Anda di halaman 1dari 15

KATAPENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadiratAllah SWTyang telah memberikan kamirahmat


sertahidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikam makalah yang
berjudul “
Manusia,Keragaman dan Kesetaraan“ ini dengan sesuai rencana. Makalah ini bertujuan
untukmelatih ketajaman berfikir dan kekompakan dalam kelompok untuk menyatukan
beberapapemikiran yang berbeda menjadi makalah yang baik
KamimengucapkanterimakasihkepadabapakH.M.AfifHasbullah,S.H,S.Ag,M.Hum,selaku
rector universitas islam darul ulum lamongan dan ibu Hidayatus Shobihah, M.Pd.I
selaku pembimbing yang telah banyak memberikan kami pengarahan kepada kami,
sehinggakamidapat menyelesaikan makalah inidengan baik dan benar.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
daripembaca sangatlah diharapkan, atas kritik dan sarannya kami mengucapkan terima
kasih.

Bondowoso,27 maret,2022
DAFTARISI

Halaman Judul……………………………………............................
Kata Pengantar…………………………………………....................
DaftarIsi………………………………………….............................
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang…………………………………………........
B. Rumusan Masalah…………………………………...............
C. TujuanMasalah......................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Syekh MuhammadAbduh
1. Riwayat Hidup Singkat MuhammadAbduh ....................
2. Pemikiran-pemikiran Kalam MuhammadAbduh .............
B. SayyidAhmad Khan
1. Riwayat Hidup Singkat SayyidAhmad Khan ....................
2. Pemikiran-pemikiran Kalam SayyidAhmad Khan ............
BAB IIIPENUTUP
A. Kesimpulan……………………………… ..............................
DAFTARPUSTAKA
BAB
IPENDAHULUA
N

A. LatarBlakang
Mempelajari mata kuliah ilmu kalam merupakan salah satu dari komponen utama
rukuniman. Ketiga komponen itu, yaitu nutqun bi al-lisani (mengucapkan dengan
lisan),‘amalunbi al-arkani (melaksanakan sesuai dengan rukun-rukun), dan tashdiqun bi al-
qalbi(membenarkan dalam hati). Agar keyakinan itu dapat tumbuh dengan kukuhnya, para
ulamadahulu dan telah melakukan kajian secara mendalam.
Untuk menjadikan ucapan lisan secara meyakinkan dan kukuh diperlukan ilmunya, yaitu
ilmutauhid, ilmu yang membahas tentang ketuhanan. Pada gilirannya dengan perkembangan
situasi dan kondisi sosial yang berlaku saatnya, ilmu tauhid telah berkembang menjadi
ilmukalam. Sementara itu ilmu yang dapat memperkukuh amalan-amalan iman dinamakan
ilmufiqh. Ilmu fiqh menjelaskan berbagai hal yang berkaitan dengan amalan-amalan
seorangberiman agar keimanannya kuat.
Di antara amalan itu, yaitu amalan-amalan ibadah mahdhah, seperti shalat,puasa,zakat,
danberhaji ke baitullah. Adapun ilmu yang membahas agar hati seorang mu’min
dapatmemperileh iman yang kuat, para ulama masa lalu mengajarkan ilmu tasawuf. Dengan
ilmuini, diharapkan iman seorang mukmin mampu meresap ke dalam hati seseorang
mukminyang terdalam.
Ketiga komponenilmu itu, dalam kajian ilmu-ilmu keislaman secara ilmiah, menjadi
kajianutamanya.Hanya,sterssingyaterkadangberbeda-
bedaantarasatuwilayahataunegaradengan wilayah lain atau negara lain. Terkadang di satu
wilayah atau negara, ilmu fiqh danilmu kalam di perkuat seperti itu tasawufnya kurang
berkembang. Di wilayah atau negara lainilmu fiqh dengan ilmu tasawuf yang lebih di
kembangkan, dengan kurang memperhatikanpengembangan ilmu kalam,atau berbagai model
lagi.
B. Rumusa Masalah
1. Mengkaji pemikiran kalam MuhammadAbduh.
2. Mengkaji pemikiran kalamAhmad Khan.
C. TujuanMasalah
1. Mengenal dan memahami pemikiran kalam MuhammadAbduh.
2. Mengenal dan memahami pemikiran kalamAhmad Khan
BAB
IIPEMBAHASA
N

