain sebagai pelengkapnya untuk dapat
sebagai kelompok yang dibantu secara individual atau kelompok di mana ada
seorang asisten yang membantu secara individual. Model pengajaran TAI ini
merupakan teori belajar konstruktivisme dan teori belajar kognitif. Jadi, model TAI
didik yang lebih mampu berperan sebagai asisten yang bertugas membantu secara
individual peserta didik lain yang kurang mampu dalam satu kelompok. Dalam hal
ini peran pendidik hanya sebagai fasilitator dan mediator dalam proses belajar
bagi peserta didiknya. Pada pengajaraan TAI akan memotivasi peserta didik saling
kooperatif.
kriteria berikut ini untuk menyelesaikan masalah-masalah teoritis dan praktis dari
rutin.
kelompok-kelompok kecil
33
diberikan dengan cepat dan akurat, dan tidak bisa berbuat curang atau
a) Teams
Para peserta didik dalam TAI dibagi ke dalam tim-tim yang beranggotakan 4
sampai 5 orang
Para peserta didik diberikan beberapa tes pra-program dalam bidang studi pada
c) Materi Kurikulum
Pada proses pengajaran harus disesuaikan dengan materi yang terdapat pada
d) Kelompok belajar
lembar kerja. Jika ada peserta didik yang belum paham tentang materi dapat
34
bertanya pada anggota lainnya atau ketua yang telah ditunjuk, kalau belum
Setelah diberikan tes, kemudian tes tersebut dikoreksi dan dinilai berdasarkan
f) Mengajar kelompok
Materi yang belum dipahami oleh suatu kelopok dapat ditanyakan kepada guru
dan guru menjelaskan materi pada kelompok tersebut. Pada saat guru mengajar,
siswa dapat sambil dapat memahami materi baik secara individual dan kelompok
g) Lembar kerja
Pada setiap materi pokok diberikan lembar kerja secara individual untuk
Setelah akhir pengejaran dari materi pokok suatu materi guru menghentikan
Individualization)
a) Teams
didik
b) Placement Test
yaitu pemebrian pre-test kepada peserta didik atau melihat rata-rata nilai harian
peserta didik agar guru mengetahui kelemahan peserta didik pada bidang
tertentu.
c) Student Creative
d) Team Study
yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oeh kelompok dan guru
f) Teaching Group
36
yaitu pemberian materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas
kelompok.
g) Fact Test
yaitu pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh peserta didik
h) Whole-Class Units
yaitu pemberian materi oleh guru kembali diakhiri waktu pembelajaran dengan
Individualization)
guru, selanjutnya diikuti dengan pemberian bantuan secara individu bagi peserta
sebagainya.
c) Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 peserta
sedang dan rendah). Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya,
peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya
(terkini).
Assisted Individualization)
keterampilannnya
38
masalah
a) Peserta didik yang kurang pandai secara tidak langsung akan menggantung
d) Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru kurang baik maka proses
A. Dasar pemikiran
didik dalam memahami dan menguasai materi yang diberikan serta hasil belajar
yang tinggi. Seorang guru perlu menyadari bahwa pola interaksi yang selama ini
berlangsung tidak selalu berjalan sesuai apa yang diharapkan. Guru harus
materi pokok.
tidak hanya bertugas untuk menyampaikan materi pelajaran tetapi juga harus
39
penjelasan dari guru pada saat mengajar sehingga mampu menumbuh kembangkan
pengetahuan, keterampilan dan bakat peserta didik untuk terus maju dan
berprestasi. Di tiap sekolah atau kelas sikap peserta didik tentang cara mengajar
guru berbeda-beda satu dengan lainnya. Sikap merupakan suatu reaksi, respon atau
keadaan diri seseorang yang kecenderunganya relatif menetap baik perasaan yang
senang, tidak senang maupun netral dari hasil melihat, mendengar dan merasakan
terhadap sesuatu yang dialaminya mengenai cara mengajar seorang guru pada
sebagai kelompok yang dibantu secara individual atau kelompok di mana ada
seorang asisten yang membantu secara individual. Model pengajaran TAI ini
merupakan teori belajar konstruktivisme dan teori belajar kognitif. Jadi, model TAI
didik yang lebih mampu berperan sebagai asisten yang bertugas membantu secara
individual siswa lain yang kurang mampu dalam suatu kelompok, dalam hal ini
peran pendidik hanya sebagai fasilitator dan mediator dalam proses belajat
bagi peserta didiknya. Pada pengajaran model TAI akan memotivasi peserta didik
Mengacu pada uraian di atas dapat disimpukan bahwa untuk mencapai hasil
peserta didik dan kesesuaian materi yang disampaikan dengan model pembelajaran
yang diterapkan.
Kondisi Awal
Hasil belajar Kue Indonesia Peserta didik kelas XI Tata Boga SMK Negeri 1
Cilimus masih rendah
Tindakan
Penerapan Model Pembelajaran TAI
(Team Assisted Individualization)
Hasil Akhir
Hasil belajar Kue Indonesia kelas XI Tata Boga SMK Negeri 1 Cilimus (Team
Assisted Individualization) akan meningkat
B. Hipotesis Tindakan
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan, hipotesis tindakan dalam
1) Gambaran respon peserta didik kelas XI Tata Boga SMK Negeri 1 Cilimus
2) Hasil Belajar Kue Indonesia Peserta didik kelas XI Tata Boga SMK Negeri 1
Assisted Individualization)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
yaitu tempat peneliti melaksanakan tugas, yang beralamat di Jalan Baru Lingkar
2. Waktu Penelitian
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
Tahap Uraian Kegiatan Bulan---/Minggu ke.....
Oktober 2020 November 2020 Desember 2020
Persiapan 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Perencanaan
Identifikasi masalah
Merumuskan masalah
Membuat instrumen
penelitian
Pelaksanaan
Pratindakan
Analisis data
pratindakan
Tindakan siklus 3
Akhir
Analisis data siklus 3
Pengolahan
&penyusunan data
43
Legalitas PTK
Publikasi ilmiah
3. Subjek Penelitian
Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah Peserta Didik Kelas XI Tata
Boga 1 Program Keahlian Tata Boga tahun pelajaran 2020/2021 dengan jumlah
peserta didik sebanyak 34 orang terdiri dari laki-laki 6 orang dan perempuan 28 orang.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action
Research. Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu rancangan penelitian yang dirancang
khusus untuk meningkatkan kualitas praktek pembelajaran di kelas. Guru yang melakukan
penelitian tindakan kelas berperan ganda, yaitu sebagai guru dan sebagai peneliti. (Adnan
latif, 2010:81).
Tujuan utama Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk perbaikan dan peningkatan
kualitas proses pembelajaran dikelas (Susilo, 2007:16). PTK adalah salah satu cara yang
stategis bagi guru untuk memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan
dalam konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas program sekolah secara
pengembangan kinerja, sebab penelitian ini menempatkan pendidik dan tenaga kependidikn
lainnya sebagai peneliti, sebagai agen perubahan dan pembaharuan yang pola kerjanya
Proses pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dapat dirujuk dari beberapa model,
tetapi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model siklus yang
dikemukakan oleh Kemmis & Taggart yang terdiri atas planning (menyusun perencanaan),
perencanaan (revise plan) berikutnya (Rido Kurnianto, 2009:5). Secara sederhana alur
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan ini memiliki empat tahap yang
dirumuskan oleh Lewin Kemmis dan MC Taggar yaitu planning (rencana), acting
Proses pembelajaran yang akan dilakukan terdiri dari 3 pertemuan dan tiap pertemuan
terbagi menjadi 1 siklus, sehingga pada penelitian ini terbagi menjadi 3 siklus di setiap
pertemuannya. Penelitian Tindakan Kelas dapat diuraikan pada siklus di bawah ini adalah
sebagai berikut :
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
46
SIKLUS 1
1) Planning (Perencanaan)
Rencana merupakan tahapan awal yang harus dilakukan guru sebelum melakukan
menerima efek-efek yang tak terduga dan dengan rencana tersebut secara dini kita dapat
menguasai hambatan. Perencanaan yang baik seorang praktisi tersebut untuk bertindak
dengan lebih efektif sebagai bagian dari perencanaan, partisipan harus bekerja sama
dalam diskusi untuk membangun suatu kesamaan bahasa dalam menganalisis dan
b. Pembuatan Instrumen
Rencana Tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini, dapat diuraikan
sebagai berikut:
e. Membuat format catatan lapangan untuk mengamati dan merekam situasi ketika
pembelajaran berlangsung, sekaligus mencatat hal-hal yang belum terekam dalam
lembar observasi.
f. Menyusun soal tes dan kunci jawaban siklus I untuk mengetahui tingkat
pemahaman peserta didik tentang materi yang telah dibahas.
