Secara geografis Kabupaten Paniai berada di jalur Pegunungan Tengah Papua, dan
terletak pada koordinat 136019 BT dan 03056 LS. Wilayah Kabupaten Paniai dengan
ibukota Enagotali mempunyai luas 8.045,25 Km2, yang terbagi menjadi 10 (sepuluh)
wilayah distrik.
Geografis wilayah yang bergunung-gunung dengan kelembaban dan suhu udara yang
relatif tinggi mengakibat tingkat curah hujan yang tinggi pula. Kabupaten Paniai dengan
10 wilayah Distrik tersebut secara administratif berbatasan langsung dengan :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Nabire dan Waropen
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Mimika dan Deiyai
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Intan Jaya, dan
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Dogiyai dan Nabire.
Secara keseluruhan kondisi topografi wilayah Kabupaten Paniai didominasi oleh ciri
morfologi rangkaian pegunungan Trikora dan Puncak Jaya dengan tebing yang curam.
Satuan morfologi ini terbagi menjadi dua satuan yaitu satuan morfologi pegunungan
dan satuan morfologi lembah. Satuan morfologi pegunungan menempati bagian tengah
memanjang dari arah Timur ke arah Tenggara dan Barat Laut.
Sedangkan satuan morfologi lembah terdapat di sekitar Danau Paniai dan Tigi terus ke
wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Nabire. Satuan morfologi sebagaimana
disebutkan diatas, dikaitkan dengan kemiringan lereng adalah sebagai berikut :
Morfologi pegunungan terbagi atas dua bagian yaitu wilayah dengan kemiringan
antara 15 40 % dan wilayah dengan kemiringan > 40 %.
Morfologi lembah dengan kemiringan lereng antara 0 15 %.
Berdasarkan peta fisiografi seluas 14.582,97 Km2 atau sekitar 80,54 % wilayah
Kabupaten Paniai mempunyai ketinggian antara 1000 s/d 3000 meter diatas permukaan
laut.
Kondisi tersebut diatas merupakan suatu kendala yang dihadapi oleh Kabupaten Paniai
dalam mengembangkan sistem transportasi terutama transportasi darat yaitu
pembangunan jaringan jalan darat guna membuka daerah-daerah yang terisolir.
Demografi
Pada tahun 2010 telah dilakukan registrasi penduduk di Kabupaten Paniai. Jumlah
penduduk Paniai tercatat sebanyak 149.093 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak
76.892 jiwa dan wanita sebanyak 72.201 jiwa.
Berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik Kabupaten Paniai, Distrik Paniai Timur
merupakan wilayah distrik yang paling banyak jumlah penduduknya apabila
dibandingkan distrik-distrik lainnya di Kabupaten Paniai, dimana distrik tersebut dihuni
oleh 30.676 jiwa penduduk.
Sementara itu Distrik Paniai Barat menduduki urutan berikutnya, distrik tersebut dihuni
27.865 jiwa penduduk. Sementara itu Distrik Bibida yang berpenduduk paling sedikit di
Kabupaten Paniai, di mana jumlah penduduk distrik tersebut tercatat hanya 1.857 jiwa
saja.
Tingkat pertumbuhan penduduk di Kabupaten Paniai rata-rata 12 per % dengan tingkat
kepadatan kira-kira 911 jiwa/Km. Mata pencaharian penduduk pada umumnya adalah
petani sekitar 95% dan sisanya adalah pedagang dan Pegawai Negeri Sipil.
Kabupaten Paniai terdapat 4 (empat) suku besar, yaitu:
1. Suku Mee
2. Suku Moni
3. Suku Wolani
4. Suku Auye
5. Suku-suku pendatang lainnya
Di samping itu masyarakat daerah ini memiliki adat istiadat dan budaya yang sangat
tinggi sehingga dapat memberikan kontribusi yang besar bagi pelayanan Pemerintah
Daerah Ini.
