Anda di halaman 1dari 19

Dampak Reklamasi Pantai Yang dilakukan

Pemprov DKI terhadap Kehidupan Nelayan


Tugas Ilmu Kealaman Dasar

Disusun Oleh :

Nama :

NIM :

Fakultas Hukum Universitas Trisakti


Jakarta 2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara maritim mempunyai garis pantai
terpanjang keempat di dunia setelah Amerika Serikat, Kanada, dan
Rusia dengan panjang garis pantai mencapai 95.181 km. Wilayah
Laut dan pesisir Indonesia mencapai wilayah Indonesia (5,8 juta
km2 dari 7.827.087 km2). Hingga saat ini wilayah pesisir memiliki
sumberdaya dan manfaat yang sangat besar bagi kehidupan
manusia. Seiring dengan perkembangan peradaban dan kegiatan
sosial ekonominya, manusia memanfatkan wilayah pesisir untuk
berbagai kepentingan. Konsekuensi yang muncul adalah masalah
penyediaan lahan bagi aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat. Agar
mendapatkan lahan, maka kota-kota besar menengok daerah yang
selama ini terlupakan, yaitu pantai (coastal zone) yang umumnya
memiliki kualitas lingkungan hidup rendah. Fenomena ini bukan saja
dialami di Indonesia, tapi juga dialami negara-negara maju, sehingga
daerah pantai menjadi perhatian dan tumpuan harapan dalam
menyelesaikan penyediaan hunian penduduk perkotaan. Penyediaan
lahan di wilayah pesisir dilakukan dengan memanfaatkan lahan atau
habitat yang sudah ada, seperti perairan pantai, lahan basah, pantai
berlumpur dan lain sebagainya yang dianggap kurang bernilai secara
ekonomi dan lingkungan sehingga dibentuk menjadi lahan lain yang
dapat memberikan keuntungan secara ekonomi dan lingkungan atau
dikenal dengan reklamasi.

Reklamasi adalah suatu proses membuat daratan baru pada


suatu daerah perairan/pesisir pantai atau daerah rawa. Hal ini
umumya dilatarbelakangi oleh semakin tingginya tingkat populasi
manusia, khususnya di kawasan pesisir, yang menyebabkan lahan
untuk pembangunan semakin sempit. Pertumbuhan penduduk
dengan segala aktivitasnya tidak bisa dilepaskan dengan masalah
kebutuhan lahan. Pembangunan yang ditujukan untuk
menyejahterakan rakyat yang lapar lahan telah mengantar pada
perluasan wilayah yang tak terbantahkan.
Hal ini menyebabkan manusia memikirkan untuk mencari
lahan baru, terutama daerah strategis dimana terjadi aktifitas
perekonomian yang padat seperti pelabuhan, bandar udara atau
kawasan komersial lainnya, dimana lahan eksisting yang terbatas
luasan dan kondisinya harus dijadikan dan diubah menjadi lahan yang
produktif untuk jasa dan

Kegiatan perkotaan.

Pembangunan kawasan komersial jelas akan mendatangkan


banyak keuntungan ekonomi bagi wilayah tersebut. Asumsi yang
digunakan disini adalah semakin banyak kawasan komersial yang
dibangun maka dengan sendirinya juga akan menambah pendapatan
asli daerah (PAD). Reklamasi memberikan keuntungan dan dapat
membantu kota dalam rangka penyediaan lahan untuk berbagai
keperluan (pemekaran kota), penataan daerah pantai,
pengembangan wisata bahari, dan lain-lain. Namun harus diingat pula
bahwa bagaimanapun juga reklamasi adalah bentuk campur tangan
(intervensi) manusia terhadap keseimbangan lingkungan alamiah
pantai yang selalu dalam keadaan seimbang dinamis sehingga akan
melahirkan perubahan ekosistem seperti perubahan pola arus, erosi d
dan sedimentasi pantai dan berpotensi terhadap gangguan
lingkungan. Perubahan pola arus, erosi dan sedimentasi pantai.
Undang-undang no. 27 tahun 2007 pada pasal 34
menjelaskan bahwa hanya dapat dilaksanakan jika manfaat sosial
dan ekonomi yang diperoleh lebih besar dari biaya sosial dan biaya
ekonominya. Namun demikian, pelaksanaan reklamasi juga wajib
menjaga dan memperhatikan beberapa hal seperti a) keberlanjutan
kehidupan dan penghidupan masyarakat; b) keseimbangan antara
kepentingan pemanfaatan dan pelestarian lingkungan pesisir; serta c)
persyaratan teknis pengambilan, pengerukan dan penimbunan
material.

