Anda di halaman 1dari 1

Gelombang Laut

Potensi Energi Listrik Berkelanjutan

Negara Republik Indonesia merupakan negara maritim, dimana sebagian besar wilayahnya adalah laut.
Berdasarkan angka Rujukan Nasional Data Kewilayahan Republik Indonesia yang dikerjakan oleh Badan Informasi
Geospasial (BIG) dan Pusat Hidrografi dan Oseanografi (Pushidros) TNI AL luas laut teritorial Indonesia adalah 290.000
km2 dan panjang garis pantai Indonesia adalah 108.000 km 2. Dengan kondisi seperti ini, kita bisa mengembangkan
potensi gelombang laut menjadi energi listrik yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Prinsip dasar dari pengembangan potensi gelombang laut menjadi energi listrik yaitu mengakumulasi energi
gelombang laut untuk memutar turbin generator. Dalam melakukan prinsip tersebut, sangat penting untuk mengetahui
dan memilih lokasi yang memungkinkan untuk dapat mengakumulasi energi gelombang laut. Menurut Direktur Jenderal
Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Rida Mulyana menjelaskan bahwa Indonesia sebagai negara
kepulauan yang memiliki banyak selat berpotensi memiliki arus kuat yang berguna untuk mengembangkan potensi
energi listrik. Salah satunya adalah selat Larantuka yang menghubungkan pulau Flores dan pulau Adonara di Nusa
Tenggara Timur. Selat Larantuka ini memiliki arus laut yang memiliki potensi energi hingga 20 Megawatt (MW). Jika arus
laut di selat ini dimanfaatkan secara optimal maka dinilai bisa menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL)
terbesar di dunia. Sementara itu kementerian ESDM telah melakukan beberapa studi terkait lokasi yang berpotensi
untuk dijadikan sebagai PLTAL, diantaranya adalah selat Lombok, selat Alas, selat Nusa Penida, dan selat Pantar. Secara
mekanis, PLTAL menggunakan teknologi Oscillating Wave Coloumn (OWC), dalam memanfaatkan sistem OWC ini banyak
hal yang perlu dipertimbangkan, seperti kriteria gelombang laut dan juga tipografi lokasi gelombang laut. Tinggi dari
gelombang laut menjadi salah satu kriteria yang harus dipertimbangkan dalam menerapkan sistem OWC ini. Jenis
gelombang yang bisa digunakan menggunakan sistem OWC ini adalah gelombang yang terbentuk sepanjang tahun
dengan tinggi minimal satu sampai dua meter. Selain itu, gelombang yang baik untuk sistem ini adalah gelombang yang
tidak pecah akibat pendangkalan. Karena saat gelombang itu pecah maka aka nada energi yang terbuang dimana massa
air akan mengandung gelembung udara yang akan mempengaruhi besar dari kerapatan massa. Menurut saya, saat ini
seluruh dunia membutuhkan energi yang terbarukan dan berkelanjutan untuk menunjang kehidupan manusia. Seperti
yang dapat kita ketahui, saat ini pasokan sumber energi fosil seperti, minyak bumi dan batu bara lambat laun semakin
menipis. Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda harus memiliki ide-ide yang inovatif untuk mengembangkan
potensi yang ada di dunia ini terlebih di Indonesia sebagai sumber energi terbarukan dan berkelanjutan.
Dari pemaparan penulis, kita dapat mengetahui bahwa Indonesia merupakan negara maritime dimana sebagian
besar dari wilayah Indonesia terdiri dari lautan. Dengan keadaan yang seperti ini, maka kita dapat memanfaatkan secara
optimal gelombang laut sebagai sumber energi listrik yang terbarukan dan berkelanjutan. Pemanfaatan gelombang laut
sebagai sumber energi listrik yang terbarukan dan berkelanjutan dapat mengurangi permasalahan terkait polusi dan
pembuangan. Selain itu, penggunaan gelombang laut ini dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Dari
pemaparan diatas, gelombang laut bisa menjadi salah satu pilihan untuk mengembangan energi terbarukan yang ramah
lingkungan dengan memanfaatkan potensi yang ada di Indonesia. Harapan penulis, semoga dengan tulisan ini, di
kehidupan berikutnya akan banyak anak-anak muda generasi bangsa yang tertarik untuk mengembangkan potensi-
potensi yang ada di alam secara optimal untuk mendapatkan sumber-sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan,
murah, dan dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.

Anda mungkin juga menyukai