Sejarah
Paniai pada zaman Belanda, daerah Paniai disebut Wissel meeren, sesuai dengan
nama 3 (tiga) danau yang terletak sekitar pusat kota Enagotali. Danau ini ditemukan
oleh seorang Pilot berkebangsaan Belanda Wissel, Tahun 1938. Danau dalam bahasa
Belanda = meer; jamak = meeren. Karena Wissel yang menemukan danau-danau
tersebut maka kemudian dikenal dengan nama Wisselmeeren. Sejak saat itu
masyarakat Paniai mulai berinteraksi dengan dunia luar.
Dahulu kala Wissel meeren kini Kabupaten Paniai merupakan salah satu Kabupaten di
antara 29 (dua puluh sembilan) Kabupaten/Kota di Provinsi Papua, terletak di Kawasan
Pegunungan Tengah dataran Pulau/Tanah Papua.
Kabupaten Paniai memiliki Potensi Sumber Daya Alam yang sangat besar, terutama
Sumber Daya Tambang berupa Emas, Tembaga dan Potensi lainnya yang bila dapat di
eksplorasi/eksplotasi akan memberi kotribusi yang sangat besar bagi kesejahteraan
masyarakat di daerah ini.
Potensi
Kehutanan
Kehutanan merupakan salah satu sub sektor yang memberikan sumbangan yang cukup
besar terhadap PDRB Kabupaten Paniai. Besarnya kontribusi sub sektor kehutanan ini
selain potensi lahan yang sangat luas juga karena dalam sub sektor ini sudah masuk
investor-investor swasta. Potensi hutan yang terkandung di Kabupaten Paniai berupa
hutan lindung, hutan PPA, hutan produksi konsevasi, hutan produksi terbatas, hutan
produksi tetap dan hutan lain-lain.
Hutan di wilayah Kabupaten Paniai sama dengan daerah lainnya di Provinsi Papua
yaitu termasuk dalam anggota formasi indo-malaya yang merupakan hutan tropis.
Hutan di daerah ini tumbuh bercampur secara heterogen dengan jenis-jenis antara lain:
Araucaria, Librocedus, Grevillea, Metrosideres, Tristania, Melaleuca, Dacrydium, dan
lain-lain. Jenis pohon yang beraneka ragam tersebut masih banyak yang belum dikenal
dalam dunia perdagangan. Tumbuhan atau jenis yang merupakan kekhususan dari
Papua yang terdapat di wilayah ini ialah Papua Cedrum Sp dan Pordocarpus
Papuanus. Selain itu terdapat pula Eucalyptus Deglupta yang pada umumnya tumbuh
di daerah dataran rendah. Jenis tumbuhan lain adalah Medang, Pulai, Agathis, Nyatoh,
Lau, Merbau, Kazae, Aduale, Nase, Sinore, Ampou, Aimamfiau, Kenari, Nausindor,
Melur, Bintangur, dan Binuang.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Paniai 2011, maka pembagian
hutan menjadi hutan lindung, Kabupaten Paniai memiliki hutan lindung seluas 5.798,58
ha yang tersebar diseluruh distrik. Sedangkan untuk hutan PPA terletak di bagian timur
distrik Bibida dengan luas 241,17 ha. Berdasarkan hasil peta padu serasi Kabupaten
Paniai tahun 2009/2010 maka hutan lindung memiliki proporsi luas yang paling banyak,
yaitu sekitar 77,43% atau selus 9.719,35 ha atau sekitar 53,68% dari luas total
kabupaten. Jika dibandingkan dengan hasil Bakosurtanal pada tahun 1986, dengan
luas hutan lindung seluas 8072,01 ha, maka saat ini di Kabupaten Paniai mengalami
peningkatan luasan hutan lindung.