Sekarang ini sedang giat-giatnya pengurukan pantai di pesisir


Jakarta Utara. Tengok saja sebelah timur pantai Ancol dan sebelah
selatan kali Muara Angke. Dampak keduanya sudah sangat sejas. Di
Ancol ribuan ikan mati. Kabarnya ikan-ikan mati karena limbah, bisa
jadi limbah dari pengurukan. Sedangkan di kawasan Muara Kamal,
Penjaringan, perahu nelayan sulit untuk keluar masuk kali karena
lumpur naik terdorong urukan pantai. Hal ini dirasakan oleh nelayan -
nelayan. Ketika reklamasi pantai giat-giatnya menguruk, kapal-kapal
nelayan muara kamal sulit untuk keluar masuk kali. Apalagi ketika laut
sedang surut. Sering terlihat para nelayan mencebur ke kali untuk
menarik-narik kapalnya. Sunggu tragis. Tidak heran bila nelayan
paling keras menolak reklamasi. Bagi mereka, reklamasi hanya
merusak alam. Sudah beberapa kali sejumlah nelayan di kawasan
Muara Kamal protes dengan pihak swasta yang mereklamasi.
Kabarnya, tempat itu untuk membangun perumahan elit dan tempat
hiburan.

Dengan adanya hal tersebut maka nelayan dan masyrakat


setempat melakukan aksi penolakan terhadap kegiatan reklamasi,
karena reklamasi dianggap akan berdampak negatif terhadap
kehidupan nelayan yang kesahariannya mencari nafkah di pantai
untuk mencari ikan. Berdasarkan maraknya berita yang terdapat di
media media online nelayan akan terus menolak reklamasi sampai
mati yang didukung oleh beberapa komunitas nelayan tradisonal,
mereka mengatakan sebagai nelayan hidupnya akan tambah
sengsara sebab hasil penangkapan ikan setelah adanya reklamasi
akan menurun. Demi menolak reklamasi para nelayan ini mendatangi
PTUN mengawal sidang surat keputusan yang dikeluarkan Gubernur
DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tentang pemberian izin
pembangunan reklamasi Pulau yaitu SK Gubernur DKI Jakarta Nomor
2485 Tahun 2015 Tentang Pemberian izin Reklamasi Pulau. .

B. Pokok Permasalahan

1. Apa Tujuan diadakannya Reklamasi?

2. Apa dampak bagi masyarakat setempat khususnya nelayan dari


terbitnya SK Gubernur DKI Jakarta Nomor 2485 Tahun 2015
Tentang Pemberian izin Reklamasi Pulau?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apa yang menjadi tujuan diadakan reklamasi.

2. Untuk menggambarkan dampak Reklamasi bagi masyarakat


khususnya nelayan dalam memanfaatkan sumber daya alam yang
ada di laut.

D. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan agar masyarakat khususnya
mahasiswa sebagai penerus bangsa dapat menggambarkan sisi
positif dan negatif dari adanya kegiatan reklamasi dimasa yang akan
datang.
BAB II