2) Action (Tindakan)
Tindakan ini merupakan penerapan dari perencanaan yang telah dibuat berupa
suatu penerapan model pembelajaran tertentu yang bertujuan untuk memperbaiki atau
langsung dalam pelaksanaan suatu model pembelajaran yang hasilnya juga akan
Tabel 3.2
Langkah-Langkah Kegiatan Model Team Assisted Individualization (TAI)
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
A. Pendahuluan Salam dan berdoa
Memeriksa kesiapan peserta didik
untuk belajar
Apersepsi
Memotivasi peserta didik untuk
belajar
Penyampaian tema dan tujuan
pembelajaran & rencana kegiatan
awal
Guru membentuk beberapa kelompok
terdiri dari 4-5 peserta didik dengan
kemampuan yang berbeda-beda baik
tingkat kemampuan (tinggi, sedang
dan rendah). Jika mungkin anggota
kelompok berasal dari ras, budaya,
suku yang berbeda serta kesetaraan
gender
Hasil belajar peserta didik secara
individual didiskusikan dalam
kelompok, setiap anggota kelompok
saling memeriksa jawaban teman satu
kelompok
Guru memfasilitasi peserta didik
dalam membuat rangkuman,
mengarahkan dan memberikan
penegasan pada materi pembelajaran
yang telah dipelajari
Guru memberikan kuis kepada peserta
didik secara individual
Guru memberi penghargaan pada
kelompok berdasarkan perolehan nilai
peningkatan hasil belajar individual
dari skor dasar ke skor kuis
berikutnya (terkini)
3) Observation (pengamatan)
49
yang diakibatkan oleh tindakan dalam kelas. Hasil pengamatan ini merupakan dasar
keadaan yang sesungguhnya. Dalam pengamatan, hal-hal yang perlu dicatat oleh
obsever (Tim Kolaborasi) adalah proses dari tindakan, efek-efek tindakan, lingkungan
dan hambatan-hambatan yang muncul. Adapun observer dalam penelitian ini yaitu:
a) Observer 1
b) Observer 2
Observasi dilakukan pada saat guru memberikan tindakan dengan mengisi lembar
observasi. Pengamatan akan dibantu oleh teman sejawat yang juga mengajar ditempat
dan mencatat aktivitas peserta didik dengan menggunakan lembaran observasi. Lembar
aktivitas peserta didik dalam pembelajaran materi Kue Indonesia dari kanji atau sagu.
pada lembar observasi diberi tanda cek list saat observer menilai bahwa peserta didik
melakukan aktivitas.
4) Reflection (Refleksi)
50
Refleksi merupakan tahap akhir dari suatu daur penelitian tindakan kelas. Dalam tahap
ini observer dan peneliti (guru) mendiskusikan hasil tindakan di kelas dan masalah yang
terjadi di dalamnya. Dalam diskusi dilakukan analisis terhadap tindakan yang telah
dilaksanakan. Analisis yang dilaksanakan adalah analisis data hasil obsevasi tentang
dan hasil observasi. Setelah melakukan refleksi biasanya muncul permasalahan atau
pemikiran baru, sehingga merasa perlu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi
membentuk siklus yang kedua, siklus yang ketiga, dan seterusnya sampai suatu
permasalahan dianggap teratasi. Pada penelitian ini siklus akan berhenti ketika aktivitas
Dengan demikian, penelitian tindakan kelas ini dapat dilaksanakan dalam sekali
SIKLUS 2
51
1) Planning (Perencanaan)
Secara umum langkah-langkah kegiatan Siklus 2 tidak jauh berbeda dengan yang
dilakukan pada siklus 1, perencanaan pada Siklus 2 yaitu (1) pembuatan instrumen
2) Action (Tindakan)
Tindakan yang dilakukan pada Siklus 2 (dua), tidak jauh berbeda dengan yang
dilakukan pada Siklus 1, Karena PBM masih menggunakan Model pembelajaran Team
3) Observation (Pengamatan)
Pengamatan dilakukan oleh Tim Kolaborasi, hal-hal yang diamati yaitu: Observer 1
4) Reflection (Refleksi)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap Refleksi yaitu (1) Menganalisis hasil tindakan (2)
Membandingkan hasil analisis Siklus 1 dan 2, dan (3) Menyimpulkan hasil tindakan.
SIKLUS 3
52
Langkah-langkah kegiatan pada siklus 3 secara umum tidak jauh berbeda dengan siklus 1
(observation), dan refleksi (reflection). Berbeda pada kegiatan siklus 1 dan 2. Pada siklus 3,
kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta didik berhubungan dengan praktikum Kue
1) Planning (Perencanaan)
Secara umum langkah-langkah kegiatan Siklus 3 tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan
2) Action (Tindakan)
Tindakan yang dilakukan pada Siklus 3 (tiga), tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan
pada Siklus 1 dan 2, karena PBM masih menggunakan Model Pembelajaran Team Assisted
Individualization (TAI)
3) Observation (Pengamatan)
Pengamatan dilakukan oleh Tim Kolaborasi, hal-hal yang diamati yaitu: Observer 1 bertugas
mengamati aktivitas guru dalam melaksanakan PBM menggunakan Model Team Assisted
Individualization (TAI), dan Observer 2 bertugas mengamati kompetensi siswa dalam proses
pembelajaran
4) Reflection (Refleksi)
53
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti (Ridwan,
2008:78). Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik diperlukan instrumen yang baik
pula, instrumen yang harus dipersiapkan dalam rangka mengumpulkan data yang dibutuhkan
3) Soal tes
4) Lembar Penilaian
Teknik yang digunakan Penulis dalam rangka mengumpulkan data yang dibutuhkan
1) Teknik tes
54
Dilakukan untuk memperoleh gambaran hasil belajar Kue Indonesia peserta didik
proses belajar dan aktivitas guru dalam menerapkan Model pembelajaran Team
(Arikunto, 2006:253)
Keterangan:
X = rata-rata
N = Jumlah siswa
(Arikunto, 2006:253)
(Arikunto, 2006:253)
Tabel 3.3
Skala Penilaian
Kompetensi Sosial, Hasil Belajar, dan Aktivitas Mengajar
Interval Nilai Indikator Penilaian
Hasil Belajar Ketuntasan Kompetensi Proses KBM
Belajar Belajar
90-100 Sangat Tuntas Sangat Sangat Baik
Kompeten Kompeten
85-89 Kompeten Tuntas Kompeten Baik
80-84 Cukup kompeten Tuntas Cukup Cukup
kompeten
<80 Belum kompeten Belum tuntas Belum kurang
kompeten
1. Indikator Penilaian
Indikator penilaian yang akan dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.4
Indikator Penilaian
Variabel Indikator Teknik Pengukuran
Penelitian Pengumpulan
data
Hasil Belajar Penguasaan teori Tes tertulis Kriteria
Kue Indonesia, 90-100 = sangat
terkait materi kmpeten
85-89 = Kompeten
Kue Indonesia
80-84 = cukup
dari kanji atau kompeten
sagu. < 80 = belum
kompeten
Penerapan Menerapkan Observasi Skor Penilaian:
Model langkah-langkah 4 = Sangat baik
Pembelajaran model 3 = Baik
Team Assisted 2 = Cukup
56
Penilaian tindakan kelas berjudul “Hasil Belajar Kue Indonesia Peserta Didik Kelas
1) Secara individu, peserta didik telah memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM=80)
2) Sebanyak 75% dari jumlah peserta didik telah tuntas dalam belajar
BAB IV
A. Hasil Penelitian
bersama tim kolaborasi, pada hari senin tanggal 19 Oktober 2020 melakukan kegiatan
pratindakan. Tujuan ini dilakukan untuk membuktikan permasalahan yang sebenarnya terjadi di
kelas XI TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus, sekaligus sebagai tolak ukur kondisi awal. Proses
menggunakan metode ceramah bervariasi. Hasil pengamatan dan penilaian proses pembelajaran
Respon peserta didik Kelas XI TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus dalam proses pembelajaran
pratindakan (PBM menggunakan Metode konvensional, dalam kategori kurang, nilai rata-
rata (73,38).
