Anda di halaman 1dari 13

PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI

BAGI PENGAWAS SEKOLAH/ MADRASAH

Oleh :
WARIDATUS SHOFIYAH
NIM.

PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO 2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian mengamanatkan bahwa untuk
mewujudkan penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan diperlukan Pegawai
Negeri Sipil (PNS) yang profesional, bertanggung jawab, jujur dan adil melalui
pembinaan yang dilaksanakan berdasarkan sistem prestasi kerja sistem karier yang dititik
beratkan pada sistem prestasi kerja. Selanjutnya untuk menjamin obyektifitas dalam
mempertimbangkan pengangkatan dalam jabatan dan kenaikan pangkat diadakan
penilaian prestasi kerja.1 Penilaian prestasi kerja PNS yang dikenal dengan Daftar
Penilaian Prestasi Kerja Pegawai (DP3) berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor
10 Tahun 1979 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS telah dinyatakan tidak berlaku sejak
ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja
Pegawai Negeri Sipil. Ketentuan pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun
2011 diatur dalam Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Nomor 1 Tahun
2013 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011.
Dalam ketentuan pelaksanaan PP Nomor 46 tahun 2011 tersebut, parameter mengenai
Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan Perilaku Kerja khusus untuk pengawas sekolah perlu
disesuaikan agar relevan pada hakikat tugaspengawas sekolah baik utama maupun
penunjang yang relevan.2
Penilaian prestasi kerja bagi pengawas sekolah, dilaksanakan untuk mengevaluasi
kinerja pengawas sekolah, yang dapat memberi petunjuk bagi pejabat yang
berkepentingan dalam rangka pembinaan profesi pengawas secara obyektif. Hasil
penilaian prestasi kerja akan dimanfaatkan antara lain sebagai dasar pertimbangan
penetapan keputusan kebijakan pembinaan karier pengawassekolah yang berkaitan
dengan bidang pekerjaan, pengangkatan dan penempatan, pengembangan, penghargaan,
serta disiplin. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
1
Kemendikbud, Panduan Kerja Pengawas Sekolah Pendidikan Dasar Dan Menengah (Jakartab: Direktorat
Pembinaan Tenaga Kependidikan, 2017), 60.
2
Slameto, ‘Supervisi Pendidikan Oleh Pengawas Sekolah’, Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, 3.2 (2016), 192
<https://doi.org/10.24246/j.jk.2016.v3.i2.p192-206>.

1
Sistem PendidikanNasional dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen yang mengamanatkan guru yang beralih tugas sebagai pengawas dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan berhak mendapatkan promosi dan penghargaan
sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.3
Penilaian prestasi kerja dimaksud dilaksanakan secara sistematis yang
penekanannya pada tingkat capaian sasaran kerja atau tingkat capaian kinerja pengawas
sekolah, sebagaimana telah direncanakan, disusun dan disepakati bersama oleh pengawas
sekolah dengan atasan langsungnya. Penilaian prestasi kerja pengawas sekolah secara
strategis diarahkan melalui penilaian Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan Perilaku Kerja
Pegawai dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya. Penilaian Prestasi Kerja bertujuan
untuk menjamin objektivitas pembinaan pengawas sekolah berdasarkan prinsip obyektif,
terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan. Untuk memenuhi prinsip penilaian
tersebut diperlukan suatu pedoman penilaian prestasi kerja yang sesuai dengan tanggung
jawab dan wewenang pelaksanaan tugas jabatan pengawas sekolah.4

3
Kemendikbud, Penilaian Prestasi Kerja Pengawas Sekolah (Jakarta: Direktur Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan, 2015), 7.
4
Kemendikbud, Panduan Kerja Pengawas Sekolah Pendidikan Dasar Dan Menengah, 65.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penilaian Prestasi Kerja