PEMBAHASAN DAN KAJIAN TEORI

A. Pengertian Reklamasi
Istilah reklamasi merupakan turunan dari istilah Inggris
reclamation yang berasal dari kata kerja Reclaim yang berarto
mengambil kembali, dengan penekanan pada kata Kembali di dalam
teknik pembangunan, istilah reclaim juga dipergunakan di dalam
misalkan me-reclaim bahan dari bekas bangunan atau puing puing,
seperti batu dan kerikil dan bekas kobstruksi jalan, atau kerikil dari
puing beton untuk dapat digunakan lagi.
Reklamasi ini umumnya menyangkut wilayah laut, baik laut
dalam atau laut dangkal , adapula reklamasi dari daerah rawa-rawa
untuk keperluan pembangunan proyek industry antara lain untuk
pusat pembangkit tenaga listrik seperti di Jawa Timur dan untuk
pabrik pelebur alumunium di Kuala Tanjung, Sumatera Utara. Sesuai
dengan definisinya, tujuan utama reklamasi adalah menjadikan
kawasan berair yang rusak atau tak berguna menjadi lebih baik dan
bermanfaat. Kawasan baru tersebut, biasanya dimanfaatkan untuk
kawasan pemukiman, perindustrian, bisnis dan pertokoan, pertanian,
serta objek wisata. Dalam perencanaan kota, reklamasi pantai
merupakan salah satu langkah pemekaran kota. Reklamasi
diamalkan oleh negara atau kotakota besar yang laju pertumbuhan
dan kebutuhan lahannya meningkat demikian pesat tetapi mengalami
kendala dengan semakin menyempitnya lahan daratan (keterbatasan
lahan). Dengan kondisi tersebut, pemekaran kota ke arah daratan
sudah tidak memungkinkan lagi, sehingga diperlukan daratan baru.
1. Tujuan Reklamasi

Tujuan reklamasi juga yaitu untuk memperbaiki daerah


atau areal yang tidak terpakai atau tidak berguna menjadi daerah
yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia
antara lain untuk lahan pertanian, perumahan, tempat rekreasi dan
industri (Ensiklopedi Nasional Indonesia, 1990). Sedangkan
menurut Max Wagiu, 2011. Tujuan dari program reklamasi yaitu:
a. Untuk mendapatkan kembali tanah yang hilang akibat
gelombang laut
b. Untuk memperoleh tanah baru di kawasan depan garis pantai
untuk mendirikan bangunan yang akan difungsikan sebagai
benteng perlindungan garis pantai
c. Untuk alasan ekonomis, pembangunan atau untuk mendirikan
konstruksi bangungan dalam skala yang lebih besar.

2. Dasar Hukum Reklamasi Pantai

Pembangunan reklamasi di Indonesia harus mengacu pada


pelbagai pedoman dan Undang-Undang yang mengatur tentang
reklamasi pantai, antara lain:

a. Pedoman perencanaan tata ruang kawasan reklamasi pantai


(Peraturan Menteri PU No. 4/PRT/M/2007) yang mencakup
penjelasan tentang faktor-faktor yang harus diperhatikan
dalam tahapan-tahapan pelaksanaan kegiatan reklamasi,
yaitu aspek fisik, ekologi, sosial ekonomi dan budaya, tata
lingkungan dan hukum, aspek kelayakan, perencanaan dan
metode yang digunakan. Pedoman ini juga memberikan
batasan, persyaratan dan ketentuan teknis yang harus
dipenuhi agar suatu wilayah dapat melakukan reklamasi
pantai.
b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah yang memberi wewenang kepada
daerah untuk mengelola wilayah laut dengan memanfaatkan
sumber daya alam secara optimal.

c. Undang-undang No 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan


Lingkungan Hidup.

d. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan


Ruang yang merupakan guide line bagi daerah untuk
mengatur, mengendalikan dan menata wilayahnya dalam
satu-kesatuan matra ekosistem,

e. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan


Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang mengamanatkan
wilayah pesisir diatur secara komprehensif mulai dari
perencanaan, pengelolaan, pengawasan dan pengendalian.

f. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang


Penanggulangan Bencana yang mengatur tentang
perlindungan terhadap aset baik berupa jiwa

3. Permasalahan dan Dampak Reklamasi Pantai

Dampak lingkungan hidup yang sudah jelas Nampak di depan


mata akibat proyek reklamasi itu adalah kehancuran ekosistem
berupa hilangnya keanekaragaman hayati. Keanekaragaman
hayati yang diperkirakan akan punah akibat proyek reklamasi itu
antara lain berupa hilangnya berbagai spesies mangrobe,
punahnya spesies ikan, kerang, kepiting, burung dan berbagai
keanekaragaman hayati lainnya. Dampak lingkungan lainnya dari
proyek reklamasi pantai adalah meningkatkan potensi banjir. Hal
itu dikarenakan proyek tersebut dapat mengubah bentang alam
dan aliran air di kawasan reklamasi tersebut. Perubahan itu antara
lain berupa tingkat kelandaian, komposisi sedimen sungai, pola
pasang surut, pola arus laut sepanjang pantai dan merusak
kawasan tata air. Potensi banjir akibat proyek reklamasi itu akan
semakin meningkat bila dikaitkan dengan adanya kenaikan muka
air laut disebabkan oleh pemanasan global.

Sementara itu secara sosial rencana reklamasi pantai


dipastikan juga dapat menyebabkan nelayan tradisional tergusur
dari sumber-sumber kehidupannya. Penggusuran itu dilakukan
karena kawasan komersial yang akan dibangun mensyaratkan
pantai sekitarnya bersih dari berbagai fasilitas penangkapan ikan
milik nelayan.

Dengan adanya Praktek Reklamasi ini dapat memberikan pilihan


penyediaan lahan untuk pemekaran wilayah, penataan daerah pantai,
menciptakan alternative kegiatan dan pengembangan wisata bahari.
Namun perlu diingat pula, reklamasi adalah campur tangan manusia
terhadap alam dan semua kegiatan ini juga membawa dampak buruk
diberbagai aspek. Dampak negative dari reklamasi pada lingkungan
meliputi dampak fisik seperti erosi pantai, sedimentasi, peningkatan
kekeruhan, pencemaran laut, perubahan rejin air tanah, peningkatan
potensi banjir dan pengenaan di wilayah pesisir, sedangkan dampak
biologis dari kegiatan reklamasi berupa terganggunya ekosistem
mangrove, terumbu karang, padang lamun, dan penerununan
keanekaragaman hayati. Adanya kegiatan ini, wilayah pantai yang
semula merupakan ruang public bagi masyarakat akan hilang atau
berkurang karena dimanfaatkan untuk kegiatan privat.
Keanekaragaman biota laut juga akan berkurang, baik flora maupun
fauna, karena timbunan tanah urugan sangat memperngaruhi
ekosistem yang sudah ada. Kegiatan reklamasi ini juga berdampak
terhadap aspek sosialnya, kegiatan masyarakat diwilayah pantai
sebagian besar adalah petani tambak, nelayan dan buruh, sehingga
adanya reklamasi akan mempengaruhi hasil tangkapan dan berimbas
pada penurunan pendapatan mereka, maka dapat dikatakan bahwa
program pemerintah terhadap reklamasi pantai adalah salah satu
kendala bagi nelayan untuk menangkap ikan, petani tambak dan
buruh yang tinggal di daerah pesisir pantai yang akan direklamasi.
Tak hanyha itu kegiatan reklamasi juga mengakibatkan perubahan
sosial ekonomi seperti kesulitan akses publik menuju pantai dan
hilangnya mata pencaharian nelayan.

B. Dampak Reklamasi yang dilakukan Pemprov DKI Terhadap


Nelayan

Sejak Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang


akrab disapa Ahok menerbitkan SK Gubernur DKI Jakarta Nomor
2485 Tahun 2015 Tentang Pemberian izin Reklamasi Pulau , Nelayan
adalah korban pertama dari setiap adanya kegiatan reklamasi pantai,
selain tergusur dari dunianya, nelayan juga harus bekerja lebih keras
karena ikan semakin jarang ke pinggir. Adapun Tujuan pembangunan
reklamasi Teluk Jakarta yang diapaparkan Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta terlihat dari 3 misi utama yaitu Ekonomi, Sosial, Pariwisata,
dan lingkungan. 3 misi tersebut pada intinya bertujuan pada satu yaitu
menjadikan daerah ibu kota sebagai daerah yang dapat memberikan
pendapatan kepada negara dengan pertimbangan kondisi di Jakarta
itu sendiri, namun melakukan reklamasi tidak semudah membalikan
telapak tangan, dalam perjalanan pembangunan reklamasi Teluk
Jakarta memiliki berbagai konflik terhadap beberapa pihak, salah
satunya dirasakan oleh nelayan, karena sebagai nelayan kegiatan
reklamasi ini tentu akan menjadi kendala besar yang harus dihadapi
oleh para nelayan, karena dengan adanya kegiatan reklamasi ini para
nelayan harus membutuhkan biaya yang lebih besar untuk berlayar
demi menangkap ikan karena loksi mata pencaharian yang lebih jauh,
potensi ikan akan berbeda dengan kondisi pantai dangkal
sebelumnya sehingga masalah ini akan menjadi kendala bagi nelayan
dalam melakukan penangkapan ikan.
Dengan berbagai konflik yang terjadi antara pemprov DKI
dengan Nelayan, Pemprov DKI Jakarta memberikan solusi dengan
memberikan rumah susun kepada nelayan dan akan dibangun
tambak ikan untuk nelayan sehingga akan mempermudah kegiatan
nelayan dan kesejahteraan nelayan tetap terjaga. Namun hal tersebut
tidak menyurutkan semangat para nelayan untuk melakukan protes
terhadap Pemprov DKI atas kegiatan reklamasi yang merugikan
masyarakt dan nelayan yang tinggal di daerah pesisir pantai.

