Anda di halaman 1dari 13

Metode Transfer

Asam Nukleat
sebagai Dasar
Terapi Gen
Kelompok 5
1. Meidina Tria K (19011009)
2. Rusli (19011024)
3. Ananda Zahwa (19011036)
ABSTRAK
Tujuan terapi gen adalah untuk memperbaiki kerusakan gen
atau mengganti gen yang rusak.

Pemindahan gen dilakukan dengan teknik transfeksi.


Transfeksi merupakan proses pemindahan asam nukleat baik
menggunakan vektor virus (transduksi) atau menggunakan
metode nonviral yaitu zat kimia, lipid, dan metode fisik.

Vektor virus yang digunakan pada transduksi adalah


retrovirus, adenovirus, adeno-associated virus (AAV) dan
herpes simplex virus (HSV).
Transfeksi viral /
Transduksi
Proses memindahkan
Pendahuluan

Metode biologi
asam nukleat ke dalam sel menggunakan virus.
eukariot dapat dilakukan
dengan berbagai metode
yaitu secara biologi, Transfeksi non viral
kimiawi dan fisik. Metode memindahkan
asam nukleat secara
kimiawi dan fisik tanpa
bantuan virus.
Transfeksi Non Viral
Transfeksi merupakan metode untuk
mengatasi masalah dalam
memasukkan molekul bermuatan
negatif (seperti kerangka fosfat DNA
dan RNA) ke dalam sel dengan
membran yang bermuatan negatif
juga.
Bahan-bahan kimia seperti kalsium
fosfat dan dekstran DEAE serta lipid
kationik menyelubungi DNA,
menetralkan, bahkan menciptakan
muatan positif terhadap molekul
tersebut.

Proses Transfeksi yang Menetralkan Muatan


Negatif DNA
Transfeksi
Menggunakan
Reagen Kimia Transfeksi
dengan Lipid
Kationik
Reagen kimia yang pertama Metode Fisik
kali digunakan untuk
Transfeksi Non Viral

transfer asam nukleat ke Lipid kationik sering  dicampur dengan


dalam sel mamalia adalah lipid bermuatan netral seperti L-dioleolyl
(diethylminoethyl) DEAE- fosfatidiletanolamin (DOPE) yang dapat Metode fisik untuk transfer
dextran. DEAE-dextran memperkuat kemampuan transfer gen gen dikembangkan dan
merupakan polimer lipid kationik. Bagian kationik molekul digunakan mulai awal tahun
kationik yang bergabung lipid bergabung dengan muatan negatif 1980. Mikroinjeksi langsung
erat dengan muatan negatif asam nukleat, sehingga menghasilkan ke dalam sel yang dikultur
asam nukleat. kompleks asam nukleat-liposom yang atau inti merupakan teknik
kompak sebagai akibat interaksi efektif walaupun teknik
elektrostatis antara muatan negatif asam tersebut sulit karena
nukleat dan muatan positif dari lipid menggunakan jarum halus
sintesis. untuk menyisipkan asam
nukleat ke dalam sel.
Transfeksi Non Viral

Proses Transfeksi Menggunakan Lipid


Kationik atau Liposom.

Mikroinjeksi
Transfeksi Viral (Transduksi)
Transfeksi menggunakan virus
disebut transduksi.
Pada metode tersebut terjadi
integrasi virus dengan DNA
genom host sehingga dihasilkan
ekspresi gen yang stabil.

Metode Transfeksi Menggunakan Virus


Vektor Virus pada Transduksi

01 02 03 04
Retrovirus Adenovirus Adeno-associated Herpes Simplex
virus (AAV) Virus (HSV)
Virus golongan Virus golongan
RNA yang dapat DNA untai ganda. Virus neutropik untuk
Virus golongan untai
membuat kopi DNA Materi genetik pengiriman gen pada
tunggal yang dapat
untai ganda virus tidak sistem syaraf. Vektor
menginfeksi sel secara
menggunakan berintegrasi dengan ideal yang dapat
luas baik pada sel yang
enzim reverse sel host, sehingga menginfeksi berbagai
dapat membelah maupun
transcriptase. tidak menyebabkan jaringan termasuk otot,
yang tidak dapat
mutasi hati, pancreas, sel saraf
membelah.
dan paru.
Faktor yang Mempengaruhi Efisiensi
Transfeksi

Viabilitas Sel
Bergantung pada medium
tempat sel ditumbuhkan dan
lingkungan yang mendukung
pertumbuhan. Konfluensi
Harus diperhatikan agar
transfeksi berhasil yaitu pada
saat sel mencapai 40-80%.
Jumlah Pasase
Pasase tidak boleh melebihi 50
pasase. Jumlah pasase harus
konsisten karena karakteristik sel
dapat berubah menjadi sel yang Kualitas DNA
immortal. Kualitas DNA plasmid untuk
transfeksi harus bebas dari
protein, RNA, kontaminasi
mikroba dan kimiawi.
Protein GBP2 (Guanylate Binding Protein 2), interferon inducible

GBP2 adalah gen yang terkait


dengan superfamili GTPase Fungsi
besar yang dapat diinduksi
terutama oleh interferon gamma. GBP dicirikan oleh kemampuannya untuk secara
khusus mengikat nukleotida guanin (GMP, GDP,
GTP). Protein yang dikodekan oleh gen ini adalah
Interferon adalah sitokin yang GTPase yang mengubah GTP menjadi GDP dan
memiliki efek antivirus dan GMP. Selain itu, gen GBP2 dapat menjadi hubungan
menghambat poliferasi sel antara reseptor permukaan sel dan efektor
tumor. Mereka menginduksi intraseluler yang dapat mengirimkan informasi
sejumlah besar gen dalam sel ekstraseluler ke dalam sel serta protein transduksi
targetnya, termasuk yang sinyal intraseluler.
mengkode protein pengikat
guanylate (GBP).
Protein HRB1 (HIV-1 Rev Binding Protein), Protein TOM34

Protein pengikat RNA poli (A+); Fungsi


Faktor pengawasan kunci untuk
ekspor selektif mRNA yang  Fungsi molekuler
disambung dari nukleus ke - Pengikatan kromatin
sitoplasma; preferensi untuk gen - mRNA mengikat
yang mengandung intron; HRB1 - Pengikatan RNA
memiliki paralog, GBP2, yang
muncul dari seluruh duplikasi  Proses biologis
genom. - Pengawasan mRNA nuklir
- Ekspor poli (A) + mRNA dari
inti
- Regulasi stabilitas mRNA yang
terlibat sebagai respons
terhadap stres oksidatif.
Protein GBP2 dan HRB1

Protein Gbp2 dan Hrb1


berperan penting dalam
proses translasi atau Protein Gbp2 dan Hrb1 sepertinya mengawasi
penerjemahan informasi proses translasi di dalam inti sel.
genetik (DNA) ke
messenger RNA (mRNA). Jika penyimpangan terjadi selama masa translasi,
misalnya jika sekuens intron tidak dipindahkan,
Gbp2 dan Hrb1 memastikan bahwa mRNA yang
Pada organisme seperti
rusak diputuskan.
tumbuhan dan hewan,
proses transkripsi terjadi
Pembagian ruang pada sel eukariot menjadi inti sel
dalam inti sel (nukleus),
dan cairan sel mengharuskan pergerakan protein
sedangkan proses
dan RNA melewati inti sel.
translasi berlangsung di
cairan sel (sitoplasma).
Thank you!
Any questions?

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai