Barrulwalidin
Alumnus Prodi Manajemen Pendidikan Islam Pascasarjana UIN Sumatera Utara Medan
e-mail: barrulwalidin201705@gmail.com
Abstract: Dayah is the oldest educational institution in Aceh. Along with the
development of the dynamics Dayah day in Aceh also went through changes.
Dayah is generally divided into two, namely the traditional Dayah or salafi and
Dayah modern. Dayah salafi still maintains a long way in its education system.
Dayah still uses the curriculum of classical Arabic books as a reference for
learning, still using wetonan and sorogan methods, balee-shaped learning space
(cottage), and still has not implemented a management system in its
management. But there are also salafi Dayah who have begun to adapt
themselves with the times. One of them is Dayah Ma'hadal 'Ulum Diniyah
Islamiyah (MUDI) Mesjid Raya Samalanga. Dayah MUDI Masjid Raya Samalanga
has started to adjust to the times. This is the name of the type of education held
that includes salafi Dayah education, Arabic and English language education,
Package B Madrasah Tsanawiyah B, Al Quran Education Park, Ta'lim Council,
and even Islamic Islamic Institute of Al-Aziziyah (IAIA) Samalanga. In addition,
in penegelolannya Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga also has implemented a
management system. This study aims to find out the management of education
in Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga, which includes planning, organizing,
implementation and supervision.
Keyword : Education Management, Pondok Pesantren, Dayah.
Abstrak: Dayah merupakan lembaga pendidikan tertua di Aceh. Seiring dengan
berkembangnya zaman dinamika Dayah di Aceh juga ikut mengalami per-
ubahan. Dayah secara umum terbagi dua, yaitu Dayah tradisional atau salafi dan
Dayah modern. Dayah salafi masih mempertahankan cara lama dalam sistem
pendidikannya. Dayah masih menggunakan kurikulum kitab-kitab Arab klasik
sebagai rujukan pembelajaran, masih menggunakan metode wetonan dan
sorogan, ruang belajar berbentuk balee (pondok), dan masih belum menerap-
kan sistem manajemen dalam pengelolaannya. Namun ada juga Dayah salafi
yang sudah mulai menyesuaikan dirinya dengan perkembangan zaman. Salah
satunya adalah Dayah Ma’hadal ‘Ulum Diniyah Islamiyah (MUDI) Mesjid Raya
Samalanga. Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga sudah mulai menyesuaikan
diri dengan perkembangan zaman. Hal ini namapak dari jenis pendidikan yang
diselenggarakan yaitu meliputi pendidikan Dayah salafi, pendidikan bahasa
Arab dan Inggris, Madrasah Tsanawiyah Paket B, Taman Pendidikan Alquran,
majelis Ta’lim, dan bahkan sudah ada perguruan tinggi Islam Institut Agama
Islam Al-Aziziyah (IAIA) Samalanga. Di samping itu dalam penegelolannya
Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga juga telah menerapkan sistem manajemen.
Penelitian ini bertujuan mengetahui manajemen pendidikan di Dayah MUDI
Mesjid Raya Samalanga, yaitu meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelak-
sanaan dan pengawasan.
Kata Kunci : Manajemen Pendidikan, Pondok Pesantren, Dayah.
58
ITTIHAD, Vol. I, No.1, Januari – Juni 2017 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541
dilihat secara historis, pesantren memiliki kan, Dayah dengan pola pendidikan tradi-
pengalaman yang luar biasa dalam mem- sional memiliki kelemahan baik dari segi
bina dan mengembangkan masyarakat. manajemen, life skill, maupun sarana dan
Bahkan, pesantren mampu meningkatkan prasarana. Otonomisasi pendidikan
perannya secara mandiri dengan menggali dengan manhaj (kurikulum) yang mandiri
potensi yang dimiliki masyarakat di se- dan tertutup juga merupakan salah satu
kelilingnya. faktor munculnya stigma tersebut.
Pondok pesantren di Aceh lebih Sebagai pusat transmisi ilmu-ilmu
dikenal dengan sebutan Dayah. Eksistensi Islam tradisional (transmission of Islamic
Dayah khususnya di Aceh menurut per- knowledge) dan pusat reproduksi ulama
kiraan James T. Siegel sebagaimana yang (reproduction of ulama), Dayah salafi
dikutip oleh Hamdiah telah ada semenjak harus mempertahankan tradisi dan tata
kesultanan dan turut mewarnai kehidupan nilai yang masih relevan (al-muhafadhat
masyarakat secara menyeluruh dan me- ‘ala al-qadim al-shalih). Namun, dipihak
mainkan fungsi sosial, khususnya dalam lain, secara selektif harus beradaptasi
disiplin ilmu agama. Masyarakat Aceh ter- dengan pola baru yang dapat menopang
utama anak-anak mudanya kebanyakan kelanggengannya (al-akhdzu bi al-jadid al-
meudagang (merantau) untuk mendapat- ashlah). Ketika proses akomodasi ini ber-
kan bekal pengetahuan.2 jalan, maka sebagai sentrum pembangun
Dalam rentang sejarah, dengan masyarakat, Dayah harus melakukan re-
segala keterbatasannya, Dayah masih fungsionalisasi, terlebih lagi era globalisasi
menjadi salah satu tumpuan harapan telah mempengaruhi perkembangan sosial
dalam mengemban misi teologis dan dan budaya.
pengembangan intelektual. Hingga saat Ada beberapa Dayah mulai merubah
ini, Dayah telah terpola menjadi tiga, yaitu orientasinya, dari penguasan ilmu-ilmu
Dayah salafi, khalafi dan kombinasi. Jika agama menambah dengan penguasaan
dilihat dari sisi kesederhanaan dan keber- ilmu umum. Dayah yang semula hanya
sahajaan, Dayah salafi secara tidak lang- memfokuskan pada pendidikan salaf saja,
sung mengambil peran binary opposition namun sekarang dengan pengembangan
bagi elitisme lembaga pendidikan lainnya. sistem pendidikan yang memasukkan
Menjelaskan tentang pendidikan materi-materi pelajaran umum, santri
salafi yang dimaksud adalah proses dapat bersaing dalam era modern yang
belajar mengajarnya dilakukan melalui mana manusia tidak cukup hanya ber-
struktur, metode dan literatur tradisional, bekal dengan moral yang baik saja, akan
berupa pendidikan di madrasah dengan tetapi perlu dilengkapi dengan keahlian
jenjang yang bertingkat, ataupun pem- atau keterampilan yang relevan dengan
berian pengajaran dengan sistem halaqah kebutuan kerja.
dalam bentuk wetonan atau sorogan. Ciri Perkembangan Dayah seperti di-
utama dari pengajaran tradisional ini sebutkan di atas juga dapat kita lihat
adalah cara pemberian ajarannya yang di- dengan bermunculannya Dayah dengan
tekankan pada penangkapan harfiah atas model pendidikan khalaf (modern). Model
suatu kitab (teks) tertentu. pendidikan modern di Dayah ditandai
Selama ini Dayah salafi cendrung bukan hanya menyelenggarakan pendi-
mendapatkan stigma sebagai lembaga dikan Islam tradisional tetapi juga
pendidikan yang out of date, konservatif, menyelenggarakan pendidikan formal di
eksklusif, dan teralienasi. Hal ini disebab- dalamnya.
Dayah khalaf adalah lembaga pendi-
2 Hamdiah M. Latif, “Tradisi dan Vitalitas dikan Dayah yang memasukan pelajaran
Dayah (Kesempatan dan Tantangan),” dalam umum dalam kurikulum madrasah yang
Didaktika, Vol. VIII, No. 2, September 2007, hal. 1.
60 | Manajemen Pendidikan Pondok Pesantren di Dayah Mudi Mesjid Raya Samalanga
ITTIHAD, Vol. I, No.1, Januari – Juni 2017 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541
dikembangkan, atau Dayah yang me- sebagai konsekuensi dari dinamika per-
nyelenggarakan tipe-tipe sekolah umum ubahan sosial. Sebagai lembaga yang telah
seperti SMP, SMA dan bahkan perguruan lama menjadi tumpuan pendidikan dan
tinggi dalam lingkungannya. pengembangan “masyarakat religius”,
Sejalan dengan penyelenggaraan Dayah salafi tidak boleh mengabaikan tun-
pendidikan formal di dalamnya, beberapa tutan perubahan tersebut. Meskipun filo-
Dayah modern menggalami pengem- sofi dasarnya tetap dipegang teguh, yaitu
bangan pada aspek manajemen, organi- mendidik kemandirian masyarakat ber-
sasi, dan administrasi penggelolan ke- dasarkan keyakinan keagamaan, namun
uangan. Perkembanggan ini dimulai dari dengan adanya perubahan yang berjalan
perubahan gaya kepemimpinan Dayah begitu cepat di era global dewasa ini
dari karismatik ke rasionalistik, dari Dayah perlu melakukan penyesuaian-
otoriter paternalistic ke diplomatik penyesuaian terutama dalam manajemen-
partisipatif. nya.
Beberapa Dayah sudah membentuk Keberhasilan sistem pendidikan
badan pengurus harian sebagai lembaga Dayah sangat dipengaruhi oleh penataan
payung yang khusus mengelola dan sistem manajerialnya. Dalam hal ini yang
menanggani kegiatan-kegiatan Dayah. dimaksud ialah perlunya Dayah salafi
Misalnya pendidikan formal, diniyah, mengakomodasi prinsip-prinsip mana-
penggajian majelis ta’lim, sampai pada jemen modern. Dalam kebanyakan kasus,
masalah penginapan (asrama santri), ke- Dayah salafi menerapkan sistem mana-
rumah tanggaan, kehumasan. Dayah pada jemen yang umumnya masih konven-
tipe ini pembagian kerja antar unit sudah sional. Sebagai contoh, dalam sistem
berjalan denggan baik, meskipun tetap manajemen Dayah salafi tidak ada pe-
saja Tengku (pimpinan) memiliki penga- misahan yang jelas antara yayasan, pim-
ruh yang kuat. pinan madrasah, guru atau ustadz dan staf
Perkembangan aspek manajemen administrasi, tidak adanya transparansi
pada Dayah modern tidak lepas dari pengelolaaan sumber-sumber keuangan,
pengaruh perubahan sosial yang bergerak belum terdistribusinya peran pengelolaan
begitu cepat sebagai dampak perkem- pendidikan, dan banyaknya penyeleng-
bangan ilmu pengetahuan dan teknologi. garaan administrasi yang tidak sesuai
Berbeda halnya dengan Dayah salafi dengan standar, serta unit-unit kerja yang
(tradisional). Terdapat kecenderungan tidak berjalan menurut aturan baku
bahwa Dayah tradisonal kurang mampu organisasi.
terpacu dengan laju perubahan sosial yang Dengan demikian, dari beberapa
terjadi. Sebagai konsekuensinya peran dan kelemahan di atas, Dayah harus meman-
fungsi Dayah cenderung termarjinalkan dang bahwa untuk tetap dapat berdiri
dalam dinamika perubahan sosial. Kondisi eksis di tengah perkembangan zaman dan
ini tentu saja perlu direspon dan dijawab tuntutan masyarakat perlu untuk me-
secara cerdas dan bertanggung jawab, jika nerapkan manajemen dengan kepemim-
Dayah salafi tidak ingin kehilangan pinan yang lebih direncanakan dan diper-
relevansi dalam peran dan fungsinya siapkan sebelumnya. Dayah salafi yang
dalam dinamika sosial. telah mulai menerepakan manajemen
Berkaitan dengan kondisi yang modern salah satunya adalah Dayah
dikemukakan di atas, karenanya Dayah Ma’hadal Ulum Diniyah Islamiyah (MUDI)
salafi perlu mengadakan perubahan se- Mesjid Raya Samalanga Kabupaten
cara terus-menerus seiring dengan ber- Bireuen.
kembangnya tuntutan-tuntutan yang ada Bireuen sebelah Barat (Samalanga)
dalam masyarakat yang dilayaninya, lebih dikenal dengan sebutan kota santri.
Barrulwalidin |61
ITTIHAD, Vol. I, No.1, Januari – Juni 2017 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541
Hal ini di sebabkan beberapa hal yaitu, dan sejak itu prinsip ini terkenal luas dan
pertama banyak ulama dari Bireuen yang digunakan sebagai suatu sistem mana-
tidak ikut bergerilya saat perang Aceh jemen dalam industri dan perdagangan,
dengan Belanda karena ingin merper- sebagaimana yang dikemukakan oleh
tahankan aqidah umat. Kedua, hampir Ducker bahwa manajemen merupakan
70% Dayah yang ada di Aceh dipimpin suatu ramalan bahwa dengan mengguna-
oleh alumni dari Bireuen. Ketiga, ulama kannya seseorang manager pada waktu
kharismatik Aceh banyak yang berasal yang akan datang akan dapat memper-
dari Bireuen. Keempat, Dayah-dayah salafi tanggungjawabkan baik hasil maupun
besar di Aceh berada di Bireuen. Kelima, kualitas hubungan kemanusiaan yang ber-
Kondisi pendidikan Dayah di Kabupaten laku di dalam organisasinya.4
Bireuen sekarang sangat mengembirakan, Secara etimologi, manajemen berasal
baik secara kelembagaan maupun keber- dari bahasa Latin yaitu dari kata manus
adaan santri-santrinya. Bireuen sekarang yang berarti tangan dan agree yang berarti
memiliki 73 unit Dayah setingkat MTs/MA melakukan. Kata-kata itu digabungkan
dan 2 unit Dayah setingkat perguruan menjadi kata kerja managere yang artinya
tinggi serta 173 unit balai pengajian se- menangani. Managere diterjemahkan
tingkat SD/MI. Sedangkan jumlah santri dalam Bahasa Inggris dalam bentuk kata
yang meudagang (menetap) di Dayah saat kerja to manage, dengan kata benda
ini sebanyak 14.338 Orang. 53% diantara- management, dan manager untuk orang
nya berasal dari luar kabupaten Bireuen yang melakukan kegiatan manajemen.
yang mengaji di Dayah Bireuen.3 Akhirnya, management diterjemahkan
Dayah salafi terbesar di Bireuen bah- dalam Bahasa Indonesia menjadi mana-
kan di Aceh saat ini adalah Dayah MUDI jemen atau pengelolaan.5
Mesjid Raya Samalanga. MUDI Mesra Kegitan manajemen selalu melibat-
berlokasi di Desa Mideun Jok Kemukiman kan alokasi dan pengendalian sumber
Mesjid Raya, Kecamatan Samalanga, Kabu- daya manusia dan pisik untuk mencapai
paten Bireuen Provinsi Aceh. Dayah MUDI tujuan. Pendekatan manajemen bertujuan
Mesra merupakan salah satu Dayah tertua untuk menganalisis proses, membangun
di Aceh. Peletakan batu pertamanya di- kerangka konseptual kerja, mengidentifi-
lakukan oleh Sultan Iskandar Muda. Dayah kasi prinsip-prinsip yang mendasarinya
ini mulai ber-kembang di masa kepemim- dan membangun teori manajemen dengan
pinan Tgk. H. Abdul Aziz bin Saleh atau menggunakan pendekatan tersebut.
lebih akrab disapa Abon. Hal ini ditandai
dengan semakin bertambahmya santri FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN
yang belajar ke sana kala itu dan banyak di Manajemen pada dasarnya mem-
antara meraka yang berhasil, bahkan tidak punyai empat kerangka: perencanaan,
sedikit yang menjadi ulama kharismatik pengorganisasian, pelaksanaan dan peng-
Aceh. Sehingga nama beliau diabadikan awasan. Kegiatan tersebut dinamakan
menjadi nama yayasan, yaitu Al-Aziziyah. sebagai proses manajemen. Kata proses
ditambahkan untuk mengartikan kegiatan
PENGERTIAN MANAJEMEN yang dilakukan dengan cara sistematis
Istilah pengelolaan atau manajemen
berdasarkan tujuan untuk pertama kali
digunakan Peter Ducker pada tahun 1954
4 K. Devies, Pengelolaan Belajar, (Jakarta:
3Saifullah, “Bireuen Sebagai Kota Santri di Gramedia Widia Sarana, 1996), hal. 328.
Nusantara Merupakan Amanah Sejarah”, Media 5 Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik
Gerakan Pertumbuhan Sejagat, http://www. dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),
abiyadoktor.com, diakses 3 April 2017. hal. 3.
62 | Manajemen Pendidikan Pondok Pesantren di Dayah Mudi Mesjid Raya Samalanga
ITTIHAD, Vol. I, No.1, Januari – Juni 2017 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541
Barrulwalidin |63
ITTIHAD, Vol. I, No.1, Januari – Juni 2017 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541
erat dengan perencanaan dan merupakan rangka mencapai hasil pendidikan yang
suatu proses yang dinamis, sedangkan optimal.14
organisasi merupakan wadah atau alat Pengkoordinasian mengandung
yang statis. Pengorganisasian merupakan makna menjaga agar tugas-tugas yang
penentuan pekerjaan-pekerjaan yang telah dibagi itu tidak dikerjakan menurut
harus dilakukan. kehendak yang mengerjakan saja, tetapi
Pengorganisasian diartikan sebagai menurut aturan sehingga menyumbang
kegiatan membagi tugas-tugas kepada terhadap pencapaian tujuan. Pengkoor-
orang yang terlibat dalam kerja sama dinasian merupakan rangkaian aktivitas
pendidikan. Karena tugas-tugas ini demi- menghubungkan, menyatu padukan dan
kian banyak dan tidak dapat diselesaikan menyelaraskan orang-orang dan peker-
oleh satu orang saja, maka tugas-tugas ini jaannya sehingga semuanya berlangsung
dibagi untuk dikerjakan masing-masing secara tertib dan seirama menuju ke arah
anggota organisasi. Malayu S.P. Hasibuan tercapainya tujuan tanpa terjadi kekacau-
mendefenisikan pengorganisasian sebagai an, percekcokan, kekembaran kerja atau
suatu proses penentuan, pengelompokan kekosongan kerja.
dan pengaturan berbagai macam aktifitas Dari pengertian ini dapat ditegaskan
yang diperlukan untuk mencapai tujuan, bahwa pengkoordinasian dalam satuan
menempatkan orang-orang pada setiap pendidikan adalah mempersatukan rang-
aktifitas, menyediakan alat-alat yang di- kaian aktivitas penyelenggaraan pendi-
perlukan, menetapkan wewenang yang dikan dan pembelajaran orang-orang dan
secara relative didelegasikan kepada pekerjaannya sehingga semuanya ber-
setiap individu yang akan melakukan langsung secara tertib ke arah tercapainya
aktivitas tersebut.12 maksud yang telah ditetapkan.
Istilah organisasi mempunyai dua Koordinasi harus dapat meningkat-
pengertian umum. Pertama, organisasi kan kerjasama antar pejabat dan anggota
diartikan sebagai suatu lembaga atau organisasi semaksimal mungkin pada
kelompok fungsional, misalnya, sebuah tataran kantor di departemen pendidikan,
sekolah, pesantren, sebuah perkumpulan pada tataran pemerintah provinsi dan
badan-badan pemerintah. Kedua merujuk kabupaten/kota, kemudian koordinasi
pada proses pengorganisasian yaitu bagai- pada tingkat satuan pendidikan.
mana pekerjaan diatur dan dialokasikan di
antara para anggota, sehingga tujuan Pengendalian/Pengawasan (Controlling)
organisasi itu dapat tercapai secara Pengendalian atau controlling adalah
efektif.13 bagian terakhir dari fungsi manajemen.
Fungsi manajemen yang dikendalikan
Penggiatan (Actuating) adalah perencanaan, pengorganisasian,
Penggiatan pendidikan adalah pelak- pengarahan dan pengendalian itu sendiri.
sanaan pendidikan yang telah direncana- Kasus-kasus yang banyak terjadi dalam
kan dan diwakili oleh organisasi organisasi adalah akibat masih lemahnya
penyelenggara pendidikan dengan me- pengendalian sehingga terjadilah berbagai
merhatikan rambu-rambu yang telah penyimpangan antara yang direncanakan
ditetapkan dalam perencanaan dalam dengan yang dilaksanakan.
Pengendalian pendidikan dimaksud-
kan untuk menjaga agar penyelenggaraan
pendidikan dilaksanakan sesuai dengan
(Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 111. Education Management; Analisis Teori dan Praktek,
13 Nanang Fattah, Landasan…, hal. 71. (Bandung: Rajawali Pers, 2010), hal. 104.
64 | Manajemen Pendidikan Pondok Pesantren di Dayah Mudi Mesjid Raya Samalanga
ITTIHAD, Vol. I, No.1, Januari – Juni 2017 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541
yang direncanakan dan semua komponen yang berarti hotel, asrama, rumah, dan
pendidikan digerakkan secara sinergis tempat tinggal sederhana.17
dalam proses yang mengarah kepada Pesantren merupakan suatu lembaga
pencapaian tujuan pendidikan yang di- pendidikan Islam yang melembaga di
jabarkan dalam sasaran-sasaran meng- Indonesia, dimana kyai dan santri hidup
hasilkan output secara optimal seperti bersama dalam suatu asrama yang me-
yang telah ditetapkan dalam perencanaan miliki bilik-bilik kamar sebagai ciri-ciri
pendidikan.15 esensialnya dengan berdasarkan nilai-nilai
Pengendalian ialah proses peman- agama Islam.
tauan, penilaian dan pelaporan rencana Pondok pesantren adalah lembaga
atas pencapaian tujuan yang telah ditetap- pendidikan tertua di tanah air. Ia diper-
kan untuk tidakan korektif guna penyem- kirakan sudah ada sejak negeri ini belum
purnaan lebih lanjut. Beda pengendalian merdeka. Secara etimologis, kata pondok
dengan pengawasan adalah pada we- berarti tempat yang dipakai untuk makan
wenang dari pengembang kedua istilah dan istirahat. Istilah pondok dalam kon-
tersebut. Pengendalian memiliki wewe- teks dunia pesantren berasal dari penger-
nang turun tangan yang tidak dimiliki tian asrama-asrama bagi para santri.
pengawas. Pengawas hanya sebatas mem- Sedangkan pesantren berasal dari kata
beri saran, sedangkan tindak lanjutnya santri, yang dengan awalan pe di depan
dilakukan oleh pengendali. Jadi, pengen- dan akhiran an berarti tempat tinggal para
dalian lebih luas daripada pengawasan. santri. Dengan demikian, pondok pesan-
Dalam penerapannya di pemerintahan, tren adalah asrama tempat tinggal santri.
kedua istilah itu sering tumpang-tindih Agaknya, pemakaian kata pesantren
(overlapping). Pengawasan sebagai tugas untuk menamai lembaga tradisional
disebut supervisi pendidikan yang dilaku- pengajaran agama Islam ini terkait erat
kan oleh pengawas sekolah ke sekolah- dengan proses diduga kuat dikembangkan
sekolah yang menjadi tugasnya. Kepala berasal dari Pattani. Namun, dalam
sekolah juga berperan sebagai supervisor pandangan Nurcholish Madjid, pesantren
di sekolah yang dipimpinnya. Di ling- tidak hanya dianggap sebagai identik
kungan pemerintahan, lebih banyak dengan makna keislaman, akan tetapi juga
dipakai istilah pengawasan dan pengen- dianggap memiliki makna keaslian
dalian (wasdal).16 Indonesia.
Sekarang di seluruh nusantara ter-
PENGERTIAN PONDOK PESANTREN dapat ribuan lembaga pendidikan Islam
Terminologi pesantren mengindi- yang dikenal sebagai Dayah dan Rangkang
kasikan bahwa secara kultural pesantren di Aceh, Surau di Sumatera Barat, dan
lahir dari budaya Indonesia, dengan me- Pondok Pesantren di Jawa. Pondok pesan-
lihat bahwa pesantren yang berasal dari tren di Jawa itu membentuk berbagai
bahasa Jawa, dari kata “Cantrik” yang macam dan jenis. Perbedaan jenis-jenis
berarti seorang yang selalu mengikuti pondok pesantren di Jawa dapat dilihat
seorang guru kemana guru ini pergi dari segi ilmu yang diajarkan, jumlah
menetap. Kemudian terminologi pesan- santri, pola kepemimpinan atau per-
tren lebih popular dengan sebutan pondok kembangan ilmu teknologi. Namun demi-
pesantren. Lain halnya dengan pesantren, kian, ada unsur-unsur pondok pesantren
pondok berasal dari bahasa Arab “funduk” yang harus dimiliki setiap pondok pesan-
tren, yaitu kyai, masjid, santri, pondok, kan kepada mereka bahwa belajar adalah
dan kitab Islam klasik (atau kitab kuning), semata-mata kewajiban dan pengabdian
adalah elemen unik yang mem-bedakan kepada Tuhan.20
sistem pendidikan pesantren dengan lem-
baga pendidikan lainnya. PENGERTIAN DAYAH
Kata Dayah berasal dari bahasa Arab
TUJUAN PENDIDIKAN PONDOK yaitu Zawiyah. Zawiyah berasal dari
PESANTREN Bahasa Arab Inzawa-Yanzawi yang berarti
Mastuhu mendefinisikan bahwa pohon atau sudut. Pendapat yang lain,
tujuan pendidikan pesantren adalah men- kata Zawiyah berarti sudut mesjid yang