Berdasarkan Fakta dilapangan yang terdapat di berbagai


media massa, terdapat dampak negatif atau kerugian dari adanya
reklamasi pesisir pantai yang banyak dilakukan pada negara atau
kota maju dalam rangka memperluas daratan sehingga bisa
digunakan untuk area bisnis, perumahan wisata rekreasi dan
keperluan lainnya, sementara kerugian harus ditanggung oleh pihak
yang tidak mengerti apa-apa, tanpa disadari banyak daerah pesisir
pantai terpencil yang hilang karena aktifitas reklamasi ini. Proyek
reklamasi ini sempat digugat Kementrian Lingkungan Hidup walaupun
kalah di tingkat kasasi. Meski demikian, reklamasi tetap bisa
diteruskan selama memperhatikan sejumlah aspek seperti sosial,
ekonomi dan lingkungan. Adapun dampak negatif adanya kegiatan
reklamasi ini adalah :

1. Proyek reklamasi di Teluk Jakarta tak layak dari aspek lingkungan.


Jika alasan pemerintah provinsi beralasan meniru negara lain
yang melakukan reklamasi, hal itu dianggap keliru. Bahkan dua
negara yang telah mengerjakan reklamasi yakni Korea Selatan
dan Jepang justru menyesal. Negara lain ada dua negara yang
menyesal setelah melakukan reklamasi, Korea Selatan dan
Jepang. Beberapa ahli berpendapat kalau dipertimbangkan lagi
memang secara teknis proyek ini tidak layak. Setelah Korea
Selatan melakukan reklamasi tiga kali itu akhirnya melakukan
moratorium atau penundaan. Demikian juga Jepang mulai
merestorasi atau mengembalikan kondisi seperti semula setelah
melakukan reklamasi masif. Benerapa pakar di Jepang saat
pertemuan di kongres kelautan Asia Timur di Vietnam yymenyesal
melakukan reklamasi, jadi di Indonesia sebaiknya juga dihentikan.
Jika proyek reklamasi ini tetap diteruskan, lanjutnya, dapat
berdampak pada kematian makhluk hidup di dalam laut dan
penurunan kecepatan arus yang membuat sirkulasi air tidak
berjalan lancar.

2. Reklamasi Teluk Jakarta juga dinilai tidak bermanfaat sama sekali


bagi lingkungan. Hal ini mempertegas informasi bahwa ada yang
menyebut reklamasi bisa mengurangi banjir. Malah bisa
memperparah, tidak ada manfaat bagi lingkungan sama sekalli.
Dari sisi lingkungan reklamasi tidak bisa mencegah ada banjir di
pesisir, mengurangi sendimentasi di sungai dan kualitas air di
sekitarnya. Hal ini juga diperkuat dengan laporan kesimpulan
Danish Hydraulic Institute (DHI) pada 2011 yang menjadi
konsultan Kementerian Luar Negeri dalam mengkaji dampak
lingkungan dari terbentuknya 17 pulau reklamasi tersebut.
Dokumen ini dengan jelas, reklamasi membuat terjadi
perlambatan kecepatan arus, material lama tertinggal,
sendimentasi logam berat, sehingga yang ada ini makin
memperparah pencemaran dan sedimentasi. Selain itu juga dapat
dipastikan, akibat lanjutan dari reklamasi dapat membunuh biota di
sekitar wilayah tersebut. Hal ini tentu akan merugikan masyarakat
yang berprofesi sebagai nelayan, yang juga menjadi korban dari
segi sosial proyek reklamasi. Masalahbsosial lainnyanadanya
sekitar 18 ribu nelayan plus anak buah kapal, tidak mudah
merelokasi mereka.

