Oleh :
PENDIDIKAN BIOLOGI C
FAKULTAS PASCASARAJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
POKOK BAHASAN
A. SEJARAH PERKEMBANGAN BIOLOGI SEL
Biologi sel sering dikenal dengan sitologi, karena merupakan cabang biologi yang
mengkaji tentang gejala kehidupan pada tingkat sel. Sel merupakan satuan fungsinal terkecil
dari kehidupan sekaligus dapat menjadi satuan struktural suatu organisme tertentu. Kemajuan
dalam bidang biologi sel paralel dengan kemajuan dalam bidang ilmu fisika dan kimia.
Pemakaian elektron mikroskop membantu pengenalan struktur sel sampai pada tingkat
ukuran milimikron, misalnya organela yang berukuran kecil dan struktur makromolekul yang
berukuran besar. Keinginan untuk interpretasi atau menjelaskan berbagai gejala kehidupan
semakin terpenuhi berkat kemajuan biologi sel, khususnya talah diketemukannya berbagai
satuan struktur dasar fungsional pada sel, misalnya DNA, RNA dan bebagai macam
makromolekul lainnya.
Perkembangan biologi sel sangat erat hubungannya dengan perkembangan cabang
biologi lainnya. Analisis berbagai fenomena kejadian biotek sangat memerlukan pengetahuan
biologi sel, terutama aspek kehidupan yang berhubungan dengan kelangsungan kehidupan
(genetika kelakuan dan evolusi), aktivitas atau fungsi kehidupan , dan berbagai aspek
kehidupan lainnya. Oleh karena itu sekarang berkembang berbagai paduan cabang biol ogi
dengan biologi sel, misalnya meliputi aspek sitogenetik, sitotaksonomi, sitofisiologi,
sitokimia, sitopatologi, sitoekologi dan lain sebagainya.
Kronologi perkembangan biologi sel yang sekaligus menampakan besarnya andil para
ahli dan peranan ilmu pengetahuan lain terhadap proses perkembangan biologi sel disajikan
pada tabel berikut:
NO Tahun Kejadian
1 590SM Euclid mengemukakan sifat-sifat reflektif pada permukaan cembung
2 65M Senecca melaporkan bahwa bola gelas yang diisi air dapat membantu
melihat benda yang tidak dapat dilihat dengan mata biasa
3 127-151 Ptolomeus melakukan percobaan memperbesar pandangan suatu benda
M dengan benda berpermukaan cembung
4 1485 M Da Vinci menekankan pentingnya penggunaan lensa untuk mengamati
benda-benda kecil
5 1590 M Jans dan Z. Jansen mencoba memadukan 2 lensa konvek pada suatu
tabung, sebagai alat pembesar
6 1661 M Malpighi melakukan penelitian antomi dan embriologi pad tumbuhan
dan hewan. Ia mempu menemkan susuna kapiler yang sejak 30 tahun
yang lalu telah dipikirkan oleh Harvey
7 1665 M R. Hooke menerbitkan mikrographia yang memuat hasil pengamatannya
pada gabus secara mikroskopik
8 1672 M Grew menerbitkan hasil studinya tentang anatomi tumbuhan
9 1674 M Anton van Leeuwenhoek berhasil menyusun model mikroskpo dengan
fokus pendek; dengan alat itu ia menemukan protozoa, bakteria, rotifera
dan animalculus (spermatozoa)
10 1759 M Wolfe menggunakan mikroskop untuk study embriologi
11 1770 M Hiil memperkenalkan cara atau teknik pengawetan bahan dari kayu, ia
menggunakan alum, alkohol dan karmin untuk mempersiapkan preparat
mikroskopik
12 1780 M Adams dan kawan-kawan memperkenalkan mikrotom untuk memotong
preparat mikroskopik
13 1802- Mirbel melalukan observasi pada jaringan tanaman dan sampai pada
1808 M kesimpulan bahwa tanaman tersusun atas jalinan membrana selular
14 1809 M J.B Lamarck menyatakan bahwa dalam kehidupan organisme, sel
mempunyai fungsi yang penting
15 1824 M R.J.H Dutrochet mengemukakan prinsip sel, bahwa semua hewan dan
tumbuhan terdiri dari sel yang tetap bersatu oleh kekuatan adosif
16 1828 M R. Brown menyatakan bahwa partikel dalam sel mengalami gerakan
yang dinamakan gerakan Brown
17 1831 M R. Brown menaerbitkan hasil observasinya tentang inti sel pada
tumbuhan
18 1832 M Dumortier mengamati proses pembelahan proses pembelahan sel pada
algae, yang juga pernah dilaporkan oleh Turpia pada tahun 1826
19 1835- H.Von Mohl melakukan penelitian lebih teliti tentang mitosis. Ia
1839 M menyatakan bahwa pembelahan sel dapat diamati dengan mudah pada
obyek yang diambil dari ujung-ujung tanaman baik akar maupun batang
20 1838 M M. J Scheleiden menerbitkan buku yang memuat pengrtian tentang
genesis jaringan tumbuhan. Ia menemukan nukleoli, dan
mengemukakan tentang teori sel
21 1839 M T. Schwan mengemukakan teori sel pada hewan
22 1840 M J. E Purkinje memberikan nama protoplasama untuk substansi dalam sel
23 1845 M Von Siebold memperkenalkan protozoa sebagai organisme satu sel
24 1845 M Kolliker mengemukakan bahwa protozoa dan ovum merupakan produk
seluler dari suatu organisme
25 1858 M R. Virchow menyatakan bahwa semua sel berasal dari sel yang telah ada
26 1858 M R. Virchow melakukan studi patologik pada sel
27 1861 M Schultze menyatakan bahwa sel merupakan akumulasi substansi hidup
(protoplasma) yang berada pada dalam ruang tertentu dan memiliki inti
dan membran sel. Konsep protoplasma ini didasarkan pada hasil
studinya bahwa ada persamaan isi sel pada protozoa, sel tumbuhan dan
sel hewan
28 1863 M Waldeyer melaporkan penggunaan hematoksilin untuk penawaran
kromosom
29 1865 M G. Mendel menemukan prinsip dasar genetika
30 1866 M Heckel mengemukakan plastid
31 1867 M L. ST George menemukakan organel sel yang sekarang dinamakan
kompleks golgi
32 1870 M W. His membuat mikrotom untuk pemotongan preparat mikroskopik
secara serial
33 1869 M F. Miescher menemukan nuklein
34 1876 M O. Hertwing mengemukakan bahwa fertilisasi merupakan peleburan
antara inti spermatozoa dan inti sel telur
35 1877 M E. Able menemukan minyak eersi untuk objective mikroskop pada
pembesaran kuat
36 1879 M H. Fol melakukan observasi proses penetrasi spermatozoa pada sel telur
waktu terjadinya fertilisasi
37 1879 M W. Flemming mengemukakan terminologi untuk kromatin
38 1882 M W. Flemming mengemukakan proses mitosis pada sel hewan
39 1882 M Strasburger mengemukakan proses mitosis pada sel tumbuhan, dan
mengemukakan terminologi sitoplasma dan nukleuoplasma
40 1883 M W. Roux menegmukakan bahwa di dalam kromosom terdapat satuan-
satuan herediter
41 1883 M E. Van Beneden menunjukkan bahwa gamet mengandung jumlah
kromosom sebanyak setengah jumlah kromosom
42 1886 M R. Almann mewarna mitokondria dan komponen granular lainnya
dalam sel, serta mengemukakan pentingnya mitokondria dalam proses
respirasi sel
43 1887 M Van Beneden menemukan sentriol
44 1888 M T. Boveri menemukan sentriol
45 1888 V Waldeyer memperkenalkan terminologi untuk kromosom
46 1892 M A. Weissmann mengemukakan bahwa kromosom merupakan komponen
penting dalam inti, dan satuan-satuan herediter terdapat di sepanjang
kromosom dalam susunan tertentu
47 1892 M T. Boveri menemukan proses spermatogenesis dan oogenesis pada
Ascaris
48 1898 M G.Golgi menemukan komplek golgi pada sel saraf
49 1907 M Harrison mengembangkan teknik baru dalam kulturisasi dan studi sel
terpisah dari kesatuan organismenya
50 1914 M R. Feulgen menegembangkan teknik pewarnaan DNA
51 1944 M Avery dkk mengemukakan bahwa DNA adalah material genetic
52 1953 M Wilkins mengemukakan pola defraksi sinar-X dari DNA
53 1953 M J.D.Watson dan F. H. C. Crick merumuskan model konfigurasi DNA
Upaya mengkaji struktur kehidupan dalam sel telah dirintis sejak zaman dahulu,
meskipun keterangan yang diberikan saat itu belum mendasarkan pada hasil eksperimen
melainkan berupa pandangan filosofik. Sebagai contoh dikemukakan oleh Aristoteles dan
Parhcelsus, bahwa semua hewan dan tumbuhan disusun oleh beberapa elemen yang masing-
masing selalu berulang. Adanya pola berulang dari suatu elemen dalam susunan kehidupan
dapat dibuktikan dalam kehidupan biologi sekarang; misalnya otot tersusun dari gugusan
elemen-elemen yang sama yang membentuk kesatuan otot itu. Begitu juga berlaku bagi
bagian tubuh lainnya baik pada tumbuhan maupun pada hewan dijumpai susunan elemen-
elemen yang berulang. Saat itu tidak dikenal bahwa elemen-elemen itu sebenarnya
mempunyai kesamaan sifat dasar yang berupa stuktur fungsional dasar dari kehidupan, yang
sekarang dikenal sebagai sel.
Ide penggunaan lensa cembung (konvek) untuk pengamatan objek biologi yang tidak
terjangkau dengan mata telanjang telah dimulai sejak 600 tahun sebelum masehi. Euclid,
590SM mempelajari sifat refleksi dari benda-benda dengan permukaan cembung. Senece,
pada tahun 65 M melaporkan bahwa gelas yang diisi air mampu membantu mata untuk
melihat benda yang tidak bisa diamati dengan mata biasa. Da Vinci, pada tahun 1485 M
merintis perkebangan visualisasi sel. Pda tahun 1665 M Robert Hooke ahli botani Inggris
mampu menunjukkan sel gabus dengan menggunakan lensa pembesar. Marcello Malphigi
ahli anatomi Italia dengan kemahirannya menggunakan alat pembesar menemukan korpus
kulum darah. Jans dan Ischaria Janssen, pada tahun 1950 M menyusun 2 lensa cembung pada
satu tabung. Kemudian berdasarkan pengalaman ini Leeuwenhock pada tahun 1674 M
menyusun mikroskop yang lebih baik. Verma dan Agarwal tahun 1979 M menjelaskan
bahwa Zernike 1955 M telah mengembangkan mikroskop fase kontras. Sedangkam
mikroskop elektron didesain oleh Knoll dan Ruska dari jerman tahun 1932 M, Marton dari
Belgia pada tahun 1934 M dan Prebus, Millyer dari Kanada 1934 M. Dengan mikroskop
dapat menemukan berbagai kehidupan satu sel antara lain: infusoria (protozoa), bakteria,
rotifera,dll. Untuk mencapai kepuasan ilmiah, berbagai modifikasi mikroskop telah banyak
dibuat orang seningga sekarang dikenal berbagai macam mikroskop misalnya: mikroskop
binokular, fase kontras, ultraviolet, vluopresen, dll.
B. Perkembangan Konsep dan Teori Sel
a. Penemuan Teori Sel
Penemuan tentang sel memberi konsekuensi logik usaha konseptualisasinya, dan
mencapai puncaknya pada saat lahirnya teori sel yang dirumuskan secara terpisah oleh dua
orang pada waktu yang berbeda.
Pada tahun 1833, beberapa tahun sebelum penemuan protoplasma oleh Purkinje,
Robert Brown mempublikasikan sebuah makalah yang mendeskripsikan struktur
mikroskopik dari organ reproduktif dari tanaman. Dalam makalah ini Brown
menggambarkan fokus perhatiannya pada nucleus sebagai inti sel tanaman dalam
pembelajaran ini. Inti sel merupakan suatu unit jaringan suatu tanaman. Brown
mempelajari dasar dari konsep sel sebagai fondasi unit organisme hidup yang dikenal
dengan teori sel. Yang pertama dari tiga hipotesis teori sel dikembangkan oleh Theodor
Schwan dan Matthias Jacob Schleiden. Yang menyatakan bahwa semua makhluk hidup
tersusun atas satu atau lebih inti sel, dan bahwa sel merupakan unit fungsional makhluk
hidup.
Pada tahun 1838, Matthias Jacob Schleiden mengemukakan hasil dari penelitian di
dalam tumbuhan. Schleiden menarik kesimpulan, tanpa memperhatikan dari suatu jaringan
yang tampak, tumbuhan berasal dari sel dan embrio tanaman yang dibangun dari individu
sel. Pada tahun 1839, kolaborasi antara Theodor Schwan yang mempublikasikan laporan
tentang dasar kehidupan sel pada binatang. Schwan juga mengusulkan bahwa semua
jaringan, apakah dia otot ataupun saraf, elastik atau kaku, semuanya tersusun atas sel.
Schwan lebih jauh menyimpulkan bahwa sel tumbuhan dan binatang secara keseluruhan
dianalogikan dengan struktur dan bahwasanya sel merupakan unit fungsional makhluk
hidup. Schwan menyatakan bahwa tiap-tiap sel secara individual kesatuan yang
independen, yang juga dioperasikan secara bersamaan oleh sel-sel lain. Schleiden dan
Schwan memberikan gagasan tentang keaslian sel untuk membktikan penemuan yang
paling akhir., keduanya setuju menyatakan bahwa sel dapat dibangun dari material bukan
sel. Dua ilmuwan ini menjadi ilmuwan dunia, yang diambil dari sejumlah ilmuan beberapa
tahun sebelum observasi oleh para ilmuwan diterima sebagai fakta bahwa sel tidak
dibangun dari organisme yang disebut teori generasi spontaneus.
Pada tahun 1855, Rudolf Virchow yang menyatakan sebuah konsep omnis cellulae
cellula yang melengkapi teori sel sebagai berikut :
1. Semua makhluk hidup tersusun atas inti sel
2. Sel adalah unit fungsional makhluk hidup
3. Semua sel tersusun atas organel-organel sel
b. Konsep Protoplasma
Tahun 1829 oleh Hertwig diajukan teori protoplasma, sel adalah kumpulan substansi
hidup yang disebut protoplasma dengan di dalamnya mengandung inti yang disebut
nukleus dan diluarnya dibatasi oleh dinding sel. Ada beberapa organisme yang struktur
selnya tidak jelas, tetapi terdiri atas protoplasma. Berdasarkan jumlah sel yang
menyusunnya, tubuh makhluk hidup ada yang tersusun atas satu sel (uniseluler) dan
banyak sel (multiseluler). Pada sel tumbuhan, di sebelah luar membran sel terdapat
dinding sel yang relatif tebal. Protoplasma yang terdapat di luar inti dinamakan
sitoplasma, dan protoplasma yang terdapat didalam inti dinamakan karioplasma.
Teknik lain untuk meningkatkan kontras sel yaitu dengan cara pewarnaan, namun
teknik ini tidak dapat digunakan sel hidup karena untuk mewarnai sel diperlukan
serangkaian teknik mulai dari fiksasi, dehidrasi embedding, pemotongan atau seksi dan
pewarnaan. Untuk meningkatkan sifat kontras pada sel hidup dapat digunakan mikroskop
fase kontras dan mikroskop interferensi. Dari sekian banyak macam mikroskop yang ada,
berdasarkan sifat cahaya yang digunakan untuk kerjanya mikroskop dapat dibedakan
empat macam golongan yaitu:
a. Fiksasi
Merupakan suatu proses mematikan jaringan sehingga diperoleh keadaan sesuai
pada saat hidupnya, dengan adanya artifact (penambahan atau pengurangan)
seminimal mungikn. Diusahakan sejauh mana masih dapat mempertahakan
komposisi kimia sel. Fiksasi ditentukan oleh tujuannya misalnya untuk
memepelajari inti dan kromosom, fiksasi asam sering digunakan seperti aseton,
formaldehida dan glutaraldehida, menghasilkan denaturasi minimal dan preserve
system enzim, oleh karena itu baik untuk studi enzim. Kebanyakan fiksasi
berpengaruh terhadap protein sel. Fiksatif tertentu dapat cross lingkage kuat
dengan molekul protein, misalnya formaldehida, bikromat, dan merkuri klorida.
Sedangkan garam kromium menghasilkan oksidasi dan linekage dengan protein.
Bila sepotong jaringan dimasukkan ke dalam cairan fiksatif, kematian sel tidak
terjadi sekaligus, sel dipermukaan luar terfiksi lebih cepat dan sedikit. Artifact
dari sel bagian dalam. Oleh karena itu setiap fiksatif memiliki fiksasi gradient
(daya tembus dan larut terhadap cairan sel) tertentu. Aliran fungsi yang
memindahkan komponene terlarut misalnya glikogen, glikogen, tampak juga.