ciptakan dan mengembangkan kepribadi- digunakan untuk ber‘iktikaf dan ber-
an muslim yaitu kepribadian yang ber- ibadah. Artinya mengambil tempat ter-
iman dan bertaqwa kepada Allah, ber- tentu atau sudut tertentu dari sudut-sudut
akhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat mesjid untuk menjalankan i‘tikaf dan
atau berkhidmat kepada masyarakat mensya‘arkan urusan agama.21
dengan menjadi kawula atau abdi masya- Menurut Peraturan Pemerintah
rakat seperti Rasul, yaitu menjadi pelayan Republik Indonesia Nomor 55 Tahun
masyarakat sebagaimana kepribadian 2007, Pasal 1 ayat (4), disebutkan bahwa
Nabi Muhammad SAW, mampu berdiri Pesantren atau Pondok Pesantren adalah
sendiri, bebas dan teguh dalam kepribadi- lembaga pendidikan keagamaan Islam
an, menyebarkan agama atau menegakkan berbasis masyarakat yang menyelenggara-
agama Islam dan kejayaan Islam di kan pendidikan diniyah atau secara ter-
tengah-tengah masyarakat (‘izzul Islam padu dengan jenis pendidikan lainnya.
wal muslimin), dan mencintai ilmu dalam Sedangkan Qanun Aceh Nomor 5 Tahun
rangka mengembangkan kepribadian 2008 Pasal 1 ayat (29) menyebutkan
Indonesia. Idealnya pengembangan kepri- bahwa Dayah yang disebut juga pesantren
badian muhsin, bukan sekedar muslim.18 adalah lembaga pendidikan yang para
Pendapat lain dari Muhaimin meng- tullab atau santri bertempat tinggal.
ungkapkan tujuan terbentuknya pesan- Dayah memfokuskan pada pendi-
tren adalah secara umum, membimbing dikan Islam dan dipimpin oleh teungku
anak didik untuk menjadi manusia yang Dayah. Dalam Qanun Aceh membedakan
berkepribadian Islam yang dengan ilmu Dayah kepada dua macam, yaitu “Dayah
agamanya ia sanggup menjadi mubaligh Salafiah dan Dayah Terpadu/Modern”.
Islam dalam masyarakat sekitar melalui Pasal 1 ayat (30) disebutkan bahwa Dayah
ilmu dan amalnya. Secara khusus, mem- Salafiah adalah lembaga pendidikan yang
persiapkan para santri untuk menjadi memfokuskan diri pada penyelenggaraan
orang alim dalam ilmu agama yang diajar- pendidikan agama Islam dalam Bahasa
kan oleh kyai serta mengamalkannya Arab klasik dan berbagai ilmu yang men-
dalam masyarakat.19 dukungnya. Selanjutnya pada ayat (31)
Terakhir pendapat dari Zamakhsyari disebutkan bahwa Dayah terpadu/
Dhofier yang mengatakan bahwa tujuan modern adalah lembaga pendidikan Dayah
pendidikan pesantren bukanlah untuk yang dipadukan dengan sekolah atau
mengejar kepentingan kekuasaan, uang madrasah. Dengan demikian, yang
dan keagungan duniawi, tetapi ditanam-
20 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren…,
18Mastuhu, Dinamika…, hal. 55. hal. 21.
19 Muhaimin, dkk., Paradigma Pendidikan 21 Ali Al-Jumbulati Abd. Futuh Al-Tuwanisi,
Islam: Upaya Mengefektikan Pendiddikan Agama Dirasah Muqaranah fi al-Tarbiyah al-Islamiah, terj.
Islam di Sekolah, Cet. II, (Bandung: Remaja M Arifin, Perbandingan Pendidikan Islam, (Jakarta:
Rosdakarya, 2002), hal. 299. Rineka Cipta, 1994 ), hal. 33.
66 | Manajemen Pendidikan Pondok Pesantren di Dayah Mudi Mesjid Raya Samalanga
ITTIHAD, Vol. I, No.1, Januari – Juni 2017 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541
Barrulwalidin |69
ITTIHAD, Vol. I, No.1, Januari – Juni 2017 • p-ISSN: 2549-9238• e-ISSN: 2580-5541
DAFTAR BACAAN