Disusun oleh :
1. Wildan Arinal Haqqa (222102030086)
2. Siti Alfianti (222102030075)
3. Zanuba Arifah Khofsoh (222102030089)
4. Sofia Natasya (222102030080)
5. Siti Okta Hutami (222102030078)
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita ucapkan kepada Allah SWT atas segala
limpahan rahmat, taufik serta hidayahnya sehingga kita dapat menyelesaikan
penyusunan makalah Bahasa Arab yang berjudul Al-Marfuat Asma Jumlah
Fi’liyah hingga selesai.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas dari Bapak Zainul
Hakim Mpd pada bidang studi Bahasa Arab. Selain itu, penyusunan makalah ini
bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang Materi Al-Marfuat Asma
Jumlah Fi’liyah.
Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan dan berusaha untuk
semaksimal mungkin. Namun, kami menyadari dalam penyusunan dan penulisan
makalah masih banyak melakukan kesalahan. Oleh karena itu, kami memohon
maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam
makalah ini. Kami juga berharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila
menemukan kesalahan dalam makalah ini.
DAFTAR ISI
Cover.................................................................................................................
Kata pengantar.................................................................................................i
Daftar isi.........................................................................................................ii
Bab 1 Pendahuluan.........................................................................................1
1.1 Latar belakang..............................................................................1
1.2 Rumusan masalah.........................................................................2
1.3 Tujuan penulisan...........................................................................2
Bab 2 Pembahasan..........................................................................................3
2.1 Jumlah fi’liyah .........................................................................................3
2.2. fiil ma’lum dan fail..................................................................................4
2.3 .fiil majhul (mabni majhul) dan Naibul Fail ............................................5
Bab 3 Penutup.................................................................................................7
A. KESIMPULAN.............................................................................7
B. SARAN.........................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam teori bahasa modern, tidak ada satu bahasa yang lebih unggul dari bahasa yang
lain sebab historis dan transformasi pemikiran dan budaya. Bahasa Arab mempunyai
keistimewaan, karena bahasa arab menjadi bahasa Al-Qur’an. Dengan mahami bahasa
arab maka dapat mengerti isi kitab suci pedoman orang islam. Keunggulan bahasa arab
tidak hanya terletak sebagai bahasa agama, akan tetapi bahasa arab mempunyai
keistimewaan dalam segi ilmu kebahasaannya.
Bahasa arab dikenal kaya makna, memiliki puluhan ribubahkan jutaan kosa kata
untuk mengungkapkan jenis, kualitas, kondisi dan jumlahnya. Kekayaan makna bahasa
arab tidak terbatas pada kata, tetapi termasuk kekayaan makna huruf. Selain itu, dalam
bahasa arab yang menjadi bahasa Al-Qur’an mempunyai keunikan dalam struktur dan
sistem bahasanya. Keunikan tersebut harus dikaji secara mendalam melalui ilmu bahasa
berupa Nahwu dan Sharaf
Oleh karena itu, salah satu syarat untuk memahami Al-Qur’an adalah
mengetahui nahwu dan sharaf. Sebab, tanpa nahwu maka Al-Qur’an tidak dapat
dipahami kedudukan masing-masing kata, seperti berkedudukan sebagai fi’il.
Fa’il
Fa’il adalah isim yang dibaca rofa’ yang bertempat setelah fi’il :
Macam-macam Fa’il ada 2 yaitu:
1) Isim Dhahir menurut Bahasa dhahir berarti tampak atau jelas jadi isim
dhahir ini merupakan lafadz yang menunjukkan kalimat tanpa ikatan.
Contoh Terjemah
1 قام زيد Zaid telah berdiri
2 قام ألزيدن Dua zaid telah berdiri
Penjelasan :
قام, fi’il madhi mabni fathah sebab tidak bertemu dengan; wawu jama’ah
dan tidak bertemu dengan dhamir rofa mutaharrik.
دونww الزي, الزيدان, زيدdan الww الرجmasing masing kata tersebut di baca rafa’ sebab
menjabat sebagai fail.