Hasil Belajar Kue Indonesia Kelas XI TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus pada Pratindakan dalam
kategori belum kompetensi, nilai rata-rata kompetensi sosial (70,0) masih dibawah KKM
(73,23)
Proses pembelajaran berjalan cukup (78,8) namun peserta didik belum dilibatkan secara
Refleksi:
58
Hasil resume dengan tim kolaborasi, perlu dicari solusi untuk meningkatkan hasil belajar Kue
Indonesia dari Kanji atau Sagu pada peserta didik kelas XI TB 1 SMK negeri 1 Cilimus agar
kreativitas dan hasil belajarnya maksimal. Hasil kesepakatan dengan Tim Kolaborasi, untuk
Sebagai tindak lanjut dari refleksi pratindakan, tindakan Siklus 1 proses belajar mengajar Kue
Indonesia dari Kanji atau Sagu di Kelas XI TB 1 dilakukan dengan menggunakan Model
a. Perencanaan Siklus 1
Kegiatan yang dilakukan Peneliti pada tahap perencanaan adalah menyiapkan segala bentuk
instrumen yang dibutuhkan dalam penelitian, yaitu: (1) membuat Rencana Pelaksanaan
pembelajaran (RPP) sesuai materi, (2) Menyusun soal tes, (3) membuat daftar hadir, format
b. Pelaksanaan Siklus 1
Tindakan Siklus 1 dilaksanakan Senin tanggal 26 Oktober 2020 pada Kelas XI TB 1 SMK
Negeri 1 Cilimus. Proses pembelajaran menggunakan Model pembelajaran TAI (Team Assisted
Individualization) dengan materi “Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu”. Proses kegiatan
Pendahuluan:
1) peserta didik menjawab sapaan guru, berdoa dan mengordinasikan diri siap belajar.
59
2) Guru dan peserta didik bertanya jawab berkaitan dengan materi pembelajaran
Kegiatan Inti
1) Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk mempelajari materi pembelajaran
2) Guru memberikan kuis secara individual kepada peserta didik untuk mendapatkan skor
3) Guru membentuk beberapa kelompok terdiri dari 4-5 peserta didik dengan kemampuan
yang berbeda-beda baik tingkat kemapuan (tinggi, sedang dan rendah). Jika mungkin
anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan jender
4) Hasil belajar peserta didik secara individual didiskusikan dalam kelompok, setiap anggota
7) Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil
Penutup :
Pada kegiatan penutup hal yang dilakukan (1) Peserta didik dan guru menyimpulkan materi
pembelajaran yang telah dipelajari. (2) Peserta didik dan Guru merefleksikan penguasaan materi
Kegiatan pengamatan dan penilaian dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan oleh Tim
Kolaborasi yaitu:
Peneliti
Tugas : Melaksanakan PBM “Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu” menggunakan Model
Team Assisted Individualization (TAI)
Observer 1
Observer 2
Hasil pengamatan dan penilaian Tim Kolaborasi dapat dideskripsikan sebagai berikut:
61
Hasil pengamatan Hasil Belajar “Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu peserta didik Kelas XI TB
1 SMK Negeri 1 Cilimus Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted
Respon peserta didik terhadap pelajaran dalam kategori baik, nilai rata-rata
Aktif bertanya dalam mengemukakan pendapat, dalam kategori baik, nilai rata-rata
Berdasarkan hasil analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa respon peserta didik Kelas XI TB 1
SMK Negeri 1 Cilimus terhadap pembelajaran “Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu”
2) Hasil Belajar
Hasil belajar “Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu” peserta didik Kelas XI TB 1 SMK Negeri 1
(TAI)” pada siklus 1 dapat disimpulkan bahwa hasil belajar “Kue Indonesia dari Kanji atau
Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI)” pada siklus 1 dalam kategori belum
Aktivitas guru dalam proses mengajar Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team
Tabel 4.1
Proses Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Siklus 1
62
Jumlah 32 Baik
Hasil Penelitian 80,8 Baik
Sumber:doc pribadi
Berdasarkan hasil analisis Tabel 4.1 diatas dapat simpulkan bahwa proses pembelajaran “Kue
Indonesia dari Kanji atau Sagu” peserta didik Kelas XI TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus
4) Refleksi Siklus 1
Secara umum proses pembelajaran “Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu” peserta didik Kelas XI
TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted
pratindakan. Namun ada yang perlu ditingkatkan kembali untuk siklus berikutnya:
Assisted Individualization (TAI)” pada siklus 1 dalam kategori baik nilai rata-rata (83,23)
Hasil belajar “Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu” peserta didik Kelas XI TB 1 SMK
Individualization (TAI)” pada siklus 1 dalam kategori kompeten, nilai rata-rata (74,05).
Proses pembelajaran “Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu” peserta didik Kelas XI TB 1
SMK Negeri 1 Cilimus Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted
Individualization (TAI)” pada siklus 1 dalam kategori baik nilai rata-rata (80,8)
Tindakan siklus 2 proses belajar mengajar “Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu” peserta didik
Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI)”, merupakan langkah perbaikan dan
koreksi dari siklus 1 terhadap langkah dan indikator yang belum tercapai. Langkah-langkah
a. Perencanaan Siklus 2
Sama halnya dengan kegiatan yang dilakukan Peneliti pada Siklus 1, tahap perencanaan adalah
menyiapkan segala betuk instrumen yang dibutuhkan dalam penelitian, yaitu: (1) membuat
Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai materi, (2) Menyusun soal tes, (3) membuat
b. Pelaksanaan Siklus 2
Tindakan Siklus 2 dilaksanakan Senin tanggal 02 November 2020 pada kelas XI TB 1 SMK
Negeri 1 Cilimus. Proses pembelajaran menggunakan Model pembelajaran TAI (Team Assisted
Individualization) dengan materi “Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu”. Proses kegiatan
Pendahuluan:
Kegiatan yang dilakukan adalah (1) Peserta didik menjawab sapaan guru, berdoa dan
mengkoordinasikan diri siap belajar. (2) Guru dan peserta didik bertanya jawab berkaitan dengan
materi pembelajaran, (3) Guru menyiapkan tujuan pembelajaran dan memberikan penjelasan
tentang manfaat menguasai materi pembelajaran. (4) Guru menyiapkan pokok-pokok/ cakupan
materi pembelajaran:
Bahan yang digunakan untuk pembuatan kue Indonesia dari kanji atau sagu
65
Peralatan yang digunakan pembuatan kue Indonesia dari kanji atau sagu
Kegiatan Inti :
Kegiatan yang dilakukan adalah (1) Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk
mempelajari materi pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru, (2) Guru
memberikan kuis secara individual kepada peserta didik untuk mendapatkan skor dasar atau skor
awal, (3) Guru membentuk beberapa kelompok terdiri dari 4-5 peserta didik dengan kemampuan
yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi, sedang dan rendah). Jika mungkin anggota
kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan jender, (4) Hasil belajar
peserta didik secara individual didiskusikan dalam kelompok, setiap anggota kelompok saling
memeriksa jawaban teman satu kelompok, (5) Guru memfasilitasi peserta didik dalam membuat
rangkuman, mengarahkan dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah
dipelajari, (6) Guru memberikan kuis kepada peserta didik secara individual (7) Guru memberi
penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual
Penutup:
Pada kegiatan penutup hal yang dilakukan (1) siswa dan guru menyimpulkan materi
pembelajaran yang telah dipelajari. (2) Siswa dan Guru merefleksikan penguasaan materi yang
telah dipelajari dengan dan memberikan apresiasi terhadap hasil yang dicapai.
Sama halnya dengan Siklus 1, kegiatan pengamatan dan penilaian dalam penelitian tindakan
kelas Siklus 2 dilakukan oleh Tim Kolaborasi yaitu: Observer 1 (Eva Nopita, S.Pd) bertugas
66
Individualization (TAI) dan Observer 2 (Eka Nuriyati, S.Pd) bertugas Mengamati peserta didik
dalam mengikuti pembelajaran dan mengerjakan tugas yang diberikan. Hasil pengamatan dan
Hasil pengamatan dari hasil belajar Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu peserta didik Kelas XI
TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted
Respon peserta didik terhadap pelajaran dalam kategori baik, nilai rata-rata
Berdasarkan hasil analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa respon peserta didik Kelas XI TB 1
SMK Negeri 1 Cilimus terhadap pembelajaran Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu
2) Hasil Belajar
Hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran “Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu” Kelas XI
TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted
Individualization (TAI)” pada siklus 2 dapat disimpulkan bahwa hasil belajar “Kue Indonesia
dari Kanji atau Sagu” Kelas XI TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus Menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI)” pada siklus 2 dalam kategori cukup
Aktivitas guru dalam proses mengajar Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team
Tabel 4.2
Proses Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Siklus 2
Jumlah 43 Baik
Hasil Penelitian 82,7 Baik
Sumber: doc pribadi
Berdasarkan hasil analisis Tabel 4.2 diatas dapat simpulkan bahwa proses pembelajaran “Kue
Indonesia dari Kanji atau Sagu” Kelas XI TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI)” pada siklus 2 dalam
4) Refleksi Siklus 2
Hasil penilaian Siklus 2, secara umum proses pembelajaran “Kue Indonesia dari Kanji atau
Tipe Team Assisted Individualization (TAI)” mengalami peningkatan yang signifikan. Semua
koreksi dan masukan diperbaiki pada siklus 2 dan semua indikator ketercapaian penelitian sudah
tercapai dan nilai rata-rata kelas sudah diatas KKM =75 yaitu (82,05).
