Anda di halaman 1dari 4

Abdul Rasyid Fakhrun Gani, S.Pd.

1. Filosofi Perkembangan Penelitian Biologi Sel


Perkembangan Teori Sel
 Konsep tentang Sel
Dalam sistem klasifikasi makhluk hidup tradisional, organisme hanya dimasukkan kedalam
dua kelompok yaitu hewan atau tumbuhan. Walaupun kebanyakan organisme dapat
dimasukkan ke salah satu kelompok tersebut, tetapi ada yang tidak dapat dimasukkan ke
dalam kedua kelompok ini, misalnya organisme satu sel seperti Euglena yang mempunyai
kloroplas seperti tumbuhan tetapi tidak mempunyai dinding sel. Sedangkan fungi tidak
mempunyai kloroplas tetapi mempunyai dinding sel yang kokoh dimasukkan ke dalam
kelompok tumbuhan. Sebagian besar sel berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang. Lagi pula, alat pembesar bayangan dari objek berukuran kecil pada
saat itu belum ditemukan. Oleh karena itu penemuan sel baru terjadi setelah mikroskop
ditemukan (Sipahutar, Hasanah, Gaol, & Silitonga, 2017).
 Tinjauan Historis

Istilah sel pertama sekali dikemukakan oleh Robert Hooke (1665) ketika
mengamati sayatan gabus dengan mikroskop sederhana (Gambar 1.1). Ia melihat adanya
ruangan-ruangan kecil yang kemudian disebutnya cella yang berarti ruang atau kamar
kecil. Antonie van Leeuwenhoek (1674) menggunakan mikroskop sederhana yang
untuk melihat mikroba (jasad renik) dalam setetes air kolam serta bagian-bagian yang
mungkin terkandung dalam cairan tubuh mahluk hidup, seperti spermatozoa dan sel
darah merah (Gambar 1.2). Spermatozoa yang diamatinya dengan mikroskop sederhana
tersebut dinamakanya animalculus (bibit mahluk hidup) yang sangat kecil. T Schwan
dan M Schleiden (1839) merumuskan teori sel sebagai berikut: Sel adalah unit
kehidupan terkecil, semua tumbuhan dan hewan dibangun atas sel-sel. Robert Brown

A B C
2.
Gambar 1.1. Robert Hooke (A), mikroskop sederhana (B) yang digunakannya untuk mengamati
1. gabus sumbat botol (C). Ruang-ruang kecil yang dilihatnya dengan mikroskop
struktur mikro
sederhana, dinamakanny sel (cella), pada hakekatnya merupakan dinding sel mati dari tumbuhan.
(1831) menemukan adanya inti dalam sel dan menyimpulkan bahwa inti itu merupakan
komponen dasar yang selalu ada dalam sel. HJ Dutrochet (1824) menemukan bahwa
semua tumbuhan dan hewan terdiri dari sel berbentuk gembungan yang sangat kecil. J
Purkinye (1840) dan Hugo von Mohl (1846) memperkenalkan istilah protoplasma,
yakni cairan yang mengisi ruang yang disebut sel oleh von Mohl. Hugo von Mohl dan
Karl Nugeli (1835) mempelajari peristiwa pembelahan sel. Mereka berkesimpulan
bahwa inti dan plasma sel mengalami pembelahan untuk menjadi dua sel anak
(Sipahutar et al., 2017).
R Virchow (1859) berkesimpulan bahwa sel berasal dari sel yang telah lebih dulu
ada (omnis cellula e cellula). Lewat pembelahan sel itulah, katanya, bahan genetis
diwariskan kepada keturunan dari satu generasi ke generasi berikut. E Strasburger dan
W Flemming (1870) memperlihatkan bahwa inti sel memelihara kelangsungan hidup
suatu jenis mahluk dari satu generasi ke generasi berikutnya. Istilah mitosis untuk
pembelahan sel pertama sekali diperkenalkan oleh Flemming. Selanjutnya O Hertwig
(1875) membuktikan bahwa inti spermatozoa bersatu lebih dulu dengan inti ovum
untuk membentuk embrio. Sementara W Schultze (1860) mengatakan bahwa
protoplasma adalah dasar fisik kehidupan (Sipahutar et al., 2017).

