Anda di halaman 1dari 19

RANGKUMAN BIOLOGI SEL

Biologi Sel merupakan mata kuliah yang diberikan kepada mahasiswa semester VI
Pendidikan Biologi yang berfungsi sebagai bekal materi tentang sel bagi mahasiswa dalam
kegiatan pembelajaran di kelas sesungguhnya. Materi yang akan dipelajari pada mata kuliah
ini adalah sebagai berikut:

A. Perkembangan Biologi Sel


Aristoteles berkesimpulan: “Hewan dan tumbuh-tumbuhan walaupun nampak sangat
rumit terdiri atas beberapa unsur yang selalu terulang dalam tiap tubuh makhluk hidup”. Jadi
mereka telah berpendapat bahwa hewan atau tumbuhan tersusun atas unsur-unsur serta
bergabung membentuk struktur akar, daun, dan batang pada tumbuhan atau organ pada
hewan. Beberapa abad kemudian, setelah lensa pembesar ditemukan mulailah berkembang
menjadi mikroskop yang akhirnya mejadi sempurna. Tahun 1665 Robert Hooke melakukan
pengamatan dengan menggunakan lensa pembesar pada sepotong gabus dan mendapatkan
bagian seperti rongga kosong yang akhirnya dinamakan sel. Penelitian Grew dan Malphigi
pada tanaman yang berbeda ternyata ditemukan ruang-ruang yang dibatasi dan dinamakan
vesikula.
Tahun 1674 Anthony Van Leeuwenhoek dengan menggunakan mikroskop yang
sederhana dapat meneliti sel-sel yang bebas dan adanya nukleus di tengah. Tahun 1829
Hertwig mengajukan teori protoplasma yang menyatakan bahwa sel merupakan kumpulan
substansi hidup yang disebut protoplasma yang di dalamnya mengandung inti dan bagian
luarnya dibatasi oleh dinding sel. Tahun 1831 Brown mengemukakan inti sel merupakan
komponen dasar dan tetap dari sel. Sitoplasma untuk protoplasma dalam sel dan karioplasma
untuk protoplasma dalam inti. Schleiden dan Schawann (1939) mengemukakan teori sel =
makhluk hidup tersusun atas sel-sel.
Haeckel membagi hewan menjadi Protozoa (bersel tunggal) dan Metazoa (bersel
banyak). Albert Kolliker (1858) mengemukakan teori di bidang embriologi yang menyatakan
bahwa spermatozoa dan ovum merupakan unsur histologis yang merupakan asal dari
makhluk hidup yang baru. Virchow (1858) mengemukakan sel berasal dari sel lain (omnis
cellula e cellula) yang berarti bahwa sel mempunyai kemampuan untuk berkembang
biak/membelah. Hertwig (1875) mengemukakan tentang hakekat dari konsepsi yang
menyatakan bahwa pada waktu pembuahan terjadi peleburan antara inti sel telur dan
spermatozoa. Penemuan lainnya yaitu pembelahan sel hewan oleh fleming dan Strassburger
pada tanaman, proses kariokinesis oleh Schleiden (1878) dan penemuan kromosom oleh
Waldeyer (1890). Kesimpulannya yaitu setiap sel terbentuk dari pembelahan sel yang telah
ada.Terdapat kesamaan mendasar dalam hal komposisi kimia dan aktivitas metabolism.
Fungsi makhluk hidup secara keseluruhan ditentukan oleh aktivitas dan interaksi dari unit-
unit sel yang ada.

B. Kedudukan dan Konsep Umum dalam Biologi Sel


Membahas tentang tingkat organisasi dalam biologi, skala pengukuran dalam biologi
sel, dan hubungan biologi sel dengan ilmu yang lain. Perkembangan ilmu fisika modern
seperti tentang polarisasi optik, difraksi sinar X, dan mikroskop elektron menyebabkan
terjadinya perubahan mendasar dalam pengertian tentang struktur sel. Ini dapat dilihat dengan
ditemukannya ultra struktur pada tingkat makromolekul yang pada mulanya belum dikenal
dalam pengamatan dengan menggunakan mikroskop cahaya. Tingkat organisasi digambarkan
sebagai lingkaran konsentris dimana tiap lapis menggambarkan lingkungan untuk tingkat
organisasi di bawahnya yang digambarkan sebagai lingkaran di dalamnya. Tingkat organisasi
dipertahankan dan dipelihara dengan adanya transformasi energi. Sumber utama energi
makhluk hidup adalah cahaya matahari dan diterima oleh pigmen klorofil yang terdapat pada
tumbuh-tumbuhan yang akhirnya diubah menjadi karbohidrat, lemak, dan protein. Cadangan
bahan makanan tersebut yang digunakan oleh hewan sebagai sumber energi.
Autotrof adalah makhluk hidup yang mampu mendapatkan energi dari matahari
melalui fotosintesis dengan cara mengubah CO2 dan H2O menjadi karbohidrat dengan
bantuan cahaya matahari. Heterotrof adalah makhluk hidup yang mendapatkan makanan yang
telah disintesis oleh autotrof. Energi didapat oleh heterotrof melalui proses oksidasi dengan
menggunakan O2 dan menghasilkan zat sisa yaitu CO2 dan H2O. Bahan sisa CO2 dan H2O
digunakan oleh autotrof untuk fotosintesis.
Di sel terjadi transformasi energi dimana energi yang tersimpan dalam bentuk ikatan
kimia akan dipecah dan menghasilkan energi bebas. Hidrolisis ikatan peptida akan
membebaskan 3.000 kalori tiap molekul sedangkan oksidasi dari molekul glukosa akan
menghasilkan 686.000 kalori tiap molekul. Proses pembakaran glukosa di sel tidak terjadi
secara langsung melainkan secara bertahap dipengaruhi oleh sejumlah besar enzim yang
akhirnya akan mengubah glukosa menjadi energi dengan sisanya CO2 dan H2O. Energi yang
dibebaskan hanya sebagian kecil menjadi panas, sebagian besar disimpan kembali dalam
bentuk ikatan kimiawi.
Fungsi energi hasil pembakaran adalah:
 Sintesis molekul baru dalam sel.
 Gerakan dalam sel baik pembelahan sel, siklosis, kontraksi otot dan lain-lain.
 Menyelenggarakan transportasi aktif dalam membran sel
 Memelihara membran potensial dari sel
 Dalam sekresi sel.
Energi yang terbentuk dari hasil pembakaran akan dismpan dalam sel sebagai ikatan
kimia berenergi tinggi yang berbentuk molekul ATP. Bila dibutuhkan ATP akan berubah
menjadi ADP yang menghasilkan 7.300 kalori yang digunakan untuk kegiatan sel.
Kemampuan penglihatan manusia hanya mampu membedaan 2 titik yang berjarak 0,1 mm
sehingga sel yang berdiameter di bawah 0,1 mm tak akan terlihat. Daya urai mikroskop
cahaya 0,2 mikron sedangkan mikroskop elektron mencapai 4 Angstrom unit.
Skala Pengukuran dalam Biologi Sel adalah:
1 mm = 1000 mikron
1 mikron = 1000 nanometer
1 nanometer = 10 Angstrom unit
1. Perkembangan Biologi Sel dan Genetika
Wilson menyatakan sifat menurun sebagai konsekuensi adanya kontinuitas genetik
dari sel melalui pembelahan. Weissmann menyatakan bahwa pemindahan faktor menurun
dari satu generasi ke generasi berikutnya karena adanya germ plasm yang terdapat pada sel
kelamin. H. Fol dan Strassburger mengemukakan teori bahwa inti sel memegang peranan
penting dalam proses pengalihan faktor-faktor ang diturunkan. Roux menemukan benang-
benang dalam inti yang disebut benang kromatin yang mengandung faktor keturunan.
Correns, Tschermack, dan De Vries (1901) menghasilkan mekanisme distribusi faktor-faktor
yang menurun. Muncul ilmu sitogenetika (genetika sel) dan genetika molekuler.
2. Perkembangan Biologi Sel dan Fisiologi
Awal mulanya penelitian tentang sel hanya pada sel mati. Tahun 1899 perhatian ahli
beralih untuk mempelajari sel-sel hidup tentang gerakan-gerakan yang terjadi dalam sel
seperti gerakan amoeboid, siklosis, gerakan silia, dan gerakan flagella. Pada akhir abad XIX,
overton mengemukakan teori membran sel yaitu membran sel merupakan selaput tipis yang
terdiri dari bahan lipoid. Michaelis membuat model membran sel untuk mempelajari aliran
substansi yang melewati membran sel. Berkembang pula pewarnaan sel pada sel yang masih
hidup dengan memanfaatkan pengetahuan tentang sifat membran sel pada sel yang masih
hidup dengan memanfaatkan pengetahuan tentang sifat membran sel dalam hal
permeabilitasnya. Tahun 1909 Harisson dapat menunjukkan bahwa sel saraf pada embrio
dapat tumbuh dan berkembang secara invitro yang akhirnya memunculkan kultur sel atau
kultur jaringan. Penemuan baru lainnya yaitu struktur membran sel, sifat-sifat membran sel,
transportasi aktif melalui membran sel, reaksi sel terhadap rangsang, dasar mekanisme
perangsangan dan kontraksi, nutrisi sel, pertumbuhan sel, sekresi sel, dan aktivitas sel
lainnya.
3. Perkembangan Biologi Sel dan Biokimia
Perpaduan biologi sel dengan biokimia disebut dengan sitokimia. Fisher dan
Hofmeister (1902) bahwa molekul protein mengandung asam amino yang terikat di dalam
peptid. Miescher dan Kossel berhasil mengisolasi asam nukleus yang diduga memegang
peranan penting pada sintesis protein dan proses pembelahan sel. Ostwal yang menemukan
konsep aktivitas enzim, bahwa enzim adalah satu kesatuan molekul yang digunakan oleh sel
untuk transformasi energi yang diperlukan dalam memelihara aktivitas kehidupan suatu sel.
Wieland (1903) dan Wargburg (1908) menyelidiki proses terjadinya oksidasi dalam sel serta
Altmann menemukan hubungan antara mitokondria dengan okidasi dalam sel. Batelli dan
Stern (1912) serta Wargburg (1913) menyelidiki dan menemukan bahwa enzim-enzim
pernafasan terdapat dalam beberapa partikel sitoplasma lalu dijelaskan dan disempurnakan
oleh Kellin (1934). Bensley dan Hoerr (1934) melakukan isolasi mitokondria dari dalam sel
sehingga memungkinkan perkembangan penelitian selanjutnya. Claude dan Hogeboom
menyimpulkan bahwa mitokondria merupakan pusat terjadinya oksidasi dalam sel.

C. Visualisasi Sel
Membahas tentang scanning electron microscope, transmision electron microscope
dan Fraksionasi sel. Dalam mikroskop cahaya, cahaya tampak diteruskan melalui spesimen
dan kemudian melalui lensa kaca. Lensa ini membelokkan cahaya sehingga citra spesimen
diperbesar ketika diproyeksikan ke mata, ke film fotografi atau sensor digital, atau ke layar
video. Parameter penting dalam mikroskopi adalah perbesaran dan resolusi. Perbesaran
adalah perbandingan ukuran citra objek dengan ukuran sebenarnya. Resolusi merupakan
ukuran kejelasan citra. Mikroskop elektron, seberkas elektron (bagian atas) digunakan
sebagai pengganti cahaya dan elektromagnet sebagai pengganti lensa dari kaca. Berkas
elektron difokuskan pada spesimen oleh lensa pengumpul, citra diperbesar oleh lensa
obyektif dan lensa proyektor untuk diproyeksikan pada detektor digital dan layar fluorosen.
Seperti daya resolusi mata yang terbatas, mikroskop cahaya tidak dapat meresolusi detail
yang lebih kecil dari 200 nm berapapun perbesarannya. Kontras adalah yang mempertajam
perbedaan bagian dari sampel. Peningkatan mutu mikroskop cahaya melibatkan peningkatan
kontras, misalnya pewarnaan atau pelabelan komponen-komponen sel agar telihat terang dan
menonjol.
Medan terang (spesimen tak diwarnai) meneruskan cahaya melalui spesimen. Citra
memiliki kontras yang kecil. Medan terang (spesimen diwarnai) yang diwarnai dengan
pewarna (dye) akan meningkatkan kontras. Fase kontras meningkatkan kontras pada sel yang
tak diwarnai dengan memperbesar variasi densitas. Diferensial-interferensi-kontras yang
seperti mikroskopi fase-kontras dengan penggunaan modifikasi optik untuk melebih-lebihkan
perbedaan densitas menjadi citra yang nyaris seperti 3-D.
Fluoresensi menunjukkan letak molekul spesifik dalam sel dengan melabeli molekul
menggunakan pewarna atau antibodi fluorosen yang menyerap radiasi ultraviolet dan
memancarkan cahaya tampak. Sel yang ditunjukkan adalah sel dari arteri. Konfokus
merupakan eknik pembagian optik fluoresen yang menggunakan bukaan lubang jarum untuk
melenyapkan cahaya yang tak fokus dari sampel yang tebal, menciptakan bidang tunggal
fluoresen pada citra. Dengan menangkap citra-citra yang tajam di banyak tempat,
rekonstruksi 3-D dapat diciptakan. Dinding sel pertama kali terlihat Robert Hooke (1665)
ketika mengamati sel mati pohon ek dengan mikroskop. Diperlukan lensa hebat buatan
Antoni van Leeuwenhoek untuk memvisualisasikan sel hidup (1674). Sebagian besar organel
sel terlalu kecil untuk dilihat dengan mikroskop cahaya.
Mikroskop elektron bekerja dengan cara memfokuskan seberkas elektron melalui
spesimen pada atau permukaannya. Transmission electron microscope (TEM) digunakan
untuk mempelajari ultrastruktur internal sel. TEM mengarahakan berkas elektron melalui
irisan spesimen yang sangat tipis mirip dengan cara mikroskop cahaya meneruskan cahaya
melalui objek (slide). Spesimen diwarnai dengan atom logam berat yang melekat pada
struktur seluler sehingga meningkatkan densitas atom melebihi bagian lain. Elektron yang
melewati spesimen lebih banyak yang dihamburkan di wilayah yang berdensitas tinggi,
sehingga lebih banyak yang diteruskan. Sebagai ganti penggunaan lensa kaca, TEM
menggunakan elektromagnet sebagai lensa untuk membengkokkan jalur elektron dan
akhirnya memfokuskan citra ke layar untuk dilihat atau ke film fotografi. Beberapa
mikroskop dilengkapi dengan kamera digital untuk memotret citra di layaryang lain memiliki
detektor digital untuk menggantikan layar sekaligus kamera. Dapat mencapai resolusi sekitar
0,002 nm tetapi untuk efektivitas hanya mampu tidak kurang dari 2 nm. Ultrastruktur sel
mengacu pada anatomi selular yang terungkap melalui mikroskop elektron. Scanning
Electron Transmisi digunakan penelitian terperinci mengenai permukaan spesimen.
Berkas elektron memindai permukaan sampel lalu berkas tersebut mengeksitasi
elektron pada permukaan permukaan yang akhirnya elektron-elektron tersebut terdeteksi oleh
alat-alat yang menerjemahkan pola eektron menjadi sinyal elektronik ke layar video.
Transmission Electron Microscope membentuk irisan tipis suatu spesimen. Gambar dibawah
adalah irisan sel trakea yang mengungkapkan ultrastrukturnya. Untuk menyiapkannya, maka
beberapa silia dipotong memanjang menghasilkan irisan longitudinaldan silia lain dipotong
melintang.