Tindakan siklus 3 proses belajar mengajar “Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu” peserta didik
Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI)”, merupakan langkah perbaikan dan
koreksi dari siklus 1 dan 2 terhadap langkah dan indikator yang belum tercapai. Langkah-
a. Perencanaan Siklus 3
Sama halnya dengan kegiatan yang dilakukan Peneliti pada Siklus 1 dan 2, tahap perencanaan
adalah menyiapkan segala bentuk instrumen yang dibutuhkan dalam penelitian, yaitu: (1)
membuat Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai materi, (2) Menyusun soal tes, (3)
b. Pelaksanaan Siklus 3
Tindakan Siklus 1 dan 2 dilaksanakan Senin tanggal 09 November 2020 pada kelas XI TB 1
SMK Negeri 1 Cilimus. Proses pembelajaran menggunakan Model pembelajaran TAI (Team
Assisted Individualization) dengan materi “Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu”. Proses kegiatan
Pendahuluan:
Kegiatan yang dilakukan adalah (1) Siswa menjawab sapaan guru, berdoa dan mengordinasikan
diri siap belajar. (2) Guru dan peserta didik bertanya jawab berkaitan dengan materi
pembelajaran, (3) Guru menyiapkan tujuan pembelajaran dan memberikan penjelasan tentang
manfaat menguasai materi pembelajaran. (4) Guru menyiapkan pokok-pokok/ cakupan materi
pembelajaran:
Kegiatan Inti :
Kegiatan yang dilakukan adalah (1) Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk
mempelajari materi pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru, (2) Guru
70
memberikan kuis secara individual kepada peserta didik untuk mendapatkan skor dasar atau skor
awal, (3) Guru membentuk beberapa kelompok terdiri dari 4-5 peserta didik dengan kemampuan
yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi, sedang dan rendah). Jika mungkin anggota
kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan jender, (4) Hasil belajar
peserta didik secara individual didiskusikan dalam kelompok, setiap anggota kelompok saling
memeriksa jawaban teman satu kelompok, (5) Guru memfasilitasi peserta didik dalam membuat
rangkuman, mengarahkan dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah
dipelajari, (6) Guru memberikan kuis kepada peserta didik secara individual (7) Guru memberi
penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual
Penutup:
Pada kegiatan penutup hal yang dilakukan (1) siswa dan guru menyimpulkan materi
pembelajaran yang telah dipelajari. (2) Peserta didik dan Guru merefleksikan penguasaan materi
yang telah dipelajari dengan dan memberikan apresiasi terhadap hasil yang dicapai.
Sama halnya dengan Siklus 1 dan 2, kegiatan pengamatan dan penilaian dalam penelitian
tindakan kelas Siklus 3 dilakukan oleh Tim Kolaborasi yaitu: Observer 1 (Eva Nopita, S.Pd)
bertugas Mengamati aktivitas guru dalam pembelajaran menggunakan Model Team Assisted
Individualization (TAI) dan Observer 2 (Eka Nuriyati, S.Pd) bertugas Mengamati peserta didik
dalam mengikuti pembelajaran dan mengerjakan tugas yang diberikan. Hasil pengamatan dan
Hasil pengamatan dari hasil belajar Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu peserta didik Kelas XI
TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted
Berdasarkan hasil analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa respon peserta didik Kelas XI TB 1
SMK Negeri 1 Cilimus terhadap pembelajaran Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu
6) Hasil Belajar
Hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran “Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu” Kelas XI
TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted
Individualization (TAI)” pada siklus 3 dapat disimpulkan bahwa hasil belajar “Kue Indonesia
dari Kanji atau Sagu” Kelas XI TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus Menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI)” pada siklus 3 dalam kategori kompeten,
Aktivitas guru dalam proses mengajar Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team
Tabel 4.3
Proses Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Siklus 3
Pembukaan:
Peserta didik menjawab sapaan guru, berdoa dan 3 Baik
mengordinasikan diri siap belajar
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan 3 Baik
memberikan penjelasan tentang manfaat
menguasai materi pembelajaran
Guru menyampaikan pokok-pokok/cakupan 4 Sangat
materi pelajaran Baik
Kegiatan Inti:
Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk 3 Baik
melihat tayangan video Kue Indonesia dari kanji
atau sagu (Contoh: Cenil) dari Youtube dalam
bentuk link: https://www.youtube.com/watch?
v=QxVJO2y2OV0 dan bahan ajar modul, serta
PPT yang kemudian peserta didik mengamati,
membaca dan menuliskannya kembali dengan
mencatat point-point penting yang disampaikan.
Tayangan atau bahan bacaan terkait materi
Pembuatan kue Indonesia dari kanji atau sagu,
masalah pada pembuatan kue Indonesia dari
kanji atau sagu, dan penyajian kue Indonesia
dari kanji atau sagu.
Guru memberikan kesempatan kepada peserta 3 Baik
didik untuk menganalisis proses pembuatan kue
Indonesia dari Kue Indonesia dari kanji atau
sagu serta cara mengatasinya. Peserta didik juga
diberikan kesempatan untuk menganalisis teknik
penyajian Kue Indonesia dari kanji atau sagu
dengan menarik dan kreatif. Peserta didik
diberikan kesempatan untuk menanyakan
kembali hal yang belum dipahami, dimulai dari
pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang
bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap
berkaitan dengan materi Pembuatan kue
Indonesia dari kanji atau sagu, masalah pada
pembuatan kue Indonesia dari kanji atau sagu,
dan penyajian kue Indonesia dari kanji atau
sagu.
Peserta didik secara individu/kelompok 3 Baik
membuat kue Indonesia dari kanji atau sagu,
peserta didik sebelumnya sudah selesai
mengerjakan Jobsheet atau Lembar Kerja Siswa
(LKS) yang berkaitan dengan pembuatan kue
Indonesia dari kanji atau sagu yang akan
dipraktekkan. Setiap individu/kelompok
membuat dan menganalisis masing-masing
73
Jumlah 43 Baik
Hasil Penelitian 82,7 Baik
Sumber: doc pribadi
Berdasarkan hasil analisis Tabel 4.3 diatas dapat simpulkan bahwa proses pembelajaran “Kue
Indonesia dari Kanji atau Sagu” Kelas XI TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI)” pada siklus 3 dalam
8) Refleksi Siklus 3
Hasil penilaian Siklus 3, secara umum proses pembelajaran “Kue Indonesia dari Kanji atau
Tipe Team Assisted Individualization (TAI)” mengalami peningkatan yang signifikan. Semua
koreksi dan masukan diperbaiki pada siklus 3 dan semua indikator ketercapaian penelitian sudah
tercapai, nilai rata-rata kelas sudah diatas KKM =75 yaitu (86,61).
B. Pembahasan
Hasil penilaian dan pengamatan proses pembelajaran “Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu”
Team Assisted Individualization (TAI)” dikaitkan dengan rumusan masalah dan hipotesis yang
2) Bagaimana Hasil Belajar “Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu” Kelas XI TB 1 SMK
Individualization (TAI)?
Hasil Belajar “Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu” Kelas XI TB 1 SMK Negeri 1
Individualization (TAI) dapat meningkatkan Hasil Belajar “Kue Indonesia dari Kanji
(TAI) dapat meningkatkan hasil belajar “Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu” Kelas
XI TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus, hal ini dapat dibuktikan dari Respon Baik. Nilai rata-
rata Hasil Belajar Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu pada Siklus 1 (74,05),
Proses pembelajaran dan model pembelajaran sangat berpengaruh terhadap Hasil Belajar “Kue
Indonesia dari Kanji atau Sagu” Kelas XI TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus. Keterlibatan Peserta
didik dalam proses belajar membuat Peserta didik aktif pula dalam belajar
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan
hasil belajar “Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu” Kelas XI TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus,
karena Model pembelajaran Kooperatif tipe TAI dirancang untuk memuaskan kriteria berikut ini
untuk menyelesaikan masalah-masalah teoritis dan praktis dari sistem pengajaran individual:
2. Guru setidaknya akan menghabiskan separuh dari waktunya untuk mengajar kelompok-
kelompok kecil
3. Operasional program tersebut akan sedemikian sederhananya sehingga para Peserta didik
4. Para Peserta didik akan termotivasi untuk mempelajari materi-materi yang diberikan
dengan cepat dan akurat, dan tidak bisa berbuat curang atau menemukan jalan pintas.