Perikanan
Kegiatan ekonomi penduduk di sektor perikanan tidak begitu menonjol di Kabupaten
Paniai mengingat kondisi wilayahnya sebagian besar adalah daratan. Penduduk yang
bermata pencaharian sebagai nelayan umumnya adalah penduduk yang berada di
sekitar danau. Tercatat pada tahun 1996 jumlah rumah tangga nelayan di Kabupaten
Paniai sekitar 630 rumah tangga yaitu 150 rumah tangga di Distrik Paniai Timur, 140
rumah tangga di Distrik Paniai Barat,130 rumah tangga di Distrik Kebo, 110 rumah
tangga di Distrik Ekadide, dan 100 rumah tangga di Distrik Yatamo.
perkebunan
Kegiatan sektor perkebunan di Kabupaten Paniai berupa perkebunan rakyat. Produksi
tanaman perkebunan rakyat yang dominan adalah kopi, dimana tercatat pada tahun
2010 perkebunan kopi mempunyai luas lahan 291,45 ha dengan jumlah produksi
sebesar 38,05 ton. Beberapa Distrik penghasil kopi terbesar di wilayah Kabupaten
Paniai adalah Distrik Aradide, Distrik Bogobaida, Distrik Paniai Timur, Distrik Paniai
Barat, dan Distrik Bibida.
pertanian
Produk pertanian yang dihasilkan di Kabupaten Paniai yaitu tanaman pangan dengan
luas panen 7.846 ha menghasilkan produksi 39.597 ton, yang terdiri dari ubi jalar,
jagung dan ubi kayu/pohon. Tanaman kacang-kacangan yang terdiri dari kacang tanah
dan kacang hijau dengan luas panen 373 ha dan produksi sebesar 670 ton.
Pada tahun 2010 luas panen tanaman ubi jalar seluas 7.433 ha dengan produksi
sebanyak 40.422 ton. Pada tahun 2009 luas panen tanaman ini seluas 6.500 ha
dengan produksi 30.345 ton. Ada penambahan luas panen dan produksi selama
rentang tahun tersebut. Untuk tanaman ubi kayu/pohon, pada tahun 2010 memiliki luas
panen seluas 161 ha dengan produksi sebanyak 627 ton. Tanaman kacang tanah
memiliki produksi sebanyak 476 ton dengan luas panen seluas 244 ha.
Dari keseluruhan tanaman pangan yang ada di Kabupaten Paniai, ubi jalar merupakan
tanaman dengan luas panen dan produksi yang paing banyak. Dengan kata lain,
tanaman ini dapat dikatakan sebayak makan yang utama bagi penduduk di kabupaten
ini. Pada tahun 2010, jenis tanaman sayuran mempunyai luas panen 2.159 ha dengan
produksi sebesar 9.499 ton. Hal ini menunjukkan bahwa pertanian sangat potensial
untuk dikembangkan, baik dalam peningkatan produksi, perluasan lahan pertanian
maupun penambahan jenis komoditi pertanian yang dibudidayakan, dikemudian hari
Kabupaten Paniai dapat menjadi sentra produksi pertanian.
peternakan
Peternakan di Kabupaten Paniai tidak begitu menonjol jika dibandingkan dengan sub
sektor tanaman pangan. Jenis hewan yang diternakkan meliputi babi, kambing, sapi,
ayam petelur, ayam kampung, kelinci dan itik manila. Populasi hewan ternak jenis babi
merupakan jumlah terbesar dibandingkan dengan jenis hewan ternak lainnya yaitu
tercatat pada tahun 2010 berjumlah 19.868 ekor.
Paniai Barat, telah mendirikan sebuah Pembangkit listrik dengan menggunakan tenaga
air di wilayah ibukota distrik di Toyaimuti, dan di Obano.
Kebutuhan energi listrik untuk wilayah perdesaan di Kabupaten Paniai, selama jangka
pendek sepertinya belum dapat ditangani secara komersial, tetapi lebih kepada
kegiatan yang bersifat kebijaksanaan. Namun demikian, untuk jangka menengah
harus sudah dimulai diarahkan kepada pengusahaan kelistrikan perdesaan yang
dikelola secara komersial. Khusus di Kabupaten Paniai yang merupakan daerah
pedalaman dengan kondisi geografi yang cukup luas dan merupakan pegunungan terjal
dan curam dengan penduduk yang sedikit serta penyebarannya tidak merata.
Untuk memenuhi kebutuhan kelistrikan di wilayah perdesaan, maka ada beberapa hal
yang harus diperhatikan, yaitu:
Penyediaan sarana pembangkit listrik, seperti PLTD, Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrohidro (PLTM) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Penyediaan sarana tersebut di atas dapat dikaitkan dengan kegiatan pemerintahan
atau pun non pemerintahan yang diharapkan dapat disambungkan pada beberapa
rumah penduduk sebagai bagian dari kegiatan ekonomi.
Bentuk pengusahaan kelistrikan pedesaan yang dikelola secara komersial adalah
dalam bentuk kerja sama antara PLN dengan KUD-KUD yang telah ada baik di
kecamatan/desa.
Sumber : http://humas.paniai.go.id/
Aksi
penembakan
liar/
brutal
Paniai
berdarah
pada
08
Desember
2014,
mengakibatkan belasan rakyat sipil korban berlumuran darah di atas tanahnya sendiri,
hingga beberapa korban mati di tempat (di lapangan Karel Gobai/lapangan utama). Aksi
penembakan liar/brutal Paniai berdarah tersebut mengindikasikan dan teridentifikasi
bahwa, ketika beberapa rakyat sipil yang berdomisili/ berasal dari Kampung Ipakiye,
berada di sebuah posko Natal pada hari Minggu, jam: 20.46 (malam) WPB. Saat itu/
waktu yang sama, ada sebuah mobil inova yang ditumpangi oleh dua orang tanpa
identitas yang jelas, dengan nomor DS. 1814 K dari arah Madi (kota baru) menuju ke
Enaro (kota lama) tanpa lampu, akhirnya ditegur oleh sekelompok rakyat sipil yang
berada dalam posko Natal.
Merasa tidak menyenangkan, maka dua orang yang menumpangi mobil merek inova
tersebut kembali ke arah Madi (kota baru), untuk memanggil/menjemput sekelompok
pendatang bersenjata, yang menumpangi mobil inova tersebut, tanpa identitas yang
jelas. Setibanya di depan posko Natal, maka, dari sekelompok rakyat sipil yang berada
dalam posko Natal, dua diantaranya dijembret/dihajar oleh sekelompok pendatang
bersenjata tanpa identitas yang jelas, lalu paginya hari senin tanggal 8 Desember
dilarikan ke RSUD Paniai untuk di rawat. Satu di antara mereka (rakyat sipil), melarikan
diri, untuk berperan sebagai saksi, sehingga ia melaporkan insiden tersebur ke
hadapan Sekretaris Distrik (Sekdis) Paniai Timur, atas nama Alberth Yeimo, S. Sos.
Kemudian.
Dari insiden tersebut, rakyat Kampung Ipakiye Distrik Paniai Timur Kabupaten Paniai,
tidak merasa tenang dan nyaman, sehingga pada jam 06.00 (pagi) WPB,
memblokade/memalang jalan raya Madi-Enaro, seketika itu juga kendaraan termogok
alias macet, seketika itu juga Wakapolres Paniai beserta segenap anggota tiba di
Tempat Kejadian Perkara (TKP), untuk menanggapi reaksi dari aksi tersebut. Maksud,
pemalangan/pemblokade jalan raya tersebut oleh rakyat sipil Kampung Ipakiye adalah
untuk menuntut pihak Kepolisian, agar dapat mengungkap dan membuktikan pelaku
penjembretan/pemukulan nota bonenya dengan menggunakan senjata dan pisau
sangkur milik TNI/POLRI terhadap dua warga Kampung Ipakiye tersebut, yang
disampaikan oleh Juru Bicara (Jubir) atas nama Yafed Adii, S. Sos dan yang disaksikan
oleh Kepala Distrik Paniai Timur, atas nama Pius Gobai dan Sekretaris Distrik Paniai
Timur Albert Yeimo, S. Sos. Oleh karena ketidakpuasan terhadap insiden tersebut
membuat seorang warga emosi/amarah untuk beraksi, kemudian diikutsertakan
segenap rakyat Kampung Ipakiye menuju ke Enaro (kota lama) untuk ditinjaklanjuti.
