Kata sulit :
1. Inform konsent -> Informed conset atau persetujuan tindakan medis atau persetujuan tindakan
kedokteran merupakan suatu persetujuan yang dibuat oleh pasien atau keluarganya, untuk
memberikan izin terhadap dokter dalam melakukan serangkaian pemeriksaan, menetapkan
diagnosis , melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang medis dan melakukan tindakan medis
tertentu kepada pasien.
2. Vct -> Kepanjangan VCT adalah voluntary counselling and testing, yang dalam bahasa Indonesia
artinya konseling dan tes HIV secara sukarela. Pengertian VCT adalah saat seseorang secara
sukarela mengikuti proses konseling sebelum dan setelah tes, serta tes HIV.
Semua data dan proses dalam VCT bersifat confidental alias rahasia. Selain membantu mencegah
penularan HIV/AIDS, VCT juga bermanfaat untuk membantu pelakunya mengetahui status HIV-
nya secara lebih dini.
Pertanyaan :
1. Apakah kemungkinan penyakit yang diderita pasien?
2. apakah terdaapt hubungan penggunaan tato dan anting terhadap penyakit pasien?
3. kenapa pasien diperiksa skrining HIV? apakah ada keterkaitannya dengan penyakit pasien?
4. Apa saja yang dilakukan dalam scriinging hiv
5. Bagaimana mekanisme pasien tertular hiv?
6. Apakah ada hubungannya antara punya pasangan sejenis dengan penyakit pasien?
7. Bagaimana prosedur yang tepat untuk pemeriksaan screening hiv? apakah ada syarat dan metode
khusus?
8. Apa yang harus dilakukan apabila pasien memperoleh screening reaktif? Haruskah menuruti
keinginan pasien atau bagaimana?
9. Bagaimana cara menyampaikan hasil reaktif kepada pasien supaya pasien tidak tersinggung?
Satria, amanda
10. Bagaimana penatalaksanaan pasien? Apakah operasi dulu atau menangani hiv yang reaktif dari
pasien?
Jawaban
1. Apakah penyakit yang diderita pasien?
HIV/AIDS
a. Definisi dan klasifikasi (ipd fk ui)
AIDS (acquired immunodefisiensi syndorem) merupakan kumpulan gejala / penyakit yang
disebabkan karena penurunan kekebalan tubuh akibat infeksi hiv. aids sendiri disebabkan
karena human immunodefisensi virus yang termasuk retrovirus subfamili lentiviridae. Tahap
tahap infeksi dari HIV antaralain
- Window period (0-3 minggu) -> anti bodi belom merespon adanya infeksi
- Serokonversi -> mulai terjadi infeksi dengan hiv -> antibodi hiv mulai terbentuk
- Asimtomatik -> tidak terdapat tanda dan gejala hiv, belum ada supresi sistem imun
- Simtomatik -> termasuk tanda dan gejala hiv dan ada perlawanan
- Aids -> infeksi oportunistik dan stadium endstage
Intinya sama, berdasarkan pemeriksaan limfosit dapat dibagi sebagai berikut :
Satria, amanda
Jurnal Revised Surveillance Case Definitions for HIV Infection Among Adults, Adolescents,
and Children Aged <18 Months and for HIV Infection and AIDS Among Children Aged 18
Months to <13 Years --- United States, 2008
Jadi kalo dari robins, hiv di pentol pentolnya dia tersusun dari gp41 dan gp120. Kemuian si
gp120 akan berikatan dengan cd4. Setelah berikatan, protein gp120 akan melepaskan diri dari
tangkainya (gp41) dan akan berikatan ke reseptor kemokin. Kemudian si gp41 akan
melepaskan diri dari gp120 dan bergerak ke membran sel untuk membuka lapisan membran
sel, kemudian si virus bisa masuk dan menginjeksi materi genetiknya ke dalam sel inang.
Satria, amanda
- Infeksi primer (infeksi awal) pada sel di darah dan mukosa → sebagian besar terjadi di
gut (usus)→ akan terjadi replikasi di usus, terjadi reduksi sel T yang banyak pada limfoid
tissue di usus. Virusvirus yang baru akan dihasilkan dan terjadi viremia yang aktif.
