Anda di halaman 1dari 119

1

LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

”MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KUE INDONESIA PADA


PESERTA DIDIK KELAS XI TATA BOGA SMK NEGERI 1 CILIMUS
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
TEAM-ASSISTED-INDIVIDUALIZATION (TAI)”

VINNA PESTIANA, S.Pd


20021585910243

PPG Dalam Jabatan Angkatan 2


Program Pendidikan Kuliner
Universitas Negeri Jakarta
2020
2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas selesainya penyusunan
Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai salah satu tugas dalam materi PTK dalam
rangka Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan Tahun 2020 Angkatan 2 di Universitas
Negeri Jakarta. Laporan PTK ini merupakan hasil dari Perencanaan Tindakan Kelas yang telah
dilakukan oleh penyusun selaku Peneliti.

Pada kesempatan ini saya ucapkan terima kasih dan penghargaan atas bimbingan,
masukan dan koreksi dari para Dosen pembimbing dan Guru Pamong yang terlibat di
dalam penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini. Semoga keberadaan Laporan
Proposal ini dapat membantu para pembaca pada umumnya dan Guru Program Keahlian
Tata Boga khususnya dalam melaksanakan pembelajaran.

Kuningan, November 2020


Penyusun
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................... 5
1.2 Identifikasi Masalah........................................................................................ 10
1.3 Pembatasan Masalah........................................................................................ 11
1.4 Perumusan Masalah..........................................................................................11
1.5 Tujuan Penelitian............................................................................................. 12
1.6 Manfaat Penelitian............................................................................................12

BAB II KAJIAN PUSTAKA


2.1 Deskripsi Teori................................................................................................14
2.1.1 Hasil Belajar..................................................................................................14
2.1.2 Mata Pelajaran Kue Indonesia di SMK.........................................................23
2.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI....................................................31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Setting Penelitian............................................................................................41

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................76

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................78

LAMPIRAN....................................................................................................... 80
4

DAFTAR TABEL
Hal

Tabel 2.1 : Kompetensi Dasar Kue Indonesia........................................................................................25


Tabel 3.1 : Jadwal Kegiatan Penelitian.....................................................................................41
Tabel 3.2 : Langkah-langkah Kegiatan Model Team Assisted Individualization (TAI)............46
Tabel 3.3 : Skala Penilaian Kompetensi Sosial, Hasil Belajar, dan Aktivitas Mengajar........54
Tabel 3.4 : Indikator Penilaian...............................................................................................54

Tabel 4.1 : Proses Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Siklus 1.............................................61


Tabel 4.2 : Proses Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Siklus 2.............................................66
Tabel 4.3 : Proses Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Siklus 3.............................................71
5

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar Kerangka Berfikir........................................................................................................................39


Gambar Desain Penelitian Tindakan Kelas............................................................................43
6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh

peserta didik. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu bagian

dari lembaga pendidikan nasional yang bertujuan menyiapkan peserta didik

menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan

timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar serta dapat

mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia usaha dan dunia kerja.

Peserta didik lulusan SMK diharapkan mampu bekerja dan mengembangkan diri

secara profesional dan mandiri sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Hal ini

menjadi perhatian karena sebagai bangsa yang sedang berkembang dengan diiringi

laju pertumbuhan yang pesat,

Salah satu tujuan yang diharapkan dari lulusan SMK yaitu dapat

menciptakan lapangan kerja baru. Lulusan SMK seharusnya tidak bergantung pada

pekerjaan formal yang ada, tetapi dengan bekal pengetahuan dan keterampilan

yang dimiliki dapat menciptakan lapangan kerja, baik untuk untuk diri sendiri

maupun orang lain. kenyataannya yang ditemui saat ini, banyak lulusan SMK

khususnya di SMK Negeri 1 Cilimus lebih memilih menjadi tenaga kerja pada

pekerjaan formal yang ada dibanding dengan mengaplikasikan kemampuan dan

keterampilan yang dimilikinya untuk berwirausaha. Meski telah dibekali dengan


7

berbagai pengetahuan dan keterampilan yang mendukung, mereka masih belum

mampu dan kurang percaya diri untuk membuka usaha sendiri. Kurangnya

motivasi yang dimiliki siswa seperti yang diungkapkan Soeparman

Soemahamidjaja (1997:10) yaitu: (1) minat, (2) rasa percaya diri, (3)

kepemimpinan, (4) berorientasi ke masa depan, (5) berorientasi tugas dan hasil

serta (6) keberanian mengambil resiko untuk berwirausaha.

Tata boga adalah pengetahuan dibidang boga (seni mengolah masakan)

yang mencakup ruang lingkup makanan, mulai dari persiapan pengolahan sampai

dengan menghidangkan makanan itu sendiri yang bersifat tradisional maupun

Internasional. Memperkenalkan dan mengajarkan pengetahuan bahan dasar/utama,

nutrisi dan gizi, teknik penyajiannya yang benar dan sesuai dengan pendekatan

yang digunakan dalam kurikulum 2013, siswa diberanikan untuk mencari dari

sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Peran guru

sangat penting untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap peserta didik.

Guru dapat memperkaya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yang

sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan sosial dan alam.

SMK Negeri 1 Cilimus merupakan salah satu lembaga pendidikan formal

yang berada di wilayah Kabupaten Kuningan Jawa Barat memilki Visi dan Misi

yang berisikan: Visi: mewujudkan SMK Negeri 1 Cilimus sebagai lembaga diklat

yang unggul dalam menghasilkan tamatan dibidang keahlian Tata Boga, Tata

Busana, Tata Kecantikan dan Akomodasi Perhotelan berstandar Internasional dan

mampu bersaing di pasar global, selanjutnya dengan Misi: Menyiapkan SDM yang

terampil, kreatif, bertanggung jawab dan berwawasan luas sesuai bidang


8

keahliannya dan berorientasi mutu disegala bidangnya, mengembangkan iklim

belajar yang kondusif, kompetitif dengan memberdayakan potensi sekolah, guru,

siswa dan masyarakat yang dilandasi oleh keimanan dan kedisiplinan.

Proses pembelajaran tatap muka (Luring) yang diterapkan di sekolah ini

sebagian besar masih menoton yaitu guru hanya memberikan model konvensional

(ceramah) dan mencatat dipapan tulis serta mendiktekan. Proses belajar mengajar

di kelas masih berpusat kepada guru di mana peserta didik hanya menulis dan

mendengarkan. Penggunaan fasilitas media pembelajaran seperti infokus tidak

maksimal, dikarenakan masih terbatasnya jumlah infokus yang dimiliki oleh

sekolah, dan banyak guru mata pelajaran lain yang membutuhkan infokus tersebut.

Oleh karena itu penggunaan infokus harus menunggu daftar antrian atau “Waiting

List” oleh setiap guru mata pelajaran. Hal ini sungguh disayangkan karena

membuat peserta didik kurang begitu mengerti dalam mengenal berbagai nama dan

bentuk dari macam-macam Kue Indonesia. Peserta didik hanya mengetahui materi

dari penjelasan yang diberikan oleh guru dengan metode ceramah dan beberapa

pertemuan dengan infokus, selebihnya peserta didik mencari tahu sendiri tentu hal

ini tidak efektif karena tidak semua peserta didik mempunyai keinginan untuk

mencari tahu jenis-jenis kue Indonesia yang tidak pernah didengar maupun

dilihatnya.

Pendidikan dapat dikatakan berhasil dan mencapai tujuan jika terjadi

peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dapat diukur dari peningkatan

prestasi belajar. Pengukuran prestasi belajar sangat penting untuk mengetahui

tingkat keberhasilan peserta didik dalam belajar, mengetahui kesulitan belajar


9

peserta didik, membimbing peserta didik untuk memperoleh hasil yang lebih baik

lagi, dan mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam mengajar. Menurut Syah

Muhibbin (2004:141) “Prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan peserta didik

mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program”. Kenyataannya

banyak sekali dijumpai berbagai tingkat prestasi belajar yang diraih oleh peserta

didik, ada yang berprestasinya tinggi dan juga ada yang prestasinya rendah. Hal ini

disebabkan karena kemampuan belajar peserta didik berbeda-beda dan banyak

faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik.

Hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan baik kognitif, efektif

maupun psikomotor yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah mengikuti

proses belajar mengajar. Menurut Sudjana (2010:22) menyatakan hasil belajar

adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki setelah ia menerima pengalaman

belajar.

Pentingnya hasil belajar yaitu (1) sebagai dasar untuk mengetahui

kelemahan dan keunggulan peserta didik serta sebab-sebabnya sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik, (2) untuk membuat keputusan kenaikan

kelas berdasarkan ketentuan yang berlaku, (3) untuk penempatan peserta didik

sesuai dengan tingkat kemampuan dan potensi yang dimilikinya (Dimyati dan

Mudjiono, 2006:200)

Memperoleh prestasi yang baik bukanlah hal yang mudah, banyak sekali

faktor yang mempengaruhi, faktor-faktor tersebut meliputi peserta didik itu sendiri,

orang tua dan guru. peserta didik mempunyai peran penting dalam pencapai

prestasi belajar, karena peserta didik yang melakukan kegiatan belajar, belajar
10

perlu dimiliki minat untuk belajar, ketekunan dalam belajar, dan berprestasi dalam

pembelajaran. Berlangsungnya kegiatan belajar mengajar (KBM) ketertarikan dan

kecenderungan untuk memperhatikan dan terlibat dalam kegiatan belajar akan

menimbulkan rasa minat peserta didik untuk terus belajar sehingga peserta didik

mampu menentukan ide-ide baru dan terdorong untuk memecahkan masalah

dengan mencari solusi yang paling tepat.

Metode pembelajaran adalah salah satu komponen yang harus ada dalam

proses pembelajaran. Metode pembelajaran berperan sebagai rambu-rambu atau

bagian proses memproses pembelajaran sehingga dapat berjalan baik dan

sistematis. Proses pembelajaran tidak dapat berlangsung tanpa suatu model, oleh

karena itu setiap guru dituntut menguasai berbagai model dalam rangka memproses

pembelajaran efektif, efisien, menyenangkan dan tercapai tujuan pembelajaran

yang ditargetkan. Secara Implementatif model pembelajaran dilaksanakan sebagai

teknik, yaitu pelaksanaan apa yang sesungguhnya terjadi (dilakukan guru) untuk

mencapai tujuan (Junaidi, 2008:11)

Keberhasilan guru dalam penyampaian materi dapat dilihat dari jawaban

hasil belajar atau prestasi peserta didik. Hasil belajar merupakan perubahan prilaku

akibat proses pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan (Purwanto, 2011:23).

Hasil belajar tidak hanya dilihat dari nilai yang didapatkan oleh peserta didik tetapi

hasil belajar dapat dilihat dalam perubahan sikap peserta didik.

Penerapan metode-metode mengajar yang bervariasi akan dapat

mengurangi kejenuhan peserta didik dalam menerima pembelajaran. Pada

dasarnya, penerapan metode mengajar yang bervariasi berupaya untuk


11

meningkatkan keberhasilan peserta didik dalam belajar dan sekaligus sebagai salah

satu indikator peningkatan kualitas pendidikan. Dari latar belakang tersebut di atas,

maka diperlukan suatu model pembelajaran yang diharapkan dapat digunakan

sebagai sarana untuk menyampaikan pelajaran Tata Boga peserta didik secara

efektif.

Salah satu model pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik

adalah model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team-Assisted-Individualization).

Model pembelajaran TAI memungkinkan peserta didik untuk aktif dalam

pembelajaran, mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan secara

mandiri serta terciptanya kondisi pembelajaran yang kondusif bagi peserta didik

untuk belajar. Atas dasar latar belakang di atas, mendorong penulis melaksanakan

penelitian tindakan kelas yang diimplementasikan dalam judul ”Meningkatkan

Hasil Belajar Kue Indonesia Pada Peserta Didik Kelas XI Tata Boga SMK

Negeri 1 Cilimus Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe “Team-

Assisted-Individualization (TAI)”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan faktor-faktor

penyebab kurangnya kompetensi sosial dan hasil belajar Kue Indonesia pada Peserta

Didik Kelas XI Tata Boga SMK Negeri 1 Cilimus antara lain:

1.2.1 Model pembelajaran belum sesuai dengan materi yang disampaikan, sehingga

peserta didik kurang terlibat secara aktif dalam pembelajaran


12

1.2.2 Peserta didik merasa bosan dalam belajar, karena model pembelajaran yang

digunakan kurang variatif

1.2.3 Peserta didik kurang fokus terhadap pembelajaran sehingga materi yang

disampaikan belum dapat disimak secara maksimal.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, maka peneliti akan

membatasi masalah pada ”Meningkatkan Hasil Belajar Kue Indonesia Pada Peserta Didik

Kelas XI Tata Boga SMK Negeri 1 Cilimus Menggunakan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe “Team-Assisted-Individualization (TAI)”.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi permasalahan di atas, penulis

merumuskan masalah sebagai berikut:

1.4.1 Bagaimana respon Peserta Didik Kelas XI Tata Boga SMK Negeri 1 Cilimus

dalam proses pembelajaran Kue Indonesia menggunakan Model Pembelajaran

Kooperatif TAI (Team-Assisted-Individualization)?

1.4.2 Bagaimana Hasil Belajar Tata Boga Peserta Didik Kelas XI Tata Boga SMK

Negeri 1 Cilimus dalam proses pembelajaran Kue Indonesia menggunakan

Model Pembelajaran Kooperatif TAI (Team-Assisted-Individualization)?

1.4.3 Apakah penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team-Assisted-

Individualization) dapat meningkatkan Hasil Belajar Kue Indonesia Peserta

Didik Kelas XI Tata Boga SMK Negeri 1 Cilimus?


13

1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan

Penelitian Tindakan Kelas ini adalah:

1.5.1 Menganalisis gambaran respon Peserta Didik Kelas XI Tata Boga SMK Negeri 1

Cilimus dalam proses pembelajaran Kue Indonesia menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif TAI (Team-Assisted-Individualization)

1.5.2 Menganalisis Hasil Belajar Kue Indonesia Peserta Didik Kelas XI Tata Boga

SMK Negeri 1 Cilimus dalam proses pembelajaran Kue Indonesia menggunakan

Model Pembelajaran Kooperatif TAI (Team-Assisted-Individualization)

1.5.3 Menganalisis apakah penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team-

Assisted-Individualization) dapat meningkatkan Hasil Belajar Kue Indonesia

Peserta Didik Kelas XI Tata Boga SMK Negeri 1 Cilimus

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1.6.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan

khususnya dalam pembelajaran Kue Indonesia. Adapun manfaatnya yaitu

menambah wawasan mengenai perbedaan hasil belajar setelah dilakukan

pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

TAI (Team-Assisted-Individualization).
14

1.6.2 Manfaat Praktis

a. Bagi guru, memberikan masukan terhadap pembelajaran dengan

menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team-

Assisted-Individualization).

b. Bagi peserta didik, menumbuhkembangkan keaktifan dan kreativitas

dalam menyelesaikan masalah

c. Bagi sekolah, diharapkan mampu memberikan perbaikan proses

pembelajaran sehingga mampu meningkatkan kualitas proses dan hasil

belajar Kue Indonesia.

d. Bagi peneliti, membuka wawasan dan menambah pengalaman dalam

pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe TAI (Team-Assisted-Individualization).

e. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan

referensi untuk mengembangkan pemahaman masalah.


15

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Teori

2.1.1 Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana (2011:22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar

merupakan tolak ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan seseorang.

Seseorang yang hasil belajarnya tinggi dapat dikatan bahwa dia telah berhasil dalam

belajarnya. Dimyati dan Mudjiono (2006:3) menyebutkan hasil belajar merupakan

hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak

mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi peserta didik, hasil

belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.

Berdasarkan pengertian hasil belajar diatas dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar merupakan kemampuan peserta didik setelah menerima proses interaksi tindak

belajar dan tindak mengajar. Hasil belajar dapat diketahui melalui kegiatan evaluasi

yang bisa membuktikan data yang menunjukan kemampuan peserta didik dalam

mencapai tujuan pembelajaran.


16

Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar dapat

dilakukan melalui tes hasil belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, tes hasil

belajar dapat digolongkan kedalam jenis penelitian sebagai berikut:

1) Tes Formatif, penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok

bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gamabaran daya serap siswa

terhadap pokok bahasan tersebut.

2) Tes Sumatif, penilaian ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap

bahan pokok-pokok bahasan yang telah diadakan selama satu semester. Atau satu

tahun pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat taraf keberhasilan

belajar siswa dalam satu periode belajar tertentu. Hasil dari tes sumatif ini

dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat

Demikian melihat data yang terdapat dalam format pembelajaran dan presensi

keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pengajaran tersebut, dapat diketahui

keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dilakukan.

b. Fungsi dan Tujuan Penilaian Belajar

Menurut Nana Sudjana (2011:3) menjelaskan bahwa fungsi dan tujuan hasil

belajar adalah sebagai berikut:

a. Fungsi Penilaian hasil Belajar

1) Alat untuk mengetahui ketercapaian tujuan instruksional atau tujuan

pembelajaran.

2) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar. Perbaikan dilakukan

dalam hal tujuan intruksional, kegiatan belajar peserta didik, strategi mengajar

guru dan lain-lain.


17

3) Sebagai dasar dalam menyususn kemajuan belajar siswa pada wali murid.

Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan belajar siswa

dalam berbagai bidang studi dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang dicapainya.

b. Tujuan penilaian hasil belajar adalah untuk:

1) Mendeskripsikan kecakapan belajar siswa sehingga dapat diketahui kelebihan

dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau pelajaran yang

ditempuhnya. Dengan hal tersebut guru dapat mengetahui posisi kemampuan

siswa dibandingkan siswa lainnya.

2) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah, yaitu

seberapa efektif dalam mengubah tingkah laku siswa kearah tujuan

pembelajaran yang diinginkan

3) Menentukan tindak lanjut hasil penelitian, yaitu perbaikan dan penyempurnaan

dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaannya.\

4) Sebagai pertanggungjawaban dari sekolah kepada pihak-pihak yang

berkepentingan yang dimaksud meliputi pemerintah, masyarakat, dan wali

murid.

Hasil belajar menurut Howard Kingsley (Nana Sudjanan, 2011:22) terbagi

menjadi tiga macam, yaitu keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan, dan pengertian,

serta sikap dan cita-cita. Sedangkan Gagne (Nana Sudjanan, 2011:22) membagi hasil

belajar ke dalam lima kategori yaitu informasi verbal, keterampilan intelektual,

strategi kognitif, sikap dan keterampilan motorik.

Menurut Benyamin S. Bloom (Nana Sudjana, 2011:22) mengklasifikasikan

hasil belajar ke tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.
18

Ketiga ranah ini menjadi objek dalam hasil belajar, adapun penjabaran mengenai tiap

ranah anatara lain sebagai berikut:

1) Ranah Kognitif

Ranah kognitif adalah ranah yang berkaitan dengan hasil belajar intelektual.

Menurut Martinis Yamin (2005:27) ranah kognitif merupakan subtaksonomi yang

mengungkap kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat “penegtahuan”

sampai ketingkat “evaluasi”. Tujuan dari ranah kognitif sendiri berorientasi

kepada kemampuan berfikir, mencakup kemampuan intelektual yang lebih

sederhana, yaitu kemampuan mengingat sampai pada kemampuan memecahkan

masalah dan menuntut siswa untuk menghubungkan serta menggabungkan

gagasan, model, atau prosedur yang sebelumnya dipelajari untuk memecahkan

masalah tersebut.

Dari ketiga ranah yang disebutkan, ranah kognitif menjadi ranah paling banyak

dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa

dalam menguasai isi bahan pelajaran (Nana Sudjana, 2011:22-23). Taksonomi

Bloom yang telah direvisi oleh Anderson dan Krathwohl (2001:66-68)

menyatakan bahawa ranah kognitif terdiri dari enam tingkatan yang berbeda-beda,

yaitu:

a) Mengingat (Remember)

Mengingat merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari

memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan

maupun yang sudah lama didapatkan. Mengingat merupakan dimensi yang

berperan penting dalam proses pembelajaran yang bermakna (meaningful


19

learning) dan pemecahan masalah (problemsolving). Kemampuan ini di

manfaatkan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang jauh lebih

kompleks. Mengingat meliputi mengenali (recognition) dan memamnggil

kembali (recalling).

b) Memahami/mengerti (Understand)

Memahami/ mengerti berkaitan dengan membangun sebuah penegrtian

dari berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan komunikasi. Memahami

/mengerti berkaitan dengan aktivitas mengkalsifikasikan (classification) dan

membandingkan (comparing).

Mengklasifikasikan akan muncul ketika seorang peserta didik berusaha

mengenali pengetahuan yang merupakan anggota dari kategori penegtahuan

tertentu.

c) Menerapkan (Apply)

Menerapkan menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan atau

mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau

menyelesaikan permasalahan. Menerapkan berkaitan dengan dimensi

penegtahuan procedural (procedural knowledge. Menerapkan meliputi kegiatan

menjalankan prosedur (Executing) dan mengimplementasikan (imlementing).