BAB V
A. Kesimpulan
77
Berdasarkan data, analisis data, dan pembahasan, hasil penelitian tindakan kelas (PTK) dapat
2. Hasil Belajar “Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu” Kelas XI TB 1 SMK Negeri 1
(TAI) dapat meningkatkan hasil belajar “Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu” Kelas
XI TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus, hal ini dapat dibuktikan dari Respon Baik. Nilai
rata-rata Hasil Belajar Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu pada Siklus 1 (74,05),
B. Saran
Berdasarkan pada hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan, maka penulis
1. Tiap peserta didik di kelas memiliki kreativitas belajar yang berbeda-beda, oleh
karena itu Guru harus dapat meningkatkan kreativitas peserta didik agar dapat
2. Banyak cara yang digunakan Guru untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik
digunakan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar dan
3. Alangkah baiknya setiap guru memilih model pembelajaran yang sesuai dengan
DAFTAR PUSTAKA
Mimin Haryati, 2008. Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan., Jakarta:
Gaung Persada press
Purwanto, M. Ngalim.2011. Ilmu Pendidikan teoritis da Praktis. Bnadung: Remaja Rosda Karya
Rifka. Tata Boga Dasar Untuk pembelajaran SMK Kelas X. Jogjakarta Indoliterasi grup
Rusyan, Tabrani. 1996. Proses Pembelajaran Yang Efektif, Bandung: Bima Budhaya
Slameto. 2010. Belajar Akan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Slavin R.E (2005). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Bandung: Nusa Media
Sudjana. Nana 2011, Manajemen Program Pendidkan, untuk pendidikan Non Formal dan
Pengembangan Sumber Daya manusia, Bandung: Falah Production.
Soeparman, soemahamidjaja. 2003. Membina Sikap Mental Wirausaha. Jakarta: Gunung jati
Sutrisno, Edy. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group
Yamin, Martinis. 2005. Strategi pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gaung Persada
Zuniarti. 2008. Produk kreatif dan kewirausahaan Tata Boga. Jogjakarta: Andi
LAMPIRAN 1
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN (RPP)
Pertemuan ke-1
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Menganalisis kue Indonesia dari kanji atau sagu
2. Mengkarakteristikan kue Indonesia dari kanji atau sagu
3. Mengkategorikan macam-macam kue Indonesia dari kanji atau sagu
C. Materi Pembelajaran
1. Pengertian kue Indonesia dari kanji atau sagu
2. Karakteristik kue Indonesia dari kanji atau sagu
3. Macam-macam kue Indonesia dari kanji atau sagu
Drive
E. Langkah-Langkah Pembelajaran
melalui Google Meet, Guru memberikan kesempatan kepada salah satu peserta didik untuk membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang
baru dilakukan.
melalui Google Meet, Guru membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran yangbaru dilakukan.
melalui Google Meet, Guru menutup kegiatan pembelajaran dan memberikan Evaluasi Pembelajaran
berupa Latihan Soal di Modul dan LKPD yang telah di unggah sebelumnya melalui platform Google
Class.
C. Materi Pembelajaran
1. Bahan yang digunakan untuk pembuatan kue Indonesia dari kanji atau sagu
2. Peralatan yang digunakan pembuatan kue Indonesia dari kanji atau sagu
3. Teknik pengolahan kue Indonesia dari kanji atau sagu
E. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan ( 5 Menit)
melalui Google Meet, Guru melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa dengan menunjuk salah satu
siswa untuk memimpin Doa untuk memulai pembelajaran.
85
Guru kemudian memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin. Daftar kehadiran peserta didik
sebelumnya sudah dikirim melalui WhatsApp Group dalam bentuk Google Form.
melalui Google Meet, Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik untuk mengingat materi sebelumnya,
kemudian Guru mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta
didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya.
melalui Google Meet, Guru menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan & manfaat) dengan
mempelajari materi :
Bahan yang digunakan pada pembuatan kue Indonesia dari kanji atau sagu, peralatan yang digunakan
pada pembuatan kue Indonesia dari kanji atau sagu, dan teknik pengolahan kue Indonesia dari kanji atau
sagu
melalui Google Meet, Guru menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta metode
belajar yang akan ditempuh.
Kegiatan Inti ( 80 Menit )
*TENTATIF/FLEKSIBEL
Kegiatan Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat tayangan video Kue Indonesia dari
Literasi Kanji atau Sagu dari Youtube dalam bentuk link: https://www.youtube.com/watch?
v=UFnUWA5KKHc , https://www.youtube.com/watch?v=UeQEibuhpP4, dan bahan ajar modul,
serta PPT yang sebelumnya telah diunggah di Google Classroom dengan link:
https://edu.google.com/products/classroom/?modal_active=none kemudian peserta didik
mengamati, membaca dan menuliskannya kembali dengan membuat rangkuman materi. Peserta
didik diberi tayangan atau bahan bacaan terkait materi:Bahan yang digunakan pada pembuatan
kue Indonesia dari kanji atau sagu, peralatan yang digunakan pada pembuatan kue Indonesia dari
kanji atau sagu, dan teknik pengolahan kue Indonesia dari kanji atau sagu
Critical melalui Google Meet, Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membuat
Thinking dasar pengelompokan bahan, peralatan yang digunakan, dan teknik pengolahan kue
Indonesia dari kanji atau sagu. Peserta didik diberikan kesempatan untuk menanyakan
kembali hal yang belum dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan
yang bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi Bahan yang
digunakan pada pembuatan kue Indonesia dari kanji atau sagu, peralatan yang digunakan
pada pembuatan kue Indonesia dari kanji atau sagu, dan teknik pengolahan kue Indonesia
dari kanji atau sagu
Collaboration melalui Google Meet, peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk
*TENTATIF mendiskusikan, mengumpulkan informasi, mempresentasikan ulang, dan saling
FLEKSIBEL bertukar informasi mengenai Bahan yang digunakan pada pembuatan kue Indonesia
dari kanji atau sagu, peralatan yang digunakan pada pembuatan kue Indonesia dari kanji
atau sagu, dan teknik pengolahan kue Indonesia dari kanji atau sagu. Diskusi kelompok
dilakukan melalui WhatsApp Group.
melalui Google Meet, peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu secara
Communication klasikal. Setiap kelompok atau individu mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan
kemudian ditanggapi kembali oleh kelompok atau individu yang mempresentasikan.
melalui Google Meet, Guru dan peserta didik membuat kesimpulan terkait presentasi yang telah
Creativity dilakukan tentang hal-hal yang telah dipelajari yang berhubungan dengan Bahan yang digunakan
pada pembuatan kue Indonesia dari kanji atau sagu, peralatan yang digunakan pada pembuatan
kue Indonesia dari kanji atau sagu, dan teknik pengolahan kue Indonesia dari kanji atau sagu.
Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum
dipahami
melalui Google Meet, Guru membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran yangbaru dilakukan.
melalui Google Meet, Guru menutup kegiatan pembelajaran dan memberikan Evaluasi Pembelajaran berupa
Latihan Soal di Modul dan LKPD yang telah di unggah sebelumnya melalui platform Google Class.
C. Materi Pembelajaran:
1. Pembuatan kue Indonesia dari kanji atau sagu
2. Masalah pada pembuatan kue Indonesia dari kanji atau sagu
3. Penyajian kue Indonesia dari kanji atau sagu
D. Model Pembelajaran, Pendekatan, dan Metode
Model Pembelajaran : Project Based Learning (PjBL)
Pendekatan : TPACK
Metode : Diskusi,Tanya Jawab, Praktek, Penugasan
F. Sumber Belajar
1. Bahan Ajar Produk Cake dan Kue Indonesia Kurikulum 2013
2. Internet
3. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
G. Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran Model
Pembelajaran
Pendahuluan Orientasi 15 Menit
Indonesia dari kanji atau sagu dengan menarik dan kreatif. Peserta
didik diberikan kesempatan untuk menanyakan kembali hal yang
belum dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke
pertanyaan yang bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap
berkaitan dengan materi Pembuatan kue Indonesia dari kanji atau
sagu, masalah pada pembuatan kue Indonesia dari kanji atau sagu,
dan penyajian kue Indonesia dari kanji atau sagu.
Collaboration Peserta didik secara individu/kelompok membuat kue Indonesia
*TENTATIF dari kanji atau sagu, peserta didik sebelumnya sudah selesai
FLEKSIBEL mengerjakan Jobsheet atau Lembar Kerja Siswa (LKS) yang
berkaitan dengan pembuatan kue Indonesia dari kanji atau sagu
yang akan dipraktekkan. Setiap individu/kelompok membuat
dan menganalisis masing-masing resep dengan teknik
pengolahan yang berbeda.