Saat segenap rakyat dalam perjalanan menuju Enaro (kota lama), Wakapolres Paniai
mengintruksikan kepada Gabungan TNI/ POLRI yang berada di Enaro (kota lama) agar
menembak sejumlah rakyat sipil yang sedang dalam perjalanan dari Kampung Ipakiye
menuju Enaro (kota lama).
Pada jam 10.36 (siang) WPB, tibahlah sejumlah rakyat sipil dari Kampung Ipkaiye di
Enaro (kota lama), tepat di titik sentral lapangan Karel Gobai Enarotali. Oleh karena
takjubnya/herannya masa aksi, maka sejumlah rakyat pun bergabung. Saat itu juga
sekonyong-konyong, sejumlah rakyat sipil Kabupaten Paniai dikagetkan dengan
gemuruh senjara/ penembakan liar/ brutal oleh Komando Rayon Militer (Koramil) Paniai
Timur, diikutsertakan juga oleh gabungan TNI/POLRI tanpa ada tembakan peringatan,
tembakan pertama dikenakan kepada seorang Satpam RSUD Paniai (Yulianus Tobai,
29 Tahun). Tembakan tersebut langsung pada sasaran sejumlah rakyat yang sedang
dalam keadaan aksi menuntut pelaku penjembretan/pemukulan tersebut. Namun,
sayangnya sejumlah rakyat tak mampu lagi mengendalikan tembakan, terpaksa
sejumlah rakyat Paniai melarikan diri. Aksi melarikan diri hingga melompat pagar oleh
sejumlah rakyat sipil Kanupaten Paniai, seolah-olah memberi peluang kepala segenap/
gabungan TNI/POLRI & KOPPASUS untuk menembak sejumlah rakyat Paniai tersebut.
Dari hasil pengamatan lapangan terhadap insiden dimaksud dan hasil wawancara
langsung personal kepada para korban luka-luka, menjelaskan/ membuktikan bahwa
insiden tersebut adalah suatu tindakan/ aksi penembakan liar/brutal oleh gabungan
TNI/POLRI dan KOPPASUS, yang telah melanggar Hak Asasi Manusia (HAM), antara
lain: Hak untuk hidup, Hak untuk mengabdi sebagai PNS dan Kepala Kampung, Hak
untuk belajar sebagai pelajar pada SMA dan SMK. Maka itu, harapan dan tuntutan
Rakyat Pribumi Paniai agar isiden penembakan liar/ brutal tersebut ditinjaklanjuti
melalui jalur Hukum dan HAM internasional oleh pihak-pihak yang berwenang.