Gambar 2. Irisan sel trakea dengan Transmission Electron Microscope


Mikroskop elekron mengungkap banyak organel dan struktur subselular lain yang ta
mungkin diresolusi dengan mikroskop cahaya tetapi mikroskop cahaya bisa mempelajari sel
hidup. Kekurangan mikroskop elektron adalah bahwa metode yang digunakan untuk
membunuh spesimen. Dalam fraksionsi sel, alat yang digunakan adalah sentrifus. Sentrifus
suatu alat yang berupa tabung reaksi memutar berisi campuran sel-sel yang pecah pada
berbagai kecepatan. Gaya yang dihasilkan menyebabkan fraksi komponen sel mengendap di
dasar tabung membentuk pelet. Pada kecepatan rendah menghasilkan komponen berukuran
besar, sedangkan kecepatan tinggi menghasilkan komponen yang lebih kecil. Ultrasentrifus
bisa memutar 130.000 putaran per menit(rpm) dan memberikan gaya pada partikel 1 juta kali
lebih besar dari gaya gravitasi (1.000.000 g). Hasil fraksionasi sel memungkinkan peneliti
memperoleh komponen sel yang lebih spesifik sehingga bisa meneliti lebih lanjut.

D. Sel Prokariot dan Eukariot


Semua sel memiliki selektif permeabel yang disebut membran plasma yang
menyelubungi sitosol. Sitosol adalah zat serupa jeli yang semi cair dimana tempat organel sel
berada. Semua sel mempunyai kromosom yang membawa gen dalam bentuk DNA dan
ribosom tempat sintesis protein atas perintah gen. Sel prokariot terdapat pada bakteri
sedangkan sel eukariot terdapat pada jamur, protista, tumbuhan dan hewan. Pada sel eukariot
(eukaryotic cell) eu artinya sejati, karyon artinya nukleus sebagian besar DNA berada pada
nukleus yang dibatasi lipid bilayer, sedangkan sel prokariot (prokaryotic cell) pro artinya
sebelum, karyon artinya nukleus) yang mana DNA nya berada pada daerah yang tak
terselubung membran yang disebut nucleoid. Sitoplasma merupakan interior sel prokariot.
Sitoplasma merupakan daerah di antara membran plasma dan nukleus yang di
dalamnya terdapat organel sel. Sel eukariot berbentuk lebih besar daripada sel prokariot. Sel
terkecil adalah mikoplasma yang berdiameter 0,1 – 1,0 µm. Sel mikoplasma kemungkinan
sel terkecil dengan DNA yang cukup untuk memprogram metabolisme serta enzim dan
organel seluler yang mampu melaksanakan aktivitas sel. Bakteri tipikal berdiameter 1 – 5 µm
yang lebih besar 10 x dari mikoplasma. Sel eukariotik berdiameter sekitar 10 – 100 µm.
Selain bermembran pada permukaannya, sel eukariot juga memiliki membran internal yang
ekstensif dan rumit yang membagi sel menjadi organel. Membran plasma dan membran
organel berpartisipasi langsung dalam metabolisme sel karena adanya enzim di sana.

E. Membran Plasma dan Dinding Sel


Berfungsi sebagai perintang selektif permeabel yang memungkinkan lalu, lintas
oksigen, nutrien, dan zat buangan yang cukup untuk melayani keseluruhan sel. Pada
Fosfolipid mirip dengan struktur lemak tetapi mempunyai 2 asam lemak. Pada ujung kepala
bersifat hidrofilik sedangkan ekornya hidrofobik. Membran bukanlah lembaran statis yang
tersusun kaku, karena akibat lipid dan beberapa protein dapat bergeser ke sana kemari. Lipid
bergerak lateral dalam membran dan jarang bergerak menyeberang ke lapisan sebelah.
Pergerakan lateral fosfolipid berlangsung cepat dengan cara bertukar posisi sekitar 107 per
detik. Ekor hidrokarbon tak jenuh pada fosfolipid memiliki lekukan yang mencegah molekul
tersebut tersusun rapat, sehingga meningkatkan fluiditas membran. Kolesterol mengurangi
fluiditas membran pada suhu sedang dengan cara mengurangi pergerakan fosfolipid, tetapi
pada suhu rendah mecegah pemadatan dengan cara mengganggu penyusunan teratur
fosfolipid. Kefluidan membran berguna karena apabila memadat maka permeabilitasnya
berubah, dan enzim-enzimnya tidak aktif.
Dinding sel melindungi sel tumbuhan, mempertahankan bentuknya, dan mencegah
pengambilan air secara berlebihan. Tebalnya 0,1 µm sampai beberapa µm, yang komposisi
kimiawinya bervariasi antara spesies satu dengan lainnya, bahkan antara tipe sel yang satu
dengan yang lain dalam tumbuhan yang sama namun rancangan dasar dinding sel konsisten.
Mikrofibril yang terbuat dari polisakarida selulosa disintesis oleh enzim selulosa sintase dan
disekresikan ke dalam ruang ekstraselular serta tertanam dalam matriks yang terdiri dari
polisakarida lain dan protein.
Sel tumbuhan muda menyekresikan dinding sel primer. Diantara dinding primer sel-
sel yang bersebelahan terdapat lamela tengah yaitu lapisan tipis yang kaya akan polisakarida
lengket atau pektin yang melekatkan sel-sel yang bersebelahan. Dinding sel sekunder yang
memiliki matriks kuat berfungsi memberikan perlindungan dan sokongan sel ditambahkan di
antara membran plasma dan dinding primer. Plasmodesma adalah lubang pada sel tumbuhan
akibat saluran di antara sel-sel yang bersebelahan.