A. Syekh MuhammadAbduh

1. Riwayat Hidup Singkat MuhammadAbduh


SyekhMuhammadAbduhnamalengkapnyaMuhammadbin‘AbduhbinHasanKhairullahdilahirk
andidesaMahallatNashrdi KabupatenAl-Buhairah,Mesir,padatahun1849 M.Beliauberasal dari
keturunan bangsawan. Namun demikian, ayahnya dikenal sebagai orangterhormat yang suka
meberi pertolongan.[1] Kekerasan yang ditetapkan penguasa-penguasaMuhammad ‘Ali alam
memungut pajak menyebabkan penduduk pindah-pindah tempat
untukmenghindarinya.Abduh mulai dilahirkan dalam kindisi yang penuh kecemasan ini.[2]
Mula-mula Abduh dikirim ayahnya ke Masjid Al-Ahmadi Tatan tempat ini menjadi
pusatkebudayaan selain Al-Azhar. Akan tetapi, sistem pembelajaran di sana
sangatmenjengkelkannya sehingga setelah dua tahun di sana, ia memutuskan untuk
kembali kedesanyadanbertani,sepertisaudara-
saudaraataukerabatnya.Waktukembalikedesa,iadinikahkan saat ia berumur 16 tahun.
Semula ia berkekas untuk tidak melanjutkan studinya,tetapi akhirnya kembali belajar atas
dorongan pamannya, Syekh Darwish, yang banyakmempengaruhi kehidupan Abduh
sebelum bertemu dengan Jamaluddin Al-Afghani. Atasjasanya, Abduh berkata, “ia telah
membebaskanku dari penjara kebodohan (the prison ofignorance) dan membimbingku
menuju ilmu pengetahuan.”[3]
Setelahmerampungkanstudinyadibawahbimbinganpamannya,AbduhmelanjutkanstudiAl-
Azhar pada bulan februari 1866.[4]
Padatahun 1871, JamaluddinAl-Afghani(1839-
1897)tibadiMesir.Saatitu,AbduhmenjadimahasiswaAl-Azhar. Kehadirannyadi
sambutAbduhdengan menghadiri
pertemuan-pertemuan ilmiyahnya. Untuk yang selanjutnya, ia menjadi murid
kesayanganAl-Afghani.
Lalu,AfghaniyangmendorongAbduh aktif menulis dalam bidang sosial dan
politik.Artikel-artikel pembaruannya banyak dimuat di surat kabarAl-Ahram di
Kairo.[5]
Setelah menyelesaikan studinya diAl-Azhar pada pada tahun 1877 dengan gelar “alim”,
Abduh mulai mengajar di Al-Azhar, kemudian da Dar Ulum dan di rumanhya. Tak
lamakemudian Al-Afghani diusir dari Mesir pada tahun 1879 karena dituduh mengadakan
gerakanpenenyangan terhadap Khadewi Taufiq, Abduh juga di pandang ikut campur di
dalamnya, dibuang di Kairo. Pada tahun 1880 ia di peroleh kembali ke ibu kota kemudian di
angkat
menjadiredaktur surat kabarresmipemerintahanMesir,Al-Waqa’iAl-Mishriyah.Pada
waktu bersamaan,kesadarannasionalMesirmulaitampak.DibawahpimpinanAbduh,suratkabar
resmi itu membuat artikel-artikel tentang ugernes nasionl Mesir di samping
berita-berita resmi.[6]
Setelah revolusi Urabi 1882 (yang berakhir dengan kegagalan), Abduh ketika itu
masihmemimpin surat kaar Al-Waqa’i dituduh terlibat dalam revolusi besar tersebut,
sehinggapemerintah Mesir memutuskan untuk mengasingkannya selama tiga tahun dengan
memberihak kepadanya untuk memilih tempat pengasingannya, Ia pun memilih Suriah. Dia
menetapselama satu tahun. Kemudian ia menyusul gurunya, Al-Afghani yang ketika itu
berada diParis.