Menjalankan prosedur merupakan proses kognitif siswa dalam

menyelesaikan masalah dan melaksanakan percobaan di mana siswa sudah

mengetahui informasi tersebut dan mampu menetapkan dengan pasti prosedur

apa saja yang harus dilakukan. Jika siswa tidak mengetahui prosedur yang

harus dilaksanakan dalam menyelesaikan permasalahan maka siswa


20

diperbolehkan melakukan modifikasi dari prosedur baku yang sudah

ditetapkan.

d) Menganlisis (Analyze)

Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan

memisahkan tiap-tiap bagian dari permaslahan dan mencari keterkaitan dari

tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat

menimbulkan permaslahan. Kemampuan menganalisis merupakan jenis

kemampuan yang banyak dituntut dari kegiatan pembelajaran di sekolah-

sekolah. Berbagai mata pelajaran menuntut siswa memiliki kemampuan

menganalisis dengan baik. Tuntuan terhadap siswa untuk memiliki kemampuan

menganalisis sering kali cenderung lebih penting daripada dimensi proses

kognitif yang lain seperti mengevaluasi dan menciptakan. Kegiatan

pembelajaran sebagian besar mengarahkan siswa untuk mampu membedakan

fakta dan pendapat, menghasilkan kesimpulan dari suatu informasi pendukung.

e) Mengevaluasi (Evaluate)

Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan penilaian

berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang biasanya

digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Kriteria atau

standar ini dapat pula ditentukan sendiri oleh siswa. Perlu diketahui bahwa

tidak semua kegiatan penilaian merupakan dimensi mengevaluasi, namun

hampir semua dimensi proses kognitif memerlukan penilaian. Perbedaan

anatara penilaian yang dilakukan siswa dengan penilaian yang merupakan

evaluasi adalah pada standar dan kriteria yang dibuat oleh siswa. Jika standar
21

atau kriteria yang dibuat mengarah pada keefektifan hasil yang didapatkan

dibandingkan dengan perencanaan dan keefektifan prosedur yang digunakan

maka apa yang dilakukan siswa merupakan kegiatan evaluasi.

f) Menciptakan (Create)

Menciptakan mengarah pada proses kognitif meletakan unsur-unsur secara

bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan mengarahkan

siswa untuk menghasilkan suatu produk baru dengan mengorganisasikan

beberapa unsur menjadi bentuk atau pola yang berbeda dari sebelummya.

Menciptakan sangat berkaitan erat dengan pengalaman belajar siswa pada

pertemuan sebelumnya. Meskipun menciptakan mengarah pada proses berpikir

kreatif, namun tidak secara total berpengaruh pada kemampuan siswa untuk

menciptakan. Menciptakan di sini mengarahkan siswa untuk dapat

melaksanakan dan menghasilkan karya yang dapat dibuat oleh semua siswa.

Perbedaan menciptakan dengan dimensi berfikir kognitif lainnya adalah pada

dimensi yang lain seperti mengerti, menerapkan, dan menganalisis siswa

bekerja dengan informasi yang sudah dikenal sebelumnya, sedangkan pada

menciptakan siswa bekerja dan menghasilkan sesuatu yang baru.

2) Ranah Afektif

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai,

sehingga sukar dalam mengukur hasil belajarnya jauh lebih sulit dibandingkan

dengan hasil belajar ranah kognitif. Karakteristik ranah afektif yang penting

diantaranya mencakup watak prilaku seperti sikap, minat, konsep diri, nilai dan

moral yang menunjukan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. Sikap yang
22

dapat diamatai untuk menilai hasil belajar siswa pada ranah afektif meliputi

kedisiplinan, kerjasama, kejujuran, tanggung jawab, keterbukaan, ketekunan

belajar, kerajinan, tenggang rasa, ramah dengan teman, hormat pad orang tua,

menepati janji, dan kepedulian (Mimin haryati, 2008:38-40).

Hasil belajar ranah afektif diklasifikasikan menjadi beberapa tingkatan,

menurut Nana Sudjana (2011:30) ada lima kategori tingkatan hasil belajar ranah

afektif, yaitu:

a) Tingkat menerima (Receiving/Attending), yakni semacam kepekaan dalam

menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam

bentuk maslah, situasi, gejala, dan lain-lain. Dalam tipe ini termasuk kesadaran,

keinginan, untuk menerima stimulus, kontrol dan seleksi gejala atau

rangsangan dari luar.

b) Tingkat tanggapan (Responding), yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang

terhadap stimulasi yang datang adri luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi,

perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus yang datang pada dirinya.

c) Tingkat menilai (Valuting), yakni berkenaan dengan nilai dan kepercayaan

terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk didalammya

kesediaan menerima nilai, latar belakng atau pengalaman untuk menerima nilai

dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.

d) Tingat organisasi (organization), yakni pengembangan nilai dari suatu sistem

organisasi, termasuk hubungan nilai satu dengan nilai lain, pemantapan, dan

prioritas nilai yang dimilikinya.


23

e) Tingkat karakteristik (charcterization) atau internalisasi nilai, yakni

keterpaduan semua nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi

pola kepribadian dan tingkah lakunya.

3) Ranah Psikomotor

Ranah Psikomotor menurut Martinis yamin (2005:37) merupakan suatu kawasan

yang berorientasi pada keterampilan motorik yang berkaitan dengan anggota

tubuh, atau tindakan (action) yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otot.

Ranah psikomotor berkaitan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan

bertindak individu. Ada enam aspek tingkatan keterampilan yang dapat dinilai

dalam hasil belajar siswa, yaitu:

a) Gerakan refleks (keterampilan gerakan yang tidak sadar)

b) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar

c) Kemampuan perseptual termasuk di dalammya membedakan visual,

membedakan auditif, motoris dan lain-lain

d) Kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan

e) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada

keterapilan yang kompleks

f) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti

gerakan ekspresif dan interpretatif

Dalam penelitian ini peneliti memilih untuk aspek kognitif saja dengan

pertimbangan aspek kognitif paling banyak disorot dan oleh masyarakat sering

digunakan sebagai parameter keberhasilan belajar seseorang.


24

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Slameto (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

ada dua macam yaitu:

1) Faktor Internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu yang sedang

belajar

 Faktor jasmaniah yang meliputi faktor kesehatan dan faktor tubuh

 Faktor psikologis yang meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat,

motivasi, kematangan dan kesiapan.

 Faktor kelelahan yang dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan

jasmani dan kelelahan rohani

2) Faktor Eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu yang sedang

belajar

 Keadaan keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi anggota keluarga,

suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, dan pengertian keluarga.

 Keadaan sekolah meliputi model mengajar, kurikulum, relasi guru dengan

siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, dan

fasilitas pendukung lainnya

 Keadaan masyarakat mencakup kegiatan dalam masyarakat, teman bergaul,

dan lingkungan tetangga.

2.1.2 Mata Pelajaran Kue Indonesia di SMK

Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 telah mengatakan bahwa

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan


25

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab” (Pasal 3 UU RI No 20/ 2003).

Sekolah Menengah Kejuruan adalah salah satu jenjang pendidikan menengah

dengan kekhususan mempersiapkan lulusannya untuk siap bekerja. Pendidikan kejuruan

mempunyai arti yang bervariasi namun dapat dilihat suatu benang merahnya. Menurut

Evans dalam Djojonegoro (1999) mendefinisikan bahwa pendidikan kejuruan adalah

bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu

bekerja pada suatu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang-

bidang pekerjaan lainnya. Dengan pengertian bahwa setiap bidang studi adalah

pendidikan kejuruan sepanjang bidang studi tersebut dipelajari lebih mendalam dan

kedalaman tersebut dimaksudkan sebagai bekal memasuki dunia kerja.

Proses Pembelajaran di sekolah perlu adanya perangkat mata pelajaran dan

program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggaraan pendidikan

yang berisi rancangan pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan yang disebut

Kurikulum. Di dalam kurikulum terdapat kompetensi dasar. Kompetensi dasar yang

terdapat dalam mata pelajaran kue Indonesia dibagi menjadi dua yaitu teori dan

praktikum.

Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran kue Indonesia ini di berikan pada siswa

kelas XI semester 1 dan semester 2 dengan alokasi waktu 4 kali pertemuan dengan

setiap pertemuan 5@45 menit dengan total 9 Kompetensi Dasar yang dibagi menjadi 5

KD pada semester 1, dan 4 KD pada semester 2.


26

2.1.2.1 Tujuan Mata Pelajaran Kue Indonesia

Kue Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang dimaksudkan untuk

membekali peserta didik dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan tentang

pembuatan kue Indonesia agar dapat diterapkan dalam sehari-hari. Sehingga dengan

diberikannya bekal dari mata pelajaran kue Indonesia akan dapat mengaplikasikan

pemahaman dalam proses persiapan,pengolahan,teknik pengolahan dan penyajian kue

Indonesia.

2.1.2.2 Ruang Lingkup Materi Pembelajaran Kue Indonesia

Adapun Ruang lingkup materi pembelajaran Kue Indonesia sebagai berikut :

Tabel 2.1 Kompetensi Dasar Kue Indonesia

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


3.1 Menganalisis kue Indonesia 4.1 Membuat kue Indonesia dari
dari ketan dan tepung ketan ketan dan tepung ketan

3.2 Menganalisis kue Indonesia 4.2 Membuat kue Indonesia dari


dari beras dan tepung beras beras dan tepung beras

3.3 Menganalisis kue Indonesia 4.3 Membuat kue Indonesia dari umbi-
dari umbi-umbian umbian

3.4 Menganalisis kue Indonesia 4.4 Membuat kue Indonesia dari hunkue
dari hunkue dan agar-agar dan agar-agar

3.5 Menganalisis kue Indonesia 4.5 Membuat kue Indonesia dari


dari kanji/sagu kanji/sagu

3.6 Menganalisis kue Indonesia dari 4.6 Membuat kue Indonesia dari kacang-
kacang-kacangan kacangan
3.7 Mengevaluasi Indonesian 4.7 Membuat Indonesian cake
cake (misalnya lapis legit, lapis
surabaya)

3.8 Menganalisis kue Indonesia dari 4.8 Membuat kue Indonesia dari terigu
terigu
3.9 Menerapkan bahan pengisi 4.9 Membuat bahan pengisi kue
27

kue

Berdasarkan Kompetensi Dasar diatas bahwa Kue Indonesia yang dimaksud pada

penelitian ini berada pada Kompetensi Dasar 3.5 yaitu Menganalisis kue Indonesia dari

kanji atau sagu.

A. Kue Indonesia Berbahan dasar Kanji atau Sagu

Kue di Indonesia dapat diartikan dengan segala macam yang dapat disantap dan dimakan

di samping makanan utama nasi, lauk-pauk dan buah-buahan. Di samping itu kue

Indonesia juga dapat diartikan sebagai penganan atau makanan kecil yang terdapat di

Indonesia. Makanan kecil ini dapat dikonsumsi sebagai makanan selingan pada suatu

hidangan pesta atau selamatan, dapat pula sebagai pengiring minum teh disajikan kepada

tamu atau sebagai bekal ke kantor atau ke sekolah. Setiap Negara mempunyai kekhasan

makanan kecil atau kue-kuenya, seperti “English cake” adalah kue yang berasal dari

Inggris, kue donat berasal dari Amerika, sedangkan dodol dari Indonesia. Kue tradisional

Indonesia sangat banyak jenisnya, yang masing-masing berbeda sesuai dengan daerah

asalnya dan mempunyai ciri khas masing-masing daerah. dari jenisnya, kita bisa

mengenal kue tersebut berasal dari daerah mana. Contohnya wingko dari Jawa Tengah

disebut juga dengan wingko babat, kerak telor berasal dari Jakarta/Betawi, dodol berasal

dari Garut, bika ambon dari Medan, dan bolu koja dari Palembang (Ari Farida, dkk :

2008).

Ada juga kue yang terdapat hampir di setiap daerah Nusantara, seperti kue mangkok

namun memiliki nama yang berbeda walaupun mempunyai bentuk, rupa, rasa yang sama.

Dodol juga termasuk kue yang terdapat di seluruh daerah di Indonesia, namun namanya

berbeda-beda. Kalau di Jawa namanya dodol maka di Sumatera Barat/Minang namanya


28

adalah kalamai, di Sulawesi Utara dinamakan koyabu sedangkan di Jawa Tengah

namanya iwel-iwel (Ari Farida, dkk : 2008).

Di samping perbedaan nama, kue Indonesia dapat juga berbeda dari segi fungsi atau

kegunaannya. Misalnya kue cucur di daerah tertentu mempunyai arti yang penting karena

digunakan sebagai suatu hidangan pada upacara selamatan atau syukuran. Berdasarkan

karakteristiknya kue Indonesia ada dua macam yaitu kue basah dan kue kering. Bila

diperhatikan karakteristik kue basah salah satunya yaitu mempunyai tekstur

basah/lembab. Karakteristik kue kering yaitu mempunyai tekstur kering dan umumnya

dengan teknik pengolahan digoreng dan dibakar (Ari Farida, dkk : 2008).

Sehingga mata pelajaran kue Indonesia adalah mata pelajaran yang mempelajari tentang

kue Indonesia dari asal kue, bahan dasar, alat-alat, teknik pengolahan serta teknik

penyajian dalam kue Indonesia.

Negara Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki beraneka ragam suku bangsa

dan adat istiadat. Kepulauan Indonesia membentang sepanjang garis khatulistiwa

sehingga mendapat sebutan zamrud khatulistiwa. Banyaknya jumlah daerah yang terdapat

di Indonesia memunculkan banyak ragam makanan daerah yang bervariatif, salah satunya

yaitu kue tradisional. Setiap daerah mempunyai jenis kue spesifik, yang membedakan

tidak dimiliki oleh daerah lain. Keragaman kue Indonesia di sebabkan oleh banyaknya

suku bangsa yang tinggal di Indonesia, dan juga oleh sejarah yang membentuk Indonesia.

Pada dasarnya kue Indonesia terbagi atas dua jenis kue menurut asalnya, yakni kue

Indonesia asli, dan kue Indonesia serapan. Kue Indonesia asli merupakan kue yang benar

– benar original dan tidak dapat di temukan di negara lain sedangkan kue Indonesia

serapan merupakan kue Indonesia hasil modifikasi dari budaya lain diluar Indonesia,
29

contohnya campuran dari negara Cina, Jepang Belanda, Perancis dan Spanyol, ini

disebabkan karena negara Indonesia pernah dikunjungi oleh negara-negara tersebut, baik

untuk misi perdagangan atau penjajahan yang pernah dilakukan. Berdasarkan

karakteristiknya kue Indonesia terbagi menjadi kue basah dan kue kering.

Banyak sekali produk Kue Indonesia yang terbuat dari berbagai macam bahan dasar,

seperti dari beras, ketan , tepung beras, tepung ketan, umbi-umbian, kanji atau sagu,

kacang-kacangan dan lain-lain.

Salah satu contoh kue Indonesia yaitu kue Indonesia yang terbuat dari bahan dasar kanji

atau sagu. Ciri khas dari Kue Indonesia bahan dasar kanji atau sagu yaitu mempunyai

tekstur lembut dan kenyal apabila dikukus atau direbus, dan mempunyai tekstur renyah

apabila diolah dengan teknik di goreng dan dipanggang.

a) Tepung Kanji

Tepung Kanji adalah tepung dari pati umbi kayu (singkong). Tepung kanji juga sering

disebut tepung tapioka atau aci dalam bahasa Sunda. Tepung kanji atau tapioka sekilas

mirip dengan tepung sagu karena memang keduanya bahan substitutif. Tepung kanji

memiliki sifat -sifat yang mirip dengan tepung sagu. Keduanya mampu merekatkan bahan-

bahan sehingga banyak digunakan sebagai perekat pada makanan dan dijadikan lem.

Tepung kanji memiliki bentuk serbuk berwarna putih. Tepung kanji berbeda bila dirasakan

dengan jari tangan sebab memiliki tekstur yang kesat, ringan, dan mudah melekat. Tepung

kanji mudah ditemui di pasaran. Tepung kanji dijual dalam plastik atau sesuai takaran.

Tepung kanji banyak digunakan di masakan Asia seperti bakso. Pilih tepung kanji yang

warnanya putih bersih dan benar-benar kering.


30

Secara tekstur, tepung tapioka lebih lembut, tepung tapioka juga terasa sangat licin di

tangan, sehingga susah untuk dipegang. Biasanya tepung tapioka memiliki warna putih

bersih. Sebagai tepung yang tergolong tepung pati, tepung tapioka mengandung sangat

sedikit protein dan tidak mengandung gluten. Oleh karena itu, tepung tapioka aman untuk

dikonsumsi bagi orang-orang yang menderita celiac disease (gluten intolerance). Secara

umum, tepung tapioka digunakan sebagai pengental tumisan, karena sifatnya yang bening

dan mengental ketika dipanaskan. Selain itu, tepung ini juga digunakan sebagai pengenyal

dalam pembuatan cireng, ronde, dan pempek. Tepung tapioka biasanya tidak cocok

digunakan untuk melapisi gorengan, karena tepung ini menyerap minyak dan akan

mengeras

b) Tepung Sagu

Tepung sagu adalah jenis tepung yang terbuat dari saripati batang pohon sagu. Warna dan

tekstur tepung sagu sangat mirip dengan tepung tapioka, sehingga orang sering tertukar

antara keduanya. Namun, tepung sagu biasanya terasa lebih garing dan kesat di tangan

dibanding tepung tapioka. Layaknya tepung tapioka, tepung sagu sering digunakan sebagai

pengental dan pengenyal dalam memasak. Namun biasanya, tepung sagu lebih digunakan

dalam pembuatan bakso, bubur sagu, bubur sumsum, kerupuk, dan batagor. Selain itu,

tepung sagu juga merupakan bahan dasar dalam pembuatan kue semprit dan kue bagea,

kue kering yang biasanya popular di hari-hari besar. Kue tradisional umumnya tidak hanya

dibuat dari tepung sagu. Umumnya di digunakan sebagai bahan tambahan yang

melengkapi bahan tepung lainnya karena masyarakat kita senang kue yang agak kenyal.

Sagu Aren (Ponggok) diambil dari pati pohon aren, dijual dalam bentuk kering atau basah.

Pilih sagu aren yang berwarna putih bersih karena kualitasnya jauh lebih baik daripada
31

yang berwarna kecoklatan. Jika tidak ada yang kering, untuk disimpan sagu basah dicetak,

lalu dipanggang seperti yang lazimnya dilakukan oleh penduduk Maluku. Sebelum

digunakan, sagu direndan dahulu sampai lunak. Sagu aren kering yang sudah dicetak,

dijual dengan sebutan sagu Ambon. Tepung sagu memiliki karakteristik fisik yang mirip

dengan tepung tapioka. Dalam resep masakan, tepung sagu yang relatif sulit diperoleh

sering diganti dengan tepung tapioka sehingga namanya sering kali dipertukarkan,

meskipun kedua tepung ini berbeda.

Sagu merupakan makanan pokok bagi masyarakat di Maluku dan Papua yang tinggal di

pesisir. Sagu dimakan dalam bentuk papeda, semacam bubur, atau dalam olahan lain. Sagu

sendiri dijual sebagai tepung curah maupun yang dipadatkan dan dikemas dengan daun

pisang. Selain itu, saat ini sagu juga diolah menjadi mi. Sebagai sumber karbohidrat, sagu

memiliki keunikan karena diproduksi di daerah rawa-rawa (habitat alami rumbia). Kondisi

ini memiliki keuntungan ekologis tersendiri, walaupun secara ekonomis kurang

menguntungkan (menyulitkan distribusi).

Salah satu bahan utama dalam pembuatan kue Indonesia yang cukup populer dan banyak

dipergunakan adalah dari tepung kanji atau sagu, karena bahan tepung kanji atau sagu

merupakan bahan pangan lokal dan mudah didapat. Bahan utama ini tidak dapat berdiri

sendiri begitu saja, memerlukan bahan-bahan lain sebagai pelengkapnya untuk dapat

menghasilkan kue sesuai standar.


32

2.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI

Model pengajaran TAI adalah suatu model pengajaran yang dikemukakan

oleh Slavin (2005:101). “Team Assisted Individualization” dapat diterjemahkan

sebagai kelompok yang dibantu secara individual atau kelompok di mana ada

seorang asisten yang membantu secara individual. Model pengajaran TAI ini

merupakan teori belajar konstruktivisme dan teori belajar kognitif. Jadi, model TAI

merupakan model pengajaran secara kelompok di mana terdapat seorang peserta

didik yang lebih mampu berperan sebagai asisten yang bertugas membantu secara

individual peserta didik lain yang kurang mampu dalam satu kelompok. Dalam hal

ini peran pendidik hanya sebagai fasilitator dan mediator dalam proses belajar

mengajar. Pendidik cukup menciptakan kondisi lingkungan belajar yang kondusif

bagi peserta didiknya. Pada pengajaraan TAI akan memotivasi peserta didik saling

membantu anggota kelompoknya sehingga tercipta semangat dalam sistem

kompetensi dengan lebih mengutamakan peran individu tanpa mengorbankan aspek

kooperatif.

Model pembelajaran Kooperatif tipe TAI dirancang untuk memuaskan

kriteria berikut ini untuk menyelesaikan masalah-masalah teoritis dan praktis dari

sistem pengajaran individual:

1. Dapat meminimalisir keterlibatan guru dalam pemeriksaan dan pengelolaan

rutin.