F. Nukleus
Mengandung sebagian besar gen dalam sel eukariot (sebagian gen terletak di
mitokondria dan kloroplas). Berdiameter sekitar 5 µm. Selaput nukleus menyelubungi
nukleus dan memisahkan isinya dari sitoplasma. Setiap kromosom tersusun atas kromatin
yang terdiri dari protein dan DNA. Percobaan Griffith (1928) pada Streptococcus
pneumoniae yang IIIS bersifat virulent dan IIR bersifat non-virulent. Ia terkejut ketika sel
IIIS yang telah dimatikan yang dicampur dengan IIR yang hidup ternyata semua menjadi
virulent. Transformasi merupakan perubahan genotipe dan fenotipe akibat asimilasi DNA.
Living type IIR bacteria ditumbuhkan pada media kultur yang menghasilkan type IIR colony.
Heat-killed type IIIS yang tidak menghasilkan koloni. Heat-killed type IIIS dicampur dengan
living type IIR bacteria diberi perlakuan serum yang fungsinya serum untuk mengendapkan
DNA dari IIR bacteria yang hasilnya koloni type IIIS.
Struktur DNA berbentuk double helix yang terdiri dari asam nukleat, gula
dioksiribosa, dan gugus phosphate. Asam nukleat terdiri dari sitosin dan timin (pirimidin)
serta adenine dan guanine (purin). Suatu basa yang terikat pada suatu gugus gula disebut
nukelosida. Sedangkan nukleotida adalah satu nukleosida yang berikatan dengan gugus
fosfat. Di dalam molekul DNA dan RNA , nukleotida berikatan dengan nukleotida lain
melalui ikatan fosfodiester. DNA adalah materi genetik yang diwariskan oleh induk kepada
anaknya. Setiap kromosom mengandung satu molekul DNA panjang yang biasanya
mengandung beberapa ratus gen atau lebih. Ketika sel memproduksi dirinya sendiri melalui
pembelahan, molekul DNA nya disalin dan diteruskan dari satu generasi sel ke generasi
berikutnya. Di dalam struktur DNA, terkode informasi yang memprogram semua aktivitas
sel.

G. Ribosom
Ribosom adalah kompleks yang terbuat dari RNA ribosom dan protein serta
berfungsi dalam sintesis protein. Sel yang memiliki laju sintesis protein yang tinggi memiliki
ribosom dalam jumlah banyak seperti sel pankreas manusia. Ribosom bebas tersebar di
sitosol, sedangkan ribosom terikat melekat pada sisi luar retikulum endoplasma atau selaput
nukleus. Protein yang diproduksi ribosom bebas berfungsi dalam sitosol contohnya enzim-
enzim yang mengkatalisis penguaraian gula, sedangkan ribosom terikat membuat protein
untuk disisipkan ke dalam membran, untuk dikemas dalam organel tertentu seperti lisosom
atau diekspor dari sel (sekresi) contohnya pankreas.
Memfasilitasi perpasangan spesifik antikodon tRNA dengan kodon mRNA. Terdiri
dari small subunit dan large subunit. Tersusun atas protein dan rRNA. Setiap ribosom
memiliki 3 situs pengikata tRNA yaitu situs P (P site) yang membawa rantai polipeptida yang
sedang tumbuh, situs A (A site) menampung tRNA yang mengangkut asam amino yang akan
ditambahkan berikutnya ke rantai tersebut dan situs E (E site) menahan tRNA dan mRNA
dalam posisi yang berdekatan dan menempatkan asam amino baru untuk ditambahkan ke
ujung karboksil polipeptida yang sedang tumbuh. Ribosom kemudian mengkatalis
pembentukan ikatan peptida, sembari bartambah panjang polipeptida melewati terowongan
keluar (exit tunnel) pada subunit besar ribosom. Setelah selesai dibuat, polipeptida dilepaskan
ke sitosol melalui terowongan keluar. Penelitian terbaru menyokong hipotesis bahwa rRNA
(bukan protein) adalah yang paling bertanggung jawab terhadap fungsi dan struktur ribosom.
Protein-protein ribosom sebagian besar berada pada posisi eksterior, menyokong perubahan
bentuk molekul rRNA saat melakukan katalisis selama translasi. rRNA merupakan penyusun
utama antar muka di antara kedua sub unit sekaligus.

