Anda di halaman 1dari 26

1. Sebutkan karakteristik human immunodeficiency virus (HIV)!

- Termasuk dalam genus Lentivirus


- Bisa menyerang leukosit tepatnya CD4 (protein yang ada di permukaan sel
imun). Yang punya CD4 bisa macrofag, lilmfosit T yang helper (T cell dibagi
menjadi 2 T helper atau T sitotoksik/killer T cell) dan ada yg di otak namanya
microgeal cell. T helper akan memanggil T sitotoksik /aktivasi T sitotoksik,
membantu pembentukan antibodi oleh sel B, HIV tdk bisa menyerang makrofag,
makrofag hanya menjadi reservoir/tempat persembunyian.
- CD4 itu reseptor HIV, yang dipake HIV untuk berikatan dengan CD4 adalah
gp120 (glikoprotein dgn berat massa 120 )
- Di dalam nukleusnya ada RNA dan enzim reverse transcriptase (RNA based
DNA polymerase) (mengubah RNA jadi DNA). Kalo di manusia namanya DNA
based RNA polymerase.
- Famili retroviridae
- Retroviral → RNA virus, punya envelop (Gp 120 → berikatan dengan CD4, Gp
41→ berikatan dengan koreseptor CCR5, CXR4)
- Memiliki diameter 100-150 nm
- Berbentuk sferis hingga oval karena bentuk selubung yang menyelimuti partikel
virus (virion)
- Selubung virus berasal dari membran sel inang yang sebagian besar tersusun
dari lipida.
- Bagian internal tersusun dari 2 komponen utama yaitu genom (materi genetik
yang terdiri dari dua RNA untai tunggal) dan kapsid (protein yang membungkus
dan melindungi genom)
- Sebagian besar retrovirus hanya punya 3 gen (gag, pol, dan env) sedangkan HIV
memiliki 6 gen tambahan (vif, vpu, vpr, tat, ref, dan nef).
- HIV diklasifikasikan ke dalam 2 tipe yaitu HIV-1 dan HIV-2
- HIV-1 → jenis yang umum ditemukan di US dan seluruh dunia
- HIV-2 → jenis yang langka ditemukan di afrika
- Genom HIV terdiri dari dua RNA untai tunggal identik yang tertutup dalam inti
partikel virus
- Genom provirus HIV yang dikenal sebagai proviral DNA dihasilkan oleh
transkripsi balik RNA virus
2. Jelaskan proses HIV menyerang sel host dan memperbanyak diri dalam tubuh manusia!
7 tahapan HIV menyerang sel host
1. Attachment/Binding → HIV akan menyerang sel CD4, virus akan mengikat
(menempelkan dirinya) pada molekul di permukaan sel CD4. setelah berikatan
dengan reseptor CD4, beberapa strain virus HIV juga akan berikatan dengan
koreseptor CCR5 atau CXCR4 pada sel host yg ikatannya akan diperkuat
dengan gp41. Strain yg disebut tropism yg memanfaatkan koreseptor ADA obat
yg mencegah attactment dgn koreseptror CCR5 :
2. Fusion → Setelah HIV menempel pada sel inang CD4, envelop virus akan
bergabung dengan membran sel CD4. pada proses fusi ini HIV masuk ke dalam
sel CD4. Setelah berada di dalam sel CD4, virus akan melepaskan RNA dan
enzim HIV seperti reverse transcriptase dan integrase. Reverse transciptase
akan mengubah RNA menjadi single strandede DNA, kumdian menjadi sdouble
strandede DNA. Ada yg namanya fusion inhibitor : Enfurvirtide. Nukleotida
adalah nukleosida yang ada fosfatnya. Bahan yg membuat RNA jadi DNA bisa
nukleosida atau nukleotida.
3. Reverse transcription → Setelah berada dalam sel CD4, virus HIV melepaskan
dan menggunakan reverse transcriptase (enzim HIV) untuk mengubah materi
genetiknya dari RNA HIV menjadi DNA HIV. Konversi RNA HIV menjadi DNA
HIV memungkinkan HIV memasuki inti sel CD4 dan bergabung dengan materi
genetik (DNA) sel host.
RNA → Single strain DNA → Double strain DNA
Enzim reverse transcriptase → bisa mengalami mutasi sehingga perlu diberikan
berbagai macam obat
4. Integration → Setelah berada di dalam inti sel CD4, HIV melepaskan enzim
integrase yang digunakan untuk memasukkan (mengintegrasikan) DNA virusnya
ke dalam DNA sel inang. Shgga akan tjd forward transkriptase menghasilkan
RNA manusia dan RNA virusnya (yaitu mrna : akan pergi ke ribosom untuk
menghasilkan struktural dan fungsional protein dan rna genomic) struktur protein
itu kek glikoprotein jadi protein” untuk membuat struktur,dan fungsional protein
contohnya kek enzim reverse transkriptase. Hasil dari transkripsi menghasilkan
polipeptida yang akan dipotong menjadi protein fungsional oleh enzim protease.
Makanya ada protease inhibitor
5. Replication → Setelah DNA HIV diintegrasikan ke dalam DNA sel inang CD4,
virus akan menggunakan sel CD4 untuk membuat rantai panjang protein HIV.
rantai protein ini digunakan untuk memperbanyak diri dalam sel host.
6. Assembly (perakitan) → selama proses perakitan, RNA HIV dan protein HIV
yang baru dibuat oleh sel CD4 inang akan bergerak/berpindah ke permukaan sel
dan berkumpul menjadi immature HIV (HIV yang belum matang yang belum bisa
menginfeksi)
7. Budding → selama budding, HIV yang belum matang (immature HIV) akan
mendorong dirinya keluar dari sel inang CD4, HIV baru akan melepaskan enzim
protease. Protease akan memecah rantai protein panjang pada virus yang
immature dan menciptakan virus yang mature (dapat menular) .
3. Jelaskan mekanisme kerja obat anti HIV dan kaitkan dengan proses HIV menyerang
dan memperbanyak diri dalam tubuh manusia!
Sumber : NIH.
Setelah mengalami integrasi maka dihasilkan RNA double strain sehingga menghasilkan
mRNA dan genomic RNA dimana mRNA akan menuju ribosom sel host yang akan
menghasilkan polyprotein yang berfungsi pembentukan enzim, komponen pembentuk
virus lalu yng genomic RNA
4. Sebutkan dan jelaskan kemungkinan efek samping yang dapat terjadi untuk masing-
masing golongan ARV!

