Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BIMBINGAN KONSELING

“ETIKA DAN MORAL PESERTA DIDIK”

OLEH

KELOMPOK 7

FIZKIA RUZAINA – 20600118008

ANDI ULUL ASMI – 20600118015


DIANA RISTA – 20600118044
FURQA NUL ARHAM – 20600118052

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2020/2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah swt Rabbil ’Alamin yang
senantiasa memberi berbagai karunia dan nikmat yang tiada terhitung, kepada
seluruh makhluk-Nya terutama manusia, Allah senantiasa memberi kesempatan
dan kekuatan sehingga penulis dapat menyusun dan bisa menyelasaikan makalah
ini dengan judul “Etika dan Moral Peserta Didik”. Demikian pula shalawat dan
salam kepada junjungan kita, Nabi Besar Muhammad saw yang merupakan
panutan dan suri teladan bagi umat manusia sampai akhir zaman.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini masih terdapat


kekurangan baik dari segi pembahasan maupun penyusunan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik maupun masukan yang bersifat membangun dari para
pembaca demi kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya. Makalah ini tidak
akan selesai tanpa adanya bantuan dan peran dari pihak lain, untuk itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesain modul ini.

Segala kerja keras telah penulis lakukan untuk menyusun makalah ini,
namum, penulis sadar hanyalah hamba Allah selaku manusia biasa yang tentu
masih ada kekurangan dalam penulisan makalah ini. Harapan yang sangat besar
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi diri
penulis.Semoga semua pihak yang telah membantu mendapat pahala yang sesuai
dengan amal ibadahnya.Amin

Makassar, 03 Mei 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
C. Tujuan .......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pegertian Moral dan Etika ............................................................ 3


B. Dampak moderenisasi dan Globalisasi terhadap terhap Etika dan
Moral ............................................................................................ 4
C. Faktor penyebab terjadinya perubahan Etika dan Moral Peserta
Didik di Sekolah .......................................................................... 6
D. Implementasi bimbingan konseling dalam penanganan dekandasi etika
dan moral ..................................................................................... 8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................... 10
B. Saran............................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya mewariskan nilai yang
akan menjadi penolong dan penentu umat manusia dalam menjalani kehidupan, dan
sekaligus untuk memperbaiki nasib dan peradaban umat manusia. Tanpa
pendidikan, diyakini manusia sekarang tidak berbeda dengan generasi manusia
masa lampau. Secara ekstrim bahkan dapat dikatakan, bahwa maju mundurnya atau
baik buruknya peradaban suatu masyarakat, suatu bangsa, akan ditentukan oleh
bagaimana pendidikan yang dijalani oleh masyarakat bangsa tersebut.
Tumbuhnya etika yang telah berlangsung selama ini, menunjukkan bahwa
kita sebenarnya membutuhkan teori-teori moral. Tanpa berpegang tentang teori-tori
moral, kita dapat bergerak maju menangani masalah-masalah nyata. Kita cenderung
berharap memperoleh teori-teori moral yang sifatnya ideal, yang mungkin kita
sebut sebagai”teori-teori ideal”yaitu teori-teori yang menyodorkan pandangan
tentang apakah artinya keadilan atau hak-hak moral atau kepentingan umum dalam
sebuah masyarakat ideal.
Etika pada umumnya di identikan dengan moral (atau moralitas). Namun,
meksipun sama – sama terkait dengan baik buruk tindakan manusia, etika dan moral
memiliki perbedaan pengertian. Secara singkat, jika moral lebih condong kepada
pengertian “nilai baik dan buruk dari setiap perbuatan manusia itu sendiri”, maka
etika berarti, “ilmu yang mempelajari tentang baik dan buruk”. Jadi bisa dikatakan
etika berfungsi sebagai teori dari perbuatan baik dan buruk (ethics atau ilm al-
akhlaq). Dan moral (akhlak) adalah praktiknya.
Pendidikan moral bukanlah sebuah gagasan baru. Sebetulnya, pendidikan
moral sama tuanya dengan pendidikan itu sendiri. Sepanjang sejarah, seluruh
negara-negara di dunia, pendidikan memliki dua tujuan besar yaitu membantu anak-
anak menjadi pintar dan membantu mereka menjadi baik. Pendidikan moral penting
karena dengan pendidikan moral, anak mampu memiliki pertahanan diri dalam
menghindari hal-hal negative yang mungkin terjadi dalam perjalanan hidupnya.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dari makalah ini
adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan etika dan moral?
2. Bagaimana Dampak Moderenisasi dan Globalisasi terhadap Etika dan
Moral?
3. Bagaimana factor penyebab terjadinya perubahan Etika dan Moral Peserta
Didik di Sekolah?
4. Bagaimana Implementasi bimbingan konseling dalam penanganan
dekandasi etika dan moral
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian etika dan moral
2. Untuk mengetahui dampak Moderenisasi dan Globalisasi terhadap Etika
dan Moral
3. Untuk mengetahui factor penyebab terjadinya perubahan Etika dan Moral
Peserta Didik di sekolah
4. Untuk mengetahui Implementasi bimbingan konseling dalam penanganan
dekandasi etika dan moral