DisanamerekamenerbitkansuratkabarAl-‘UrwahAl-Wutsqapadatahun1884.
Karya-karyanya yang di buat di surat kabar banyak menghendaki kebebasan berfikir
danmodern .
Pendapatnya mulai mengarah juga kepada para fukaha yang masih memperselihkan
masalahfuruiyyah. [7] Yang bertujuan mendirikan Pan Islam serta menentang penjajah
Barat,khususnya Inggris.
Pada Tahun 1885, Abduh diutus oleh surat kabar terseut ke inggris untuk
menemuitokoh-tokoh negara itu yang bersimpati kepada rakyat Mesir.[8] Tahun 1899,
Abduh
diangkatmenjadimultiMesir.Kedudukantinggiiudipegangnyaiameniggalduniatahun1905
.

2. Pemikiran-pemikiran Kalam Syekh MuhammadAbduh


a. Kedudukan akal dan fungsi wahyu
AdaduapersoalanpokokyangmenjadifokuspemikiranAbduh,sebagaimanayangdiakui
nya, yaitu:[9]
1) Membebaskan akal pikiran dari belenggu-belenggu taqlid yang
menghambatperkembangan pengetahuan agama sebagaimanahak salaf al-ummah (ulama
sebelun abadke-3 Hijrah), sebelum timbulnya perpecahan , yaitu memahami langsung
dari sumberpokoknyaAl-Qur’an.
2) Memperbaiki gaya bahasa Arab, baik digunakan dalan percakapan resmi
dikantor-kantorpemerintah maupun dalam tulisan-tulisan mediamassa.
Dua persoalan pokok yang menjadi fokus pemikiran Abduh tampanya ia muncul ketika
iameratapi perkembangan umat islam pada masanya. Sebagaimana yang di
jelaskanSayyidQuthb(l. 1906), kondisi umat islamsaat itu di gambarkan sebagai “suatu
masyarakat yangbeku,kaku, menutup rapat-rapat pintu ijtihad,mengabaikan peranan akal
dalam memahamisyariatAllahataumen-istinbat-kanparahukum-
hukumkarenamerekatelahmerasacukupdengan hasil karyapara pendahulunya yang hidup
dalam masa kebekalan akal serta yangberdasarkan khurafat-khutafat.[10]