Golongan ARV Nama obat ARV Efek samping

Non-nucleoside reverse Efavirenz, nevirapine Nevaripin → gejala


transcriptase inhibitors (NNRTIs) ruam (sindrom
Merubah alosterik dari enzim stevens-johnson) dan
sehingga enzimnya ga bisa bekerja dapat menyebabkan
CARA KERJA : reverse hepatitis fatal
transkriptase akan mengubah sisi
alosterik dari enzim reversse Efavirenz → ruam
transkiptase shgga enzim tidak bisa kulit dan dapat
berperan lagi. meningkatkan kadar
kolesterol dalam
plasma

Nucleoside reverse transcriptase Zidovudin, didanosin, Menyebabkan


inhibitors (NRTIs) → mekanismenya lamivudin, stavudin, redistribusi lemak
salah gandeng bahan materi genetik dan zalsitabin (kehilangan lemak
Semua golongan NRTI itu prodrug subkutan,
diubah menjadi bentuk aktif peningkatan lemak
dimetabolisme dalam sel host (CD4) pada perut, buffalo
masing” golongan obat itu hump, dan
strukturnya mirip sm materi genetik pembesaran
yang digandeng payudara)
Seluruh NRTI : prodrug
Cara kerjanya pura” jadi
nukleosida/nukleotida shgga ketika
diambil oleh reverse transkriptase
akan menghentikan proses
transkiptase. Enzim reverse
transkriptase itu prone to error
karena kesusu” kerjanya, shgga
mudah mutasi shgga 1 obat ini aja
tidak akan cukup.

Protease inhibitors → mekanisme Atazanavir, indinavir, ART penghambat


nya mencegah polyproteinnya agar ritonavir, dan protease
tidak dipotong saquinavir dimetabolisme oleh
enzim sitokrom P450
sehingga memiliki
potensi interaksi obat
bermakna.
Penghambat protease
juga dapat
menyebabkan
lipodistrofi, efek
metabolik, resistensi
insulin, hiperglikemia.

Sumber : PIONAS
Ada lini pertama : antagonist CCR5 tapi haraus cek apakah strainnya pake koreseptor
CCR5.
Maravirop → Antagonist CCR5 tidak dijadikan sebagai lini pertama karena ini dipakai
ketika mengalami resisten dan hrs ada pemeriksaan CCR5
Enfuvirtide → Golongan fusion inhibitors digunakan ketika pasien mengalami resisten
(gagal terapi → pasien tidak patuh menggunakan)
Tenofovir → nucleotide (nucleoside + fosfat)
Integrase Inhibitor → Raltegravir, Bictegravir, dol
INSTI
- Raltegravir (Isentress, isentress HD)
- Bictegravir (Bictarvy)
- Dolutegravir (Tivicay, Tivicay PD)
- Elvitegravir (Vitekta)
- Cabotegravir (Vocabria)

