• Malaria
• Leishmaniasis
• Amebiasis
• Giardiasis
• Trichomoniasis
• Sleeping Sickness
• Toxoplasmosis
• Pneumocystis Carinii Pneumonia (PCP)
Penyebab plasmodium (4 spesies).
Penyebab : gigitan nyamuk dewasa atau penularan
melalui transfusi darah yg terinfeksi malaria,
penggunaan bersama jarum suntik dg orang yang
terinfeksi.
Malarial Parasite (plasmodium)
Siklus hidup independen (2) :
Sexual cycle: in the mosquito
Asexual cycle: in the human
Obat-obatan hanya efektif selama siklus
aseksual.
Cth AB utk malaria : gol. Sulfonamida, tetrasiklin
dan doksisiklin, klindamisin, azithromycin.
Asexual cycle:
two phases
Exoerythrocytic :
occurs “outside”
the erythrocyte
Erythrocytic:
occurs “inside”
the erythrocyte
Metronidazole amebiasis, trichomoniasis,
giardiasis
Paromomycin amebiasis, cryptosporiasis
Pentamidine P. carini pneumonia,
Pyrimethamine malaria, toxoplasma
Tinidazole giardiasis
Paromomycin sulfate amebiasis
Doksisiklin malaria
Tetrasiklin malaria, amebiasis
Klindamisin malaria, toxoplasma
obat yang digunakan untuk
membrantas atau mengurangi cacing
dalam lumen usus atau jaringan tubuh
Cacing merupakan organisme besar
dan mempunyai struktur yang
kompleks pengobatan spesifik
diethylcarbamazine : menghambat
kecepatan embriogenesis
thiabendazole : menghambat enzim
spesifik cacing, yaitu fumarat
reduktase
Mebendazole : menghambat asupan
glukosa dan nutrien lainnya shg
menyebabkan autolisis dan kematian
Definisi
Tidak terhambatnya pertumbuhan bakteri dengan
pemberian antibiotik secara sistemik dengan dosis
normal yang seharusnya atau dengan kadar hambat
minimalnya.
Cross resistance
Resistensi suatu obat yang diikuti dengan obat lain
yang belum pernah dipaparkan
Resistensi terjadi ketika bakteri berubah dalam
satu atau lain hal yang menyebabkan turun atau
hilangnya efektivitas obat / senyawa kimia / bahan
lainnya yang digunakan untuk mencegah /
mengobati infeksi.
• E-test
Metode E-test digunakan untuk mengestimasi MIC / KHM
(kadar hambat minimum),
Metode ini digunakan strip plastik mengandung agen antimikroba
dari kadar terendah hingga tertinggi dan diletakkan permukaan
media agar yang telah ditanami m.o.
Pengamatan dilakukan pada area jernih yang ditimbulkannya yang
menunjukkan kadar agen antimikroba yang menghambat
pertumbuhan mikroorganisme pada media agar
•Cup-plate technique
Serupa dengan mitode disc diffusion, dimana dibuat
sumur pada media agar yang telah ditanami dengan
mikroorganisme dan pada sumur tersebut diberi agen
antimikroba yang akan diuji.
•Gradient-plate technique
Menggunakan variasi konsentrasi mulai dari 0 hingga
maksimal.
Media agar dicairkan dan larutan uji ditambahkan
campuran kemudian dituang kedalam cawan petri dan
diletakkan dalam posisi miring.
Nutrisi kedua selanjutnya dituang diatasnya.
Media diinkubasi 24 jam (agar agen antimikroba berdifusi
dan permukaan media mengering).
Mikroba uji (maksimal 6 macam) digoreskan pada arah
mulai dari konsentrasi tinggi ke rendah.
Hasil diperhitungkan sebagai panjang total pertumbuhan
mikroorganisme maksimum yang mungkin dibandingkan
dengan panjang pertumbuhan hasil goresan
2. Metode dilusi
Metode dilusi dibedakan menjadi dua yaitu dilusi cair
(broth dilution) dan dilusi padat (solid dilution).
•Metode dilusi cair/broth dilution tes (serial dilution)
Metode ini mengukur MIC dan MBC
Prosedur : membuat seri pengenceran agen antimikroba
pada medium cair yang ditambahkan dengan mikroba uji.
Larutan uji pada kadar terkecil yang terlihat jernih
tanpa adanya pertumbuhan mikroba uji KHM
dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan
mikroba uji ataupun agen antimikroba, dan diinkubasi
selama 18-24 jam jika tetap jernih ditetapkan
sebagai KBM.
•Metode dilusi padat
Serupa dengan metode dilusi cair
namun menggunakan media padat
(solid).
Keuntungan : satu konsentrasi agen
antimikroba uji dapat digunakan
untuk menguji beberapa mikroba uji.