Atas dasar kedua pikirannya itu, Muhammad Abduh memberikan peranan yang sangat
besarpada akal. Begitu besarnya peranan yang diberikan olehnya, sehingga Harun
Nasutionmenyimpulkan bahwa Muhammad Abduh memberi kekuatan yang lebih tinggi pada
akal daripadaMu’tazilah.[11] MenurutAbduh ,akal dapat hal-halberikut iniantara lain:
1) Tuhandansifat-sifatnya.
2) Keberadaan hidup di akhirat.
3) Kebahagiaan jiwa di akhirat bergantung pada mengenal Tuhan dan berbuat
baik,sedangkankesengsaraannyabergantungpadatidakmengenalTuhandanberbuatjahat.
4) Kewajiban manusia mengenal tuhan.
5) Kewajiban manusia berbuat baik dan menjauhi perbuatan jahat untuk kebahagiannya
diakhirat.
6) Hukum-hukum mengenai kewajiban itu.[12]
Abduh berpendapat bahwa antara akal dan wahyu tidak ada pertentangan, keduanya
dapatdisesuaikan. Kalau antara wahyu dan akal bertentang maka ada dua kemungkinan.
[13]
7) Wahyusudahdiubahsehinggasudahtidaksesuaidenganakal.
8) Kesalahan dalam menggunakan penalaran.
Pemikiran semacam ini sangat dibutuhkan untuk menjelaskan bahwa islam adalah
agamayang umatnya bebas berfikir secara rasional sehingga mendapatkan ilmu
pengetahuan danteori-teori ilmiah untuk kepentingan hidupnya, sebagaimana yang telah
dimiliki oleh bangsabarat saat itu, dimana dengan ilmu pengetahuan mereka menjadi
kreatif, dinamis dalamhidupnya.
Dengan memperhatikan pandangan Muhammad Abduh tentang peranan akal, dapat
diketahuipula bagaimana fungsiwahyu baginya. Wahyu adalah penolong (al-mu’in). Kata ini
iapergunakanuntukmenjelaskanfungsiwahyubagiakalmanusia.Wahyumenolongakaluntukmen
getahui sifat dan keadaan kehidupan alam akhirat dan mengetahui cara beribadah
kepadatuhan.[14]
Dengandemikian,wahyubagiAbduhberfungsisebagaikonfirmasi,yaituuntukmenguatkandan
menyempurnakan pengetahuan akkal dan informasi. Abduh memandang
bahwamenggunakan akal merupakan salah satu dasar islam. Imam seseorang tidak
sempurna
apabila tidak didasarkan persadaraan antara akal dan agama. Islam menurut agama
pertamakali mengikat mengikat persaudaraan akal dan agama.
Menurutkepercayaannya,padaeksistensiTuhanyangdidasarkanakal.WahyuyangdibawaNabi
tidak mungkin bertentangan degan akal. Apabila ternyata antara keduanya
terdapatpertentangan, menurutnya terdapat penyimpangan dalam tataran interpretasi
sehingga diperlukan interpretasi lain yang mendorong pada penyesuaian.[15]

b. Kebebasan manusia dan fanalisme


BagiAbduh,disampingmempunyaidayapikir,manusiajugamempunyaikebebasanmemilih yang
merupakan sifat dasar alami yang harus ada dalam diri manusia. Jika sifat ini dihilangkan dari
dirinya sendiri, ia bukan manusia lagi, melainkan makhluk lain. Manusiadengan akalnya
mempertimbangkan akibat perbuatannya yang di lakukuan, kemudianmengambil keputusan
dengan kemauannya dan mewujudkan perbuatannya dengan daya yangada di dalam dirinya.
[16]
Karena manusia menurut hukum alam dan sunnatullah mempunyai kebebasan
dalamkemauan dan daya untuk mewujudkan kamauan. Menurutnya, manusia adalah
manusiakarena ia mempunyai kemampuan berpikir dan kebebasan dalam
memilih.manusia tidakmemiliki kebebasan absolut. Ia menyebut orang yang
mengatakan manusia mempunyaikebebasan mutlak sebagai orang yang angkuh.[17]
c. Sifat-sifatTuhan
Dalamrisalah,iamenyebutsifat-sifatTuhan.Mengenaimasalahapakahsifatitutermasukesensi
Tuhan yang lain, menjelaskan bahwa hal itu terletak di luar kemampuan manusiauntuk
mengetahuinya.[18]
d. KehendakmutlakTuhan
Karenayakin
akankebebsandnkemampuanmanusia,AbduhmelihatbahwaTuhantidakbersifat mutlak.

Tuhantelahmembatasikehendakmutlaknyadenganmemberikebebasandankesanggupankepada
manusia yang secara bebas dapatdipergunakannya dalam mewujudkan
perbuatan-perbuatannya. Ia tidak mungkin menyimpang dari sunnatullah yang
telahditetapkannya. Di dalam kandungannya arti bahwa Tuhan dengan kemauannya
telahmembatasikehendaknyadengansunnatullahyandiciptakannyauntukmengaturalam.[19]
e. KeadilanTuhan
Karena memberikan daya besar pada akal dan kebebasan manusia, Abduh
mempunyaikecenderungan untuk memahami dan meninjau alam bukan hanya dari segi
kehendak mutlakTuhan, melainkan juga dari segi pandangan dan kepentingan manusia. Ia
berpendapat bahwaalam ini diciptakan untuk kepentingan manusia dan tidak satu pun
ciptaan Tuhan tang tidakmembawa manfaat bagi manusia.
Mengenai keadialan Tuhan, ia memandang tidak hanya dari segi kesempurnaannya,
tetapijuga dari pemikiran rasional manusia. Sifat ketidakadilan tidak sejalan dengan
kesempurnaanaturan alam semesta.[20]
f. Antropomorfisme
Karena itu Tuhan termasuk dalam alam rohani, rasio tidak dapat menerima paham
bahwaTuhan mempunyai sifat-sifatjasmani. Abduh memberi kekuatan besar pada akal,
berpendapatbahwa tidak mungkin esensi dan sifat-sifat Tuhan mengambil bentuk tubuh atau
roh makhlukdi alam ini. Kata-kata wajah,tangan dan sebagainya harus di pahami sesuai
dengan pengertianyang diberikan orangArab kepadanya.
Demikiankataal-arsydalamAl-Qur’anberarti kerajaanataukekuasaan,kata al-
kursyberartipengetahuan.[21]
g. MelihatTuhan
Muhammad Abduh tidak menjelaskan pendapatnya, apakah Tuhan yang bersifat rohani
itudapat di lihat oleh manusia dengan mata kepalanya pada hari perhitungan kelak? Ia
hanyamenyebutkanbahwaorangyangpercayapadatanzihsepakatmengatakanbahwaTuhantidak
dapat di gambarkan ataupun dijelaskan dengan kata-kata. Kesanggupan melihat
Tuhandianugrahkan hanya kepada orang-orang tertentu di akhirat.[22]
h. PerbuatanTuhan
Karena berpendapat bahwa ada perbuatan Tuhan yang wajib, Abduh sepaham
denganmu’tazilahdalammengatakanbahwawajibbagiTuhanuntukberbuatyangterbaikuntu
kmanusia.[23]

B. SayyidAhmad Khan (1817-1898)

1. Riwayat Hidup Singkat SayyidAhmad Khan


Sayyid Ahmad Khan lahir di Delhi pada tahun 1817 dan menurut kterangan berasal
dariketurunan Husein, cucu Nabi MuhammadSAW. Melalui Fatimah dan Ali. Neneknya
SayyidHadi adalah pembesar istana pada zaman Alamghir II (1754-1759). Sejak
kecil,beliaumendapat didikan tradisional dalam pengetahuan agama, disamping juga belajar
bahasaArab dan bahasa Persia.beliau orang yangrajin membaca buku dalam berbagai
ilmupengetahuan.[24]

Padawaktuberusia18tahuniabekerjadiSerikatIndiaTimur.PengaruhnyabeliaudiSerikatIndia
Timur khususnya di dunia Islam diakui cukup besar. Beliau pengliham utamakebangkitan
orang Islam di masa abad 19, langsung atau tidak langsung beliau berperandalam
pengorganisasian beberapa gerakan masa dan gerakan reformis diseluruh umat Islam.Di
dalamnya termasuk gerakan modernis dan khalikah di india, gerakan nasionalis
danmodernisdiMesir,gerakanpersatuandankemajuandiTurki.[25]kemudianiabekerjapla
sebagaihakim.Padatahun1846,iapulangkembalikeDelhidanmempergunakankesem
patanitu untuk belajar.[26]
DiDelhiiadapatmelihatlangsungpeninggalan-
peninggalankejayaanislamdanbergauldengan tokoh-tokoh dan pemuka muslim, seperti
Nawab Ahmad Baksh, Nawab MustafaKhan, Hakim Mahmud Khan, Nawab
Aminuddin. Semasa Delhi ia mulai mengarang,karangan yang pertama yaituAsarAs-
Sanadid.
Pada tahun 1855, ia pindah ke Bijnore,di tempat itu juga ia tetap mengarang buku-
bukupentingtentangislamdiIndia.PadasaatmelihatkeadaanrakyatDelhi,SayyidAhmadKhanse
mpat berpikir untuk meninggalkan India menuju Msir, tepai ia sadar untukmemperjuangkan
umat islan Iindia menjadi maju.[27] .
Ia berusaha untuk menjadi terjadinya kekerasan. Usahanya dalam pendidikakan untuk
bangsaIndia sangat besar karena pada tahun 1861, ia mendirikan sekolah Inggris di
Murabadad.
Hingga akhir hayatnya ia mementingkan pendidikan umat Islam India. Pada tahun 1878,
iajuga mendirikan sekolah Mohammedan Anglo Oriental College (MAOC) di Aligarh
yangmerupakan karyanya yang paling bersejarah dan berpengaruh untuk memajukan umat
IslamIndia.[28]
Membentuk All India Muhammadan Educational Conference yang bertujuan
untukmemajukan pendidikan Islam di bidang kaum muslim. Sebagai pemikir Islam di
bidangPendidikan,banyakkaryatulisyangdihasilkannyasepertitafsirAlqur’an6jilid,Tabyin
al-Kalam 1862 tentang bible dan Asbab Baghawat i-Hind 1858 dan Essai and the life
ofMuhammad 1870 (biografi Nabi Muhammad).
Hingga akhir ayatnya beliau selalu mementingkan pendidikan umat Islam India40)
danmeninggal dunia pada tahun 1989.[29]

