Anda di halaman 1dari 12

Implementasi Supervisi dalam Meningkatkan Rancangan

Pembelajaran

Artikel ini diajukan untuk


Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Supervisi dan Evaluasi Pendidikan Islam

OLEH
ARI BUDI SANTOSO
NIM: 502210055
SITI KOMARIAH
NIM: 502210072

PROGRAM STUDI
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PONOROGO
2022
Implementasi Supervisi dalam Meningkatkan Rancangan Pembelajaran

A. Pendahuluan

Guru mempunyai peran yang sangat penting dalam proses


pembalajaran. Apabila guru bekerja secara professional bukanlah sesuatu
yang mustahil jika sebuah sekolah dapat menghasilkan siswa yang unggul.
Sebaliknya, jika sumber daya manusia dalam hal ini guru di sebuah
sekolah tidak dikelola dengan baik, maka output siswa di sekolah tersebut
pun juga akan rendah. Dengan kata lain, ada sebuah korelasi posistif antara
sumber daya masnusia (guru) dengan kualitas siswa di sekolah, dimana
sumber daya manusia tersbut membutuhkan manajemen yang baik
mencapai kualitas siswa yang baik.1

Adanya factor yang menghambat guru dalam meningkatkan


potensi kinerjanya baik itu berupa kemampuan guru itu sendidi dalam
proses pembelajaran, maupun sarana dan prasarana pendidikan yang
tersedia. Mengingat hal tersebut sangat sangat disarankan perlunya
supervisi yang berkesinambungan dengan program yang terarah dan
sistematis terhadap guru. Program supervisi guru tersebut lazim disebut
yang merupakan suatu rangkaian penting dalam manajemen pendidikan.2

Adapun fungsi utama dari supervisi pendidikan seperti yang


dikemukakan oleh Sahertian, bahwa fungsi dasar dari supervisi adalah
untuk memperbaiki situasi belajar mengajar di sekolah agara lebih baik.
Supervisi terhadap proses belajar mengajar, merupakan salah satu bentuk
aktivitas yang direncanakan untuk membantu para guru dalam melakukan
pekerjaan mereka secara efektif.3

1
Suhandi Astuti, “Supervisi Akademik untuk Meningkatkan Kompetensi Guru di SD
Laboratorium UKSW,” Scholaria 7, no. 1 (2017): 49.
2
Miftahudin Marliani, Siagian, “Jurnal Pendidikan dan Konseling,” Al-Irsyad 105, no. 2
(2017): 1536, https://core.ac.uk/download/pdf/322599509.pdf.
3
Nur Saidah, “Konsep Dasar, Prinsip dan Peranan Supervisi Pendidikan,” Jurnal
Pendidikan 1, no. 2 (2020): 2.

2
Di dalam Al-Qur’an surat Al-‘Ashr ayat 3 dijelakan hal yang
menyangkut tentang supervisi dalam artian seluas-luasnya, yaitu dalam hal
saling nesehat menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati dalam
kesabaran. Firman Allah SWT:

َّ ِ‫اص ْوا ب‬ ِ ِ ٰ ‫ࣖ اِاَّل الَّ ِذين اٰمُنوا وع ِملُوا‬


ِ‫الصرْب‬ َ ‫اص ْوا بِاحْلَ ِّق ەۙ َوَت َو‬
َ ‫الصل ٰحت َوَت َو‬
ّ َ َ ْ َ َْ

Artinya: Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal


sholeh dan nesehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran’.4

Dari firman Allah SWT di atas dapat disimpulkan secara implisit


bahwa saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran merupakan kunci
dalam menyelenggarakan supervisi pendidikan di sekolah dalam hal
peningkatan mutu pendidikan, perbaikan akhlak dan tata cara beretika
maupun dalam hal pemberian motivasi guna pencapaian mutu pendidikan
di sekolah. Terkait hal ini, maka supervisi di sekolah pada dasarnya
dilaksanakan oleh kepala sekolah yang bertindak sebagai supervisor. Oleh
sebab itu kepala sekolah harus mampu melakukan berbagai pengawasan
dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja guru.5

B. Pengertian Supervisi

Supervisi berasal dari kata “super” yang berarti atas dan “vision”
yang artinya penglihatan atau peninjauan. Dengan demikian supervisi
dalam pengertian serderhana yaitu melihat, meninjau atau melihat dari
atas, yang dilakukan oleh atasan (pengawas/kepala sekolah) terhadap
perwujudan kegiatan pembelajaran. Atas bermakna orang-orang yang
memiliki kelebihan dari segi pengetahuan, keterampilan dan pengalaman
terhadap guru-guru, kepala sekolah dan staf.6

4
QS. Al-‘Ashr Ayat 3
5
Marliani, Siagian, “Jurnal Pendidikan dan Konseling.”
6
Kadim Masaong, Supervisi pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru (2013:
Alfabeta, 2013).

3
Pengertian supervisi dalam kaitannya dengan pendidikan adalah
pembinaan guru. Konsep supervisi tradisional menganggap supervise
sebagai inpeksi. Hal inilah yang menyebabkan guru merasa takut dan tidak
bebas melakukan tugasnnya serta merasa terancam dan merasa takut untuk
bertemu dengan supervisor, bahkan supervisor dianggap tidak memberikan
dorongan bagi kemajuan guru. Sikap tersebut dipengaruhi oleh
pemahaman tentang supervise secara tradisional, artinya supervisor
dipahami sebagai pengawas dalam pengertian mencari-cari kesalahan dan
menemukan kesalahan untuk diperbaiki yang pada gilirannya
mempengaruhi penilaian terhadap guru.7 Dalam pengertian lain, supervise
merupakan peningkatan makna dari inspeksi yang berkonotasi mencari-
cari kesalahan, jelaslah bahwa kesan seperti itu sangat kurang tepat dan
tidak sesuai lagi dengan zaman reformasi seperti sekarang ini.

Abdul Kadim Masaong mengutip beberapa pendapat para ahli


tentang supervise pembelajaran sebagai berikut:8

1. Supervise pembelajaran menurut Nawawi diartikan sebagai


“pelayanan yang disediakan oleh pemimpin untuk membantu guru-
guru agar menjadi guru atau personal yang semakin cakap sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu
pendidikan khususnya, agar mampu meningkatkan efektifitas proses
belejar mengajar di sekolah”.
2. Supervisi pembelajaran didefinisikan oleh soetopo sebagai “usaha
menstrimulir, mengkoordinir, dan membimbing pertumbuhan guru-
guru di sekolah, baik secara individual maupun kelompok, dengan
tenggang rasa dan tindakan-tindakan pedagogis yang efektif, sehingga
mereka lebih mampu menstimulir dan membimbing pertumbuhan
masing-masing siswa agar lebih mampu berpartisipasi di dalam
masyarakat yang demokratis”.

7
Annisa, “Supervisi Pendidikan,” n.d., 3.
8
Masaong, Supervisi pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru.

4
3. Supervise pembelajaran diartikan Segiovanni sebagai “usaha
mendorong, mengkoordinir, dan menstimulir serta menuntut
pertumbuhan guru-guru secara berkesinambungan di suatu sekolah
baik secara individual maupun kelompok agar lebih efektif
melaksanakan fungsi pembelajaran”.

Selanjutnya Sahertia berpendapat, bahwa supervise pendidikan


adalah sebagai pemberian pelayanan dan bantuan guna meningkatkan
kualitas pendidikan. Ada tiga unsur penting yang harus diperhatikan
tentang supervise pendidikan, yaitu:9

1. Unsur proses pengarahan, bantuan atau pertolongan dari pihak


atasan atau pihak yang lebih memahami
2. Unsur guru-guru dan personalian sekolah lainnya yang
berhubungan langsung dengan belajar mengajar para siswa
sebagai pihak yang diberikan pertolongan.
3. Unsur proses belajar mengajar atau situasi belajar mengajar
sebagai objek yang diperbaiki.

Pelaksanaan supervisi bukan untuk mencari kesalahan guru tetapi


pelaksanaan supervisi pada dasarnya adalah proses pemberian layanan
bantuan kepada guru untuk memperbaiki proses belajar mengajar yang
dilakukan guru dan meningkatkan kualitas hasil belajar.10

C. Ruang Lingkup Supervisi

Supervise pendidikan tidak hanya mengawasi kondisi mengajar


guru dan aspek administrasi sekolah. Tetapi ruang lingkup supervise
pendidikan sangat luas dan banyak, dimana tujuannya adalah untuk
memperbaiki kondisi sekolah baik secara fisik, akademik maupun segala
sesuatu yang berhubungan dengan sekolah. Ruang lingkup supervise
antara lain: (1) Kesiswaan, (2) Kurikulum dan Pembelajaran, (3) Bahan
9
Eva Nur Farida et al., “Supervisi Pendidikan,” no. July (2022): 4–5.
10
Ninik Sulistyorini, “Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran di SDN Plumbon Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora,” 2016, 8.

5
ajar (4) Metode pengajaran (5) Evaluasi, (6) Gadik, (7) Fasilitas
Pendidikan (8) Alat instruksi dan penolong instruksi (9) Anggaran.11

Kegiatan yang paling utama dari supervise adalah pembinaan dan


pengembangan yang diberikan kepada seluruh guru dan pedagai serta staf
sekolah laiinya. Untuk mencapai atau memperoleh kualitas pembelajaran
yang lebih baik maka sangat perlu dilakukan supervise. Jika supervise
dapat terlaksanan dengan baik maka akan dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran di sekolah. Dengan meningkatnya kualitas pembelajaran
diharapkan hasil belajar siswa juga ikut meningkat, sehingga untuk lulusan
sekolah juga akan meningkat pula. Arikunto mengidentifikasi ssasarna
supervise yang ditinjau dari objek yang akan disupervisi menjadi tiga
kategori:

1. Supervise Akademik

Supervise ini lebih menekankan pada masalah akademik atau


masalah pembelajran. Dimana supervise ini membantu guru dalam
mengembangkan kemampuannya untuk mengelola pembelajaran dan
meningkatkan mutu dari hasil pembelajaran.

2. Supervise Administrasi
Dimana pada supervise ini lebih cenderung kearah administrasi
yang membantu terlaksannya pembelajaran dengan baik. Dimana
menyangkut sarana dalam pemebajaran atau fasilitas yang harus dipenuhi
agar proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik seperti buku
pelajaran. Perpustakaan dan lainnya.
3. Supervise Lembaga

Dimana untuk supervise lembaga ini dimaksudkan untuk


menigkatkan kinerja sekolah dan nama baik sekolah yang akan dapat
meningkatkan kualitas sekolah.

11
Muwahid Shulhan, “Supervisi Pendidikan (Teori dan Praktek dalam Mengembangkan
SDM Guru),” Acima Publishing 53, no. 9 (2013). 73.

6
Berkaitan dengan ruang lingkup adademik, Permendiknas no. 39
tahun 2009 menyebutkan bahwa ruang lingkup supervise akademik
meliputi: 1) membina guru dalam merencanakan, melaksanakan dan
menilai proses pembelajaran, 2) memantau pelaksanaan standar isi, 3)
memantau pelaksanaan atandar proses, 4) memantau pelaksanaan standar
kompetensi kelulusan, 5) memantau pelaksanaan standar tenaga pendidika
dan 6) memantau pelaksanaan standar penilaian.12

D. Tujuan Prinsip, Fungsi dan Peranan Supervisi Pendidikan

Tujuan Supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan untuk


mengembangkan situasi belajar mengajar yang dilakukan guru di kelas.
Adapun prinsip supervise pendidikan terdiri dari prinsip ilmiah, prinsip
demokratis, prinsip kerjasama, dan prinsip konstruktif-kreatif, sehiingga
dari kelima prinsip ini akan lebih professional dalam melakukan supervise
pendidikan.13

Fungsi supervise pendidikan menurut swearing dalam bukunya


Supervision of Instructoon-Foundation and Dimension mengemukakan 8
fungsi supervise: (1) Mengkoordinasi semua usaha sekolah, (2)
Melengkapi kepemimpinan sekolah, (3) Mmeperluas pengalaman guru-
guru, (4) Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif, (5) Memberi fasilitas dan
penilaian yang terus menerus, (6) Menganalisa situasi belajar mengajar,
(7) Memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepala setiap anggota staf.
(8) Memberikan wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam
merumuskan tujuan-tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan
mengajar guru-guru.14

Adapun fungsi utama supervise pendidikan ditujukan pada


perbaikan dan peningkatan proses belajar mengajar guru di sekolah.

12
Permendiknas, “Permendiknas Nomor 39 Tahun 2009” 2 (2009): 5.
13
Sudadi, Supervisi Pendidikan Konsep, Teori, dan Implenentasi (Yogyakarta: Pustaka
Ilmu, 2021). 2
14
Saidah, “Konsep Dasar, Prinsip dan Peranan Supervisi Pendidikan.”

7
Sehubungan dengan hal ini, menurut pendapat Malik supervise terhadap
kinerja guru dalam proses belajar mengajar memiliki tiga utama yaitu:15

a. Supervise kurikulum untuk menjamin penyampaian kurikulum dengan


tepat
b. Perbaikan proses pembelajaran dengan membantu guru merencanakan
program akademis
c. Pengembangan profesi dalam melaksankaan program pengajaran

Peranan Supervisi Pendidikan berfungsi membantu (assisting)


memberi support (supporting) dan mengajak mengikut sertakan (sharing).
Seorang supervisor (kepela sekolah) dapat berperan sebagai: (a)
Koordinator, (b) Konsultan, (c) Pemimpin kelompok, (d) Evaluator.16

a. Koordinator, Sebagai Koordinator ia dapat mengko-oordinasi


program belajar mengajar, tugas-tugas anggota staf berbagai
kegiatan berbeda-beda diantara guru-guru.
b. Konsultan, Sebagai konsultan ia dapat memberi bantuan yaitu
bersama mengkonsultasikan masalah yang dialami guru baik
secara individual maupun kelompok.
c. Pemimpin kelompok, ia dapat memimpin sejumlah staf guru
dalam mengembangkan potensi kelompok pada saat
mengembangkan kurikulum, materi pemebelajaran dan
kebutuhan professional guru-guru secara bersama.
d. Evaluator, sebagai evaluator ia dapat membentu guru-guru
dalam menialai hasil dan proses belajar mengajar.
E. Implementasi Supervisi Dalam Meningkatkan Rancangan
Pembelajaran
1. Kepala Sekolah sebagai Supervisor

15
Cut Suryani, “Implementasi Supervisi Pendidikan Dalam Meningkatkan Proses
Pembelajaran di MIN Sukadamai Kota Banda Aceh,” Jurnal Ilmiah Didaktika 16, no. 1 (2015):
33, https://doi.org/10.22373/jid.v16i1.585.
16
Didik Budi Wibowo, Achmad Qasim, dan Tauhid Hidayat, “Peranan Supervisi Kepala
Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SMP Tawakkal Denpasat Tahun Pelajaran
2019/2020,” 2020, 5.

8
Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan mempunyai peran
ganda di samping sebagai pemimpin, manajer, administrator ia juga
sebagai supervisor. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan
perannya sangat penting untuk membantu guru dan muridnya, di dalam
kepemimpinannya kepala harus dapat memahami, menguasai dan
memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi di lingkungan sekolah.
Supervise merupakan kegiatan membina dan dengan membantu
pertumbuhan agar setiap orang mengalami peningkatan pribadi dan
profesinya. Supervise adalah usaha memberi layanan kepada guru-guru
baik secara ndividual maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki
pengajaran dengan tujuan memberikan layanan dan bantuan untuk
mengembangkan situasi dilakukan guru di dalam kelas. Lebih lanjut
Subari mengatakan, bahwa Supervisor harus mampu melihat guru dalam
menghadapi persoalan. Jika guru telah dapat melihat persoalan yang
dihadapi,langkah berikutnya yang harus diambil supervisor adalah
menolong para guru agar dapat memecahkan problema yang mereka
hadapi.17

2. Penyusunan Program Supervisi Pendidikan

Pelaksnaan supervise pendidikan dilakukan setiap awal tahun


pelajaran, setiap awal semester dan pada saat berlangsungnya kegiatan
proses belajar mengajar, fokus kegiatan supervise yang dilakukan kepala
sekolah dapat diidentifisikan kedalam dua hal yaitu: pertama, kegiatan
supervise yang menyangkut administrasi guru, dalam hal ini menyangkut
semua persiapan yang harus dipersiapkan oleh seorang guru sebelum
melakukan pembelajaran dan kedua, kegiatan supervisi yang menyangkut
dengan kegiatan proses belajar mengajar. 18

17
Muhajir, Manajemen Berbasis Madrasah (Teori dan Praktek) (Banten: FTK Banten
Press, 2015).
18
Afif Takhlishi, “Implementasi Supervisi Pendidikan Pada Masa Pandemi Covid-19 Di
Madrasah Aliyah Sunan Prawoto Pati Implementation of Educational Supervision in the Covid-19
Pandemic At Madrasah Aliyah Sunan Prawoto Pati,” Jurnal Intelegensia 06, no. 1 (2018): 81.

9
Kepala sekolah merencanakan pelaksanaan supervisi pendidikan
terhadap guru-guru minimal satu kali, dan maksimal dua kali setahun, yaitu satu
kali semester ganjil dan satu kali pada semester genap. Jadwal pelaksanaan pada
awal dan akhir semester, baik semester ganjil maupun semester genap. Hal ini
dilakukan untuk melihat perkembangan dan perubahan yang dilakukan guru
dalam proses belajar mengajar. Program supervisi pendidikan yang disusun oleh
kepala sekolah berorientasi pada bimbingan terhadap tugas-tugas guru, seperti
penyusunan program pengajaran, pelaksanaan program pengajaran, persiapan
perangkat pembelajaran (satuan acauan pelajaran), rencana pembelajaran, alata
evaluasi dan persiapan media pembelajaran. 19

Upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi


meliputi penyusunan program tahunan, program semester dan persiapan lainnya
yang harus dipersiapkan oleh seorang guru, dan mengadakan kunjungan supervisi
kekelas serta penyusunan laporan tindak lanjut hasil supervisi. 20

Kepala sekolah melakukan supervisi terhadap semua komponen


pendidikan sekolah dan pelaksanaan supervisi ini dilakukan kepala sekolah
dengan teknik humanistic bukan mencari-cari kesalahan, tetapi sungguh-sungguh
membantu guru untuk dapat bekerja yang lebih baik dan terarah dalam
melaksanakan tugasnya. Adapun teknik supervisi yang dilakukan kepala sekolah
adalah teknik kunjungan kelas, pembicaraan individual, diskusi tentang masalah-
masalah yang dihadapi guru yang berkaitan dengan pelaksanaan belajar
mengajar.21

F. Kesimpulan
fungsi dasar dari supervisi adalah untuk memperbaiki situasi
belajar mengajar di sekolah agara lebih baik. Supervisi terhadap proses
belajar mengajar, merupakan salah satu bentuk aktivitas yang
direncanakan untuk membantu para guru dalam melakukan pekerjaan
mereka secara efektif.

19
Ratih Hendriawati, “Implementasi Supervisi Pendidikan dalam Meningkatkan Proses
Pembelajaran,” n.d., 7.
20
Suryani, “Implementasi Supervisi Pendidikan Dalam Meningkatkan Proses
Pembelajaran di MIN Sukadamai Kota Banda Aceh.”
21
Suryani.33

10
Pelaksanaan supervisi bukan untuk mencari kesalahan guru tetapi
pelaksanaan supervisi pada dasarnya adalah proses pemberian layanan
bantuan kepada guru untuk memperbaiki proses belajar mengajar yang
dilakukan guru dan meningkatkan kualitas hasil belajar.

Kepala sekolah merencanakan pelaksanaan supervisi pendidikan


terhadap guru-guru minimal satu kali, dan maksimal dua kali setahun, yaitu satu
kali semester ganjil dan satu kali pada semester genap. Jadwal pelaksanaan pada
awal dan akhir semester, baik semester ganjil maupun semester genap. Hal ini
dilakukan untuk melihat perkembangan dan perubahan yang dilakukan guru
dalam proses belajar mengajar. Program supervisi pendidikan yang disusun oleh
kepala sekolah berorientasi pada bimbingan terhadap tugas-tugas guru, seperti
penyusunan program pengajaran, pelaksanaan program pengajaran, persiapan
perangkat pembelajaran (satuan acauan pelajaran), rencana pembelajaran, alata
evaluasi dan persiapan media pembelajaran.

G. Daftar Pustaka

Annisa. “Supervisi Pendidikan,” n.d., 3.

Astuti, Suhandi. “Supervisi Akademik untuk Meningkatkan Kompetensi


Guru di SD Laboratorium UKSW.” Scholaria 7, no. 1 (2017): 49.

Farida, Eva Nur, Universitas Djuanda, Rusi Rusmiati Aliyyah, dan


Universitas Djuanda. “Supervisi Pendidikan,” no. July (2022): 4–5.

Hendriawati, Ratih. “Implementasi Supervisi Pendidikan dalam


Meningkatkan Proses Pembelajaran,” n.d., 7.

Marliani, Siagian, Miftahudin. “Jurnal Pendidikan dan Konseling.” Al-


Irsyad 105, no. 2 (2017): 1536.
https://core.ac.uk/download/pdf/322599509.pdf.

Masaong, Kadim. Supervisi pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas


Guru. 2013: Alfabeta, 2013.

Muhajir. Manajemen Berbasis Madrasah (Teori dan Praktek). Banten: FTK

11
Banten Press, 2015.

Permendiknas. “Permendiknas Nomor 39 Tahun 2009” 2 (2009): 5.

Saidah, Nur. “Konsep Dasar, Prinsip dan Peranan Supervisi Pendidikan.”


Jurnal Pendidikan 1, no. 2 (2020): 2.

Shulhan, Muwahid. “Supervisi Pendidikan (Teori dan Praktek dalam


Mengembangkan SDM Guru).” Acima Publishing 53, no. 9 (2013):
1689–99.

Sudadi. Supervisi Pendidikan Konsep, Teori, dan Implenentasi. Yogyakarta:


Pustaka Ilmu, 2021.

Sulistyorini, Ninik. “Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah dalam


Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SDN Plumbon Kecamatan
Ngawen Kabupaten Blora,” 2016, 8.

Suryani, Cut. “Implementasi Supervisi Pendidikan Dalam Meningkatkan


Proses Pembelajaran di MIN Sukadamai Kota Banda Aceh.” Jurnal
Ilmiah Didaktika 16, no. 1 (2015): 33.
https://doi.org/10.22373/jid.v16i1.585.

Takhlishi, Afif. “Implementasi Supervisi Pendidikan Pada Masa Pandemi


Covid-19 Di Madrasah Aliyah Sunan Prawoto Pati Implementation of
Educational Supervision in the Covid-19 Pandemic At Madrasah
Aliyah Sunan Prawoto Pati.” Jurnal Intelegensia 06, no. 1 (2018): 81.

Wibowo, Didik Budi, Achmad Qasim, dan Tauhid Hidayat. “Peranan


Supervisi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SMP
Tawakkal Denpasat Tahun Pelajaran 2019/2020,” 2020, 5.

12

Anda mungkin juga menyukai