Communicat Peserta didik mempresentasikan hasil kerja individu/kelompok.
ion Setiap individu/kelompok mengemukakan pendapat atas presentasi
yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh kelompok atau
individu yang mempresentasikan.
Creativity 1. Guru dan peserta didik membuat kesimpulan terkait presentasi
dan evaluasi produk kue Indonesia dari kanji atau sagu yang telah
dipraktekkan oleh masing-masing individu/kelompok. Presentasi
dan evaluasi yang telah dilakukan berhubungan dengan Pembuatan
kue Indonesia dari kanji atau sagu, masalah pada pembuatan kue
Indonesia dari kanji atau sagu, dan penyajian kue Indonesia dari
kanji atau sagu.
2. Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan
kembali hal-hal yang belum dipahami.
Penutup 1. Guru meminta peserta didik untuk membuat rangkuman/simpulan 15
tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan
(15 menit ) pembelajaran yang baru dilakukan. Menit
Petunjuk Umum :
91
PILIHAN GANDA
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban benar!
1. Adonan kue Indonesia ini menghasilkan kue yang memiliki tekstur kenyal dan lembut
apabila dikukus atau direbus, dan mempunyai tekstur renyah apabila digoreng. Adonan
ini disebut ….
a. Kue Indonesia dari kanji atau sagu
Kue Indonesia dari adonan tepung kanji biasanya memiliki ciri khas…
a. Renyah apabila digoreng
Dari data di atas, ciri-ciri Kue Indonesia dari adonan tepung sagu biasanya memiliki ciri
khas …
a. Gurih dan kenyal apabila direbus
b. Empuk dan kenyal apabila dikukus
c. Renyah apabila dipanggang
d. Lembek apabila direbus
e. Lentur apabila dikukus
4. Tepung kanji dan sagu merupakan jenis tepung yang memiliki fungsi sama yaitu sebagai
bahan dasar dalam pembuatan berbagai kue Indonesia. Di bawah ini merupakan
pernyataan yang tepat terkait karakteristik tepung kanji dan tepung sagu yaitu …
a. Tepung kanji berwarna putih susu, tepung sagu berwarna putih bersih
b. Tepung kanji berwarna putih tulang, tepung sagu berwarna putih bersih
c. Tepung kanji berwarna putih bersih, tepung sagu berwarna putih pucat
d. Tepung kanji dan tepung sagu memiliki warna putih bersih
e. Tepung kanji dan tepung sagu memiliki warna putih pucat
5. Tepung kanji merupakan salah satu tepung yang mempunyai banyak kegunaan, salah
satunya sebagai bahan dasar dalam pembuatan kue Indonesia. Manakah pernyataan di
bawah ini yang tepat…
a. Tepung kanji berasal dari pati singkong
6. Batang pohon sagu merupakan salah satu bahan untuk menghasilkan tepung sagu.
Tepung sagu diproduksi dari pohon sagu yang diolah dan diambil sari patinya. Pohon ini
banyak ditemukan di daerah…..
a. Ambon dan Makassar
b. Kediri dan Papua
c. Palembang dan Ambon.
d. Maluku dan Kendari
e. Maluku dan Papua
7. Perhatikan gambar kue di bawah ini:
93
Ciri khas kue ini adalah mempunyai cekungan di tengah kuenya, berasal dari kota Palembang.
Kue ini bernama…
a. Kue Talam
b. Kue Lumpang
c. Kue mangkok
d. Kue Apem
e. Kue Talam pandan
8. Kue ini mempunyai tekstur kenyal. Banyak ditemukan di daerah Jawa Tengah dan Jawa
Timur. Mempunyai ciri khas berwarna-warni dan ditaburi oleh kelapa parut dan gula
pasir. Kue ini dinamakan ….
a. Ongol-ongol
b. Putri noong
c. Cenil
d. Putri mandi
e. Lapis pepe
Kue ini mempunyai tekstur keras dan biasanya disajikan dengan minuman teh atau kopi.
Berasal dari Maluku dan kadang ada sebagian masyarakat yang menambahkan cincangan
kenari ke dalam adonan. Kue ini dinamakan ….
a. Bebangkit
b. Pillus
c. Klappertart
d. Bagea
e. Simping
Cilok, cimol dan cireng merupakan salah satu penganan dari daerah Jawa Barat. Di
bawah ini merupakan pernyataan yang tepat terkait kue dari kanji dan sagu….
a. Cilok, cimol dan cireng merupakan jajanan hits yang terbuat dari sedikit tepung
kanji dan tepung sagu
b. Cilok, cimol dan cireng memiliki tekstur lebih lembut apabila ditambahkan
tepung sagu
c. Cilok, cimol dan cireng terbuat dari tepung kanji atau tepung sagu yang sudah
dijemur
d. Cilok, cimol dan cireng terbuat dari tepung kanji tanpa campuran bahan lain
e. Cilok, cimol dan cireng adalah penganan yang terbuat dari bahan dasar tepung
kanji yang bisa ditambahkan tepung lain
Nama:.........................
Kelas:..........................
NO PILIHAN JAWABAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Petunjuk Umum :
1. Tulis nama anda pada lembar jawaban yang tersedia
2. Teliti lembar soal, jika kurang lengkap atau tulisan yang tidak terbaca
96
PILIHAN GANDA
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban benar!
1. Tepung kanji dan tepung sagu adalah bahan dasar yang cocok untuk pembuatan kue….
a. Cenil, klepon, lapis pepe
b. Lumpang, telur gabus, lapis pepe
c. Jenang grendul, bagea, ketimus
d. Nagasari, seroja, renginang
e. Gemblong, putu ayu, bagea
2. Tepung kanji cocok digunakan untuk pembuatan kue di bawah ini, karena menghasilkan
tekstur yang renyah. Contoh kue yang tepat seperti pernyataan di atas yaitu…
a. Telur gabus
b. Renginang
c. Rempeyek
d. Teng-teng
e. Seroja / kue kembang goyang
3. Tepung sagu cocok digunakan untuk pembuatan kue di bawah ini, karena menghasilkan
tekstur yang lembut dan kenyal, mempunyai warna dan aroma khas gula merah. Di
bawah ini contoh kue yang tepat seperti pernyataan di atas…
a. Bubur sagu Ambon
b. Ongol-ongol
c. Cenil
d. Lapis pepe
e. Bubur sagu Ambon
4. Perhatikan gambar di bawah ini:
Kue lompong sagu di atas menggunakan bahan utama dan bahan penambah rasa yaitu…
97
Gambar di atas adalah cetakan untuk membuat kue dari sagu yaitu…
a. Bagea
b. Bebangkit
c. Lapis pepe
d. Cenil
e. Ongol-ongol
8. Cenil adalah salah satu kue yang berbahan dasar tepung kanji atau sagu. Kue ini diolah
dengan menggunakan teknik….
a. Panggang
b. Rebus
c. Kukus
d. Goreng
e. Bakar
9. Teknik pengolahan Kue Simping yaitu dibuat dengan cara di….
a. Panggang
b. Bakar
c. Kukus
d. Rebus
e. Goreng
10. Putu Ayu Sagu buat dengan teknik ….
a. Panggang
b. Goreng
c. Bakar
d. Kukus
e. Rebus
Nama:.........................
Kelas:..........................
NO PILIHAN JAWABAN
1
99
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Petunjuk Umum :
1. Tulis nama anda pada lembar jawaban yang tersedia
2. Teliti lembar soal, jika kurang lengkap atau tulisan yang tidak terbaca
3. Bacalah soal dengan seksama sebelum anda membaca
4. kerjakanlah soal-soal yang anda anggap paling mudah terlebih dahulu
5. Selamat bekerja
100
PILIHAN GANDA
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban benar!