2) isim dhamir
isim dhmir ialah isim yang menjabat sebagai fa’il yang berupa ; dhomir
mustatir dan baris muttashil mahall rafa’ itu ada 12;
Sedangkan fa’il berupa dhamir baris mustatir mahall rofa’ juga ada 12
;
Contoh Terjemah Fa’il
1 ماضرب إالهو Tidak ada yang telah memukul هو
kecuali dia laki-laki/lk
2 ماضرب إالهما Tidak ada yang telah memukul هما
kecuali mereka berdua lk
3 ماضرب إالهم Tidak ada yang telah memukul هم
kecuali mereka lk
4 ماضرب إالهي Tidak ada yangtelah memukulkecuali هي
dia perempuan
(2 ماضرب إالهما Tidak ada yang telah memukul هما
) kecuali mereka berdua perempuan
5 ماضرب إالهن Tidak ada yang pernah memukul هن
kecuali mereka perempuan
6 ماضرب إالأنت Tidak ada yang telah memukul أنت
kecuali kamu lk
7 wماضربإالأنتما Tidak ada yang pernah memukul أنتما
kecuali kamu berdua lk
8 ماضرب إالأنتم Tidak ada yang telah memukul أنتم
kecuali kamu sekalian lk
9 ماضرب إالأنت Tidak ada yang telah memukul أنت
kecuali kamu pr
(7 ماضرب إالأنتما Tidak ada yang telah memukul أنتما
) kecuali kamu berdua perempuan
10 ماضرب إالأنتن Tidak ada yang telah memukul أنتن
kecuali kamu sekalian pr
11 ماضرب إالأنا Tidak ada yang telah memukul أنا
kecuali saya
12 ماضرب إالنحن Tidak ada yang telah memukul نحن
kecuali kita
Contoh Penjelasan
1 قاالطالبان Terdapat dua فاعلberupa alif dan لبان طا
2 قالواطالبون Terdapat dua فاعلberupa wawu dan طالنون
3 قالتاطابتان Terdapat dua فاعلberupa alif dan طالبتان
4 قلنطالبات Terdapat dua فاعلberupa nun dan طالبات
4) jika fa’il berupa muannas haqiqi ( menunjukkan perempuan )maka
harus memberi ta’ta’nist Sakinah pada fi’il madhi dan ta’ mudhoro’ah
pada fi’il mudhore’
5) jika fa’il berupa muannast majazih maka fi’il madhinya boleh di
beri ta’ta’nist dan tidak di beri ta’ta’nist contoh;
Perhatikan kedua contoh di atas seamua huruf sebelum terakhir pad asalnya
berharakat fathah,kemudian ia berganti menjadi kasroh Ketika menjadi fi’il
majhul.
Cara membuat fi’il majhul untuk fi’il mudhori’;
Caranya adlah dengan mendhommahkan huruf pertamanya dan mengkasroh huruf
sebelumnya.;
Na’ib fa’il
Ialah isim yang di baca rofa’ yang tidak di sebutkan fa’il-nya
Contoh Terjemah
1 نصرزيد Zaid telah ditolong.
نصر خالد زيداAsalnya Khalid telah menolong zaid.
2 ينصر زيد Zaid sedang/akan ditolong.
ينصر خالد زيداAsalnya Khalid atau sedang/akan menolong zaid.
Contoh Terjemah
1 ضرب زيد Zaid telah di pukul.
2 ضرب الزيدان Dua zaid telah dipukul.
3 ضرب الزيدون Beberapa zaid telah dipukul.
2) isim dhamir
isim dhamir yang menjabat sebagai na’ib fa’il berupa dhamir mustatir dan
dhamir bariz muttashil;
2. jika na’ib fai’il berupa isim tatsniyah dan jama’ maka fi’ilnya harus
disunyikan dari tanda tatsniyah dan jama’ seperti halnya Ketika na’ib
fai’il berupa isim mufrod.
A. Kesimpulan
Fi’il Ma’lum adalah kata kerja yang di sebutkan pelakunya atau kata kerja
yang mengandung makna mengerjakan sesuatu. Sedangkan Fi’il Majhul atau
Mabni Majhul adalah fi’il yang fa’ilnya di hapus, dan maf’ulbihnya di gantikan
tempatnya yang kemudian di sebut naibulfa’il.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan juga kami sebagai
penulisnya. Sekian penutup dari kami semoga dapat di terima baik oleh para
pembaca, sekian terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA