Anda di halaman 1dari 2

RESUME PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN AIR DI RAWA LEBAK

SEBAGAI USAHA PENINGKATAN


INDEKS TANAM DI KABUPATEN MUARA ENIM
NAMA/NIM
UNIVERSITAS
Kita tahu sebagai usaha pertanian dengan menggunakan sistem pengelolaan industri,
sedangkan seperti menurut Undang- Undang no. 39/2014 tentang perkebunan dijelaskan
bahwa perkebunan adalah segala kegiatan pengelolaan sumberdaya alam, sumberdaya
manusia, sarana produksi, alat dan mesin pertanian, budidaya, panen, pengolahan dan
pemasaran yang terkait dengan komoditas perkebunan yang meliputi tanaman untuk
diperdagangkan langsung (cash crops) dan tanaman bahan dasar industri (industrial
crops),Masalahnyakta dapat ketahui bahwa Lahan rawa lebak merupakan rawa yang terdapat
di kiri dan kanan sungai besar dan anak-anaknya, dengan topografi datar, tergenang air pada
musim penghujan, dan kering pada musim kemarau. Pemanfaatan lahan rawa lebak
khususnya lebak pematang atau dangkal mempunyai kendala, yaituhingga sekarang lahan
baru dapat dipergunakan pada keadaan air macak-macak sampai dengan ketinggian air lebih
kurang 30 cm, lahan tersebut ditanami padi sedangkan pada kondisi kering lebih banyak tidak
ditanami, dengan kondisi demikianlahan tersebut hanya dapat ditanami satu kali tanamdalam
satu tahun.
Kemudian juga Pengembangan pertanian di lahan rawa lebak tersebut, merupakan
langkah strategis dalam upaya pemanfaatan potensi sumber daya alam secara optimal untuk
mengimbangi penciutan lahan pertanian di Jawa, pemerataan pembangunan antar wilayah,
peningkatan produktivitas dan taraf hidup masyarakat. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut di atas diperlukan teknologi dan investasi yang cukup tinggi agar dapat memberikan
hasil yang memadai. Dalam mengatasi fluktuasi airyang terjadi pada musim hujan dan
kekeringan pada musim kemarau Teknologi pengelolaan air dimak-sudkan untuk dapat
memanfaatkan air seoptimal mungkin dengan cara mengatur air apabila pada musim
penghujan lahan tidak dipengaruhi dari luapan air sungai dan pada waktu kering air dapat
dimasukkan kedalam untuk mengairi lahan persawahan. Pembuatan tanggul diperoleh dengan
cara memindahkan tanah sekitarnya, tanah yang diambil berfungsi sebagai saluran dari sungai
menuju sawah surjan. Tanggul/tabukan dapat ditanami dengan tanaman padi gogo, palawija,
sayuran dan bahkan tanaman tahunan yang bernilai ekonomis. Pengelolaan air secara
terkendali dibantu dengan pompa-pompa pengairan yang bertenaga diesel yang diletakkan di
tanggul.
Menurut saya dalam pengelolahan air sangat penting dimana Air merupakan salah
satu sumberdaya alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia, baik untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari maupun untuk kepentingan lainnya seperti pertanian dan indutri.
Oleh karena itu keberadaan air dalam masyarakat perlu dipelihara dan dilestarikan bagi
kelangsungan kehidupan. Air tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan, tanpa air tidaklah
mungkin ada kehidupan. Semua orang tahu betul akan pentingnya air sebagai sumber
kehidupan hal juga Kebutuhan akan pentingnya air tidak diimbangi dengan kesadaran untuk
melestarikan air, sehingga banyak sumber air yang tercemar oleh perbuatan manusia itu
sendiri. Ketidak bertanggung jawaban mereka membuat air menjadi kotor, seperti membuang
sampah ke tepian sungai sehingga aliran sungai menjadi mampet dan akhirnya timbul banjir
jika hujan turun, membuang limbah pabrik ke sungai yang mengkibatkan air itu menjadi
tercemar oleh bahan-bahan berbahaya, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, diperlukan
pengolahan air yang telah tercemar hingga layak digunakan untuk aktivitas sehari-hari.
Pengoperasian paralon untuk pengelolaan air dilakukan apabila pada musim hujan
genangan air naik maka paralon ditegakkan melebihi tanggul, namun apabila kelebihan air di
dalam sawah maka paralon di rebahkan setinggi sawah dan air keluar Sistem surjan memiliki
keuntungan komperatif jika dibandingkan dengan sistem lahan kering, antara lain yaitu:
(1).pengairan sawah lebih terjamin
(2).stabilitas produksi padi sawah lebih mantap dibandingkan dengan padi gogo,
(3). pengolahan tanah dan pemeliharaan tanaman lebih murah,
(4).intensitas tanam bisa lebih banyak, dankemungkinan deservikasi lebih besar.
Dalam Hal ini dapat disimpulkan bahwa Lebak yang dangkal sangat potensia untuk
dikembangkan menjadi lahan pertania intensif, namun demikian akan memerlukan biaya
yang cukup besar karena diperluka dalam penerapan teknologi untuk mengelola air agar
lahan dapat terairi sepanjang waktu tanp tergenang air pada musim hujan dan kekeringan
pada musim kemarau. Melalui penerapan teknologi penerapan air dengan menjadikan sawah
yang tadinya berupa hamparan kemudian diubah menjadi sawah sistem surjan.karena sistem
surjan ini sangat banyak membawa keuntungan secara langsung sebaiknya juga menurut saya
sistem srjan ini ditingkatkan lagi dan dioptimalkan lagi agar benar benarberjalan lancar tanpa
rugi.Sistem surjan merupakan perpaduan antara sistem pertanian sawah dan tegalan. Pada
dasarnya berkembangnya sistem sawah pasang surut dan sawah lebak karena keterbatasan
pilihan komoditas yang dapat dikembangkan, yaitu hanya tanaman padi, sementara sistem
tegalan atau lahan kering umumnya dikembangkan untuk tanaman lahan kering (tanaman
semusim dan tanaman tahunan). Sistem surjan mengalami dinamika perkembangan dari masa
ke masa dalam kaitannya dengan optimalisasi sumberdaya lahan, khususnya lahan rawa
sehingga lahan rawa tidak hanya untuk budiaya padi sawah, tetapi juga dapat dikembangkan
untuk berbagai komoditas seperti palawija, hortikultura, dan perkebunan.
Sistem ini terbukti adaptif dan mitigatif terhadap perubahan iklim karena berkembang
menyesuaikan dengan kondisi tipologi, luapan pasang, genangan muka air, organisme
pengganggu tanaman, sosial ekonomi, adat dan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta keterampilan petani.

Anda mungkin juga menyukai