I D E N T I F I K AS I K O R B AN
(Korban
yang
dibawah
pulang
kerumah
oleh
keluarga
belum
diidentifikasi)
3. Alpius You 24 Tahun Pelajar SMA YPPGI Wissel Merren Enarotali Perut
Lapangan Karel Gobai Mati Tempat
4. Simon Degei 19 Tahun Pelajar SMA YPPGI Wissel Merren Enarotali Bahu
Lapangan Karel Gobai Mati Tempat
5. Yulianus Tobai 29 Tahun Satpam RSUD Paniai Pinggag kanan Lapangan Karel
Gobai Mati dari RSUD Paniai
5. Naftali Neles Gobai 44 Tahun PNS Distrik Paniai Timur Lengan/Tangan Kanang
Depan Gapura Kantor Distrik Paniai Timur Luka-luka
6. Italia Edowai 32 Tahun Petani/ ibu rumah tangga Lengan/tangan kiri Lapangan
Karel Gobai/ samping kios Luka-luka
7. Andreas Degei 20 Tahun Pemuda Lengan/tangan Lapangan Karel Gobai Lukaluka
8. Oni Yeimo 21 Tahun Pelajar SMK Karel Gobai Bahu kanang Lapangan Karel
Gobai Luka-luka
9. Noakh Gobai 25 Tahun Pemuda Lengan/tangan kanan Lapangan Karel Gobai
Luka-luka
Korban lain belum teridentifikasi identitasnya, karena langsung dibawah pulang
oleh keluarga
Sumber: Data Pengamatan & Wawancara knpb-news-Paniai; Alpius Yumai (Sekum)
Pectrus T. Nawipa (Jubir)
Lampiran Foto-Foto Korban
Kegepe dengan luka tembak di lengan kanan, serta satu orang yang belum diketahui
identitasnya. Tapi informasinya, orang ini menderita luka terserempet di bagian dada.
Menurut Anton, insiden bermula di tempat kejadian perkara (TKP), tempat permainan biliar
milik Ibu Yona. Kelima orang itu datang memaksa untuk main, lalu pemiliknya memberi tahu
bahwa meja biliar sedang penuh. Tapi kelima orang ini memaksa harus main sambil marah
dan mengancam pemilik biliar. Pemilik biliar pun datang melapor ke Pos Brimob, meminta
pertolongan untuk mengamankan pelaku keributan di tempat biliar.
Dari laporan itu, kata Anton, pihak Danpos Brimob memerintahkan tiga anggotanya, yakni
Brigadir Satu Ferianto Pala, Brigadir Dua Agus, dan Brigadir Dua Edi mendatangi TKP.
Setiba di TKP, polisi ini menegur para pelaku agar tak membuat keributan, sambil
mengarahkan masyarakat yang berkerumun membubarkan diri. Ketika Brigadir Satu
Ferianto Pala menghadap ke massa yang berkerumun, tiba-tiba dia dipukul dengan tongkat
biliar dan anggota itu jatuh dan senjatanya akan dirampas seseorang.
"Melihat kondisi itu, Bripda Edy mengeluarkan tembakan hingga mengenai pinggang
korban," kata Anton. Sesaat setelah bunyi letusan itu, seseorang masuk mengejar Brigadir
Edy sambil memegang pisau mau menikam. Brigadir Dua Edy lalu mengeluarkan tembakan
dan mengenai perut korban.
Simon Degei berusia 18 Tahun, Ia Siswa di SMA Negeri 1 Paniai dan saat itu
berada di Kelas III. Ia ditembak mati di tempat kejadian dan saat itu masih dijejer
bersama mayat lainnya di lapangan sepak bola Karel Gobay.
2.
Otianus Gobai berusia 18 Tahun, Ia Siswa SMA Negeri 1 Paniai Kelas III,
mengenakan baju sekolah, Osis. Ia ditembak mati di tempat.
3.
Alfius Youw berusia 17 Tahun, Ia juga adalah siswa SMA Negeri 1 Paniai Kelas
III. Tampak di foto, dia mengenakan baju olahraga biru. Sama dengan tiga lainnya,
ia ditembak mati di tempat.
4.
Yulian Yeimo berusia 17 Tahun, Ia belajar di SMA Negeri 1 Paniai . Saat ini
berada di kelas I. Ia meninggal di RSUD Paniai.
5.
Abia Gobai berumur 17 Tahun, Ia juga adalah siswa SMA Negeri 1 Paniai.
Seperti 3 rekan lainnya, ia berada di Kelas III. Abia ditemukan tewas ditembak di
Kampung Koge Kotu, sebelah lapangan terbang, sekitar 400 meter dari Kantor
Polres Paniai. Mayat Abia Gobay telah dibawa pergi ke rumah oleh keluarga.
Malam ini tidak dijejer bersama mayat empat rekannya.