1. Di bawah ini adalah hal penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan kue dari kanji
atau sagu yang berkaitan dengan tekstur dan hasil akhir kue, adalah ….
a. Menggunakan api yang telah disesuaikan dengan jenis kue dari kanji atau sagu
b. Menggunakan standar resep yang telah teruji
c. Mengetahui teknik pengolahan yang benar
d. Menyiapkan cetakan dan alat yang sesuai
e. Mengetahui karakteristik tepung kanji dan tepung sagu
3. Di bawah ini adalah hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan Jenang Grendul yang
berkaitan dengan bahan…
a. Menggunakan tepung kanji atau sagu yang berkualitas
b. Bahan cair sesuai takaran standar resep
c. Menggunakan bahan tambahan yang sesuai
d. Menggunakan bahan yang telah ditimbang
e. Menggunakan bahan isi sesuai dengan jenis kue yang dibuat
4. Dalam pembuatan kue Bebangkit dan Bagea, faktor yang perlu diperhatikan agar hasil
kue tidak gosong dipermukaan bawahnya yaitu…
a. Adonan kue terlalu padat di loyang
b. Terlalu lama dipanggang
c. Bentuk kue di cetak terlau kecil
d. Suhu api panas
e. Suhu api sedang
6. Penyebab bubur Sagu Mutiara menggumpal dan menempel, biasanya disebabkan oleh…
f. air belum mendidih ketika sagu mutiara di masukan
g. terlalu sebentar di masak
h. bubur tidak diaduk
i. api terlalu panas.
j. bubur dimasak dengan air dingin
7. Pembuatan Cireng supaya teksturnya lembut dan tidak keras harus menggunakan…
a. Air dingin
b. Air hangat
c. Air panas mendidih
d. Air hangat suam-suam kuku
e. Pelembut adonan
8. Perhatikan gambar di bawah ini:
Penyajian dalam jumlah besar kue dari kanji atau sagu di atas, menggunakan…
a. Tampah yang di sekat dengan daun pisang
b. Tampah bambu dan alas daun pisang
c. Tampah dan lipatan daun pisang
d. Tampah, Samir, dan lipatan daun pisang
e. Tampah dan lipatan daun
Bungkusan Takir di atas, cocok digunakan untuk penyajian kue dari sagu yaitu…
a. Jenang grendul
b. Putu ayu sagu
c. Lapis pepe
d. Cenil
e. Ongol-ongol
Nama:.........................
Kelas:..........................
NO PILIHAN JAWABAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
103
Job Sheet
Nama Hidangan :
Nama Kelompok :
Daftar Belanja
No Nama Bahan dan Bumbu Jumlah Bahan Harga Satuan Jumlah Harga
Persiapan Alat
No Nama Alat Jumlah Alat
Tertib Kerja
No Kegiatan Waktu
Indikator Penilaian
Skor Maksimum 20
Rumus Penilaian:
LAMPIRAN 2
Pertemuan
No Nama Siswa Pratindakan Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
19-10-20 26-10-20 02-11-20 09-11-20
1 Adinda Rizqi Aulia
2 Agus Saputra
3 Aisyah Zahra Fatimah
4 Alya Febrianti
5 Anisyah
6. Asya Aufa Salsabila
7 Cita Nursyarani
8 Dadan Imron
9 Dafiq Al-Luthfi Nawawi
10 Dhini Septianie
11 Elsa Anggraeni
12 Endah Nurjanah
13 Erna Wati
14 Fina Mutiara Putri Dewi
15 Fitria Anggraeni
16 Harini Amelia Putri
17 Imas Nur Septiani
18 Istiqomah Nurul Zakiah
19 Lusi Siti Rukaesih
20 Maesyaroh
21 Mustika Rafli A
22 Ninis Nurjaiyah
23 Nofandika Raka S
106
24 Nurhikmah Lestari
25 Nurhadis Aji
26 Nurma
27 Pani Agustina
28 Peni Agustin
29 Salma Fuadah
30 Shifa Nurfitrianingsih
31 Siti Aisyah
32 Siti Nuraulia
33 Tiara Putri Fratama
34 Wulan Sri Mulyanda
Tabel
Data dan Analisis Data Respon Peserta Didik dalam PBM Pratindakan
Pertemuan Jumlah Nilai Keterangan
A B C D Skor
No Nama Siswa
(1- (1-5) (1-5) (1-5)
5)
1 Adinda Rizqi Aulia 3 3 4 3 13 65 Kurang
2 Agus Saputra 4 4 4 4 16 80 Cukup
3 Aisyah Zahra Fatimah 4 3 3 3 13 65 Kurang
4 Alya Febrianti 4 4 5 4 17 85 Baik
5 Anisyah 4 4 4 4 16 80 Cukup
6. Asya Aufa Salsabila 3 3 4 3 13 65 Kurang
7 Cita Nursyarani 4 4 4 4 16 80 Cukup
8 Dadan Imron 3 4 3 4 14 70 Cukup
9 Dafiq Al-Luthfi Nawawi 4 4 4 4 16 80 Cukup
10 Dhini Septianie 4 4 4 4 16 80 Cukup
11 Elsa Anggraeni 3 3 3 4 13 65 Kurang
12 Endah Nurjanah 4 3 3 3 13 65 Kurang
13 Erna Wati 3 3 3 4 13 65 Kurang
14 Fina Mutiara Putri Dewi 3 4 3 3 13 65 Kurang
15 Fitria Anggraeni 4 4 4 4 16 80 Cukup
16 Harini Amelia Putri 4 4 4 4 16 80 Cukup
17 Imas Nur Septiani 4 5 4 4 17 85 Baik
18 Istiqomah Nurul Zakiah 3 3 3 4 13 65 Kurang
19 Lusi Siti Rukaesih 4 4 4 4 16 80 Cukup
20 Maesyaroh 4 3 3 3 13 65 Kurang
21 Mustika Rafli A 4 4 4 4 16 80 Cukup
22 Ninis Nurjaiyah 3 3 4 3 13 65 Kurang
23 Nofandika Raka S 4 4 4 4 16 80 Cukup
24 Nurhikmah Lestari 4 4 5 4 17 85 Baik
107
Tabel
Data dan Analisis Data
Hasil Belajar Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu Pratindakan
TABEL
DATA DAN ANALISIS DATA
Keterlaksanaan Pembelajaran Pratindakan (PBM Konvensional)
Skor penilaian
Aktivitas Guru yang Diamati 4 3 2 1
BS B C K
Pembukaan:
Peserta didik menjawab sapaan guru, berdoa dan mengordinasikan 3
diri siap belajar
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan 3
penjelasan tentang manfaat menguasai materi pembelajaran
Guru menyampaikan pokok-pokok/cakupan materi pembelajaran 4
Kegiatan Inti:
Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk mempelajari 3
materi pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan
oleh guru
Guru memberikan kuis secara individual kepada peserta didik 3
untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal
Guru membentuk beberapa kelompok terdiri dari 4-5 peserta didik 3
dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemapuan
(tinggi, sedang dan rendah). Jika mungkin anggota kelompok
berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan gender
Hasil belajar peserta didik secara individual didiskusikan dalam 3
kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban
teman satu kelompok
Guru memfasilitasi peserta didik dalam membuat rangkuman, 3
mengarahkan dan memberikan penegasan pada materi
pembelajaran yang telah dipelajari
Guru memberikan kuis kepada peserta didik secara individual 3
Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan 3
nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor
kuis berikutnya (terkini)
109
Penutup
Peserta didik dan guru menyimpulkan materi pembelajaran yang 3
telah dipelajari
Peserta didik dan guru merefleksikan penguasaan materi yang telah 4
dipelajari dengan membuat catatan penugasan materi
Peserta didik mengerjakan soal tes/tes unjuk kerja yang diberikan 3
guru
Jumlah 8 33
Hasil Penilaian 78,8
Kategori penilaian Cukup
TABEL
Data dan Analisis Data Respon Peserta Didik dalam Pbm Siklus 1
Pertemuan
Jumlah
No Nama Siswa A B C D Nilai Keterangan
Skor
(1-5) (1-5) (1-5) (1-5)
1 Adinda Rizqi Aulia 4 4 4 4 16 80 Cukup
2 Agus Saputra 4 5 4 4 17 85 Baik
3 Aisyah Zahra Fatimah 4 4 4 4 16 80 Baik
4 Alya Febrianti 4 4 4 4 16 80 Baik
5 Anisyah 4 4 4 4 16 80 Cukup
6. Asya Aufa Salsabila 4 4 5 4 17 85 Sangat Baik
7 Cita Nursyarani 4 5 4 4 17 85 Sangat Baik
8 Dadan Imron 4 5 5 4 18 90 Baik
9 Dafiq Al-Luthfi Nawawi 4 4 4 4 16 80 Baik
10 Dhini Septianie 4 4 4 4 16 80 Baik
11 Elsa Anggraeni 4 4 4 4 16 80 Baik
12 Endah Nurjanah 4 5 4 4 17 85 Baik
13 Erna Wati 4 4 4 4 16 80 Baik
14 Fina Mutiara Putri Dewi 4 5 5 4 18 90 Sangat Baik
15 Fitria Anggraeni 4 5 4 4 17 85 Baik
16 Harini Amelia Putri 4 4 5 4 17 85 Sangat Baik
17 Imas Nur Septiani 4 4 4 4 16 80 Baik
18 Istiqomah Nurul Zakiah 5 4 4 4 17 85 Baik
19 Lusi Siti Rukaesih 4 4 4 4 16 80 Baik
20 Maesyaroh 4 4 5 4 17 85 Baik
21 Mustika Rafli A 4 5 4 4 17 85 Baik
22 Ninis Nurjaiyah 4 4 5 5 18 90 Sangat Baik