Berikut ini beberapa fiktatif:
Osmium tetrasida
Osmium tetrasida (OSO4) merupakan fiksatif yang sering digunakan untuk
pengamatran struktur electron mikroskopik.
c. Pewarnaan
Umumnya digunakan dyes organik aromatik, ada yang bersifat basa ada pula yang
bersifat asam.
a. NO BAGIAN
Jenis-jenis
FUNGSI
sel prokariotik
Memberikan dukungan struktural pada sel
1. Dinding sel Terdapat flagella.
Melindungi sel
2. Kapsul Membantu dalam mempertahankan kelembaban.
membantu sel untuk mematuhi permukaan dan nutrisi.
3. Flagellum Pergerakan sel
4. Ribosom Tempat sintesis protein dalam sel
5. DNA Reproduksi Sel
6. Pili Membantu sel untuk menempel pada sel bakteri atau permukaan lainnya
Organisme yang merupakan sel prokariotik disebut prokariota dan dibagi menjadi
beberapa dua domain utama; yaitu, Archaea (atau archaebacteria) dan bakteri (atau
eubakteria).
i. Archaea (atau archaebacteria)
Anggota-anggota Archaea lebih dekat berhubungan dengan eukariota daripada
kelompok prokariota lainnya (Bakteri). Archaea domain termasuk berbagai kelompok
organisme yang ikatan evolusinya satu sama lain terungkap oleh kesamaan dalam
urutan nukleotida asam nukleatnya. Spesies Archaea yang paling terkenal adalah;
Ekstrimophil/ Metanogen: hidup di lingkungan yang ekstrim, misalnya
methanogen [prokariota yang mampu mengubah gas CO2 dan H2 menjadi gas
metana (CH4).
Halofilik : hidup di lingkungan asin, seperti Laut mati atau dalam kolam air laut
yang memiliki salinitas setara dengan 5M MgCl2).
Acidofilik : hidup lingkungan asam dengan pH mencapai 0, misalnya prokariota
yang ditemukan di cairan drainase dari poros tambang yang ditinggalkan).
Termofilik : dapat hidup pada suhu yang sangat tinggi misalnya hipertermofil, yang
tinggal di celah hidrotermal di dasar lautan.
ii.Bakteri (atau eubakteria).
Prokariota bakteri yang paling kompleks adalah bakteri cyano. Itu mengandung
susunan membran sitoplasma yang rumit, yang berfungsi sebagai tempat fotosintesis.
Selaput bakteri cyano sangat mirip dengan selaput fotosintesis yang ada di dalam
kloroplas sel tanaman.
2. Sel Eukariotik
Sel eukariotik adalah sel kompleks dengan berbagai struktur khusus yang secara
kolektif dikenal sebagai organel, dikelilingi oleh zat kental yang disebut sitosol dan
juga memiliki nukleus yang berisi informasi genetik yang tersimpan dalam molekul
asam deoksiribonukleat (DNA). Sel eukariotik termasuk sel-sel protista, jamur,
tumbuhan, dan hewan. Sel eukariotik umumnya lebih besar dengan ukuran mulai 5-
100μm, meski beberapa sel eukariotik cukup besar untuk dilihat dengan mata
telanjang. Berikut ini merupakan ciri-ciri sel eukariotik :
a. Memiliki membran inti (nukleus terlihat jelas)
b. Mmemiliki struktur organel yang kompleks yang terdiri dari organel dan
dikelilingi oleh sitosol.