Penilaian prestasi kerja berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 201
mengenai Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Sipil yaitu suatu proses dimana penilaian
secara sistematis yang dilakukan pejabat penilai terhadap sasaran kerja pegawai serta
perilaku kerja.5 Proses Penilaian Tersebut dilakukan dengan tolak ukur yang objektif
terhadap tingkat capaian sasaran kerja dan perilaku kerja pegawai oleh atasan (pejabat
penilai) . Penekanan Penilaian Prestasi Kerja merupakan penilaian capaian sasaran kerja
pegawai yang awalnya disusun dan disepakati bersama, antara pengawas sekolah dengan
pejabat penilai dan penilaian perilaku keseharian dalam melakukan tugasnya. 6 Jadi,
penilaian prestasi kerja terdiri dari penilaian terhadap dua aspek yaitu SKP dan perilaku
kerja, maka ketercapaian SKP dan perilaku kerja sangat mempengaruhi prestasi kerja
pengawas sekolah.
Sebagai proses dari evaluasi terhadap kinerja dan perilaku kerja dilakukan dalam
jangka watu tertentu dengan tujuan guna menjamin objektifitas pembinaan profesi yang
dilaukan sesuai dengan sistem prestasi kerja dan karier. Hasil dari penilaian tersebut
dapat digunakan sebagai dasar dalam membuat perencanaan kegiatan untuk
pengembangan karies, promosi, jabatan dan lain- lain. Bagi Dinas Pendidikan, hasil
tersebut sangat penting dengan tujuan pembinaan dan pengembangan karir, antara lain
yaitu guna mengidentifikasi kebutuhan program pengembangan profesi, promosi serta
bermacam aspek lain dari keseluruhan proses menejemen SDM secara efektif dan
efesien.7
B. Tujuan Penilaian Prestasi Kerja
Penilaian prestasi kerja memiliki tujuan yaitu guna menjamin objektivitas
pembinaan pengawas sekolah dalam peningkatan karir dalam jabatan dan kepangkatan .
Selain itu juga memiliki tujuan sebagai sumber data untuk administrasi kepegawaian

5
Kemendikbud, Panduan Kerja Pengawas Sekolah Pendidikan Dasar Dan Menengah (Jakartab: Direktorat
Pembinaan Tenaga Kependidikan, 2017), 61.
6
Kemendikbud, Penilaian Prestasi Kerja Pengawas Sekolah (Jakarta: Direktur Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan, 2015), 5.
7
Kemendikbud, Penilaian Prestasi Kerja Pengawas Sekolah.

3
seperti perencanaan kepegawaiam dan kegiatan pengembangan jangka panjang bagi
organisasi yang bersangkutan. 8
C. Pejabat Penilaian dan Atasan Pejabat Penilai
Pejabat penilai prestasi kerja pegawai pengawas sekolah tertuang dalam table
berikut : 9
No. Jabatan Pejabat Penilai Atasan Pejabat Penilai
(Atasan Langsung)
1 Pengawas TK, SD, dan Kepala dinas Sekretaris daerah
SMP pendidikan kabupaten/ pemerintah kabupaten/
kota kota atau pejabat lain
yang ditunjuk sesuai
dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan
2 Pengawas SMA, SMK, Kepala dinas Sekretaris daerah
SDLB, SMLB, SMALB, pendidikan provinsi pemerintah provinsi atau
dan pengawas SMKLB pejabat lain yang
ditunjuk sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang- undangan.

Pejabat penilai dapat melimpahkan kewenangan pelaksanaa penilaian kepada


pejaba yang ditunjuk dan mempunyai tugas serta fungsi daam pembinaan tenanga
kependidikan. Dalam hal teknis pelaksanaan penilaian, penilaian dapat menunujuk
koodinator pengawas sekolah. Hasil penilaian yang dilakukan oleh koordinator pegawas
dituangkan dalam Rekomendasi Nilai Prestasi Kerja Pengawas Sekolah.
D. Waktu Penilaian
Masa penilaian prestasi kerja pengawas sekolah sejak bulan Januari sampai
dengan bulan Desember pada tahun berjalan, sedangkan dengan pelaksanaan penilaian

8
Puspita Rokhmawati, ‘Analisis Penilaian Prestasi Kerja Pegawai’, Jurnal Dinamika Manajemen, 4.1 (2013), 23–
29.
9
Kemendikbud, Penilaian Prestasi Kerja Pengawas Sekolah, 7.

4
dan penetapan nilai prestasi kerja pengawas seklah dilaukan pada ahir bulan Desember
tahun berjalan atau paling lambat akhir Januari tahun berikutnya. 10
E. Unsur Penilaian
Pada penilaian kerja pengawas sekolah terdiri dari dua unsur, yaitu Sasaran Kerja
Pegawai (SKP) dan perilaku kerja.11
1. SKP
Penilaian terhadap SKP yaitu penilaian yang dilaksanakan terhadap capaian
yang telah ditetapkan untuk perincian kegiatan tugas jabatan selama kurun waktu
pelaksanaan pekerjaan dalam tahun yang berjalan. Hal tersebut didasarkan pada
ukuran tingkat capaian SKP yang dilihat dari aspek kuantitas, kualitas, dan waktu.
Target SKP pengawas sekolah adalah angka kredit yang harus dicapai dalam satu
tahun pada tahun berjalan yang dilakukan oleh pengawas sekolah. Mengingat
kenaikan jabatan/ pangkat didasarkan pada perolehan angka kredit, harus ditetapkan
target angka kredit yang akan dicapai dalam satu tahun. Penentuan tersebut
berdasarkan pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 mengenai Jabatan Fungsional Pengawas
dan Angka Kreditnya.
2. Perilaku Kerja
Penilaian perilaku kerja pengawas sekolah merupakan penilaian terhadap perilaku
kerja pengawas sekolah dalam melaksanakan tugas jabatannya di sekolah binaan
atau sekolah lain tempat guru sasaran bertugas. Penilaian ini dilakukan melalui
pengamatan oleh penilai. Penilaian perilaku kerja meliputi aspek orientasi pelayanan,
integritas, komitmen, disiplin dan kerja sama. Unsur perilaku kerja yang dinilai harus
sesuai berhubungan dengan pelaksanaan tugasnya.
F. Alur Penilaian Prestasi Kerja Pegawai bagi Pengawas Sekolah
Alur penilaiannya sebagai berikut:12
1. Penilaian prestasi kerja dimulai dengan penyusunan Sasaran Kerja Pegawai yang
dilaksanakan dengan atasan langsung (pejabat penilai) untuk mendapatkan
persetujuan.

10
Kemendikbud, Panduan Kerja Pengawas Sekolah Pendidikan Dasar Dan Menengah,62.
11
Kemendikbud, Penilaian Prestasi Kerja Pengawas Sekolah, 16.
12
Kemendikbud, Panduan Kerja Pengawas Sekolah Pendidikan Dasar Dan Menengah, 63.

5
2. Jika disetujui, SK langsung ditetapkan oleh pejabat penilai sebagai kontrak kerja satu
tahun berjalan. Jika tidak disetujui oleh bejabat penilai, SKP ditetapkan oleh atasan
pejabat penilai dan putuan atasan pejabat penilai bersifat final.
3. Pelaksanaan penilaian prestasi kerja meliputi: penlaian SKP yang terdiri dari
penilaian realisai uraian kegiatan tugas jabatan, penilaian perilaku kerja meliputi
aspek penilaian orientasi pelayanan, integritas, komitmen, disiplin, dan kerjasama
sesuai rekaman prilaku kerja dalam buku catatan.
4. Perhitungan nilai prestasi kerja didapatkan dari penjumlahan nilai unsur SKP sebesar
6% dan perilaku kerja sebesar 40%.
5. Jia hasil penilaian prestasi kerja disetujui oleh yang dinilai, maka penjabat penilai
menetapkan hasil penilaian prestasi kerja dan rekomendasinya.
6. Apabila hasil penilaian prestasi kerja tidak disetujui yang dinilai, yang bersangkutan
dapat menyatakan keberatan atas hasil penilaian prestasi kerja kepada pejabat penilai
selambat-lambatnya dalam periode waktu empat belas hari sejak diterima hasil
penilaian prestasi kerja tersebut.
7. Pejabat penilai wajib membuat tanggapan secara tertulis
8. Atasan pejabat penilai berdasarkan keberatan yang diajukan wajib memeriksa dengan
saksama hasil penilaian prestasi kerja dan meminta penjelasan kepada pejabat penilai
dan pengawas sekolah yang dinilai. Kemudian, atasan pejabat penilai menetapkan
hasil penilaian prestasi kerja yang bersifat final.
9. Formulir penilaian prestasi kerja ditandatangani oleh pengawas sekolah yang dinilai,
pejabat penilai, dan atasan pejabat penilai.
10. DUPAK dan bukti fisik selanjutnya dinilai oleh Tim Penilai Angka Kredit
sesuai dengan kewenangannya.
11. Hasil penilaian DUPAK dari Tim PAK dikembalikan ke pengawas sekolah apabila
ada satu atau beberapa bukti/satuan hasil peperincian kegiatan tugas jabatan
pengawas sekolah dan/atau pengembangan profesi mendapat penolakan dari Tim
PAK, kegiatan yang ditolak harus menjadi pertimbangan pada penyusunan kegiatan
dalam SKP tahun berikutnya.
G. Penyusunan Sasaran Kerja Pegawai

6
Sasaran kerja pegawai pengawas sekolah (SKP- PS) merupakan rencana kerja
pengawas sekolah yang memiliki target angka kredit yang akan dicapai oleh pengawas
sekolah dalam melaksanakan perincian kegiatan pengawas sekolah selama satu tahun
pada tahun berjalan yang terdiri dari peprincian kegiatan jabatan pengawas sekolah, baik
dari unsur utama maupun unsur penunjang.13
1) Waktu Penyususnan dan Penetapan
SP- PS disusun oleh pengawas setiap tahun pada awal bulan Januari dan harus
disetujui serta ditetapkan oleh pejabat penilai sebagai kontrak kerja. Apabila SKP
yang telah disusun oleh pengawas sekolah tidak disetujui oleh pejabat penilai,
keputusannya diserahkan kepada atasan pejabat penilai dan bersifat final. Apabila
terjadi perpindahan pengawas sekolah setelah bulan Januari yang bersangkutan tetap
menyusun SKP pada awal bulan sesuai dengan surat perintah melaksanakan tugas
atau surat perintah menduduki jabatan.
2) Ketentuan Umum Penyususnan SKP- PS
Setiap pengawas sekolah wajib menyusn SKP- PS. Pengawas sekolah menyusun
SKP- PS berdasarkan tugas pokoknya dengan mempertimbangkan program
pengawasan tahunan dan program kerja dinas pendidikan, yang dituangkan dalam
peperincan kegiatan tugas jabatan.Dalam menyusun SKP, pengawas sekolah harus
memperhatikan hal- hal sebagai berikut:
a. Jelas, yaitu kegiatan yang dilakukan harus dapat diuraikan secara jelas.
b. Dapat diukur, yaitu kegiatan yang dilakukan pengawas sekolah harus dapat
diukur, baik secara kuantitas dalam bentuk angka jumlah satuan hasil untuk setiap
perincian tugas jabatan Pengawas Sekolah maupun secara kualitas seperti
kelengkapan dan kesesuaian satuan hasi, serta kesesuaian beban kerja (jumlah
sasaran dan frekuensi) suntuk setiap perincian kegiatan.
c. Relevan, yaitu kegitatan yang dilakukan harus berdasarkan lingkup tugas jabatan
masing- masing.
d. Dapat dicapai, yaitu kegiatan yang dilakukan harus disesuaikan dengan
kemampuan atau beban kerja pengawas sekolah.

13
Kemendikbud, Panduan Kerja Pengawas Sekolah Pendidikan Dasar Dan Menengah, 64.

7
e. Memiliki target watu, yaitu kegiatan yang dilakukan harus dapat ditentukan
waktunya.
3) Unsur- Unsur SKP-PS
Sebagaimana PNS fungsional tertentu lainnya, unsur- unsur dalam SKP- PS
meliputi kegiatan tugas jabatan, angka kredit dan target.
a. Kegiatan Tugas Jabatan
Kegiatan tugas jabatan Pengawas Sekolah yang telah dituangkan dalam
SKP adalah perincian kegiatan tugas jabatan pengawas sekolah sebagaimana
teah diatur dalam Pasal 14.
b. Angka Kredit
Angka kredit yang dimasukkan ke dalam formulir SKP adalah target
angka kredit yang akan dicapai untuk setiap perincian kegiatan tugas jabatan
dalam satu tahun berjalan. Penetapan target anga kredir tersebut berdasarkan
kuantuitas dan kualitas untuk setiap angka kredit yang diberikan untuk setiap
peperincian kegiatan tugas jabatan yang akan dilaksanakn , yang meliputi
kegiatan jabatan unsur utama dan angka kredit untuk unsur penunjang.
c. Target
Penyusunan target SKP- PS meliputi aspek kuantitas, kualitas, waktu
sesuai dengan karakteristik, sifat dan peperincian kegiatan tugas jabatan pada
setiap jenjang jabatan Pengawas Sekolah. Target setiap pelaksanaan tugas
jabatan harus diwujudkan secara jelas sebagai ukuran prestasi kerja.
Penetapan target untuk setiap aspek adalah sebagai berikut :
1) Kuantitas (Target Output/TO), ditentukan dari jumlah satuan hasil dari
setiap peperincian kegiatan selama satu periode penilaian.
2) Kualitas (Target Kualitas / TK ), merupakan mutu satuan hasil selama satu
periode penilaian untuk setiap peperincian kegiatan tugas jabatan. Target
kualitas harus memprediksi mutu hasil kerja terbaik/ target teringgi dengan
mencantumkan angka 100.
3) Waktu (Target Waktu / TW), ditetapkan dengan memperhitungkan waktu
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap perincian kegiatan tugas
jabatan, dengan satuan wakttu bulan, triwulan, semester dan tahun.

8
d. Langkah- Langkah Penyusunan SP- PS
1) Menyiapkan formulie SKP
2) Memeriksa jenjang jabatan, pangkat dan golongan terakhir.
3) Memeriksa jumlah angka kredit kumulatif terakhir yang tertera pada PAK
terakhir yang dimiliki.
4) Menentukan selisih angka kredit kumulatif untuk pangkat dan golongan
yang dituju dengan jumlah AKK yang dimiliki saat ini.
5) Menentukan target kualitas
6) Menghitung target angka kkredit untuk setiap peperincian kegiatan
7) Memeriksa apakah AKK sebagaimana dihitung dengan ketentuan pada
huruf (f) sama dengan atau lebih dari AKK.
e. Ketentuan Khusus SKP-PS
1) Apabila seorang pengawas sekolah dipindahkan secara horizontal,
vertikal (promosi/demosi), maupun diagonal (antarjabatan struktural,
fungsional, dari struktural ke fungsional atau sebaliknya), penetapan hasil
penilaian capaian SKP nya dilakukan dengan menjumlahkan hasil
penilaian SKP jabatan lama dan jabatan baru dibagi dua.
2) Pengawas sekolah yang menjalani cuti bersalin/cuti besar, penyusunan
SKP-nya harus mempertimbangkan jumlah kegiatan dan target serta
waktu yang akan dilaksanakan. Bagi yang menjalani cuti sakit harus,
SKP disesuaikan dengan sisa waktu dalam tahun berjalan.
3) Pengawas sekolah yang sedang melaksanakan tugas belajar dibebaskan
dari kewajiban menyusun SKP.
4) SKP pengawas sekolah yang telah ditetapkan sebagai kontrak kerja
dapat direvisi sebelum dilakukan penilaian. Revisi dapat dilakukan jika
target yang telah ditetapkan tidak dapat dicapai akibat faktor-faktor di
luar kemampuan pengawas sekolah yang bersangkutan untuk
melaksanakan target yang telah ditetapkan di awal dengan tetap
melampirkan SKP awal.
5) Untuk diajukan kenaikan pangkat dan jabatan, nilai perilaku kerja
pengawas sekolah selama dua tahun terakhir harus memiliki sebutan

9
"baik" dan setiap aspek penilaian di dalamnya juga memiliki sebutan
"baik".
H. Penilaian Capaian SKP- PS
Penilaian capaian SKP merupakan penilaian terhadap seluruh peperincian
kegiatan tugas jabatan pengawas sekolah dan target yang harus dicapai selama kurun
waktu satu tahun yang meliputi aspek kuantitas, kualitas, dan waktu. Penilaian SKP
untuk berbagai aspek dilakukan dengan tata cara sebagai berikut:14
1) Aspek Kuantitas/Realisasi Output (RO)
Penilaian capaian SKP untuk aspek kuantitas adalah realisasi output (RO) yang
dibagi target output dan dikalikan seratus.
2) Aspek Kualitas/Realisasi Kualitas (RK)
Penilaian capaian SKP aspek kualitas/realisasi kualitas (RK) merupakan
pengukuran terhadap mutu satuan hasil untuk setiap peperincian kegiatan tugas
jabatan pengawas sekolah.
3) Aspek Waktu (Realisasi Waktu) ‘
Kolom 11 Formulir SKP-PS diisi dengan realisasi waktu (RW), yaitu waktu yang
telah digunakan untuk tiap-tiap peperincian kegiatan tugas jabatan yang dinilai
I. Penilaian Perilaku Kerja Pegawai bagi Pengawas Sekolah
Penilaian perilaku kerja dilakukan melalui pengamatan oleh pejabat penilai atau
penilai yang ditunjuk oleh pejabat penilai terhadap pengawas sekolah yang dinilai.
Penilaian perilaku kerja dapat mempertimbangkan masukan dari pejabat penilaian yang
setingkat di lingkungan unit kerja masing-masing. Penilaian perilaku kerja pengawas
sekolah meliputi aspek orientasi pelayanan, integritas, komitmen, disiplin, dan kerja
sama.15
J. Pengolahan Nilai Capaian SKP dan Perilaku Kerja Pegawai bagi Pengawas Sekolah
Nilai prestasi kerja pengawas sekolah diperoleh dari hasil penilaian capaian SKP
dan penilaian perilaku kerja dengan bobot 60% nilai capaian SKP + 40% nilai perillaku
kerja.
Contoh 1: Bapak Prihyudi, M.Pd., seorang pengawas sekolah yang dinilai prestasi
kerjanya pada periode penilaian Januari s.d. Desember tahun 2014 memperoleh nilai SKP
14
Kemendikbud, Penilaian Prestasi Kerja Pengawas Sekolah,8.
15
Rokhmawati, 4.