H. Sistem Endomembran
Merupakan hubungan membran-membran yang berbeda dalam sel eukariot yang
melaksanakan tugas dalam sel. Tugas tersebut berupa sintesis dan transpor protein ke dalam
membran dan organel atau ke luar sel, metabolisme da pergerakan lipid, serta detoksifikasi
racun. Membran pada sistem ini dihubungkan melalui ketersambungan atau melalui visikel
yaitu kantong yang terbuat dari membran yang berukuran mungil.
Retikulum endoplasma adalah jejaring membran yang menyusun lebih dari separuh
total membran dalam sel eukariot. Retikulum adalah jejaring kecil dan endoplasma adalah
sitoplasma. RE terdiri dari jejaring tubulus dan kantong bermembran yaitu sisterna.
Membran RE memisahkan lumen dengan sitosol. Visikel adalah kantong yang terbuat dari
membran yang berukuran mungil. RE adalah sistem bermembran yang terdiri dari tubulus-
tubulus dan kantong-kantong pipih atau sisterna yang bersambung-sambung. RE juga
bersambung dengan selaput nukleus. Membran RE menyelubungi kompartemen
bersambung-sambung yang disebut lumen RE (ruang sisterna). RE dibagi 2 yaitu:
 RE halus adalah RE yang permukaan luarnya tidak mengandung ribosom berfungsi dalam
sintesis lipid, metabolisme karbohidrat, dan detoksifikasi racun.
 RE kasar adalah RE permukaan luarnya mengandung ribosom berfungsi sebagai pabrik
membran untuk sel.
RE halus berfungsi dalam berbagai proses metabolik yang bervariasi menurut tipe sel.
Proses-proses tersebut antara lain sintesis lipid, metabolisme karbohidrat, serta detoksifikasi
obat-obatan dan racun. Enzim-enzim pada RE halus penting dalam sintesis lipid, termasuk
minyak, fosfolipid, dan steroid. Steroid yang dihasilkan yaitu hormon seks vertebrata dan
berbagai hormon steroid yang disekresikan oleh kelenjar adrenal. Enzim lainnya pada RE
halus mendotiksifikasi obat-obatan racun dan obat-obatan sehingga molekul tersebut lebih
terlarut dan mudah dikeluarkan dari tubuh bersama urine. RE halus menyimpan ion kalsium
contohnya pada sel-sel otot, membran RE yang terspesialisasi memompa ion-ion kalsium dari
sitosol ke lumen RE.
Banyak jenis sel menyekresikan protein yang dihasilkan oleh ribosom yang melekat
pada RE kasar. Sel-sel pankreas tertentu menyintesis protein insulin di RE dan
menyekresikannya ke aliran darah. Ketika rantai polipeptida tumbuh dari ribosom terikat,
rantai tersebut dikirim ke lumen RE melalui pori yang dibentuk oleh kompleks protein dalam
membran RE. Ketika memasuki lumen RE, protein baru melipat diri menjadi bentuk aslinya.
Protein sekresi adalah glikoprotein, protein yang berikatan secara kovalen dengan
karbohidrat. Karbohidrat dilekatkan ke protein dalam RE oleh molekul terspesialisasi yang
ada dalam membran RE.
Setelah protein sekresi terbentuk, membran RE menjaga protein terpisah dari protein
yang dihasilkan oleh ribosom bebas dan akan tetap berada dalam sitosol. Setelah protein
sekresi terbentuk, membran RE menjaga protein terpisah dari protein yang dihasilkan oleh
ribosom bebas dan akan tetap berada di dalam sitosol. Protein sekresi meninggalkan RE
dalam kondisi terbungkus membran vesikel yang bertunas seperti gelembung dari wilayah
yang terspesialisasi yang disebut RE transisional.
Setelah meninggalkan RE vesikel transpor bergerak ke aparatus Golgi. Aparatus
Golgi sebagai pusat pembuatan, penggudangan, pemilahan, dan pengiriman. Produk RE
misalnya protein dimodifikasi dan disimpan serta dikirimkan ke berbagai tujuan lain. aparatus
Golgi terdiri dari sisterna yaitu kantong-kantong pipih bermembran.
Lisosom merupakan kantong bermembran yang berisi enzim-enzim hidrolitik yang
digunakan oleh sel hewan untuk mencerna makromolekul. Enzim pencernaan lisosom bekerja
sangat baik ketika kondisi asam, bila lisosom pecah maka enzim yang dikeluarkan tidak aktif
sebab sitosol mempunyai pH netral, tetapi kebocoran yang berlebihan dari banyak lisosom
dapat menyebabkan autodigesti. Enzim hidrolitik dan membran lisosom dibuat oleh RE kasar
lalu ditransfer ke aparatus Golgi untuk diproses lebih lanjut. Lisosom timbul melalui
pertunasan dari sisi trans aparatus Golgi. Protein-protein di permukaan dalam membran
lisosom dan enzim pencernaan sendiri diduga tidak mengalami kehancuran karena memiliki
bentuk berdimensi tiga yang melindungi ikatan-ikatan yang rawan dari serangan enzim.
Amoeba menelan dan mencerna organisme kecil lain dengan fagositosis.Vakuola
makanan berfusi dengan lisosom yang mengandung enzim pencernaan. Hasil pencernaan
seperti gula, asam amino, dan monomer lainnya masuk ke sitosol, menjadi nutrisi bagi sel.
Makrofag membantu mempertahankan tubuh dengan cara menelan dan menghancurkan
bakteri dan organisme asing. Lisosom juga menggunakan enzim hidrolitiknya untuk mendaur
ulang materi organik sel (autogami). Organel yang rusak diselubungi oleh membran ganda,
membran luar berfusi dengan lisosom sedangkan membran dalam didegradasi bersama
organel rusak. Enzim lisosom menguraikan materi yang diselubungi dan monomer organik
dikembalikan ke sitosol untuk digunakan kembali. Dengan lisosom, sel terus menerus
memperbarui dirinya. Sel-sel penderita penyakit penyimpanan lisosomal turunan, tak
memiliki enzim hidrolitik yang akibatnya lisosom membengkak akibat substrat tak tercerna
sehingga aktivitas seluler lainnya menjadi terganggu. Pada penderita Tay-Sachs, enzim
pencerna lipid hilang sehigga otak menjadi cacat akibat akumulasi lipid yang berlebihan.
Vakuola adalah vesikel yang dibatasi membran dengan fungsi yang berbeda-beda.
Vakuola makanan terbentuk melalui fagositosis. Pada tumbuhan vakuola juga berfungsi
dalam hidrolisis. Vakuola sentral berkembang melalui penggabungan vakuola-vakula yang
lebih kecil yang berasal dari RE dan aparatus Golgi. Vakuola sentral sel tumbuhan dapat
menyimpan cadangan senyawa organik yang penting seperti protein yang disimpan di
vakuola sel simpanan biji. Selain itu juga menyimpan ion anorganik sel tumbuhan seperti
kalium dan klorida.
Vakuola juga tempat pembuangan produk sampingan metabolik yang dapat
membahayakan sel jika terakumulasi di sitoplasma. Beberapa vakuola mengandung pigmen
yang memberikan warna pada sel contohnya pigmen merah dan biru pada petal agar serangga
tertarik untuk datang ke bunga. Vakuola juga melindungi tumbuhan dari predator dengan
menampung senyawa beracun. Vakuola berperan dalam pertumbuhan sel tumbuhan yang
menjadi besar ketika vakuola menyerap air. Sitosol seringkali menempati selapis tipis antara
vakuola sentral dan membran plasma. Vakuola kontraktil terdapat pada protista air tawar
yang memompa kelebihan air keluar sel sehingga mempertahankan konsentrasi ion dan
molekul di dalam sel (osmoregulasi). Paramecium hidup di air kolam yang hipotonik
terhadap sel sehingga air sedikit demi sedikit masuk ke sel. Agar sel tak meletus maka
vakuola kontraktil memompa air ke luar sel.

I. Mitokondria dan Kloroplas


Mitokondria ditemukan pada hampir sel eukariot, panjang 1 – 10 µm. Pada parasit
usus manusia Giardia dan protista lain terdapat organel-organel yang mungkin berkerabat
dekat dengan mitokondria. Beberapa sel memiliki satu mitokondria besar, tetapi banyak yang
memiliki ratusan bahkan ribuan mitokondria. Pada sel motil (sel gerak) dan kontraktil lebih
banyak mitokondria daripada yang kurang aktif. Film yang dipercepat memperlihatkan
mitokondria bergerak ke sana kemari, berubah bentuk, dan berfusi atau membelah menjadi 2.
Membran dalam dan luar merupakan lapisan ganda fosfolipid. Krista adalah struktur
membran dalam yang berlipat-lipat dengan lipatan ke dalam yang meningkatkan
produktivitas respirasi selular. Ruang antar membrane merupakan wilayah sempit antara
membran dalam dan luar. Matriks mitokondria diselubungi membran dalam yang banyak
mengandung enzim respirasi, DNA mitokondria, dan ribosom. Enzim-enzim dalam matriks
mengkatalisis langkah respirasi seluler. Enzim yang berfungsi dalam respirasi yang
menghasilkan ATP terdapat pada membran dalam mitokondria. Krista berbentuk berlipat-
lipat yang berfungsi menambah luas permukaan membran dalam yang meningkatkan
produktivitas respirasi selular. Krista merupakan pelipatan di membran dalam. Banyak enzim
respirasi ditemukan di membran dalam dan matriks. Adapula free ribosom di matriks. DNA
mitokondria (tidak terlihat) berbentuk sirkular dan melekat pada membran mitokondria.
Energi yang tersimpan dalam molekul organik berasal dari matahari. Energi mengalir
ke ekosistem berupa cahaya matahari dan meninggalkan ekosistem berupa panas. Fotosintesis
menghasilkan ksigen dan molekul organik yang digunakan oleh mitokondria eukariot sebagai
bahan bakar untuk respirasi sel. Respirasi menguraikan bahan bakar ini menghasilkan ATP
yang produk buangannya digunakan lagi dalam fotosintesis.
Kloroplas merupakan anggota organel tumbuhan yang berkerabat dekat dengan
plastida. Anggota lainnya adalah amiloplas yang merupakan plastida tak berwarna yang
menyimpan pati (amilosa) yang terdapat di akar dan umbi serta kromoplas yaitu pigmen yang
menyebabkan buah dan bunga berwarna kuning serta jingga. Kloroplas mengandung pigmen
hijau (klorofil), enzim, dan molekul yang mensintesis gula dalam fotosintesis. Berukuran 2
µm x 5µm dan ditemukan di daun dan organ hijau lain di tumbuhan serta alga.
Kloroplas diselubungi 2 membran yang dipisahkan oleh ruang antar membran sempit.
Membran dalam menyelubungi stroma yang mengandung cairan. Stroma mengelilingi ruang
tilakoid yang dibatasi oleh membran tilakoid. Kantong-kantong tilakoid yang saling
berhubungan membentuk grana. Enzim fotosintesis tertanam di membran tilakoid. Ribosom
bebas dan salinan genom kloroplas (DNA) terdapat di stroma. Kandungan kloroplas
dipisahkan dari sitosol oleh selaput yag terdiri 2 membran yang dipisahkan oleh ruang antar
membran yang sangat sempit. Tilakoid adalah sistem bermembran dalam bentuk kantong-
kantong pipih yang saling berhubungan. Di beberapa tempat, tilakoid ditumpuk seperti koin
permainan poker, yang masing-masing tumpukan disebut grana (tunggal = granum). Cairan
di luar tilakoid disebut stroma yang mengandung DNA kloroplas dan ribosom serta enzim.
Membran kloroplas membagi ruang kloroplas menjadi 3 bagian yaitu ruang antar-membran,
stroma, dan ruang tilakoid. Bentuk kloroplas bisa berubah, bisa tumbuh, dan membelah dua
atau bereproduksi. Bepindah-pindah dan bergerak-gerak berkeliling sel di sepanjang jalur
sitoskeleton.
Kehidupan di bumi merupakan hidup yang bertenaga surya. Kloroplas tumbuhan
menangkap energi cahaya matahari dan mengubahnya menjadi energi kimia yang disimpan
dalam gula dan molekul organik lain. Tumbuhan merupakan autotrof (auto = sendiri, trophos
= memberi makan) yang mempertahankan hidupnya tanpa memakan apapun dari makhluk
hidup lainnya. Reaksi terang adalah tahap-tahap fotosintesis yang mengubah energi surya
menjadi energi kimia. Air dipecah untuk menyediakan sumber elektron dan proton (ion
hidrogen, H+) serta melepaskan O2 sebagai produk sampingan. Cahaya yang diserap oleh
klorofil menggerakkan transfer elektron dan ion hidrogen dari air menuju penerima yaitu
NADP+ (nikotinamida adenin dinukleotida fosfat) tempat penyimpanan partikel-partikel
untuk sementara. Penerima elektron NADP+ adalah kerabat dekat NAD+ yang berfungsi
pembawa elektron dalam respirasi selular, kedua molekul tersebut hanya berbeda dalam hal
keberadaan satu gugus fosfat ekstra dalam molekul NADP+ menjadi NADPH dengan cara
menambahkan sepasang elektron bersama-sama dengan H+. Reaksi terang juga
menghasilkan ATP.
Membran tilakoid adalah tempat terjadinya reaksi terang sedangkan siklus Calvin
terjadi di stroma. Reaksi terang menggunakan energi matahari untuk membuat ATP
(penyupalai energi kimia) dan NADPH (menyuplai tenaga pereduksi) yang diteruskan ke
siklus Calvin. Siklus Calvin menggabungkan CO2 ke dalam molekul organik yang diubah
menjadi gula.

J. Peroksisom dan Sitoskeleton


Peroksisom adalah kompartemen metabolik yang dibatasi oleh satu membran tunggal
dan mengandung enzim-enzim yang mentransfer hidrogen dari berbagai substrat ke oksigen
serta menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2). Beberapa peroksisom menggunakan oksigen
untuk memecah asam lemak menjadi molekul yang lebih kecil lalu ditranspor ke
mitokondria. Peroksisom di hati mendetoksifikasi alkohol dan senyawa-senyawa berbahaya
lain dengan mentransfer hidrogen dari racun-racun itu ke oksigen. H2O2 bersifat toksik,
namun mampu diubah menjadi air. Enzim penghasil H2O2 dan penyingkir senyawa toksik
dikumpulkan di tempat yang sama.
Glioksisom ditemukan pada jaringan penyimpan lemak pada biji tumbuhan yang
mengandung enzim yang menginisiasi pengubahan asam lemak menjadi gula yang digunakan
dalam semaian yang sedang tumbuh. Peroksisom menggabungkan protein-protein yang
dibuat di sitosol, lipid yang dibuat di RE, dan lipid yang disintesis di peroksisom sendiri.
Dapat bertambah dengan cara pembelahan ketika mencapai ukuran tertentu.
Sitoskeleton adalah jejaring serat yang membentang di seluruh sitoplasma yang
berperan dalam pengorganisasian struktur dan aktivitas sel. Terdiri dari mikrotubulus,
mikrofilamen, dan filamen intermediet. Fungsinya memberikan sokongan mekanis kepada sel
dan mempertahankan bentuknya, terutama pada sel hewan. Menjadi tambatan bagi organel
sel dan molekul-molekul enzim di sitosol. Lebih dinamis dari rangka hewan. Motilitas sel
mencakup perubahan lokasi sel dan berbagai pergerakan yang lebih terbatas oleh bagian-
bagian sel yang membutuhkan interaksi sitoskeleton dengan motor protein. Vesikel dan
organel lain bergerak menuju tujuannya di sepanjang rel tunggal yang disediakan oleh
sitoskeleton. Inilah caranya vesikel yang mengandung molekul neurotransmiter bermigrasi ke
ujung akson.
Sentrosom adalah tempat keluarnya mikrotubulus pada sel hewan yang sering terletak
di dekat nukleus dan dianggap sebagai pusat pengorganisasi mikrotubulus dan terdiri dari
sepasang sentriol. Sentriol tersusun atas 9 set triplet mikrotubulus yang tersusun membentuk
cincin. Sentriol berdiameter sekitar 250 nm (0,25 µm). Kedua sentriol tegak lurus satu sama
lain, dan masing-masing tersusun atas 9 set triplet mikrotubulus. Biru menunjukkan protein
nontubulin yang menghubungkan triplet-triplet mikrotubulus.

Mikrotubulus merupakan batang-batang berongga berdiameter 25nm dan panjangnya


200 nm - 25µm yang dindingnya tersusun atas protein globular (tubulin). Protein tubulin
merupakan dimer yaitu molekul yang tersusun atas 2 subunit. Dimer tubulin terdiri dari
tubulin α dan β. Mikrotubulus membentuk dan menyokong sel serta jalur yang dapat disusuri
organel yang dilengkapi protein motorik. Mikrotubulus memandu vesikel sekresi dari
aparatus Golgi ke membran plasma dan memisahkan kromosom saat pembelahan sel.
Mikrofilamen merupakan batang padat yang berdiameter 7 nm dan tersusun atas
molekul-molekul aktin adalah sejenis protein globular yang memuntir dan dalam sitoskeleton
berfungsi menahan tegangan. Mikrofilamen dapat membentuk jejaring struktural dikarenakan
protein-protein yang berikatan di sepanjang sisi filamen aktin dan filamen baru membentang
sebagai cabang. Jejaring berdimensi-tiga yang dibentuk mikrofilamen di bagian dalam
membran plasma (mikrofilamen korteks) membantu menyokong bentuk sel. Ini menyebabkan
lapisan sitoplasma terluar (korteks) berkonsistensi semisolid gel. Aliran sitoplasmik dalam sel
tumbuhan yaitu selapis sitoplasma mengelilingi sel, bergerak di atas hamparan filamen –
filamen aktin yang paralel. Motor miosin yang melekat di organel-organel dalam sitosol cair
menggerakkan aliran ini melalui interaksi dengan aktin.
Filamen intermediet berdiameter 8 – 12 nm, lebih kecil dari mikrotubulus dan lebih
besar dari mikrofilamen. Terspesialisasi untuk menahan tegangan dan terdiri dari berbagai
kelas unsur sitoskeleton. Setiap tipe tersusun dari subunit molekular berbeda yang tergolong
ke dalam suatu famili protein yang beranggota keratin. Pengukuh sel yang lebih permanen
bahkan setelah sel mati seringkali tetap bertahan, contohnya lapisan terluar kulit yang terdiri
atas sel kulit mati penuh protein keratin. Nukleus terdapat pada „sangkar‟ yang terbuat dari
filamen intermediat.

K. Matriks Ekstraseluler Sel Hewan, Plasmodesma, Sambungan Ketat, Desmosom, dan


Sambungan Celah
Matriks ekstraseluler sel hewan penyusun utamanya adalah glikoprotein (ikatan antara
protein dan karbohidrat). Glikoprotein yang paling banyak terutama kolagen yaitu 40% total
protein dalam tubuh dan berbentuk serat-serat kuat di luar sel. Serat kolagen tertanam dalam
jejaring yang merupakan jalinan proteoglikan yang terdiri dari 1 protein inti kecil dengan
banyak rantai karbohidrat yang terikat secara kovalen, sehingga 95% molekul tersebut berupa
karbohidrat. Fibronektin melekatkan MES ke integrin yang tertanam dalam membran plasma.

Integrin berada di sepanjang membran plasma dan meneruskan sinyal antara MES dan
sitoskeleton.
Penelitian terbaru tentang fibrinogen, molekul MES lain, dan integrin
mengungkapkan peran besar matriks ekstraselular dalam kehidupan sel. Dengan cara
berkomunikasi dengan sel melalui integrin, MES dapat meregulasi perilaku sel. Peneliti juga
mempelajari matriks ekstraselular di sekeliling sel dapat mempengaruhi aktivitas gen dalam
nukleus. Informasi mengenai MES mungkin mencapai nukleus melalui kombinasi jalur
persinyalan mekanis dan kimiawi. Pensinyalan mekanis melibatkan fibronektin, integrin, dan
mikrofilamen sitoskeleton. Perubahan sitoskeleton mungkin kemudian memicu jalur
pensinyalan kimiawi di dalam sel, menyebabkan perubahan pada set protein yang sedang
dibuat oleh sel sehingga mengubah fungsi sel.
Plasmodesmata merupakan saluran-saluran yang menembus dinding sel yang
menghubungkan lingkungan kimiawi sel-sel yang bersebelahan (melalui aliran sitosol). Ini
menyebabkan menyatunya tumbuhan sebagai satu kesatuan yang hidup. Sambungan ketat
membran plasma sel-sel bersebelahan saling menekan satu sama lain dengan kuat dan
disatukan oleh protein spesifik. Membentuk segel kontinu di sekeliling sel, mencegah
kebocoran cairan ekstraselular melintasi lapisan sel epitel. Desmosom berfungsi sebagai
sekrup yang menyambungkan sel-sel menjadi lembaran-lembaran kuat. Filamen intermediat
yang terbuat dari keratin yang kokoh menambatkan desmosom dalam sitoplasma. Desmosom
melekatkan sel-sel otot ke satu sama lain dalam otot. Sambungan celah menyediakan saluran
sitoplasmik dari satu sel ke sel lain yang bersebelahan. Terdiri atas protein-protein membran
yang mengelilingi suatu pori yang dilewati oleh ion, gula, asam amino, dan berbagai molekul
kecil lain.

L. Siklus Sel
Rudolf Virchow menyatakan bahwa di mana ada sel, pasti sebelumnya penah ada sel,
seperti hewan yang muncul hanya dari hewan dan tumbuhan hanya dari tumuhan. “Omnis
cellula e cellula” berarti setiap sel berasal dari sel melalui proses reproduksi sel atau
pembelahan sel. Pada pembelahan sel terjadi penerusan materi genetik yang identik ke sel
anakan. DNA yang dimiliki oleh sel, informasi genetiknya disebut dengan genom. Genom
prokariot berupa satu molekul tunggal yang panjang sedangkan pada eukariot terdiri atas
beberapa molekul DNA.