2. Pemikiran Kalam SayyidAhmad Khan


Sayyid Ahmad Khan mempunyai kesamaan pemikiran dengan Muhammad Abduh di
Mesirsetelah berpisahdenganJamaluddinAl-
Afghanidansekembalinyadaripengasingan.Halinidapat dilihat dari beberapa ide yang di
kemukakannya terutama tentang akal yang mendapat
penghargaantinggidalampendangannya.Meskipundemikian,sebagaipenganutajaranislamyang
taat dam percaya akan kebenaran wahyu, ia berpendapat bahwa akal bukan
segalanyadan kekuatan akal terbatas yang sifatnya relative.[30]
Keyakinan kekuatan akal dan kekbebasan akal menjadi Khan percaya bahwa manusia
bebasuntuk menentukan kehendak dan melakukan perbuatan. Ini berarti ia mempunyai paham
yangsama dengan paham Qadariah.
MenurutnyamanusiadianugrahiTuhanberbagaimacamdaya,diantaranyadayapikirberup
a akal dan fisik untuk merealisasikan kehendaknya.[31]
Karena kepercayaanya kuat terhadap hukum alam kerasnya mempertahankan konsep
hukumalam, ia dianggap kafir oleh sebagian umat islam. Bahkan, ketika datang ke India
pada tahun1869, Jamaluddin Al-Afghani (1838-1897) menerima keluhan itu. Sebagai
tanggapan atastuduhan tersebut, Jamaluddin mengarang buku yang berjudul Ar-Radd ‘ala
Ad-Dahriyyin(Bantahan terhadap Materialis). Sejalan dengan paham Qadariyah yang
dianutnya, iamenentangkeras fahamTaqlid.
Khan berpendapat bahwa umat Islam India mundur karena mereka
tidakmengikutiperkembangan zaman. Gaung peradaban Islam klasik masih menelankan
mereka,
sehinggatidakmenyadaribahwaperadabanbarutelahtimbuldiBarat.Peradabanbarutimuldeng
an
berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Inilah penyebab utama bagi kemajuan
dankekuatan orang Barat.[32]
Selanjutnya,Kha mengemukakan bahwa Tuhan telah menentukan tabiat atau
nature(sunnatullah) bagi setiap makhluknya yang tetap dan tidak berubah. Menurut dia Islam
adalahagama yang paling sesuai dengan hukum alam karena hukum alam adalah ciptaan
Tuhan danAl-Qur’an adalahfirmannya, suddahtentukeduanya sejalandantidak
adapertentangan.[33]

Sejalan dengan keyakinan tentang kekuatan dan hukum alam, Khan tidak ingin
pemikirannyaterganggu otoritas hadis dan fiqh. Segala sesuatu diukurnya dengan kritik
rasional. Ia punmenolak semua yang beretentangan dengan logika dan hukum alam, Khan
tidak
inginpemikirannyatergangguotoritasdanfiqh.Segalasesuatudiukurnyadengankritikrasional.Iap
un menolak semua yang bertentangan dengan logika dan hukum alam. Ia hanya
inginmengambil Al-Qur’an sebagai pedoman bagi islam, sedangkan yang lain hanya
bersifatmembantu dan kurang begitu penting.[34]
Alasan penolakannya terhadap hadis karena hadis berisi moralitas sosial ari masyarakat
islampada abad pertama dan kedua sewaktu habis dikumpulkan. Menurutnya, hukum fiqh
berisimoralitas masyarakat sampai saat timbulnya madzhab-madzhab. Ia menolak taklid
danmembawa Al-Qur’an untuk menguraikan relavasinya dengan masyarakat baru pada
zamanitu.[35]
Sebagai konsekuensi dari penolakannya terhadap taklid, Khan memandang perlu
diadakannyaijtihad-ijtihad baru untuk menyesuaikan pelaksanaan ajaran-ajaran islam dengan
situasi dankondisi masyarakat yang senantiasa mengalami perubahan.[36]
BAB
IIIPENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam peradaban Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW terjadi berbagai
macampaham dalam ajaran Islam di mana umat Islam terpecah-pecah dan pemikir kalam
yangbermacam-macam dalam berpaham ajaran Agama Islam. Di antaranya pemikiran kalam
yangterkenal pada masa sekarang adalah :
1. Syehk MuhammadAbduh
2. SayyidAhmad Khan
Bahwasanya faham dan pemikiran yang dianut Oleh Sayyid Ahmad Khan ada
kesamaandenganfahamyangdianutolehQodariyah,misalnyamanusiadianugrahiTuhanberb
agaimacam daya diantaranya fikiran yang berupa akal dan daya fisik untuk
merealisasikankehendak.
Adapunpenolakantaqlid olehAhmadKhan dikarenakandapatmengurangi
relevansiQur’andengan masyarakat baru pada zaman tersebut, maka ia memandang perlu
diadakannya ijtihat
– ijtihat baru (tajdid) untuk menyesuaikan dalam peraksis ajaran – ajaran agama
Islamdengan situasi, kondisi dan perkembangan masyarakat yang terus menerus
mengalamiperubahan ataupun tajdid dalam kehidupan mereka
Dan ia mengedepankan rasio ataupun pemikiran-pemikiran, dan menolak semua
yangbertentangandenganlogikadanhukumalam,misalnyaHadistdanFiqihdikarenakanitu
semua adalah esensinya moralitas – moralitas masyarakat pada zaman abad pertama
dalampengumpulan Hadist tersebut dan adapun Fiqih yang esensinya tentang moralitas
masyarakatberikutnya sampai timbulnya mazhab – mazhab. Tetapi Sayyid Ahmad Khan
tetapmengambil Al-qur’ an sebagai pedoman, rujukan dan landasan atas ajaran – ajaran
agamaIslam.
Dari ketiga tokoh ulama ini kita dapat mengambil pelajaran di mana para ulama tersebut
relaberkorban dalam menyebarluaskan pemikiran-pemikirannya di dunia Islam yang mana
umatIslam pada masa hidup para ulama ini sampai sekarang sudah lalai dengan kenikmatan
dunia.Oleh sebab itu ketiga tokoh ulama ini mengajak umat Islam untuk kembali pada ajaran
Islamyang sebenarnya.
DAFTARPUSTAKA

Dr. H. Abdul Rozak, M.Ag, ; Prof. Dr. H. Rosihon Anwar,M.Ag. 2012,Ilmu


Kalam,Bandung: CVPustaka Setia.
http://ainin-ushri.blogspot.com/2009/07/tokohilmu kalam.html.