c. Dapat bereproduksi seperti pembelahan biner, konjugasi, dan sebagainya
G. VIRUS
1. Sejarah Virus
Penyelidikan tentang objek-objek berukuran sangat kecil dimulai sejak ditemukannya
mikroskop oleh seorang berkebangsaan Belanda bernama Antony Vanleewenhoek (1632-
1723). Berkat penemuan mikroskop tersebut, berbagai penelitian tentang objek-objek
mikroskopis mulai berkembang. Berbagai penelitian itu kemudian berkembang semakin pesat
sejalan dengan perkembangan mikroskop. Mikroskop pertama mampu melihat perbesaran
objek hingga 150x ukuran asli. Dengan teknik dan susunan lensa yang semakin
disempurnakan, mikroskop cahaya mampu melihat objek hingga perbesaran 1.000x. Kini,
dengan mikroskop elektron yang mempunyai perbesaran lebih dari 10.000x, kita dapat
melihat objek mikroskopis dengan lebih detail.Perkembangan mikroskop ini mendorong
sebagai penemuan berbagai penemuan di bidang biologi, seperti penemuan sel, bakteri dan
partikel mikroskopis yaitu virus. Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian
mengenai penyakit mosaik yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat
daun tanaman tersebut memiliki bercak-bercak. Berikut ini beberapa tokoh dalam penemuan
virus pertama kali :
a. Adolf Mayer (1882, Jerman)
Adolf Mayer ini meneliti tanaman tembakau yang terserang penyakit dengan gejala
bintik kekuningan pada daun tembakau. Adolf Mayer mendapatkan bahwa penyakit itu
menulari tanaman tembakau lain. Mayer melakukan percobaan dengan menyemprotkan
getah tanaman yang sakit pada tanaman yang sehat, ternyata tanaman sehat menjadi
tertular.
b. Dmitri Ivanovski (1893, Rusia)
Percobaan Adolf Mayer tentang tanaman tembakau yang terserang penyakit dengan
gejala bintik kekuningan pada daun tembakau diulang oleh Dmitri Ivanovski dengan menyaring getah
tanaman tembakau tembakau yang sakit dengan penyaring bakteri. Hasil penyaringan kemudian
dioleskan pada tanaman sehat. Tanaman sehat tersebut kemuadian menjadi tertular.
Ivanovski menyimpulkan bahwa partikel tersebut adalah bakteri patogen yang berukuran
sangat kecil atau zat kimia yang diproduksi oleh bakteri tersebut, yang lolos dari penyaringan
bakteri.
c. Martinus Beijerinck (1897, Belanda)
Martinus Beijerinck merupakan ahli mikrobiologi Belanda menemukan fakta bahwa
partikel mikroskopis penyerang tembakau dapat bereproduksi pada tanaman tembakau, tetapi tidak
dapat dibiakkan pada medium pertumbuhan bakteri. Fakta lainnya menunjukkan bahwa partikel
tersebut tidak mati saat dimasukkan ke dalam alkohol, berbeda dengan bakteri yang mati ketika
dimasukkan dalam alkohol. Beijerinck menyimpulkan bahwa partikel yang menyerang
tembakau tersebut sangat kecil dan hanya dapat hidup pada makhluk hidup yang diserangnya. Akan
tetapi, Beijerinck belum berhasil menemukan struktur dan jenis partikel tersebut.
d. Wendell Stanley (1935, Amerika Serikat)
Wendell Stanley merupakan orang pertama yang berhasil mengkristalkan viruspada
tahun 1935. Stanley, mengkristalkan partikel yang menyerang tanaman tembakau tersebut.
Partikel mikroskopis tersebut kemudian dinamakan Tobacco Mosaic Virus (TMV) atau
virus mosaik tembakau. Stanley mengemukakan bahwa virus akan dapat tetap aktif
meskipun setelah kristalisasi. Sejak itu, penelitian tentang virus terus berkembang.
(Pratiwi, 2006 : 21-22).Virus mosaik tembakau merupakan virus yang pertama kali
divisualisasikan dengan mikroskop elektron.
2. Pengertian Virus
Virus berasal dari bahasa yunani “Venom” yang berarti racun. Virus adalah parasit
mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Secara umum virus merupakan
partikel tersusun atas elemen genetik (genom) yang mengandung salah satu asam nukleat
yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat (RNA) yang dapat berada dalam
dua kondisi yang berbeda, yaitu secara intraseluler dalam tubuh inang dan ekstrseluler diluar
tubuh inang. Virus memiliki sifat hidup dan mati. Sifat hidup (seluler) yaitu memiliki asam
nukleat namun tidak keduanya (hanya DNA atau RNA), dapat bereproduksi dengan replikasi
dan hanya dapat dilakukan didalam sel inang (parasit obligat intraseluler). Sifat mati
(aseluler) yaitu dapat di kristalkan dan dicairkan. Struktur berbeda dengan sel dan tidak
melakukan metabolisme sel.
Partikel virus secara keseluruhan ketika berada di luar inang yang terdiri dari asam
nukleat yang dikelilingi oleh protein dikenal dengan nama virion. Virion tidak melakukan
aktivitas biosinteis dan reproduksi. Pada saat virion memasuki sel inang, baru kemudian akan
terjadi proses reproduksi. Virus ketika memasuki sel inang akan mengambil alih aktivitas
inang untuk menghasilkan komponen-komponen pembentuk virus.
3. Struktur Penyusun Virus
Virus yang paling kecil berdimeter hanya 20nm, lebih kecil dari ribosom. Struktur
virus secara lebih rinci mengungkapkan bahwa virus merupakan struktur penginfeksi yang
terdiri atas asam nukleat berselubung protein dan beberapa kasus dilindungi oleh amplop
bermembran. Pada dasarnya, virus hanya memiliki materi genetik yang terdiri dari DNA
atau RNA saja. Molekul DNA atau RNA penyimpan informasi genetik dari pertikel virus
terkecil sedikitnya 3 sampai 4 gen didalam genomnya, sedangkan yang terbesar, memiliki
beberapa ratus hingga ribuan gen.
Gambar Bakteriofag
Virus diselubungi oleh cangkang protein yang kemudian disebut kapsid (capsid).
Bergantung pada tipe virus, kapsid dapat berbentuk seperti batang, polihedral, atau lebih
kompleks lagi (seperti T4). Kapsid tersusun atas banyak sub-unit protein yang disebut
kapsomer (capsomere). Sejumlah virus memiliki aksesori yang membantu virus menginfeksi
inang misalnya amplop bermembran yang mengelilingi kapsid virus influenza. Amplop virus
yang berasal dari membran sel inang, mengandung fosfolipid dan protein membran sel inang.
Amplop juga mengandung protein dan glikoprotein virus. Fungsi kapsid yaitu : memberi
bentuk virus, melindungi isi kapsid dari kondisi lingkungan yang merugikan, dan
mempermudah penempelan pada proses penembusan ke dalam sel. Virus yang menginfeksi
bakteri disebut bakteriofag. Beberapa bakteriofag memiliki ekor yang berfungsi pada
pengenalan sel inang dan penambatan serta penyuntikan asam nukleat. Ekor yang meluas dari
kapsid, terdiri dari sebuah kerah pada tempat penambatan dari ekor ke kepala, sarung
berbentuk silinder meluas dari kerah dan suatu bidang dasar hexagonal pada akhir dari sarung
. Pada bidang dasar tersebut terdapat enem perluasan yang memanjang seperti rambut yang
merupakan serabut ekor yang berfungsi sebagai pengenalan sel inang dan pengikatan.
Pembagian virus
berdasarkan materi genetik yang dimilikinya, virus dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Virus DNA, yaitu virus yang memiliki DNA sebagai penyusun genomnya. Contoh:
Adenovirus (penyebab penyakit tumor, infeksi usus, dan alat pernafasan manusia)
2. Virus RNA, yaitu virus yang memiliki RNA sebagai penyusun genomnya. Contoh :
Rhabdovirus (penyebab rabies)
4. Reproduksi Virus
Virus tidak memiliki enzim-enzim metabolisme dan peralatan untuk membuat protein,
contohnya ribosom. Virus merupakan parasit obligat seluler, yang artinya hanya bereproduksi
dalam sel inang. Setiap virus memiliki kisaran inang yang berbeda-beda. Inang menyediakan
nukloetida untuk membuat asam nukleat, enzim, ribosom,RNA, asam amino, ATP, dan
komponen lainnya yang dibutuhkan dalam membuat protein virus. Kebanyakan virus DNA
menggunakan DNA polymerase sel inang untuk mensintesis genom baru disepanjang cetakan
yang disediakan oleh DNA virus. Sebaliknya, untuk mereplikasi genomnya, virus RNA
menggunakan polymerase yang dikodekan oleh virus dan dapat menggunakan RNA sebagai
cetakan.
Reproduksi virus sederhana biasanya tidak memiliki serabut ekor, dimana serabut
ekor ini memiliki fungsi untuk menempelkan diri pada sel hospes yang diserangnya. Virus ini
terdiri atas satu macam protein. Reproduksi virus ini dimulai ketika virus memasuki sel,
kemudian ia melepas selubung, DNA dan protein kapsid. Genom tersebut kemudian
direplikasi oleh enzim-enzim inang. Sementara itu, enzim inang mentranskripsikan genom
virus menjadi m-RNA virus, yang digunakan oleh ribosom untuk membuat lebih banyak
protein kapsid. Setelah itu, genom dan protein kapsid merakit diri untuk menjadi partikel
virus baaru yang keluar dari sel.
