Disusun Oleh :
Nama :
NIM :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara maritim mempunyai garis pantai
terpanjang keempat di dunia setelah Amerika Serikat, Kanada, dan
Rusia dengan panjang garis pantai mencapai 95.181 km. Wilayah
Laut dan pesisir Indonesia mencapai wilayah Indonesia (5,8 juta
km2 dari 7.827.087 km2). Hingga saat ini wilayah pesisir memiliki
sumberdaya dan manfaat yang sangat besar bagi kehidupan
manusia. Seiring dengan perkembangan peradaban dan kegiatan
sosial ekonominya, manusia memanfatkan wilayah pesisir untuk
berbagai kepentingan. Konsekuensi yang muncul adalah masalah
penyediaan lahan bagi aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat. Agar
mendapatkan lahan, maka kota-kota besar menengok daerah yang
selama ini terlupakan, yaitu pantai (coastal zone) yang umumnya
memiliki kualitas lingkungan hidup rendah. Fenomena ini bukan saja
dialami di Indonesia, tapi juga dialami negara-negara maju, sehingga
daerah pantai menjadi perhatian dan tumpuan harapan dalam
menyelesaikan penyediaan hunian penduduk perkotaan. Penyediaan
lahan di wilayah pesisir dilakukan dengan memanfaatkan lahan atau
habitat yang sudah ada, seperti perairan pantai, lahan basah, pantai
berlumpur dan lain sebagainya yang dianggap kurang bernilai secara
ekonomi dan lingkungan sehingga dibentuk menjadi lahan lain yang
dapat memberikan keuntungan secara ekonomi dan lingkungan atau
dikenal dengan reklamasi.
Kegiatan perkotaan.
B. Pokok Permasalahan
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan agar masyarakat khususnya
mahasiswa sebagai penerus bangsa dapat menggambarkan sisi
positif dan negatif dari adanya kegiatan reklamasi dimasa yang akan
datang.
BAB II
A. Pengertian Reklamasi
Istilah reklamasi merupakan turunan dari istilah Inggris
reclamation yang berasal dari kata kerja Reclaim yang berarto
mengambil kembali, dengan penekanan pada kata Kembali di dalam
teknik pembangunan, istilah reclaim juga dipergunakan di dalam
misalkan me-reclaim bahan dari bekas bangunan atau puing puing,
seperti batu dan kerikil dan bekas kobstruksi jalan, atau kerikil dari
puing beton untuk dapat digunakan lagi.
Reklamasi ini umumnya menyangkut wilayah laut, baik laut
dalam atau laut dangkal , adapula reklamasi dari daerah rawa-rawa
untuk keperluan pembangunan proyek industry antara lain untuk
pusat pembangkit tenaga listrik seperti di Jawa Timur dan untuk
pabrik pelebur alumunium di Kuala Tanjung, Sumatera Utara. Sesuai
dengan definisinya, tujuan utama reklamasi adalah menjadikan
kawasan berair yang rusak atau tak berguna menjadi lebih baik dan
bermanfaat. Kawasan baru tersebut, biasanya dimanfaatkan untuk
kawasan pemukiman, perindustrian, bisnis dan pertokoan, pertanian,
serta objek wisata. Dalam perencanaan kota, reklamasi pantai
merupakan salah satu langkah pemekaran kota. Reklamasi
diamalkan oleh negara atau kotakota besar yang laju pertumbuhan
dan kebutuhan lahannya meningkat demikian pesat tetapi mengalami
kendala dengan semakin menyempitnya lahan daratan (keterbatasan
lahan). Dengan kondisi tersebut, pemekaran kota ke arah daratan
sudah tidak memungkinkan lagi, sehingga diperlukan daratan baru.
1. Tujuan Reklamasi
4. Peninggian Air Laut Peninggian muka air laut karena area yang
sebelumnya berfungsi sebagai kolam telah berubah menjadi
daratan. Akibat peninggian muka air laut maka daerah pantai
lainya rawan tenggelam, atau setidaknya air asin laut naik ke
daratan sehingga tanaman banyak yang mati, area persawahan
sudah tidak bisa digunakan untuk bercocok tanam, hal ini banyak
terjadi diwilayah pedesaan pinggir pantai. Peninggian muka air
laut karena area yang sebelumnya berfungsi sebagai kolam telah
berubah menjadi daratan. Akibat peninggian muka air laut maka
daerah pantai lainya rawan tenggelam, atau setidaknya air asin
laut naik ke daratan sehingga tanaman banyak yang mati, area
persawahan sudah tidak bisa digunakan untuk bercocok tanam,
hal ini banyak terjadi diwilayah pedesaan pinggir pantai.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Penyelesaian mendasar dalam konflik yang efektif dapat dilakukan
sosialisasi dari Pemprov DKI Jakarta secara intensif dengan
pendekatan yang baik. Sosilaisasi ini diharapkan dapat
memberikan penjelasan yang baik terhadap masyarakat dan
nelayan dalam pemahaman, bahwa pembangunan Reklamasi
Teluk Jakarta dilakukan untuk tujuan masyarakat Jakarta bersama
bukan sebagai keuntungan semata bagi pihak perusahaan
pengembang.
2. Agar dapat meminimalisir dampak buruk tersebut, diperlukan
kajian mendalam terhadap proyek reklamasi dengan melibatkan
banyak pihak dan interdisiplin ilmu serta didukung teknologi.
Kajian yang cermat dan komprehensif tentu bisa menghasilkan
area reklamasi yang aman dan melestarikan lingkungan.
Sementara itu, karena lahan reklamasi berada di daerah perairan,
maka prediksi dan simulasi perubahan hidrodinamika saat pra,
dalam masa pelaksanaan proyek dan pasca reklamasi serta
sistem drainasenya juga harus diperhitungkan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Internet
http://www.bantuanhukum.or.id/web/selamatkan-teluk-jakarta-nelayan-dan-
organisasi-masyarakat-sipil-gugat-sk-gubernur/
http://properti.kompas.com/read/2017/01/16/180000221/terbitnya.pergub.rekl
amasi.3.pulau.dianggap.sebagai.arogansi.ahok
http://kampus.okezone.com/read/2010/11/23/373/396124/reklamasi-pantai-
jangan- lupakan-aspek-sosial
http://kabare.co/welcome/article/dampak-reklamasi-bagi-nelayan