Istilah sel pertama sekali dikemukakan oleh Robert Hooke (1665) ketika
mengamati sayatan gabus dengan mikroskop sederhana (Gambar 1.1). Ia melihat adanya
ruangan-ruangan kecil yang kemudian disebutnya cella yang berarti ruang atau kamar
kecil. Antonie van Leeuwenhoek (1674) menggunakan mikroskop sederhana yang
untuk melihat mikroba (jasad renik) dalam setetes air kolam serta bagian-bagian yang
mungkin terkandung dalam cairan tubuh mahluk hidup, seperti spermatozoa dan sel
darah merah (Gambar 1.2). Spermatozoa yang diamatinya dengan mikroskop sederhana
tersebut dinamakanya animalculus (bibit mahluk hidup) yang sangat kecil. T Schwan
dan M Schleiden (1839) merumuskan teori sel sebagai berikut: Sel adalah unit
kehidupan terkecil, semua tumbuhan dan hewan dibangun atas sel-sel. Robert Brown
A B C
2.
Gambar 1.1. Robert Hooke (A), mikroskop sederhana (B) yang digunakannya untuk mengamati
1. gabus sumbat botol (C). Ruang-ruang kecil yang dilihatnya dengan mikroskop
struktur mikro
sederhana, dinamakanny sel (cella), pada hakekatnya merupakan dinding sel mati dari tumbuhan.
(1831) menemukan adanya inti dalam sel dan menyimpulkan bahwa inti itu merupakan
komponen dasar yang selalu ada dalam sel. HJ Dutrochet (1824) menemukan bahwa
semua tumbuhan dan hewan terdiri dari sel berbentuk gembungan yang sangat kecil. J
Purkinye (1840) dan Hugo von Mohl (1846) memperkenalkan istilah protoplasma,
yakni cairan yang mengisi ruang yang disebut sel oleh von Mohl. Hugo von Mohl dan
Karl Nugeli (1835) mempelajari peristiwa pembelahan sel. Mereka berkesimpulan
bahwa inti dan plasma sel mengalami pembelahan untuk menjadi dua sel anak
(Sipahutar et al., 2017).
R Virchow (1859) berkesimpulan bahwa sel berasal dari sel yang telah lebih dulu
ada (omnis cellula e cellula). Lewat pembelahan sel itulah, katanya, bahan genetis
diwariskan kepada keturunan dari satu generasi ke generasi berikut. E Strasburger dan
W Flemming (1870) memperlihatkan bahwa inti sel memelihara kelangsungan hidup
suatu jenis mahluk dari satu generasi ke generasi berikutnya. Istilah mitosis untuk
pembelahan sel pertama sekali diperkenalkan oleh Flemming. Selanjutnya O Hertwig
(1875) membuktikan bahwa inti spermatozoa bersatu lebih dulu dengan inti ovum
untuk membentuk embrio. Sementara W Schultze (1860) mengatakan bahwa
protoplasma adalah dasar fisik kehidupan (Sipahutar et al., 2017).
A B C
2.
Gambar 1.2. Antonie van Leeuwenhoek (A) mengamati dan menggambar organisme yang ada
2. air kolam, bakteri (B) spermatozoa (C) dan sel darah merah dengan menggunakan
dalam setetes
mikroskop sederhana. Spermatozoa disebutnya animalculus hidup yang sangat kecil.
Dan di era ini, biologi sel molekuler sudah dapat digunakan dalam berbagai
bidang ilmu biologi. Bioteknologi yang sedang berkembang adalah bioteknologi
modern dengan menggunakan teknologi rekombinasi DNA dengan teknik tertentu untuk
memotong, menyisipkan, maupun menyusun kembali fragmen-fragmen DNA (Sutrisno,
2016). Dan ilmu Taksonomi yang menggunakan DNA barcoding yang dapat digunakan
oleh berbagai kelompok taksa dengan cepat dan relatif murah untuk mengidentifikasi
spesies yang sulit dilakukan secara morfologi (Faridah & Sari, 2019b). Dan masalah
pada ilmu evolusi juga dapat diatasi dengan biologi molekuler (Darussyamsu & Fadilah,
2017).