Sejumlah virus DNA beruntai-ganda bisa bereprosuksi melalui dua mekanisme alternative
yaitu:
Berdasarkan gambar di atas maka siklus lisis memiliki beberapa tahap seperti:
1. Pelekatan, fag T4 menggunakan serat-serat ekornya untuk berikatan dengan
situs-situs reseptor spesifik pada permukaan luar sel inang.
2. Masuknya DNA fag dan degradasi DNA inang, seludang ekor berkontraksi
dan menyuntikan DNA fag ke dalam sel inang. Lalu pergi meninggalkan
kapsid kosong di luar.
3. Sintesis genom dan protein virus, DNA fag mengarahkan produksi protein-
protein fag dan salinan genom fag oleh enzim inang, menggunakan
komponen-komponen sel.
4. Perakitan, ketiga perangkat protein yang terpisah merakit diri menjadi kepala,
ekor, dan serat ekor virus. Genom fag dikemas di dalam kapsid saat kepala
terbentuk.
5. Pelepasan, fag mengarahkan produksi sejenis enzim yang merusak dinding sel
bakteri, dan memungkinkan cairan masuk. Lalu sel akan menggembung dan
akhirnya pecah, melepaskan 100 sampai 200 partikel fag.
Infeksi sel inang oleh fag λ dimulai ketika fag itu berikatan ke permukaan sel dan
menginjeksi genom DNA linearnya. Di dalam inang, molekul DNA λ membentuk
lingkaran. Dalam siklus lisis, genom virus langsung mengubah sel inang menjadi
pabrik penghasil λ. Sel segera lisis dan melepaskan virus-virus yang diproduksi. Akan
tetapi, pada silus lisogenik, molekul DNA digabungkan ke dalam sebuah situs spesifik
pada kromosom inang oleh protein-protein virus yang memutus kedua molekulDNA
melingkar dan menggabungkan keduanya. Saat terintegrasi ke dalam kromosom
bakteri dengan cara ini, DNA virus dikenal sebagai profag. Salah satu gen profag
mengkodekan protein yang mencagah transkripsi sebagian besar gen profag lain.
Dengan demikian, sebagian besar genom fag akan diam di dalam bakteri. Setiap kali
sel inang bersiap membelah, sel tersebut juga mereplikasi DNA fag bersama-sama
DNA-nya sendiri dan mewariskan salinan-salinannya ke sel-sel anakan. Ini
memungkinkan virus memperbanyak diri tanpa membunuh sel inang yag menjadi
tempat bergantung.
Kelas-kelas virus yang menginfeksi hewan menurut Campbell (2008) :
Contoh / Penyakit yang
Kelas/famili Contoh virus
ditimbulkan
Poxvirus
DNA beruntai tunggal (ssDNA) Parvovirus Parvovirus B19 (ruam-ruam
ringan)
RNA beruntai ganda(dsRNA) Reovirus Rotravirus(diare), virus
demam tungau Colorado
RNA beruntai tunggal Coronavirus SARS
(ssRNA)berperan sebagai Flavivirus virus demam kuning, virus
mRNA hepatitis C
Togavirus Virus rubella, virus enselfalitis
kuda
Peran virus dalam manusia tidak selalu merugikan, virus dapat berperan positif dalam
rekayasa genetika. Dalam dunia kesehatan, virus bermanfaat dalam terapi gen, yaitu untuk
penyembuhan berbagai penyakit menurun seperti kanker. Peranan virus lainnya ialah dalam
pembuatan vaksin, contohnya vaksin BPG, vaksin demam tifoid dan folio.
DAFTAR PUSTAKA
Albert, Bruce., dkk. 1994. Biologi Molekuler Sel jilid I edisi kedua. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Cambell, N.A, Jane B.Reece, Lawrence E. Mitchell. 2002. Biologi Edisi Kelima. Erlangga:
Jakarta
Karp, G. 1984. Cell Biology. 2nd ed. Mc Graw-Hill Book Co: New York
Sheeler and Bianchi.1983. Cell Biology, Structure, Biochemistry and Function. Jhon Willey
& Sons, Inc : New York