23 Nofandika Raka S 4 5 4 5 18 90 Sangat Baik
24 Nurhikmah Lestari 4 4 5 4 17 85 Sangat Baik
25 Nurhadis Aji 4 4 4 4 16 80 Baik
26 Nurma 5 5 4 4 18 85 Sangat Baik
27 Pani Agustina 4 4 4 4 16 80 Cukup
28 Peni Agustin 4 4 4 4 16 80 Baik
110
TABEL
DATA DAN ANALISIS DATA
Hasil Belajar Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu Siklus 1
TABEL
Aktivitas Guru dam PBM
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Siklus 1
Skor penilaian
Aktivitas Guru yang Diamati 4 3 2 1
BS B C K
Pembukaan:
Peserta didik menjawab sapaan guru, berdoa dan mengordinasikan 3
diri siap belajar
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan 3
penjelasan tentang manfaat menguasai materi pembelajaran
Guru menyampaikan pokok-pokok/cakupan materi pembelajaran 4
Kegiatan Inti: 3
Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk mempelajari 3
materi pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan
oleh guru
Guru memberikan kuis secara individual kepada peserta didik 3
untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal
Guru membentuk beberapa kelompok terdiri dari 4-5 peserta didik 3
dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemapuan
(tinggi, sedang dan rendah). Jika mungkin anggota kelompok
berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan gender
Hasil belajar peserta didik secara individual didiskusikan dalam 3
kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban
teman satu kelompok
Guru memfasilitasi peserta didik dalam membuat rangkuman, 3
mengarahkan dan memberikan penegasan pada materi
pembelajaran yang telah dipelajari
Guru memberikan kuis kepada peserta didik secara individual 3
112
TABEL
Data dan Analisis Data Respon Siswa Dalam Pbm Siklus 2
Pertemuan
Jumlah
No Nama Siswa A B C D Nilai Keterangan
Skor
(1-5) (1-5) (1-5) (1-5)
1 Adinda Rizqi Aulia 4 4 4 4 16 80 Cukup
2 Agus Saputra 4 5 4 4 17 85 Baik
3 Aisyah Zahra Fatimah 4 4 5 4 17 85 Baik
4 Alya Febrianti 4 5 4 4 17 85 Baik
5 Anisyah 4 5 5 4 18 90 Sangat Baik
6. Asya Aufa Salsabila 4 5 4 4 17 85 Baik
7 Cita Nursyarani 4 5 4 4 17 85 Baik
8 Dadan Imron 4 5 4 4 17 85 Baik
9 Dafiq Al-Luthfi Nawawi 5 5 4 4 18 90 Sangat Baik
10 Dhini Septianie 4 5 4 4 17 85 Baik
11 Elsa Anggraeni 4 4 4 5 17 85 Baik
12 Endah Nurjanah 4 4 4 4 16 80 Baik
13 Erna Wati 5 5 4 5 19 95 Sangat Baik
14 Fina Mutiara Putri Dewi 4 5 5 5 19 95 Sangat Baik
15 Fitria Anggraeni 4 5 4 4 17 85 Baik
16 Harini Amelia Putri 4 4 5 4 17 85 Baik
17 Imas Nur Septiani 4 4 5 4 17 85 Baik
18 Istiqomah Nurul Zakiah 5 5 4 4 18 90 Sangat Baik
19 Lusi Siti Rukaesih 5 5 4 4 18 90 Sangat Baik
20 Maesyaroh 4 4 4 4 16 80 Baik
21 Mustika Rafli A 4 4 4 4 16 80 Baik
22 Ninis Nurjaiyah 4 4 5 5 18 90 Sangat Baik
23 Nofandika Raka S 5 5 5 4 19 95 Sangat Baik
24 Nurhikmah Lestari 5 5 5 4 19 95 Sangat Baik
25 Nurhadis Aji 5 5 4 3 17 85 Baik
26 Nurma 4 5 4 4 17 85 Baik
113
TABEL
DATA DAN ANALISIS DATA
Hasil Belajar Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu Siklus 2
TABEL.
Aktivitas Guru dan PBM
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Siklus 2
Skor penilaian
Aktivitas Guru yang Diamati 4 3 2 1
BS B C K
Pembukaan:
Peserta didik menjawab sapaan guru, berdoa dan mengordinasikan 3
diri siap belajar
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan 3
penjelasan tentang manfaat menguasai materi pembelajaran
Guru menyampaikan pokok-pokok/cakupan materi pembelajaran 4
Kegiatan Inti: 4
Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk mempelajari 3
materi pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan
oleh guru
Guru memberikan kuis secara individual kepada peserta didik 3
untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal
Guru membentuk beberapa kelompok terdiri dari 4-5 peserta didik 3
dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemapuan
(tinggi, sedang dan rendah). Jika mungkin anggota kelompok
berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan gender
Hasil belajar peserta didik secara individual didiskusikan dalam 3
kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban
teman satu kelompok
Guru memfasilitasi peserta didik dalam membuat rangkuman, 3
mengarahkan dan memberikan penegasan pada materi
pembelajaran yang telah dipelajari
Guru memberikan kuis kepada peserta didik secara individual 3
115
TABEL
Data dan Analisis Data Respon Siswa Dalam Pbm Siklus 3
Pertemuan
Jumlah
No Nama Siswa A B C D Nilai Keterangan
Skor
(1-5) (1-5) (1-5) (1-5)
1 Adinda Rizqi Aulia 5 5 5 4 19 95 Sangat Baik
2 Agus Saputra 4 5 4 4 17 85 Baik
3 Aisyah Zahra Fatimah 5 5 5 4 19 95 Sangat Baik
4 Alya Febrianti 4 5 4 4 17 85 Baik
5 Anisyah 4 5 5 4 18 90 Sangat Baik
6. Asya Aufa Salsabila 4 5 4 4 17 85 Baik
7 Cita Nursyarani 5 5 5 4 19 95 Sangat Baik
8 Dadan Imron 4 5 4 4 17 85 Baik
9 Dafiq Al-Luthfi Nawawi 5 5 4 4 18 90 Sangat Baik
10 Dhini Septianie 4 5 4 4 17 85 Baik
11 Elsa Anggraeni 4 4 4 5 17 85 Baik
12 Endah Nurjanah 4 4 4 4 16 80 Baik
13 Erna Wati 5 5 4 5 19 95 Sangat Baik
14 Fina Mutiara Putri Dewi 4 5 5 5 19 95 Sangat Baik
15 Fitria Anggraeni 5 5 5 4 19 95 Sangat Baik
16 Harini Amelia Putri 4 4 5 4 17 85 Baik
17 Imas Nur Septiani 4 4 5 4 17 85 Baik
18 Istiqomah Nurul Zakiah 5 5 4 4 18 90 Sangat Baik
19 Lusi Siti Rukaesih 5 5 4 4 18 90 Sangat Baik
20 Maesyaroh 4 4 4 4 16 80 Baik
21 Mustika Rafli A 4 4 4 4 16 80 Baik
22 Ninis Nurjaiyah 4 4 5 5 18 90 Sangat Baik
23 Nofandika Raka S 5 5 5 4 19 95 Sangat Baik
24 Nurhikmah Lestari 5 5 5 4 19 95 Sangat Baik
25 Nurhadis Aji 5 5 4 3 17 85 Baik
26 Nurma 5 5 5 4 19 95 Sangat Baik
116
TABEL
DATA DAN ANALISIS DATA
Hasil Belajar Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu Siklus 3
TABEL.
Aktivitas Guru dan PBM
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Siklus 3
Skor penilaian
Aktivitas Guru yang Diamati 4 3 2 1
BS B C K
Pembukaan:
Peserta didik menjawab sapaan guru, berdoa dan mengordinasikan 3
diri siap belajar
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan 3
penjelasan tentang manfaat menguasai materi pembelajaran
Guru menyampaikan pokok-pokok/cakupan materi pembelajaran 4
Kegiatan Inti:
Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk mempelajari 3
materi pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan
oleh guru
Guru memberikan kuis secara individual kepada peserta didik 3
untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal
Guru membentuk beberapa kelompok terdiri dari 4-5 peserta didik 4 3
dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemapuan
(tinggi, sedang dan rendah). Jika mungkin anggota kelompok
berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan gender
Hasil belajar peserta didik secara individual didiskusikan dalam 3
kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban
teman satu kelompok
Guru memfasilitasi peserta didik dalam membuat rangkuman, 3
mengarahkan dan memberikan penegasan pada materi
pembelajaran yang telah dipelajari
Guru memberikan kuis kepada peserta didik secara individual 3
118
TABEL
Hasil Belajar Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu
Peserta Didik Kelas XI TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus
Menggunakan Model Pembelajaran Tipe TAI (Team Assisted Individualization)