Viremia akan menginduksi system imun dan di trap (diperangkap). Dibawa oleh sel
dendritic ke organ limfoid primer. Di organ limfoid primer terjadi aktivasi Limfosit T →
diinfeksi lagi oleh HIV → makin menyebar ke seluruhnya virusnya → akan terjadi
defisiensi system imun
- Sebetulnya system imun dalam tubuh bisa meminimalkan virus,lewat apa saja?
• Sel sitotoksis CD8 : sel CD4 akan dihancurkan oleh sel CD8.
• pada saat awal infeksi primer, terjadi viremia, awalnya bisa ditekan. Setelah
destruksinya makin banyak, CD4 , CD8 akan terus menerus turun, virusnya akhirnya naik
• CD8 akan bertambah terus tetapi virusnya tidak bisa dibasmi sehingga mengalami
exhausted
• Terjadi depresi dan destruksi dari CD4 → kadar Th1,Th2,Th17,TFh turun
• Primer akan menginfeksi limfonodi dan akan dibentuk antibody anti HIV → sama
seperti virus lain. Tapi yang membedakan terjadi latency àvirus tidak bisa dibunuh &
tidak terjadi apa-apa karena virus berada dalam DNA yang tidak aktif bereplikasi
• Jika terjadi aktivasi sel T seperti karena infeksi, inflamasi, atau ada pathogen yang
masuk. Sel akan aktif dan HIV akan tereplikasi. ART(ANTI RETROVIRAL THERAPY)
pada infeksi HIV ada system imun yang teraktivasi dikeluarkan sitokin → terjadi
inflamasi kronis, akibat dari tidak sempurnanya respons imun, system imun tidak bisa
menghancurkan sampai sisa.
• Reservoir ada di gut, jika CD4 di gut didepresi akan terjadi translokasi bakteri di usus,
bakteri akan berpindah dari usus ke vaskuler. Karena ada aktivasi terus menerus akan
terjadi apoptosis dan kelelahan → collapse
Jadi kalo dari buku robins menjelaskan virus hiv akan menginfeksi sel CD4 dan
menimbulkan berbagai mekanisme, yaitu ketika virus bertemu sel cd4 maka virusnya
akan replikasi dan sel akan lisis akibat replikasi virus tadi. kemudian untuk sel yang tidak
keinfeksi ia akan menganalisa sel yg keinfeksi dan memerintahkan sel yg terinfeksi untuk
apoptosis. Kemudian, sel t cd4 yang terinfeksi juga bisa berikatan dengan sel t yg spesifik
thd hiv dan akan menghancurkan sel cd4 tadi yang telah terinfeksi (robins dan jawetz)
Efeknya di sistem imun
Satria, amanda
d. Manifestasi klinis
Jurnal nature hiv infection, jurnal The changing clinical features of HIV-1 infection in the
United Kingdom
- Serokonversi -> mulai muncul antibodi pada tubuh
Terjadi pada 90% orang yang terinfeksi hiv dalam rentang waktu 2-6 minggu
Terjadi gejala akut dan akan menghilang sendiri selama 2 minggu antaralain
Radang tenggorokan
Demam
Ruam makopapular tidak gatal
Pembengkakan kelenjar getah bening
Diare
Batuk
Satria, amanda
- Asimptomatik -> muncul sealama 8-10 tahun -> tidak bergejala dan hanya terjadi
penurunan regulasi ssitem imun seperti
Munculnya alergi terhadap suatu makanan
Dermatitis seboroik/folikulitis
Sel cd4 nya masih normal jumlahnya
- Early simptomatik
Pada fase ini terjadi peningkatan proporsi sel limfosit cd4 yang mengandung hiv ->
akibatnya rapid loss off imune mechanism sama penurunan respon dari antigen
seperti kandida, trikopiton, dan tuberkulin
Kemudian dapat juga terjadi rekurensi infeksi dari herpes/kutil
Kemudian mereka akan mudah terinfeksi bakteri pneumokokus, hemofilus,
salmonella dan shigella
- Late symptomatic
Mulai berkembang infeksi infeksi tadi jadi penyakit -> ciri khas perkembangan
menuju aids mulai muncul
Oral kandidiasis
Oral hairy leukoplakia
Gejala lain seperti
o Demam
o Bb turun
o Kelelhana
o Keringat malam
o Diare
- Aids
Sel cd4 drop -> disfungsi sistem imun dan akan muncul terjadinya infeksi infeksi
yang lebih parah sehingga muncul gejala sebagai berikut
Satria, amanda
Px fisik
Satria, amanda
Ppk primer
Px penunjang
Buku pedoman nasional pengobatan antriretroviral
Terdapat 2 pendekatan untuk tes HIV di indonesia antaralain
- Konseling dan tes HIV sukarela (KTS-VCT)
- Tes hiv dan konseling atas inisiatif petugas kesehatan (KTIP-PITC)
KTIP merupakan kebijakan pemerintah yang harus dilaksanakan pada ibu hamil,
pasien tb, pasien dengan tanda klinis hiv, pasien dengan kelompok beresiko seperti
psk, lelaki seks dengan lelaki, keudian pasien IMS dan seluruh pasangan seksualnya
Tes HIV harus mengikuti prinsip berupa 5 komponen dasar yang telah disepakati
secara global yaitu 5C (informed consent, confidentiality, counseling, correct test
results, connections to care, treatment and prevention services). Prinsip 5C harus
diterapkan pada semua model layanan testing dan konseling (TK) HIV
Prinsip 5c
Buku saku jaminan kesehatan nasional layanan hiv aids dan ims di vaskes
Satria, amanda
Sebelum dilakukan test, dapat dilakukan anamnesis dan screening untuk mengklasifikasikan
pasiennya termasuk golongan beresiko HIV tidak
Buku Program Pengendalian HIV AIDS dan PIMS Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Satria, amanda
Jurnal Revised Surveillance Case Definitions for HIV Infection Among Adults, Adolescents,
and Children Aged <18 Months and for HIV Infection and AIDS Among Children Aged 18
Months to <13 Years --- United States, 2008
test lain yang bisa dilakukan
Satria, amanda
Buku voluntary counceling and testing who, bawah dari jurnal Testing HIV positive in
pregnancy : a study of women's experience and personal testimony following a positive
human immunodeficiency virus (HIV) antibody test result during pregnancy
Jadi intinya untuk vct prosesnya ada pretest counceling, posttest, dan follow up conceling
- Pre test counceling
Jadi pada dasarnya sebelom dilakukan pemeriksaan, harus dilakukan konseling awal.
Pemeriksa harus menanyakan tentang kondisi pasien seperti
Orientasi seksual termasuk pernah berhubungan seks dengan siapa saja
Hubungan dengan kekasih/obat obatan
Menanyai tau ga pencegahan HIV dari pasien
Kemudian menanyakan
Alasan menawarkan tes HIV dan konseling
Keuntungan test hiv dan pencegahan
Layanan yang ttersedia baik hasilnya negatif atau positif
Informasi tentang konfidentialitas
Informasi tentang hak untuk menolak meenjalani test hiv tanpa mempengaruhi akses
pasien pada layanan yang dibutuhkan
Informasi perlunya utk mengungkapkan status hiv kpd org yang dipercaya dan
keluarga
Kesempatan bertanya pada petugas kesehatan
- Kalo menolak nanti diulang tawaran test dan memberikan informasi hiv pada kunjungan
berikuttnya, atau rujuk ke konselor bila telah menolak berulang kali
- Kemudian lakukan test -> Setelah itu lihat hasilnya secara individual
- Konseling non reaktif
Penjelasan tentang hasil test -> termasuk periode jendela (merupakan belom
terdeteksinya antibodi hiv). memberikan anjuran untuk menjalani test kembali
apabila menerima pajanan
Informasi dasar mencegah terjadinya penularan hiv
Pemberian kondom laki laki/perempuan
- Konseling teest reaktif
Direkomendasikan disampaikan dnegan bahasa yang sederhana dan singkat dan
dilanjutkan dengan dialog untuk menangkap keinginan dan perspektif mengenai kasus
mereka
Dapat disampaikan hal sebagai berikut
Memberikan informasi hasil test secara sederhana dan memastikan pasien mengerti
terhadap test yang dilakukan
Melakukan pemeriksaan klinis dan skrining menyeluruh untuk skringin tb
Memberikan rencana pengobatan antriretroviral dan informasi tempat pelayanan arv
terdekat pasin. Kemudian beri kontrimoksasol profilaksis
Memulai konseling pra ARTF
Rujuk ke unit lain terkait kebutuhan pasien
- Konseling pasca test bagi ibu hamil
Satria, amanda
Pada dasarnyaa efek ini berguna menekan kematian -> menurunkan insidensi
infeksi bakteri, parasit, dan p. jiroveci
Tujuan pemberian
- Memulihkan kekebalan tubuh dan meencegah penularan
Cara pemakaian buku program Pengendalian HIV AIDS dan PIMS Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama
- Pastikan pasien kena hiv tidak
- Apabila kena IO -> dirujuk ke RS tingkat lanjutan agar IO ditangani dan diberikan ARV
pada penanganan jg
- Perugas selalu mengawasi dan mendukung -> memberikan informasi yang berguna dan
mudah dimengerti dan menganalisis faktor pendukung dan penghambat tiap kontrol
- Obat dikonsumsi seumuer hidup dan diberikan sedini mungkin.
- Diberikan selama 1 bulan sekali untuk mengontrol kepatuhan minum obat. Apabila dah
stabil dan kepatuhan yang tinggi dapat diberikan 3 bulan sekali
Satria, amanda
- Gunakan regimen yang enak dan mudah utk pasien seperti KDT dosis tetap tenovvofir,
lamivuvir, evavirens
- Pada puskesmas, harus ada pelatihan terkait kader, pemuka agama, dan lsm untuk
menjadi pengingat minum obat
- Apabila ada px laboratorium, dapat dilakukan px dulu namun apabila tidak ada langsung
saja diberikan ART melewati screening aja
- Jelaskan waktu minum obat sangat penting -> tiap 12 jam, dan dipastikan kultur pasien
minum obatnya gmn, klo pake aer harus ditanyakan ada sumber air ga
- Jelaskan meskipun meminum obat harus jaga pla hidup -> tidak suntik suntikan, seks
pake kondom
Untuk tatalaksana awalnya adalah (buku program Pengendalian HIV AIDS dan PIMS
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama)
- Hepatitis c
Satria, amanda
- TB
Satria, amanda
Bayi
Gagal terapi
- ada kritterianya
kegagalan klinis
munculnya IO pada koelompok stadium 4 setelah 6 bulan terapi arv
spt tb, infeksi bakteri berat
kegagalan imunologis
gagal mempertahankan jumlah cd4 adekuat/normal meskipun dah ada penekanan
jumlah virus
kegagalan virologis
viral load tetap > 5000 copies/ml
viral load jd terdeteksi lagi apabila sebelumnya tidak terdeteksi
Satria, amanda
Pakenya adalah
2 NRTI + BOOSTED PI -> bosterd pi merupakan goolongan protease inhibitor
ditambah ritonavir -> berguna untuk mengurangi dosis dari obat PI karena nanti
tinggi sekali
Kalo yang disediakan pemerintah
TDF/AZT+3TC+LPV/r
Satria, amanda
Yang dimaksud dengan Pengungkapan status adalah memberitahukan status HIV kepada orang lain
terkait tindak lanjut yang bermanfaat. Pengungkapan status dalam banyak hal menguntungkan klien
agar ia mendapat dukungan dalam proses pemulihan kesehatannya. Pada kasus dimana klien menolak
membuka status HIV pada pasangannya, biasanya karena takut terjadi tindak kekerasan. Isu pembukaa
status perlu didiskusikan pada konseling pra tes atau KIE sebelum konseling.
1) Cara klien membuka statusnya: apakah akan dilakukan sendiri oleh klien atau dimediasi melalui
konseling pasangan dengan melibatkan konselor.
2) Resistensi klien dalam pengungkapan statusnya: gali lebih dalam apa yang menjadi penghambat
utama dalam membuka statusnya, termasuk dalam hal ini adalah apabila klien mengalami kekerasan
domestik. Akomodasi permasalahan tersebut dengan menyajikan keuntungan membuka status kepada
pasangan serta cara mengatasi hambatan yang dialami. Strategi yang dapat dilakukan apabila klien
berulangkali menolak membuka statusnya dan juga menolak mempraktekkan perilaku yang aman.
Penolakan yang terus dilakukan walaupun telah berulangkali dilakukan konseling, dapat disiasati melalui
pertemuan kelompok.
3) Pada anak dengan HIV positif statusnya dibuka bersama dengan orang tua/wali/pengampu. Informasi
diberikan secara bertahap sesuai perkembangan psikologi anak, sebaiknya ini dilakukan oleh petugas
yang memahami psikologi klinis anak.
Stadium 1
Fase ini disebut sebagai infeksi HIV asimtomatik dimana gejala HIV awal masih tidak terasa.
Fase ini belum masuk kategori sebagai AIDS karena tidak menunjukkan gejala. Apabila ada
gejala yang sering terjadi adalah pembengkakan kelenjar getah bening di beberapa bagian
tubuh seperti ketiak, leher, dan lipatan paha. Penderita (ODHA) pada fase ini masih terlihat
sehat dan normal namun penderita sudah terinfeksi serta dapat menularkan virus ke orang
lain.
Stadium 2
Daya tahan tubuh ODHA pada fase ini umumnya mulai menurun namun, gejala mulai muncul
dapat berupa:
Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas. Penurunan ini dapat mencapai kurang
dari 10 persen dari berat badan sebelumnya
Infeksi saluran pernapasan seperti siunusitis, bronkitis, radang telinga tengah (otitis),
dan radang tenggorokan
Infeksi jamur pada kuku dan jari-jari
Herpes zoster yang timbul bintil kulit berisi air dan berulang dalam lima tahun
Gatal pada kulit
Dermatitis seboroik atau gangguan kulit yang menyebabkan kulit bersisik, berketombe,
dan berwarna kemerahan
Radang mulut dan stomatitis (sariawan di ujung bibir) yang berulang
Stadium 3
Pada fase ini mulai timbul gejala-gejala infeksi primer yang khas sehingga dapat
mengindikasikan diagnosis infeksi HIV/AIDS. Gejala pada stadium 3 antara lain:
Satria, amanda
Diare kronis yang berlangsung lebih dari satu bulan tanpa penyebab yang jelas
Penurunan berat badan kurang dari 10% berat badan sebelumnya tanpa penyebab
yang jelas
Demam yang terus hilang dan muncul selama lebih dari satu bulan
Infeksi jamur di mulut (Candiasis oral)
Muncul bercak putih pada lidah yang tampak kasar, berobak, dan berbulu
Tuberkulosis paru
Radang mulut akut, radang gusi, dan infeksi gusi (periodontitis) yang tidak kunjung
sembuh
Penurunan sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit
Stadium 4
Fase ini merupakan stadium akhir AIDS yang ditandai dengan pembengkakan kelenjar limfa di
seluruh tubuh dan penderita dapat merasakan beberapa gejala infeksi oportunistik yang
merupakan infeksi pada sistem kekebalan tubuh yang lemah. Beberapa gejala dapat meliputi:
Pneumonia pneumocystis dengan gejala kelelahan berat, batuk kering, sesak nafas, dan
demam
Penderita semakin kurus dan mengalami penurunan berat badan lebih dari 10%
Infeksi bakteri berat, infeksi sendi dan tulang, serta radang otak
Infeksi herpes simplex kronis yang menimbulkan gangguan pada kulit kelamin dan di
sekitar bibir
Tuberkulosis kelenjar
Infeksi jamur di kerongkongan sehingga membuat kesulitan untuk makan
Sarcoma Kaposi atau kanker yang disebabkan oleh infeksi virus human herpesvirus 8
(HHV8)
Toxoplasmosis cerebral yaitu infeksi toksoplasma otak yang menimbulkan abses di otak
Penurunan kesadaran, kondisi tubuh ODHA sudah sangat lemah sehingga aktivitas
terbatas dilakukan di tempat tidur
Satria, amanda
Tata Cara Pemulasaran Jenazah Orang Dengan HIV dan AIDS Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Jawa
Tengah
Satria, amanda