5. Sebutkan dan jelaskan rekomendasi yang diberikan oleh World Health Organization
(WHO) terkait pencegahan transmisi HIV! Transmsi HIV : bisa lewat jarum suntik, seks,
atau ibu ke anak ( infeksi vertikal )
Jawab :
Intervensi biomedis lain yang mengurangi praktik risiko HIV dan/atau kemungkinan HIV
transmisi per acara kontak termasuk yang berikut:
1. Kondom pria dan wanita dan pelumas yang kompatibel dengan kondom.
Kondom pria diperkirakan mengurangi penularan heteroseksual setidaknya 80%
dan memberikan perlindungan 64% dalam seks anal di antara pria yang
berhubungan seks dengan pria, jika digunakan secara konsisten dan benar.
Lebih sedikit data yang tersedia untuk kemanjuran kondom wanita, tetapi bukti
menunjukkan bahwa mereka bisa memiliki efek pencegahan serupa.
2. Pengurangan dampak buruk bagi pengguna narkoba suntik
a). Needle and syringe programmes sangat efektif dalam mengurangi penularan
HIV dan hepatitis C melalui penggunaan narkoba suntik
b). Terapi substitusi opioid dengan metadon atau buprenorfin adalah pengobatan
paling efektif untuk ketergantungan opioid dan memiliki manfaat tambahan untuk
mengurangi secara efektif penularan HIV melalui penggunaan narkoba suntik.
Terapi substitusi opioid juga efektif dalam meningkatkan penyerapan dan
kepatuhan ART untuk orang yang bergantung pada opioid
3. Sunat laki-laki medis secara sukarela. Pedoman WHO 2020 tentang medis
sukarela
sunat laki-laki sebagai pilihan pencegahan HIV tambahan yang manjur dalam
pencegahan kombinasi untuk remaja anak laki-laki berusia 15 tahun dan lebih tua
dan pria dewasa untuk mengurangi risiko infeksi HIV yang didapat secara
heteroseksual. Sunat laki-laki medis sukarela mengurangi risiko penularan HIV
secara heteroseksual sekitar 60%. Manfaat lain dari sunat laki-laki medis termasuk
pengurangan risiko beberapa infeksi menular seksual lainnya di antara wanita dan
pria, termasuk human papillomavirus, penyebab kanker serviks
4. Intervensi perilaku dapat mengurangi frekuensi kejadian penularan. Informasi dan
pendidikan yang ditargetkan. Program yang menggunakan pendekatan
komunikasi, seperti pendidikan seksualitas komprehensif berbasis sekolah,
konseling tingkat komunitas dan interpersonal.
5. PrEP adalah penggunaan obat ARV oleh orang HIV-negatif untuk mengurangi
penularan HIV infeksi. WHO merekomendasikan PrEP oral harian yang
mengandung tenofovir sebagai pilihan pencegahan tambahan untuk orang yang
berisiko besar terinfeksi HIV.
6. Pada tahun 2021, WHO merilis rekomendasi cincin vagina dapivirine dapat
ditawarkan sebagai pilihan pencegahan tambahan untuk wanita dengan risiko
besar infeksi HIV
Pustaka : WHO 66-68

6. Sebutkan apa pilihan ARV yang direkomendasikan oleh WHO! ! Kapan inisiasi
ARV perlu dilakukan?

Jawab : WHO hal 113


ART harus dimulai untuk semua orang yang hidup dengan HIV tanpa memandang
stadium klinis WHO dan pada jumlah CD4 berapa pun.
• Dewasa (rekomendasi kuat, bukti dengan kepastian sedang)
• Wanita hamil dan menyusui (rekomendasi kuat, bukti dengan kepastian sedang)
• Remaja (rekomendasi bersyarat, bukti dengan kepastian rendah)
• Anak-anak yang hidup dengan HIV berusia satu tahun hingga kurang dari 10 tahun
(rekomendasi bersyarat, bukti dengan kepastian rendah)
• Bayi yang didiagnosis pada tahun pertama kehidupan (rekomendasi kuat, bukti
kepastian sedang).
WHO page 110, 123-145

7. Sebutkan apa pilihan ARV yang direkomendasikan oleh kemenkes! Kapan inisiasi ARV
perlu dilakukan?
When to treat? Sesegera mungkin stlh diagnosis klo pasien baru tanpa TB dan tanpa
kriptococal meningitis tp jgn lebih dari 7 hari. CD normal 800-1200 cell.

Kalo pasien ada TB dan kriptococal meningitis maka TB dan kriptoccoal meningitis yg
ditreatment dlu, kenapa karena ada IRIS (

Amfoterisin B dan flukonasol obat stretococcus meningitis. Amfoterisin B lumayan nefrotoksik,


durasi amfoteresin B LEBIH CEPAT DRPD FLUKONAZOL . Klo pake amfoteresin ditunggu 4
minggu sebelum dibeirkan ART, kalo flukonazol 6 mnggu nunggu nya sebelum diberikan ART.