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika dan Moral


1. Pengertian Etika
Ditinjau dari segi etimologis etika berasal dari kata Yunani kuno.
Bentuk tunggal kata “etika” yaitu ethikos atau ethos sedangkan jamaknya
yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang
biasa, padang rumput, kendang, kebiasaan / adat, akhlak, watak, perasaan,
sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan. Arti dari
bentuk jamak inilah yang melatar belakangi terbentuknya istilah etika oleh
Aristiteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi secara
etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa
yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.
Etika adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya
menentukan perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh manusia untuk
dikatakan baik atau buruk, dengan kata lain aturan ataupun pola-pola dari
tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia. Karena adanya etika
pergaulan dalam masyarakat/bermasyarakat akan terlihat baik dan
buruknya.
2. Pengertian Moral
Secara etimologis, kata “moral” berasal dari kata mos dalam bahasa
latin, bentuk jamaknya mores, yang artinya adalah “tata cara” atau “adat
istiadat”. Dalam Kamus Ilmiah, moral diartikan sebagai batin; susila; budi
bahasa atau moral yang tinggi; orang yang kuat displin batinnya. Secara
terminologis, terdapat berbagai rumusan pengertian moral, Al-ghazali
sebagaimana yang dikutip Mochson mengemukakan bahwa pengertian
akhlak sebagai padanan kata moral, yaitu perangai (watak, tabiat) yang
menetap kuat dalam jiwa manusia dan merupakan sumber timbulnya
perbuatan tertentu dari dirinya secara mudah dan ringan, tanpa perlu
dipikirkan dan direncanakan sebelumnya.

3
Moral merupakan norma yang sifatnya kesadaran atau keinsyafan
terhadap suatu kewajiban melakukan sesuatu atau keharusan untuk
meninggalkan perbuatan-perbuatan tertentu yang dinilai masyarakat
melanggar norma-norma. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa suatu
kewajiban dan norma moral sekaligus menyangkut keharusan untuk
bersikap sopan santun. Baik sikap sopan santun maupun penilaian baik-
buruk terhadap sesuatu.
Pengertian diatas mengindikasikan bahwa moral merupakan wacana
normative dan imperative kaitanya dengan baik dan buruk, yaitu
kesuluruhan dari kewajiban-kewajiban manusia. jadi kata moral mengacu
pada baik dan buruknya manusia meliputi tindakan, sikap dan cara
mengungkapkanya.
B. Dampak Moderenisasi dan Globalisasi terhadap Etika dan Moral
Modernisasi merupakan suatu proses transformasi dari suatu perubahan ke
arah yang lebih maju atau meningkat di berbagai aspek dalam kehidupan
masyarakat.Modernisasi dan globalisasi dapat memperngaruhi sikap
masyarakat dalam bentuk positif maupun negatif.
• Sikap Positif
1. Penerimaan secara terbuka
Jadi dengan adanya modernisasi dan globalisasi ini masyarakat lebih bisa
menerima perkembangan dan kemajuan zaman
2. Mengembangkan sikap antisipatif dan selektif kepekaan dalam menilai
hal-hal yang sedang terjadi.

Dengan adanya arus modernisasi dan globalisasi ini kita harus


mempunyai kepekaan untuk menilai hal-hal yang sedang terjadi .
Sehingga kita bisa tau pengaruh yang akan terjadi dan kita bisa memilih
mana yang baik dan mana yang tidak.

4
• Sikap Negatif
1. Menjadi tertutup

Masyarakat menjadi tertutup karna adanya rasa takut akan adanya


pengaruh-pengaruh yang datang dari budaya luar

2. Acuh tak acuh


Sikap acuh tak acuh itu datang dari kurangnya pengetahuan tentang
adanya modernisasi dan globalisasi tersebut . sehingga mereka bersikap
pasif
3. Kurang selektif dalam menyikapi perubahan modernisasi
Dengan sikap kurangnya keselektifan dalam menyikapi modernisasi
tersebut kita secara langsung menerima setiap hal baru tanpa adanya filter
tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi.

Modernisasi dan globalisasi dapat masuk dalam kehidupan masyarakat


melalui berbagai media, terutama media elektronik seperti internet. Karena dengan
fasilitas inis emua orang dapat dengan bebas mengakses informasi secara global.
Untuk itu, diperlukannya pondasi-pondasi yang harus di miliki bangsa kita seperti
meningkatkan pemahaman agama yang baik sebagai dasar untuk menyaring
informasi. Kenyataan yang bisa kita lihat dalam kehidupan sekarang , efek dari
modernisasi dan globalisasi lebih banyak mengarah ke hal yang negatif. Oleh
karena itu dengan adanya modernisasi dan globalisasi ini, jangan sampai kita
kehilangan budaya sendiri , justrukita harus lebihmenjaga dan menjunjung tinggi
budaya yang telah kita miliki . kita harus mempunyai filter dalam menyerap budaya
asing, karena tidak semua budaya asing mempunyai nilai yang positif .Jika kita
sering menerima budaya luar yang tidak sesuai dengan karakter yang dimiliki
bangsa indonesia , itu akan merusak etika dan moral bangsa kita sendiri

Namun di samping adanya dampak negatif, modernisasi dan globalisasi


juga memberikan dampak positipnya bagi kita, diantaranya : kita bisa berfikir lebih
maju, terbuka ,selektif , dan peka terhadap hal-hal yang sedang terjadi.

5
C. Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Perubahan Etika dan Moral Peserta
Didik di Sekolah

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahana atau kemerosotan


etika dan moral dikalangan peserta didik di sekolah, antara lain disebabkan oleh :

a. Faktor Internal
Faktor Internal, adalah faktor degradasi moral dari diri Sendiri yang
meliputi:
1. Reaksi Frustasi negatf
Frustasi adalah rasa kecewa yang berat akibat kegagalan; patah semangat
akibat dari tidak berhasil dalam mencapai suatu cita-cita. Frustasi timbul
apabila adanya kesenjangan antara harapan dan hasil yang diperoleh.
Frustasi dapat disebut dengan gangguan fikiran, karena ketidak sesuaian,
mengganggu teman di lingkungannya dan sebagainya. Beberapa reaksi
frustasi negatif yang menyebabkan anak salah ulah misalnya Agresi
(penyerangan atau penyerbuan), Regresi atau sifat infantil (sifat kekanak-
kanakan), Fiksasi (pelekatan pada satu pola yang kaku, stereotipis dan
tidak wajar), Narsisme (menganggap diri sendiri superior), Autisme
(kecenderungan menutup diri secara total terhadap dunia luar).
2. Gangguan Pengamatan dan Tanggapan.
Pengaruh sinetron yang setiap hari disajikan dan disaksikan televisi juga
banyak mempengaruhi pola kehidupan anakanak remaja terutama dalam
hal berbelanja dan berpakaian, Semua itu dikarenakan anak-anak remaja
mengalami pengamatan dan tanggapan yang apa adanya, tanpa meneliti
terlebih dahulu mana yang tidak baik dan mana yang tidak buruk, sangat
disayangkan ketika anak-anak remaja mengikuti mode hanya karena
didasari ikut-ikutan model, supaya tidak dikatakan ketinggalan zaman
atau jadul (jaman dulu).