2. Guru setidaknya akan menghabiskan separuh dari waktunya untuk mengajar

kelompok-kelompok kecil
33

3. Oprasional program tersebut akan sedemikian sederhananya sehingga para

peserta didik di kelas tiga ke atas dapat melakukannya.

4. Para peserta didik akan termotivasi untuk mempelajari materi-materi yang

diberikan dengan cepat dan akurat, dan tidak bisa berbuat curang atau

menemukan jalan pintas

b. Unsur-unsur Program dalam TAI (Team Assisted Individualization)

Unsur-unsur program dalam TAI adalah sebagai berikut:

a) Teams

Para peserta didik dalam TAI dibagi ke dalam tim-tim yang beranggotakan 4

sampai 5 orang

b) Tes dan Penempatan

Para peserta didik diberikan beberapa tes pra-program dalam bidang studi pada

permulaan pelaksanaan program. Mereka ditempatkan pada tingkat yang sesuai

dalam program individual berdasarkan kinerja mereka dalam tes ini

c) Materi Kurikulum

Pada proses pengajaran harus disesuaikan dengan materi yang terdapat pada

kurikulum yang berlaku dengan menerapkan teknik dan strategi pemecahan

masalah untuk penguasaan materi

d) Kelompok belajar

Berdasarkan tes pengelompokan maka dibentuk kelompok belajar. peserta didik

dalam kelompoknya mendengarkan presentasi dari guru dan mengajarkan

lembar kerja. Jika ada peserta didik yang belum paham tentang materi dapat
34

bertanya pada anggota lainnya atau ketua yang telah ditunjuk, kalau belum

paham juga baru meminta penjelasan dari guru.

e) Penilaian dan pengakuan tim

Setelah diberikan tes, kemudian tes tersebut dikoreksi dan dinilai berdasarkan

ktriteria tertentu. Tim akan mendapatkan sertifikat/penghargaan tertentu atau

sejenisnya jika dapat melampaui kriteria yang telah ditentukan.

f) Mengajar kelompok

Materi yang belum dipahami oleh suatu kelopok dapat ditanyakan kepada guru

dan guru menjelaskan materi pada kelompok tersebut. Pada saat guru mengajar,

siswa dapat sambil dapat memahami materi baik secara individual dan kelompok

dengan kebebasan tetapi bertanggung jawab. Keaktifan peserta didik sangat

diutamakan pada pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization)

g) Lembar kerja

Pada setiap materi pokok diberikan lembar kerja secara individual untuk

memahami pemahaman individual bahan atau materi dapat berupa ringkasan

materi yang dipelajari di rumah kemudian pertemuan selanjutnya dikerjakan.

h) Mengajar seluruh kelas

Setelah akhir pengejaran dari materi pokok suatu materi guru menghentikan

program pengelompokan dan menjelaskan konsep-konsep yang belum dipahami

dengan strategi pemecahan masalah yang relevan. Pada akhir pengajaran

diberikan kesimpulan dari materi (Slavin, 2005:104).


35

c. Komponen-Komponen Dalam Metode Pembelajaran TAI (Team Assisted

Individualization)

Model pembelajaran tipe TAI ini memiliki 8 komponen kedelapan komponen

tersebut adalah sebagai berikut:

a) Teams

yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri dari 4 sampai 5 peserta

didik

b) Placement Test

yaitu pemebrian pre-test kepada peserta didik atau melihat rata-rata nilai harian

peserta didik agar guru mengetahui kelemahan peserta didik pada bidang

tertentu.

c) Student Creative

yaitu melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan dimana

keberhasilan individu ditentukan oleh keberhasilan kelompoknya

d) Team Study

yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oeh kelompok dan guru

memberikan bantuan secara individual kepada peserta didik yang membutuhkan

e) Team Score and Teanm Recognition

yaitu pemberian score terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan

penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok

yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas.

f) Teaching Group
36

yaitu pemberian materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas

kelompok.

g) Fact Test

yaitu pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh peserta didik

h) Whole-Class Units

yaitu pemberian materi oleh guru kembali diakhiri waktu pembelajaran dengan

strategi pemecahan masalah.

d. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted

Individualization)

Model pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) termasuk dalam

pembelajaran kooperatif. Dalam model pembelajaran TAI, peserta didik

ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil (4 sampai 5 peserta didik) yang

heterogen untuk menyelesaikan tugas kelompok yang sudah disampaikan oleh

guru, selanjutnya diikuti dengan pemberian bantuan secara individu bagi peserta

didik yang memerlukannya. Keheterogenan kelompok mencakup jenis kelamin, ras,

agama, (kalau mungkin), tingkat kemampuan (tinggi, sedang, rendah) dan

sebagainya.

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted

Individualization)adalah sebagai berikut:

a) Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk mempelajari materi

pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru


37

b) Guru memberikan kuis secara individual kepada peserta didik untuk

mendapatkan skor dasar atau skor awal

c) Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 peserta

didik dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi,

sedang dan rendah). Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya,

suku yang berbdea serta kesetaraan Gender

d) Hasil belajar peserta didik secara individual didiskusikan dalam kelompok.

Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban

teman satu kelompok.

e) Guru memfasilitasi peserta didik dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan

memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.

f) Guru memberikan kuis kepada peserta didik secara individual.

g) Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai

peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya

(terkini).

e. Kelebihan dan kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team

Assisted Individualization)

1) Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI

a) Peserta didik yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah

b) Peserta didik diajarkan bagaimana bekerjasama dalam suatu kelompok

c) Peserta didik yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dalam

keterampilannnya
38

d) Adanya rasa tanggung jawab dalam kelompok dalam menyelesaikan

masalah

e) Menghemat persentasi guru sehingga waktu pembelajaran lebih efektif.

2) Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI

a) Peserta didik yang kurang pandai secara tidak langsung akan menggantung

pada peserta didik yang pandai

b) Tidak ada persaingan antar kelompok

c) Tidak semua materi dapat diterapkan pada metode ini.

d) Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru kurang baik maka proses

pembelajarannya juga berjalan kurang baik.

A. Dasar pemikiran

Menurut Sugiyono (2010:91) menyatakan, “kerangka berfikir merupakan

model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor

yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting”. Keberhasilan dalam

melakukan kegiatan belajar mengajar biasanya diukur dengan keberhasilan peserta

didik dalam memahami dan menguasai materi yang diberikan serta hasil belajar

yang tinggi. Seorang guru perlu menyadari bahwa pola interaksi yang selama ini

berlangsung tidak selalu berjalan sesuai apa yang diharapkan. Guru harus

melaksanakan tuganya dengan baik untuk menyampaikan materi sesuai dengan

materi pokok.

Guru merupakan komponen yang penting dalam proses pembelajaran. Guru

tidak hanya bertugas untuk menyampaikan materi pelajaran tetapi juga harus
39

mampu mengajar dengan baik agar peserta didik senantiasa memperhatikan

penjelasan dari guru pada saat mengajar sehingga mampu menumbuh kembangkan

pengetahuan, keterampilan dan bakat peserta didik untuk terus maju dan

berprestasi. Di tiap sekolah atau kelas sikap peserta didik tentang cara mengajar

guru berbeda-beda satu dengan lainnya. Sikap merupakan suatu reaksi, respon atau

keadaan diri seseorang yang kecenderunganya relatif menetap baik perasaan yang

senang, tidak senang maupun netral dari hasil melihat, mendengar dan merasakan

terhadap sesuatu yang dialaminya mengenai cara mengajar seorang guru pada

peserta didik ketika kegiatan pembelajaran’

Model pembelajaran TAI adalah suatu model pengajaran yang dikemukakan

oleh Slavin (2005:101), “(Team Assisted Individualization)”dapat diterjemahkan

sebagai kelompok yang dibantu secara individual atau kelompok di mana ada

seorang asisten yang membantu secara individual. Model pengajaran TAI ini

merupakan teori belajar konstruktivisme dan teori belajar kognitif. Jadi, model TAI

merupakan model pengejaran secara kelompok di aman terdapat seorang peserta

didik yang lebih mampu berperan sebagai asisten yang bertugas membantu secara

individual siswa lain yang kurang mampu dalam suatu kelompok, dalam hal ini

peran pendidik hanya sebagai fasilitator dan mediator dalam proses belajat

mengajar. Pendidik cukup menciptakan kondisi lingkungan belajar yang kondusif

bagi peserta didiknya. Pada pengajaran model TAI akan memotivasi peserta didik

dan saling membantu anggota kelompoknya sehingga tercipta semangat dalam

sistem kompetensi dengan lebih mengutamakan peran individu tanpa

mengorbankan aspek kooperatif.


40

Mengacu pada uraian di atas dapat disimpukan bahwa untuk mencapai hasil

belajar yang maksimal ditunjang oleh beberapa komponen diantaranya guru,

peserta didik dan kesesuaian materi yang disampaikan dengan model pembelajaran

yang diterapkan.

Berdasarkan pada uraian diatas, maka peneliti membuat kerangka berfikir

dalam penelitian tindakan kelas sebagai berikut:

Kondisi Awal
Hasil belajar Kue Indonesia Peserta didik kelas XI Tata Boga SMK Negeri 1
Cilimus masih rendah

Tindakan
Penerapan Model Pembelajaran TAI
(Team Assisted Individualization)

Hasil Akhir
Hasil belajar Kue Indonesia kelas XI Tata Boga SMK Negeri 1 Cilimus (Team
Assisted Individualization) akan meningkat

Gambar Kerangka Berfikir


Sumber: doc pribadi

B. Hipotesis Tindakan

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan, hipotesis tindakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Gambaran respon peserta didik kelas XI Tata Boga SMK Negeri 1 Cilimus

dalam proses pembelajaran Kue Indonesia menggunakan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization).


41

2) Hasil Belajar Kue Indonesia Peserta didik kelas XI Tata Boga SMK Negeri 1

Cilimus menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team

Assisted Individualization)

3) Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted

Individualization) dapat meningkatkan Hasil Belajar Kue Indonesia peserta didik

kelas XI Tata Boga SMK Negeri 1 Cilimus


42

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Lokasi Penelitian Tindakan kelas (PTK) dilaksanakan di SMK Negeri 1 Cilimus,

yaitu tempat peneliti melaksanakan tugas, yang beralamat di Jalan Baru Lingkar

Caracas-Cilimus Kecamatan Cilimus kabupaten Kuningan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober sampai November, semester 1 tahun

ajaran 2020/2021 dengan uraian kegiatan sebagai berikut:

Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
Tahap Uraian Kegiatan Bulan---/Minggu ke.....
Oktober 2020 November 2020 Desember 2020
Persiapan 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
 Perencanaan

 Identifikasi masalah

 Merumuskan masalah

 Membuat instrumen
penelitian
Pelaksanaan
 Pratindakan

 Analisis data
pratindakan

 Tindakan siklus I & 2

 Analisis data siklus


1&2

 Tindakan siklus 3
Akhir
 Analisis data siklus 3

 Pengolahan
&penyusunan data
43

 Legalitas PTK

 Publikasi ilmiah

Sumber: doc pribadi

3. Subjek Penelitian

Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah Peserta Didik Kelas XI Tata

Boga 1 Program Keahlian Tata Boga tahun pelajaran 2020/2021 dengan jumlah

peserta didik sebanyak 34 orang terdiri dari laki-laki 6 orang dan perempuan 28 orang.

A. Jenis Dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action

Research. Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu rancangan penelitian yang dirancang

khusus untuk meningkatkan kualitas praktek pembelajaran di kelas. Guru yang melakukan

penelitian tindakan kelas berperan ganda, yaitu sebagai guru dan sebagai peneliti. (Adnan

latif, 2010:81).

Tujuan utama Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk perbaikan dan peningkatan

kualitas proses pembelajaran dikelas (Susilo, 2007:16). PTK adalah salah satu cara yang

stategis bagi guru untuk memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan

dalam konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas program sekolah secara

keseluruhan (Zaenal Aqib, 2009:18). PTK menawarkan peluang sebagai strategi

pengembangan kinerja, sebab penelitian ini menempatkan pendidik dan tenaga kependidikn

lainnya sebagai peneliti, sebagai agen perubahan dan pembaharuan yang pola kerjanya

bersifat kolaboratif (Zaenal Arifin, 2011:23).


44

Proses pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dapat dirujuk dari beberapa model,

tetapi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model siklus yang

dikemukakan oleh Kemmis & Taggart yang terdiri atas planning (menyusun perencanaan),

acting (melaksanakan tindakan), observing (melaksanakan pengamatan), dan reflecting

(melakukan refleksi), hasil refleksi ini kemudian dipergunakan untuk memperbaiki

perencanaan (revise plan) berikutnya (Rido Kurnianto, 2009:5). Secara sederhana alur

pelaksanaan tindakan kelas disajikan sebagai berikut:

Perencanaan

Refleksi 1 SIKLUS 1 Perencanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi 1 SIKLUS 2 Perencanaan

Pengamatan

Gambar Desain Penelitian Tindakan Kelas


Sumber:doc pribadi
45

B. Prosedur Penelitian dan Siklus PTK

Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan ini memiliki empat tahap yang

dirumuskan oleh Lewin Kemmis dan MC Taggar yaitu planning (rencana), acting

(tindakan), observing (pengamatan), dan reflecting (refleksi).

Proses pembelajaran yang akan dilakukan terdiri dari 3 pertemuan dan tiap pertemuan

terbagi menjadi 1 siklus, sehingga pada penelitian ini terbagi menjadi 3 siklus di setiap

pertemuannya. Penelitian Tindakan Kelas dapat diuraikan pada siklus di bawah ini adalah

sebagai berikut :

Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Siklus II Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Siklus III Pelaksanaan

Pengamatan
46

 SIKLUS 1

1) Planning (Perencanaan)

Rencana merupakan tahapan awal yang harus dilakukan guru sebelum melakukan

sesuatu. Diharapkan rencana tersebut berpandang ke depan, serta fleksibel untuk

menerima efek-efek yang tak terduga dan dengan rencana tersebut secara dini kita dapat

menguasai hambatan. Perencanaan yang baik seorang praktisi tersebut untuk bertindak

dengan lebih efektif sebagai bagian dari perencanaan, partisipan harus bekerja sama

dalam diskusi untuk membangun suatu kesamaan bahasa dalam menganalisis dan

memperbaiki pengertian maupun tindakan mereka dalam situasi tertentu. Adapun

perencanaan dalam penelitian ini antara lain:

a. Membuat jadwal penelitian

b. Pembuatan Instrumen

c. Menentukan Tim Kolaborator

Rencana Tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini, dapat diuraikan
sebagai berikut:

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan tujuan yang


diharapkan.
b. Menyiapkan materi yang akan dibahas.
c. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk mendukung kegiatan
pembelajaran yang akan dibagikan kepada setiap kelompok, karena diskusi
termasuk dalam kegiatan menganalisis.
d. Membuat lembar observasi untuk mengamati aktivitas belajar peserta didik
selama pembelajaran.
47

e. Membuat format catatan lapangan untuk mengamati dan merekam situasi ketika
pembelajaran berlangsung, sekaligus mencatat hal-hal yang belum terekam dalam
lembar observasi.
f. Menyusun soal tes dan kunci jawaban siklus I untuk mengetahui tingkat
pemahaman peserta didik tentang materi yang telah dibahas.

2) Action (Tindakan)

Tindakan ini merupakan penerapan dari perencanaan yang telah dibuat berupa

suatu penerapan model pembelajaran tertentu yang bertujuan untuk memperbaiki atau

menyempurnakan model yang sedang dijalankan. Tindakan tersebut dapat dilakukan

langsung dalam pelaksanaan suatu model pembelajaran yang hasilnya juga akan

dipergunakan untuk penyempurnaan pelaksanaan tugas. Adapun langkah-langkah

kegiatan proses pembelajaran menggunakan Model Team Assisted Individualization

(TAI) yang diintegrasikan dapat dideskripsikan sebagai berikut:

Tabel 3.2
Langkah-Langkah Kegiatan Model Team Assisted Individualization (TAI)
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
A. Pendahuluan  Salam dan berdoa
 Memeriksa kesiapan peserta didik
untuk belajar
 Apersepsi
 Memotivasi peserta didik untuk
belajar
 Penyampaian tema dan tujuan
pembelajaran & rencana kegiatan

B. Inti  Guru memberikan tugas kepada


peserta didik untuk mempelajari
materi pembelajaran secara individual
yang sudah dipersiapkan oleh guru
 Guru memberikan kuis secara
individual kepada peserta didik untuk
mendapatkan skor dasar atau skor
48

awal
 Guru membentuk beberapa kelompok
terdiri dari 4-5 peserta didik dengan
kemampuan yang berbeda-beda baik
tingkat kemampuan (tinggi, sedang
dan rendah). Jika mungkin anggota
kelompok berasal dari ras, budaya,
suku yang berbeda serta kesetaraan
gender
 Hasil belajar peserta didik secara
individual didiskusikan dalam
kelompok, setiap anggota kelompok
saling memeriksa jawaban teman satu
kelompok
 Guru memfasilitasi peserta didik
dalam membuat rangkuman,
mengarahkan dan memberikan
penegasan pada materi pembelajaran
yang telah dipelajari
 Guru memberikan kuis kepada peserta
didik secara individual
 Guru memberi penghargaan pada
kelompok berdasarkan perolehan nilai
peningkatan hasil belajar individual
dari skor dasar ke skor kuis
berikutnya (terkini)

C. Penutup  Peserta didik dan guru menyimpulkan


materi pembelajaran yang telah
dipelajari
 Peserta didik dan guru merefleksikan
penguasaan materi yang telah
dipelajari dengan membuat catatan
penugasan materi
 Kesan dan pesan selama proses
pembelajaran, rekomendasi untuk
pembelajaran berikutnya
 Umpan balik
 Berdoa

3) Observation (pengamatan)
49

Pengamatan ini berfungsi untuk melihat dan mendokumentasikan pengaruh-pengaruh

yang diakibatkan oleh tindakan dalam kelas. Hasil pengamatan ini merupakan dasar

dilakukannya refleksi sehingga pengamatan yang dilakukan dapat menceritakan

keadaan yang sesungguhnya. Dalam pengamatan, hal-hal yang perlu dicatat oleh

obsever (Tim Kolaborasi) adalah proses dari tindakan, efek-efek tindakan, lingkungan

dan hambatan-hambatan yang muncul. Adapun observer dalam penelitian ini yaitu:

a) Observer 1

Bertugas mengamati aktivitas guru dalam melaksanakan PBM menggunakan Model

Team Assisted Individualization (TAI)

b) Observer 2

Bertugas mengamati kompetensi peserta didik dalam proses pembelajaran

Observasi dilakukan pada saat guru memberikan tindakan dengan mengisi lembar

observasi. Pengamatan akan dibantu oleh teman sejawat yang juga mengajar ditempat

peneliti bertugas. Selama proses pembelajaran berlangsung, observer akan mengamati

dan mencatat aktivitas peserta didik dengan menggunakan lembaran observasi. Lembar

observasi aktivitas peserta didik memuat indikator-indikator yang mencerminkan

aktivitas peserta didik dalam pembelajaran materi Kue Indonesia dari kanji atau sagu.

dengan pendekatan konstruktivisme yang dilaksanakan dalam kelompok. Setiap kolom

pada lembar observasi diberi tanda cek list saat observer menilai bahwa peserta didik

melakukan aktivitas.

4) Reflection (Refleksi)
50

Refleksi merupakan tahap akhir dari suatu daur penelitian tindakan kelas. Dalam tahap

ini observer dan peneliti (guru) mendiskusikan hasil tindakan di kelas dan masalah yang

terjadi di dalamnya. Dalam diskusi dilakukan analisis terhadap tindakan yang telah

dilaksanakan. Analisis yang dilaksanakan adalah analisis data hasil obsevasi tentang

aktivitas peserta didik selama pelajaran dilakukan dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif. Selanjutnya refleksi dapat ditentukan setelah adanya tindakan

dan hasil observasi. Setelah melakukan refleksi biasanya muncul permasalahan atau

pemikiran baru, sehingga merasa perlu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi

untuk siklus selanjutnya. Demikian tahapan kegiatan terus berulang-ulang sehingga

membentuk siklus yang kedua, siklus yang ketiga, dan seterusnya sampai suatu

permasalahan dianggap teratasi. Pada penelitian ini siklus akan berhenti ketika aktivitas

belajar peserta didik telah mencapai 60%.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap Refleksi antara lain:

a. Menganalisis hasil tindakan

b. Menyimpulkan hasil tindakan

c. Menentukan kekurangan dalam pelaksanaan tindakan pertama

d. Mencari solusi pemecahan masalah dalam tindakan awal

e. Melanjutkan dan merencanakan siklus berikutnya

Dengan demikian, penelitian tindakan kelas ini dapat dilaksanakan dalam sekali

pertemuan karena hasil refleksi membutuhkan waktu untuk melakukannya sebagai

planning untuk siklus selanjutnya.

 SIKLUS 2
51

1) Planning (Perencanaan)

Secara umum langkah-langkah kegiatan Siklus 2 tidak jauh berbeda dengan yang

dilakukan pada siklus 1, perencanaan pada Siklus 2 yaitu (1) pembuatan instrumen

untuk Siklus 2 dan (2) Menetapkan kembali Tim Kolabolator

2) Action (Tindakan)

Tindakan yang dilakukan pada Siklus 2 (dua), tidak jauh berbeda dengan yang

dilakukan pada Siklus 1, Karena PBM masih menggunakan Model pembelajaran Team

Assisted Individualization (TAI)

3) Observation (Pengamatan)

Pengamatan dilakukan oleh Tim Kolaborasi, hal-hal yang diamati yaitu: Observer 1

bertugas mengamati aktivitas guru dalam melaksanakan PBM menggunakan Model

Team Assisted Individualization (TAI), dan Observer 2 bertugas mengamati kompetensi

siswa dalam proses pembelajaran

4) Reflection (Refleksi)

Kegiatan yang dilakukan pada tahap Refleksi yaitu (1) Menganalisis hasil tindakan (2)

Membandingkan hasil analisis Siklus 1 dan 2, dan (3) Menyimpulkan hasil tindakan.

 SIKLUS 3
52

Langkah-langkah kegiatan pada siklus 3 secara umum tidak jauh berbeda dengan siklus 1

dan 2, diantaranya ada perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan

(observation), dan refleksi (reflection). Berbeda pada kegiatan siklus 1 dan 2. Pada siklus 3,

kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta didik berhubungan dengan praktikum Kue

Indonesia dari kanji atau sagu.

1) Planning (Perencanaan)

Secara umum langkah-langkah kegiatan Siklus 3 tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan

pada siklus 1 dan 2, perencanaan pada Siklus 3 yaitu:

a) Pembuatan instrumen untuk Siklus 3

b) Menetapkan kembali Tim Kolabolator

2) Action (Tindakan)

Tindakan yang dilakukan pada Siklus 3 (tiga), tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan

pada Siklus 1 dan 2, karena PBM masih menggunakan Model Pembelajaran Team Assisted

Individualization (TAI)

3) Observation (Pengamatan)

Pengamatan dilakukan oleh Tim Kolaborasi, hal-hal yang diamati yaitu: Observer 1 bertugas

mengamati aktivitas guru dalam melaksanakan PBM menggunakan Model Team Assisted

Individualization (TAI), dan Observer 2 bertugas mengamati kompetensi siswa dalam proses

pembelajaran

4) Reflection (Refleksi)
53

Kegiatan yang dilakukan pada tahap Refleksi yaitu:

a) Menganalisis hasil tindakan

b) Membandingkan hasil analisis Siklus 1, 2 dan 3

c) Menyimpulkan hasil tindakan.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti (Ridwan,

2008:78). Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik diperlukan instrumen yang baik

pula, instrumen yang harus dipersiapkan dalam rangka mengumpulkan data yang dibutuhkan

dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

2) Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

3) Soal tes

4) Lembar Penilaian

5) Lembar pengamatan aktivitas peserta didik

6) Lembar pengamatan aktivitas guru

7) Daftar hadir peserta didik

D. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan Penulis dalam rangka mengumpulkan data yang dibutuhkan

dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1) Teknik tes
54

Dilakukan untuk memperoleh gambaran hasil belajar Kue Indonesia peserta didik

kelas XI Tata Boga 1 tahun pelajaran 2020/2021 menggunakan Model

pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)

2) Teknik observasi (Pengamatan)

Dilakukan untuk mengetahui gambaran kompetensi sosial peserta didik dalam

proses belajar dan aktivitas guru dalam menerapkan Model pembelajaran Team

Assisted Individualization (TAI).

2. Teknik Analisis Data

Langkah-langkah yang dilaksanakan peneliti, dalam menganlisis data yang diperoleh

hasil penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

1) Untuk menganalisis data hasil belajar menggunakan rumus:

(Arikunto, 2006:253)

2) Untuk menghitung rata-rata nilai digunakan rumus:

Keterangan:

X = rata-rata

∑ = Jumlah Skor perolehan

N = Jumlah siswa

(Arikunto, 2006:253)

3) Untuk menganalisis data hasil observasi, menggunakan rumus:


55

(Arikunto, 2006:253)

4) Untuk menentukan kriteria penilaian, digunakan skala penilaian sebagai berikut:

Tabel 3.3
Skala Penilaian
Kompetensi Sosial, Hasil Belajar, dan Aktivitas Mengajar
Interval Nilai Indikator Penilaian
Hasil Belajar Ketuntasan Kompetensi Proses KBM
Belajar Belajar
90-100 Sangat Tuntas Sangat Sangat Baik
Kompeten Kompeten
85-89 Kompeten Tuntas Kompeten Baik
80-84 Cukup kompeten Tuntas Cukup Cukup
kompeten
<80 Belum kompeten Belum tuntas Belum kurang
kompeten

E. Indikator Kinerja Penelitian

1. Indikator Penilaian

Indikator penilaian yang akan dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.4
Indikator Penilaian
Variabel Indikator Teknik Pengukuran
Penelitian Pengumpulan
data
Hasil Belajar  Penguasaan teori Tes tertulis Kriteria
Kue Indonesia, 90-100 = sangat
terkait materi kmpeten
85-89 = Kompeten
Kue Indonesia
80-84 = cukup
dari kanji atau kompeten
sagu. < 80 = belum
kompeten
Penerapan  Menerapkan Observasi Skor Penilaian:
Model langkah-langkah 4 = Sangat baik
Pembelajaran model 3 = Baik
Team Assisted 2 = Cukup
56

Individualizatio pembelajaran 1 = Kurang


n (TAI) TAI
o Pembukaan
o Kegiatan inti
o Penutup
Sumber: doc pribadi

2. Indikator Keberhasilan Penelitian

Penilaian tindakan kelas berjudul “Hasil Belajar Kue Indonesia Peserta Didik Kelas

XI Tata Boga 1 SMK Negeri 1 Cilimus Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Team Assisted Individualization (TAI)”. Dikatakan berhasil apabila:

1) Secara individu, peserta didik telah memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM=80)

2) Sebanyak 75% dari jumlah peserta didik telah tuntas dalam belajar

3. Tim Kolaborasi Penelitian

Tim kolaborasi dalam pelaksanaan yaitu: Peneliti, Observer 1, Observer 2.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


57

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Hasil Penelitian Pratindakan

Penelitian pratindakan dilakukan sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Peneliti

bersama tim kolaborasi, pada hari senin tanggal 19 Oktober 2020 melakukan kegiatan

pratindakan. Tujuan ini dilakukan untuk membuktikan permasalahan yang sebenarnya terjadi di

kelas XI TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus, sekaligus sebagai tolak ukur kondisi awal. Proses

kegiatan pembelajaran berlangsung seperti biasanya Peneliti lakukan mengajar dengan

menggunakan metode ceramah bervariasi. Hasil pengamatan dan penilaian proses pembelajaran

pratindakan diperoleh keterangan sebagai berikut :

 Respon peserta didik Kelas XI TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus dalam proses pembelajaran

pratindakan (PBM menggunakan Metode konvensional, dalam kategori kurang, nilai rata-

rata (73,38).

 Hasil Belajar Kue Indonesia Kelas XI TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus pada Pratindakan dalam

kategori belum kompetensi, nilai rata-rata kompetensi sosial (70,0) masih dibawah KKM

(73,23)

 Proses pembelajaran berjalan cukup (78,8) namun peserta didik belum dilibatkan secara

aktif dalam proses pembelajaran.

Refleksi:
58

Hasil resume dengan tim kolaborasi, perlu dicari solusi untuk meningkatkan hasil belajar Kue

Indonesia dari Kanji atau Sagu pada peserta didik kelas XI TB 1 SMK negeri 1 Cilimus agar

kreativitas dan hasil belajarnya maksimal. Hasil kesepakatan dengan Tim Kolaborasi, untuk

mencoba menerapkan Model pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization).

2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus 1

Sebagai tindak lanjut dari refleksi pratindakan, tindakan Siklus 1 proses belajar mengajar Kue

Indonesia dari Kanji atau Sagu di Kelas XI TB 1 dilakukan dengan menggunakan Model

pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization).

Langkah-langkah kegiatan penelitian dilaksanakan sebagai berikut:

a. Perencanaan Siklus 1

Kegiatan yang dilakukan Peneliti pada tahap perencanaan adalah menyiapkan segala bentuk

instrumen yang dibutuhkan dalam penelitian, yaitu: (1) membuat Rencana Pelaksanaan

pembelajaran (RPP) sesuai materi, (2) Menyusun soal tes, (3) membuat daftar hadir, format

pengamatan dan daftar penilaian.

b. Pelaksanaan Siklus 1

Tindakan Siklus 1 dilaksanakan Senin tanggal 26 Oktober 2020 pada Kelas XI TB 1 SMK

Negeri 1 Cilimus. Proses pembelajaran menggunakan Model pembelajaran TAI (Team Assisted

Individualization) dengan materi “Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu”. Proses kegiatan

dilakukan dengan langkah-langkah Model pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization)

Slavin (2005:101) sebagai berikut:

Pendahuluan:

Kegiatan yang dilakukan adalah:

1) peserta didik menjawab sapaan guru, berdoa dan mengordinasikan diri siap belajar.
59

2) Guru dan peserta didik bertanya jawab berkaitan dengan materi pembelajaran

3) Guru menyiapkan tujuan pembelajaran dan memberikan penjelasan tentang manfaat

menguasai materi pembelajaran.

4) Guru menyiapkan pokok-pokok/ cakupan materi pembelajaran:

 Pengertian kue Indonesia dari kanji atau sagu

 Karakteristik kue Indonesia dari kanji atau sagu

 Macam-macam kue Indonesia dari kanji atau sagu

Kegiatan Inti

Kegiatan yang dilakukan adalah:

1) Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk mempelajari materi pembelajaran

secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru

2) Guru memberikan kuis secara individual kepada peserta didik untuk mendapatkan skor

dasar atau skor awal

3) Guru membentuk beberapa kelompok terdiri dari 4-5 peserta didik dengan kemampuan

yang berbeda-beda baik tingkat kemapuan (tinggi, sedang dan rendah). Jika mungkin

anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan jender

4) Hasil belajar peserta didik secara individual didiskusikan dalam kelompok, setiap anggota

kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok

5) Guru memfasilitasi peserta didik dalam membuat rangkuman, mengarahkan dan

memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari

6) Guru memberikan kuis kepada peserta didik secara individual

7) Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil

belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini).


60

Penutup :

Pada kegiatan penutup hal yang dilakukan (1) Peserta didik dan guru menyimpulkan materi

pembelajaran yang telah dipelajari. (2) Peserta didik dan Guru merefleksikan penguasaan materi

yang telah dipelajari dengan membuat catatan penguasaan materi

c. Pengamatan dan Penilaian Siklus 1

Kegiatan pengamatan dan penilaian dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan oleh Tim

Kolaborasi yaitu:

Peneliti

Nama : Vinna Pestiana, S.Pd

Tugas : Melaksanakan PBM “Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu” menggunakan Model
Team Assisted Individualization (TAI)

Observer 1

Nama : Eva Nopita, S.Pd

Tugas : Mengamati aktivitas guru dalam melaksanakan PBM menggunakan Model


Team Assisted Individualization (TAI)

Observer 2

Nama : Eka Nuriyati, S.Pd

Tugas : Mengamati kompetensi peserta didik dalam proses pembelajaran berlangsung

Hasil pengamatan dan penilaian Tim Kolaborasi dapat dideskripsikan sebagai berikut:
61

1) Respon Peserta Didik Terhadap Pembelajaran

Hasil pengamatan Hasil Belajar “Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu peserta didik Kelas XI TB

1 SMK Negeri 1 Cilimus Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted

Individualization (TAI)” pada siklus 1 dapat dijelaskan sebagai berikut:

 Respon peserta didik terhadap pelajaran dalam kategori baik, nilai rata-rata

 Fokus terhadap pembelajaran dalam kategori baik, nilai rata-rata

 Kerjasama dalam kelompok, dalam kategori baik

 Aktif bertanya dalam mengemukakan pendapat, dalam kategori baik, nilai rata-rata

Berdasarkan hasil analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa respon peserta didik Kelas XI TB 1

SMK Negeri 1 Cilimus terhadap pembelajaran “Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu”

menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI)”

pada siklus 1 dalam kategori baik, nilai rata-rata (83,23).

2) Hasil Belajar

Hasil belajar “Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu” peserta didik Kelas XI TB 1 SMK Negeri 1

Cilimus Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization

(TAI)” pada siklus 1 dapat disimpulkan bahwa hasil belajar “Kue Indonesia dari Kanji atau

Sagu” Siswa Kelas XI TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus menggunakan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI)” pada siklus 1 dalam kategori belum

kompeten, nilai rata-rata (74,05).

3) Aktivitas Guru Dalam PBM

Aktivitas guru dalam proses mengajar Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team

Assisted Individualization (TAI)” pada siklus 1 dapat dideskripsikan sebagai berikut:

Tabel 4.1
Proses Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Siklus 1
62

Aktivitas Guru yang Diamati Skor Kategori


Pembukaan:
 Peserta didik menjawab sapaan guru, berdoa dan 3 Baik
mengordinasikan diri siap belajar
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan 3 Baik
memberikan penjelasan tentang manfaat
menguasai materi pembelajaran
 Guru menyampaikan pokok-pokok/cakupan 4 Sangat
materi pelajaran Baik
Kegiatan Inti:
 Guru memberikan tugas kepada peserta didik 3 Baik
untuk mempelajari materi pembelajaran secara
individual yang sudah dipersiapkan oleh guru
 Guru memberikan kuis secara individual kepada 3 Baik
Peserta didik untuk mendapatkan skor dasar atau
skor awal
 Guru membentuk beberapa kelompok terdiri 3 Baik
dari 4-5 peserta didik dengan kemampuan yang
berbeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi,
sedang dan rendah). Jika mungkin anggota
kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang
berbeda serta kesetaraan gender
 Hasil belajar peserta didik secara individual 3 Baik
didiskusikan dalam kelompok, setiap anggota
kelompok saling memeriksa jawaban teman satu
kelompok
 Guru memfasilitasi peserta didik dalam 3 Baik
membuat rangkuman, mengarahkan dan
memberikan penegasan pada materi
pembelajaran yang telah dipelajari
 Guru memberikan kuis kepada peserta didik 3 Baik
secara individual
 Guru memberi penghargaan pada kelompok 4 Sangat
berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil Baik
belajar individual dari skor dasar ke skor kuis
berikutnya (terkini)
Penutup:
 Peserta didik dan guru menyimpulkan materi 3 Baik
pembelajarn yang telah dipelajari
 Peserta didik dan guru merefleksikan 4 Sangat
penguasaan materi yang telah dipelajari dengan Baik
membuat catatan penugasan materi
 Peserta didik mengerjakan soal tes/tes unjuk 3 Baik
kerja yang diberikan Guru
63

Jumlah 32 Baik
Hasil Penelitian 80,8 Baik
Sumber:doc pribadi

Berdasarkan hasil analisis Tabel 4.1 diatas dapat simpulkan bahwa proses pembelajaran “Kue

Indonesia dari Kanji atau Sagu” peserta didik Kelas XI TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus

menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI)”

pada siklus 1 dalam kategori baik nilai rata-rata (80,8)

4) Refleksi Siklus 1

Secara umum proses pembelajaran “Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu” peserta didik Kelas XI

TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted

Individualization (TAI)” sudah mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil

pratindakan. Namun ada yang perlu ditingkatkan kembali untuk siklus berikutnya:

 Respon peserta didik Kelas XI TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus terhadap pembelajaran

menerapkan potongan sayuran menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team

Assisted Individualization (TAI)” pada siklus 1 dalam kategori baik nilai rata-rata (83,23)

 Hasil belajar “Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu” peserta didik Kelas XI TB 1 SMK

Negeri 1 Cilimus menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted

Individualization (TAI)” pada siklus 1 dalam kategori kompeten, nilai rata-rata (74,05).

 Proses pembelajaran “Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu” peserta didik Kelas XI TB 1

SMK Negeri 1 Cilimus Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted

Individualization (TAI)” pada siklus 1 dalam kategori baik nilai rata-rata (80,8)

3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus 2


64

Tindakan siklus 2 proses belajar mengajar “Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu” peserta didik

Kelas XI TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus dilakukan dengan menggunakan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI)”, merupakan langkah perbaikan dan

koreksi dari siklus 1 terhadap langkah dan indikator yang belum tercapai. Langkah-langkah

kegiatan penelitian Siklus 2 dilaksanakan sebagai beikut:

a. Perencanaan Siklus 2

Sama halnya dengan kegiatan yang dilakukan Peneliti pada Siklus 1, tahap perencanaan adalah

menyiapkan segala betuk instrumen yang dibutuhkan dalam penelitian, yaitu: (1) membuat

Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai materi, (2) Menyusun soal tes, (3) membuat

daftar hadir, format pengamatan dan daftar penilaian

b. Pelaksanaan Siklus 2

Tindakan Siklus 2 dilaksanakan Senin tanggal 02 November 2020 pada kelas XI TB 1 SMK

Negeri 1 Cilimus. Proses pembelajaran menggunakan Model pembelajaran TAI (Team Assisted

Individualization) dengan materi “Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu”. Proses kegiatan

dilakukan dengan langkah-langkah Model pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization)

Slavin (2005:101) sebagai berikut:

Pendahuluan:

Kegiatan yang dilakukan adalah (1) Peserta didik menjawab sapaan guru, berdoa dan

mengkoordinasikan diri siap belajar. (2) Guru dan peserta didik bertanya jawab berkaitan dengan

materi pembelajaran, (3) Guru menyiapkan tujuan pembelajaran dan memberikan penjelasan

tentang manfaat menguasai materi pembelajaran. (4) Guru menyiapkan pokok-pokok/ cakupan

materi pembelajaran:

 Bahan yang digunakan untuk pembuatan kue Indonesia dari kanji atau sagu
65

 Peralatan yang digunakan pembuatan kue Indonesia dari kanji atau sagu

 Teknik pengolahan kue Indonesia dari kanji atau sagu

Kegiatan Inti :

Kegiatan yang dilakukan adalah (1) Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk

mempelajari materi pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru, (2) Guru

memberikan kuis secara individual kepada peserta didik untuk mendapatkan skor dasar atau skor

awal, (3) Guru membentuk beberapa kelompok terdiri dari 4-5 peserta didik dengan kemampuan

yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi, sedang dan rendah). Jika mungkin anggota

kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan jender, (4) Hasil belajar

peserta didik secara individual didiskusikan dalam kelompok, setiap anggota kelompok saling

memeriksa jawaban teman satu kelompok, (5) Guru memfasilitasi peserta didik dalam membuat

rangkuman, mengarahkan dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah

dipelajari, (6) Guru memberikan kuis kepada peserta didik secara individual (7) Guru memberi

penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual

dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini).

Penutup:

Pada kegiatan penutup hal yang dilakukan (1) siswa dan guru menyimpulkan materi

pembelajaran yang telah dipelajari. (2) Siswa dan Guru merefleksikan penguasaan materi yang

telah dipelajari dengan dan memberikan apresiasi terhadap hasil yang dicapai.

c. Pengamatan dan Penilaian Siklus 2

Sama halnya dengan Siklus 1, kegiatan pengamatan dan penilaian dalam penelitian tindakan

kelas Siklus 2 dilakukan oleh Tim Kolaborasi yaitu: Observer 1 (Eva Nopita, S.Pd) bertugas
66

Mengamati aktivitas guru dalam pembelajaran menggunakan Model Team Assisted

Individualization (TAI) dan Observer 2 (Eka Nuriyati, S.Pd) bertugas Mengamati peserta didik

dalam mengikuti pembelajaran dan mengerjakan tugas yang diberikan. Hasil pengamatan dan

penilaian dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1) Respon Siswa terhadap Pembelajaran

Hasil pengamatan dari hasil belajar Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu peserta didik Kelas XI

TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted

Individualization (TAI)” pada siklus 2 dapat dijelaskan sebagai berikut:

 Respon peserta didik terhadap pelajaran dalam kategori baik, nilai rata-rata

 Fokus terhadap pembelajaran dalam kategori baik

 Kerjasama dalam kelompok, dalam kategori baik

 Aktif bertanya dalam mengemukakan pendapat, dalam kategori baik

Berdasarkan hasil analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa respon peserta didik Kelas XI TB 1

SMK Negeri 1 Cilimus terhadap pembelajaran Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu

Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI)”

pada siklus 2 dalam kategori baik, nilai rata-rata (86,32).

2) Hasil Belajar

Hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran “Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu” Kelas XI

TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted

Individualization (TAI)” pada siklus 2 dapat disimpulkan bahwa hasil belajar “Kue Indonesia

dari Kanji atau Sagu” Kelas XI TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus Menggunakan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI)” pada siklus 2 dalam kategori cukup

kompeten, nilai rata-rata (82,05).


67

3) Aktivitas Guru dalam PBM Siklus 2

Aktivitas guru dalam proses mengajar Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team

Assisted Individualization (TAI)” pada siklus 2 dapat dideskripsikan sebagai berikut:

Tabel 4.2
Proses Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Siklus 2

Aktivitas Guru yang Diamati Skor Kategori


Pembukaan:
 Peserta didik menjawab sapaan guru, berdoa dan 3 Baik
mengordinasikan diri siap belajar
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan 3 Baik
memberikan penjelasan tentang manfaat
menguasai materi pembelajaran
 Guru menyampaikan pokok-pokok/cakupan 4 Sangat
materi pelajaran Baik
Kegiatan Inti:
 Guru memberikan tugas kepada peserta didik 3 Baik
untuk mempelajari materi pembelajaran secara
individual yang sudah dipersiapkan oleh guru
 Guru memberikan kuis secara individual kepada 3 Baik
Peserta didik untuk mendapatkan skor dasar atau
skor awal
 Guru membentuk beberapa kelompok terdiri 3 Baik
dari 4-5 peserta didik dengan kemampuan yang
berbeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi,
sedang dan rendah). Jika mungkin anggota
kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang
berbeda serta kesetaraan gender
 Hasil belajar peserta didik secara individual 3 Baik
didiskusikan dalam kelompok, setiap anggota
kelompok saling memeriksa jawaban teman satu
kelompok
 Guru memfasilitasi peserta didik dalam 3 Baik
membuat rangkuman, mengarahkan dan
memberikan penegasan pada materi
pembelajaran yang telah dipelajari
 Guru memberikan kuis kepada peserta didik 3 Baik
secara individual
 Guru memberi penghargaan pada kelompok 4 Sangat
berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil Baik
belajar individual dari skor dasar ke skor kuis
berikutnya (terkini)
Penutup:
68

 Peserta didik dan guru menyimpulkan materi 3 Baik


pembelajarn yang telah dipelajari
 Peserta didik dan guru merefleksikan 4 Sangat
penguasaan materi yang telah dipelajari dengan Baik
membuat catatan penugasan materi
 Peserta didik mengerjakan soal tes/tes unjuk 3 Baik
kerja yang diberikan Guru

Jumlah 43 Baik
Hasil Penelitian 82,7 Baik
Sumber: doc pribadi

Berdasarkan hasil analisis Tabel 4.2 diatas dapat simpulkan bahwa proses pembelajaran “Kue

Indonesia dari Kanji atau Sagu” Kelas XI TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus Menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI)” pada siklus 2 dalam

kategori baik nilai rata-rata (82,7)

4) Refleksi Siklus 2

Hasil penilaian Siklus 2, secara umum proses pembelajaran “Kue Indonesia dari Kanji atau

Sagu” Kelas XI TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Team Assisted Individualization (TAI)” mengalami peningkatan yang signifikan. Semua

koreksi dan masukan diperbaiki pada siklus 2 dan semua indikator ketercapaian penelitian sudah

tercapai dan nilai rata-rata kelas sudah diatas KKM =75 yaitu (82,05).

4. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus 3

Tindakan siklus 3 proses belajar mengajar “Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu” peserta didik

Kelas XI TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus dilakukan dengan menggunakan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI)”, merupakan langkah perbaikan dan

koreksi dari siklus 1 dan 2 terhadap langkah dan indikator yang belum tercapai. Langkah-

langkah kegiatan penelitian Siklus 3 dilaksanakan sebagai beikut:


69

a. Perencanaan Siklus 3

Sama halnya dengan kegiatan yang dilakukan Peneliti pada Siklus 1 dan 2, tahap perencanaan

adalah menyiapkan segala bentuk instrumen yang dibutuhkan dalam penelitian, yaitu: (1)

membuat Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai materi, (2) Menyusun soal tes, (3)

membuat daftar hadir, format pengamatan dan daftar penilaian

b. Pelaksanaan Siklus 3

Tindakan Siklus 1 dan 2 dilaksanakan Senin tanggal 09 November 2020 pada kelas XI TB 1

SMK Negeri 1 Cilimus. Proses pembelajaran menggunakan Model pembelajaran TAI (Team

Assisted Individualization) dengan materi “Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu”. Proses kegiatan

dilakukan dengan langkah-langkah Model pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization)

Slavin (2005:101) sebagai berikut:

Pendahuluan:

Kegiatan yang dilakukan adalah (1) Siswa menjawab sapaan guru, berdoa dan mengordinasikan

diri siap belajar. (2) Guru dan peserta didik bertanya jawab berkaitan dengan materi

pembelajaran, (3) Guru menyiapkan tujuan pembelajaran dan memberikan penjelasan tentang

manfaat menguasai materi pembelajaran. (4) Guru menyiapkan pokok-pokok/ cakupan materi

pembelajaran:

 Pembuatan kue Indonesia dari kanji atau sagu

 Masalah pada pembuatan kue Indonesia dari kanji atau sagu

 Penyajian kue Indonesia dari kanji atau sagu

Kegiatan Inti :

Kegiatan yang dilakukan adalah (1) Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk

mempelajari materi pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru, (2) Guru
70

memberikan kuis secara individual kepada peserta didik untuk mendapatkan skor dasar atau skor

awal, (3) Guru membentuk beberapa kelompok terdiri dari 4-5 peserta didik dengan kemampuan

yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi, sedang dan rendah). Jika mungkin anggota

kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan jender, (4) Hasil belajar

peserta didik secara individual didiskusikan dalam kelompok, setiap anggota kelompok saling

memeriksa jawaban teman satu kelompok, (5) Guru memfasilitasi peserta didik dalam membuat

rangkuman, mengarahkan dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah

dipelajari, (6) Guru memberikan kuis kepada peserta didik secara individual (7) Guru memberi

penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual

dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini).

Penutup:

Pada kegiatan penutup hal yang dilakukan (1) siswa dan guru menyimpulkan materi

pembelajaran yang telah dipelajari. (2) Peserta didik dan Guru merefleksikan penguasaan materi

yang telah dipelajari dengan dan memberikan apresiasi terhadap hasil yang dicapai.

c. Pengamatan dan Penilaian Siklus 3

Sama halnya dengan Siklus 1 dan 2, kegiatan pengamatan dan penilaian dalam penelitian

tindakan kelas Siklus 3 dilakukan oleh Tim Kolaborasi yaitu: Observer 1 (Eva Nopita, S.Pd)

bertugas Mengamati aktivitas guru dalam pembelajaran menggunakan Model Team Assisted

Individualization (TAI) dan Observer 2 (Eka Nuriyati, S.Pd) bertugas Mengamati peserta didik

dalam mengikuti pembelajaran dan mengerjakan tugas yang diberikan. Hasil pengamatan dan

penilaian dapat dideskripsikan sebagai berikut:

5) Respon Siswa terhadap Pembelajaran


71

Hasil pengamatan dari hasil belajar Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu peserta didik Kelas XI

TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted

Individualization (TAI)” pada siklus 3 dapat dijelaskan sebagai berikut:

 Respon peserta didik terhadap pelajaran dalam kategori baik

 Fokus terhadap pembelajaran dalam kategori baik

 Kerjasama dalam kelompok, dalam kategori baik

 Aktif bertanya dalam mengemukakan pendapat, dalam kategori baik

Berdasarkan hasil analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa respon peserta didik Kelas XI TB 1

SMK Negeri 1 Cilimus terhadap pembelajaran Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu

Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI)”

pada siklus 3 dalam kategori baik, nilai rata-rata (88,52).

6) Hasil Belajar

Hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran “Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu” Kelas XI

TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted

Individualization (TAI)” pada siklus 3 dapat disimpulkan bahwa hasil belajar “Kue Indonesia

dari Kanji atau Sagu” Kelas XI TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus Menggunakan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI)” pada siklus 3 dalam kategori kompeten,

nilai rata-rata (86,61).

7) Aktivitas Guru dalam PBM Siklus 3

Aktivitas guru dalam proses mengajar Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team

Assisted Individualization (TAI)” pada siklus 3 dapat dideskripsikan sebagai berikut:

Tabel 4.3
Proses Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Siklus 3

Aktivitas Guru yang Diamati Skor Kategori


72

Pembukaan:
 Peserta didik menjawab sapaan guru, berdoa dan 3 Baik
mengordinasikan diri siap belajar
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan 3 Baik
memberikan penjelasan tentang manfaat
menguasai materi pembelajaran
 Guru menyampaikan pokok-pokok/cakupan 4 Sangat
materi pelajaran Baik
Kegiatan Inti:
 Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk 3 Baik
melihat tayangan video Kue Indonesia dari kanji
atau sagu (Contoh: Cenil) dari Youtube dalam
bentuk link: https://www.youtube.com/watch?
v=QxVJO2y2OV0 dan bahan ajar modul, serta
PPT yang kemudian peserta didik mengamati,
membaca dan menuliskannya kembali dengan
mencatat point-point penting yang disampaikan.
Tayangan atau bahan bacaan terkait materi
Pembuatan kue Indonesia dari kanji atau sagu,
masalah pada pembuatan kue Indonesia dari
kanji atau sagu, dan penyajian kue Indonesia
dari kanji atau sagu.
 Guru memberikan kesempatan kepada peserta 3 Baik
didik untuk menganalisis proses pembuatan kue
Indonesia dari Kue Indonesia dari kanji atau
sagu serta cara mengatasinya. Peserta didik juga
diberikan kesempatan untuk menganalisis teknik
penyajian Kue Indonesia dari kanji atau sagu
dengan menarik dan kreatif. Peserta didik
diberikan kesempatan untuk menanyakan
kembali hal yang belum dipahami, dimulai dari
pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang
bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap
berkaitan dengan materi Pembuatan kue
Indonesia dari kanji atau sagu, masalah pada
pembuatan kue Indonesia dari kanji atau sagu,
dan penyajian kue Indonesia dari kanji atau
sagu.
 Peserta didik secara individu/kelompok 3 Baik
membuat kue Indonesia dari kanji atau sagu,
peserta didik sebelumnya sudah selesai
mengerjakan Jobsheet atau Lembar Kerja Siswa
(LKS) yang berkaitan dengan pembuatan kue
Indonesia dari kanji atau sagu yang akan
dipraktekkan. Setiap individu/kelompok
membuat dan menganalisis masing-masing
73

resep dengan teknik pengolahan yang berbeda.


 Peserta didik mempresentasikan hasil kerja 3 Baik
individu/kelompok. Setiap individu/kelompok
mengemukakan pendapat atas presentasi yang
dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh
kelompok atau individu yang
mempresentasikan.
 Guru dan peserta didik membuat kesimpulan 3 Baik
terkait presentasi dan evaluasi produk kue
Indonesia dari kanji atau sagu yang telah
dipraktekkan oleh masing-masing
individu/kelompok. Presentasi dan evaluasi yang
telah dilakukan berhubungan dengan Pembuatan
kue Indonesia dari kanji atau sagu, masalah pada
pembuatan kue Indonesia dari kanji atau sagu,
dan penyajian kue Indonesia dari kanji atau
sagu.
 Guru memberikan kuis kepada peserta didik 3 Baik
secara individual
 Guru memberi penghargaan pada kelompok 4 Sangat
berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil Baik
belajar individual dari skor dasar ke skor kuis
berikutnya (terkini)
Penutup:
 Peserta didik dan guru menyimpulkan materi 3 Baik
pembelajaran yang telah dipelajari
 Peserta didik dan guru merefleksikan 4 Sangat
penguasaan materi yang telah dipelajari dengan Baik
membuat catatan penugasan materi
 Peserta didik mengerjakan soal tes/tes unjuk 3 Baik
kerja yang diberikan Guru

Jumlah 43 Baik
Hasil Penelitian 82,7 Baik
Sumber: doc pribadi

Berdasarkan hasil analisis Tabel 4.3 diatas dapat simpulkan bahwa proses pembelajaran “Kue

Indonesia dari Kanji atau Sagu” Kelas XI TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus Menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI)” pada siklus 3 dalam

kategori baik nilai rata-rata (85,5)


74

8) Refleksi Siklus 3

Hasil penilaian Siklus 3, secara umum proses pembelajaran “Kue Indonesia dari Kanji atau

Sagu” Kelas XI TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Team Assisted Individualization (TAI)” mengalami peningkatan yang signifikan. Semua

koreksi dan masukan diperbaiki pada siklus 3 dan semua indikator ketercapaian penelitian sudah

tercapai, nilai rata-rata kelas sudah diatas KKM =75 yaitu (86,61).

B. Pembahasan

Hasil penilaian dan pengamatan proses pembelajaran “Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu”

Kelas XI TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Team Assisted Individualization (TAI)” dikaitkan dengan rumusan masalah dan hipotesis yang

telah diajukan, maka hasil penelitian dapat dibahas sebagai berikut:

1) Bagaimana respon Peserta didik Kelas XI TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus Menggunakan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI)?

Respon Peserta didik Kelas XI TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus Menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI)” dalam kategori

Baik, nilai rata-rata (86,02)

2) Bagaimana Hasil Belajar “Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu” Kelas XI TB 1 SMK

Negeri 1 Cilimus Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted

Individualization (TAI)?

Hasil Belajar “Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu” Kelas XI TB 1 SMK Negeri 1

Cilimus Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted

Individualization (TAI) dalam kategori Kompeten, nilai rata-rata (80,90).


75

3) Apakah penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted

Individualization (TAI) dapat meningkatkan Hasil Belajar “Kue Indonesia dari Kanji

atau Sagu” Kelas XI TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus?

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization

(TAI) dapat meningkatkan hasil belajar “Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu” Kelas

XI TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus, hal ini dapat dibuktikan dari Respon Baik. Nilai rata-

rata Hasil Belajar Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu pada Siklus 1 (74,05),

meningkat pada Siklus 2 (82,05) dan Siklus 3 (86,61).

Proses pembelajaran dan model pembelajaran sangat berpengaruh terhadap Hasil Belajar “Kue

Indonesia dari Kanji atau Sagu” Kelas XI TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus. Keterlibatan Peserta

didik dalam proses belajar membuat Peserta didik aktif pula dalam belajar

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan

hasil belajar “Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu” Kelas XI TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus,

karena Model pembelajaran Kooperatif tipe TAI dirancang untuk memuaskan kriteria berikut ini

untuk menyelesaikan masalah-masalah teoritis dan praktis dari sistem pengajaran individual:

1. Dapat meminimalisir keterlibatan guru dalam pemeriksaan dan pengelolaan rutin

2. Guru setidaknya akan menghabiskan separuh dari waktunya untuk mengajar kelompok-

kelompok kecil

3. Operasional program tersebut akan sedemikian sederhananya sehingga para Peserta didik

dikelas tiga ke atas dapat melakukannya.


76

4. Para Peserta didik akan termotivasi untuk mempelajari materi-materi yang diberikan

dengan cepat dan akurat, dan tidak bisa berbuat curang atau menemukan jalan pintas.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
77

Berdasarkan data, analisis data, dan pembahasan, hasil penelitian tindakan kelas (PTK) dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Respon Peserta didik Kelas XI TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus Menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI)” dalam

kategori Baik, nilai rata-rata (86,02)

2. Hasil Belajar “Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu” Kelas XI TB 1 SMK Negeri 1

Cilimus Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted

Individualization (TAI) dalam kategori Kompeten, nilai rata-rata (80,90).

3. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization

(TAI) dapat meningkatkan hasil belajar “Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu” Kelas

XI TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus, hal ini dapat dibuktikan dari Respon Baik. Nilai

rata-rata Hasil Belajar Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu pada Siklus 1 (74,05),

meningkat pada Siklus 2 (82,05) dan Siklus 3 (86,61).

B. Saran

Berdasarkan pada hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan, maka penulis

menyampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Tiap peserta didik di kelas memiliki kreativitas belajar yang berbeda-beda, oleh

karena itu Guru harus dapat meningkatkan kreativitas peserta didik agar dapat

dikembangkan semaksimal mungkin.

2. Banyak cara yang digunakan Guru untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) dapat

digunakan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar dan

kreativitas belajar peserta didik.


78

3. Alangkah baiknya setiap guru memilih model pembelajaran yang sesuai dengan

materi pelajaran, agar hasil belajar tercapai secara maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rineka Cipta.
79

Arikunto, Suharsimi, 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rineka Cipta.


Arifin, Zainal. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Anis Malik Thoha, 20005. Tren Pluralisme Agama: Jakarta:Gema Insani Press.
Hal.212

Aqib, Zaenal. 2009. Penelitian tindakan kelas. Bandung. Yrama Widya

Dimyati dan Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:PT.Rineka Cipta

Febri Surya.2017.Tata Boga Dasar Untuk Pembelajaran SMK Kelas X.

Hutapea, Thoha.2008. Kompetensi Plus. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama

Junaidi. 2008. Cooperative learning Mempraktekan Cooperative learning di ruang-ruang kelas.


Jakarta: PT Grasindo.

Mimin Haryati, 2008. Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan., Jakarta:
Gaung Persada press

Moeheriono. 2009. Pengukuran Kinerja berbasis Kompetensi, Bogor: Ghalia Indonesia

Muhibin, Syah.2004. Psikologi Pendidikan.Bandung: Rosda Karya

Purwanto, M. Ngalim.2011. Ilmu Pendidikan teoritis da Praktis. Bnadung: Remaja Rosda Karya

Rifka. Tata Boga Dasar Untuk pembelajaran SMK Kelas X. Jogjakarta Indoliterasi grup

Rosidah, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jogjakarta: Graha Ilmu

Rusman.2012. Model-Model pembelajaran. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.

Rusyan, Tabrani. 1996. Proses Pembelajaran Yang Efektif, Bandung: Bima Budhaya

Slameto. 2010. Belajar Akan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Slavin R.E (2005). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Bandung: Nusa Media

Susilo. 2007. Penelitian Tindakan kelas. Yogyakarta : Pustaka Book Publisher


80

Sudjana. Nana 2011, Manajemen Program Pendidkan, untuk pendidikan Non Formal dan
Pengembangan Sumber Daya manusia, Bandung: Falah Production.

Sudjana, Nana. 2010. Dasar-dasar Proses Belajar. Bandung: Sinar Baru

Soeparman, soemahamidjaja. 2003. Membina Sikap Mental Wirausaha. Jakarta: Gunung jati

Sutrisno, Edy. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group

Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Yamin, Martinis. 2005. Strategi pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gaung Persada

Zuniarti. 2008. Produk kreatif dan kewirausahaan Tata Boga. Jogjakarta: Andi

---------------. 2013. Silabus Mata Pelajaraan Tata Boga kelas X SMK

LAMPIRAN INSTRUMEN PENELITIAN


81

LAMPIRAN 1

A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN (RPP)
Pertemuan ke-1

Sekolah : SMK Negeri 1 Cilimus


Kompetensi Keahlian : Tata Boga
Mata Pelajaran : Produk Cake dan Kue Indonesia
Kompetensi Dasar : 3.5 Menganalisis Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu
Kelas/Semester : XI / Ganjil
Materi Pokok : Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu
Alokasi Waktu : 3 x 30 Menit (3 Jam Pelajaran)

A. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


3.5.1 Menganalisis kue Indonesia dari kanji atau sagu dengan teliti
3.5.2 Mengkarakteristikan kue Indonesia dari kanji atau sagu sesuai dengan jenisnya, dan
memberikan contoh minimal 3 jenis
3.5.3 Mengkategorikan macam-macam kue Indonesia dari kanji atau sagu dari 3 daerah di
Indonesia, dan memberikan contoh minimal 3 jenis kue Indonesia dari kanji atau sagu yang
berasal dari daerah tersebut

B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Menganalisis kue Indonesia dari kanji atau sagu
2. Mengkarakteristikan kue Indonesia dari kanji atau sagu
3. Mengkategorikan macam-macam kue Indonesia dari kanji atau sagu

C. Materi Pembelajaran
1. Pengertian kue Indonesia dari kanji atau sagu
2. Karakteristik kue Indonesia dari kanji atau sagu
3. Macam-macam kue Indonesia dari kanji atau sagu

D. Media/alat, Bahan dan Sumber Belajar


Model Pembelajaran : Discovery Learning, Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted
Individualization
Pendekatan : TPACK
Media : Worksheet atau lembar kerja siswa, Lembar penilaian, Video, Google
Meet / Zoom, Google Classroom/ Google Form/Google Drive, Power
Point.
Alat/Bahan : Laptop / HP Android / E-learning Social Media Communication (Google
Docs/Google Meet/Google Classroom/WhatsApp Group)
Sumber Belajar : E-learning Social Media (Google Browser/WhatsApp/Youtube/Google
82

Drive

E. Langkah-Langkah Pembelajaran

Kegiatan Pendahuluan ( 5 Menit)


melalui Google Meet, Guru melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa dengan menunjuk
salah satu siswa untuk memimpin Doa untuk memulai pembelajaran.
Guru kemudian memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin. Daftar kehadiran peserta didik
sebelumnya sudah dikirim melalui WhatsApp Group dalam bentuk Google Form.
melalui Google Meet, Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik untuk mengingat materi
sebelumnya, kemudian Guru mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya.
melalui Google Meet, Guru menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan & manfaat)
dengan mempelajari materi :
Pengertian kue Indonesia dari Kanji atau Sagu, karakteristik kue Indonesia dari Kanji atau Sagu,
dan macam-macam kue Indonesia dari Kanji atau Sagu
melalui Google Meet, Guru menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta
metode belajar yang akan ditempuh.
Kegiatan Inti ( 80 Menit ) *TENTATIF/FLEKSIBEL
Kegiatan Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat tayangan video Kue Indonesia
Literasi dari Kanji atau Sagu dari Youtube dalam bentuk link: https://www.youtube.com/watch?
v=EKy9w7qFVoY dan bahan ajar modul, serta PPT yang sebelumnya telah diunggah di
Google Classroom dengan link: https://edu.google.com/products/classroom/?
modal_active=none, kemudian peserta didik mengamati, membaca dan menuliskannya
kembali dengan membuat rangkuman materi. Peserta didik diberi tayangan atau bahan
bacaan terkait materi: Pengertian kue Indonesia dari Kanji atau Sagu, karakteristik kue
Indonesia dari kanji atau sagu, dan macam-macam kue Indonesia dari kanji atau sagu
Critical melalui Google Meet, Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
Thinking menganalisis, mengkarakteristikan kue Indonesia dari kanji atau sagu sesuai dengan
jenisnya, dan peserta didik memberikan contoh minimal 3 jenis. Peserta didik
diberikan kesempatan untuk menanyakan kembali hal yang belum dipahami, dimulai
dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik. Pertanyaan ini
harus tetap berkaitan dengan materi Pengertian kue Indonesia dari Kanji atau Sagu,
karakteristik kue Indonesia dari kanji atau sagu, dan macam-macam kue Indonesia
dari kanji atau sagu.
Collaboration melalui Google Meet, peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk
*TENTATIF mendiskusikan, mengumpulkan informasi, mempresentasikan ulang, dan saling
FLEKSIBEL bertukar informasi mengenai Pengertian kue Indonesia dari Kanji atau Sagu,
karakteristik kue Indonesia dari kanji atau sagu, dan macam-macam kue Indonesia
dari kanji atau sagu. Diskusi kelompok dilakukan melalui WhatsApp Group.
melalui Google Meet, peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu
Communication secara klasikal. Setiap kelompok atau individu mengemukakan pendapat atas presentasi
yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh kelompok atau individu yang
mempresentasikan.
melalui Google Meet, Guru dan peserta didik membuat kesimpulan terkait presentasi
Creativity yang telah dilakukan tentang hal-hal yang telah dipelajari yang berhubungan dengan
Pengertian kue Indonesia dari Kanji atau Sagu, karakteristik kue Indonesia dari kanji atau
sagu, dan macam-macam kue Indonesia dari kanji atau sagu. Peserta didik kemudian
diberi kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami.
Kegiatan Penutup ( 5 Menit)
83

melalui Google Meet, Guru memberikan kesempatan kepada salah satu peserta didik untuk membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang
baru dilakukan.
melalui Google Meet, Guru membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran yangbaru dilakukan.
melalui Google Meet, Guru menutup kegiatan pembelajaran dan memberikan Evaluasi Pembelajaran
berupa Latihan Soal di Modul dan LKPD yang telah di unggah sebelumnya melalui platform Google
Class.

F. Penilaian Hasil Pembelajaran


- Penilaian Sikap (Afektif) berupa tanggung jawab, kedisiplinan, kerja sama, dan
komitmen dalam pembelajaran, melaksanakan tugas dan keikutsertaan dalam diskusi
atau presentasi yang diselenggarakan melalui WhatsApp Group/ Video Conference
(Google Meet/Zoom). Pengamatan sikap spritual dan sikap sosial yang dilakukan oleh
peserta didik.
- Penilaian Pengetahuan (Kognitif) berupa pengamatan terhadap diskusi, tanya jawab
dan percakapan serta penugasan yang diselenggarakan melalui WhatsApp Group/
Video Conference via Google Meet/Zoom. Penetapan rentang skor ditentukan oleh
guru.
- Penilaian Keterampilan (Psikomotor) berupa pengamatan unjuk kerja/pengamatan
proses hingga hasil produk/pengamatan hasil portofolio berupa vlog/ video (langsung/
tidak langsung) melalui WhatsApp Group / Google For Education (Google
Form/Google Classroom/Google Drive)/ Video Conference via Google Meet/Zoom.
Rubrik penilaian dan skor ditentukan oleh guru.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP) Pertemuan ke-2
84

Sekolah : SMK Negeri 1 Cilimus


Kompetensi Keahlian : Tata Boga
Mata Pelajaran : Produk Cake dan Kue Indonesia
Kompetensi Dasar : 3.5 Menganalisis Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu
Kelas/Semester : XI / Ganjil
Materi Pokok : Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu
Alokasi Waktu : 3 x 30 Menit (3 Jam Pelajaran)

A. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


3.5.4 Menganalisis bahan yang digunakan pada pembuatan kue Indonesia dari kanji atau
sagu, mulai dari bahan utama, bahan pemberi rasa, bahan tambahan, dan bahan
pembungkus.
3.5.5 Menyeleksi peralatan yang digunakan pada pembuatan kue Indonesia dari kanji atau
sagu sesuai dengan fungsinya
3.5.6 Menganalisis teknik pengolahan kue Indonesia dari kanji atau sagu, dan
menyebutkan 3 teknik pengolahan pada pembuatan kue Indonesia dari kanji
atau sagu
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1.Menganalisis bahan yang digunakan pada pembuatan kue Indonesia dari kanji atau sagu
2. Menyeleksi peralatan yang digunakan pada pembuatan kue Indonesia dari kanji atau
sagu
3. Menganalisis teknik pengolahan kue Indonesia dari kanji atau sagu

C. Materi Pembelajaran
1. Bahan yang digunakan untuk pembuatan kue Indonesia dari kanji atau sagu
2. Peralatan yang digunakan pembuatan kue Indonesia dari kanji atau sagu
3. Teknik pengolahan kue Indonesia dari kanji atau sagu

D. Media/alat, Bahan dan Sumber Belajar


Model Pembelajaran : Discovery Learning dan Project Based Learning (PjBL)
Pendekatan : TPACK
Media : Worksheet atau lembar kerja siswa, Lembar penilaian, Video,
Google Meet / Zoom, Google Classroom/ Google Form/Google Drive, Power
Point.
Alat/Bahan : Laptop / HP Android / E-learning Social Media Communication
(Google Docs/Google Meet/Google Classroom/WhatsApp Group)
Sumber Belajar : E-learning Social Media (Google
Browser/WhatsApp/Youtube/Google Drive

E. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan ( 5 Menit)
melalui Google Meet, Guru melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa dengan menunjuk salah satu
siswa untuk memimpin Doa untuk memulai pembelajaran.
85

Guru kemudian memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin. Daftar kehadiran peserta didik
sebelumnya sudah dikirim melalui WhatsApp Group dalam bentuk Google Form.
melalui Google Meet, Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik untuk mengingat materi sebelumnya,
kemudian Guru mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta
didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya.
melalui Google Meet, Guru menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan & manfaat) dengan
mempelajari materi :
Bahan yang digunakan pada pembuatan kue Indonesia dari kanji atau sagu, peralatan yang digunakan
pada pembuatan kue Indonesia dari kanji atau sagu, dan teknik pengolahan kue Indonesia dari kanji atau
sagu
melalui Google Meet, Guru menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta metode
belajar yang akan ditempuh.
Kegiatan Inti ( 80 Menit )
*TENTATIF/FLEKSIBEL
Kegiatan Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat tayangan video Kue Indonesia dari
Literasi Kanji atau Sagu dari Youtube dalam bentuk link: https://www.youtube.com/watch?
v=UFnUWA5KKHc , https://www.youtube.com/watch?v=UeQEibuhpP4, dan bahan ajar modul,
serta PPT yang sebelumnya telah diunggah di Google Classroom dengan link:
https://edu.google.com/products/classroom/?modal_active=none kemudian peserta didik
mengamati, membaca dan menuliskannya kembali dengan membuat rangkuman materi. Peserta
didik diberi tayangan atau bahan bacaan terkait materi:Bahan yang digunakan pada pembuatan
kue Indonesia dari kanji atau sagu, peralatan yang digunakan pada pembuatan kue Indonesia dari
kanji atau sagu, dan teknik pengolahan kue Indonesia dari kanji atau sagu
Critical melalui Google Meet, Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membuat
Thinking dasar pengelompokan bahan, peralatan yang digunakan, dan teknik pengolahan kue
Indonesia dari kanji atau sagu. Peserta didik diberikan kesempatan untuk menanyakan
kembali hal yang belum dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan
yang bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi Bahan yang
digunakan pada pembuatan kue Indonesia dari kanji atau sagu, peralatan yang digunakan
pada pembuatan kue Indonesia dari kanji atau sagu, dan teknik pengolahan kue Indonesia
dari kanji atau sagu
Collaboration melalui Google Meet, peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk
*TENTATIF mendiskusikan, mengumpulkan informasi, mempresentasikan ulang, dan saling
FLEKSIBEL bertukar informasi mengenai Bahan yang digunakan pada pembuatan kue Indonesia
dari kanji atau sagu, peralatan yang digunakan pada pembuatan kue Indonesia dari kanji
atau sagu, dan teknik pengolahan kue Indonesia dari kanji atau sagu. Diskusi kelompok
dilakukan melalui WhatsApp Group.
melalui Google Meet, peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu secara
Communication klasikal. Setiap kelompok atau individu mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan
kemudian ditanggapi kembali oleh kelompok atau individu yang mempresentasikan.
melalui Google Meet, Guru dan peserta didik membuat kesimpulan terkait presentasi yang telah
Creativity dilakukan tentang hal-hal yang telah dipelajari yang berhubungan dengan Bahan yang digunakan
pada pembuatan kue Indonesia dari kanji atau sagu, peralatan yang digunakan pada pembuatan
kue Indonesia dari kanji atau sagu, dan teknik pengolahan kue Indonesia dari kanji atau sagu.
Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum
dipahami

Kegiatan Penutup ( 5 Menit)


melalui Google Meet, Guru memberikan kesempatan kepada salah satu peserta didik untuk membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru
dilakukan.
86

melalui Google Meet, Guru membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran yangbaru dilakukan.
melalui Google Meet, Guru menutup kegiatan pembelajaran dan memberikan Evaluasi Pembelajaran berupa
Latihan Soal di Modul dan LKPD yang telah di unggah sebelumnya melalui platform Google Class.

F. Penilaian Hasil Pembelajaran


- Penilaian Sikap (Afektif) berupa tanggung jawab, kedisiplinan, kerja sama, dan
komitmen dalam pembelajaran, melaksanakan tugas dan keikutsertaan dalam diskusi
atau presentasi yang diselenggarakan melalui WhatsApp Group/ Video Conference
(Google Meet/Zoom). Pengamatan sikap spritual dan sikap sosial yang dilakukan oleh
peserta didik.
- Penilaian Pengetahuan (Kognitif) berupa pengamatan terhadap diskusi, tanya jawab
dan percakapan serta penugasan yang diselenggarakan melalui WhatsApp Group/
Video Conference via Google Meet/Zoom. Penetapan rentang skor ditentukan oleh
guru.
- Penilaian Keterampilan (Psikomotor) berupa pengamatan unjuk kerja/pengamatan
proses hingga hasil produk/pengamatan hasil portofolio berupa vlog/ video (langsung/
tidak langsung) melalui WhatsApp Group / Google For Education (Google
Form/Google Classroom/Google Drive)/ Video Conference via Google Meet/Zoom.
Rubrik penilaian dan skor ditentukan oleh guru.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Pertemuan Ke – 3
87

Sekolah : SMK Negeri 1 Cilimus


Kompetensi Keahlian : Tata Boga
Mata Pelajaran : Produk Cake dan Kue Indonesia
Kompetensi Dasar : 4.5 Membuat Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu
Kelas/Semester : XI / Ganjil
Materi Pokok : Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu
Alokasi Waktu : 5 JP x 45 Menit

A. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


4.5.1 Membuat kue Indonesia dari kanji atau sagu sesuai dengan standar resep
4.5.2 Mengatasi masalah pada pembuatan kue Indonesia dari kanji atau sagu
4.5.3 Menyajikan kue Indonesia dari kanji atau sagu dengan menarik dan kreatif
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Membuat kue Indonesia dari kanji atau sagu
2. Mengatasi masalah pada pembuatan kue Indonesia dari kanji atau sagu
3. Menyajikan kue Indonesia dari kanji atau sagu

C. Materi Pembelajaran:
1. Pembuatan kue Indonesia dari kanji atau sagu
2. Masalah pada pembuatan kue Indonesia dari kanji atau sagu
3. Penyajian kue Indonesia dari kanji atau sagu
D. Model Pembelajaran, Pendekatan, dan Metode
Model Pembelajaran : Project Based Learning (PjBL)
Pendekatan : TPACK
Metode : Diskusi,Tanya Jawab, Praktek, Penugasan

E. Alat / Bahan dan Media Pembelajaran


Alat dan Media : Laptop dan smartphone, slide power point, video pembelajaran dan
Youtube
Bahan Pembelajaran : Bahan Ajar Modul dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Pertemuan 3

F. Sumber Belajar
1. Bahan Ajar Produk Cake dan Kue Indonesia Kurikulum 2013
2. Internet
3. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

G. Kegiatan Pembelajaran

Tahap Sintaks Kegiatan Pembelajaran Waktu


88

Pembelajaran Model
Pembelajaran
Pendahuluan Orientasi 15 Menit

Guru melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan


berdoa untuk memulai pembelajaran
Guru memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap
disiplin .
Guru menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam
mengawali kegiatan pembelajaran.
Apersepsi
Guru mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya yaitu tentang: Bahan
yang digunakan untuk pembuatan kue Indonesia dari kanji
atau sagu, Peralatan yang digunakan pembuatan kue
Indonesia dari kanji atau sagu, Teknik pengolahan kue
Indonesia dari kanji atau sagu
Guru mengingatkan kembali materi prasyarat dengan
bertanya.
Guru mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya
dengan pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari
pelajaran yang akan dipelajari.
Apabila materi/tema/projek ini kerjakan dengan baik dan
sungguh-sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta
didik diharapkan dapat menjelaskan tentang: Pembuatan kue
Indonesia dari kanji atau sagu, masalah pada pembuatan kue
Indonesia dari kanji atau sagu, dan penyajian kue Indonesia
dari kanji atau sagu.
- Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung
Inti Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat tayangan 195
video Kue Indonesia dari kanji atau sagu (Contoh: Cenil) dari Menit
Kegiatan
Youtube dalam bentuk link: https://www.youtube.com/watch?
Literasi v=QxVJO2y2OV0 dan bahan ajar modul, serta PPT yang kemudian
peserta didik mengamati, membaca dan menuliskannya kembali
dengan mencatat point-point penting yang disampaikan. Tayangan
atau bahan bacaan terkait materi Pembuatan kue Indonesia dari kanji
atau sagu, masalah pada pembuatan kue Indonesia dari kanji atau
sagu, dan penyajian kue Indonesia dari kanji atau sagu.
Critical Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
Thinking menganalisis proses pembuatan kue Indonesia dari Kue Indonesia
dari kanji atau sagu serta cara mengatasinya. Peserta didik juga
diberikan kesempatan untuk menganalisis teknik penyajian Kue
89

Indonesia dari kanji atau sagu dengan menarik dan kreatif. Peserta
didik diberikan kesempatan untuk menanyakan kembali hal yang
belum dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke
pertanyaan yang bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap
berkaitan dengan materi Pembuatan kue Indonesia dari kanji atau
sagu, masalah pada pembuatan kue Indonesia dari kanji atau sagu,
dan penyajian kue Indonesia dari kanji atau sagu.
Collaboration Peserta didik secara individu/kelompok membuat kue Indonesia
*TENTATIF dari kanji atau sagu, peserta didik sebelumnya sudah selesai
FLEKSIBEL mengerjakan Jobsheet atau Lembar Kerja Siswa (LKS) yang
berkaitan dengan pembuatan kue Indonesia dari kanji atau sagu
yang akan dipraktekkan. Setiap individu/kelompok membuat
dan menganalisis masing-masing resep dengan teknik
pengolahan yang berbeda.
Communicat Peserta didik mempresentasikan hasil kerja individu/kelompok.
ion Setiap individu/kelompok mengemukakan pendapat atas presentasi
yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh kelompok atau
individu yang mempresentasikan.
Creativity 1. Guru dan peserta didik membuat kesimpulan terkait presentasi
dan evaluasi produk kue Indonesia dari kanji atau sagu yang telah
dipraktekkan oleh masing-masing individu/kelompok. Presentasi
dan evaluasi yang telah dilakukan berhubungan dengan Pembuatan
kue Indonesia dari kanji atau sagu, masalah pada pembuatan kue
Indonesia dari kanji atau sagu, dan penyajian kue Indonesia dari
kanji atau sagu.
2. Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan
kembali hal-hal yang belum dipahami.
Penutup 1. Guru meminta peserta didik untuk membuat rangkuman/simpulan 15
tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan
(15 menit ) pembelajaran yang baru dilakukan. Menit

2. Guru membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point


penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru
dilakukan.
3. Guru menugskan peserta didik mengerjakan LKPD dan evaluasi
4. Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang rencana
pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
5. Guru mengarahkan siswa untuk berdo’a sebelum mengakhiri
pembelajaran.
6. Peserta didik menutup pelajaran dengan berdoa secara bersama.
7. Guru menutup dengan salam.

H. Penilaian Hasil Pembelajaran


- Penilaian Sikap (Afektif) berupa tanggung jawab, kedisiplinan, kerja sama, dan
90

komitmen dalam pembelajaran, melaksanakan tugas dan keikutsertaan dalam diskusi


atau presentasi. Pengamatan sikap spritual dan sikap sosial yang dilakukan oleh
peserta didik.
- Penilaian Pengetahuan (Kognitif) berupa pengamatan terhadap diskusi, tanya jawab
dan percakapan serta penugasan. Penetapan rentang skor ditentukan oleh guru.
- Penilaian Keterampilan (Psikomotor) berupa pengamatan unjuk kerja/pengamatan
proses hingga hasil produk/pengamatan hasil portofolio. Rubrik penilaian dan skor
ditentukan oleh guru.

B. Soal Tes Tertulis Siklus 1, Siklus 2, dan Siklus 3

 Soal Tes Tertulis Siklus 1

SOAL TEORI PRODUKTIF

Kompetensi Keahlian : Tata Boga


Kompetensi Dasar : 3.5 Menganalisis kue Indonesia dari Kanji atau Sagu
Materi : Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu
Kelas / Semester : XI (Sebelas) / 1 (Ganjil)
Alokasi Waktu : 30 menit

Petunjuk Umum :
91

1. Tulis nama anda pada lembar jawaban yang tersedia


2. Teliti lembar soal, jika kurang lengkap atau tulisan yang tidak terbaca
3. Bacalah soal dengan seksama sebelum anda membaca
4. kerjakanlah soal-soal yang anda anggap paling mudah terlebih dahulu
5. Selamat bekerja

PILIHAN GANDA

Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban benar!

1. Adonan kue Indonesia ini menghasilkan kue yang memiliki tekstur kenyal dan lembut
apabila dikukus atau direbus, dan mempunyai tekstur renyah apabila digoreng. Adonan
ini disebut ….
a. Kue Indonesia dari kanji atau sagu

b. Kue Indonesia dari beras dan tepung beras


c. Kue Indonesia dari umbi-umbian
d. Kue Indonesia dari ketan dan tepung ketan
e. Kue Indonesia dari hunkwe atau agar-agar

2. Perhatikan kue Indonesia dari kanji atau sagu di bawah ini:

Telur Gabus Lompong Sagu Bebangkit

Kue Indonesia dari adonan tepung kanji biasanya memiliki ciri khas…
a. Renyah apabila digoreng

b. Renyah apabila di panggang


c. Lembut apabila digoreng
d. Lembut apabila direbus
e. Kenyal apabila digoreng
3. Perhatikan ciri khas kue Indonesia dari kanji atau sagu di bawah ini:
1) Renyah
2) Kenyal
3) Lembut
4) Empuk
5) Lentur
92

Dari data di atas, ciri-ciri Kue Indonesia dari adonan tepung sagu biasanya memiliki ciri
khas …
a. Gurih dan kenyal apabila direbus
b. Empuk dan kenyal apabila dikukus
c. Renyah apabila dipanggang
d. Lembek apabila direbus
e. Lentur apabila dikukus

4. Tepung kanji dan sagu merupakan jenis tepung yang memiliki fungsi sama yaitu sebagai
bahan dasar dalam pembuatan berbagai kue Indonesia. Di bawah ini merupakan
pernyataan yang tepat terkait karakteristik tepung kanji dan tepung sagu yaitu …
a. Tepung kanji berwarna putih susu, tepung sagu berwarna putih bersih

b. Tepung kanji berwarna putih tulang, tepung sagu berwarna putih bersih
c. Tepung kanji berwarna putih bersih, tepung sagu berwarna putih pucat
d. Tepung kanji dan tepung sagu memiliki warna putih bersih
e. Tepung kanji dan tepung sagu memiliki warna putih pucat

5. Tepung kanji merupakan salah satu tepung yang mempunyai banyak kegunaan, salah
satunya sebagai bahan dasar dalam pembuatan kue Indonesia. Manakah pernyataan di
bawah ini yang tepat…
a. Tepung kanji berasal dari pati singkong

b. Tepung kanji berasal dari gaplek yang dihaluskan


c. Tepung kanji berasal dari singkong yang dihaluskan
d. Tepung kanji berasal dari singkong yang diparut
e. Tepung kanji berasal dari gaplek

6. Batang pohon sagu merupakan salah satu bahan untuk menghasilkan tepung sagu.
Tepung sagu diproduksi dari pohon sagu yang diolah dan diambil sari patinya. Pohon ini
banyak ditemukan di daerah…..
a. Ambon dan Makassar
b. Kediri dan Papua
c. Palembang dan Ambon.
d. Maluku dan Kendari
e. Maluku dan Papua
7. Perhatikan gambar kue di bawah ini:
93

Ciri khas kue ini adalah mempunyai cekungan di tengah kuenya, berasal dari kota Palembang.
Kue ini bernama…
a. Kue Talam
b. Kue Lumpang
c. Kue mangkok
d. Kue Apem
e. Kue Talam pandan

8. Kue ini mempunyai tekstur kenyal. Banyak ditemukan di daerah Jawa Tengah dan Jawa
Timur. Mempunyai ciri khas berwarna-warni dan ditaburi oleh kelapa parut dan gula
pasir. Kue ini dinamakan ….
a. Ongol-ongol
b. Putri noong
c. Cenil
d. Putri mandi
e. Lapis pepe

9. Perhatikan gambar di bawah ini:

Kue ini mempunyai tekstur keras dan biasanya disajikan dengan minuman teh atau kopi.
Berasal dari Maluku dan kadang ada sebagian masyarakat yang menambahkan cincangan
kenari ke dalam adonan. Kue ini dinamakan ….
a. Bebangkit
b. Pillus
c. Klappertart
d. Bagea
e. Simping

10. Perhatikan gambar di bawah ini:


94

Cilok, cimol dan cireng merupakan salah satu penganan dari daerah Jawa Barat. Di
bawah ini merupakan pernyataan yang tepat terkait kue dari kanji dan sagu….

a. Cilok, cimol dan cireng merupakan jajanan hits yang terbuat dari sedikit tepung
kanji dan tepung sagu
b. Cilok, cimol dan cireng memiliki tekstur lebih lembut apabila ditambahkan
tepung sagu
c. Cilok, cimol dan cireng terbuat dari tepung kanji atau tepung sagu yang sudah
dijemur
d. Cilok, cimol dan cireng terbuat dari tepung kanji tanpa campuran bahan lain
e. Cilok, cimol dan cireng adalah penganan yang terbuat dari bahan dasar tepung
kanji yang bisa ditambahkan tepung lain

Format Lembar Jawaban Tes Teori Produktif Tata Boga


Siklus 1
95

Nama:.........................
Kelas:..........................

NO PILIHAN JAWABAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Jumlah Skor :............................


Nilai :............................

 Soal Tes Tertulis Siklus 2

SOAL TEORI PRODUKTIF

Kompetensi Keahlian : Tata Boga


Kompetensi Dasar : 3.5 Menganalisis kue Indonesia dari Kanji atau Sagu
Materi : Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu
Kelas / Semester : XI (Sebelas) / 1 (Ganjil)
Alokasi Waktu : 30 menit

Petunjuk Umum :
1. Tulis nama anda pada lembar jawaban yang tersedia
2. Teliti lembar soal, jika kurang lengkap atau tulisan yang tidak terbaca
96

3. Bacalah soal dengan seksama sebelum anda membaca


4. kerjakanlah soal-soal yang anda anggap paling mudah terlebih dahulu
5. Selamat bekerja

PILIHAN GANDA

Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban benar!

1. Tepung kanji dan tepung sagu adalah bahan dasar yang cocok untuk pembuatan kue….
a. Cenil, klepon, lapis pepe
b. Lumpang, telur gabus, lapis pepe
c. Jenang grendul, bagea, ketimus
d. Nagasari, seroja, renginang
e. Gemblong, putu ayu, bagea

2. Tepung kanji cocok digunakan untuk pembuatan kue di bawah ini, karena menghasilkan
tekstur yang renyah. Contoh kue yang tepat seperti pernyataan di atas yaitu…
a. Telur gabus
b. Renginang
c. Rempeyek
d. Teng-teng
e. Seroja / kue kembang goyang

3. Tepung sagu cocok digunakan untuk pembuatan kue di bawah ini, karena menghasilkan
tekstur yang lembut dan kenyal, mempunyai warna dan aroma khas gula merah. Di
bawah ini contoh kue yang tepat seperti pernyataan di atas…
a. Bubur sagu Ambon
b. Ongol-ongol
c. Cenil
d. Lapis pepe
e. Bubur sagu Ambon
4. Perhatikan gambar di bawah ini:

Kue lompong sagu di atas menggunakan bahan utama dan bahan penambah rasa yaitu…
97

a. Tepung kanji dan gula merah


b. Tepung kanji dan gula pasir
c. Tepung kanji dan gula jagung
d. Tepung sagu dan gula pasir
e. Tepung sagu dan gula merah

5. Perhatikan gambar di bawah ini:

Alat di atas biasanya digunakan untuk pembuatan…


a. Cenil
b. Bubur sagu mutiara
c. Bagea
d. Kue Pepe
e. Bebangkit

6. Perhatikan gambar dibawah ini :

Fungsi dari alat tersebut adalah untuk….


a. Mencetak kue bebangkit
b. Mencetak kue simping
c. Mencetak kue bagea
d. Mencetak telur gabus
e. Mencetak kue lapis kanji

7. Perhatikan gambar di bawah ini:


98

Gambar di atas adalah cetakan untuk membuat kue dari sagu yaitu…
a. Bagea
b. Bebangkit
c. Lapis pepe
d. Cenil
e. Ongol-ongol

8. Cenil adalah salah satu kue yang berbahan dasar tepung kanji atau sagu. Kue ini diolah
dengan menggunakan teknik….
a. Panggang
b. Rebus
c. Kukus
d. Goreng
e. Bakar
9. Teknik pengolahan Kue Simping yaitu dibuat dengan cara di….
a. Panggang
b. Bakar
c. Kukus
d. Rebus
e. Goreng
10. Putu Ayu Sagu buat dengan teknik ….
a. Panggang
b. Goreng
c. Bakar
d. Kukus
e. Rebus

Format Lembar Jawaban Tes Teori Produktif Tata Boga


Siklus 2

Nama:.........................
Kelas:..........................

NO PILIHAN JAWABAN
1
99

2
3
4
5
6
7
8
9
10

Jumlah Skor :............................


Nilai :............................

 Soal Tes Tertulis Siklus 3

SOAL TEORI PRODUKTIF

Kompetensi Keahlian : Tata Boga


Kompetensi Dasar : 4.5. Membuat Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu
Materi : Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu
Kelas / Semester : XI (Sebelas) / 1 (Ganjil)
Alokasi Waktu : 30 menit

Petunjuk Umum :
1. Tulis nama anda pada lembar jawaban yang tersedia
2. Teliti lembar soal, jika kurang lengkap atau tulisan yang tidak terbaca
3. Bacalah soal dengan seksama sebelum anda membaca
4. kerjakanlah soal-soal yang anda anggap paling mudah terlebih dahulu
5. Selamat bekerja
100

PILIHAN GANDA

Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban benar!

1. Di bawah ini adalah hal penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan kue dari kanji
atau sagu yang berkaitan dengan tekstur dan hasil akhir kue, adalah ….
a. Menggunakan api yang telah disesuaikan dengan jenis kue dari kanji atau sagu
b. Menggunakan standar resep yang telah teruji
c. Mengetahui teknik pengolahan yang benar
d. Menyiapkan cetakan dan alat yang sesuai
e. Mengetahui karakteristik tepung kanji dan tepung sagu

2. Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan Pillus yaitu….


a. Menggoreng dengan minyak dingin
b. Menggoreng dengan minyak panas
c. Diolah dengan 2x teknik penggorengan
d. Di goreng dengan api kecil
e. Digoreng dengan api besar

3. Di bawah ini adalah hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan Jenang Grendul yang
berkaitan dengan bahan…
a. Menggunakan tepung kanji atau sagu yang berkualitas
b. Bahan cair sesuai takaran standar resep
c. Menggunakan bahan tambahan yang sesuai
d. Menggunakan bahan yang telah ditimbang
e. Menggunakan bahan isi sesuai dengan jenis kue yang dibuat

4. Dalam pembuatan kue Bebangkit dan Bagea, faktor yang perlu diperhatikan agar hasil
kue tidak gosong dipermukaan bawahnya yaitu…
a. Adonan kue terlalu padat di loyang
b. Terlalu lama dipanggang
c. Bentuk kue di cetak terlau kecil
d. Suhu api panas
e. Suhu api sedang

5. Hasil kue Lumpang yang keras biasanya disebabkan oleh…


a. Kurangnya bahan cairan pada adonan kue
b. Bahan yang tidak berkualitas
c. Api terlalu panas
d. Api terlau kecil
e. Resep yang tidak standar
101

6. Penyebab bubur Sagu Mutiara menggumpal dan menempel, biasanya disebabkan oleh…
f. air belum mendidih ketika sagu mutiara di masukan
g. terlalu sebentar di masak
h. bubur tidak diaduk
i. api terlalu panas.
j. bubur dimasak dengan air dingin

7. Pembuatan Cireng supaya teksturnya lembut dan tidak keras harus menggunakan…
a. Air dingin
b. Air hangat
c. Air panas mendidih
d. Air hangat suam-suam kuku
e. Pelembut adonan
8. Perhatikan gambar di bawah ini:

Penyajian dalam jumlah besar kue dari kanji atau sagu di atas, menggunakan…
a. Tampah yang di sekat dengan daun pisang
b. Tampah bambu dan alas daun pisang
c. Tampah dan lipatan daun pisang
d. Tampah, Samir, dan lipatan daun pisang
e. Tampah dan lipatan daun

9. Perhatikan gambar di bawah:

Kreasi penyajian pada kue cenil di atas adalah…


a. Menggunakan tusuk sate
102

b. Menggunakan alas daun pisang


c. Menggunakan tempat dari tanah liat
d. Menggunakan daun pandan di atasnya
e. Menggunakan warna-warna yang menarik

10. Perhatikan gambar di bawah:

Bungkusan Takir di atas, cocok digunakan untuk penyajian kue dari sagu yaitu…
a. Jenang grendul
b. Putu ayu sagu
c. Lapis pepe
d. Cenil
e. Ongol-ongol

FORMAT LEMBAR JAWABAN TES TEORI PRODUKTIF TATA BOGA


SIKLUS 3

Nama:.........................
Kelas:..........................

NO PILIHAN JAWABAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
103

Jumlah Skor :............................


Nilai :............................

Job Sheet
Nama Hidangan :
Nama Kelompok :

No Bahan Ukuran Cara Pembuatan


C. Jobsheet Tugas

Warna Rasa Tekstur

Daftar Belanja
No Nama Bahan dan Bumbu Jumlah Bahan Harga Satuan Jumlah Harga

Persiapan Alat
No Nama Alat Jumlah Alat

Tertib Kerja
No Kegiatan Waktu

Foto Hasil Produk:


104

Indikator Penilaian

Indikator Motivasi Belajar Kategori penilaian:

A = Warna (Skor 1-5) 90-100 = sangat baik

B = Rasa (Skor 1-5) 85-89 = baik

C = Tekstur (Skor 1-5) 80-84 = cukup

D = Penyajian (Skor 1-5) < 80 = kurang

Skor Maksimum 20

Rumus Penilaian:

Nilai = Skor Perolehan


Skor Maksimum
105

LAMPIRAN 2

 Daftar Hadir Peserta Didik

Pertemuan
No Nama Siswa Pratindakan Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
19-10-20 26-10-20 02-11-20 09-11-20
1 Adinda Rizqi Aulia    
2 Agus Saputra    
3 Aisyah Zahra Fatimah    
4 Alya Febrianti    
5 Anisyah    
6. Asya Aufa Salsabila    
7 Cita Nursyarani    
8 Dadan Imron    
9 Dafiq Al-Luthfi Nawawi    
10 Dhini Septianie    
11 Elsa Anggraeni    
12 Endah Nurjanah    
13 Erna Wati    
14 Fina Mutiara Putri Dewi    
15 Fitria Anggraeni    
16 Harini Amelia Putri    
17 Imas Nur Septiani    
18 Istiqomah Nurul Zakiah    
19 Lusi Siti Rukaesih    
20 Maesyaroh    
21 Mustika Rafli A    
22 Ninis Nurjaiyah    
23 Nofandika Raka S    
106

24 Nurhikmah Lestari    
25 Nurhadis Aji    
26 Nurma    
27 Pani Agustina    
28 Peni Agustin    
29 Salma Fuadah    
30 Shifa Nurfitrianingsih    
31 Siti Aisyah    
32 Siti Nuraulia    
33 Tiara Putri Fratama    
34 Wulan Sri Mulyanda    

DATA DAN ANALISIS DATA


Data dan Analisis Data Pratindakan

Tabel
Data dan Analisis Data Respon Peserta Didik dalam PBM Pratindakan
Pertemuan Jumlah Nilai Keterangan
A B C D Skor
No Nama Siswa
(1- (1-5) (1-5) (1-5)
5)
1 Adinda Rizqi Aulia 3 3 4 3 13 65 Kurang
2 Agus Saputra 4 4 4 4 16 80 Cukup
3 Aisyah Zahra Fatimah 4 3 3 3 13 65 Kurang
4 Alya Febrianti 4 4 5 4 17 85 Baik
5 Anisyah 4 4 4 4 16 80 Cukup
6. Asya Aufa Salsabila 3 3 4 3 13 65 Kurang
7 Cita Nursyarani 4 4 4 4 16 80 Cukup
8 Dadan Imron 3 4 3 4 14 70 Cukup
9 Dafiq Al-Luthfi Nawawi 4 4 4 4 16 80 Cukup
10 Dhini Septianie 4 4 4 4 16 80 Cukup
11 Elsa Anggraeni 3 3 3 4 13 65 Kurang
12 Endah Nurjanah 4 3 3 3 13 65 Kurang
13 Erna Wati 3 3 3 4 13 65 Kurang
14 Fina Mutiara Putri Dewi 3 4 3 3 13 65 Kurang
15 Fitria Anggraeni 4 4 4 4 16 80 Cukup
16 Harini Amelia Putri 4 4 4 4 16 80 Cukup
17 Imas Nur Septiani 4 5 4 4 17 85 Baik
18 Istiqomah Nurul Zakiah 3 3 3 4 13 65 Kurang
19 Lusi Siti Rukaesih 4 4 4 4 16 80 Cukup
20 Maesyaroh 4 3 3 3 13 65 Kurang
21 Mustika Rafli A 4 4 4 4 16 80 Cukup
22 Ninis Nurjaiyah 3 3 4 3 13 65 Kurang
23 Nofandika Raka S 4 4 4 4 16 80 Cukup
24 Nurhikmah Lestari 4 4 5 4 17 85 Baik
107

25 Nurhadis Aji 3 2 3 4 12 60 Kurang


26 Nurma 4 4 5 4 17 85 Baik
27 Pani Agustina 4 5 4 4 17 85 Baik
28 Peni Agustin 4 4 5 4 17 85 Baik
29 Salma Fuadah 3 4 3 3 13 65 Kurang
30 Shifa Nurfitrianingsih 4 4 4 4 16 80 Cukup
31 Siti Aisyah 3 3 3 4 13 65 Kurang
32 Siti Nuraulia 4 3 3 3 13 65 Kurang
33 Tiara Putri Fratama 3 3 3 4 13 65 Kurang
34 Wulan Sri Mulyanda 3 4 3 3 13 65 Kurang

Jumlah 123 124 126 126 499 2495


Rata-rata 14,67 73,38 ≤ Kurang

Tabel
Data dan Analisis Data
Hasil Belajar Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu Pratindakan

Nilai Tes Jumlah Nilai


No Nama Siswa Praktek Tertulis Skor Rata- Keterangan
rata
1 Adinda Rizqi Aulia 80 80 160 80 Cukup Kompeten
2 Agus Saputra 60 70 130 65 Belum Kompeten
3 Aisyah Zahra Fatimah 60 65 125 62,5 Belum Kompeten
4 Alya Febrianti 85 80 165 82,5 Cukup Kompeten
5 Anisyah 80 85 165 82,5 Cukup Kompeten
6. Asya Aufa Salsabila 70 70 140 70 Belum Kompeten
7 Cita Nursyarani 80 80 160 80 Cukup Kompten
8 Dadan Imron 85 85 170 85 Kompeten
9 Dafiq Al-Luthfi Nawawi 70 65 135 67,5 Belum Kompeten
10 Dhini Septianie 85 85 170 85 Kompten
11 Elsa Anggraeni 80 80 160 80 Cukup Kompeten
12 Endah Nurjanah 70 70 140 70 Belum Kompeten
13 Erna Wati 85 80 165 82,5 Cukup Kompeten
14 Fina Mutiara Putri Dewi 70 70 140 70 Belum Kompeten
15 Fitria Anggraeni 70 65 135 67,5 Belum Kompeten
16 Harini Amelia Putri 70 65 135 67,5 Belum Kompeten
17 Imas Nur Septiani 65 65 130 65 Belum Kompeten
18 Istiqomah Nurul Zakiah 70 65 135 67,5 Belum Kompeten
19 Lusi Siti Rukaesih 80 80 160 80 Cukup Kompeten
20 Maesyaroh 70 70 140 70 Belum Kompeten
21 Mustika Rafli A 85 85 170 85 Kompeten
22 Ninis Nurjaiyah 70 70 140 70 Belum Kompeten
23 Nofandika Raka S 80 80 160 80 Cukup Kompeten
24 Nurhikmah Lestari 80 80 160 80 Cukup Kompeten
25 Nurhadis Aji 60 70 130 65 Belum Kompeten
26 Nurma 60 65 125 62,5 Belum Kompeten
108

27 Pani Agustina 85 80 165 82,5 Cukup Kompeten


28 Peni Agustin 80 85 165 82,5 Cukup Kompeten
29 Salma Fuadah 60 60 120 60 Belum Kompeten
30 Shifa Nurfitrianingsih 60 65 125 62,5 Belum Kompeten
31 Siti Aisyah 65 70 135 67,5 Belum Kompeten
32 Siti Nuraulia 65 70 135 67,5 Belum Kompeten
33 Tiara Putri Fratama 60 65 125 62,5 Belum Kompeten
34 Wulan Sri Mulyanda 85 80 165 82,5 Cukup Kompeten

∑ Jumlah 2480 2500 4980 2490


X Rata-rata 72,94 73,52 146,47 73,23 Belum Kompeten

TABEL
DATA DAN ANALISIS DATA
Keterlaksanaan Pembelajaran Pratindakan (PBM Konvensional)

Skor penilaian
Aktivitas Guru yang Diamati 4 3 2 1
BS B C K
Pembukaan:
 Peserta didik menjawab sapaan guru, berdoa dan mengordinasikan 3
diri siap belajar
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan 3
penjelasan tentang manfaat menguasai materi pembelajaran
 Guru menyampaikan pokok-pokok/cakupan materi pembelajaran 4
Kegiatan Inti:
 Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk mempelajari 3
materi pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan
oleh guru
 Guru memberikan kuis secara individual kepada peserta didik 3
untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal
 Guru membentuk beberapa kelompok terdiri dari 4-5 peserta didik 3
dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemapuan
(tinggi, sedang dan rendah). Jika mungkin anggota kelompok
berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan gender
 Hasil belajar peserta didik secara individual didiskusikan dalam 3
kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban
teman satu kelompok
 Guru memfasilitasi peserta didik dalam membuat rangkuman, 3
mengarahkan dan memberikan penegasan pada materi
pembelajaran yang telah dipelajari
 Guru memberikan kuis kepada peserta didik secara individual 3
 Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan 3
nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor
kuis berikutnya (terkini)
109

Penutup
 Peserta didik dan guru menyimpulkan materi pembelajaran yang 3
telah dipelajari
 Peserta didik dan guru merefleksikan penguasaan materi yang telah 4
dipelajari dengan membuat catatan penugasan materi
 Peserta didik mengerjakan soal tes/tes unjuk kerja yang diberikan 3
guru
Jumlah 8 33
Hasil Penilaian 78,8
Kategori penilaian Cukup

TABEL
Data dan Analisis Data Respon Peserta Didik dalam Pbm Siklus 1

Pertemuan
Jumlah
No Nama Siswa A B C D Nilai Keterangan
Skor
(1-5) (1-5) (1-5) (1-5)
1 Adinda Rizqi Aulia 4 4 4 4 16 80 Cukup
2 Agus Saputra 4 5 4 4 17 85 Baik
3 Aisyah Zahra Fatimah 4 4 4 4 16 80 Baik
4 Alya Febrianti 4 4 4 4 16 80 Baik
5 Anisyah 4 4 4 4 16 80 Cukup
6. Asya Aufa Salsabila 4 4 5 4 17 85 Sangat Baik
7 Cita Nursyarani 4 5 4 4 17 85 Sangat Baik
8 Dadan Imron 4 5 5 4 18 90 Baik
9 Dafiq Al-Luthfi Nawawi 4 4 4 4 16 80 Baik
10 Dhini Septianie 4 4 4 4 16 80 Baik
11 Elsa Anggraeni 4 4 4 4 16 80 Baik
12 Endah Nurjanah 4 5 4 4 17 85 Baik
13 Erna Wati 4 4 4 4 16 80 Baik
14 Fina Mutiara Putri Dewi 4 5 5 4 18 90 Sangat Baik
15 Fitria Anggraeni 4 5 4 4 17 85 Baik
16 Harini Amelia Putri 4 4 5 4 17 85 Sangat Baik
17 Imas Nur Septiani 4 4 4 4 16 80 Baik
18 Istiqomah Nurul Zakiah 5 4 4 4 17 85 Baik
19 Lusi Siti Rukaesih 4 4 4 4 16 80 Baik
20 Maesyaroh 4 4 5 4 17 85 Baik
21 Mustika Rafli A 4 5 4 4 17 85 Baik
22 Ninis Nurjaiyah 4 4 5 5 18 90 Sangat Baik
23 Nofandika Raka S 4 5 4 5 18 90 Sangat Baik
24 Nurhikmah Lestari 4 4 5 4 17 85 Sangat Baik
25 Nurhadis Aji 4 4 4 4 16 80 Baik
26 Nurma 5 5 4 4 18 85 Sangat Baik
27 Pani Agustina 4 4 4 4 16 80 Cukup
28 Peni Agustin 4 4 4 4 16 80 Baik
110

29 Salma Fuadah 4 4 4 5 17 85 Sangat Baik


30 Shifa Nurfitrianingsih 4 5 4 4 17 85 Baik
31 Siti Aisyah 4 4 4 4 16 80 Baik
32 Siti Nuraulia 4 4 4 4 16 80 Baik
33 Tiara Putri Fratama 4 4 4 4 16 80 Cukup
34 Wulan Sri Mulyanda 4 4 5 4 17 85 Sangat Baik

Jumlah 138 146 144 139 567 2830


Rata-rata 16,67 83,23 Baik

TABEL
DATA DAN ANALISIS DATA
Hasil Belajar Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu Siklus 1

Nilai Tes Jumlah Nilai


No Nama Siswa Praktek Tertulis Skor Rata- Keterangan
rata
1 Adinda Rizqi Aulia 70 70 140 70 Belum Kompeten
2 Agus Saputra 80 80 160 80 Cukup Kompeten
3 Aisyah Zahra Fatimah 70 70 140 70 Belum Kompeten
4 Alya Febrianti 85 80 165 82,5 Cukup Kompeten
5 Anisyah 70 70 140 70 Belum Kompeten
6. Asya Aufa Salsabila 70 70 140 70 Belum Kompeten
7 Cita Nursyarani 80 80 160 80 Belum Kompeten
8 Dadan Imron 70 70 140 70 Belum Kompeten
9 Dafiq Al-Luthfi Nawawi 70 70 140 70 Belum Kompeten
10 Dhini Septianie 70 70 140 70 Belum Kompeten
11 Elsa Anggraeni 75 70 145 72,5 Belum Kompeten
12 Endah Nurjanah 75 70 145 72,5 Belum Kompeten
13 Erna Wati 70 70 140 70 Belum Kompeten
14 Fina Mutiara Putri Dewi 90 85 175 87,5 Kompeten
15 Fitria Anggraeni 80 80 160 80 Cukup Kompeten
16 Harini Amelia Putri 70 70 140 70 Belum Kompeten
17 Imas Nur Septiani 80 80 160 80 Belum Kompeten
18 Istiqomah Nurul Zakiah 70 70 140 70 Belum Kompeten
19 Lusi Siti Rukaesih 70 70 140 70 Belum Kompeten
20 Maesyaroh 70 70 140 70 Belum Kompeten
21 Mustika Rafli A 70 70 140 70 Belum Kompeten
22 Ninis Nurjaiyah 70 70 140 70 Belum Kompeten
23 Nofandika Raka S 70 70 140 70 Belum Kompeten
24 Nurhikmah Lestari 70 70 140 70 Belum Kompeten
25 Nurhadis Aji 75 70 145 70,25 Belum Kompeten
26 Nurma 80 85 165 82,5 Cukup Kompeten
27 Pani Agustina 70 70 140 70 Belum Kompeten
111

28 Peni Agustin 80 70 150 75 Belum Kompeten


29 Salma Fuadah 90 80 170 85 Kompeten
30 Shifa Nurfitrianingsih 80 80 160 80 Cukup Kompeten
31 Siti Aisyah 80 80 160 80 Belum Kompeten
32 Siti Nuraulia 70 70 140 70 Belum Kompeten
33 Tiara Putri Fratama 80 80 160 80 Cukup Kompeten
34 Wulan Sri Mulyanda 70 70 140 70 Belum Kompeten

∑ Jumlah 2540 2500 5040 2517,75


X Rata-rata 74,70 73,52 148,23 74,05 Belum Kompeten

TABEL
Aktivitas Guru dam PBM
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Siklus 1

Skor penilaian
Aktivitas Guru yang Diamati 4 3 2 1
BS B C K
Pembukaan:
 Peserta didik menjawab sapaan guru, berdoa dan mengordinasikan 3
diri siap belajar
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan 3
penjelasan tentang manfaat menguasai materi pembelajaran
 Guru menyampaikan pokok-pokok/cakupan materi pembelajaran 4
Kegiatan Inti: 3
 Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk mempelajari 3
materi pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan
oleh guru
 Guru memberikan kuis secara individual kepada peserta didik 3
untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal
 Guru membentuk beberapa kelompok terdiri dari 4-5 peserta didik 3
dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemapuan
(tinggi, sedang dan rendah). Jika mungkin anggota kelompok
berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan gender
 Hasil belajar peserta didik secara individual didiskusikan dalam 3
kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban
teman satu kelompok
 Guru memfasilitasi peserta didik dalam membuat rangkuman, 3
mengarahkan dan memberikan penegasan pada materi
pembelajaran yang telah dipelajari
 Guru memberikan kuis kepada peserta didik secara individual 3
112

 Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan 3


nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor
kuis berikutnya (terkini)
Penutup 4
 Peserta didik dan guru menyimpulkan materi pembelajaran yang
telah dipelajari
 Peserta didik dan guru merefleksikan penguasaan materi yang telah 3
dipelajari dengan membuat catatan penugasan materi
 Peserta didik mengerjakan soal tes/tes unjuk kerja yang diberikan 4
guru
Jumlah 12 30
Hasil Penilaian 80,8
Kategori penilaian Baik

TABEL
Data dan Analisis Data Respon Siswa Dalam Pbm Siklus 2

Pertemuan
Jumlah
No Nama Siswa A B C D Nilai Keterangan
Skor
(1-5) (1-5) (1-5) (1-5)
1 Adinda Rizqi Aulia 4 4 4 4 16 80 Cukup
2 Agus Saputra 4 5 4 4 17 85 Baik
3 Aisyah Zahra Fatimah 4 4 5 4 17 85 Baik
4 Alya Febrianti 4 5 4 4 17 85 Baik
5 Anisyah 4 5 5 4 18 90 Sangat Baik
6. Asya Aufa Salsabila 4 5 4 4 17 85 Baik
7 Cita Nursyarani 4 5 4 4 17 85 Baik
8 Dadan Imron 4 5 4 4 17 85 Baik
9 Dafiq Al-Luthfi Nawawi 5 5 4 4 18 90 Sangat Baik
10 Dhini Septianie 4 5 4 4 17 85 Baik
11 Elsa Anggraeni 4 4 4 5 17 85 Baik
12 Endah Nurjanah 4 4 4 4 16 80 Baik
13 Erna Wati 5 5 4 5 19 95 Sangat Baik
14 Fina Mutiara Putri Dewi 4 5 5 5 19 95 Sangat Baik
15 Fitria Anggraeni 4 5 4 4 17 85 Baik
16 Harini Amelia Putri 4 4 5 4 17 85 Baik
17 Imas Nur Septiani 4 4 5 4 17 85 Baik
18 Istiqomah Nurul Zakiah 5 5 4 4 18 90 Sangat Baik
19 Lusi Siti Rukaesih 5 5 4 4 18 90 Sangat Baik
20 Maesyaroh 4 4 4 4 16 80 Baik
21 Mustika Rafli A 4 4 4 4 16 80 Baik
22 Ninis Nurjaiyah 4 4 5 5 18 90 Sangat Baik
23 Nofandika Raka S 5 5 5 4 19 95 Sangat Baik
24 Nurhikmah Lestari 5 5 5 4 19 95 Sangat Baik
25 Nurhadis Aji 5 5 4 3 17 85 Baik
26 Nurma 4 5 4 4 17 85 Baik
113

27 Pani Agustina 5 4 4 4 17 85 Baik


28 Peni Agustin 4 4 4 5 17 85 Baik
29 Salma Fuadah 5 5 4 5 19 85 Sangat Baik
30 Shifa Nurfitrianingsih 4 5 4 4 17 85 Baik
31 Siti Aisyah 4 4 4 5 17 85 Baik
32 Siti Nuraulia 4 4 4 4 16 80 Baik
33 Tiara Putri Fratama 5 5 4 5 19 95 Sangat Baik
34 Wulan Sri Mulyanda 4 4 4 4 16 80 Baik

Jumlah 146 156 144 143 589 2935


Rata-rata 17,32 86,32 Baik

TABEL
DATA DAN ANALISIS DATA
Hasil Belajar Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu Siklus 2

Nilai Tes Jumlah Nilai


No Nama Siswa Praktek Tertulis Skor Rata- Keterangan
rata
1 Adinda Rizqi Aulia 80 80 160 80 Cukup Kompeten
2 Agus Saputra 80 80 160 80 Cukup Kompeten
3 Aisyah Zahra Fatimah 90 85 175 87,5 Kompeten
4 Alya Febrianti 90 85 175 87,5 Kompeten
5 Anisyah 70 70 140 70 Belum Kompeten
6. Asya Aufa Salsabila 90 85 175 87,5 Kompeten
7 Cita Nursyarani 80 80 160 80 Belum Kompeten
8 Dadan Imron 70 70 140 70 Belum Kompeten
9 Dafiq Al-Luthfi Nawawi 80 80 160 80 Cukup Kompeten
10 Dhini Septianie 80 80 160 80 Cukup Kompeten
11 Elsa Anggraeni 90 85 175 87,5 Kompeten
12 Endah Nurjanah 80 80 160 80 Cukup Kompeten
13 Erna Wati 70 70 140 70 Belum Kompeten
14 Fina Mutiara Putri Dewi 90 85 175 87,5 Kompeten
15 Fitria Anggraeni 70 70 140 70 Belum Kompeten
16 Harini Amelia Putri 70 70 140 70 Belum Kompeten
17 Imas Nur Septiani 80 85 165 82,5 Cukup Kompeten
18 Istiqomah Nurul Zakiah 90 85 175 87,5 Kompeten
19 Lusi Siti Rukaesih 90 85 175 87,5 Kompeten
20 Maesyaroh 90 85 175 87,5 Kompeten
21 Mustika Rafli A 90 85 175 87,5 Kompeten
22 Ninis Nurjaiyah 90 85 175 87,5 Kompeten
23 Nofandika Raka S 90 85 175 87,5 Kompeten
24 Nurhikmah Lestari 80 80 160 80 Cukup Kompeten
25 Nurhadis Aji 90 85 175 87,5 Kompeten
26 Nurma 90 85 175 87,5 Kompeten
114

27 Pani Agustina 80 80 160 80 Cukup Kompeten


28 Peni Agustin 80 80 160 80 Cukup Kompeten
29 Salma Fuadah 90 80 170 85 Kompeten
30 Shifa Nurfitrianingsih 90 85 175 87,5 Kompeten
31 Siti Aisyah 90 85 175 87,5 Kompeten
32 Siti Nuraulia 90 85 175 87,5 Kompeten
33 Tiara Putri Fratama 90 85 175 87,5 Kompeten
34 Wulan Sri Mulyanda 80 80 160 80 Cukup Kompeten

∑ Jumlah 2850 2760 5610 2805


X Rata-rata 83,82 81,17 165 82,5 Cukup Kompeten

TABEL.
Aktivitas Guru dan PBM
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Siklus 2

Skor penilaian
Aktivitas Guru yang Diamati 4 3 2 1
BS B C K
Pembukaan:
 Peserta didik menjawab sapaan guru, berdoa dan mengordinasikan 3
diri siap belajar
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan 3
penjelasan tentang manfaat menguasai materi pembelajaran
 Guru menyampaikan pokok-pokok/cakupan materi pembelajaran 4
Kegiatan Inti: 4
 Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk mempelajari 3
materi pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan
oleh guru
 Guru memberikan kuis secara individual kepada peserta didik 3
untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal
 Guru membentuk beberapa kelompok terdiri dari 4-5 peserta didik 3
dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemapuan
(tinggi, sedang dan rendah). Jika mungkin anggota kelompok
berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan gender
 Hasil belajar peserta didik secara individual didiskusikan dalam 3
kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban
teman satu kelompok
 Guru memfasilitasi peserta didik dalam membuat rangkuman, 3
mengarahkan dan memberikan penegasan pada materi
pembelajaran yang telah dipelajari
 Guru memberikan kuis kepada peserta didik secara individual 3
115

 Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan 3


nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor
kuis berikutnya (terkini)
Penutup 3
 Peserta didik dan guru menyimpulkan materi pembelajaran yang
telah dipelajari
 Peserta didik dan guru merefleksikan penguasaan materi yang telah 3
dipelajari dengan membuat catatan penugasan materi
 Peserta didik mengerjakan soal tes/tes unjuk kerja yang diberikan 4
guru
Jumlah 3
Hasil Penilaian 82,7
Kategori penilaian Baik

TABEL
Data dan Analisis Data Respon Siswa Dalam Pbm Siklus 3

Pertemuan
Jumlah
No Nama Siswa A B C D Nilai Keterangan
Skor
(1-5) (1-5) (1-5) (1-5)
1 Adinda Rizqi Aulia 5 5 5 4 19 95 Sangat Baik
2 Agus Saputra 4 5 4 4 17 85 Baik
3 Aisyah Zahra Fatimah 5 5 5 4 19 95 Sangat Baik
4 Alya Febrianti 4 5 4 4 17 85 Baik
5 Anisyah 4 5 5 4 18 90 Sangat Baik
6. Asya Aufa Salsabila 4 5 4 4 17 85 Baik
7 Cita Nursyarani 5 5 5 4 19 95 Sangat Baik
8 Dadan Imron 4 5 4 4 17 85 Baik
9 Dafiq Al-Luthfi Nawawi 5 5 4 4 18 90 Sangat Baik
10 Dhini Septianie 4 5 4 4 17 85 Baik
11 Elsa Anggraeni 4 4 4 5 17 85 Baik
12 Endah Nurjanah 4 4 4 4 16 80 Baik
13 Erna Wati 5 5 4 5 19 95 Sangat Baik
14 Fina Mutiara Putri Dewi 4 5 5 5 19 95 Sangat Baik
15 Fitria Anggraeni 5 5 5 4 19 95 Sangat Baik
16 Harini Amelia Putri 4 4 5 4 17 85 Baik
17 Imas Nur Septiani 4 4 5 4 17 85 Baik
18 Istiqomah Nurul Zakiah 5 5 4 4 18 90 Sangat Baik
19 Lusi Siti Rukaesih 5 5 4 4 18 90 Sangat Baik
20 Maesyaroh 4 4 4 4 16 80 Baik
21 Mustika Rafli A 4 4 4 4 16 80 Baik
22 Ninis Nurjaiyah 4 4 5 5 18 90 Sangat Baik
23 Nofandika Raka S 5 5 5 4 19 95 Sangat Baik
24 Nurhikmah Lestari 5 5 5 4 19 95 Sangat Baik
25 Nurhadis Aji 5 5 4 3 17 85 Baik
26 Nurma 5 5 5 4 19 95 Sangat Baik
116

27 Pani Agustina 5 4 4 4 17 85 Baik


28 Peni Agustin 5 5 5 4 19 95 Sangat Baik
29 Salma Fuadah 5 5 4 5 19 85 Sangat Baik
30 Shifa Nurfitrianingsih 5 5 4 4 18 90 Sangat Baik
31 Siti Aisyah 4 4 4 4 16 80 Baik
32 Siti Nuraulia 4 4 4 4 16 80 Baik
33 Tiara Putri Fratama 4 4 5 5 18 90 Sangat Baik
34 Wulan Sri Mulyanda 5 5 5 4 19 95 Sangat Baik

Jumlah 153 159 151 141 604 3010


Rata-rata 17,76 88,52 Baik

TABEL
DATA DAN ANALISIS DATA
Hasil Belajar Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu Siklus 3

Nilai Tes Jumlah Nilai


No Nama Siswa Praktek Tertulis Skor Rata- Keterangan
rata
1 Adinda Rizqi Aulia 90 85 175 87,5 Kompeten
2 Agus Saputra 85 85 170 85 Kompeten
3 Aisyah Zahra Fatimah 85 85 170 85 Kompeten
4 Alya Febrianti 90 90 180 90 Kompeten
5 Anisyah 90 90 180 90 Kompeten
6. Asya Aufa Salsabila 80 85 165 82,5 Cukup Kompeten
7 Cita Nursyarani 85 85 170 85 Kompeten
8 Dadan Imron 80 90 170 85 Kompeten
9 Dafiq Al-Luthfi Nawawi 80 85 160 82,5 Cukup Kompeten
10 Dhini Septianie 85 85 170 85 Kompeten
11 Elsa Anggraeni 90 85 175 87,5 Kompeten
12 Endah Nurjanah 85 85 170 85 Kompeten
13 Erna Wati 90 85 175 87,5 Kompeten
14 Fina Mutiara Putri Dewi 90 85 175 87,5 Kompeten
15 Fitria Anggraeni 90 90 180 90 Kompeten
16 Harini Amelia Putri 90 85 175 87,5 Kompeten
17 Imas Nur Septiani 85 85 170 85 Kompeten
18 Istiqomah Nurul Zakiah 90 85 175 87,5 Kompeten
19 Lusi Siti Rukaesih 90 85 175 87,5 Kompeten
20 Maesyaroh 85 85 170 85 Kompeten
21 Mustika Rafli A 85 85 170 85 Kompeten
22 Ninis Nurjaiyah 90 85 175 87,5 Kompeten
23 Nofandika Raka S 90 100 190 95 Kompeten
24 Nurhikmah Lestari 90 90 180 90 Kompeten
25 Nurhadis Aji 85 80 165 82,5 Cukup Kompeten
117

26 Nurma 90 85 175 87,5 Kompeten


27 Pani Agustina 85 85 170 85 Kompeten
28 Peni Agustin 85 85 170 85 Kompeten
29 Salma Fuadah 90 85 175 87,5 Kompeten
30 Shifa Nurfitrianingsih 90 85 175 87,5 Kompeten
31 Siti Aisyah 90 85 175 87,5 Kompeten
32 Siti Nuraulia 85 85 170 85 Kompeten
33 Tiara Putri Fratama 90 85 175 87,5 Kompeten
34 Wulan Sri Mulyanda 85 85 170 85 Kompeten

∑ Jumlah 2965 2925 5885 2945


X Rata-rata 87,20 86,02 173,08 86,61 Kompeten

TABEL.
Aktivitas Guru dan PBM
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Siklus 3

Skor penilaian
Aktivitas Guru yang Diamati 4 3 2 1
BS B C K
Pembukaan:
 Peserta didik menjawab sapaan guru, berdoa dan mengordinasikan 3
diri siap belajar
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan 3
penjelasan tentang manfaat menguasai materi pembelajaran
 Guru menyampaikan pokok-pokok/cakupan materi pembelajaran 4
Kegiatan Inti:
 Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk mempelajari 3
materi pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan
oleh guru
 Guru memberikan kuis secara individual kepada peserta didik 3
untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal
 Guru membentuk beberapa kelompok terdiri dari 4-5 peserta didik 4 3
dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemapuan
(tinggi, sedang dan rendah). Jika mungkin anggota kelompok
berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan gender
 Hasil belajar peserta didik secara individual didiskusikan dalam 3
kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban
teman satu kelompok
 Guru memfasilitasi peserta didik dalam membuat rangkuman, 3
mengarahkan dan memberikan penegasan pada materi
pembelajaran yang telah dipelajari
 Guru memberikan kuis kepada peserta didik secara individual 3
118

 Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan 4


nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor
kuis berikutnya (terkini)
Penutup
 Peserta didik dan guru menyimpulkan materi pembelajaran yang 3
telah dipelajari
 Peserta didik dan guru merefleksikan penguasaan materi yang telah 3
dipelajari dengan membuat catatan penugasan materi
 Peserta didik mengerjakan soal tes/tes unjuk kerja yang diberikan 4
guru
Jumlah 16 30
Hasil Penilaian 85,5
Kategori penilaian Baik

TABEL
Hasil Belajar Kue Indonesia dari Kanji atau Sagu
Peserta Didik Kelas XI TB 1 SMK Negeri 1 Cilimus
Menggunakan Model Pembelajaran Tipe TAI (Team Assisted Individualization)

Hasil Penilaian Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3 Jumlah Rata-rata


Respon Siswa 83,23 86,32 88,52 258,07 86,02
Hasil Belajar 74,05 82,05 86,61 242,71 80,90
Proses Pembelajaran 80,8 82,7 85,5 249 83
119

Anda mungkin juga menyukai