Paduan ARV lini pertama harus terdiri dari dua nucleoside reverse-transcriptase inhibitors
(NRTI) ditambah non-nucleoside reverse-trancriptase inhibitor (NNRTI) atau protease inhibitor
(PI). Pilihan paduan ARV lini pertama berikut ini berlaku pada pasien yang belum pernah
mendapatkan ARV sebelumnya (naif ARV).

Pilih alternatif itu kalo terapi lini pertamanya itu kontraindikais hal 59-64
a. Paduan terapi ARV lini pertama

1. Panduan terapi ARV lini pertama pada orang dewasa


Panduan terapi ARV lini pertama pada orang dewasa, termasuk ibu hamil dan menyusui, terdiri
atas 3 paduan ARV. Paduan tersebut harus terdiri dari 2 obat kelompok NRTI+1 obat kelompok
NNRTI:
1. TDF+3TC(atau FTC)+EFV dalam bentuk kombinasi dosis tetap merupakan pilihan
paduan terapi ARV lini pertama (sangat direkomendasikan, kualitas bukti sedang).
2. Jika TDF+3TC(atau FTC)+EFV dikontraindikasikan atau tidak tersedia, pilihannya
adalah:
AZT+3TC+EFV
AZT+3TC+NVP
3. TDF+3TC(atau FTC)+NVP (sangat direkomendasikan, kualitas bukti sedang)
TDF+3TC(atau FTC)+EFV dapat digunakan sebagai alternatif paduan terapi ARV lini
pertama (rekomendasi sesuai kondisi, kualitas bukti sedang)

Rangkuman paduan terapi ARV lini pertama pada orang dewasa


1. Paduan pilihan TDF + 3TC (atau FTC) + EFV dalam bentuk KDT
2. Paduan alternatif
AZT + 3TC + NVP
AZT + 3TC + EFV
TDF + 3TC (atau FTC) + NVP
AZT + 3TC + EFV
TDF + 3TC (atau FTC) + EFV
2. Paduan terapi ARV lini pertama pada remaja (10-19 tahun)
Paduan terapi ARV lini pertama untuk remaja terdiri atas 3 paduan ARV. Paduan tersebut harus
terdiri dari 2 obat kelompok NRTI+1 obat kelompok NNRTI:
1. TDF+3TC(atau FTC)+EFV dalam bentuk kombinasi dosis tetap merupakan pilihan
paduan terapi ARV lini pertama pada remaja (sangat direkomendasikan, kualitas bukti
rendah).
2. TDF+3TC(atau FTC)+EFV dapat digunakan sebagai alternatif paduan terapi ARV lini
pertama pada remaja (rekomendasi sesuai kondisi, kualitas bukti rendah).
Jika paduan terapi ARV lini pertama di atas memiliki indikasi kontra atau tidak tersedia, salah
satu paduan terapi berikut dapat dipilih (sangat direkomendasikan, kualitas bukti sedang):
AZT+3TC+EFV
AZT+3TC+NVP
TDF+3TC (atau FTC)+NVP
Rangkuman paduan terapi ARV lini pertama pada remaja
Paduan pilihan TDF+3TC (atau FTC)+EFV
Paduan alternatif
TDF +3TC (atau FTC)+EFV
AZT+3TC+EFV
AZT+3TC+NVP
AZT+3TC+EFV
TDF+3TC (atau FTC)+NVP
Belum direkomendasikan pada pengguna rifampisin dan ibu hamil
3.Paduan terapi ARV lini pertama pada anak berusia 3-10 tahun
Untuk anak terinfeksi HIV berusia 3-10 tahun, pilihan paduan kelompok NRTI harus merupakan
salah satu dari berikut: (rekomendasi sesuai kondisi, kualitas bukti sedang).
AZT atau TDF+3TC (atau FTC)
ABC+3TC
Untuk anak terinfeksi HIV berusia >3 tahun, paduan kelompok NNRTI terpilih adalah EFV
dengan alternatif NVP (sangat direkomendasikan, kualitas bukti lemah).

Rangkuman paduan terapi ARV lini pertama pada anak berusia 3-10 tahun
Paduan pilihan AZT+3TC+EFV
Paduan alternatif
ABC+3TC+NVP
ABC+3TC+EFV
AZT+3TC+NVP
TDF+3TC (atau FTC)+EFV
TDF+3TC (atau FTC)+NVP