3. Bahaya Tanah Reklamasi Tanah reklamasi sangat rentan


terhadap likuifaksi selama gempa bumi yang dapat memperkuat
jumlah kerusakan yang terjadi pada bangunan dan infrastruktur.
Subsidence adalah masalah lain, baik dari pemadatan tanah pada
lahan diisi, dan juga ketika lahan basah diapit oleh tanggul dan
dikeringkan untuk polders dan rawa dikeringkan akhirnya akan
tenggelam di bawah permukaan air di sekitarnya, meningkatkan
bahaya dari banjir.

4. Peninggian Air Laut Peninggian muka air laut karena area yang
sebelumnya berfungsi sebagai kolam telah berubah menjadi
daratan. Akibat peninggian muka air laut maka daerah pantai
lainya rawan tenggelam, atau setidaknya air asin laut naik ke
daratan sehingga tanaman banyak yang mati, area persawahan
sudah tidak bisa digunakan untuk bercocok tanam, hal ini banyak
terjadi diwilayah pedesaan pinggir pantai. Peninggian muka air
laut karena area yang sebelumnya berfungsi sebagai kolam telah
berubah menjadi daratan. Akibat peninggian muka air laut maka
daerah pantai lainya rawan tenggelam, atau setidaknya air asin
laut naik ke daratan sehingga tanaman banyak yang mati, area
persawahan sudah tidak bisa digunakan untuk bercocok tanam,
hal ini banyak terjadi diwilayah pedesaan pinggir pantai.

5. Musnahnya tempat hidup hewan dan tumbuhan pantai sehingga


keseimbangan alam menjadi terganggu, apabila gangguan
dilakukan dalam jumlah besar maka dapat mempengaruhi
perubahan cuaca serta kerusakan planet bumi secara total.
Pencemaran laut akibat kagiatan di area reklamasi dapat
menyebabkan ikan mati sehingga nelayan kehilangan lapangan
pekerjaan.

6. Wilayah pantai yang semula merupakan ruang publik bagi


masyarakat akan hilang atau berkurang karena akan
dimanfaatkan kegiatan privat. Dari sisi lingkungan banyak biota
laut yang mati baik flora maupun fauna karena timbunan tanah
urugan sehingga mempengaruhi ekosistem yang sudah
ada. System hidrologi gelombang air laut yang jatuh ke pantai
akan berubah dari alaminya. Berubahnya alur air akan
mengakibatkan daerah diluar reklamasi akan mendapat limpahan
air yang banyak sehingga kemungkinan akan terjadi abrasi,
tergerus atau mengakibatkan terjadinya banjir atau rob karena
genangan air yang banyak dan lama

7. Aspek sosialnya, kegiatan masyarakat di wilayah pantai sebagian


besar adalah petani tambak, nelayan atau buruh. Dengan adanya
reklamasi akan mempengaruhi ikan yang ada di laut sehingga
berakibat pada menurunnya pendapatan mereka yang
menggantungkan hidup kepada laut.

8. Aspek ekologi, kondisi ekosistem di wilayah pantai yang kaya


akan keanekaragaman hayati sangat mendukung fungsi pantai
sebagai penyangga daratan. Ekosistem perairan pantai sangat
rentan terhadap perubahan sehingga apabila terjadi perubahan
baik secara alami maupun rekayasa akan mengakibatkan
berubahnya keseimbangan ekosistem. Ketidakseimbangan
ekosistem perairan pantai dalam waktu yang relatif lama akan
berakibat pada kerusakan ekosistem wilayah pantai, kondisi ini
menyebabkan kerusakan pantai.

9. Dampak lingkungan hidup yang sudah jelas nampak di depan


mata akibat proyek reklamasi itu adalah kehancuran ekosistem
berupa hilangnya keanekaragaman hayati. Keanekaragaman
hayati yang diperkirakan akan punah akibat proyek reklamasi itu
antara lain berupa hilangnya berbagai spesies mangrove,
punahnya spesies ikan, kerang, kepiting, burung dan berbagai
keanekaragaman hayati lainnya.

10. Dampak lingkungan lainnya dari proyek reklamasi pantai adalah


meningkatkan potensi banjir. Hal itu dikarenakan proyek tersebut
dapat mengubah bentang alam (geomorfologi) dan aliran air
(hidrologi) di kawasan reklamasi tersebut. Perubahan itu antara
lain berupa tingkat kelandaian, komposisi sedimen sungai, pola
pasang surut, pola arus laut sepanjang pantai dan merusak
kawasan tata air. Potensi banjir akibat proyek reklamasi itu akan
semakin meningkat bila dikaitkan dengan adanya kenaikan muka
air laut yang disebabkan oleh pemanasan global.

Untuk kawasan teluk Jakarta kegiatan reklamasi terhadap kelestarian


lingkungan , dalam Fase Operasi memberikan dampak terhadap
lingkungan seperti :

1. Dampak terhadap paras muka laut dan perendaman di hilir

2. Dampak terhadap kinerja pembangkit listrik akibat resirkulasi


thermal

3. Dampak terhadap jaringan pipa dan kabel bawah laut

4. Dampak terhadap geomorfologi garis pantai

5. Dampak terhadap kualitas perairan akibat menurunnya


pengelontiran air sungai yang diperparah dengan peningkatan
asupan limbah dan operasional permukiman, bisnis dan industri
yang berlangsung di lahan reklamasi.

6. Dampak terhadap komunitas mangrove yang tersisa akibat


perubahan kualitas perairan, kondisi hidrologi dan sedimentasi.

7. Dampak sosial ekonomi trhadap nelayan yaitu dalam hal


hilangnya wilayah penangkapan ikan, sulit akses menuju tempat
pendaratan ikan, dan dampak panjang berupa perairan yang
keruh.

Selain dampak negatif terdapat pula dampak positif atau keuntungan


dari adanya kegiatan reklamasi pesisir pantai. Adapun dampak
positifnya adalah :

1. Adanya tambahan daratan buatan hasil pengurungan pantai


sehingga dapat dimanfaatkan untuk bermacam kebutuhan.
2. Daerah yang dilakukan reklamasi menjadi aman terhadap erosi
karena konstruksi pengaman sudah disiapkan sekuat mungkin
untuk dapat menahan gempuran ombak laut.

3. Daerah yang ketinggiannya dibawah permukaan air laut bisa


aman terhadap banjir apabila dibuat tembok penahan air laut
disepanjang pantai.

4. Tata lingkungan yang bagus dan perletakan taman sesuai


perencanaan sehingga dapat berfungsi sebagai area rekreasi
yang sangat memikat pengunjung.

Melihat kelebihan dan kekurangan reklamasi tersebut nampaknya


tetap lebih banyak dilakukan karena dampak negatif lingkungan justru
ditanggung daerah lain yang terkadang tidak tahu apa-apa tentang
adanya reklamasi pantai yang letaknya jauh dari tempat tinggal. solusi
terbaik bisa dilakukan dengan mencari teknologi terbaru mengenai
pemanfaatan wilayah laut untuk aktifitas hidup manusia contohnya
dengan membuat gedung atau rumah terapung di atas permukaan
laut, namun hal ini tentu perlu penelitian yang dalam sehingga apa
yang diharapkan bisa tercapai, bagi yang hendak memberikan uraian
atau solusi mengenai kegiatan reklamasi pantai bisa berbagi disini.

Berdasarkan penjelasan yang telah dijabarkan, berbagai reaksi


pro dan kontra dalam suatu kebijakan tentu tidak dapat dihindarkan.
Sebab dalam suatu pembuatan kebijakan tentu aka nada manfaat
dan kerugian yang akan ditimbulkan oleh berbagai pihak. Sejauh ini
sikap masyarakat dan nelayan masih dalam posisi tidak setuju atas
kebijkan reklamasi teluk DKI Jakarta, dikarenakan setelah dianalisa
lebih jauh oleh berbagai pihak yang dirugikan kegiatan reklamasi ini
akan menimbulkan lebih banyak kerugian yang dirasakan
dibandingkan manfaat yang akan diperoleh salah satu kerugian
terbesar yang dirasakan oleh masyarakat khususnya nelayan adalah
kegiatan reklamasi ini tentu akan menjadi kendala besar bagi nelayan
untuk menangkap ikan di laut.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjabaran yang sudah diuraikan pada bab sebelumnya