Sel manusia memiliki DNA sekitar 2 m yang 250.000 kali lebih besar dari diameter
sel. Sebelum sel bisa membelah untuk membentuk sel-sel anakan yang identik secara genetik,
semua DNA ini harus disalin lalu kedua salinan tersebut dipisahkan sedemikian rupa
sehingga setiap anakan memiliki genom yang lengkap. Replikasi dan distribusi DNA bisa
dikelola karena molekul DNA dikemas menjadi kromosom. Chroma artinya warna, soma
artinya tubuh. Setiap spesies eukariot memiliki jumlah kromosom yang khas, misalnya
manusia memiliki 46 kromosom (23 pasang) yang terdiri dari 44 kromosom tubuh (22
pasang) dan 2 kromosom sex (1 pasang) atau diploid. Gamet sperma dan sel telur memiliki
separuh (haploid) dari kromosom somatik jadi hanya 23 kromosom.
Kromosom eukariot terbuat dari kromatin yang terdiri dari komplek DNA dan
molekul protein terkait. Setiap kromosom mengandung 1 molekul DNA linear yang sangat
panjang dan membawa beberapa ratus sampai beberapa ribu gen. Gen merupakan unit-unit
yang menspesifikasi sifat-sifat warisan suatu organisme. Protein yang terkait
mempertahankan struktur kromosom dan mengontrol aktivitas sel. Sel eukariot memiliki
banyak kromosom, sebelum duplikasi setiap kromosom memiliki 1 molekul DNA tunggal.
Begitu direplikasi, kromosom terdiri dari 2 kromatid saudara yang dihubungkan oleh kohesi
kromatid saudara. Setiap kromatid mengandung satu salinan molekul DNA. Proses mekanis
memisahkan kedua kromatid saudara menjadi 2 kromosom dan mendistribusikannya ke dua
sel anakan.
Setelah pembelahan sel, kedua kromatid saudara dari masing-masing kromosom
terduplikasi memisah dan bergerak menuju ke dua nukleus baru, satu nukleus terbentuk pada
masing-masing ujung sel. Begitu kromatid saudara memisah, keduanya dianggap sebagai
kromosom individual. Jadi setiap nukleus baru menerima koleksi kromosom yang identik
dengan induknya. Peristiwa pembelahan nukleus disebut dengan mitosis yang segera diikuti
oleh sitokenesis pembelahan sitoplasma.
Mitosis hanyalah salah satu bagian dari siklus sel. Fase mitotik (mitotic phase, M)
mencakup mitosis sekaligus sitokenesis merupakan bagian terpendek dari siklus sel.
Pembelahan yang paling panjang disebut interfase (interphase) yang mencakup 90% siklus
sel. Pada saat interfase lah sel bertumbuh dan membuat salinan kromosom-kromosomnya
sebagai persiapan untuk pembelahan sel. Interfase dibagi menjadi fase G1 (first gap), fase S
(sintesis), dan fase G2 (second gap). Selama ketiga subfase, sel tumbuh dengan cara
menghasilkan protein dan organel sitoplasma seperti mitokondria dan RE. Kromosom
diduplikasi hanya pada fase S. Jadi, sel bertumbuh (G1), terus bertumbuh sambil menyalin
kromosom-kromosomnya (S), tumbuh lagi sambil menyelesaikan persiapan untuk
pembelahan sel (G2), dan membelah (M). Sel-sel anakan kemudian bisa mengulangi siklus
tersebut. Sel manusia mengalami satu pembelahan dalam 24 jam. Fase M menghabiskan
kurang dari 1 jam, fase S berlangsung 10 – 12 jam, sisanya dibagi rata antara fase G1 dan G2

M. Komunikasi dan Kematian Sel


Komunikasi sel terjadi pada “seks” Saccharomyces cerevisiae yang diteliti bahwa ia
mengidentifikasi pasangannya dengan pensinyalan kimiawi. Ada 2 jenis kelamin yaitu tipe a
dan α. Sel pada jenis kelamin tipe a menyekresikan molekul sinyal faktor a yang berikatan
dengan reseptor spesifik pada sel tipe α. Pada waktu yang sama sel α menyekresikan molekul
sinyal faktor α yang berikatan dengan reseptor spesifik pada sel tipe a. Kedua faktor saling
berikatan dan menyebabkan fusi (perkawinan) menjadi sel a/α. Proses yang mengubah sinyal
pada permukaan sel, menjadi respon selular disebut jalur transduksi sinyal.
Sel pada pada bakteri menyekresikan molekul yang dapat dideteksi oleh sel bakteri
lain yang akhirnya saling berkoordinasi. Bakteri Myxococcus xanthus menggunakan sinyal
kimiawi untuk berbagi informasi tentang ketersediaan nutrisi. Ketika makanan sulit diperoleh
sel-sel menyekresikan molekul yang mencapai sel tetangga dan merangsang sel untuk
beragregasi. Sel-sel membentuk struktur badan buah yang berbentuk spora berdinding tebal
yang mampu bertahan pada kondisi yang ekstrim.
Cara komunikasi pada organisme multiselular bisa dekat, bisa juga jauh. Sel hewan
dan sel tumbuhan memiliki sambungan sel yang memungkinkan molekul lewat dengan
mudah tanpa melalui membran plasma. Pengenalan antar sel, 2 sel hewan berkomunikasi
melalui interaksi antara molekul-molekul yang menonjol di permukaan sel seperti pada
respon kekebalan. Persinyalan parakrin, sel penyekresi bekerja pada sel-sel target yang
berdekatan dengan melepaskan molekul regulator lokal (misalnya faktor pertumbuhan) ke
cairan luar sel. Persinyalan sinapsis, sel saraf melepaskan molekul neurotransmiter (pembawa
sinyal kimiawi) ke sinapsis, sehingga merangsang sel target. Hewan dan tumbuhan
menggunakan hormon untuk persinyalan jarak jauh dengan menyekresikannya ke darah
untuk menuju sel target.
Tahap pensinyalan sel yaitu penerimaan (reseption) adalah ketika sel target
mendeteksi molekul sinyal yang berasal dari luar sel.sinyal kimiawi terdeteksi ketika molekul
sinyal berikatan dengan protein reseptor di permukaan sel. Transduksi (transduction) adalah
mengubah sinyal menjadi bentuk yang dapat menyebabkan respon selular. Transduksi terjadi
dalam jalur transduksi sinyal oleh molekul relai. Respon, hasil dari sinyal yang
ditranduksikan menghasilkan respon selular spesifik seperti katalisis oleh enzim glikogen
fosforilase (mengurai glikogen di hati), aktivasi gen-gen spesifik di nukleus dan penyusunan
ulang sitoskeleton.

Anda mungkin juga menyukai