10
90 dari tugas utama dan penunjang, tetapi tidak memiliki tugas tambahan dan kreativitas,
sedangkan nilai perilaku kerjanya 85
maka nilai prestasi kerja Bapak Prihyudi, M.Pd. = 60% nilai SKP + 40% nilai perilaku
kerja
= (60% x 90) + (40% x 85)
= 54 + 34
= 88 (Baik)
K. Penetapan Hasil Penilaian Prestasi Kerja Pegawai bagi Pengawas Sekolah
1. Hasil penilaian capaian SKP dan hasil penilaian perilaku kerja dituangkan ke dalam
Formulir Penilaian Prestasi Kerja yang memuat hal berikut. Identitas pengawas
sekolah yang dinilai (nama, NIP, pangkat/golongan ruang, jabatan/pekerjaan, dan unit
organisasi)
2. Identitas pejabat penilai (nama, NIP, pangkat/golongan ruang, jabatan/pekerjaan, dan
unit organisasi).
3. Identitas atasan pejabat penilai (nama, NIP, pangkat/golongan ruang,
jabatan/pekerjaan, dan unit organisasi
4. Unsur yang dinilai (capaian SKP dan nilai perilaku kerja)
5. Keberatan dari PNS yang dinilai
6. Tanggapan pejabat penilai
7. Keputusan atasan pejabat penilai atas keberatan
8. Rekomendasi
9. Tulisan “Dibuat tanggal ...” dan tempat tanda tangan pejabat penilai
10. Tulisan “Diterima tanggal ...” dan tempat tanda tangan PNS yang dinilai
11. Tulisan “Diterima tanggal ...” dan tempat tanda tangan atasan pejabat
penilai

KESIMPULAN
Penilaian prestasi kerja bagi pengawas sekolah, dilaksanakan untuk mengevaluasi
kinerja pengawas sekolah, yang dapat memberi petunjuk bagi pejabat yang
berkepentingan dalam rangka pembinaan profesi pengawas secara obyektif. Hasil
penilaian prestasi kerja akan dimanfaatkan antara lain sebagai dasar pertimbangan

11
penetapan keputusan kebijakan pembinaan karier pengawas sekolah yang berkaitan
dengan bidang pekerjaan, pengangkatan dan penempatan, pengembangan, penghargaan,
serta disiplin. Penilaian prestasi kerja dimaksud dilaksanakan secara sistematis yang
penekanannya pada tingkat capaian sasaran kerja atau tingkat capaian kinerja pengawas
sekolah, sebagaimana telah direncanakan, disusun dan disepakati bersama oleh pengawas
sekolah dengan atasan langsungnya.
Penilaian prestasi kerja pengawas sekolah secara strategis diarahkan melalui
penilaian Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan Perilaku Kerja Pegawai dalam pelaksanaan
tugas dan fungsinya. Penilaian Prestasi Kerja bertujuan untuk menjamin objektivitas
pembinaan pengawas sekolah berdasarkan prinsip obyektif, terukur, akuntabel,
partisipatif, dan transparan. Untuk memenuhi prinsip penilaian tersebut diperlukan suatu
penilaian prestasi kerja yang sesuai dengan tanggung jawab dan wewenang pelaksanaan
tugas jabatan pengawas sekolah.

DAFTAR PUSTAKA
Kemendikbud, Panduan Kerja Pengawas Sekolah Pendidikan Dasar Dan Menengah (Jakartab:
Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan, 2017)
———, Penilaian Prestasi Kerja Pengawas Sekolah (Jakarta: Direktur Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan, 2015)
Rokhmawati, Puspita, ‘Analisis Penilaian Prestasi Kerja Pegawai’, Jurnal Dinamika Manajemen,
4.1 (2013), 23–29
Slameto, ‘Supervisi Pendidikan Oleh Pengawas Sekolah’, Kelola: Jurnal Manajemen
Pendidikan, 3.2 (2016), 192 <https://doi.org/10.24246/j.jk.2016.v3.i2.p192-206>

12

Anda mungkin juga menyukai