4. Paduan terapi ARV lini pertama pada anak berusia kurang dari 3 tahun
- Paduan terapi ARV pada anak berusia <3 tahun terdiri atas 2 obat kelompok NRTI dan 1
obat kelompok PI, sedangkan paduan alternatif terdiri atas 2 obat kelompok NRTI dan 1
obat kelompok NNRTI (sangat direkomendasikan, kekuatan bukti sedang).
- Pilihan paduan kelompok NRTI adalah ABC atau AZT dikombinasikan dengan 3TC
(sangat direkomendasikan, kekuatan bukti sedang).
- Paduan berbasis LPV/r harus digunakan sebagai pilihan lini pertama ARV pada anak
berusia <3 tahun, tanpa melihat riwayat pajanan terhadap kelompok NNRTI
sebelumnya. Bila LPV/r tidak tersedia, terapi harus diinisiasi dengan paduan berbasis
NVP (sangat direkomendasikan, kekuatan bukti sedang).
- Apabila tersedia pemantauan viral load, dapat dipertimbangkan perubahan paduan
LPV/r menjadi EFV setelah usia >3 tahun, dengan syarat tercapai supresi virus persisten
(rekomendasi sesuai kondisi, kualitas bukti sedang).
Rangkuman paduan terapi ARV lini pertama pada anak berusia <3 tahun
Paduan pilihan (ABC atau AZT)+3TC+LPV/r
Paduan alternatif (ABC atau AZT)+3TC+NVP

B. Paduan terapi ARV lini kedua (hal 52-56)


1. Paduan terapi ARV lini kedua pada remaja dan orang dewasa
- Paduan obat lini kedua pada remaja dan orang dewasa menggunakan kombinasi
2 NRTI dan 1 boosted-PI. (sangat direkomendasikan, kualitas bukti sedang)
- Pilihan paduan NRTI lini kedua sebagai berikut:
1. Setelah kegagalan terapi ARV lini pertama dengan paduan
TDF+3TC(atau FTC), paduan kelompok NRTI lini kedua yang terpilih
adalah AZT+3TC. (sangat direkomendasikan, kualitas bukti sedang)
2. Setelah kegagalan terapi ARV lini pertama dengan paduan AZT+3TC,
paduan kelompok NRTI lini kedua yang terpilih adalah TDF+3TC (atau
FTC) (sangat direkomendasikan, kualitas bukti sedang).
- Pilihan boosted-PI pada paduan lini kedua adalah LPV/r (sangat direkomendasikan,
kualitas bukti sedang).
Rangkuman paduan terapi ARV lini kedua pada dewasa dan remaja

2. Paduan terapi ARV lini kedua pada anak

C. Paduan terapi ARV lini ketiga


8. Compare and contrast tatalaksana infeksi HIV yang tertera pada panduan terapi oleh
WHO maupun kemenkes! Sebutkan perbedaan rekomendasi dari kedua panduan terapi
tersebut!
Jawab :
WHO mencantumkan kelompok terapi HIV secara rinci sedangkan kemenkes tidak

9. Sebutkan dan jelaskan kriteria gagal terapi yang direkomendasikan dalam panduan
terapi tatalaksana kemenkes!
Kriteria terbaik adalah kriteria virologis, namun bila tidak dapat dilakukan pemeriksaan
laboratorium maka digunakan kriteria imunologis. Sebaiknya tidak menunggu kriteria
klinis terpenuhi untuk mengganti ke lini selanjutnya lebih awal.
Pasien harus menggunakan ARV minimal 6 bulan sebelum dinyatakan gagal terapi
dalam keadaan kepatuhan yang baik. Jika kepatuhannya tidak baik atau
berhenti minum obat, penilaian kegagalan dilakukan setelah minum obat kembali
secara teratur minimal 3-6 bulan.
World Health Organization merekomendasikan ambang batas 1000 kopi/mL untuk
menentukan kegagalan virologis. Hal ini berdasarkan penelitian yang mendapatkan
risiko transmisi HIV dan progresi penyakit sangat rendah pada viral load di bawah 1000
kopi/mL. Di bawah ambang batas ini, viral blip atau viremia kadar rendah (5-1000
kopi/mL) kadang dapat ditemukan namun tidak berkaitan dengan kejadian kegagalan
terapi.Kegagalan virologis dapat terjadi karena beberapa sebab, yang utama adalah
kepatuhan pasien. Resistensi ARV primer (yang ditransmisikan) dapat menjadi
penyebab lainnya, selain faktor efek samping obat, malabsorbsi, interaksi obat ARV
dengan obat lain (lampiran 11 dan 12), termasuk obat di luar resep dokter.

10. Apa yang dimaksud dengan infeksi oportunistik pada pasien dengan HIV? Sebutkan
jenis infeksi oportunistik yang dapat terjadi pada pasien HIV!
Infeksi oportunistik: infeksi yang terjadi saat sistem imun tubuh menurun sehingga bisa
terinfeksi oleh bakteri, jamur, virus,
Kemenkes : Tuberkulosis, neuro-aids → penyebabnya Tripecoccus, dan Hepatitis
(meningitis TB, ensefalitis toksoplasma dan meningitis kriptokokus), infeksi menular
seksual (sifilis, kutil anogenital, herpes genital), kanker serviks, sitomegalovirus,
manifestasi kutan (sarkoma kaposi, dermatitis seboroik, erupsi papular pruritik, folikulitis
eosinofilik, dermatofitosis, herpes zoster, skabies, moluskum kontagiosum, Sindrom
Stevens-Johnson, nekrolisis epidermal toksik), manifestasi oral (kandidiasis oral, oral
hairy leukoplakia, herpes intraoral, labialis rekurens, necrotizing ulcerative periodontitis,
stomatitis, malaria, hepatitis, imunisasi,

11. Sebutkan pilihan terapi untuk masing-masing jenis infeksi oportunistik dan kapan perlu
diberikan beserta pustaka pedoman terapi yang anda gunakan!
Pustaka pedoman terapi : Kemenkes

Infeksi Pilihan terapi Kapan perlu diberikan


Oportunistik

Tuberkulosis Kotrimoksazol Profilaksis kotrimoksazol


(Profilaksis) direkomendasikan pada anak terinfeksi
HIV berusia >5 tahun dengan jumlah CD4
<200 sel/μL atau persentase CD4 <15%;
anak berusia 1-5 tahun dengan jumlah
CD4 <500 sel/μL atau persentase CD4
<15%; serta bayi berusia <12 bulan tanpa
melihat jumlah maupun persentase CD4.

Profilaksis kotrimoksazol direkomendasi


pada ODHA (termasuk wanita hamil)
dengan stadium WHO 3 atau 4 dan/atau
jumlah CD4 <200 sel/μL (sangat
direkomendasikan, kualitas bukti sedang).
Profilaksis kotrimoksazol
direkomendasikan pada semua ODHA
dengan TB berapapun jumlah CD4

Pasien dewasa dengan infeksi HIV yang


akan memulai terapi ARV dan memiliki
jumlah CD4 < 200 sel/μL;dianjurkan untuk
diberikan kotrimoksazol 2 minggu
sebelum memulai terapi ARV.

Isoniazid Anak terinfeksi HIV yang memiliki gejala


gagal tumbuh, demam atau batuk lama
atau riwayat kontak TB, harus dilakukan
evaluasi ke arah
TB dan kemungkinan penyebab lainnya.
Apabila evaluasi tersebut tidak
sesuai dengan TB, profilaksis INH dapat
diberikan tanpa melihat usia (sangat
direkomendasikan, kualitas bukti rendah).
Anak terinfeksi HIV yang memiliki riwayat
kontak TB namun tidak sesuai dengan TB
aktif setelah evaluasi, harus
mendapatkan profilaksis INH selama 6
bulan

Pasien HIV yang tidak terbukti TB aktif,


harus diberikan profilaksis isoniazid
selama 6 bulan

Terapi profilaksis isoniazid harus


diberikan kepada ODHA tanpa tanda TB
aktif tanpa melihat derajat imunosupresi,
status pengobatan ARV, ataupun status
kehamilan

Tuberkulosis a) 2 RHZE diberikan a) Fase awal


(p.81) setiap hari. b) Fase lanjutan
isoniazid(H) b) 4 HR diberikan setiap
rifampisin(R) hari.
pirazinamid(Z) Alternatif : 3 kali dalam
etambutol(E) seminggu (obat program
untuk fase lanjutan
setiap hari masih dalam
persiapan)

Sifilis Benzil benzatin Pengobatan pada sifilis dini, yaitu pada


penisilin (BPG) G 2,4 stadium primer dan sekunder
juta unit injeksi IM,
dosis tunggal
Obat alternatif: prokain
penisilin G 1,2 juta unit,
injeksi IM, sekali, sehari
selama 10-14 hari

Obat pilihan: Injeksi Pengobatan sifilis lanjut, yaitu stadium


BPG 2,4 juta unit, IM tersier, laten lanjut (didapat dalam waktu
seminggu sekali selama >1 tahun atau tidak diketahui)
3 minggu (hari 1, 8, dan
15). Jarak antar injeksi
BPG tidak boleh lebih
dari 14 hari

Obat alternatif: prokain


penisilin G 1,2 juta unit
injeksi IM sekali sehari
selama 20 hari.
Kutil 1) Asam trikoloroasetat
anogenital [trichloroacetic acid
(TCA)] 80-90%, setiap
minggu
2) Bedah eksisi
3) Bedah listrik
4) Krim 5-Fluorourasil
5%– tidak boleh dipakai
pada ibu hamil

Malaria Dihidroartemisinin - Malaria tanpa komplikasi


piperakuin kombinasi
dengan primakuin

Artesunat IV yang Malaria dengan komplikasi


dilanjutkan dengan
dihidroartemisinin-
piperakuin kombinasi
dengan primakuin

Herpes genital Obat pilihan: Episode pertama


Asiklovir 3x400 mg
/hari, per oral, selama 10
hari, atau
Asiklovir 5x200 mg/hari,
per oral, selama 10 hari

Obat alternatif:
Valasiklovir 2x500
mg/hari, per oral, selama
10 hari
Famsiklovir 3x250, per
oral, selama 10 hari

3) Obat pilihan herpes genital rekurens (terapi episodik)


Asiklovir 3x400mg/hari, untuk pasien HIV
per oral, selama 5 hari dan imunokompromais dianjurkan untuk
4) Obat alternatif: dimulai dalam 24 jam setelah
Valasiklovir 2x500 awitan gejala, atau dalam fase prodromal
mg/hari, per oral, selama
5 hari. Famsiklovir
2x500 mg/hari, per oral,
selama 5 hari

5) Obat pilihan herpes genital yang sering rekurens (4-6


Asiklovir 2x400 mg/hari, kali atau lebih
per oral dalam setahun), atau berat untuk pasien
6) Obat alternatif: HIV, imunokompromais, dan
Valasiklovir 2x500 perempuan hamil, dianjurkan untuk
mg/hari, per oral diobati secara supresif dan dinilai
Famsiklovir 2x500 ulang dalam waktu 1 tahun
mg/hari, per oral

Dermatitis Ketokonazol topikal 2% Pasien HIV anak-anak hingga dewasa


seboroik 2-3x/minggu selama dengan dermatitis seboroik ringan
empat minggu dengan (termasuk skalp/kulit kepala)
rumatan sekali seminggu
bila diperlukan.

Kombinasi anti jamur Pasien HIV anak-anak hingga dewasa


topikal (ketokonazol dengan dermatitis seboroik berat
2%) dan kortikosteroid atau ringan namun tidak responsif
topikal. terhadap terapi lini pertama

Erupsi papular Tambahan terapi Pasien HIV anak-anak, remaja, ibu hamil,
pruritik simtomatik dengan dan dewasa dengan erupsi
antihistamin oral dan papular pruritik sebaiknya
kortikosteroid topikal dipertimbangkan ARV sebagai terapi
(kelas 3-6, misalnya utama.
betametason valerat)
direkomendasikan pada
gejala yang menetap.

Folikulitis a) antihistamin oral; Pasien folikulitis eosinofilik dengan HIV


eosinofilik bila tidak adekuat, sebaiknya mempertimbangkan
tambahkan ARV sebagai terapi utama.
b) kostikosteroid
topikal (kelas 3-6,
misalnya betametason
valerat); bila tidak
adekuat, tambahkan
c) itrakonazol oral; bila
tidak adekuat,
tambahkan
d) krim permetrin 5%,
dioles pinggang ke atas.

Dermatofitosis Krim/gel terbinafin 1% Pasien HIV anak-anak hingga dewasa


selama dua minggu atau (termasuk ibu hamil) dengan
krim mikonazol selama infeksi tinea yang tidak luas.
3-4 minggu

Griseofulvin oral. Bila Pada anak-anak hingga dewasa dengan


tidak ada respons, gejala tinea yang luas atau
dipertimbangkan keterlibatan rambut dan kuku, sebaiknya
pemberian terbinafin diberikan
atau itrakonazol oral
Herpes zoster Asiklovir untuk Pada pasien HIV anak-anak, dewasa
mencegah diseminata (termasuk ibu hamil), dan remaja
dan mempercepat dengan herpes zoster, direkomendasikan
penyembuhan (dimulai pemberian
kapanpun saat
terdiagnosis herpes
zoster)

Skabies Olesan permetrin 5% Skabies ringan-sedang (Jumlah lesi


topikal (dua kali olesan). kurang dari atau sama dengan 10 skabies
Bila tidak terdapat ringan,
permetrin, maka lesi 11 hingga 49 dikategorikan ke dalam
diberikan benzil benzoat skabies sedang)
(dua kali olesan)
Bila respons pengobatan
kurang baik, atau Pasien skabies anak-anak hingga
pengobatan dewasa (termasuk ibu hamil) dengan HIV
pertmetrin tidak
memungkinkan, maka
diberikan ivermektin
oral dengan dosis 200
μg/kg.

Dua dosis ivermektin Skabies berat/crusted scabies


oral dengan jarak 1-2
minggu Pasien anak-anak >14 kg dan dewasa
Bila tidak terdapat
ivermektin, dapat
diberikan permetrin
topikal (atau dapat
dengan benzil benzoat)
hingga sembuh secara
klinis. Pemberian
permetrin topikal dapat
diulang berkali-kali
hingga sembuh

Permetrin topikal 5% Pasien anak-anak <15 kg


(atau dapat dengan
benzil benzoat) hingga
klinis sembuh, dapat
diulang berkali-kali
Sebagai tambahan,
dapat diberikan
keratolitik, misalnya
asam salisilat 5% untuk
mengangkat tumpukan
skuama.