A B C
2.
Gambar 1.2. Antonie van Leeuwenhoek (A) mengamati dan menggambar organisme yang ada
2. air kolam, bakteri (B) spermatozoa (C) dan sel darah merah dengan menggunakan
dalam setetes
mikroskop sederhana. Spermatozoa disebutnya animalculus hidup yang sangat kecil.


 

Sel-sel pipi Paramaecium Amoeba Sel bawang


2.
Gambar 1.3. 3. Robert Brown menemukan inti sel (tanda ) ketika mengamati sel hidup yang
berasal dari epitel pipi, Paramaecium, Amoeba dan sel bawang merah.
Dengan kemajuan teknologi dan ditemukannya alat-alat penelitian yang modern
canggih, saat ini diketahui bahwa struktur dan fungsi sel tidaklah sesederhana yang
diduga sebelumnya. Temuan-temuan baru dengan alat modern menghasilkan teori
modern tentang sel yang menyatakan:
a. Semua mahluk hidup terdiri atas sel dan produk dari sel itu sendiri.
b. Sel adalah unit dasar struktur dan fungsi mahluk hidup.
c. Semua sel berasal dari sel sebelumnya yang dihasilkan melalui proses reproduksi sel.

 Perkembangan Biologi Sel di abad ke-20


Abad ke-10 menjadi masa kemajuan besar dalam perkembangan biologi sel,
karena perningkatan analisis intrumen sudah berkembang pesat seperti pada tingkat
electron dan teknik difraksi sinar-X, dan penyelarasan ilmu sel dengan berbagai
penelitian dibidang biologi seperti genetika (sitogenetika), fisiologi (fisiologi sel) dan
biokimia (sitokimia). Selain itu perkembangan intrumen seperti mikromanipulators,
mikromanometrik, kromatografi, elektroforesis, spektrofotometri, dll memberikan
peluan untuk mengamati komponen sel secara mendetail. Berikut merupakan hasil
penemuan biologi sel diabad ke -20.
Tahun Nama Penemu Hasil Temuan
1900 C. Garnier memperkenalkan istilah ergastoplasma
J. Loeb menemukan partenogenesis buatan
1901 E. Strasburger memperkenalkan istilah plasmodesmata
T.H. Montgomery menunjukkan bahwa kromosom homolog mengalami
sinapsis selama pembelahan reduksi
1904 F. Maves menunjukkan adanya mitokondria pada sel tumbuhan
1907 R.G. Harrison mengembangkan teknik kultur jaringan getah bening
sumsum tulang belajkang amfibi yang dibekukan
1933 T.H. Morgan mendapat hadiah nobel untuk penemuan peran
kromosom dalam transmisi hereditas
1938 Behrens menggunakan teknik sentrifugasi untuk memindahkan
nukleus dan sitoplasma
1948 A. Tiselius Studi kimia protein dan pengembangan elektoforesis
C.de Duve mengisolasi lisosom dan identifikasi enzimnya
1956 J.H. Tjio dan A. Levan memberikan hitungan yang benar tentang kromosom
manusia (46 kromosom diploid)
1959 Brenner dan Horne menggunakan teknik pewarna negatif pada visualisasi
virus, bakteri dan protein filamen
1967 R.W. Breidenbach dan menciptakan glysisome
H. Beevers
1971 E.A. Sutherland cara kerja hormon
1978 P.Mitchell Studi bioenergetik
1981 Allen dan Inoe menyempurnakan kontras resolusi video mikroskop
cahaya
1987 S. Tonegawa penemuan antibody (immunobiology)
(Sazali, 2017)

Dan di era ini, biologi sel molekuler sudah dapat digunakan dalam berbagai
bidang ilmu biologi. Bioteknologi yang sedang berkembang adalah bioteknologi
modern dengan menggunakan teknologi rekombinasi DNA dengan teknik tertentu untuk
memotong, menyisipkan, maupun menyusun kembali fragmen-fragmen DNA (Sutrisno,
2016). Dan ilmu Taksonomi yang menggunakan DNA barcoding yang dapat digunakan
oleh berbagai kelompok taksa dengan cepat dan relatif murah untuk mengidentifikasi
spesies yang sulit dilakukan secara morfologi (Faridah & Sari, 2019b). Dan masalah
pada ilmu evolusi juga dapat diatasi dengan biologi molekuler (Darussyamsu & Fadilah,
2017).

Anda mungkin juga menyukai