maka dapat disimpulkan sebagai berikut

1. Tujuan reklamasi yaitu untuk memperbaiki daerah atau areal yang


tidak terpakai atau tidak berguna menjadi daerah yang dapat
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia antara lain untuk
lahan pertanian, perumahan, tempat rekreasi dan industri
(Ensiklopedi Nasional Indonesia, 1990). Sedangkan menurut Max
Wagiu, 2011. Tujuan dari program reklamasi yaitu:
a. Untuk mendapatkan kembali tanah yang hilang akibat
gelombang laut.
b. Untuk memperoleh tanah baru di kawasan depan garis pantai
untuk mendirikan bangunan yang akan difungsikan sebagai
benteng perlindungan garis pantai.
c. Untuk alasan ekonomis, pembangunan atau untuk mendirikan
konstruksi bangungan dalam skala yang lebih besar.
Namun setelah dianalisa lebih jauh oleh berbagai pihak yang
dirugikan kegiatan reklamasi ini akan menimbulkan lebih
banyak kerugian yang dirasakan dibandingkan manfaat yang
akan diperoleh salah satu kerugian terbesar yang dirasakan
oleh masyarakat khususnya nelayan adalah kegiatan
reklamasi ini tentu akan menjadi kendala besar bagi nelayan
untuk menangkap ikan di laut.

2. Kegiatan reklamasi yang dilaksanakan oleh Pemprov DKI ini


sangat berdampak terhadap aspek sosial kegiatan masyarakat
diwilayah teluk Jakarta yang sebagian besar adalah petani
tambak, nelayan dan buruh, sehingga adanya reklamasi akan
mempengaruhi hasil tangkapan dan berimbas pada penurunan
pendapatan mereka, maka dapat dikatakan bahwa program
pemerintah terhadap reklamasi pantai adalah salah satu kendala
bagi nelayan untuk menangkap ikan, petani tambak dan buruh
yang tinggal di daerah pesisir pantai yang akan direklamasi. Tak
hanya itu kegiatan reklamasi juga mengakibatkan perubahan
sosial ekonomi seperti kesulitan akses publik menuju pantai dan
hilangnya mata pencaharian nelayan.

B. Saran
1. Penyelesaian mendasar dalam konflik yang efektif dapat dilakukan
sosialisasi dari Pemprov DKI Jakarta secara intensif dengan
pendekatan yang baik. Sosilaisasi ini diharapkan dapat
memberikan penjelasan yang baik terhadap masyarakat dan
nelayan dalam pemahaman, bahwa pembangunan Reklamasi
Teluk Jakarta dilakukan untuk tujuan masyarakat Jakarta bersama
bukan sebagai keuntungan semata bagi pihak perusahaan
pengembang.
2. Agar dapat meminimalisir dampak buruk tersebut, diperlukan
kajian mendalam terhadap proyek reklamasi dengan melibatkan
banyak pihak dan interdisiplin ilmu serta didukung teknologi.
Kajian yang cermat dan komprehensif tentu bisa menghasilkan
area reklamasi yang aman dan melestarikan lingkungan.
Sementara itu, karena lahan reklamasi berada di daerah perairan,
maka prediksi dan simulasi perubahan hidrodinamika saat pra,
dalam masa pelaksanaan proyek dan pasca reklamasi serta
sistem drainasenya juga harus diperhitungkan.

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Hasni, Hukum Penataan Ruang dan Penatagunaan Tanah dalam Konteks


UUPA- UUPR UUPLH Edisi ke 2, PT Grafindo Persada, Jakarta 2008

Internet
http://www.bantuanhukum.or.id/web/selamatkan-teluk-jakarta-nelayan-dan-
organisasi-masyarakat-sipil-gugat-sk-gubernur/

http://properti.kompas.com/read/2017/01/16/180000221/terbitnya.pergub.rekl
amasi.3.pulau.dianggap.sebagai.arogansi.ahok

http://kampus.okezone.com/read/2010/11/23/373/396124/reklamasi-pantai-
jangan- lupakan-aspek-sosial

http://kabare.co/welcome/article/dampak-reklamasi-bagi-nelayan

Anda mungkin juga menyukai