6
3. Gangguan Berfikir dan Intelegensi.
Intelegensi yaitu suatu kesanggupan atau kemampuan untuk
menyelesaikan suatu perasaan dengan tepat, cepat, dan mudah tanpa
mengalami suatu kesulitan.
4. Gangguan Emosional.
Perkembangan atau keadaan emosi yang terjadi pada remaja ada dua hal
yaitu situasi yang menimbulkan bentuk emosi tertentu dan cara
memberikan respon terhadap emosi yang dialaminya itu. Perubahan-
perubahan yang terjadi dikarenakan pengalaman yang lebih luas untuk
mempelajari reaksi-reaksi lain, maka anak akan berusaha tidak
memberikan reaksi yang tidak disukai orang lain, padahal mereka ingin
disukai masyarakat. Pada anak yang terkena gangguan pada emosional
dia harus bisa mengkotrol diri.
b. Faktor Eksternal
Faktor Eksternal, yaitu faktor yang mempengaruhi degradasi moral siswa
dari luar, yang meliputi:
1. Faktor Keluarga
Keluarga adalah unit keluarga sosial yang terkecil, sebagian besar anak
dibesarkan oleh keluarga, disamping itu kenyataan menunjukkan bahwa
di dalam keluargalah anak mendapatkan pendidikan, pengarahan dan
pembinaan yang pertama kali. Keluarga termasuk lingkungan yang
paling dekat dan terkuat di dalam mendidik anak. Kondisi keluarga yang
tidak baik misalnya kondisi keluarga tidak utuh (broken home by death,
separation, divorce), kedua orang tua yang terlalu sibuk dan lain-lain.
Selain itu, kondisi keluarga merupakan sumber stres pada anak remaja,
antara lain: hubungan buruk antara ayah dan ibu, cara pendidikan anak
yang berbeda oleh kedua orang tua atau oleh kakek atau nenek, sikap
orang tua yang kasar dan keras terhadap anak, dan lain-lain.
2. Faktor Sekolah
Kondisi sekolah yang kurang baik dapat mengganggu proses belajar
mengajar anak yang dapat memberikan peluang pada anak untuk

7
berperilaku menyimpang. Kondisi sekolah yang tidak baik, antara lain:
sarana dan prasarana sekolah yang tidak memadai, kuantitas dan kualitas
tenaga pendidik dan kependidikan, kesejahteraan guru yang tidak
memadai, kurangnya muatan pendidikan agama/budi pekerti, dan lain
sebagainya.
3. Faktor Lingkungan Masyarakat
Kondisi lingkungan masyarakat dalam berbagai corak dan bentuknya
berpengaruh baik langsung maupun tidak langsung terkait perkembangan
anak. Faktor kondisi lingkungan sosial yan tidak sehat atau rawan, dapat
menjadi faktor yang kondusif bagi anak untuk berperilaku menyimpang.
D. Implementasi bimbingan konseling dalam penanganan dekandasi etika dan
moral Peserta Didik

Salah atu akibat terbesar pada hidup dan kehidupan manusia sera
masyarakat, yang tidak peduli terhadap agama dan Tuahn adalah adanya suatu
kondisi yang oleh para praktisi pendidikan, sosiolog, dan agamawan sebut sebagai
dekadensi (moral). Dekadensi berasal dari kata decaden (keadaan merosot dan
mundur. Dari penggunannya kata dekadensi lebih sering merujuk pada segi-segi
sosial seperti moral, ras, agama, bangsa, dan seni.

Sehingga dapat dikatakan dekadensi adalah proses penurunan atau


kemerosotan yang dialami oleh seorang individu yang mana biasanya lebih merujuk
pada segi sosial seperti moral, akhlak, ataupun perilaku.

Bimbingan konseling merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan


untuk memberikan bantuan kepada konseli dengan cara bertatap muka baik secara
individu maupun kelompok yang bertujuan untuk mengatasi masalah yang dialami
konseli.

Peran bimbingan dan konseling dalam mengatasi penyimpangan etika dan moral
peserta didik disekolah

1. Guru bimbingan konseling berusaha untuk menjauhkan para peserta didik


dari hal-hal yang dapat menjadi sumber konflik, baik konflik pribadi

8
maupun konflik sosial yang terjadi di dalam lingkungan sekolah. Misalkan
pada kasus perkelahian yang mungkin atau tidak jarang terjadi di
lingkungan sekolah, sebagai pihak guru bimbingan konseling harus
mengupayakan konflik yang terjadi antara siswa yang berkelahi agar tidak
berkepanjangan.
2. Menghindarkan peserta didik dari institusi dalam artian rasa gagal karena
perasaan demikian akan menimbulkan konflik dalam perihal peserta didik.
Olehnya itu guru BK selaku pembimbing dan konselor berupaya untuk
menjadi tempat solusi dari persoalan yang dihadapi peserta didik di
lingkungan sekolah.
3. Memberikan sanksi pada peserta didik sesuai dengan kesalahan terhadap
pelanggaran tata tertib namun tidak sampai pada hukuman fisik akan tetapi
hukuman yang bersifat mendidik dengan diberikannya tugas. Serta teguran
secara pribadi pada peserta didik yang bermasalah.
4. Memotivasi peserta didik yang bermasalah akan kesadaran terhadap petensi
yang dimiliki sehingga dengan motivasi tersebut peserta didik akan
menyadari kesadaran sebagai insan pelajar yang memiliki rasa tanggung
jawab terhadap diri, orang tua, dan masa depannya.
5. Guru BK senantiasa memberikan perhatian pada pserta didik dengan cara
menanyakan bagaimana dengan hasil belajarnya, bagaimana usaha-usaha
yang dilakukannya serta kesulitan apa yang ditemuinya dalam proses belajar
bagi peserta didik yang bermasalah dengan wali kelasnya, sehingga dapat
terjalin ikatan hubungan antara pebimbing dan orang tua peserta didik.
6. Berusaha semaksimal mungkin agar para peserta didik bisa menaruh
kepercayaan terhadap guru BK untuk bersikap terbuka mengenai masalah-
masalah yang dihadapi oleh peserta didik di lingkungan sekolah.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Etika adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya
menentukan perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh manusia untuk
dikatakan baik atau buruk, dengan kata lain aturan ataupun pola-pola dari
tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia. Sedangkan moral adalah
wacana normative dan imperative kaitanya dengan baik dan buruk, yaitu
kesuluruhan dari kewajiban-kewajiban manusia.
2. Modernisasi merupakan suatu proses transformasi dari suatu perubahan ke
arah yang lebih maju atau meningkat di berbagai aspek dalam kehidupan
masyarakat.Modernisasi dan globalisasi dapat memperngaruhi sikap
masyarakat dalam bentuk positif maupun negative
3. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahana atau kemerosotan
etika dan moral dikalangan peserta didik di sekolah, antara lain disebabkan
oleh Faktor Internal dan Faktor Eksternal Faktor Internal, adalah faktor
degradasi moral dari diri Sendiri, faktor Eksternal, yaitu faktor yang
mempengaruhi degradasi moral siswa dari luar.
4. Salah atu akibat terbesar pada hidup dan kehidupan manusia sera
masyarakat, yang tidak peduli terhadap agama dan Tuahn adalah adanya
suatu kondisi yang oleh para praktisi pendidikan, sosiolog, dan agamawan
sebut sebagai dekadensi (moral). Dekadensi berasal dari kata decaden
(keadaan merosot dan mundur. Dari penggunannya kata dekadensi lebih
sering merujuk pada segi-segi sosial seperti moral, ras, agama, bangsa, dan
seni.
B. Saran

Adapun dari makalah ini tentunya masih banyak kekurangan, maka dari
itu kami meminta kritikan dan saran dari pembaca agar makalah ini dapat lebih
disempurnakan lagi oleh penulis

10
DAFTAR PUSTAKA

Almajid, Abdul Khakim. 2019. “Analisis Faktor-Faktor Penyebab Degradasi Moral


Siswa Kelas XI IPS Madrasah Aliyah Hidayatul Ummah Pringgoboyo Kec
Maduran Kab Lamongan dalam Tinjauan Teori Moralitas Emile
Durkheim”. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/dinmulyani/dampak-
modernisasi-dan-globalisasi-terhadap-etika-dan-
moral_5520179381331eb719de192

K. Bertens. 2000. Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Mursalim. 2020. “Implementasi BK dalam penanganan dekadensi Etika dan Moral”.


Skripsi. Implementasi BK dalam penanganan dekadensi Etika dan Moral.

Muchson dkk. 2013. Dasar-dasar Pendidikan Moral. Yogyakarta: Ombak.

Pius Abdullah. 2001. Kamus Ilmiah Popular Lengkap. Surabaya: Arkola.

11

Anda mungkin juga menyukai