Kandidiasis Nistatin suspensi Dewasa kasus ringan


rongga mulut (100.000 U/mL) 4 x 4–6
mLselama 7–14 hari

Flukonazol oral, 100– Dewasa kasus sedang – berat


200 mg sehari, selama
7–14 hari

Vorikonazol 2 x 200 mg Dewasa kasus refrakter flukonazol


, atau Ekinocandin IV
(Caspofungin 70 mg
loading dose, lalu 1 x 50
mg; Micafungin 1 x 100
mg; atau anidulafungin
200-mg loading
dose, lalu 1 x 100 mg)
atau Amfoterisin-B
deoksikolat IV, 0,3
mg/kg per hari

Flukonazol 100 mg 3 Dewasa infeksi rekurens


kali seminggu

Disinfeksi gigi tiruan dan Dewasa kasus denture stomatitis (infeksi


pemberian antijamur kandida terkait penggunaan gigi tiruan)

Nistatin suspensi Anak kasus ringan


(100.000 U/mL) 4 x 1-4
mL selama 7-14 hari

Flukonazol oral 3 mg/kg Anak kasus sedang - berat


/hari selama 7-14 hari

Necrotizing Antibiotik (kombinasi NUS & NUP (NUP butuh eliminasi


ulcerative amoksisilin 3 x 500 mg kalkulus (scaling) dan root planning pada
periodontitis dengan metronidazol 3 kunjungan setelah pemberian antibiotik
dan stomatitis x 500 mg atau
klindamisin 3 x 300
mg), kumur buang
kombinasi klorheksidin
glukonat dan H2O2 3%,
serta debridemen
jaringan nekrotik pada
kunjungan setelah
pemberian antibiotik

12. Sebutkan parameter monitoring efektivitas dan keamanan penggunaan obat HIV!
Pustaka : Kemenkes
a. Viral Load : rutin dilakukan pada bulan ke 6 dan ke 12 setelah memulai ARV dan
berikutnya setiap 12 bulan.
b. CD4 : Pada ODHA yang jumlah virus pada beberapa kali pemeriksaan sudah
tidak terdeteksi dan jumlah CD4 sudah meningkat di atas 200 sel/μL,
pemeriksaan CD4 rutin tidak diperlukan lagi dan dapat menghemat biaya
pemeriksaan. Pada kondisi jumlah virus sudah tidak terdeteksi namun jumlah
CD4 menurun juga tidak membuat klinisi harus mengganti paduan pengobatan.
c. Kegagalan terapi
Pustaka : WHO

Monitoring efek samping pada kehamilan :


a. Proporsi dari kelahiran berat rendah (<2.5 kg) pada wanita dengan HIV.
b. Proporsi dari keguguran dan kelahiran mati pada wanita dengan HIV.
c. Proporsi dari kelahiran prematur (<37 bulan kehamilan) pada wanita dengan HIV.
d. Proporsi dari wanita dengan HIV yang hamil pada minggu pertama (<14 minggu
kehamilan)
Terapi pasca pajanan (tidak keluar ujian) → bayi yng dilahirkan dri ibu + HIV, keluarga pasien,
perawat yng merawat pasien

Naif itu tidak punya riwayat infeksi HIV


Virus masuk melalui seksual
Pada akut infeksi (flu like syndrome) → dimana awalnya virus akan berkembang biak di dalam
Imun akan turun 1000-100000 dan dapat bertahan hingga 10 thn
1 sel jenis makrofrag yng di CNS yng tidak bisa dirusak oleh virus HIV
Parameter untuk menentukan terapi HIV :
1. Usia (dewasa, anak”/remaja, bayi <1 thn) → mempengaruhi pilihan ART
2. Infeksi lain (TB, cryptococus) → mempengaruhi kapan hrs diobati? Maksimum 7 hri di
hari yng sama tidak tergantung CD4
Paratemer untuk mengetahui perbaikan/perburukan HIV adalah nilai CD4 dan viral load
jumlah virus yg diharapkan rendah (hingga tidak terdeteksi)
Jika pasien mengalami kontraindikasi pada pertama (hal 59-61 kemenkes)
Jika pasien mengalami TB dan trikopkokus dilihat dlu kalau masih ada tanda dan gejala
belum tentu TB maka tetap diberikan ART. (Hal 117 WHO)
Jika pasien sudah minum obat TB ya langsung diberi saja ART nya gppa
Immune reconstritution inflammatory syndrome (perbaikan sistem iimun
PIlihan pertama dan alternatif yng dihafalkan
HIV yang dinilai kasus ke 2

Anda mungkin juga menyukai