Anda di halaman 1dari 1

Tabel di atas menggambarkan beragam kelainan micronuclei pada invertebrata.

Bagian
invertebrata yang paling sering dijadikan sampel test adalah organ insangnya. Bagian insang
banyak dipilih karena insang merupakan organ yang berhubungan langsung dengan perairan, jadi
rawan terjangkit penyakit. Metode yang dilakukan untuk mengidentifikasi micronuclei pada
invertebrata pada dasarnya sama, yaitu mengambil sampel haemocytes dan menelitinya di bawah
mikroskop.

Ada beberapa spesies yang dijadikan bahan pengujian, anara lain sea urchin, Perna
viridis, Mytilus galloprovincialis, Bivalve mollusks, Littopenaeus vannamei, Eobania
vermiculata, dan Mytilus chilensis. Dari beberapa spesies tersebut, ada yang berasal dari genus
yang sama yaitu Perna viridis, Mytilus galloprovincialis, Mytilus chilensis dari genus mussels.
Walaupun berasal dari genus yang sama, pemantauan micronuclei dilakukan dengan cara yang
berbeda. Identifikasi micronuclei pada Mytilus chilensis dilakukan dengan mengambil sampel
dari insang sedangkan Mytilus galloprovincialis mengambil sampel dari otot prosterior
adductornya. Mikronukleus pada spesies tersebut terdeteksi pada kadar yang sedikit. Mytilus
galloprovincialis menunjukan reaksi abnormal pada bagian insang dan gonadnya. Pada Mytilus
chilensis mikronuklei yang terdeteksi tidak menyebabkan keabnormalan.

Ada juga genus lain yang diteliti pada table di atas, yaitu sea urchin dan
littopenaeus/udang (Littopenaeus vannamei). Pada sea urchin sampel diambil dari gonad nya
sedangkan pada udang sampel diambil dengan cara mengisolasi udang vannamei dan mengambil
bakteri yang menempel pada tubuh udang tersebut. Mikronuklei pada udang vannamei
menyebabkan dampak yang dapat diamati, seperti udang berenang miring, pola renang udang
yang memutar, warna udang yang pucat, dan timbulnya blackspots dan flacking. Pada sea urchin
dapat ditemui kadar mikronuklei sebesar 0,6% , micronuclei yang terpapar BPA cenderung
bersifat mutagenic dan genotoxic.

Anda mungkin juga menyukai