[1] Quraish Sihab, Studi Kritis Tafsir Al-Manar, Pustaka Hidayah, Bandung, 1994,
hlm.12;Versi lain mengatakan bahwa Abduh lahir di Mesir Hilir dan akhirnya menetap di
MahallahNashr setelah lari dari ancaman para penguasa muhammad ‘Ali. Lihat Harun
Nasution,pembaharuandalamIslam:SejarahPemikirandanGerakan,BulanBintang,Jakarta,hl
m.68
[2] Nasution, loc. Cit. Drs
[3] Albert Huorani, Arabic Thought in the Liberal Age:179-1939, combridge
UniversityPress, 1993,hlm.131.Drs.AbdulRozak,M.Ag,IlmuKalam,
(CVPustakaSetia:Bandung,2006), hlm 252.
[4] Kendatipun Abduh tidak puas dengan sistem pengajaran Al-Azhar, tetapi di sana
iaberuntung dapatberjumpadenganSyekhHasanAth-Thahawiyangmengajarinyakitab-
kitabfilsafat Ibn Sina, logika karanganAristoteles, ddan lain-lan. Lihat Shihab, op. Cit., hlm.
13.
[5] Huorani, op. Cit,. Hlm. 132; Shihab, op. Cit., hlm. 14
6 Nasution, op., cit., hlm. 61; Shihab, loc. Cit.; Hourani, op. Cit., hlm. 133.
[7] Abdillah F Hasan, Tokoh-Tokoh Mashur Dunia Islam, (Jawara: Surabaya, 2004), hlm 259.
[8]Di antara tujuan kunjungannya adalah mendiskusikan kemerdekaan Mesir dengan
paradiplomat Inggris. Disini pula, Abduh berkenalan dengan Wilfrid Scawen Blunt,
seorangpenulisInggrisyang berpartisipasi atas nasib Mesir..
[9] M. Quraish Shihab, Studi Kritis Tafsir Al-Mnar, Pustaka Hidayah, Bandung,
1994,hlm,19.
[10] Sayyid Quthub, Khasha’ishAt-TashawwurAl-Islami,t,t,hlm.19.
[11] Harun Nasution,MuhammabAbduhdanTeologiRasional,UIPress,1987,hlm.57.
[12] Nasution Pembaharuan.....op,cit, hlm. 74.
[13] Drs. H. Muhammad Ahmad, Tauhid Ilmu Kalam, (Pustaka Setia: Bandung, 1997),
hlm149.
[14] Nasution, Muhammad ...,op. Cit., hlm. 58-61
[15] PatrickBannerman,IslaminPerspective:aGuidetoIslamicSociety,PoliticsandLaw,Routle
dgeLondonandNewYorkfortheRoyalInstituteAffairs,London,hlm.132.
[16] Nasution, Muhammad,.....op,cit, hlm. 65.

[17]Ibd., hlm. 66
[18] Ibid, hlm.71
[19] Ibid, hlm. 75-
77[20]Ibd.,hlm.78-
79.
[21] Ibd., 80
[22] Ibid.
[23] Ibid,hlm., hlm. 85
[24] Nasution, Pembaharuan ..., op. Cit., hlm. 165
[25] Jamil Ahmad. Seratus Muslim Terkemuka, Pustaka Firdaus: Jakarta. 2003.
Hlm323-325.
[26] Ibd. Hlm. 85.
[27] MuktiAli,AlamPikiranIslam Modern diInda dan Pakistan,Mizan,
Bandung,1993,hlm.65-66.
[28] Nasution, Pembaharuan ...,op. Cit., hlm. 169-170.
[29] AbdillahFHasan,Tokoh-TokohMashurDuniaIslam,hlm257.
[30] Nasution., op. Cit., hlm.167
[31] Ibid, hlm. 168
[32] Ali, op. Cit,. Hlm.70
[33] Nasution, Pembaharuan ..., op. Cit., hlm. 168.
[34] KeteranganlainmenyebutkanbahwaKhanjugamenerimahadismutawatir.LihatIbd.,hlm.
169.
[35] Ali, op. Cit., hlm. 20.
[36] Paham Qodariyah dan ide liberal yang dianutnya, mendorong Khan untuk
memberipenafsiran-penafsiran baru bagi ajaran-ajaran islam.

Anda mungkin juga menyukai